bab ii tinjauan teoritis a. tutor dalam program...

26
11 Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program Pendidikan Kesetaraan 1. Konsep Tutor Menurut (Djudju, 2006: 242) dalam sekripsi (Prita,2010:19) mengatakan bahwa tutor adalah orang yang membelajarkan peserta didik, dan dapat pula disebut pamong belajar, mentor, nara sumber, instruktur, widyaiswara, pelatih, penyuluh, dan sebagainya. Tutor atau pendidik pada umumnya adalah pemegang peran utama dalam program pembelajaran, pendidik diisyaratkan memiliki kemampuannya dalam berbagai situasi pembelajaran. Kepribadian, pengalaman, pengetahuan, gaya, membelajarkan, profesional, kegigihan untuk belajar dan kemauan berubah, percaya diri, keluwesan, dan pribadi yang bertujuan, adalah ciri-ciri khusus yang perlu dimiliki oleh pendidik, karena ciri-ciri tersebut akan berinteraksi dengan unsur-unsur program lainnya. Menurut Muslich Toyib (1980: 248) tutor adalah orang yang berasal dari daerah setempat, dimana pendidikan luar sekolah dilaksanakan/ diselenggarakan atau dari luar desa tersebut mengajar sesuatu pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik. Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tutor adalah orang yang mempunyai kemampuan dan pengalaman untuk mengajar.

Upload: vuongdang

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

11

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tutor Dalam Program Pendidikan Kesetaraan

1. Konsep Tutor

Menurut (Djudju, 2006: 242) dalam sekripsi (Prita,2010:19) mengatakan

bahwa tutor adalah orang yang membelajarkan peserta didik, dan dapat pula

disebut pamong belajar, mentor, nara sumber, instruktur, widyaiswara, pelatih,

penyuluh, dan sebagainya.

Tutor atau pendidik pada umumnya adalah pemegang peran utama

dalam program pembelajaran, pendidik diisyaratkan memiliki kemampuannya

dalam berbagai situasi pembelajaran. Kepribadian, pengalaman, pengetahuan,

gaya, membelajarkan, profesional, kegigihan untuk belajar dan kemauan

berubah, percaya diri, keluwesan, dan pribadi yang bertujuan, adalah ciri-ciri

khusus yang perlu dimiliki oleh pendidik, karena ciri-ciri tersebut akan

berinteraksi dengan unsur-unsur program lainnya.

Menurut Muslich Toyib (1980: 248) tutor adalah orang yang berasal dari

daerah setempat, dimana pendidikan luar sekolah dilaksanakan/

diselenggarakan atau dari luar desa tersebut mengajar sesuatu pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kepada peserta didik. Dari pernyataan di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa tutor adalah orang yang mempunyai kemampuan

dan pengalaman untuk mengajar.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

12

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tutor adalah orang yang diberi tugas untuk melakukan kegiatan

pembelajaran berkaitan dengan bidang studi tertentu seperti mata pelajaran

umum dan agama. Tutor adalah orang yang memiliki kemampuan dan

pengalaman untuk mengajar mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap dan

membimbing peserta didik sesuai dengan keperluan awrga belajar.

Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara

tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pengertian tutor menurut Swojowasito (1980:248), mengatakan bahwa

tutor adalah “guru yang mengajar di rumah”. Dalam kegiatan di sekolah tutor

dapat di artikan adalah guru, yaitu orang mengajar suatu pengetahuan,

keterampilan dan sikap kepada murid atau sasaran didiik.

Pengertian yang serupa dikemukakan oleh Dirjen PLSPO (1980:310),

bahwa “Tutor adalah seseorang yang dipilih atau ditunjuk oleh satgas PLS

desa untuk membimbing peserta didik dalam kelompok belajar”. Lebih jauh

lagi Santoso S. Hamijoyo (1973:9) mengemukakan “tutor adalah pengajar atau

tutor yang akan menjadi pelaksana pendidikan luar sekolah adalah semua

peserta didik setempat yang memiliki I’tikad baik, mempunyai pengetahuan

dan keterampilan serta pengalaman yang sesuai dengan materi pendidikan

yang diperlukan”.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

13

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kesimpulan dari definisi diatas bahwa tutor merupakan pendidik,

sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan dan berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan.

Tutor sebagai penyampai materi pembelajaran dalam pelaksanaan

program pendidikan luar sekolah memegang peranan penting, karena tutor

sebagai kunci dalam menciptakan kegiatan belajar. Tutor merupakan orang

yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pembelajaran melalui

pemberitahuan dan keterampilan terhadap peserta didik agar memiliki perilaku

belajar yang diharapkan.

2. Peran Tutor Dalam Pendidikan Kesetaraan

Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik maka

diperlukan unsur-unsur yang menunjang kelancaran pelaksanaan Program

Paket B. Peran tutor dalam kegiatan Program Paket B adalah seperangkat

tugas utama yang harus dimiliki seorang tutor untuk dilaksanakan. Selain itu

juga peran tutor telah dikemukakan dalam buku modul pelatihan Tutor Kejar

Paket B (1994 : 3) :

a) Mengidentifikasi kegiatan belajar

b) Memotivasi peserta didik

c) Menyusun program belajar dan jadwal belajar

d) Menyiapkan bahan belajar

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

14

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) Melaksanakan proses pembelajaran

f) Melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik

g) Mencatat dan melaporkan proses belajar peserta didik kepada

pelaksana

h) Mengeluarkan/memberi surat keterangan lulus mata pelajaran

Menurut Gagne dalam Muhibbinsyah (1995: 252) mengemukakan

pelaksanaan tugas tutor dalam pembelajaran meliputi:

a. Tutor sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran). Fungsi ini

menghendaki kemampuan tutor dalam mengelola seluruh tahapan proses

pembelajaran, diantara kegiatan-kegiatan pengelolaan proses

pembelajaran, yang terpenting ialah menciptakan kondisi dan situasi yang

sebaik-baiknya yang diwujudkan dalam proses berkomunikasi antara tutor

dan peserta didik.

b. Tutor sebagai desainer of instruction (perancang pengajaran). Fungsi ini

menghendaki tutor untuk senantiasa dan setiap merancang kegiatan belajar

mengajar yang berhasil guna dan berdayaguna. Setiap tutor memerlukan

pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai

dasar dalam menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar.

c. Tutor sebagai evaluator of student learning (penilai prestasi belajar peserta

didik). Fungsi ini menghendaki tutor untuk senantiasa mengikuti

perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau akademik. Peserta

belajar dalam setiap kurun waktu pembelajaran idealnya evaluasi

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

15

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berlangsung sepanjang waktu dan fase kegiatan belajar selanjutnya agar

terjadi perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Fungsi Tutor

Menurut Damodihardjo (1999: 38-39) mengemukakan tentang fungsi

dari tutor adalah sebagai berikut:

a. Sebagai motivator, tutor perlu membangkitkan semangat peserta didik agar

tidak cukup hanya belajar di kelas saja, tetapi perlu mengulanginya lagi di

rumah atau mencari sumber lain.

b. Sebagai fasilitator, tutor harus ahli dan menguasai secara utuh bidang studi

yang diajarkannya, karena tutor perlu memberikan contoh mengenai

banyak cara mengatasi bagi peserta didik yang mengalami kesulitan.

c. Sebagai evaluator, tutor mempunyai otoritas untuk menilai prestasi peserta

didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku.

d. Sebagai pembimbing, tutor perlu memberikan perhatian kepada peserta

didik yang mendapatkan akademis maupun tingkah laku.

e. Pengelola proses belajar mengajar, tutor mengerahkan semua sumber,

mendayagunakan semua potensi serta fasilitas yang berhubungan dengan

proses belajar mengajar di kelas.

f. Sebagai agen pembaharu, tutor dituntut untuk aktif berinisiatif serta kreatif

untuk dapat membuat pembaharuan-pembaharuan pendidikan sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk itu tutor

tidak boleh lepas dari informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran

menjadi biang ajarannya.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

16

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan demikian peran tutor itu sangat menentukan terhadap keberhasilan

program belajar, dan tutor mempunyai tugas dari kegiatan sampai berakhirnya

program Paket B yang dilaksanakan secara teratur, terarah dan sistematis.

Dengan demikian peran tutor sangat penting, karena tutor adalah seseorang

yang paling dominan dalam melaksanakan proses belajar untuk mencapai

suatu tujuan, karena tutor yang terlibat langsung dalam pembinaan dan

pembelajaran peserta didik.

3. Peran Tutor Dalam Memotivasi Peserta Didik

Menurut Hamzah B. Uno (2006: 34) adapun peran tutor yang harus

dilakukan tutor adalah sebagi berikut :

a) Luangkan waktu. Luangkan waktu untuk berbicara dengan peserta

didik dan jelaskan kepada mereka mengapa aktipitas belajar itu

penting.

b) Berikan contoh yang positif. Untuk menggiatkan belajar peserta didik,

tutor tidak cukup dengan memberikan tugas saja, melainkan harus

diberikan pengawasan dan pembimbingan selama peserta didik

mngerjakan tugas dikelas. Karena kebanyakan kebiasaan tutor atau

guru setelah memberikan tugas suka meninggalkan kelas.

c) Pemusatan perhatian peserta didik pada topic. Pada permulaan

pelajaran tutor perlu memusatkan perhatian peserta didik pada topic

yang akan dipelajari. Ada tiga cara yang dapat dilakukan tutor,

pertama, sebelum topic diperkenalkan, tutor dapat melakukan tes awal

untuk menyadarkan peserta didik tentang apa yang belim mereka

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

17

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ketahui tentang suatu topic. Kedua, tutor dapat juga menarik perhatian

peserta didik dalam rangka memperkenalkan topic pelajaran dengan

bercerita pendek atau melalui berita dari surat kabar yang sedang

hangat dibicarakan brkaitan dengan topic. Ketiga, mengemukakan

alasan-alasan pentingnya topic itu dipelajari oleh peserta didik.

d) Mempejelas tujuan belajar yng hendak dicapai. Seseorang akan

berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami apa yang

dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatanya itu. Makin jelas

tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya.

e) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan lingkingan

belajar yang kondusif peserta didik akan lebih focus untuk mengikuti

kegiatan belajarnya.

f) Menggunakan metode belajar yang menarik. Sesuatu yang menarik

atau unik akan lebih dikenal oleh peserta didik dan lebih mudah

diserap.

g) Pernyataan penghargaan. Pernyataan terhadap prilaku yang baik atau

hasil belajar peserta didik merupakan cara yang paling mudah untuk

meningkatkan motivasi belajarnya.

h) Memberikan penghargaan. Sebagai bentuk apresiasi dari hasil belajar

yang baik seperti medali, piala dan lain-lain.

i) Memberikan sesuatu yang baru atau kejutan. Sewaktu-waktu tutor

hendaknya melakukan hal-hal yang tidak diperlihatkan oleh peserta

didik sebelumnya. Dalam hal ini, sebenarnya guru memanfaatkan

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

18

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dorongan ingin tahu peserta didik. Tutor melakukan cara mengajar

yang baru atau mengevaluasi yang baru.

j) Menumbuhkan selera untuk beajar. Pada permulaan belajar, tutor

hendaknya menumbuhkan atau menimbulkan kesan prasaan sukses

dalam diri peserta didik. Oleh karena itu, mulailah pelajaran dengan

hal-hal atau tugas-tugas yang mudah. Berusahalah untuk meyakinkan

peserta didik bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan

untuk memperoleh penghargaan.

B. Konsep Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal

tersebut turut berperan dalam aktifitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari

kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar

yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri

seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang

didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi

yang mendasarinya.

Seperti diungkapkan oleh Hamzah B. Uno (2006: 1), motivasi juga

dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau

melaksanakan. Motivasi lebih dekat kepada mau melaksanakan tugas untuk

mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

19

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan

sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai

anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk

mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar

melakukan pekerjaan yang diinginkannya sesuai dengan tujuan tertentu yang

ditetapkan lebih dahulu.

Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang

terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang mendorongnya dan selalu ada

yang ditujunya. Faktor pendorong itu adalah motif, yang tujuannya adalah

untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan eksistensinya.

Misalnya motif apa yang mendorong seseorang untuk makan, bekerja, belajar

dan sebagainya. Dengan kata lain motif dapat diartikan sebagai dorongan

atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar

seseorang itu berbuat, bertindak atau bertingkah laku. Pengertian motif ini

diperjelas oleh pendapat Sardiman A. M (2004: 71) yang mengemukakan

sebagai berikut:

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melekukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi

intern (kesiapsiagaan). berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

20

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

sangat dirasakan mendesak.

Lebih lanjut, Mc. Donald dalam Sardiman A. M (2004: 71)

mengemukakan pengertian motivasi sebagai berikut:

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan. Pengertian ini mengandung tiga elemen penting yaitu: (1)bahwa

motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu

manusia, (2)motivasi ditandai dengan munculnya rasa/felling dan afeksi

seseorang, (3)motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa motivasi ialah sebagai sesuatu

yang kompleks dan akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

yang ada pada diri manusia yang berhubungan dengan masalah kejiwaan,

perasaan dan emosi untuk bertindak dan melakukan sesuatu yang didorong

oleh adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.

2. Jenis Motivasi

Menurut Sardiman A. M (2004: 87), motivasi dapat digolongkan kedalam

dua jenis, yaitu:

a) Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang

maksudnya bahwa motivasi atau dorongan itu datang dari dalam diri orang

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

21

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut, tanpa paksaan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul disebabkan oleh factor-

faktor yang datang dari luar diri seseorang. Motivasi ekstrinsik ini, apabila

seseorang melakukan aktivitas tidak atas dasar nilai-nilai yang

berkembang dalam objek yang menjadi sasaran atau tendensi tertentu.

Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar.

Dilihat dari segi sifatnya, motivasi mencakup motivasi yang

memberikan harapan, menyadarkan dan upaya paksaan. Adapun menurut

Djudju Sudjana (2004 : 151), motivasi tersebut sebagai berikut:

Motivasi yang sifatnnya memberi harapan yaitu motivasi yang

mendorong atau merangsang harapan (expectation), kebutuhan dan

keinginan seseorang atau kelompok untuk melakukan sesuatu. Jenis

motivasi ini sering dilakukan dalam bentuk pemberian rangsangan

(incentive) dan pemberian penghargaan seperti pujian, hadiah dan

peningkatan karir. Motivasi yang bersifat menyadarkan yaitu penggerakan

yang bersifat ajakan (persuation) sehingga seseorang atau kelompok

melakukan kegiatan yang harus dikerjakan. Sedangkan motivasi yang

bersifat paksaan yaitu upaya penggrakan dan sifaf, fisik, social dan

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

22

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

psikologtnya member sanksi kepada sasaran yang dimotivasi seperti sanksi

administratif, fisik, social dan psikologis.

Penggerakan yang bersifat ajakan (persuation), dalam

pelaksanaannya terdiri atas beberapa tahapan kegiatan (Djudju Sudjana

2004 : 151) yaitu:

a) Menarik perhatian, dalam tahapan ini pihak yang memotivasi

(motivation) harus mampu menumbuhkan perhatian seseorang atau

kelompok yang dimotivasi terhadap tugas atau kegiatan yang harus

dilakukan.

b) Menggugah hati, dalam kegiatan ini motivator dapat menumbuhkan

rasa kebermaknaan pada sasaran yang dimotivasi terhadap nilai-nilai

yang terdapat dalam tugas atau kegiatan yang akan dilakukan.

c) Membangkitkan keinginan, motivator dapat membangkitkan

keinginan, semangat dan dorongan pada sasaran yang dimotivasi untuk

mengerjakan atau melakukan tugas atau kegiatan dengan cara-cara

yang baru atau dikehendaki.

d) Meyakinkan, motivator harus mampu menhilangkan perasaan ragu-

ragu pada diri sasaran yang dimotivasi sehingga ia atau mereka

meyakini dengan sungguh-sungguh tentang kebaikan dan kemanfaatan

melakukan sesuatu tugas atau kegiatan yang akan dilakukan.

e) Menggerakan kegiatan, pada tahapan ini motivator harus dapat

mengupayakan sehingga ajakan, anjuran, dorongan yang dismpaikan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

23

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada sasaran yang dimotivasi dilaksanakandengan nyata, sungguh-

sungguh dan berkesinambungan.

3. Fungsi Motivasi

Setiap manusia dalam hidupnya selalu berusaha dengan sebaik-baiknya

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapat bertahan terus menikmati hidup

dengan selayaknya pada ukuran umunya. Dimana motivasi berfungsi sebagai

pendorong bagi seseorang untuk bertindak atau beraktifitas guna mencapai suatu

tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Sardiman A. M (2004 : 83)

mengemukakan bahwa ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

24

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Tujuan Motivasi

a. Tujuan motivasi mencakup tujuan umum.

Tujuan umum berkaitan dengan upaya untuk mendorong dan memnggerakan

pihak yang akan dimotivasi sehingga mereka mau melakukan tugas dan kegiatan

yang diberikan kepadanya dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan belajar.

b. Tujuan khusus motivasi yaitu :

a) Tumbuhnya dorongan dalam diri seseorang atau kelompok untuk

melakukan tugas atau kegiatan dalam upaya mencapai tujuan

keberlanjutan belajar.

b) Bangkitnya kemauan, keinginan dan harapan pada diri pihak yang

dimotivasi sehingga dapat melakukan kegiatan yang dikehendaki oleh

motivator.

5. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi

Unsur-unsur motivasi adalah bagian-bagian motivasi yang mempengaruhi

motivasi individu sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap perilaku

individu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Unsur-unsur motivasi

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Prestasi/Achievment

Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan

dapat mendorong mencapai tujuannya.

b. Penghargaan/Recording

Penghargaan, pengakuan atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh

seseorang merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas suatu prestasi akan

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

25

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memberikan suatu kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan dalam

bentuk materi/hadiah.

c. Tantangan/Challange

Adanya tantangan yang dihadapi merupakan motivator yang kuat bagi

manusia untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang akan dapat

dengan mudah dicapai dan biasanya tidak mampu untuk menjadi motivator

bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan biasanya

menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya.

d. Tanggung Jawab/Responsibility

Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa

bertanggung jawab.

e. Pengembangan/Development

Pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalaman atau

kesenpatan maju, dapat menjadi motivasi kuat dalam belajar.

f. Keterlibatan/Involvment

Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa

dihargai dan perasaan ini dapat menjadi penggerak atau motivasi dalam belajar.

g. Kesempatan/Opportunity

Kesempatan untuk maju dan berprestasi untuk memperbaiki keadaan akan

menjadi motivator yang kuat bagi diri setiap individu.

Dengan unsur-unsur penggerak motivasi tersebut, maka akan

menimbulkan motivasi pada diri seseorang terutama pada diri peserta didik paket

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

26

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B dalam kegiatan belajar mereka serta menjadi dasar dalam menumbuhkan

motivasi untuk melanjutkan belajar.

C. Konsep Pendidikan Berkelanjutan

Pendidikan berkelanjutan (Continuing education) didefinisikan oleh The

Accredating Comission of the Continuing Education dalam Elih Sudiapermana

sebagai berikut:

Pendidkan berkelanjutan sebagai pengembangan lebih lanjut dari

kemampuan manusia setelah masuk kedalam pekerjaan atau kegiatan

sukarela, ini mencakup pelayanan, dan memperbaharui pendidikan.

Pendidikan berkelanjutan terutama berkaitan luas dengan pribadi dan

professional pembangunan. Ini mencakup pelatihan keterampilan dan

peningkatan kemampuan untuk mengelola pribadi. Melanjutkan pendidikan

termasuk penelitian yang dibuat perlu oleh kemajuan dalam

pengetahuan.(APSS, 1979: 68-69).

Berdasarkan definisi diatas dapat dikemukakan bahwa pendidikan

berkelanjutan merupakan kesempatan belajaar bagi orang dewasa untuk

meningkatkan kemampuan setelah mereka melakukan suatu pekerjaan atau suatu

kegiatan sukarela di masyarakat. Pasal 18 UU RI tahun 2003, menyebutkan

bahwa:

(1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar

(2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan

menengah kejuruan

(3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah

aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah

kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

27

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Dalam

penjelasan atas pasal 18 ayat (3) diatas dikemukakan bahwa: “Pendidikan

yang sederajat dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C pada jalur

pendidikan nonformal.

Pendidikan berkelanjutan adalah perluasan atau merupakan kelanjutan dari

pendidikan dasar untuk dapat mengembangkan Sumber Daya Manusia.

Pendidikan berkelanjutan merupakan sebuah kesempatan untuk menjanjikan

belajar sepanjang masa yang dapat memberikan kekuatan motivasi bagi peserta

didik agar ia dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan yang yang

diarahkan oleh dirinya sendisi (self-directed learning) dengan cara berpikir dan

berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan nya. Dengan demikian dorongan

yang timbul darti diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar secara

berkelanjutan selama hidupnya merupakan esensi pendidikan sepanjang hayat.

Proses belajar dalam lingkup pendidikan berkelanjutan, melalui program-

program pendidikan nonformal, dapat ditempuh melalui berbagai cara. Misalnya

seseorang yang ingin mempelajari teknik-teknik kerajinan tangan, memasarkan

hasil produksinya dan memngelola unit usha maka ia dapat menempuh langkah-

langkah : (1) menyaksikan atau mengamati orang lain yang melakuan kegiatan

tertantu yang diinginkan, (2) Membantu orang lain yang membuat barang atau

melakukan usaha, (3) ikut serta orang lain yang melakukan kegiatan, dan

mengerjakan sendiri pekerjaan/kegiatan tertentu.melalui bebrapa langkah tersebut

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

28

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maka tahap demi tahap ia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan,

sikap dan atau aspirasinya untuk mencapai kepuasa peningkatan diri.

Dengan adanya pendidikan berkelanjutan, mendorong masyarakat untuk

gemar belajar. Dengan demikian masyarakat akan tumbuh menjadi masyarakat

yang terdidik (educated society). Namun makna dari pendidikan jangan sampai

disalah artikan hanya sebatas proses kegiatan belajar mengajar di lembaga

pendidikanformal. Dalam makna yang luas, pendidikan diartikan sebagai

komuniakasi yang terorganisasi dan berkelanjutan serta sengaja disusun dengan

maksud menumbuhkan kegiatan belajar untuk meningkatkan kemajuan dan taraf

hidup. Pendidikan dalam makna ini terjadi dalam berbagai lingkukngan kehidupan

seperti dalm keluarga, lingkungan kerja, masyarakat, dan sekolah. Claslee (1931)

mengemukakan bahwa apabila semua kegiatan kehidupan di masyakat menjadi

wahana pendidikan bgi detiap warganya maka akan terwujud dengan segera suatu

kehidupan yang sangat cepat kearah yang lebih baik di dalam masyarakat dan

kehidupan bangsa.

Adapun jenis-jenis program pendidikan berkelanjutan diantaranya:

1) Program Pasca Keaksaraan : bertujuan untuk memelihara dan

meningkatkan keaksaraan dasar dan keterampilan pemecah masalah,

memberikan seseorang keterampilan kerja dasar yang memadai agar

mereka dapat berfunsi secara efektif dalam masyarakatnya.

2) Program Pendidikan Kesetaraan : dirancang sebagai alternative program

pendidikan yang setara dengan pendidikan sekolah yang ada baik umum

maupun kejuruan.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

29

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Program Peningkatan Pendaptan : membantu peserta meningkatkan

keterampilan kejuruan tertentu sehingga memungkinkan mereka

melakukan kegiatan yang meningkatkan pendapatan mereaka. Program ini

disjikan dalam berbagai kontyeks dan ditujukan kepada mereka yang

berada dibwah garis kemiskimiskinan.

4) Program Peningkatan Mutu Hidup : memberikan kemampuan kepada

peserta dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar agar merweka

dapat meningkatkan mutu hidupnya baik sebagai indipidu maupun

sebagai anggota masyarakat.

5) Program Pengembangan Minat Individu : member kesempatan kepada

perorangan untuk belajar mengenai minat yang dipilihnya baik dalam

bidang social, budaya,dan seni.

6) Program yang Berorientasi Masa Depan : memberikan pemahaman dan

pengetahuan baru kepada masyarakat agar merka mampu beradaptasi

dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tujuan pendidikan berkelanjutan diselenggarakan untuk melanjutkan dan

meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik

dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan

kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

30

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Pendidikan Kesetaraan Sebagai Program PLS

1. Pengertian Pendidikan Kesetaraan

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang system

pendidikan kesetaran adalah program pendidikan nonformal yang

menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA

yang mencakup program paket A, paket B, dan paket C. Pendidikan kesetaraan

adalah jalur pendidikan nonformal dengan standar kompetensi lulusan yang sama

dengan sekolah formal, tetapi konten, konteks, metodelogi dan pendekatan lebih

memberikan konsep-konsep terapan, tematik, induktif, yang terkait dengan

permasalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan hidup berorientasi kerja atau

berusaha mandiri. Dalam standar kompetensi lulusan ada kekhasan khusus yang

meliputi: (1) pemilikan keterampilan dasar untuk keterampilan sehari-hari (paket

A); (2) pemilikan keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja (paket B);

dan (3) pemilikan keterampilan untuk berwira usaha (paket C). perbedaan itu

disebabkan oleh kekhasan karakteristik peserta didik yang karena berbagai hal

tidak biasa mengikuti jalur formal.

Mengacu pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang system

Pendidikan Nasional, Pasal 26, Ayat (6) bahwa hasil pendidikan nonformal dapat

dihargai setara dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian

penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah

dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Istilah setara adalah sepadan

dengan civil effect, ukuran, pengaruh, fungsi dan kedudukan.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

31

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan kesetaraan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik

dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan

fungsional serta pembangunan sikap dan kepribadinan propesional. Sedangkan

tujuan pendidikan kesetaraan adalah:

a) Menjamin pendidikan dasar yang bermutu bagi anak kurang

beruntung (putus sekolah, tidak pernah sekolah) khusus perempuan

minoritas etnik, dan anak yang bermukim di desa yang terbelakang,

miskin, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau

keterbatasan transportasi.

b) Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda

dan orang dewasa melaui akses yang adil pada program-program

belajar dan kecakapan hidup.

c) Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan

menengah.

d) Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan

kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasi diri sekaligus

meningkatkan mutu kehidupannya.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

32

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Prinsip pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan

Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan dikembangkan

berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut:

a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

b) Beragam dan terpadu

c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni.

d) Menyeluruh dan berkesinambungan.

e) Belajar sepanjang hayat.

f) Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

g) Partisipatif.

4. Peserta didik pendidikan kesetaraan

Pendidikan kesetaraan ditujukan pada peserta didik yang berasal dari

masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah/drop

out, dan putus jenjang, serta warga masyarakat lain yang memerlukan layanan

khusus.

Sasaran peserta didik kesetaraan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Masyarakat yang mempunyai kesulitan social ekonomi seperti

petani, nelayan, anak jalanan, dan sejenisnya.

b) Mereka yang berada di pondok pesantren yang belum

menyelenggarakan pendidikan.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

33

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Etnik minoritas, terisolasi karena alasan geografis.

d) Kelompok masyarakat yang membentuk komunitas belajar sendiri.

e) Kelompok masyarakat yang menentukan pendidikan kesetaraan

atas pilihan sendiri.

f) Mereka yang putus sekolah dan putus jenjang.

g) Yang belum sekolah dengan usia diatas usia sekolah.

h) Anak – anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang jauh dari sekolah

Indonesia.

i) TKI yang berada di luar negeri tetapi belum menamatkan

pendidikan dasar.

E. Paket B sebagai program pendidikan luar sekolah

Upaya pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas

sumber daya manusia di Indonesia, terdapat secara jelas dalam Undang-

Undang Republic Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang system pendidikan

nasional. Secara khusus terdapat pada pasal 9 dan 10 yang menjelaskan bahwa

satuan dan jalur pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan Pendidikan Luar

Sekolah (PLS) yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan jalur pendidikan

persekolahan, dalam artian bahwa pendidikan luar sekolah memiliki sifat-sifat

lebih luwes dibandingkan dengan pendidikan persekolahan.

Kedua jalur tersebut dengan cara dan sifat masing-masing berusaha

untuk memberikan pelayanan pendidikan yang seluas-luasnya bagi

masyarakat. Kerja keras telah dilaksanakan dan hasilnya telah dirasakan,

namun kenyatan dewasa ini menunjukan fenomena-fenomena sebagai berikut:

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

34

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Masih banyak warga masyarakat yang memerlukan pembelajaran

lanjutan untuk memenuhi bunyi Undang–Undang RI No. 2 tahun

1989, tentang pendidikan dasar 9 tahun (SD-SMP), seperti tamatan

program paket B dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang

karena berbagai alasan tidak berkesempatan untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan (sekolah) yang lebih tinggi.

2) Masih banyak warga masyarakat yang karena berbagai alasan,

tidak berkesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya di

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

3) Angkatan kerja yang telah bekerja ternyata sebagian besar (lebih

dari 70%) hanya berpendidikan sekolah dasar atau sederajat.

4) Masih banyak angkatan kerja yang belum tertampung dalam pasar

kerja dan masih dirasa perlu peningkatan pengetahuan dan

keterampilan mereka, melalui upaya memasyarakatkan pendidikan

keterampilan untuk memperoleh mata pencaharian yang tetap dan

layak.

1. Pengertian program paket B

Program paket B adalah suatu kegiatan membelajarkan dengan sasaran

warga masyarakat melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan buku

paket B sebagai sarana belajar utama yang isinya terdiri dari pendidikan yang

setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Jangkauan untuk memperluan kesempatan belajar dan meningkatkan

kualitas pendidikan merupakan prioritas utama dalam mengisi pembangunan

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

35

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nasional bagi bangsa Indonesia, khususnya pembangunan bidang pendidikan

dasar 9 tahun, dimana telah dilaksanakan oleh pemerintah baik melalui jalur

pedidikan persekolahan, maupun melalui jalur pendidikan luar sekolah. Upaya

tersebut dipertegas melalui Undang – Undang No. 2 tahun 1989, tentang

system pendidikan nasional pasal 6 yang berbunyi : “setiap warga negara

berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar

memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-

kurangnya setara dengan pengetahuan dan keterampilan tamatan pendidikan

dasar”.

Adapun yang dimaksud dengan pendidikan dasar menurut penjelasan

UU SPN tahun 1989 pasal 13 merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun,

diselenggarakan selama 6 tahun di Sekolah Dasar, dan 3 tahun di Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan sederajat, salah satunya

kegiatan program paket A dan paket B.

Dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayan Republic

Indonesia No. 0131/U/1994 tentang pedoman program paket A dan paket B

yang menyatakan bahwa paket B adalah program Pendidikan Luar Sekolah

yang diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang diberikan

pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Adapun program paket B menurut Anwar Iskandar (1991:6) adalah

sebagai berikut:

Program paket B adalah suatu kegiatan membelajarkan dengan sasaran

warga masyarakat melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tutor Dalam Program …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pls_055057_chapter2(2).pdf · BAB II TINJAUAN TEORITIS A ... Paket B. Peran tutor dalam kegiatan

36

Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

buku paket B sebagai sarana belajar utama yang isinya terdiri dari

pendidikan dasar umum dan pendidikan keterampilan untuk

mengusahakan mata pencaharian yang setara dengan Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama.

Pengertian paket B pada dasarnya merupakan Pendidikan Luar

Sekolah yang berjenjang dan berkesinambungan untuk membelajarkan warga

masyarakat dengan menggunakan buku modul paket B sebagai sarana belajar

utama yang isinya terdiri dari pendidikan dasar umum dan pendidikan

keterampilan, serta diharapkan peserta didik bermata pencaharian tetap dan

memberi peluang untuk melanjutkan program belajar ke jenjang yang lebih

tinggi.

Program paket B tidak hanya difokuskan pada materi pelajaran saja,

tetapi ada kaitannya dengan keterampilan untuk mengusahakan mata

pencaharian yang menjadi sumber nafkah untuk hidupnya, sehingga tidak

akan ada lagi warga masyarakat yang pendidikannya tamatan sekolah dasar

dan tidak mempunyai penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan

hidup, terutama yang menyangkut kebutuhan dasar.