bab ii tinjauan pustaka -...

Download BAB II TINJAUAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I0209038_bab2.pdf · diklasifikasikan menurut ajaran teologi, kelompok etnis, ... juga populer di

If you can't read please download the document

Upload: nguyendat

Post on 06-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. GEREJA DI INDONESIA

    Gereja di Indonesia sudah hadir sejak abad ke-2 Masehi. Pertama

    kali berada di Fansur atau Barus, Sumatera Utara. Sejak saat itu,

    sampai sekarang, Indonesia telah mempunyai banyak jenis gereja

    (aliran atau semacamnya).

    Pada umumnya gereja Kristen di Indonesia dapat dibagi ke dalam

    tiga aliran utama, yaitu:

    - Gereja Katolik Roma dengan sistem episkopal di bawah

    kepemimpinan Paus.

    - Gereja Protestan yang merupakan hasil dari Reformasi

    Protestan dan berdiri mandiri.

    - Gereja Ortodoks dengan sistem episkopalnya.

    Gereja-gereja dari aliran ritual Pentakosta terkadang digolongkan

    terpisah dari kelompok gereja Protestan. Hal tersebut dikarenakan

    adanya perbedaan ritual dan pengakuan iman. Meskipun demikian,

    menurut sejarahnya, gereja Pentakosta muncul dari denominasi-

    denominasi ajaran Protestan. Gereja Protestan dan aliran Pentakosta

    terbagi-bagi menjadi unsur gereja yang lebih kecil, maka gereja-

    gereja Kristen Protestan (dan Pentakosta) memiliki banyak cabang

    bahkan di setiap daerah di Indonesia. Gereja-gereja tersebut dapat

    diklasifikasikan menurut ajaran teologi, kelompok etnis, bahasa

    pengantar, atau gabungan dari ketiganya.

    Lain halnya dengan Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Gereja-

    gereja tersebut tidak terbagi-bagi menurut denominasi sebagaimana

    halnya yang terdapat pada gereja-gereja Protestan/Pentakosta.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Masehihttps://id.wikipedia.org/wiki/Barushttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Gerejahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Romahttps://id.wikipedia.org/wiki/Paus_(Katolik_Roma)https://id.wikipedia.org/wiki/Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ortodokshttps://id.wikipedia.org/wiki/Episkopalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pentakostahttps://id.wikipedia.org/wiki/Denominasi_Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Denominasi_Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pentakostahttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ortodokshttps://id.wikipedia.org/wiki/Protestan

  • 15

    2.1.1. Gereja Katolik

    Gereja Katolik merupakan gereja yang memiliki

    persekutuan dengan Paus, atau Uskup Roma, yang memegang

    otoritas tertinggi setelah Dewan Kardinal. Gereja Katolik terdiri

    dari Gereja Katolik Roma (Ritus Latin) dan 23 Gereja Katolik

    Ritus Timur. Gereja Katolik di Indonesia mengikuti Ritus Latin.

    Hal ini dikarenakan secara umum Gereja Katolik di Indonesia

    berasal dari Misi Portugis dan Spanyol (Santo Fransiskus

    Xaverius adalah orang Spanyol). Gereja Katolik di Indonesia

    terbagi dalam 37 keuskupan yang dikelompokan ke dalam 10

    provinsi gerejawi ditambah dengan 1 Ordinariat Militer.

    Keuskupan-keuskupan tersebut membentuk suatu organisasi

    koordinatif yang disebut Konferensi Waligereja Indonesia

    (KWI), beranggotakan para uskup di Indonesia.

    2.1.2. Gereja Protestan (Kristen)

    Protestanisme adalah sebuah mazhab dalam agama

    Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah

    protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya. Kata

    Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang

    menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik. Kata ini

    didefinisikan sebagai gerakan agamawi yang berlandaskan

    iman dan praktik Kekristenan yang berawal dari dorongan

    Reformasi Protestan dalam segi doktrin, politik dan eklesiologi,

    melawan apa yang dianggap sebagai penyelewengan Gereja

    Katolik Roma. Hal tersebut merupakan satu dari tiga

    pemisahan utama dari "Kekristenan Nicaea (Nicene), yaitu di

    samping Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Istilah

    "Protestan" merujuk kepada "surat protes" yang disampaikan

    oleh para pembesar yang mendukung protes dari Martin

    https://id.wikipedia.org/wiki/Paus_(Katolik_Roma)https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Kardinalhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Romahttps://id.wikipedia.org/wiki/Ritus_Latinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Ritus_Timurhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Ritus_Timurhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ritus_Latinhttps://id.wikipedia.org/wiki/Portugishttps://id.wikipedia.org/wiki/Spanyolhttps://id.wikipedia.org/wiki/Santohttps://id.wikipedia.org/wiki/Fransiskus_Xaveriushttps://id.wikipedia.org/wiki/Fransiskus_Xaveriushttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_di_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Provinsi_gerejawi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Keuskupanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Waligereja_Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Uskuphttps://id.wikipedia.org/wiki/Mazhabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Denominasi_Kristenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Martin_Lutherhttps://id.wikipedia.org/wiki/1517https://id.wikipedia.org/wiki/95_dalil_Lutherhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Romahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kekristenanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Romahttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Romahttps://en.wikipedia.org/wiki/Nicene_Christianityhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Romahttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ortodokshttps://id.wikipedia.org/wiki/Martin_Luther

  • 16

    Luther melawan keputusan Diet Speyerpada tahun 1529, yang

    menguatkan keputusan (edik) Diet Worms yang mengecam

    ajaran Martin Luther sebagai ajaran sesat (heretik).

    Pada kenyataannya, gerakan Reformasi Protestan yang

    dilakukan oleh Martin Luther bukanlah yang pertama kali

    terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada

    gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi diPerancis yang

    dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya

    tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-

    12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah

    pimpinan Jan Hus atau Yohanes Hus (1369-1415). Gereja

    Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang

    mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay.

    Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian

    bergabung dengan Gereja Calvinis.

    Meskipun doktrin dari denominasi-denominasi Protestan

    jauh dari seragam, ada beberapa keyakinan yang tersebar pada

    Protestantisme yaitu doktrin sola gratia, sola fide, dan sola

    scriptura.

    - Sola gratia berpegang bahwa keselamatan merupakan

    anugerah dari Tuhan. Manusia tidak dapat menyelamatkan

    dirinya sendiri.

    - Sola fide berpegang bahwa keselamatan yang datang hanya

    melalui iman di dalam Yesus sebagai Kristus, bukan

    melalui perbuatan baik.

    - Sola scriptura mempertahankan bahwa Alkitab (bukan

    tradisi gereja atau interpretasi gerejawi dari Alkitab)

    adalah sumber otoritas final untuk semua orang Kristen.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Martin_Lutherhttps://en.wikipedia.org/wiki/Diet_of_Speyer_(1529)https://en.wikipedia.org/wiki/Diet_of_Wormshttps://id.wikipedia.org/wiki/Martin_Lutherhttps://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Perancishttps://id.wikipedia.org/wiki/Peter_Waldohttps://id.wikipedia.org/wiki/Bohemiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jan_Hushttps://id.wikipedia.org/wiki/Waldens_(Aliran_Kristen)https://id.wikipedia.org/wiki/Waldens_(Aliran_Kristen)https://id.wikipedia.org/wiki/Italiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Uruguayhttps://id.wikipedia.org/wiki/Calvinishttps://id.wikipedia.org/wiki/Sola_gratiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Sola_fidehttps://id.wikipedia.org/wiki/Yesushttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristushttps://id.wikipedia.org/wiki/Sola_scripturahttps://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab

  • 17

    Gereja-gereja Protestan umumnya menolak doktrin Katolik

    dan Ortodoks mengenai pewarisan apostolik dan pelayanan

    sakramental dari klerus. Kecuali yang ditemukan pada banyak

    negara, seperti di bagian selatan Eropa, yang berada di bawah

    pengaruh non-Katolik jauh sebelum Reformasi.

    Pendeta Protestan dan pemimpin gereja memiliki peran

    dan otoritas yang sedikit berbeda di dalam komunitas mereka

    dibandingkan dengan pastor dan uskup pada Katolik, Anglikan

    dan Ortodoks.

    Menurut Denominasi Pembagian Gereja-gereja beraliaran

    Protestanisme di Indonesia menurut denominasinya yaitu:

    - Gereja Reformasi atau Calvinis

    - Gereja Lutheran (Evangelikel Lutheran)

    - Gereja Injili

    - Gereja Menonit

    - Gereja Pentakosta karismatik

    - Gereja Baptis

    2.1.3. Gereja Ortodoks

    Gereja Ortodoks adalah kelompok Kristen/Gereja

    pendatang yang paling mutakhir di Indonesia. Namun, menurut

    penelitian dari pakar-pakar sejarah dan arkeologi lama,

    sebetulnya Gereja Ortodoks ini justru adalah gereja yang

    pertama hadir dan datang ke Indoneia yang ditandai

    dengan/melalui kehadiran Gereja Nestorian yang merupakan

    corak gereja Asiria di daerah Fansur (Barus), di wilayah

    Mandailing, Sumatera Utara. Namun menurut A.J. Butler M.A.,

    kata Fahsr seharusnya ditulis Mansr, yaitu sebuah negara

    pada zaman kuno yang terdapat di Barat Laut India, terletak di

    sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama

    https://id.wikipedia.org/wiki/Suksesi_Apostolikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pendetahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pastorhttps://id.wikipedia.org/wiki/Uskuphttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Anglikanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ortodokshttps://id.wikipedia.org/wiki/Calvinismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Lutheranhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Baptishttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Ortodokshttps://id.wikipedia.org/wiki/Gerejahttps://id.wikipedia.org/wiki/Asiriahttps://id.wikipedia.org/wiki/Fansurhttps://id.wikipedia.org/wiki/Barushttps://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Indus

  • 18

    yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas

    kamfer (al-kafur).

    Tanpa diketahui sebab-sebabnya, Gereja yang

    kehadirannya diketahui lewat prasasti dari tahun 600-an M ini

    kemudian hilang begitu saja yang mungkin akibat faktor

    peperangan dan baru muncul kembali di Indonesia sekitar

    akhir tahun 1960-an dengan kedatangan Kansiah Orthodox

    Syria dikota Samarinda. Di negara-negara Eropa Timur, Asia

    Kecil, Anatolia, Timur Tengah, Asia Selatan dan di India, Gereja

    Ortodoks telah hadir selama berabad-abad dan tidak pernah

    hilang seiring zaman berganti, khususnya di Timur Tengah,

    Gereja ini telah hadir sejak abad pertama ketika kali pertama

    Gereja Kristen terbentuk oleh para murid Yesus.

    Karena termasuk kaum minoritas di Indonesia, Gereja

    Ortodoks tidak memiliki banyak tempat ibadah di tiap daerah,

    sehingga umatnya lebih sering mengikuti ibadat di Gereja

    Katolik.

    https://id.wikipedia.org/wiki/600-anhttps://id.wikipedia.org/wiki/Masehihttps://id.wikipedia.org/wiki/Samarindahttps://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Timurhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Kecilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Kecilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Anatoliahttps://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengahhttps://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Selatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/India

  • 19

    2.2. ARSITEKTURAL GEREJA

    2.2.1. Pola Ruang Gereja

    Berikut merupakan beberapa contoh layout ruangan

    pada beberapa Gereja di dunia, pada intinya ruangan inti yang

    diperlukan sebuah gereja adalah area duduk umat dan altar

    (panggung).

    Gambar 2.1 Skema Denah Gereja

    Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufret, jilid 2 edisi 33, tahun 2002

  • 20

    Gambar 2.2 Contoh pengolahan ruang gereja

    Sumber : Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition, tahun 1987

  • 21

    Berikut merupakan contoh standar penataan layout

    bangku untuk umat, umumnya bangku ditata secara linier dan

    memusat pada altar.

    Gambar 2.3 Skema layout dan dimensi bangku umat

    Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufret, jilid 2 edisi 33,tahun 2002,

    Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition tahun 1987

  • 22

    Paduan suara pada gereja merupakan salah satu

    kebutuhan inti sebuah peribadatan. Paduan suara

    menyanyikan lagu-lagu mazmur (pujian). Berikut merupakan

    contoh kemungkinan penataan dan peletakan area paduan

    suara.

    Gambar 2.4 Layout kemungkinan penempatan paduan suara

    Sumber : Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition tahun 1987

    2.2.2. Fasilitas untuk Difabilitas

    Berikut merupakan contoh layout bangku umat yang

    disisipi ruang untuk para disabilitas, sehingga para

    penyandang tidak merasa disisihkan sendiri.

    Gambar 2.5 Skema layout ruang untuk pengguna kursi roda

    Sumber : Building Access Handbook 2007

  • 23

    2.3. RETRET

    Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada

    umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri

    sendiri dari lingkungan biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan

    untuk alasan yang berhubungan dengan spritiual, stres, kesehatan,

    gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis. Sebuah retret dapat

    berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman

    mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas.

    Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya

    dilakukan dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan

    dan praktik yang dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya.

    Retret sering kali dilakukan di daerah pedesaan atau pedalaman, atau

    di tempat-tempat retret khusus seperti sebuah biara. Retret

    religius/spiritual menyediakan waktu untuk berefleksi, berdoa,

    atau bermeditasi. Hal-hal ini dianggap penting dalam Budhisme, dan

    juga populer di kalangan gereja-gereja Kristen,

    termasuk Protestan, Katolik Roma, dan Anglikan. ( Whiteaker, 2004 )

    Retret juga merupakan bentuk rekreasi, tujuannya adalah

    untuk menyegarkan pikiran dan jiwa. Berbeda dengan rekreasi pada

    umumnya dengan ke tempat hiburan atau wisata yang terdapat

    banyak pengunjung, sedangkan retret biasanya dilakukan oleh

    komunitas/kelompok tertentu ( masyarakat lingkungan tertentu,

    pelayan gereja, murid sekolah, mahasiswa, dll).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kesunyianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Doahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meditasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Budhismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Kristenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protestanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Romahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Inggris

  • 24

    Kegiatan dalam Retret

    Berikut merupakan beberap kegiatan yang pada

    umumnya dilaksanakan saat kegiatan retret :

    Ibadat

    Gambar 2.6 Ibadat saat kegiatan retret

    Sumber : http://news.unika.ac.id/wp-content/uploads/IMG_04051.jpg

    diakses pada tanggal 5 April 2016

    Hal yang pokok dan pasti dilakukan dalam retret adalah ibadat

    yang berfungsi untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

    Bentuk ibadat disesuaikan dengan kelompok atau komunitas

    yang melakukan kegiatan retret sehingga kemasan bisa

    berbeda-beda.

    Meditasi

    Retret merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh

    sekelompok masyarakat untuk menjauhkan diri sementara

    dari hiruk pikuk duniawi dan keseharian mereka. Meditasi

    merupakan salah satu kegiatan yang berfungsi untuk melatih

    http://news.unika.ac.id/wp-content/uploads/IMG_04051.jpg

  • 25

    ketenangan diri dan berfokus agar beban pikiran dapat

    dijadikan energi positif.

    Gambar 2.7 Meditasi saat kegiatan retret

    Sumber : http://sdksangtimurbatu.sch.id/sangtimur/wp-

    content/uploads/2016/03/IMG-20160223-WA0001.jpg diakses pada tanggal

    5 April 2016

    Sharing

    Sharing pengalaman atau pun persoalan hidup berguna untuk

    belajar sebuah proses untuk diri sendiri ataupun orang lain

    yang dapat digunakan sebagai pedoman di kemudian hari.

    http://sdksangtimurbatu.sch.id/sangtimur/wp-content/uploads/2016/03/IMG-20160223-WA0001.jpghttp://sdksangtimurbatu.sch.id/sangtimur/wp-content/uploads/2016/03/IMG-20160223-WA0001.jpg

  • 26

    Gambar 2.8 Sharing saat kegiatan retret

    Sumber :

    http://tarakanita.or.id/pusat/images/news/12669493_1548711242110946_

    8093320813252430659_n_1457354007.jpg diakses pada tanggal 5 April

    2016

    Interaksi Sosial

    Gambar 2.9 Salah satu bentuk interaksi sosial saat kegiatan retret

    Sumber : http://news.unika.ac.id/wp-content/uploads/IMG_0320.jpg diakses

    pada tanggal 5 April 2016

    Selain mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, retret

    berfungsi untuk mengakrabkan diri dengan individu lain. Di

    http://tarakanita.or.id/pusat/images/news/12669493_1548711242110946_8093320813252430659_n_1457354007.jpghttp://tarakanita.or.id/pusat/images/news/12669493_1548711242110946_8093320813252430659_n_1457354007.jpghttp://news.unika.ac.id/wp-content/uploads/IMG_0320.jpg

  • 27

    kegiatan ini peserta diajak untuk membangun karakter

    masing-masing pribadi dalam sebuah kelompok masyarakat.

    Outbond

    Bentuk kerja sama sebuah kelompok dalam kegiatan outbond

    menegaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling

    membutuhkan antara satu dengan yang lain. Selain itu kegiatan

    yang biasanya dilakukan di alam terbuka ini juga membentuk

    hubungan manusia dengan alam.

    Gambar 2.10 Kegiatan outbond saat kegiatan retret

    Sumber : http://news.unika.ac.id/wp-content/uploads/IMG_05451.jpg

    diakses pada tanggal 5 April 2016

    2.4. METAFISIKA

    2.4.1. Aristoteles

    Menurut Aristoteles (Stanford Encyclopedia of

    Philosophy), metafisika mengkaji dua inti pokok, yaitu :

    Being qua being; science study the being in

    the purest form, there is a thing really

    existed in the sense of the word not

    http://news.unika.ac.id/wp-content/uploads/IMG_05451.jpg

  • 28

    exposed to change , or able to received by

    human senses .

    Being insofar as it is being ; Absolute being

    by definition, that does not depend on the

    other, God ( substance which is can not be

    received by human senses )

    Kesimpulan : objek fisik lebih mudah diterjemahkan

    daripada objek abstrak. Cara mengintepretasikan objek

    abstrak, pada kasus ini adalah Tuhan, dapat dilakukan dengan

    menterjemahkan nilai-nilai dari ajaran agama yang terkait

    sehingga dapat diwujud nyatakan dalam bentuk arsitektur.

    objek NYATA

    penglihatan

    pendengaran

    penciuman

    perasa

    peraba

    MANUSIA

    TUHAN

    Tidak ada namun ada :

    kepercayaan

    abstrak

    Makhluk, zat, atau ?

    Asal muasal ?

    DEFINISI

    KONKRIT ?

  • 29

    2.4.2. Anthony C. Antoniades

    Tujuan metafisika baik melalui

    filsafat atau melalui pertanyaan lainnya

    adalah untuk memahami dan menafsirkan

    'ketidaktahuan', posisi utama dalam ilmu

    filsafat. Namun apapun definisi metafisika

    tidak pernah dapat memahami apa-apa

    karena 'hal tersebut selalu berada di awal

    dari sebuah proses' (Poetics of Architecture

    : Theory of Design).

    Kesimpulan : Metafisika merupakan bagian dari sebuah

    proses. Proses kehidupan manusia juga memiliki sisi

    metafisika, hanya saja manusia tidak menyadarinya. Proses

    kehidupan manusia berbeda-beda, sehingga memori yang

    terekam akan berbeda-beda pula, namun ada satu titik proses

    ini akan mengalami kesamaan yang akan diputar ulang dalam

    arsitektur perancangan gereja dan fasilitas retret ini.

    2.4.3. Y. B. Mangunwijaya

    Pada tahap primer orang berpikir

    dan bercitarasa dalam alam penghayatan

    kosmik dan mistis, atau agama. Tidak

    estetis. Namun janganlah hendaknya kita

    mengira, seolah-olah alasan-alasan gaib,

    mistis, atau magis itu satu-satunya alasan

    atau pedoman berarsitektur bagi manusia

    kuno. Merekapun cerdas dalam

    menganalisa realita dan penanganan

  • 30

    praktis permasalahan pemukiman serta

    bangunan-bangunan. Keselarasan dan

    logis perpaduan antara dimensi-dimensi

    religius dengan pandangan realistis dan

    teknis praktis, segi-segi roh dan materi.

    (Wastu Citra)

    Kesimpulan : Saat ini banyak yang memandang

    keindahan arsitektur dari segi fisik. Dengan demikian orang

    hanya akan melihat memalui mata, tanpa menggunakan hati

    dan perasaan, sehingga karya tersebut juga tenggelam

    termakan waktu. -Inti dalam berarsitektur adalah menciptakan

    suasana-, saat seseorang dibawa ke sebuah alam dan waktu

    yang berbeda dalam sebuah karya arsitektur, hal itulah yang

    menjadikan karya tersebut fenomenal dan memiliki arti yang

    mendalam. Benda mati yang bernyawa dan berbicara,

    arsitektur bisa saja subjektif maupun objektif, tergantung pada

    seberapa dalam individu yang ingin mengenal dan

    menjamahnya.

  • 31

    2.4.4. Peter Zumthor

    Peter Zumthor dalam bukunya 'Thinking Architecture'

    menuliskan hal berikut

    Architecture has its own realm. It

    has a special physical relationship with life.

    I so not think of it primarily as either a

    message of a symbol, but as an envelope

    and background for life, which goes on, in

    and around it, a sensitive container for

    rhytm of footsteps on the floor, for the

    concentration of work, for the silent of

    sleep.

    Ada puisi balik kata-kata tersebut. Bukan hanya kata-

    kata yang menggambarkan fitur dari bangunan tertentu, tetapi

    yang menggambarkan kepekaan untuk apa yang terletak di

    bawah dunia nyata.

    Ketika arsitektur menjadi hanya sebuah wadah dan

    memungkinkan semua komponen lain dari eksistensi manusia

    menjadi lebih penting, metafisik muncul.

    Arsitektur tidak lagi bangunan, sekarang wadah puisi,

    pikiran dan mimpi. Peter Zumthor mencapai ini dalam

    desainnya. Hal pertama yang harus dipercaya untuk mengerti

    adalah

    Arsitektur adalah sebagian fisik dan

    sebagian metafisik

  • 32

    Arsitektur terbuat dari material fisik,

    namun juga menghasilkan pengalaman

    yang berada diluar nalar dunia

    Metafisika sebagai "sesuatu yang diluar alam fisik".

    Banyak bagian dari keberadaan manusia yang dapat dianggap

    sebagai metafisika : pikiran, perasaan, memori, mimpi, ide,

    atau apapun yang berada diluar dunia fisik dimana kita tinggal.

    Manusia sudah berhadapan dengan elemen abstrak kehidupan

    ini mulai dari awal kesadaran.

    If a work of architecture consists of

    forms and contents which combine to

    create a strong fundamental mood that is

    powerful enough to affect us, it may

    possess the qualities of a work of art. This

    art has, however nothing to do with

    interesting configurations or originality. It

    is concerned with insights and

    understandings, and above all with truth.

    Peter Zumthor memanipulasi komponen bangunan

    dalam rangka untuk mempengaruhi pengalaman manusia.

    Dalam arsitektur Zumthor ini ada enam unsur utama yang

    berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan pengalaman

    lengkap metafisik: konsep archetype (Pola Dasar), alam,

    material, cahaya, tubuh manusia dan memori seseorang.

  • 33

    Kesimpulan : secara gamblang Peter Zumthor

    menyatakan banyak arsitektur/arsitek yang melupakan

    komponen utama dalam berarsitektur, yaitu MANUSIA.

    Arsitektur dapat menjadi stimulan yang meninggalkan jejak

    elemen abstrak dalam manusia baik fisik maupun psikis.

    Penggunaan manusia secara keseluruhan untuk

    menyampaikan pengalaman metafisika dalam arsitektur secara

    fisik dapat dicapai dengan konsep archetype (Pola Dasar), alam,

    material, cahaya, tubuh manusia dan memori seseorang.

    Perencanaan tiap aspek diperlukan kecermatan dan ketegasan

    sehingga apa yang ingin disampaikan dapat diterima dengan

    baik.

    Metafisika

    Arsitektur

    archetype

    alam

    material

    cahaya

    manusia

    memori

  • 34

    2.5. ARSITEKTUR POST-MODERN SEBAGAI PENERAPAN KONSEP

    METAFISIKA

    Post modern merupakan pemahaman idealisme barat yang

    berlandaskan dari pemikiran skeptis, subjektif atau relativitas. Post

    modern merupakan kecurigaan terhadap alasan-alasan yang

    berkembang dalam pemikiran general manusia.

    Post modern sebagai gerakan pemikiran mempengaruhi karya-

    karya seni rupa, musik, literatur dan arsitektur. Dalam arsitektur post

    modern adalah suatu gebrakan visual yang akan merekam atsmofier

    rasa dan pandangan para pengamatnya.

    Arsitektur Post Modern adalah arsitektur yang menyatu-

    padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan

    lokal yang merupakan hasil perkembangan sumber daya manusia

    terhadap arsitektur modern.

    Arsitektur post-modern merupakan inti dimana pengguna

    utama sebuah wadah adalah manusia. Sehingga citra yang diberikan

    pada tiap sisi desain bangunan secara keseluruhan diperuntukkan

    oleh manusia sebagai sang penerima pesan.

    Menurut teori yang dikemukanan oleh Charles Jenks (1977-

    1992) menjabarkan mengenai langgam yang dimiliki sebuah karya

    dalam arsitektur post-modern yang pada nantinya dapat diterapkan

    dalam desain gereja universal dengan konsep metafisika.

    A. IDEOLOGI

    1. Multivalent form

    Memiliki beberapa bentuk dasar.

    2. Hybrid expression

    Tampilan merupakan hasil gabungan dari beberapa unsur.

    3. Shizoprenic

    Penerapan bentuk bentuk yang imajinatif, irasional, yang

    menggambarkan perasaan dan pikiran manusia.

  • 35

    4. Double coding

    Menggabungkan unsur-unsur modern dengan unsur-unsur lain

    (vernakuler, lokal, komersial, kontekstual), juga

    memperhatikan nilai -nilai yang dianut perancang dan

    penghuni.

    5. Ambiguity of formal reading

    Ambiguitas karya yang mengajak pengguna belajar mengenal

    karya sehingga cerita yang dituangkan oleh perancang dapat

    dimengerti oleh pengguna.

    6. Popular and plirist

    Tidak terikat oleh aturan atau kaidah tertentu, tetapi punya

    tingkat fleksibelitas yang tinggi, sehingga dapat menyesuaika

    dengan kondisi lingkungan yang ada.

    7. Tradition and choice

    Bentukan yang ada mengandung unsur-unsur atau nilai-nilai

    tradisi yang penerapanya secara terpilih, atau disesuaikan

    dengan maksud dan tujuan perancang.

    8. Artist/client

    Arsitektur mengandung dua hal pokok yang menjadi tuntutan

    perancang, bersifat seni (intern) dan bersifat umum (ekstern)

    sehingga mudah dipahami.

    9. Elitist and participative

    Arsitektur lebih menonjolkan kebersamaan serta mengurangi

    sifat keangkuhan.

    Ideologi merupakan sebuah dasar dalam pembentukan suatu

    karakter karya. Dari penjabaran kesembilan hal diatas akan

    diterapkan ideologi Shizoprenic. Penerapan ideologi yang dipilih

    digunakan sebagai acuan perencanaan dan peracangan arsitektur

  • 36

    yang dapat menstimulan jiwa dan raga manusia, sehingga tujuan

    penulis dalam mengangkat konsep metafisika dapat tercapai.

    B. METODE

    1. Fuctional mixing

    Penggabungan beberapa fungsi ruang.

    2. Contextual urbanism

    Melibatkan pemakai dalam proses perancangan dan

    memperhatikan unsur asosiatif yang dikenal masyarakat.

    3. Mannerist and baroque

    Adanya kecenderungan untuk menonjolkan diri.

    4. Skew space and extention

    Ruang dinyatakan secara tidak nyata dan mengakomodir

    perluasan.

    5. Ambiguity

    ragu-ragu, Timbulnya dua arti karena adanya image bangunan

    dan penafsirannya, tergantung dari persepsi masing-masing

    pengamat terhadap image dari obyek yang dilihat.

    6. Tend to asymmetrical symmetry

    Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan asimetris yang

    seimbang.

    7. Collage/collision

    Merupakan gabungan / paduan elemen-elemen yang berlainan.

    Seperti yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya,

    metode yang akan digunakan pada perencanaan dan

    perancangan Gereja Universal dan Fasilitas Retret dengan

    Pendekatan Metafisika di Bandungan adalah collage/collision

    dimana menggabungkan elemen alam yang berupa pola-pola

  • 37

    dasar (archetype) guna membentuk suatu suasana dan

    atmosfer tertentu bergantung pada fungsi ruang tertentu yang

    dapat mengintepretasikan metafisika yang diinginkan oleh

    penulis.

    C. STYLE (GAYA)

    1. Pro methapor

    Mendukung bentuk-bentuk metafora yang dapat

    menggambarkan suatu bentuk objek tertentu baik langsung

    maupun tidak langsung sehingga memberi kesan yang lebih

    dinamis.

    2. Pro ornament

    Penggunaan elemen dekorasi untuk membuat karya lebih

    menarik.

    3. Pro symbolic

    Penampilan yang mempertahankan olah geometris dengan

    memakai symbol.

    4. Pro humor

    Memperlihatkan nilai-nilai humoris, sehingga dapat mengajak

    pengamat untuk menikmatinya.

    5. Pro historic memory

    Mengingatkan pengamat pada keadaan lampau. Menampilkan

    niai-nilai histori pada setiap rancangan, sehingga menjadi

    penegas rancangan.

    6. Eclectic

    Penerapan desain bangunan yang diambil dari beberapa karya

    yang sudah ada dan digabungakan menjadi bentuk yang

    dinamis.

  • 38

    7. Pro representation

    Merupakan ciri-ciri yang gamblang, sehingga dapat

    memperjelas arti dan fungsi.

    8. Conventional and abstract form

    Tampilanya menampilkan bentuk-bentuk konvensional dan

    bentuk-bentuk yang popular, sehingga mudah ditangkap

    artinya.

    Dalam sebuah karya arsitektur, style (gaya) adalah hal yang

    pertama dilihat oleh pengguna sehingga impresi atau kesan

    pertama yang disajikan oleh perancang adalah bentuk desain

    bangunan seperti apa yang dapat mengungkapkan metafisika

    sesuai dengan keinginan perancang ke pengguna. Konsep

    metafisika dari gereja dapat ditunjukkan melalui Pro-symbolic.

    Simbol simbol religiusitas maupun simbol yang terkait dengan

    sebuah kehidupan dapat merepresentasikan sebuah area yang

    sakral.

  • 39

    2.6. METODE INTEPRETASI METAFISIKA KE BENTUK ARSITEKTUR

    METAFISIKA ARSITEKTUR

    ba

    sis

    ilm

    u

    POST-MODERN

    TEORI ARISTOTELES

    ANTONY C. Y.B MANGUNWIJAYA

    PETER ZUMTHOR

    IDEOLOGI

    METODE

    STYLE

    ANTROPOLOGI TEOLOGI

    ALAM

    ARSITEKTUR

    MANUSIA

    inte

    pre

    tasi

    tr

    an

    sfo

    rma

    si

    MANUSIA

    MEMORI

    ARCHETYPE

    METAFISIKA ARSITEKTUR

    ALAM

    CAHAYA

    MATERIAL

    METAFISIKA

  • 40

    2.7. TRANSFORMASI METAFISIKA DALAM ARSITEKTUR

    2.7.1. Archetype

    Archetype merupakan komponen dari alam. Beberapa

    contoh dari archetype (pola dasar) yang dapat digambarkan

    dalam bentuk atau bagian dalam arsitektur, antara lain :

    Gunung, kontur lansekap

    Gambar 2.11 Bentuk arsitektur yang dianalogikan pegunungan

    Sumber : http://www.big.dk/#projects-8/ diakses pada tanggal 5

    April 2016

    Dalam proses pengolahan bentuk arsitektur pola

    ini dapat diaplikasikan dalam bentuk bangunan secara

    langsung atau penataan pada lansekap.

    Kecerdasan masyarakat zaman dulu tidak perlu

    dipertanyakan, mereka belajar dari alam yang ada di

    sekitar mereka dalam menjawab permasalahan

    arsitektur.

    Seperti karya arsiterktur dari BIG pada gambar

    di atas dimana pola yang dipakai seperti sebuah

    pegunungan yang menerapkan bentuk massif dinamis

    yang dapat menghilangkan keakakuan sebuah

    bangunan lapis tinggi dan terintegrasi dengan

    lingkungan sekitarnya.

    http://www.big.dk/#projects-8/

  • 41

    Air

    Air dibahasan ini tentu tidak dalam arti yang

    sebenarnya. Pola air yang terkadang tenang, atau

    bergelombang, diam atau bergerak, dan

    berkesinambungan dapat dijadikan pola tersendiri

    dalam membentuk arsitektur. Kombinasi massif-void

    yang dinamis dapat mempengaruhi pikiran user dalam

    membaca teks lisan dalam karya arsitektur.

    Gambar 2.12 Bentuk dinamis berkesinambungan dengan pola air

    Sumber : http://www.big.dk/#projects-xpo/ diakses pada tanggal 5

    April 2016

    2.7.2. Alam

    Tidak mungkin dalam sebuah proses perancangan para

    arsitek mengesampingkan alam lingkungan sekitarnya. Alam

    merupakan bagian terbesar dari ruang, ruang yang tak

    terbatas. Manusia tidak dapat hidup tanpa alam, namun alam

    akan tetap bisa melanjutkan hidupnya hingga berevolusi tanpa

    bantuan manusia. Maka dari itu sebisa mungkin para

    perancang dalam proses berkarya tidak merusak alam, namun

    menurutsertakan alam dalam bagian dari karya arsitektur.

    http://www.big.dk/#projects-xpo/

  • 42

    Gambar 2.13 Interaksi alam dalam arsitektur

    Sumber : http://www.archdaily.com/97455/ad-classics-church-on-the-

    water-tadao-ando/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    2.7.3. Cahaya

    Gambar 2.14 Permainan cahaya alami dalam arsitektur

    Sumber : http://www.archdaily.com/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    http://www.archdaily.com/97455/ad-classics-church-on-the-water-tadao-ando/http://www.archdaily.com/97455/ad-classics-church-on-the-water-tadao-ando/http://www.archdaily.com/

  • 43

    Tanpa adanya cahaya manusia tidak akan dapat

    mendefisisikan suatu bentuk objek, warna, tekstur, dll, melalui

    mata. -Cahaya adalah salah satu esensi dalam dunia arsitektur.-

    Dengan permainan cahaya dalam ruangan arsitek dapat

    menciptakan sebuah suasana tersendiri dalam ruang tersebut.

    2.7.4. Material

    Material adalah bagian kecil dari alam yang diproses

    manusia agar dapat diaplikasikan pada karya arsitektur dan

    material itu sendiri dapat terdefinisi karena adanya cahaya.

    Aplikasi material dalam bangunan pasti memiliki makna

    tersendiri oleh perancangnya.

    .

    Gambar 2.15 material terdefinisi oleh cahaya

    Sumber : http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/ diakses

    pada tanggal 5 April 2016

    http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/

  • 44

    2.7.5. Manusia

    Manusia adalah inti dalam metafisika arsitektur. Karena

    yang diwadahi oleh karya arsitektur tersebut manusia, maka

    perencana haruslah tahu seluk beluk manusia. Manusia

    memiliki panca indera, yaitu penglihat, pencium, pendengar,

    peraba, dan perasa. Dimana panca indera tersebut apabila

    distimulasi adan berdampak secara langsung pada tubuh dan

    pikirannya. Arsitektur dapat memberikan stimulan dan sensasi

    tersebut apabila detail direncanakan secara terperinci dengan

    tujuan apa yang ingin distimulasikan perancang dalam

    karyanya.

    Indera Penglihat

    Kembali pada cahaya. Penglihatan dapat

    mendefinisikan objek yang memantulkan cahaya.

    Stimulan yang paling mudah ditangkap dan dicerna oleh

    pikiran manusia. Karena itu cahaya merupakan salah

    satu factor esensial dalam perancangan arsitektur.

    Cahaya dapat memandu user agar dapet mengerti apa

    yang ingin diceritakan oleh perancang.

  • 45

    Gambar 2.16 Bentuk ruang terdefinisi karena adanya cahaya yang

    masuk dalam indera penglihat

    Sumber : http://static.dezeen.com/uploads/2009/10/dzn_486-Mina-

    El-Hosn-by-LAN-04.jpg/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    Indera Pencium

    Gambar 2.17 Aroma alami dari kayu

    Sumber : http://www.shutterstock.com/video/clip-3635114-stock-

    footage-clean-freshly-cut-wooden-

    planks.html?src=search/QLNO3DrFOxwtd3-BKQqNZA:1:15/gg/

    diakses pada tanggal 5 April 2016

    Gas adalah bentuk zat yang dapat dirasakan

    melalui indera penciuman manusia. Pada kasus tertentu

    seperti meditasi biasanya menggunakan bekaran aroma

    terapi yang berfungsi untuk relaksasi tubuh dan pikiran

    http://static.dezeen.com/uploads/2009/10/dzn_486-Mina-El-Hosn-by-LAN-04.jpg/http://static.dezeen.com/uploads/2009/10/dzn_486-Mina-El-Hosn-by-LAN-04.jpg/http://www.shutterstock.com/video/clip-3635114-stock-footage-clean-freshly-cut-wooden-planks.html?src=search/QLNO3DrFOxwtd3-BKQqNZA:1:15/gg/http://www.shutterstock.com/video/clip-3635114-stock-footage-clean-freshly-cut-wooden-planks.html?src=search/QLNO3DrFOxwtd3-BKQqNZA:1:15/gg/http://www.shutterstock.com/video/clip-3635114-stock-footage-clean-freshly-cut-wooden-planks.html?src=search/QLNO3DrFOxwtd3-BKQqNZA:1:15/gg/

  • 46

    manusia. Material kayu tanpa selimut finishing apabila

    terpapar panas matahari akan mengeluarkan aroma

    tertentu yang dapat bertahan hingga bertahun-tahun.

    Aroma kayu diibaratkan aroma alami alam yang

    menyejukkan. Pola seperti ini dapat diaplikasikan pada

    bagian dari arsitektur secara langsung yang memiliki

    dampak langsung pada penggunanya.

    Indera Pendengar

    Melalui indera pendengar manusia dapat

    menikmati alunan musik. Musik tidak hanya dimiliki

    manusia, alam pun mempunyai komposisi musiknya

    sendiri seperti gesekan daun yang terhembus angina,

    gemericik air, suara hewan yang ada di alam bebas, dll.

    Keduanya memiliki dampak secara langsung pada

    pendengarnya. Musik dapat mempengaruhi mood atau

    perasaan seseorang, sehingga musik dapat menjadi

    stimulan juga dalam sebuah karya arsitektur.

  • 47

    Gambar 2.18 Suara gemericik air salah satu musik alam

    Sumber :

    http://www.last.fm/music/Sounds+Of+The+Earth/+images/43cc784

    5974c4a14b6bf5a22f661556b/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    Indera Peraba

    Sentuhan dilakukan manusia jika ingin memiliki

    kontak fisik terhadap sebuah objek. Sebuah sentuhan

    dapat membangun sebuah memori dalam pikiran

    seseorang. Dalam arsitektur bahasa yang digunakan

    adalah materialnya, bagaimana tekstur sebuah material

    dapat membuat seseorang ingin berinteraksi

    dengannya. Sehingga pada nantinya orang yang

    menggunakan bangunan tersebut dapat menceritakan

    mengenai karya arsitektur yang memberinya sebuah

    kenangan.

    http://www.last.fm/music/Sounds+Of+The+Earth/+images/43cc7845974c4a14b6bf5a22f661556b/http://www.last.fm/music/Sounds+Of+The+Earth/+images/43cc7845974c4a14b6bf5a22f661556b/

  • 48

    Gambar 2.19 Dengan sentukah seseorang dapat meceritakan

    sebuah material dengan lebih dalam

    Sumber : http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-

    works/1120241399_chapel2/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    Indera Perasa

    Indera ini yang tidak akan banyak digunakan

    manusia dalam berinteraksi dengan karya arsitektur.

    Karena tidak mungkin seseorang mencicipi suatu

    material. Namun indera ini dapat dipadukan dengan

    indera pencium yang dapat merasakan aroma.

    2.7.6. Memori

    Memori adalah bagian dari manusia yang sangat kuat.

    Kepribadian seseorang dibentuk oleh peristiwa masa lalu dan

    masa depannya sangat terpengaruh oleh pengalaman di masa

    lalu. Cara seseorang berpikir didasarkan pada kesalahan masa

    lalu atau dari pengetahuan yang diperoleh pada sesaat lalu.

    Dengan demikian, memori dalam pengalaman berarsitektur

    memainkan peranan yang sangat penting yang berkaitan

    dengan rangsangan yang saat ini diproduksi oleh lingkungan

    http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/1120241399_chapel2/http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/1120241399_chapel2/

  • 49

    dengan pengalaman masa lalu, sehingga perasaan atau pikiran

    ini diproduksi dalam kepala seseorang.

    Memori setiap orang pastilah berbeda antara satu

    dengan yang lain. Namun, pasti ada satu titik ada sebuah

    pengalaman yang sama pada setiap individunya, seperti

    contohnya pengalaman saat sebelum terjadi hujan ada aroma

    tanah basah yang terhembus angin, secara sepontan akan

    muncul pikiran sebentar lagi akan turun hujan.

    Gambar 2.20 Memori seseorang mengenai hujan

    Sumber : https://1creativecookie.files.wordpress.com/2015/10/rain-falling-

    down-best-2.jpg/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    Memori semasa kecil juga dapat ambil bagian dalam

    perancangan sebuah ide arsitektur, seperti menyusun balok-

    balok kayu yang kemuduan dibuat rumah-rumahan atau

    bentuk tertentu, kegembiraan saat itu dapat tercermin kembali

    saat seseorang beranjak dewasa dan menemui aktualisasi

    karya arsitektur menurut memori masa lampau tersebut.

    https://1creativecookie.files.wordpress.com/2015/10/rain-falling-down-best-2.jpg/https://1creativecookie.files.wordpress.com/2015/10/rain-falling-down-best-2.jpg/

  • 50

    Gambar 2.21 Ide dari memori semasa kanak-kanak

    Sumber : http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-

    works/625225181_hannover3/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    Penulis mencoba untuk menghubungkan masa lalu

    seseorang melalui pengalaman yang menyenangkan, bahkan

    ketika orang tersebut menggunakan archetypes dari

    pengalaman kuno. Dengan memicu kenangan tersebut, penulis

    memastikan tujuan perancangan karya arsitektur yang

    sebenarnya akan berhubungan dengan perasaan sukacita dan

    menjadi hidup.

    http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/625225181_hannover3/http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/625225181_hannover3/

  • 51

    2.8. FENOMENOLOGI SEBAGAI PEDOMAN PERENCANAAN DAN

    PERANCANGAN GEREJA UNIVERSAL DAN FASILITAS

    RETRET DENGAN KONSEP METAFISIKA

    Manusia diciptakan Tuhan secitra

    dengan-Nya. Manusia dibekali pikiran dan

    akal budi sehingga manusia adalah

    makhluk hidup ter-agung di bumi. Tuhan

    memberikan alam dan segala isinya untuk

    dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.

    Paragraf diatas merupakan sebagian kecil gambaran

    mengenai manusia menurut alkitab. Manusia merupakan

    makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain.

    Namun dewasa ini hanya itulah yang dibutuhkan manusia,

    pencitraan individu ke individu lainnya. Padahal pada

    kenyataannya manusia juga membutuhkan alam sebagai

    tempatnya bernaung dan Tuhan sebagai pedoman hidup agar

    tidak terjerumus dalam kesengsaraan.

    Sudah lama manusia terbelenggu dalam strata sosial

    antar manusia yang menyebabkan perpecahan dalam

    kelompok tersebut. Apabila semua individu di dunia ini mau

    berpikir seandainya semua manusia memiliki kesamaan dan

    kesetaraan apakah masih akan ada konflik? Jawaban yang

    paling benar adalah mungkin karena pada kenyataannya

    semua adalah kemungkinan. Namun perbedaan yang ada

    memang direncanakan Sang Pencipta agar manusia mau

    belajar menghormati dan menghargai perbedaan. Itulah

    hakekat manusia yang ingin disampaikan oleh perancang.

  • 52

    Perbedaan yang setara, karena pada dasarnya semua golongan

    adalah manusia yang menurut alkitab berasal dari tanah dan

    akan kembali menjadi tanah.

    Cara perancang dalam membawa manusia ke dalam

    kesadaran paling dasar pada awal penciptaan dunia adalah

    membawa mereka (umat gereja) pada sebuah ketiadaan,

    ketiadaan tersebut ada agar mereka dapat kembali berpikir

    dan introspeksi siapakan mereka sebenarnya, bagaimana

    mereka menjadi manusia sampai seperti saat ini.

    Di dalam gereja sendiri nantinya akan menggambarkan

    hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. Dimana di

    dalamnya kembali diingatkan seberapa kecil dirinya di alam ini

    apalagi kecilnya di hadapan Tuhan. Saat doa dan tertunduk

    mereka akan melihat tanah dan diingatkan darimana mereka

    berasal, sehingga siapapun orang yang ada disitu seberapa

    tinggi atau rendah status sosial yang mereka miliki mereka

    tetaplah manusia yang sama. Dan saat mengangkat kepala

    mereka akan dapat merasakan keaguangan dan kasih saying

    Sang pencipta melalui cahaya matahari yang menuntun

    mereka.

    Keintiman individu dengan alam dan Tuhan pastilah

    berbeda-beda. Dengan mengerti terlebih dahulu siapa dirinya

    maka selanjutnya mereka akan lebih terbuka dalam mengenal

    lingkungannya kemudian mengerti mengapa Tuhan

    menciptakan manusia di atas dunia. Intimasi tersebut tidak

    serta merta dengan melakukan ibadah rutin kemudian kita

    dapat mengerti dan merasakan keberadaan Tuhan. Namun

    intimasi ini merupakan sebuah proses individu dari pengertian

    dan kesadaran dalam kehidupan yang membuat individu

    tersebut dapat berkontemplasi. Berkontemplasi biasanya

  • 53

    dilakukan pada keadaan yang sunyi dan senyap sehingga

    menciptakan suasana yang sakral. Tempat sakral tersebut

    merupakan media koneksi individu dengan Tuhan. Pada

    umumnya sebuah gereja memiliki tempat sakral yaitu pada

    bagian altar atau panggung pemimpin ibadah. Namun pada

    kasus ini perancang menginginkan keseluruhan area gereja

    dibuat menjadi area sakral karena di area inilah manusia

    memulai menjalin hubungan nya dengan Tuhan. Untuk

    menciptakan tempat sakral tersebut pastilah membutuhkan

    tempat dan waktu yang tepat. Manusia diberi waktu 24 jam

    dalam satu hari. Keheningan bisanya dapat diperoleh pada

    malam hari dimana aktivitas di sekitarnya sudah tidak intensif

    sehingga konsentrasi lebih mudah didapatkan dan keintiman

    individu dengan alam dan Tuhan dapat tercapai. Ibadah massal

    biasanya dilakukan antara pagi ataupun sore hari, sehingga

    perancang merencanakan bagaimana pada jam-jam tersebut

    gereja ini tetap mendapatkan ke-sakral-annya dengan cara

    mengolah ruang dalamnya. Umumnya gereja menggunakan

    dinding massif untuk sekat ruangannya dimana sekat tersebut

    dapat mengurangi kenyamanan pengguna. Sekat massif tetap

    diperlukan untuk membatasi dengan area luar namun dengan

    memberi jarak efektif pada area umat dan mengolah jarak

    tersebut menjadi indoor landscape maka kenyamanan umat

    dapat ditingkatkan dan ibadah menjadi lebih kusyuk. Gereja

    yang direncanakan nantinya akan dibuka setiap saat sehingga

    kapanpun umat ingin berdoa atau mendekatkan diri lebih

    dekat dengan Tuhan dapat dilakukan.

    Lokasi yang memiliki kontur lembah (landai) dapat

    membantu dalam penciptaan ruang sakral di seluruh kawasan

    gereja. Karena dalam area geraja nantinya akan ada banyak

  • 54

    kegiatan maka berdasarkan fungsinya akan dibagi menjadi

    strata sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan. Pertama, untuk

    interaksi sosial manusia dan manusia akan ditempatkan pada

    area dengan ketinggian tanah yang paling rendah karena

    kegiatan yang diwadahi pastilah menghasilkan kebisingan yang

    cukup tinggi dan masalah tersebut akan dijawab melalui desain

    arsitektural yang dapat menahan kebisingan tersebut. Kegiatan

    tersebut antara lain retret, administrasi dan area penerima.

    Kemudian yang kedua adalah area ibadah atau gereja itu

    sendiri yang merupakan area utama perancangan. Seperti yang

    sudah dijelaskan sebelumnya gereja ini akan berfungsi untuk

    mengingatkan manusia akan hakekatnya sendiri. Dengan

    demikian tiap individu dapat membuka pikiran mereka agar

    dapat lebih mengenal alam tempatnya bernaung dan Tuhan

    sebagai penciptanya. Penterjemahan cahaya yang diaplikasikan

    pada rancangan berguna agar atmosfer dalam ruang tersebut

    lebih sakral sehingga dapat beibadah dengan lebih kusyuk.

    Maka dari itu area ini diletakkan pada bagian tengah dimana

    merupakan space transisi manusia dengan manusia, alam, dan

    Tuhan Dengan desain post-modern yang diambil dari beberapa

    pola dasar (archetype) nantinya dapat menggambarkan gereja

    ini adalah sebuah perlindungan dari Tuhan untuk manusia,

    sebuah ruang yang nyaman dan aman sehingga perasaan akan

    lebih tenang yang dapat mengurangi stress dan beban pikiran.

    Dan yang terakhir, ketiga adalah area meditasi yang

    mencangkup area meditasi itu sendiri dan area devosi bunda

    maria. Area ini dianggap perancang merupakan area paling

    sakral karena proses individu yang pada kesadarannya sudah

    masuk tahap kontemplasi atau keintiman dengan alam dan

    Tuhan. Sehingga area ini diletakkan paling atas pada ketinggian

  • 55

    tanah yang paling tinggi serta ruang terbuka yang tidak

    terbatas untuk menggambarkan keagungan Sang Pencipta.

    Namun posisi lokasi yang malah dekat dengan kebisingan dari

    luar kawasan memerlukan perencanaan arsitektural yang

    dapat memecahkan masalah kebisingan tersebut dengan

    beberapa cara missal penggunaan greenwall dan penempatan

    vegetasi tinggi pada area luar yang diketahui memiliki

    kebisingan tinggi.

  • 56

    2.9. PRESEDEN METAFISIKA ARSITEKTUR

    2.9.1. Holy Redeemer Church

    Gambar 2.22 Desain eksterior bangunan holy redeemer church

    Sumber : http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-

    arquitectos/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    Arsitek (Firma): Menis Arquitectos

    Lokasi: San Cristbal de la Laguna, Tenerife, Spanyol

    Arsitek: Fernando Menis

    http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-arquitectos/http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-arquitectos/

  • 57

    Bentuk bangunan didesain diibaratkan goa kuburan

    Yesus. Bangunan tidak berhenti pada bentuk dasar kotak saja,

    namun ada transformasi bentuk, yaitu pemecahan sisi,

    pengubahan skala, rotasi, dan pelubangan, sehingga tidak

    membuat bangunan menjadi terlalu kaku. Material concrete

    yang alami menguatkan analogi bangunan tersebut.

    Perhatian detail yang dilakukan pada desain interior

    pun menjadi fenomenal karena permainan cahaya, skala, dan

    material yang konsisten dengan konsep.

    Gambar 2.23 Desain interior bangunan holy redeemer church

    Sumber : http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-

    arquitectos/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-arquitectos/http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-arquitectos/

  • 58

    Gambar 2.24 Desain interior bangunan holy redeemer church

    Sumber : http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-

    arquitectos/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-arquitectos/http://www.archdaily.com/268091/holy-redeemer-church-menis-arquitectos/

  • 59

    2.9.2. Bruder Klaus Chapel

    Gambar 2.25 Desain eksterior bangunan bruder klaus chapel

    Sumber : http://www.archdaily.com/106352/bruder-klaus-field-chapel-

    peter-zumthor/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    Arsitek : Peter Zumthor

    Lokasi: Mechernich, Jerman

    Sejenak jika diperhatikan bangunan ini memiliki bentuk

    yang sangat sederhana. Namun jika ditelisik bangunan tersebut

    bak monument yang berada di tengah-tengah padang rumput

    yang hijau, kontras.

    Jika dipelajari lebih jauh bangunan ini sebenarnya

    sangat kompleks, berdasarkan prosesnya. Proses itulah yang

    sebenarnya pada tiap karya berharga. Makna dan cerita

    tersirat dalam tiap senti bangunan tersebut.

    http://www.archdaily.com/106352/bruder-klaus-field-chapel-peter-zumthor/http://www.archdaily.com/106352/bruder-klaus-field-chapel-peter-zumthor/

  • 60

    Gambar 2.26 Desain interior bangunan bruder klaus chapel

    Sumber : http://www.archdaily.com/106352/bruder-klaus-field-chapel-

    peter-zumthor/ diakses pada tanggal 5 April 2016

    http://www.archdaily.com/106352/bruder-klaus-field-chapel-peter-zumthor/http://www.archdaily.com/106352/bruder-klaus-field-chapel-peter-zumthor/

  • 61

    2.9.3. Swiss Pavilion Music Box

    Gambar 2.27 Desain eksterior bangunan Swiss Pavilion Music Box

    Sumber : http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/ diakses

    pada tanggal 5 April 2016

    Arsitek : Peter Zumthor

    Lokasi: Graubnden, Switzerland

    http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/

  • 62

    Konstruksi temporer didesain berdasarkan pada tema

    utama eksibisi, yaitu sustainability (berkelanjutan). Bediri dari

    144 kilometer kayu basah (dipanen secara berkelanjutan dan

    bertanggung jawab), dengan ukuran batang 20 x 10 cm, Secara

    keseluruhan bangunan terdiri dari 45,000 papan dengan 2,800

    meter kubik kayu pinus dari hutan Swiss. Yang lebih menarik

    dari desai pavilion ini adalah disusun tanpa menggunakan lem,

    sekrup, maupun paku. Dinding setinggi 9 meter yang membagi

    peruangan di dalamnya. Kayu-kayu tersebut ditahan

    menggunakan kabel baja yang dihubungkan dengan ikatan per

    dengan desain minimalis yang elegan mengikuti kayu alami

    sebagai perubahan, material yang hidup. Setelah penutupan

    ekspo, bangunan tersebut dibongkar dan balok kayu dijual

    sebagai kayu kering.

  • 63

    Gambar 2.28 Konstruksi bangunan Swiss Pavilion Music Box

    Sumber : http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/ diakses

    pada tanggal 5 April 2016

    Keinginan utama sang arsitek, Zumthor adalah

    membuat kombinasi ideal dari pertunjukan seni, musik, drama,

    dan dekor ke dalam satu bentuk teater total. Efek ini dicapai

    melalui estetika dari bangunan beserta konstruksinya, serta

    dari hasil modul struktur yang berkelanjutan.

    http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/

  • 64

    Gambar 2.29 Interior bangunan Swiss Pavilion Music Box

    Sumber : http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/ diakses

    pada tanggal 5 April 2016

    http://www.archdaily.com/19403/peter-zumthor-works/