bab ii tinjauan teori a. pengertian...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertemuan sperma dan ovum yang dimulai dari
ovulasi, konsepsi, nidasi dan implantasi sampai dengan janin hidup di dunia
luar (Winkjosastro, 2007, p.55). Kehamilan adalah masa dimulainya
konsepsi sampai lahirnya bayi (Saifuddin, 2007, p.89)
Perubahan Selama Kehamilan
Proses Kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong
kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi.
1. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester (Wiknjosastro, 2007, pp.125-126):
a. Trimester I (konsepsi sampai 12 minggu).
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan selalu diperhatikan
dengan seksama.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas
kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan
keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan
menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah
mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang
mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut
mencederai bayinya.
Gejala yang sering timbul pada ibu hamil trimester pertama
yaitu emesis gravidarum. Hasil penelitian menyebutkan bahwa mual
dan muntah yang terjadi pada ibu hamil berhubungan dengan
tingginya asupan makanan yang mengandung gula, alkohol, minyak,
dan daging. Pada penelitian lain didapatkan bahwa 50% ibu hamil
tidak menyukai alkohol pada awal-awal kehamilannya, hal ini
menunjukkan bahwa gejala morning sicknes yang terjadi merupakan
suatu perlindungan tubuh untuk melawan makanan yang tidak sehat
masuk ke dalam tubuh (Maulana, 2008, p.188).
Namun pernah diduga penyebab rasa mual tersebut akibat
psikologis. Kini diketahui bahwa hal itu akibat kekacauan pada
kegiatan normal tubuh, walau bisa lebih memburuk dengan adanya
stres mental. Diperkirakan, walau belum terbukti, bahwa mual ini
berhubungan dengan kadar hormon HCG (Rose & Neil, 2006, p.58).
b. Trimester II (12 minggu sampai 28 minggu).
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat.
Tubuh ibu sudah terbiasa dengan keadaan hormone yang lebih tinggi
dan merasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu
belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu
sudah mulai menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan
energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini
pula ibu mulai merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya sendiri. Banyak
ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa yang tidak
nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester III (28 minggu sampai 40 minggu).
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan
2 hal yang meningatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu
merasa khawatir kalau bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali takut
kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
2. Tanda-tanda dugaan hamil
Menurut Wiknjosastro (2007, pp.125-126), tanda-tanda
kehamilan antara lain:
a. Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada
tanggal yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid
teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi
meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum
memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk
memastikan adanya kehamilan.
Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun,
pada umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan
bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat
tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga
akibat makan obat-obat tertentu. Selain kehamilan, penurunan berat
badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab
keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus
normal.
b. Perubahan pada payudara
Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika
menjelang haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat
menetap dan semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat,
kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan
kesemutan pada puting susu.
Perubahan diatas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita,
estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta).
Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu
membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan
dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang
mengaliri payudara.
c. Mual dan muntah ( Emesis Gravidarum )
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung
mengalami mual dan muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda,
biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak
diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon
kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu gejala-
gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah menyesuaikan
diri.
Faktor predisposisi yang yang memepengaruhi emesis
gravidarum yaitu: primigravida, hidramnion, kehamilan ganda, dan
mola hidatidosa. Sedangkan faktor psikologis yang
memepengaruhinya yaitu: rumah tangga yang retak, stres, hamil
yang tidak di inginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dan kehilangan
pekerjaan (suparyanto. 2011).
d. Sering kencing
Sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala
bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan
menekan kembali rongga panggul.
e. Obtipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebab oleh
pengaruh hormon steroid.
f. Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi,
hidung, dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai cloasma gravidarum.Areolae mammae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba
di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko-steroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
g. Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama.
h. Varises dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya
varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
3. Tanda-tanda kemungkinan hamil Wiknjosastro (2007, pp.125-126)
a. Perut membesar
b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan
konsistensi rahim
c. Tanda hegar
d. Tanda Chadwick
e. Tanda Piscaseck
f. Kontraksi kecil uterus bila dirangsang
g. Teraba Ballotement Reaksi kehamilan positif.
4. Tanda Pasti kehamilan (tanda positif) Wiknjosastro (2007, pp.125-126)
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) didengar dengan stetoskop
2) monoral dicatat dan dengar dengan alat dopler
3) dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) dilihat pada ultrasonografi
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.
5. Keluhan yang terjadi pada ibu hamil (Hidayati, 2009, pp.49-52).
a. Sakit kepala
b. Rasa mual dan muntah (Morning Sickness)
c. Produksi air liur yang berlebihan (Ptyalism)
d. Mengidam
e. Keringat bertambah
f. Kelelahan
g. Hidung tersumbat / berdarah
h. Gatal-gatal
i. Frekuensi kemih meningkat (Nokturia)
j. Diare.
6. Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari:
a. Stres
b. Dukungan keluarga
c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi (Maulana, 2008,
p.31).
d. Rumah tangga yang retak
e. Hamil yang tidak diinginkan
f. Takut terhadap kahamilan dan persalinan
g. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
h. Kehilangan pekerjaan (Suparyanto. 2011).
B. Pengertian Emesis gravidarum
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya
terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007, p.275).
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini
mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering
disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi
setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimaster
kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2010, p.129).
Morning sickness biasanya dialami pada ibu hamil yang ditandai
dengan rasa mual di pagi hari dan semakin bertambah bila mencium bau
makanan. Rasa muntah biasanya terjadi pada minggu ke-14 sampai 16
minggu (Lamadhah, 2008, p.87). Rasa mual biasanya dialami wanita hamil di
pagi hari selama tiga bulan pertama dan terjadi pada sekitar 80% kehamilan
(Maulana, 2008). Jarang sekali mual-mual ini berlangsung lebih dari tiga
bulan pertama, dan rasa mual ini akan berhenti secara perlahan (Stoppard,
2007,p.28). Sebanyak 90% ibu mengalami mual selama masa kehamilan, dan
sekitar setengahnya disertai muntah, hal tersebut merupakan penolakan tubuh
terhadap makanan yang mengandung toksin (Maulana, 2008, p.187).
Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-
beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa
mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat
(Maulana, 2008, p.189). Namun jika muntah ini terjadi terus menerus, dalam
arti selalu muntah setiap kali makan dan minum sehingga kemudian
mengganggu kesehatan, maka wajib segera diperiksakan. Sebab muntah
semacam ini dapat menyebabkan dehidrasi akibat kekurangan cairan. Selain
itu juga menyebabkan berkurangnya unsur gizi yang diserap tubuh. Syaraf
juga mengalami kelelahan, bisa menimbulkan kerusakan hati dan timbul
warna kuning di mata. Bisa juga menyebabkan peradangan otak dan kematian
(Lamadhah, 2006, p.88).
Mual muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh
berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi
darah kejaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan
makanan ke jaringan juga ikut berkurang. Kekurangan oksigen dan makanan
ke jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mengurangi
kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya. Pada kasus
semacam ini di perlukan penanganan yang serius (Hidayati, 2009, p.65).
Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh
selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan mengakibatkan
keadaan yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga
suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan
terhambat. Di lain pihak kelebihan gizi pun dapat berdampak yang tidak baik
juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal
sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. Yang harus diperhatikan
adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein,
banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu
asin (Maulana, 2008, p.30).
Rasa mual dan muntah (Morning Sickness) yang terjadi pada
kehamilan dapat diakibatkan karena peningkatan hormon HCG (human
chorionic gonadotrophin) dan estrogen atau progesteron, relaksasi otot-otot
halus, perubahan dalam metabolisme karbohidrat berlebihan, mekanisme
kongesti, inflamasi, distensi pergeseran, alergis: sekresi korpus luteum, anti
gen dari ayah, iso aglutinin, keracunan histamin (kusmiati, 2008, pp.125-
126). Namun pernah diduga penyebab rasa mual tersebut akibat psikologis.
Kini diketahui bahwa hal itu akibat kekacauan pada kegiatan normal tubuh,
walau bisa lebih memburuk dengan adanya stres mental. Diperkirakan, walau
belum terbukti, bahwa mual ini berhubungan dengan kadar hormon HCG
(Rose & Neil, 2006, p.58)
Meningkatnya kadar hormon HCG bisa dikatakan bersamaan
dengan timbulnya rasa mual bagi banyak wanita hamil. Meningkatnya
hormon secara tiba-tiba dapat langsung menimbulkan efek pedih di lapisan
perut, dan efek ini berupa rasa mual-mual. Hormon ini juga menyebabkan
hilangnya gula dalam darah yang dapat menimbulkan perasaan sangat lapar
dan sakit (Stoppard, 2007, p.28).
Rasa lapar dan lelah dapat membuat mual dan muntah semakin
parah. Ini sebabnya banyak calon ibu melaporkan adanya mual dan muntah di
pagi hari saat baru bangun tidur dengan perut kosong atau kelelahan setelah
menjalani aktivitas sepanjang hari dapat memicu munculnya mual di malam
hari (Smith, 2007, p.84). Morning sickness tidak akan berkembang hebat bila
seorang ibu hamil mengkonsumsi makan makanan yang sehat
(Maulana,2008, p.188).
Saat hormon menjadi stabil pada minggu ke 12-14, sebagian besar
wanita merasa bahwa mual dan muntah juga berkurang, meski ini tidak
berlaku bagi tiap wanita karena ada beberapa calon ibu yang terus merasakan
mual dan muntah. Beberapa wanita akan kembali mengalami mual pada akhir
kehamilan saat level hormon berubah kembali sebagai persiapan kelahiran
(Smith, 2007,p.84).
Terjadinya mual dan muntah pada kehamilan dikatakan bahaya
apabila peningkatan berat badan yang tidak memadai atau kehilangan berat
badan, terdapat tanda-tanda kurang gizi, hiperemesis gravidarum, terjadi
perubahan status gizi, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, kehilangan
berat badan yang signifikan, ketosis, dan asetonuria (Hidayati, 2009, p.56) .
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2007,
p.275). Namun bila terus merasa sakit sepanjang hari dan selalu muntah tiap
kali makan, lambat laun akan mengalami dehidrasi, dan ini akan
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Jika muntah lebih dari empat kali
sehari atau mual terus menerus terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan
ini akan berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum (Smith, 2007, p.84).
Pada kondisi psikologis yang turut mempengarui kehamilan
biasanya ibu hamil akan mengalami stres yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti, jika stres pada ibu tidak
tertangani dengan baik (Maulana, 2008, p.31).
Dalam keadaan tersebut dukungan keluarga ataupun suami juga
merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika
seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, ibu hamil pun akan merasa
lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan dan nifas (Maulana, 2008, p.31).
Untuk mengurangi gejala mual dan muntah, seorang wanita
penderita emesis gravidarum disarankan untuk makan dalam porsi kecil saja
tetapi sering, serta berhenti makan sebelum merasa kenyang. Kadang–kadang
ibu dianjurkan untuk memilih makanannya sendiri agar lebih berselera.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan Emesis
Gravidarum menurut Maulana (2008, p.189, 2009, p.109) adalah:
1. Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat
membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengonsumsi buah dan sayuran
dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit, dan
sebagainya.
2. Hindari makanan makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas yang
akan memperburuk rasa mual.
3. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah.
Minumlah air putih ataupun jus. Hindari minuman yang mengandung
kafein.
4. Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.
Pemakaiannya juga membutuhkan konsultasi dengan dokter.
5. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar karena itu hanya akan membuat bertambah mual.
6. Pengobatan tradisional: jahe biasanya dapat digunakan mengurangi rasa
mual.
7. Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan utama.
8. Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang rendah seperti
ikan, ayam tanpa kulit, telur dan sebagainya.
9. Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3 jam.
Berikut ini beberapa makanan kecil yang dapat dikonsumsi untuk
mengurangi rasa mual, antara lain (Stoppard, 2007, p.166):
1. Roti yang seluruhnya terbuat dari tepung dan dipanaskan dalam oven
2. Sanwich dengan roti tepung dan keju keras
3. Kacang-kacangan dan kismis
4. Aprikot kering
5. Kue buah (disarankan yang terbuat dari tepung dan gandum)
6. Apel hijau segar
7. Crackers dan keju lembut
8. Sayur-sayuran mentah seperti wortel, seledri, buncis hijau muda lembut,
kacang polong
9. Jus buah segar
10. Peppermint diabetik yang dihisap secara perlahan
11. Muesli yang ditambah katul, kelapa atau apel
12. Yogurt alami tanpa tepung dengan madu
13. Sari buah
14. Teh herbal
15. Buah jus yang lembut seperti persik, pir dan plum
16. Sake susu yang terbuat dari susu skim.
C. Beberapa jenis nutrisi yang dibutuhkan pada ibu hamil
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan, yaitu
diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu
dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya,
kekurangan asupan pada salah satu zat yang mengakibatkan kebutuhan
terhadap sesuatu nutrien terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan
selama kehamilan. Berikut ini beberapa nutrisi yang dibutuhkan ibu selama
hamil (Proverawati, 2009, pp.37-44):
1. Kebutuhan energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori
sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan
berat badan yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas.
Selain itu juga selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi atau
kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan
payudara, dan cadangan lemak.
Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal.
Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000 – 80.000
Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan janin sendiri
untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95 kKal/hari atau sekitar 175-
350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg.
Pada kehamilan trimester pertama kebutuhan energi masih
sedikit dan terjadi sedikit peningkatan pada trimester kedua. Pada
trimester kedua, energi digunakan untuk penambahan darah,
perkembangan uterus, pertumbuhan jaringan mammae, dan penimbunan
lemak. Pada trimester ketiga energi digunakan untuk pertumbuhan janin
dan plasenta. Sumber energi bisa didapat dengan mengkonsumsi beras,
jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan sagu.
2. Karbohidrat
Janin memerlukan 40 gram glukosa/hari yang akan digunakan
sebagai sumber energi. Karbohidrat merupakan sumber utama untuk
tambahan kalori dan energi yang dibutuhkan selama kehamilan.
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan
membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama.
Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti
roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral,
karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang dianjurkan
selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi. Ibu hamil
memerlukan karbohidrat sekitar 1500 kalori.
Bahan makanan yang merupakan sumber karbohidrat adalah
serealia dan produk olahannya, kentang, umbi, dan jagung. Namun,
karena tidak semua sumber karbohidrat baik, maka ibu hamil harus bisa
memilih yang tepat. Misalnya sumber karbohidrat yang perlu dibatasi
adalah gula dan makanan yang mengandung banyak gula, seperti cake,
dan permen.
3. Protein dan asam amino
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, protein memiliki peranan penting. Selama
kehamilan terjadi peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Secara
keseluruhan jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil yaitu kurang
lebih 60-76 gram tiap hari atau sekitar 925 gram dari total protein yang
dibutuhan selama hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk
jaringan baru, maupun plasenta dan janin.
Sumber protein bisa didapat melalui protein hewani dan nabati.
Protein hewani meliputi daging, ikan, unggas, telur dan kerang. Protein
nabati meliputi kacang-kacangan seperti oncom, tahu, tempe dan selai
kacang.
4. Lemak
Asam lemak EPA dan DHA berperan sebagai pertumbuhan
dan perkembangan fetus, khususnya untuk mata dan otak. Lemak
dibutuhkan tubuh untuk membentuk energi dan perkembangan sistem
syaraf janin. Asam lemak esensial adalah asam lemak linoleat, yaitu
lemak tak jenuh, Omega 3. Bahan makan sumber asam lemak Omega 3
antara lain: kacang-kacangan, ikan laut. Turunan asam lemak Omega 6
adalah asam arakidonat yang penting untuk otak janin dan pembentukan
jaringan lain. Bisa didapat dari kacang-kacangan dan biji-bijian.
5. Vitamin
a. Vitamin yang larut dalam lemak
1) Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25
mg/hari dan yang dibutuhkan pada trimester tiga yaitu berkisar
200mg/hari. Vitamin A berfungsi membantu pertumbuhan sel,
jaringan, mata, rambut, kulit, organ dalam, dan fungsi rahim.
Sumber Vitamin A adalah wortel, labu kuning, bayam,
kangkung, dan buah buahan berwarna kemerah-merahan.
2) Vitamin D
Kebutuhan Vitamin D selama kehamilan
diperkirakan 10 mg/hari, sedangkan RDA (Recommended Daily
Allowance atau Asupan Harian yang Disarankan )
menganjurkan 5 mg/hari untuk wanita hamil usia 24 tahun
keatas.
3) Vitamin E
Untuk menjaga pertumbuahan ventus diperlukan
RDA vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari. Untuk ibua hamil
kebutuhannya sekitar 15 mg/hari.
4) Vitamin K
Untuk membantu proses bembekuan darah. Dapat
didapat dari sayuran yang berwarna hijau seperti kubis, sayuran
ubi-ubian, sedikit dikuning telur, susu, dan hati.
b. Vitamin yang larut dalam air
1) Vitamin C
Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70
mg/hari. Vitamin C dibutuhkan untuk memperkuat pembuluh
darah, mencegah perdarahan, mengurangi rasa sakit sebanyak 50
% saat bekerja, mengurangi resiko infeksi setelah melahirkan
dan membantu gigi dan tulang bayi. Sumber vitamin C adalah
buah dan sayuran segar, antara lain jeruk, kiwi, pepaya, bayam,
kol, brokoli dan tomat.
2) Thiamin
Mengetahui kadar Thiamin yang dibutuhkan oleh ibu
hamil dengan cara memasukan ekskresi thiamin urin dan
aktifitas dari enzim thiamin dependent seperti translokasi sel
merah.
3) Niasin dan Riboflavin
Selama hamil niasin diperlukan yaitu 2mg/hari dan
0,3mg/hari dari riboflavin. Riboflavin mengalami peningkatan
sebanyak 15% dan niasin 30%.
4) Vitamin B6
Vitamin B6 penting untuk asam amino dan penting
untuk membantu mengatasi mual dan muntah.
5) Asam Folat
Asam folat merupakan kelompok vitamin B paling
utama selama masa kehamilan karena dapat mencengah cacat
tabung syaraf (neural tube defects) seperti Spina Bifida. Ibu
hamil harus meningkatkan asupan folat hingga 0,4 – 0,5
mg/hari. Asam folat penting untuk perkembangan tulang,
jaringan tisu, dan darah. Sumber Asam folat sayuran hijau, jus
jeruk, asparagus dan brokoli. Sumber vitamin B seperti daging,
hati, telur, keju, susu, kacang – kacangan.
6) Mineral
a) Kalsium
Pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran
kalsium dari ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari dan
mencapai puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu 330
mg/hari. Kalsium mengandung mineral yang penting untuk
pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta
punggung. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang
dan bakal gigi janin yang dimulai sejak kehamilan 8
minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium sekitar 900
mg/hari. Sumber kalsium adalah susu dan olahannya, teri
dan udang kecil dan kacang – kacangan.
b) Magnesium
Janin memerlukan 1 gram magnesium.
Konsentrasi magnesium meningkatkan selama kehamilan
dengan RDA 320 mg dan 50 % dari magnesium diserap ibu.
Magnesium dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
dari jaringan lunak.
c) Phospor
RDA nya sama dengan wanita yang tidak hamil
yaitu 1250 mg/hari untuk wanita hamil dibawah 19 tahun
dan 700 mg/hari untuk wanita yang lebih dari 19 tahun.
d) Seng
RDA wanita hamil mencapai 15 mg/hari ini
menunjukan terdapat 3 mg lebih tinggi dari wanita yang
tidak hamil. Selama kehamilan dan menyusui, kebutuhan
seng meningkat 50%. Seng juga diperlukan untuk
mengembangkan jaringan tisu, terutama otak dan jenis
kelamin.
e) Sodium
Selama kehamilan naik 5000-10000 Meq/hari
sehubungan dengan peningkatan volume darah maternal.
Tabel 2. 1 Kebutuhan gizi untuk ibu hamil (Proverawati, 2009, p.45).
Zat Gizi Kebutuhan
wanita hamil
Sumber makanan
Energi ( kalori ) 2800 Padi-padian, jagung, umbi-umbian, mie, roti.
Protein (gram ) 50 Daging,ikan, telor,kacang-kacangan, tahu, tempe.
Kalsium (mg) 1,1 Susu, ikan teri, kacang-kacangan, sayuran hijau.
Zat Besi ( mg ) 30 Daging, Hati, sayuran hijau.
Vit.A ( SI ) 4000 Hati, kuning telur, sayur, dan buah berwarna, hijau
dan kuning kemerahan.
Vit B1 ( mg ) 1 Biji-bijian, padi-padian, kacang-kacangan, daging.
Vit B2 ( mg ) 1,5 Hati, telur, sayur, kacang-kacangan.
Vit B6 ( mg ) 12,6 Hati, Daging, ikan, biji-bijian, kacang-kacangan.
Vit C ( mg ) 40 Buah dan sayur
Tabel 2. 2 Menu yang dibutuhkan ibu hamil perhari (Maulana, 2008, p.175)
Nama Bahan Berat Gram Ukuran rumah Tangga
Beras
Daging
Tempe
Sayuran
Buah
Susu
Gula
Minyak
300
75
75
300
200
200
10
25
4 gelas nasi
3 potong sedang
3 potong kecil
3 gelas
2 potong
1 gelas
1 sendok makan
5 sendok makan
D. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil dan Janin
(Proverawati, 2009, pp.51-53).
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keperluan gizi pada ibu hamil
diantaranya yaitu:
1. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan.
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih
memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal
sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius mengenai
penambahan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
2. Status ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang
akan dikonsumsi sehari-hari.
3. Pengetahuan zat gizi dalam makanan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya.
Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi
yang cukup bagi bayinya.
4. Status kesehatan
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh
terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan
mengalami nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan
sehat.
5. Aktivitas
Setiap aktivitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak
aktivitas yang dilakukan,energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.
6. Suhu lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahanka pada suhu 36,5-37 derajat
celcius untuk metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara
tubuh dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan
diri dengan kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian
panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan
antara tubuh dan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang
dilepaskan.
7. Berat badan
Berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan menentukan zat
makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar.
8. Umur
Semakin muda dan tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu
tambahan gizi yang banyak karena digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang
dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energi yang besar karena
fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal
maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung.
E. Kerangka Teori
Gambar 1. 1 Kerangka teori
Kebutuhan
nutrisi
Ketersediaan pangan Pengetahuan
Emesis
gravidarum
Tindakan pemilihan
jenis makanan
Kondisi
psikologis
Status gizi ibu
hamil
Tumbuh
kembang
janin
Konsepsi
Dukungan suami
& keluarga
Status gizi
janin