bab ii tinjauan pustaka pengetahuan ialah informasi …
TRANSCRIPT
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan ialah informasi yang telah dikombinasikan antara
komunikasi dengan pemahaman seseorang dan kesadaran orang tersebut
untuk melakukan tindakan tersebut. Hasil informasi terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo 2014).
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat yaitu (Notoadmodjo, 2014) :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2. Pemahaman (comprehension)
Suatu kemampuan sesorang menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat menjelaskan materi tersebut secara
benar.
3. Penerapan (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi rill (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintetis menunjuk kemampuan untuk meletakkan bagian-bagian
dalam suatu bentuk kesuluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
3. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
a. Kategori baik yaitu menjawab benar 76%-100%
b. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56%-75%.
c. Kategori kurang yaitu menjawab benar <56%.
Teknik Analisa data
Rumus yang digunakan adalah
Rumus : P = F x 100%
N
Keterangan :
P = Presentase
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah soal
B. Ibu
1. Pengertian ibu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian ibu adalah wanita
yang telah melahirkan seseorang anak. Ibu adalah orang tua perempuan
seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Ibu memiliki
peranan yang sangat penting bagi anak, dan panggilan ibu dapat diberikan
untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang
mengisi peranan ini (id.m.wikipedia.org).
Peran orang tua dalam penelitian ini adalah tindakan yang dilakukan orang
tua khususnya ibu. Karena ibu adalah sosok yang umumnya lebih dekat dengan
anak dalam interaksi sehari-hari terutama dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut meliputi fungsi pendidik dengan memberikan bimbingan dan arahan
kepada anak, panutan dengan memberikan contoh dan teladan dalam perilaku,
serta peran sebagai komunikator dengan menciptakan komunikasi dengan
membicarakan segala topik secara terbuka tetapi arif, menciptakan rasa aman
dan terlindung untuk memberanikan anak dalam menerima masukan yang
diberikan serta berperilaku sesuai yang dicontohkan orang tua atau ibu
(BKKBN 2012).
2. Pengertian Anak
Anak adalah seseseorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau
belum mengalami masa pubertas. Menurut psikologi, anak adalah periode
perkembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia 5 tahun atau 6 tahun
periode ini biasa disebut periode pra sekolah, kemudian berkembang setara
dengan tahun-tahun sekolah dasar (Wikipedia).
3. Kesehatan Gigi Anak
Kesehatan gigi anak merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak itu sendiri. Padahal kecerdasan anak bisa dipengaruhi juga
oleh kesehatan gigi dan mulutnya. Namun masih banyak orang tua yangg
kurang peduli dalam menjaga kesehatan gigi anaknya, sehingga menyebabkan
masalah kesehatan salah satunya karies gigi (Agam, 2013). Email gigi pada
anak sangat rentan terhadap kerusakan karena tidak sekuat email gigi dewasa.
Oleh karena itu pengetahuan orang tua khususnya ibu diharapkan dapat
menjadi teladan dalam pemeliharaaan kesehatan gigi anak (Rompis dkk).
4. Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Kesehatan Gigi Anak
Pengetahuan mengenai kesehatan gigi anak menjadi keharusan bagi
seorang ibu demi perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi anak yang baik.
Pengetahuan ibu yang merupakan orang terdekat dengan anak dalam
pemeliharaan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap
dan prilaku anak. Pola asuh orang tua khususnya ibu berperan penting dalam
merubah kebiasaan yang buruk bagi kesehatan anak. Sikap, prilaku dan
kebiasaan orang tua selalu dilihat dinilai dan ditiru oleh anaknya yang
kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi dan menjadi
kebiasaan bagi anak-anaknya (Rompis dkk).
5. Pengetahuan Ibu Tentang Menjaga Kesehatan Gigi Anak
Berikut ini beberapa pengetahuan ibu tentang menjaga kesehatan gigi dan
mulut anak:
1. Membersihkan gigi secara rutin menggunakan sikat gigi dengan cara dan
waktu yang tepat, pasta gigi dan dental floss
Sikat gigi adalah alat yang berbentuk sikat yang digunakan untuk
membersihkan gigi secara mandiri (Donna pratiwi 2007). Berikut adalah
cara dan waktu yang tepat dalam menyikat gigi:
Gambar 2.1 Sikat Gigi
Gerakan untuk bagian luar gigi depan adalah keatas dan kebawah,
jangan digosok dengan gerakan menyamping bolak balik karena
dapat menyebabkan gusi menjadi rusak.
Bagian luar gigi belakang digosok dengan gerakan maju mundur
atau memutar
Untuk bagian dalam gigi depan dan belakang harus di sikat dengan
gerakan menarik.
Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur (Agam,2013).
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan
sisa makanan. Termasuk menghilangkan atau mengurangi bau mulut. Pasta
gigi juga dapat membantu menguatkan struktur gigi dengan kandungan
fluornya (donna pratiwi, 2007). Busa yang biasanya terbentuk saat
menyikat gigi sebaiknya tidak tertelan. Jumlah pasta gigi yang diletakkan
pun tidak perlu sepanjang permukaan bulu singkat, melainkan seperlunya
saja karena bukan jumlah pasta gigi yang berpengaruh terhadap kebersihan
gigi, tetapi cara mengikatnya (Donna pratiwi 2007).
Gambar 2.2 Pasta Gigi
Flosing adalah tindakan pembersihan gigi dengan menggunakan
dental dental floss atau lebih dikenal dengan benang gigi. Flossing
bertujuan untuk mengangkat sisa makanan dianatara gigi yang tidak
tercapai dengan sikat gigi (Donna pratiwi 2007).
Gambar 2. 3 Flosing
2. Berkumur dengan obat kumur
Obat kumur biasanya bersifat antiseptik yang dapat membunuh
kuman sebagai timbulnya plak, radang gusi dan bau mulu.obat kumur juga
dapat menjadi penyegar mulut atau mengurangi bau mulut setelah makan.
penggunaan obat kumur biasanya sekitar 20ml setelah sikat gigi. Obat
dikumur dalam mulut selama 30 detik kemudian keluarkan (Donna
pratiwi,2007).
3. Membersihkan gigi dengan lap basah bersih
Jika anak sulit untuk diajak koperatif dalam menyikat gigi atau ibu
takut anaknya menelan pasta gigi maka bisa menggunakan cara membasuh
dengan lap basah. Caranya basahi kain lap secukupnya, kemudian usapkan
pada gigi anak saat dia tidur atau setelah makan atau menyusu
(Agam,2013).
4. Mengatur makanan anak
Jangan memberikan makanan yang terlalu banyak mengandung
gula pada anak. Ini berhubungan dengan faktor gula dalam pembentukan
lubang gigi. Makanan manis dapat menjadi sumber makanan bagi bakteri
pembentuk lubang gigi. Dengan mengurangi sumber tenaga, berarti kita
mengurangi aktivitas bakteri dalam proses pelubangan. Minimal bisa
dengan cara berkumur setelah makan manis dan juga perbanyak makanan
yang berserat seperti buah dan sayur (Agam, 2013).
Gambar 2.4 Makanan Manis
5. Rutin kontrol ke dokter gigi
Dokter gigi dapat mengetahui sekaligus mencegah resiko
terjadinya lubang gigi dokter gigi dapat memberikan pelapis pada gigi
untuk mencegah bakteri dan gula menempel pada gigi. Bahan ini antara
lain fissure sealant dan topikal flour (Agam,2013).
Gambar 2.5 Meriksa Gigi ke Dokter
C. Karies
1. Pengertian Karies
Menurut drg. Rasinta Tarigan karies adalah penyakit jaringan gigi yang
ditandai dengan kerusakan jaringan gigi, dimulai dari permukaan gigi (pit,
fissure, dan daerah interproksimal) meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat
timbul pada suatu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian
yang lebih dalam dari gigi misalnya dari email ke dentin.
Menurut Newbrun (1977) karies adalah proses patologis berupa
kerusakan yang terbatas di jaringan gigi mulai dari email terus ke dentin.
Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor
(multiple factor) yang saling mempengaruhi. Ada tiga factnor utama yaitu
gigi dan saliva, mikroorganisme, dan substrat serta waktu sebgai faktor
tambahan. Keempat faktor tersebut digambarkan empat linkaran. Bila
lingkaran tersebut tumpang tindih maka akan terjadi karies (Suwelo, 1992).
2. Proses Terjadinya Karies
Proses terjadinya karies gigi secara singkat dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.6 Sumber : Pittford,1993,Restorasi Gigi,Jakarta,EGC
Dari skema diatas diketahui bahwa adanya substrat (gula) yang
melekat pada gigi dapat dimetabolisme oleh bakteri dalam plak yang
menghasilkan asam. Asam inilah yang menyebabkan demineralisasi
jaringan keras gigi sehingga terjadi karies (Pitt ford, 1993).
Subtrat + Plak + Gigi Karies
(gula) (bakteri ) (Email atau dentin) (demineralisasi)
Proses terjadinya karies berawal dari asam yang dihasilkan oleh bakteri
jenis karbohidrat makan misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat
diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak
akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH
yang berulan-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan
demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies gigi pun
dimulai (Kiidd dkk,1991).
3. Faktor Penyebab Terjadinya Karies
Karies gigi merupakan penyakit yang berhungan dengan banyak faktor
yang sangat mempengaruhi, terdiri dari faktor langsung dan faktor tidak
langsung.
a. Faktor langsung
Faktor langsung yang menyebabkan terjadinya karies terdiri dari empat
faktor utama yang berkerja secara simultan, keempat faktor tersebut
saling mempengaruhi satu dengan lainnya seperti :
a. Gigi (Host)
b. Mikroorganisme
c. Substrat
d. Waktu
Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan gula, dapat
diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak
akan menurun sapai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH
yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan
demineralisasi permukaan gigi yang rentang dan proses karies pun
dimulai. Paduan keempat faktor penyebab karies tersebut kadang-kadang
digambarkan sebagai empat lingkaran yang bersitumpang (gambar 2)
Karies baru bisa terjadi hanya kalau keempat faktor tersebut ada.(A.M.
Kidd,Bechal 1991,hlm 2).
Gambar 2.7
Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya karies :
1. Gigi ( Host)
a. Komposisi gigi
Komposisi gigi adalah email dan dentin. Email merupakan lapisan
terluar dari gigi, sedangkan dentin adalah lapisan dibawah email.
Permukaan email terluar lebih tahan terhadap karies dari pada
permukaan dibawahnya, karena lebih keras dan padat. Permukaan
email lebih banyak mengandung mineral dan bahan-bahan organik
dengan air yang relatif lebih sedikit dibandingkan lapisan email
dibawahnya. Kuat atau lemahnya struktur gigi terhadap proses
kerusakan karies dapat dilit dari warna, keburaman dan kelicinan
permukaan gigi serta ketebalan email (Suwelo, 1992).
b. Morfologi gigi
Fissure pada permukaan oklusal yang memiliki lekukan dengan
bermacam-macam kedalaman yang beragam, untuk itu permukaan
oklusal gigi tetap lebih mudah terkena karies dibandingkan permukaan
yang lain karena bentuknya yang khas sehingga sulit untuk di
bersihkan oleh karena itu lebih mudah terkena karies (Suwelo,1992).
c. Susunan gigi
Susunan gigi yang berjejal dan saling tumpang tindih akan
mendukung timbulnya karies, karena daerah tersebut sulit dibersihkan.
Para peneliti menyimpulkan bahwa anak dengan susunan gigi berjejal
lebih banyak menderita karies dari pada yang mempunyai susunan gigi
baik (Suwelo,1992).
2. Mikroorganisme
Mikroorganisme menempel pada gigi bersama plak atau debris,
dimana plak adalah media lunak yang menempel erat pada gigi yang
terdiri dari 70% bakteri. Plak lebih banyak mengandung mikroorganisme
sedangkan debris lebih banyak mengandung sisa makanan. Plak akan
mudah dilihat jika diberi warna oleh larutan penjelajah (disclosing
solution).
Ada beberapa mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya karies yaitu :
Streptokokus
Bakteri kokus Gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlah terbanyak di dalam mulut yang berperan awal dalam
proses karies yaitu lebih dulu merusak lapusan luarpermukaan
email.
Laktobasilus
Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan. Tempat paling disukai
adalah lesi dentin yang dalam, jumlah banyak yang ditemukaan
pada plak dan dentin berkaries hanya kebetulan dan laktobasilus
hanya dianggap faktor pembantu proses karies.
Aktinomises
Semua spesies aktinomises memfermentasi glukosa, terutama
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format.
Actinomyces viscosus dan A. Naeslundii mampu membentuk
karies akar, fisur, dan merusak periodontonium.
3. Substrat
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang
dimakan sehari-hari dan menempel pada permukaan gigi, substrat
berpengaruh pada proses terjadinya karies. Para ahli berpendapat bahwa
makanan pokok manusia adalah karbohidrat yang berhubngan dengan
proses terjadinya karies. Dimana sukrosa mempunyai kemampuan yang
lebih efisiensi terhadap pertumbuhan mikroorganisme asidogenik
(Suwelo,1992).
4. Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi
substrat menempel pada permukaan gigi. Karies gigi adalah penyakit
kronik, kerusakan berjalan dalam periode bulan atau tahun. Rata-rata
kecepatan karies gigi tetap yang diamati di klinik dalah 6-18 bulan,
sedangkan untuk gigi sulung lebih tinggi (Suwelo,1992).
b. Faktor tidak langsung
Faktor tidak langsung adalah faktor predisposisi dan faktor
penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan proses
terjadinya karies. Beberapa faktor tidak langsung yang erat
hubungannya dengan terbentuknya karies gigi, antara lain usia, jenis
kelamin, ras (suku bangsa), letak geografis dan kultur social dan
perilaku penduduk.
Adapun faktor tidak langsung proses terjadinya karies yaitu :
1. Usia
Usia yang dimaksud disini adalah umur seseorang yang
berdasarkan kelahiran seseorang. Jumlah kariespun akan
bertambah seiring dengan bertambahnya usia seseorang sehingga
faktor resiko untuk terjadinya karies gigi lebih lama.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan responden antara laki-laki
dan perempuan. Karies gigi pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki, hal ini disebabkan karena erupsi
gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki
sehingga gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut.
Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan
dengan faktor resiko terjadinya karies.
3. Suku bangsa
Adapun beberapa peneliti menujukkan ada perbedaan
pendapat tentang suku bangsa dengan prevalensi karies, semua
tidak membahtah bahwa perbedaan ini karena keadaan sosial
ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan
jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda di setiap suku
nya.
4. Letak geografis
Perbedaan prevalensi karies juga ditemukan pada penduduk
yang geografis letak kediamannya berbeda. Faktor yang
menyebabkan perbedaan ini belum jelas betul, kemungkinan
karena perbedaan lamanya matahari bersinar, suhu, cuaca, air,
keadaan tanah dan jarak dari laut.
5. Kultur sosial penduduk
Kultur sosial penduduk berhubungan antara keadaan sosial
ekonomi dengan prevalensi karies. Faktor yng mempengaruhi
perbedaan ini ialah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan
dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Perilaku sosial
dan kebiasaan akan menyebabkan perbedaan jumlah karies, selain
itu perbedan suku, budaya, lingkungan, dan agama akan
meyebabkan keadaan karies yang berbeda pula. Penduduk di
daerah perkotaan dan pedesaan memiliki perbedaan kultur sosial
dan perailaku (Suwelo, 1992).
1. Cara Mencegah Karies
a. Menjaga kebersihan gigi dan mulut
Yang paling penting dalam mencegah gigi berlubang adalah
dengan menghilangkan penyebab utama yaitu plak. Setelah
dibersihkan plak akan muncul kembali karena bakteri di dalam mulut
yang tidak bisa hilang 100%. Oleh karena itu, rutinitas menyikat gigi
dan flossing sangat diperlukan untuk mengendalikan pembentukan
plak yang ada di dalam mulut.
b. Menggunakan fluoride
Flouride bisa menguatkan gigi dengan cara memasuki struktur gigi
dan mengganti mineral-mineral gigi yang hilang akibat pengaruh asam.
Proses ini disebut remineralisasi. Untuk mencegah gigi berlubang
menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung
Flouride.
c. Fissure sealent
Permukaan kunyah gigi yang tidak rata dan terdapat celah-celah
kecil yang disebut fissure. Plak dan partikel makanan sangat mudah
menempel di celah-celah. Untuk mencegahnya biasanya dianjurkan
untuk melakukan perawatan fissure sealent yaitu perawatan menutup
celah-celah dengan menggunakan tambalan.
2. Indeks Karies
Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukan jumlah gigi karies
seseorang atau sekelompok orang. Indeks karies gigi sulung dapat
dinyatakan def-t adalah jumlah gigi karies yang masih bisa ditambal
(d/decay, untuk gigi sulung), ditambah dengan jumlah gigi karies yang
tidak dapat ditambal lagi atau gigi dicabut (e/extraction, untuk gigi
sulung), jumlah gigi karies yang sudah ditambal (f/feeling,untuk gigi
sulung), dan (t/teeth) jumlah seluruh gigi (gruebble,1944).
Tabel 2. 1
Tabel katagori Indeks Karies menurut WHO
Katagori Skor
Sangat rendah 0,0 – 1,1
Rendah 1,2 – 2,6
Sedang 2,7 – 4,4
Tinggi 4,5 – 6,5
Sangat Tinggi ≥ 6,6
D. Hubungan Pengetahuan Orang Tua (Ibu) Dengan Karies Gigi Anak
Pengetahuan memiliki hubungan yang selaras dengan tingkat kesehatan.
Semakin tinggi pengetahuan maka semakin mudah menerima konsep hidup
sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Jika tingkat pengetahuan
ibu baik maka di harapkan derajat kesehatannya juga baik. Pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prilaku seseorang. Orang
dengan pengetahuan yang baik tentang suatu hal cenderung akan melakukan
hal yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Demikian pula ibu yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut akan menerapkan pengetahuan itu dan mengajarkan prilaku yang baik
tersebut kepada anaknya.
Pengetahuan anak sangat penting dalam kesehatan gigi anak, mengingat
pada anak-anak banyak sekali didapatkan masalah kesehatan ggi dan mulut
salah satunya adalah kares gigi. Orang tua diperlukan dalam membimbing,
memberikan pengertian, mengingatkan dan menyedikan fasilitas kepada anak,
agar anak dapat memelihra kebersihan gigi dan mulutnya. Orang tua juga
mmemiliki peran yang cukup besar dalam mencegah terjadinya akumulasi
plak dan masalah terjadinya kesehatan gigi dan mulut pada anak.
Kebersihan mulut dapat di pelihara dengan prilaku yang baik tentang
menyikit gigi dan melakukan kebersihan gigi dan mulut. Pentingny upaya ini
adalah untuk menghilangkan plak yang menempel pada gigi. Penelitian
menunjukan jika semua plak dibersihkan dengan cermat dalam 48 jam, resiko
terkena karies gigi pada kebanyakan orang dapat terkendalikan.
Peningkatan oral hygiene yang dikombinasikan dengan pemeriksaan gigi
yang teratur, merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan
kesehatan gigi. Pemeriksaan gigi yang teratur tersebut dapat membantu
mendeteksi dan memonitor masalah gigi yang berpotensi menjadi karies.
Kontrol plak yang teratur dan membersihan gigi dapat membantu mengurangi
insiden karies gigi.
Hasil penelitian Yulianti (2011) tentang hubungan pengetahuan orang tua
tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejaian karies gigi pada anak di
Sekolah Dasar Negeri IV Jaten Kabupaten Karang Anyar dengan hasil
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua
tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi anak (p value :
0,033), sedangkan penelitian oleh Rompis (2016) tentang hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi anak dengan tingkat keparahan karies
anak di Kota Tahuna dengan hasil tidak terdapat hubungan antara pengetahuan
ibu tentang kesehatan gigi anak dengan tingkat keparahan karies anak dikota
tahuna (p value : 0,270).
E. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah visualisasi yang biasanya dalam bentuk bagan, dari
kesimpulan hasil pustaka yang menggambarkan hubungan-hubungan antara
variable satu dengan variable lainnya.
Berdasarkan pengertian dari (Notoadmojo 2007, Arikunto 2006).
Gambar 2.7 Kerangka Teori
Pengetahuan
- Tingkat pengetahuan
- Pengukuran pengetahuan
- Ibu
-Anak
- Kesehatan gigi anak
- Pengaruh pengetahuan ibu terhadap
kesehatan gigi anak
- Pengetahuan ibu tentang menjaga
kesehatan gigi anak
- Hubungan pengetahuan orang tua
(ibu) dengan karies gigi anak
Kategori WHO
Sangat rendah : 0,0-1,1
Rendah : 1,2-2,6
Sedang : 2,7-4,4
Tinggi : 4,5-6,5
Sangat tinggi : ≥ 6,6
Karies
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplifikasi dari
kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut
(Notoadmodjo 2010).
Gambar 2.8 Kerangka Konsep
Karies Gigi di Paud Sps Dahlia
Tiga
Pengetahuan Ibu
Tentang Kesehatan
Gigi Anak
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
Tabel 2.2
Variabel
Definisi operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi anak Karies gigi anak paud
Hasil dari tahu terhadap kesehatan gigi anak, yang meliputi:
menyikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat,pasta gigi,floss
berkumur dengan obat kumur
membersihkan gigi dengan lap basah bersih
mengatur makanan anak
perbanyak makan berserat seperti buah dan sayur
rutin kontrol ke dokter gigi
Karies adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan gigi, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, dan daerah interproksimal) meluas kearah pulpa.
Kuisioner OD,Kartu Status
Angket Pemeriksaan
Kreteria tingkat pengetahuan 1. baik : 76%-100% 2. cukup : 56%-75% 3. kurang : <56% Kriteria karies who Sangat rendah: 0,0-1,1 Rendah: 1,2-2,6 Sedang : 2,7-4,4 Tinggi: 4,5-6,6 Sangat tinggi: ≥6,6
Ordinal Ordinal