bab ii tinjauan teori a. imunisasidigilib.esaunggul.ac.id/public/ueu-undergraduate-2446-bab2.pdf ·...

39
BAB II TINJAUAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang landasan terori penelitian yang akan dilakukan yang meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI Pada sub bab ini akan diuraikan yang melandasi tentang teori Definisi imunisasi, Tujuan imunisasi, Manfaat imunisasi, Jenis-jenis imunisasi, Sasaran imunisasi, Pokok-pokok kegiatan imunisasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan (imunisasi), Tujuan program imunisasi, Tempat pelayanan imunisasi, Kegiatan pelayanan imunisasi, Acuan persiapan pelayanan imunisasi, Kontraindikasi pemberian imunisasi, Program imunisasi nasional, Vaksin, Jenis vaksin dan Sifat vaksin. 1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tidak akan menderita penyakit tersebut karena sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu pengalaman. (Mulyani, 2013). Imunisasi merupakan pencegahan yang telah berhasil menurunkan mordibitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada bayi dan anak (Anik, 2010). Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan 11

Upload: doantu

Post on 02-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pada bab ini diuraikan tentang landasan terori penelitian yang akan dilakukan yang

meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan.

A. IMUNISASI

Pada sub bab ini akan diuraikan yang melandasi tentang teori Definisi imunisasi,

Tujuan imunisasi, Manfaat imunisasi, Jenis-jenis imunisasi, Sasaran imunisasi,

Pokok-pokok kegiatan imunisasi, Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan

(imunisasi), Tujuan program imunisasi, Tempat pelayanan imunisasi, Kegiatan

pelayanan imunisasi, Acuan persiapan pelayanan imunisasi, Kontraindikasi

pemberian imunisasi, Program imunisasi nasional, Vaksin, Jenis vaksin dan Sifat

vaksin.

1. Definisi Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara

aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tidak

akan menderita penyakit tersebut karena sistem memori (daya ingat), ketika

vaksin masuk kedalam tubuh maka akan dibentuk antibodi untuk melawan

vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu pengalaman.

(Mulyani, 2013).

Imunisasi merupakan pencegahan yang telah berhasil menurunkan mordibitas

(angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada bayi

dan anak (Anik, 2010). Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal

atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan

 

11

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

12

kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, Sehingga untuk terhindar dari

penyakit lain, diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu

penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut maka ia tidak

menjadi sakit. (Hadinegoro, 2011).

Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi seperti disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak, polio

dan tuberculosis (Notoatmodjo, 2003).

Imunisasi dapat dilakukan pada anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak-

anak karena sistem imun yang belum sempurna, sedangkan pada usia 60 tahun

terjadi penuaan sistem imun nonspesifik seperti perubahan fungsi sel sistem

imun, dengan demikian usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi penyakit auto

imun dan keganasan. (Mulyani, 2013).

Menurut penulis imunisasi adalah Suatu proses pemberian imunisasi dasar :

BCG, Campak, Polio, DPT/HB, DT, TT yang diberikan kepada balita Untuk

meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap penyakit Sehingga jika terpajan

pada penyakit tersebut maka ia tidak akan menjadi sakit.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

13

2. Tujuan Imunisasi

Menurut Maryuani, (2010) tujuan pemberian imunisasi antara lain :

a. Tujuan/manfaat imunisasi adalah sebagai mencegah terjadinya penyakit

tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu di dunia.

b. Tujuan dan kegunaan imunisasi adalah untuk melindungi dan mencegah

penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.

c. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap

penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbilitas dan mortilitas serta

dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.

d. Tujuan diberikan imunisasi adalah mengurangi angka penderita suatu

penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan

kematian pada penderitanya.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan diberikan imunisasi yaitu untuk mencegah

penyakit dan kematian bayi dan anak–anak yang disebabkan oleh wabah

yang sering muncul.

Program imunisasi yang dilakukan adalah untuk memberikan kekebalan

kepada bayi sehingga bisa mencegah penyaikt dan kematian serta anak yang

disebabkan oleh penyakit yang sering terjangkit. Secara umum tujuan

imunisasi menurut (Mulyani, 2013) antara lain :

a) Imunisasi dapat menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada bayi dan balita.

b) Imunisasi sangat efektif untuk mencegah penyakit menular

c) Melalui imunisasi tubuh tidak akan mudah terserang penyakit menular.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

14

3. Manfaat Imunisasi

Menurut Mulyani, (2013) manfaat imunisasi adalah :

a) Bagi keluarga : dapat menghilangkan kecemasan dan memperkuat psikologi

pengobatan bila anak jatuh sakit, mendukung pembentukan keluarga bila

orang tua yakin bahwa anaknya akan menghadapi dan menjalani anak

anaknya di masa kanak-kanak dengan tenang.

b) Bagi anak : dapat mencegah penderitaan atau kesakitan yang ditimbulkan

oleh penyakit yang kemungkinan akan menyebabkan kecacatan atau

kematian.

c) Bagi keluarga dapat memperbaiki tingkat kesehatan dan mampu

menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan

pembangunan nasional.

4. Jenis-jenis Imunisasi

Berdasarkan proses dan mekanisme pertahanan tubuh imunisasi dibedakan

menjadi 2 (dua) yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif (Aziz, 2008).

a. Imunisasi aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan

terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi

imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral

serta dihasilkan cell memory, sehingga apabila benar–benar terjadi infeksi

maka tubuh secara cepat dapat merespon.

b. Imunisasi pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu zat yang

dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

15

manusia atau binatang yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang di

duga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

5. Jenis imunisasi dasar

1. BCG (Bacille Calmette-Guerin), Perlindungan penyakit : TBC /

Tuberkulosis. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberkulosis,

namun dapat mencegah komplikasinya atau tuberkulosis berat.

a. Kandungan : Mycobacterium bovis yang dilemahkan,

b. Waktu pemberian : Umur : usia < 2 bulan, apabila BCG diberikan di

atas usia 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.

Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

c. Kontraindikasi : Reaksi uji tuberkulin > 5 mm.Menderita inveksi

Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau dengan resiko tinggi

infeksi HIV Menderita gizi buruk Menderita demam tinggi.

d. Efek samping Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore

hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun

dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit,

merah, atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak

berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan

sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu

diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan

dan imunisasi tidak perlu diulang. Jika demam pakailah pakaian

yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin,

jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3-4 jam bila

diperlukan.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

16

2. POLIO

a. Perlindungan Penyakit : Poliomielitis/Polio (lumpuh layuh).

b. Waktu Pemberian : Vaksin polio oral diberikan pada bayi baru lahir

sebagai Dosis awal, kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar

mulai umur 2-3 bulan yang diberikan tiga dosis terpisah berturut-

turut dengan interval waktu 6-8 minggu.

c. Kontraindikasi Demam (>38.5 0C) Muntah atau diare Keganasan,

HIV (Human Immunodeficiency Virus) Efek samping Diperkirakan

terdapat 1 kasus poliomyelitis paralitik yang berkaitan dengan vaksin

terjadi setiap 2,5 juta dosis OPV (Oral Polio Vaksin) yang diberikan.

Resiko terjadi paling sering pada pemberian pertama dibandingkan

dengan dosis-dosis berikutnya. Setelah vaksinasi sebagian kecil

resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan, dan nyeri otot.

3. Campak

a. Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus

campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan

panas, batuk, pilek, konjungtivitis, dan ditemukan spesifik enantem

(Koplik’s spot) diikuti dengan erupsi mukopapular yang

menyeluruh.

b. Penyebab : campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk

dalam family Paramyxovirus. Virus ini sensitif terhadap panas, dan

sangat mudah rusak pada suhu 370c.

c. Waktu pemberian : pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara

subkutan, walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskular.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

17

d. Efek samping

Efek samping pemberian imunisasi campak berupa demam > 39,5oC

yang terjadi pada 5-15% kasus dijumpai pada hari ke 5-6 setelah

imunisasi dan berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat dijumpai pada

5% resipien, timbul pada hari ke 7-10 berlangsung selama 2-4 hari.

e. Reaksi yang berat dapat ditemukan gangguan fungsi sistem saraf

pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati timbul pada 30 hari setelah

imunisasi.

4. Hepatitis B

a. Perlindungan Penyakit : Hepatitis B

b. Waktu dan dosis pemberian : Minimal diberikan sebanyak 3 kali

Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir Interval antara dosis

pertama dan kedua minimal 1 bulan.Dosis ketiga merupakan penentu

respons antibodi karena merupakan dosis booster (3-6 bulan).

c. Efek samping Kejadian pasca imunisasi pada hepatitis B jarang

terjadi, segera setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak

tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan,

nyeri, rasa mual, dan nyeri sendi. Orang tua/pengasuh dianjurkan

untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah), jika

demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat

dikompres air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb

setiap 3-4 jam bila diperlukan, boleh mandi atau cukup disekdar

dengan air hangat. Jika reaksi tersebut menjadi berat dan menetap,

atau jika orang tua merasa khawatir, bawalah bayi / anak ke dokter.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

18

5. Measles, Mumps, Rubella (MMR)

Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, parotitis,dan

campak Jerman (Rubella).

a. Parotitis menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada

salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri.

Parotitis bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan

korda spinalis) dan pembengkakan otak. Campak Jerman (Rubella)

menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar

getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan

otak atau gangguan perdarahan.

b. Perlindungan penyakit : Campak, Parotitisdan Rubella

c. Waktu dan dosis pemberian : diberikan dosis tunggal 0.5 ml

subkutan, dan diberikan pada umur 12-18 bulan.

d. Kontra Indikasi Keganasan Demam akut, defisiensi imun Efek

samping. Pada penelitian yang mencakup 6000 anak yang berusia 1-

2 tahun, dilaporkan setelah vaksinasi MMR dapat terjadi malaise,

demam, atau ruam yang terjadi 1 minggu setelah imunisasi. Dalam

masa 6-11 hari setelah imunisasi, dapat terjadi kejang demam pada

0.1 % anak ensefalitis pasca imunisasi <1/1000.000 dan

pembengkakan kelenjar parotis pad 1 % anak berusia sampai 4

tahun, biasanya terjadi pada minggu ketiga dan kadang-kadang lebih.

Trombositopenia biasanya akan sembuh sendiri, kadang- kadang

dihubungkan dengan komponen rubella dari MMR.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

19

6. Hepatitis A

a. Perlindungan Penyakit : Hepatitis A

b. Penyebab : Virus hepatitis A

c. Waktu Pemberian : dibuat dari virus yang dimatikan Vaksin

diberikan 2 kali, suntikan kedua atau booster bervariasi antara 6-18

bulan setelah dosis pertama,tergantung produk (IDAI, 2008).Vaksin

diberikan pada usia > 2 tahun.

d. Jarang menimbulkan efek samping. Reaksi lokal merupakan efek

samping tersering (21% -54%) tetapi umumnya ringan.

7. Typhoid & Parathypoid

a. Perlindungan Penyakit : Demam typhoid

b. Dibuat dari kuman Salmonella typhi yang telah dilemahkan

Penyebab penyakit typhoid : Bakteri Salmonella typhi

c. Cara pemberian : oral dan parenteral Dosis : Kemasan dalam bentuk

kapsul, untuk anak umur > 6 tahun atau lebih. Suntikan : untuk anak

> 2 tahun.

d. Waktu Pemberian : imunisasi diulang setiap 3 tahun.

8. VAricella

a. Perlindungan Penyakit : cacar air Penyebab penyakit varicella :

Virus Varicella-Zoster

b. Waktu Pemberian : Vaksin varicella dapat diberikan setelah umur 12

bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

20

diberikan pada umur >12 tahun, diperlukan 2 dosis dengan interval

minimal 4 minggu.

c. Kontra indikasi Demam tinggi, Defisiensi imun, Pasien dengan

pengobatan kortiko steroid dosis tinggi.

9. Hib (Haemophillus Influenza b)

a. Perlindungan penyakit : Meningitis

b. Bagian kapsul Hib yang disebut polyribosyribitol phosphate (PRP)

menentukan virulensi dari Hib.Vaksin Hib yang beredar di Indonesia

adalah vaksin konjugasi dengan membran protein luar dari Neisseria

meningitides yang disebut sebagai PRP-OMP dan konjugasi dengan

protein tetanus yang disebut sebagai PRP-T.Kedua vaksin tersebut

menunjukan efikasi dan keamanan yang sangat tinggi. Vaksin Hib

diberikan sejak umur 2 bulan PRP-OMP diberikan 2 kali sedangkan

PRP-T diberikan 3 kali dengan jarak waktu 2 bulan Vaksin tidak

boleh diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan karena bayi tersebut

belum dapat membentuk antibody.

10. Pneumokokus

a. Penyebab penyakit : Pnemonia

b. Waktu pemberian : diberikan pada bayi berumur 2, 4, 6, bulan dan

diulang pada umur 12-15 bulan.Interval antara dua dosis 4-8 minggu

c. Efek samping : Eritema, bengkak, indurasi dan nyeri di bekas tempat

suntikanEfek sistemik : demam, pusing, gelisah Reaksi berat seperti

reaksi anafilaktik jarang ditemukan Efek samping biasanya terjadi

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

21

setelah dosis kedua namun tidak berlangsung lama, akan menghilang

dalam 3 hari.

11. Influenza

a. Penyebab penyakit : Influenza

b. Vaksin Influenza mengandung virus yang tidak aktif, diproduksi dari

virus yang tumbuh pada embrio ayam. Terdapat dua macam vaksin,

yaitu whole-virus vaccine dan split-virus vaccine.

c. Jadwal pemberian : diberikan pada anak sehat usia 6-23 bulan.

Dosis: untuk < 3 tahun 0. 25 ml dan untuk > 3tahun 0.5 ml.

d. Efek samping : efek samping minimal berupa ruam makula/papula,

9% menunjukan reaksi lokal ringan dan transien serta 28% reaksi

sistemik ringan.

e. Kontra indikasi: Individu dengan hipersensitif anafilaksis terhadap

pemberian vaksin influenza sebelumnya dan komponen vaksin

seperti telur. Individu yang sedang menderita penyakit demam akut

yang berat Ibu hamil dan menyusui.

12. HPV ( Human Papilloma Virus)

a. Penyebab penyakit : Kanker serviks

b. Terdapat 2 jenis vaksin HPV: vaaksin bivalen dan quadrivalen

diberikan pada anak perempuan sejak usia > 10 tahun Dosis 0.5 ml

diberikan intramuskular pada daerah deltoid.

c. Efek samping : Nyeri, reaksi kemerahan dan bengkak pada tempat

suntikan, Reaksi sistemik : demam, nyeri kepala, dan mual.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

22

6. Sasaran imunisasi

Seseorang yang beresiko untuk terkena penyakit dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi diantaranya:

1) bayi dan anak balita, anak sekolah, dan remaja.

2) calon jemaah haji/ umroh.

3) orang tua, manula.

4) orang yang berpergian keluar negeri.

7. Pokok – pokok kegiatan imunisasi.

Menurut Mulyani (2013) pokok-pokok kegiatan imunisasi digolongkan 3

diantaranya :

1. Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap) : 1)Imunisasi BCG;

2)Imunisasi DPT 3 x; 3)Imunisasi polio 3 x; 4)Imunisasi campak 1 x.

2. Pencegahan penyakit untuk anak sekolah dasar : 1) Imunisasi DT; 2)

Imunisasi TT.

3. Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS/calon mempelai wanita :

1) imunisasi TT 2 x.

8. Faktor – faktor yang mempengaruhi kekebalan (imunisasi)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekebalan Menurut Mulyani (2013)

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Umur

Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih

mudah terserang. Sedangkan pada usia sangat muda atau usia tua lebih

rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

23

mungkin disebabkan karena kedua kelompok unsur tersebut daya tahan

tubuhnya rendah.

b. Seks

Untuk penyaki-penyakit menular tertentu seperti polio dan diphteria lebih

parah terjadi pada wanita dari pada pria.

c. Kehamilan

Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-

penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pnemonia, malaria serta

amebiosis. Sebaliknya untuk penyakit typhoid dan meningitis jarang terjadi

pada wanita hamil.

d. Gizi

Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap

penyakit-penyakit infeksi, sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan

seseorang terhadap penyakit infeksi.

e. Trauma

Stres, salah satu bentuk trauma merupakan penyebab kerentanan seseorang

terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.

9. Tujuan program imunisasi

Menurut Notoatmojo, (2011 hal; 48) tujuan program imunisasi adalah untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah Disentri,

tetanus, bentuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, tuberkulosis.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

24

Imunisasi penting untuk diberikan hal ini karena kira-kira 3-100 kelahiran anak

akan meninggal karena penyakit campak. Sebanyak 2 dari 100 kelahiran akan

mati karena batuk rejan. Dari setiap 200.000 anak, akan menderita penyakit

polio. Satu dari 100 anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Imunisasi

yang dilakukan akan melindungi anak terhadap penyakit. Walaupun pada saat ini

fasilitas pelayanan untuk vaksinasi ini telah tersedia dimasyrakat, akan tetapi

tidak semua bayi telah dibawa untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap.

10. Tempat Pelayanan Imunisasi

Sekarang ini, untuk mengoptimalkan pelayanan imunisasi, dan mencapai

keberhasilan program imunisasi telah tersedia tempat yang digunakan sebagai

tempat pemberian imunisasi.

Imunisasi dapat dilakuakan di posyandu, puskesmas, rumah sakit, praktek

dokter, polindes, dan tempat lain yang sudah disediakan. dibawah ini tempat

pelayanan kesehatan yang dapat melayani imunisasi (Mulyani, 2013) :

1) Praktek dokter/tim kesehatan atau rumah sakit swasta

2) Pos pelayanan terpadu

3) Rumahsakit bersalin, BKIA, atau rumah sakit pemerintah, dan Puskesmas.

11. Kegiatan Pelayanan Imunisasi

Menurut Mulyani, (2013 hal; 12) Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari

kegiatan oprasional rutin dan khusus. kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan imunisasi rutin

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

25

Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dan terus menerus yang harus

dilakukan pada priode waktu yang telah ditentukan. Kegiatan ini telah

terbukti efektif dan efisien, kegiatan ini meliputi :

(1) Imunisasi pada bayi Yaitu imunisasi yang dilakukan pada bayi yang

berumur 0 - 11 bulan, meliputi BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan

Campak. Idealnya bayi ini harus mendapatkan imunisasi dasar yang

lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, polio 4 kali, hepatitis

3 kali, campak 1 kali. Untuk menilai kelengkapan status imunisasi dasar

lengkap bayi, dapat dilihat distatus imunisasi campak, karena

pemberian imunisasi campak yang dilakukan paling akhir setelah

keempat imunisasi dasar pada bayi yang lain yang telah diberikan.

(2) Imunisasi pada wanita usia subur (WUS)

(3) Imunisasi pada anak usia sekolah.

B. Imunisasi Tambahan

Merupakan kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukanya

masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi.

Kegiatan ini tidak rutin dilakukan karena hanya ditunjukan untuk

mengulangi penyakit tertentu. Beberapa kegiatan imunisasi tambahan yaitu

menurut Mulyani, (2013) adalah sebagai berikut :

a. Backlog fighting adalah upaya aktif dalam melengkapi imunisasi dasar

pada anak yang berumur 1 – 3 tahun. Sasaran utama dari backlog

fighting adalah desa atau kelurahan yang belum mencapai UCI selama

dua tahun berturut-turut. Universal Child Immunization (UCI) adalah

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

26

tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0 – 11 bulan),

ibu hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi

dasar lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis

Polio, 4 dosis hepatitis, 1 dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita

subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar meliputi 1

dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT.

b. Cras program Yaitu ditunjukan untuk wilayah yang memerlukan

intervensi secara tepat untuk mencegah terjadinya KLB (kejadian luar

biasa). Pemilihan lokasi crash program didasarkan atas beberapa

kriteria yaitu : angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I (penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi) tinggi, infrastruktur (tenaga

sarana dan dana kurang) dan desa yang selama 3 tahun berturut-turut

tidak tercapai target UCI.

12. Acuan Persiapan Pelayanan Imunisasi

Walaupun imunisasi merupakan suatu hal yang lazim dilakukan akan tetapi

perlu kehati-hatian dalam menjalankanya. Untuk menyampaikan pelayanan

imunisasi menurut Mulyani, (2013) ada beberapa acuan yang harus dilakukan

yaitu :

a) Logistik

Agar dapat memenuhi kebutuhan logistik di posyandu petugas kesehatan

dapat menyampaikan jadwal sasaran imunisasi per antigen kepada

koordinator imunisasi. Dimana koordinasi imunisasi akan menyampaikan

kebutuhan vaksin, alat suntik oplos dan kotak pengaman untuk posyandu.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

27

Jenis alat yang diperlukan untuk pelayanan yaitu : a) Termos atau vaksin

carier Alat ini digunakan untuk menyimpan atau membawa vaksin dari

suatu tempat ketempat lainya; b) Cool pack kotak dingin cair Yang

digunakan sebagai pendingin yaitu wadah plastik yang berbentuk segi empat

yang diisi dengan air kemudian di dinginkan dalam lemari es dengan suhu 2

derajat celsius – 8 derajat celsius.selama minimal 24 jam; c) Vaksin, pelarut

dan penetes Jumlah vaksin yang diperlukan dalam pelayanan imunisasi

harus sama dengan jumlah pelarutnya begitu juga dengan penetesnya; d)

Alat suntik (ADS); e) Safety box (kotak pengaman); f) Kapas basah dan

wadah; g) Bahan penyuluh (poster, leaflet); h) Alat tulis; i) Kartu imunisasi

(KMS, kartu TT, buku ibu dan anak); j) Kohort atau register; k) Plastik

sampah atau tempat sampah; l) Sabun.

b). Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari lemari es :

d. Sebelum membuka lemari es, tentukan dulu berapa banyak botolvaksin

yang dibutuhkan untuk pelayanan.

e. Catat suhu didalam lemari es. Jangan terlalu sering membuka lemari es

dan meningalkan dalam keadaan terbuka.

Memilih vaksin sesuai urutan yaitu sebagai berikut : a) Vial vaksin yang

sudah terpakai tetap tersimpan dalam lemari es; b) ampul atau botol

vaksin tertutup yang telah dibawa ke pelayanan keluar dan telah berada

diluar lemari es; c) vaksin dengan WM kondisi B atau mulai berubah A

menjadi B; d) vaksin-vaksin paling lama yang belum melewati tanggal

kadaluarsa.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

28

c). Memeriksa apakah vaksin aman diberikan.

d). Menyiapkan termos.

e). Menyiapkan tempat kerja.

13. Kontra Indikasi Pemberian Imunisasi

Menurut Mulyani, (2013) Ada tiga macam kontra indikasi pemberian imunisasi

yaitu:

1. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukan tanda-tanda dan

gejala AIDS sedangkan vaksin yang lain sebaliknya diberikan

2. anafilaksis atau reaksi hipersentivitas yang hebat merupakan kontra indikasi

yang mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dari

panas > 38 derajat celsius merupakan kontra indikasi pemberian DPT atau

HB1 dan campak.

3. jika orang tua sangat keberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi

yang sakit lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali

lagi ketika bayi sudah sehat.

14. Program Imunisasi Nasional

Menurut Hadinegoro, (2011) Program imunisasi nasional dikenal sebagai

pengembangan program imunisasi (PPI) atau expanded program on

immunisation (EPI). dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program PPI

merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai

komitmen internasional yaitu universal child immunization pada akhir 1982.

UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DTP, polio 3, dan

campak minimal 80% sebelum umur satu tahun. Sedangkan untuk cakupan DTP,

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

29

polio 1 BCG minimal 90%. Imunisasi yang termaksuk dalam PPI adalah BCG,

polio, DPT, campak dan hepatitis B.

Program imunisasi melalui PPI mempunyai tujuan akhir (ultimate goal) sesuai

dengan komitmen internasional yaitu : (a) eradikasi polio; (b) eliminasi tetanus

material dan neonatal (maternal and neonataltetanus elimination-MNTE); (c)

reduksi campak (RECAM); (d) peningkatan mutu pelayanan imunisasi; (e)

menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (save injection parcties); (f)

keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management).

15. Vaksinasi

Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen

kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan yang berguna

untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang, ( Maryuani, 2010).

Menurut Mulyani, (2013) Vaksinasi adalah merupakan suatu tindakan yang

dengan sengaja memberikan paparan antigen yang berasal dari suatu patogen.

Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak

menimbulkan sakit maupun mereproduksi lomfosit yang peka sebagai antibody

dan sel memori. Cara ini cukup memberikan kekebalan. Tujuanya adalah

memberikan “infeksi ringan” yang tidak berbahaya namun cukup untuk

merespon imun sehingga apabila terjangkit penyakit yang sesungguhnya di

kemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh dengan cepat membentuk

antibody dan mematikan antigen/penyakit yang masuk tersebut.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

30

Berbagai Keuntungan Vaksinasi Mulyani, (2013 ) antara lain :

(1) Pertahanan tubuh yang dibentuk oleh beberapa vaksin akan dibawa seumur

hidupnya.

(2) vaksinasi adalah “cost-effective” karena murah dan efektif.

(3) vaksinasi tidak berbahaya. Reaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauh

lebih jarang dari komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut

secara alami.

16. Jenis Vaksin

Menurut Hadinegoro, (2011) Beberapa jenis vaksin yang dibuat berdasarkan

proses produksinya antara lain :

1. Vaksin hidup (live attenuated vacine ) Yaitu vaksin yang terdiri dari kuman

atau virus yang dilemahkan, masih antigenic akan tetapi tidak fatogenik.

Contohnya yaitu virus polio oral. Oleh karena vaksin yang di berikan sesuai

infeksi alamiah (oral), virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang baik

diepitel saluran cerna, sehingga akan memberikan kekebalan local. Sekresi

antibody igA lokal yang ditingkatkan akan mencegah virus liar masuk

kedalam sel tubuh.

Imunitas aktif dari vaksin hidup tidak dapat berkembang karena pengaruh

dari antibody yang beredar. Antibody yang masuk melalui plasenta atau

transfuse dapat mempengaruhi perkembangan vaksin mikroorganisme dan

menyebabkan tidak ada respon. Vaksinasi campak merupakan

mikroorganisme yang paling sensitif terhadap antibody yang beredar dalam

tubuh. Virus vaksin polio dan rotavirus paling sedikit terkena, vaksin hidup

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

31

dapat menyebabkan penyakit, umumnya bersifat ringan disbanding dengan

penyakit alamiah atau dianggap sebagai kejadian ikutan. Respon imun

terhadap vaksin hidup attenuated pada umumnya sama dengan yang

diakibatkan oleh infeksi alamiah. (Mulyani, 2013).

2. Vaksin Mati (Klied Vaccine/ Inactiveted Vaccine)Vaksin mati ini tidak

patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena itu

diperlukan pemberian beberapa kali. Vaksin ini selalu membutuhkan dosis

multiple. Pada umumnya protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan

sistem imun. Respon imun protektif baru timbul setelah dosis kedua atau

ketiga hal ini berbeda dengan vaksin hidup, yang memunyai respon imun

mirip atau sama dengan vaksin hidup, yang mempunyai respon imun

terhadap vaksin mati sebagian besar humoral, hanya sedikit atau tidak

menimbulkan imunitas selulartiter antibody terhadap antigen inactivated

menurun setelah beberapa waktu. Sebagian hasilnya maka vaksin

inactiveted membutuhkan dosis suplemen (tambahan) secara priodik.

3. Rekombinan.

Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitoporganisme yang

patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan

kode gen epitop bagi sel penerima vaksin. Terdapat 3 jenis vaksin yang

dihasilkan dengan rekayasa genetik yang saat ini tersedia.

a. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukan suatu segmen

gen virus hepatitis B ke dalam sel ragi. Sel ragi yang telah berubah ini

menghasilkan antigen permukaan hepatitis B murni.

b. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bacteria samonella typhy yang genetik

diubah (modified) sehingga tidak menyebabkan sakit.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

32

c. Tiga dari 4 virus yang berada dalam vaksin rotavirus hidup adalah

rotavirus kera rhesus yang menghasilkan antigen rotavirus manusia

apabila mengalami replikasi.

4. Vaksin polisakarida

Vaksin polisakarida adalah sub-unit yang inactiveted dengan bentuknya

yang unik terdiri dari atas rantai panjang molekul-molekul gula yang

membentuk permukaan kapsul bakteri tertentu. vaksin polisakarida murni

tersedia untuk 3 macam penyakit yaitu pneumokokus, meningkokus, dan

heamophillus influenza tipe B.

5. Taksoid

Bahan yang bersifat imunogenik dibuat dari toksin kuman.pemanasan dan

penambahan pormalin biasanya digunakan dalam proses pembuatannya.

Hasil dari pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai Natural Plain

Toxoid, dan merangsang terbentuknya antibody antitoksin. Imunisasi

bakterial toksoid efektif selama satu tahun. Bahan adjuvan digunakan untuk

memperlama rangsangan antigen dan meningkatkan imunogenestasinya.

6. Vaksin DNA Plasma (Plasmid DNA Vaccine)

Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode

antigen yang patogen dan ssat ini dalam pengembangan penelitian. Hasil

akhir penelitian pada binatang percoban menunjukan bahwa vaksin DNA

(virus dan bakteri) merangsang respon hormonal dan selular yang cukup

kuat, sedangkan penelitian ini klinis pada manusia saat ini sedang

dilakukan.Berdasarkan Fungsinya Vaksin terbagi menjadi 8 menurut

(Mulyani, 2013) yaitu : Vaksin BCG (bacillus calmette guerine) yaitu untuk

pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.Vaksin DPT (Difteri

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

33

Partusis Tetanus) untuk pemberian kekebalan secara stimulan terhadap

difteri, pertusis, dan tetanus.

a. Vaksin TT (Tetanus Toksoit) yaitu untuk pemberian kekebalan aktif

terhadap tetanus.

b. Vaksin DT (Diefteri Dan Tetanus) untuk pemberian kekebalan stimulan

terhadap difteri dan tetanus.

c. Vaksin polio yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap

poliomyelitis.

d. Vaksin campak yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap

penyakit campak.

e. Vaksin hepatitis B untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi

yang disebabkan oleh virus hepatitis B.

f. Vaksin DPT/HB untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

diefteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.

17. Sifat-sifat vaksin

Berdasarkan kepekaan atau sensivitasnya terhadap suhu dibedakan menjadi 2

yaitu antara lain :

1. Vaksin yang bersifat sensitive terhadap panas (heatsensitive) merupakan

golongan vaksin yang akan rusak jika terpapar dengan suhu yang

berlebihan. Vaksin Polio, BCG, dan Campak.

a. Polio yaitu pada suhu beberapa derajat celsius diatas udara luar

(ambient temperatur < 34 derajat celsius) dan dapat bertahan selama 2

hari.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

34

b. Campak dan BCG yang akan rusak pada suhu berapa derajat celsius

diatas suhu udara luar (ambient temperatur < 34 derajat celsius) dan

dapat bertahan selama 7 hari.

2. Vaksin yang sensitive terhadap beku ( freeze sensitive) Merupakan vaksin

yang akan rusak bila terpapar dengan golongan dalam sifat ini antara lain

suhu dingin atau pembekuan. Vaksin yang tergolong dalam sifat ini antara

lain hepatitis B, B-PID, DPT-HB, DT dan TT.

a. Hepatitis B dan DPT-HB pada suhu -0,5 derajat c. Dapat bertahan

selama maksimal setengah jam.

b. DPT, DT, dan TT pada suhu -5 derajat c – 10 derajat c dapat bertahan

selama maksimal 1,5 – 2 jam.

c. DPT, DPT-HB, DT berapa derajat celsius diatas suhu udara luar

(ambient tempratur < 34 derajat celsius) dan bertahan selama 14 hari.

d. Hepatitis B dan TT beberapa derajat celsius diatas suhu udara luar

(ambient tempratur < 34 derajat celsius) bertahan selama 30 hari.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

35

B. PENYULUHAN

Pada sub bab ini akan diuraikan teori tentang penyuluhan yang meliputi definisi

penyuluhan, sasaran penyuluhan kesehatan, jenis-jenis penyuluhan, faktor-faktor

yang mempengaruhi dalam penyuluhan, tinjauan umum tentang balita, tinjauan

umum tentang hubungan penyuluhan ibu dengan anak usia balita terhadap

kunjungan imunisasi.

1. Definisi Penyuluhan.

Kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,

menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungan dengan kesehatan (Anwar, 2010).

Gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandasan prinsip-

prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga,

kelompok masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana

caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perorangan maupun

kelompok dalam meminta pertolongan jika perlu. (Depkes, 2010).

Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh

dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “Perilaku” (Behaviour)

yang merupakan perwujudan dari Pengetahuan , Sikap dan Keterampilan

seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain , baik secara langsung

atau tidak langsung. (Persagi. 2010).

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

36

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa

dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta

pertolongan (Effendy, 2003).

Menurut penulis penyuluhan adalah Sebagai proses aktif atau interaksi

antara penyuluh dan penerima atau yang disuluh sehingga terjadi suatu

keadaan interaksi Peatback antara penyuluh dan yang disuluh.

2. Macam-macam metode penyuluhan

a. Metode diktatik.

Proses penyuluhan bersifat satu arah (one way method), yang termasuk

dalam metode ini adalah ceramah, poster, media cetak (majalah,

buletin, surat kabar), media elektronik (radio,televisi).

b. Metode sokratik.

Proses penyuluhan yang bersifat dua arah (two way method), termasuk

dalam metode ini adalah diskusi, curah pendapat, demonstrasi, simulasi,

bermain peran. (role playing), sosiodrama, simposium, seminar, studi

kasus, penyuluhan kesehatan melalui telepon, satelit komunikasi.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

37

3. Jenis-Jenis Penyuluhan

Menurut teori Suharjo, (2003) ada berbagai jenis-jenis penyuluhan yang

dilakukan diposyandu diantaranya adalah : Penyuluhan diposyandu Tentang

Balita yaitu :

1) Penyuluhan kesehatan

Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan

diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan

cara menyebarluaskan pesan dan menamkan keyaninan. Dengan

demikian, masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga

mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan

kesehatan. Terkait dengan definisi tersebut, maka petugas peyuluh

kesehatan harus menguasai ilmu komunikasi dan menguasai

pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan.

Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan

kesehatan antara lain :

a. Metode Ceramah

Suatu cara dalam menerangkan suatu ide, pengertian atau pesan

secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh

informasi tentang imunisasi.

b. Metode Diskusi Kelompok

Pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang

suatu topik dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

c. Metode Curah Pendapat

Suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota

mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

38

terpikirkan oleh masing-masing peserta dan evaluasi atas pendapat-

pendapat tadi dilakukan.

d. Metode Panel.

Pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau

peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih penulis

dengan seorang pemimpin.

e. Metode Bermain peran.

Memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan

tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi

Suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur

tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan

menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap

kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium

Serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan

topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

h. Metode Seminar

Suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas

suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai

bidangnya. Suatu penyuluhan yang bertujuan mengubah perilaku

hidup masyarakat tidak mudah dilakukan. Mengubah perilaku

memerlukan kesadaran, dan memerlukan proses panjang. Oleh

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

39

karena itu, tenaga penyuluh di lapangan tidak boleh bosan apalagi

putus asa melakukan kegiatan penyuluhan.

Penyuluhan kesehatan, dalam hal ini tentang imunisasi, berdampak

akan menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat, sehingga mereka

akan berperan-serta dalam proses pembangunan kesehatan, terutama

dukungan terhadap pelaksanaan program imunisasi.

Tugas pokok penyuluhan kesehatan masyarakat adalah melaksanakan

kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan

masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan

media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang

berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam

rangka pengembangan perilaku masyarakat yang mendukung

2) Penyuluhan Imunisasi

Penyuluhan imunisasi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan Imunisasi.

Penyuluhan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu

keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara

keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan

apa yang bisa dilakukan.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

40

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar Penyuluhan dapat

mencapai sasaran yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

b. Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah

pula dalam menerima informasi baru.

c. Adat Istiadat

Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat

istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

d. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada

kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

e. Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat

dalam penyuluhan kesehatan. Selain itu petugas penyuluh

kesehatan masyarakat juga mempunyai peran, fungsi dan

kompetensi (Fitriani, 2011).

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

41

3) Penyuluhan Gizi

Penyuluhan gizi menurut Suharjo, (2003) adalah pendekatan dukatif

yang menghasilkan perilaku individu/masyrakat yang diperlukan dalam

peningkatan/pertahankan gizi baik.

a. Tujuan Penyuluhan Gizi

Tujuan Penyuluhan Gizi adalah sebagai berikut : a) Terciptanya

sikap positif terhadap gizi; b) Terbentuknya pengetahuan &

kecakapan memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan; c)

Timbulnya kebiasaan makan yg baik; d) Adanya motivasi

mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yg berhubungan dengan

gizi.

b. Ciri-ciri Penyuluhangizi

Ciri-ciri penyuluhan gizi adalah sebagai berikut : a) Penyuluhan

kesehatan perlu direncanakan dimulai dari penemuan data atau

masalah yg dihadapi, penetapan tujuan, hingga evaluasi dan

pengembangan; b) Penyuluhan merupakan suatu proses merupakan

suatu rangkaian kegiatan. Satu kegiatan disusul kegiatan lain. Yg

berarti juga lebih dari satu kegiatan; c) Penyuluhan menggunakan

kombinasi pengalaman belajar. Hal ini berarti bukan hanya satu

metode; d) Penyuluhan disampaikan kepada individu, kelompok

maupun massa; e) Tujuan perubahan perilaku hidup sehat.

Perubahan perilaku yang berarti pengetahuan, sikap dan

ketrampilan. Perilaku hidup sehat meliputi promotive, preventive,

kurative dan rehabilitative.

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

42

c. Alasan Pentingnya Penyuluhan Gizi

Bahwa masalah-masalah kesehatan dan gizi disamping disebabkan

oleh bibit penyakit (faktor biologis) juga diakibatkan oleh perilaku

manusia yg bersangkutan.

d. Pelaku Penyuluhan Gizi : a) Penyuluhan dapat dilakukan oleh

perorangan sebagai anggota masyarakat (ahli gizi) ataupun sebagai

petugas suatu lembaga (Puskesmas, RS, lembaga swasta/ LSM); b)

Seluruh petugas kesehatan / gizi, maupun institusi kesehatan / gizi

formal maupun lembaga swadaya masyarakat mempunyai

kewajiban moral untuk melakukan penyuluhan kesehatan / gizi

baik secara individu, kelompok maupun massa.

4. Sasaran penyuluhan kesehatan

Menurut Effendy, (2003) Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada

individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu,

keluarga binaan dan masyarakat binaan.

Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada

masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan,

masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

43

Menurut Notoatmodjo, (2007) metode penyuluhan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara

optimal. Metode yang dikemukakan antara lain :

a. Metode penyuluhan perorangan (individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina

perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu

perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan

individual. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

a). Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.

Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan

dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,

berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima

perilaku tersebut.

b). Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien

untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan.

b. Metode penyuluhan kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada

sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan

kelompok kecil.

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

44

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran

penyuluhan. Metode ini mencakup :

a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15

orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan

seminar.

1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan metode ceramah adalah :

a). Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri

menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu

penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi

dengan sistematika yang baik.

b). Pelaksanaan,

Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila

penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai

sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan

penampilan yang meyakinkan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor

penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.

a) Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai

materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran,

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

45

bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara

terlalu kecil dankurang dapat didengar serta penyampaian materi

penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.

b) Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga

sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi

terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang

disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih

mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam

sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal

sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

c) Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak

sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan

dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan

yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat

peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga

membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti

oleh sasaran.

6. Tinjauan Umum Tentang Balita

Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orang tua anak-anak tumbuh

dan menemukan jalan-jalannya. Saat balita tumbuh dan berkembang, ia

begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya.

Namun mungkin banyak dari kita para orang tua yang belum menyadari

bahwa sesungguhnya dalam diri balita terjadi perkembangan potensi yang

kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia (Kresno, 2009).

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

46

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu.

Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti

pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain. Anda

juga harus tahu bahwa setiap anak memiliki garis pertumbuhan yang

berbeda-bedah, anak tersebut akan tumbuh mengikuti pola pertumbuhan

normalnya. Demikian pula dengan perkembangan fungsi tubuh, setiap anak

memiliki tahapan perkembangan menujuh ke fungsi yang lebih baik.

Cirinya adalah dapat diukur secara kuantitatif, mengikuti perjalanan waktu

dan dalam keadaan normal setiap anak memiliki jalur pertumbuhan tertentu

(Soetjiningsih, 2012).

Bayi usia di Bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita

merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal.

Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun (Kresno,

2008). Ciri khas perkembangan balita :

1) Perkembangan fisik

Pertumbuhan berat badan menurun, terutama di awal balita. Hal ini

terjadi karena balita banyak menggunakan energi untuk bergerak.

a. Pengembanganpsikologis

1) Psikomotor

Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan

psikomotor balita yang mulai terampil dalam pergerakannya.

Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari,

memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam,

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

47

melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh

dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga

mulai terlatih seperti menulis, menggambar, memegang benda

dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti

memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan

menyuapkan makanan ke mulutnya, serta mengikat tali sepatu

(Kresno, 2008).

2) Aturan.

Pada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan

mengendalikan diri atau biasa disebut sebagai toilet training.

Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu mulai berlatih

untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan

untuk membuang kotoran (Kresno, 2008).

3) Kognitif

Pada periode usia ini pemahaman terhadap objek telah lebih

baik. Balita memahami bahwa objek yang disembunyikan masih

tetap Ada dan akan mengetahui keberadaan objek jika proses

penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika proses

penghilangan objek tidak terlihat, balita tersebutmengetahui

bahwa benda tersebut masih ada namun tidak mengetahui

dengan tepat letak objek tersebut. Balita akan mencari pada

tempat terakhir ia melihat objek tersebut. (Kresno, 2008).

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

48

4) Sosial dan individu

Pada periode usia ini, balita mulai belajar berinteraksi dengan

lingkungan sosial di luar keluarga, pada awal masa balita,

bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu

temapt dengan teman sebaya, namun tidak bersama-sama dalam

satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain

bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan

melibatkan aturan permainan dan pembagian peran (Kresno,

2008).

5) Pendidikan dan pengembangan

Cara belajar yang diberikan pada anak balita adalah melalui

bermain serta rangsang dari lingkungannya, terutama

lingkungan rumah.

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI A. IMUNISASIdigilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2446-bab2.pdf · meliputi kunjungan imunisasi dan penyuluhan. A. IMUNISASI ... dengan imunisasi

49

C. Kerangka Teori (Kerangka Berpikir )

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas, maka kerangka

teori penelitian ini adalah sebagai berikut Hubungan penyuluhan ibu tentang

anak usia balita dengan kunjungan imunisasi di Posyandu Kelurahan Kebun

Jeruk Jakarta Barat.

Keterangan : tidak diteliti

Diteliti

Gambar : 2.1 kerangka teori modifikasi teori Effendy, 2003.

BALITA

IMUNISASI :

1. imunisasi pasif : (Anti Tetanus Serum)

2. Imunisasi Aktif : (Imunisasi Polio Dan Campak)

3. Imunisasi Dasar : (BCG, CAMPAK, POLIO, DPT, D, TT)

Aktif Tidak aktif Faktor yang mempengaruhi penyuluhan :

a. Faktor penyuluh b. Faktor sasaran c. Faktor proses dalam

penyuluhan

PENYULUHAN  

KUNJUNGAN IMUNISASI