bab ii tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
1. Definisi air minum
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum. Hal inilah yang secara prinsip membedakan kualitas
yang harus dimiliki antara air bersih dan air minum. Kualitas air minum setingkat
lebih tinggi daripada kualitas air bersih ditinjau dari beberapa komponen
pendukungnya. Agar air dapat dikategorikan sebagai air minum maka
dipersyaratkan harus memenuhi ketentuan pemerintah berdasarkan peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.416/MENKES/PER/IX/1990, yang
merupakan Standar Nasional Indonesia (SNI) air minum. 4
2. Fungsi air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam
kegunaannya, antara lain untuk keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum,
masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya. Keperluan umum misalnya untuk
kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi
dan lain-lainnya. Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan
pembangkit tenaga listrik. Keperluan perdagangan, misalnya hotel, restoran,
binatu, keperluan pertanian dan peternakan, keperluan pelayaran dan lain
sebagainya. 10
3. Sumber air
a. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
NaCl air laut 3%. Sehingga air laut tak menuhi syarat untuk air minum.
b. Air atmosfir, air meteriologik
Dalam keadaan air murni, sangat bersih, karena dengan adanya
pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri atau debu
dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air
minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada
saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa–pipa
penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat
terjadinya korosi (karatan). Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak,
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
c. Air permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya
oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan
sebagainya.
Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan
berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis
pengotorannya adalah kotoran fisik, kimia, dan bakteriologi.8
d. Air tanah
Terdiri atas :
1) Air tanah dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah.
Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga
air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-
garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-
unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Di samping
penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada
muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat
air, air akan terkumpul menjadi air tanah dangkal di mana air tanah ini
dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.
2) Air tanah dalam
Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air
tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus
digunakan bor dan memasukkan pipa kedalaman sehingga dalam suatu
kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Jika tekanan air tanah air besar, maka air dapat menyembur ke luar
dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Jika air
tak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk
membantu pengeluaran air dalam ini.
3) Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kualitas atau kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Berdasarkan keluarnya (munculnya permukaan tanah) terbagi atas: a)
Rembesan di mana air ke luar dari lereng-lereng; b) Umbul di mana air ke
luar permukaan pada suatu dataran.
4. Syarat air minum
Pada umumnya ditentukan standar (patokan) yang berbeda-beda pada
beberapa negara yaitu :
a. Kondisi negara masing-masing
b. Perkembangan ilmu pengetahuan
c. Perkembangan teknologi
Dengan demikian dikenal beberapa standar air minum, antara lain:
a. American Drinking Water Standart
b. British Drinking Water Standart; agak ketat
c. World Health Organization (WHO) Drinking Water Standart.
Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi :
a. Syarat fisik : air tidak boleh berwarna, air tidak boleh berasa, air tidak boleh
berbau, suhu air hendaknya di bawah sela udara (sejuk ±25 °C), air harus
jernih. 8
Syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air
minum di mana dilakukan penyaringan dalam pengolahannya :
Tabel 2.1
Kadar (bilangan) yang disyaratkan dan tidak boleh dilampaui adalah Kadar (bilangan) yang Kadar (bilangan) yang tak boleh
disyaratkan dilampui Keasamam sebagai PK
7,0 – 8,5 Di bawah 6,5 dan diatas 9,5
Bahan – bahan padat
Tak melebihi 50 mg/l Tak melebihi 1.500 mg/l
Warna (skala Pt CO)
Tak melebihi kesatuan Tak melebihi 50 kesatuan.
Rasa Tak mengganggu - Bau Tak mengganggu
-
Sumber : T. Sutrisno
b. Syarat-syarat kimia :
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat
kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.
c. Syarat-syarat bakteriologis :
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen)
sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri golongan Coli melebihi
batas-batas yang telah ditetukannya yaitu 0 Coli/100 ml air. 4
Air yang mengandung Coliform tinja berarti air tersebut telah tercemar
oleh tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang
berhubungan dengan air. Parameter biologik atau mikrobiologik lain yang
dipaksa untuk penentu kualitas adalah hitung koloni sebelum disinfeksi harus
mencapai <100 ml atau setelah disinfeksi mencapai < 20 ml pada suhu
inkubasi 20 °C dan 36 °C.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (1990) menentukan air bersih
sebagai air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Parameter Coliform total harus mencapai 50/100 ml untuk air bukan
perpipaan dan 10/100 ml untuk air perpipaan. Parameter Coliform total harus
mencapai 50/100 ml untuk air bukan perpipaan dan 10/100 ml untuk air
perpipaan.5
Menurut KEPMENKES.RI.No : 907/MENKES/VII/2002, Tanggal 29
Juli 2002, Persyaratan kualitas air minum secara bakteriologis adalah sebagai
berikut 14 : Tabel 2.2
Persyaratan kualitas air minum secara bakteriologik
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
diperbolehkan
1 2 3
a. Air Minum E. coli atau fecal coli b. Air yang masuk sistem distribusi E. coli atau fecal coli Total Bakteri coliform c. Air pada sistem distribusi E.coli atau fecal coli Total Bakteri coliform
Jumlah per 100 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel
0
0
0
0
0
Sumber : KEPMENKES.RI.No : 907/MENKES/VII/2002
Keterangan : 0 (Tidak boleh mengandung bakteri Coliform).
Jasad-jasad hidup yang mungkin ditemukan dalam sumber-sumber air
antara lain dari golongan bakteri, ganggang cacing serta plankton. Kehadiran
bentuk-bentuk kehidupan ini tidak diharapkan dalam air. Hal ini karena
berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit disamping adanya
pengaruh-pengaruh lain seperti timbulnya rasa dan bau tidak sedap atau
perubahan rupa air. Masalah disini adalah aman tidaknya suatu sumber air
terhadap kesehatan.
Pada umumnya seseorang tidak akan minum air yang tidak aman untuk
kesehatan dikarenakan mengandung cacing atau jasad hidup lainnya.
Pengaruh jasad-jasad yang tidak patogen terhadap kualitas air antara lain :
a. Rasa dan bau tidak sedap : disebabkan golongan Actinomycetes dan
ganggang.
b. Air berlendir dan berwarna merah : disebabkan bakteri besi.
c. Bau tidak sedap dan dari segi estetika air tidak akan diterima untuk
diminum. Juga melindungi bakteri dan virus : disebabkan golongan
cacing.
Para ahli menemukan bahwa berbagai penyakit yang disebarkan
melalui air termasuk dalam jenis penyakit yang menyerang saluran pencernaan
makanan antara lain : Tipus, disentri dan kolera. Selain itu sejumlah bibit-bibit
penyakit yang termasuk golongan virus dan protozoa juga ditemukan dalam
saluran usus. Bibit penyakit ini dinamakan mikroorganisme enterik dan akan
ditemukan pula dalam tinja penderita penyakit. Penyakit-penyakit yang
disebabkan mikroorganisme enterik antara lain : Kolera, Tipus, Polio,
Hepatitis, Disentri, Infeksi usus. Dengan demikian kehadiran tinja dalam
sumber air merupakan ancaman terhadap kesehatan karena kemungkinan
adanya kuman-kuman enterik ini. Penentuan kualitas mikrobiologis sumber air
dilatar belakangi dasar pemikiran bahaya air tersebut tidak akan
membahayakan orang yang minum. Dalam konteks ini maka penentuan
kualitas mikrobiologis air didasarkan terhadap analisis kehadiran jasad
indikator yang selalu ditemukan dalam tinja manusia atau hewan berdarah
panas baik yang sehat maupun tidak. Jasad ini tinggal dalam usus manusia atau
berdarah panas dan merupakan suatu bakteri yang dikenal dengan nama bakteri
Coliform. Bila dalam sumber air ditemukan bakteri Coliform maka hal ini
merupakan indikasi bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaran
manusia atau berdarah panas.9 Air yang mengandung golongan Coli dianggap
telah terkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia. 4
5. Pencemar air
Pencemar air yang dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen terdiri
dari pencemar fisik, kimia, biologis dan radioaktivitas.
a. Pencemar fisik
Air yang mengalami pencemar fisik dapat dilihat dari bau, rasa, kekeruhan
dan warna.
1) Bau
Bau pada air dapat disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam air
seperti bangkai binatang, bahan bangunan, ataupun disebabkan adanya
proses penguraian senyawa organik oleh bakteri. Pada peristiwa
penguraian senyawa organik yang dilakukan oleh bakteri tersebut
dihasilkan gas-gas berbau menyengat bahkan ada yang beracun seperti
H2S, NH3, dan gas-gas lainnya. Pada tingkatan tertentu jika bau tersebut
terhirup lebih dari 10 menit dapat mengakibatkan kematian. Pada
peristiwa peruraian zat organik berakibat meningkatkan penggunaan
oksigen terlarut air (BOD : Biological Oxygen Demand) oleh bakteri dan
mengurangi kuantitas kandungan oksigen terlarut (DO : Disvolved
Oxygen) di dalam air. Pada air minum tidak boleh ada bau yang
merugikan pengguna air.
2) Rasa
Rasa pada air dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yaitu adanya gas
terlarut misalnya H2S, organisme hidup misalnya hasil buangan dari
rumah tangga, adanya organisme pembusuk limbah, dan kemungkinan
adanya sisa-sisa bahan yang digunakan untuk disinfeksi misalnya klor.
Timbulnya ras pada air minum, rasa diupayakan agar menjadi netral dan
dapat diterima oleh pengguna air.
3) Kekeruhan
Kekeruhan adalah efek optik yang terjadi jika sinar membentuk material
tersuspensi di dalam air. Kekeruhan air terjadi karena adanya partikel
hidup atau mati, berukuran besar ataupun berukuran kecil yang berada di
dalam air, misalnya ganggang pada air waduk, atau lumpur yang terbawa
pada air tanah saat turun hujan. Kekeruhan walaupun hanya sedikit dapat
menyebabkan warna lebih tua dari warna yang sesungguhnya. Tingkat
kekeruhan dipengaruhi oleh pH air. Kekeruhan pada air minum pada
umumnya telah diupayakan sedemikian rupa sehingga air menjadi jernih.
4) Warna
Warna pada air sebenarnya terdiri dari warna asli dan warna tampak.
Warna asli atau true color adalah warna yang disebabkan oleh substansi
terlarut. Warna yang tampak atau apprent color , adalah mencakup warna
substansi yang terlarut berikut zat tersuspensi di dalam air tersebut.
Warna air dapat ditimbulkan oleh ion besi, mangan, humus, biota air,
plankton, dan limbah industri. Warna air asli sukar dihilangkan. Pada air
minum disyaratkan tidak berwarna sehingga berupa air bening dan jernih.
b. Pencemar kimia
Pencemar kimia ada dua kelompok yaitu zat kimia anorganik dan zat kimia
organik. Kedua zat tersebut ditekan volume dan konsentrasinya sampai batas
limit, sehingga kalaupun terpaksa masih ada di dalam air, tidak
membahayakan bagi pengguna air minum. Keberadaan komponen pencemar
kimia tersebut diukur atas tingkat toksiditasnya terhadap kesehatan manusia.
Pencemar atau polutan yang termasuk bahan berbahaya dan beracun yang
dikenal singkatan B3, yaitu merkuri, timah hitam, tembaga, kadnium dan
senyawa kimia nitrit, nitrat, phenol, detergen, serta elemen-elemen radioaktiv. 4
c. Pencemar biologis
Pencemar biologis pada air terdiri atas bakteri, virus, algae, protozoa, dan
kapang.
1) Bakteri 12
Bakteri adalah jasad renik yang sederhana, tidak berwarna, satu sel
berukuran antara 0,5-6 μm. Bakteri berkembang biak dengan cara
membelah diri, setiap 15-30 menit pada lingkungan yang ideal. Bakteri
dapat bertahan hidup dan bekembang biak dengan cara memanfaatkan
makanan telarut dalam air. Bakteri tersebut berperan dalam dekomposisi
unsur organik di alam dan menstabilkan buangan organik. Bakteri yang
mendapat perhatian dalam air minum terutama adalah Escherichia Coli,
yaitu Coliform yang dijadikan sebagai indikator dalam penentuan
kualitas air minum.
2) Virus
Virus adalah berupa makhluk yang bukan organisme sempurna, antara
benda hidup dan benda tidak hidup, berukuran sangat kecil antara 20-100
nanometer atau sebesar 1/50 kali ukuran bakteri. Perhatian utama virus
pada air minum adalah terhadap kesehatan masyarakat meskipun hanya
satu viron mampu menginfeksi dan menyebabkan penyakit dan virus ada
dalam air bersama tinja terinfeksi, sehingga menjadi sumber infeksi.
3) Algae
Algae atau ganggang adalah organisme sederhana, berbentuk sel tunggal,
tidak berakar, berbatang dan tidak berdaun. Ganggang tersebut hanya
dapat berkembang biak jika air sangat keruh serta warna cairan gelap.
Varietas algae banyak sekali, namun paling menonjol dalam rangka
penyelenggaraan air minum adalah ganggang yang berwarna hijau antara
lain Chlorella dan Senodesmous dan ganggang biru hijau antara lain
yaitu Nostos, Oscillatoria, Mycrocystis dan Anabaena. Ekskresi dari
ganggang biru hijau sering menimbulkan masalah rasa dan bau dalam air.
4) Protozoa
Protozoa adalah organisme bersel tunggal dan tidak memiliki dinding sel.
Kebanyakan dari protozoa adalah bersifat predator, seringkali memakan
bakteri. Protozoa juga memanfaatkan sisa bahan organik sehingga
membantu dalam proses penjernihan air. Masalah kesehatan yang
ditimbulkan dari kelompok protozoa berasal dari organisme Entamoeba
histolytica yang dapat menyebabkan penyakit desentri amuba.
5) Kapang
Kapang adalah mikroorganisme nonfotosintesis, bersel jamak, bercabang
dan memanfaatkan sisa makanan terlarut di air. Pada umumnya peranan
kapang pada penanganan air minum kurang dominan.
d. Pencemar radioaktivitas
Zat radioaktiv memiliki sifat radioaktiv (radioctivity). Zat radioaktiv
tersebut mampu mengadakan disintegrasi spontan dari inti atom tertentu
diiringi dengan pemancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron)
atau radiasi gamma (gelombang pendek elektromagnetik). Pengaruh
radioaktivitas tersebut dihindari jangan sampai terdapat pada air minum atau
jika terpaksa ada ditekan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga tidak
berbahaya bagi pengguna air minum tersebut.
Uraian di depan menunjukkan ternyata banyak sekali unsur atau
elemen pada air yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Gangguan yang
berasal dari kandungan air minum dapat berakibat fatal, akut, kronis atau
bahkan tidak menampakkan gejala nyata visual. Standar air minum di
Indoesia (SNI) hanya berlaku untuk produk air minum di dalam negeri. Kini
upaya ke arah peningkatan mutu air minum semakin gencar, yang ada
waktunya kualitas air minum yang diproduksi di dalam negeri semakin
berpeluang bisnis penghasil devisa negara. 7
B. Hygiene Perorangan
Hygiene perorangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas pengisian
air minum isi ulang dalam melaksanakan hygiene perorangan petugas yang
dilakukan dengan kuesioner. Kuesioner yaitu pengumpulan data primer tentang
pengetahuan petugas yang bertugas mengisi air minum isi ulang ke dalam galon
atau jirigen dan Observasi yaitu untuk mengetahui praktek responden mengenai
hygiene perorangan petugas dan sanitasi. 13
1. Pemeriksaan Karyawan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh petugas dalam
menangani proses pengisian air minum isi ulang adalah sebagai berikut : 13
a. Pemeriksaan kesehatan
Sebelum seseorang diterima sebagai karyawan, sebaiknya diadakan
pemeriksaan kesehatan orang tersebut. Karena bila orang tersebut menderita
penyakit yang menular, misalnya penyakit Tubercolosis (TBC) maka orang
tersebut dapat merupakan pembawa bakteri Tubercolosis (TBC). Di
samping itu, pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan sebaiknya
dilakukan minimal sekali setiap tahun agar dari hasil pemeriksaan tersebut,
karyawan yang terkena penyakit dapat diobati terlebih dulu sebelum
dipekerjakan kembali.
b. Kebersihan tangan dan jari
Tangan merupakan salah satu anggota tubuh yang vital untuk mengerjakan
sesuatu dalam penyelenggaraan air minum dan melalui tangan air minum
dapat terkontaminasi. Oleh karena itu, kebersihan perlu mendapatkan
prioritas tinggi.
c. Kebersihan rambut
Pencucian rambut dilaksanakan secara teratur karena rambut yang kotor
akan menimbulkan rasa gatal pada kulit kepala yang dapat mendorong
petugas untuk menggaruknya dan dapat mengakibatkan kotoran-kotoran
dari kepala jatuh berterbangan dalam air.
d. Kebersihan hidung
Selama bekerja usahakan jangan mengorek hidung karena pada hidung
manusia terdapat banyak sekali kotoran atau bakteri. Apabila bersin, hidung
harus ditutup dengan sapu tangan dan wajah tidak menghadap ke air minum
untuk menghindari bakteri-bakteri yang berasal dari hidung.
e. Kebersihan mulut dan gigi
Dalam rongga mulut terdapat banyak sekali bakteri terutama pada gigi yang
berlubang. Apabila ada makanan yang terselip diantara gigi jangan
membersihkan dengan jari tangan tetapi menggunakan tusuk gigi.
f. Kebersihan telinga
Lubang telinga sebaiknya dibersihkan secara teratur karena dapat
mendorong seseorang untuk memasukkan jari tangan ke lubang telinga. 13
Untuk menilai hygiene perorangan dapat diketahui dari :
1) Penyediaan air bersih
2) Pembuangan sampah
3) Pembuangan air limbah
4) Kebersihan lantai. 13
2. Pemeriksaan perlengkapan petugas
a. Pakaian karyawan
Pakaian yang digunakan harus ganti setiap hari karena pakaian yang kotor
merupakan tempat bersarangnya bakteri. Pakaian karyawan selayaknya
dipilih model yang dapat melindungi tubuh pada waktu bekerja, bersih,
terbuat dari bahan yang kuat, dapat menyerap keringat, tidak panas dan
ukurannya tidak begitu ketat sehingga dapat mengganggu pada waktu
bekerja.
b. Sepatu atau sandal
Sepatu yang digunakan ialah sepatu kerja, artinya haknya pendek, tidak
licin, ringan dan enak dipakai karena selama bekerja karyawan bolak-balik
melayani konsumen. 13
3. Pengawasan pelayanan pengisian air minum
Untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi
persyaratan, Pengelola Air Minum dengan sistem perpipaan wajib mengadakan
pengawasan internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Produksi Air Minum sebesar <200.000 m3/Tahun/Unit Produksi:
1) Pada setiap reservoir (tandon air) dilakukan pemeriksaan parameter:
Sisa khlor dilakukan minimal satu kali sehari, pH, dilakukan minimal
satu kali per minggu, Daya Hantar Listrik (DHL), Alkalinitas, kesadahan
total, CO2 Agresif dan suhu dilakukan minimal satu kali per minggu,
Besi dan Mangan, dilakukan minimal satu kali per bulan bila menjadi
masalah.
2) Pada jaringan pipa distribusi dilakukan pemeriksaan parameter : Sisa
khlor minimal satu kali sehari pada outlet reservoir dan konsumen
terjauh, pH minimal satu kali per minggu, DHL minimal satu kali
perbulan, Kekeruhan minimal satu kali per minggu, Total Coliform atau
Esherichia Coli minimal satu bulan sekali pada outlet reservoir dan
konsumen terjauh.
b. Untuk Produksi Air Minum sebesar >200.000 m3/Tahun/Unit Produksi:
1) Pada setiap reservoir (tandon air) atau stasiun Khlorinasi dilakukan
pemeriksaan parameter. Sisa khlor dilakukan minimal satu kali sehari,
pH, DHL, Alkalinitas, Kesadahan total, CO2 Agresif dan suhu dilakukan
minimal satu kali per minggu.
2) Pada jaringan pipa distribusi dilakukan pemeriksaan parameter : Sisa
khlor atau ORP pada outlet reservoir sampai dengan konsumen terjauh,
dilakukan pemeriksaan sebanyak satu sample per 15.000 m3 produksi air
minum. Total Coliform atau Escherichia Coli dilakukan pemeriksaan
sebanyak satu sampel per 15.000 m3 produksi air minum, pH, DHL,
Kekeruhan dilakukan pemeriksaan sebanyak satu sample per 15.000 m3
produksi air minum.14
Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota melalui kegiatan:
a. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada
sumber air baku, proses produksi, jaringan distribusi, air minum isi
ulang dan air minum dalam kemasan.
b. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di tempat atau di lapangan dan
atau di laboratorium.
c. Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan.
d. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui yang
ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum.
e. Tindak lanjut upaya penanggulangan atau perbaikan dilakukan oleh
pengelola penyedia air minum.
f. Penyuluhan kepada masyarakat.
Dalam pelaksanaan pengawasan kualitas air minum, Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota dapat menentukan parameter
kualitas air yang akan diperiksa sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi daerah tangkapan air, instalasi pengolahan air dan jaringan
perpipaan. 14
C. Sanitasi
1. Definisi
Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi
derajat kesehatan menusia. 15
a. Sumber Air Bersih
Sumber air bersih yang bersumber dari sumber mata air pegunungan
atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hendaknya telah
direkomendasikan. Sumber air baku memenuhi Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 97/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawas
Kualitas Air Minum. 14
Air bersih yang berasal dari sumber mata air pegunungan dibuktikan
dengan sertifikat sumber air dari pengelola sumber air baku yang harus
disertakan dalam pengiriman air baku ke tempat depo air minum. 1
b. Pengangkutan Air Baku
Pengangkutan air bersih yang berasal dari mata air pegunungan
dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapat izin pengangkutan air dari
instansi yang berwenang dan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.
Kendaraan tangki air pengangkut air bersih terbuat dari bahan yang
tidak dapat melepaskan zat-zat beracun ke dalam air seperti food grade
stainless stell atau wadah berlapis polycarbonate.15
Kendaraan tangki pengangkut air bersih selama dalam perjalanan
wajib dalam keadaan terkunci atau tersegel dan tidak dibuka selama dalam
perjalanan. Air yang diangkut sampai ke Depo Air Minum paling lama dalam
waktu 12 jam.
2. Bangunan Fisik 18
a. Bangunan fisik yang kuat, aman dan mudah dibersihkan serta mudah
pemeliharaannya.
b. Syarat dari lantai sebagai berikut : 1) Bahan kedap air, permukaan rata halus
tetapi tidak licin dan tidak menyerap debu serta mudah dibersihkan; 2)
Kelandaiannya cukup untuk memudahkan kebersihan; 3) Jirigen dalam
keadaan bersih dan berdebu.
c. Syarat dinding depo sebagai berikut : 1) Bahan kedap air; 2) Permukaan rata,
halus, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan; 3) Warna dinding terang
dan cerah.
d. Dinding depo dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan bebas dari pakaian
bergantung.
e. Dinding yang berhubungan dengan semprotan air mempunyai kerapatan air
setinggi minimal 2 meter dari lantai.
f. Atap dan langit-langit depo memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Atap
banguanan harus menutup sempurna seluruh bangunan; 2) Bahan atap tahan
terhadap air dan tidak bocor; 3) Konstruksi atap dan langit-langit dibuat anti
tikus (rodent proof); 4) Langit-langit harus menutup sempurna seluruh
ruangan; 5) Bahan langit-langit harus kuat, tahan lama dan mudah
dibersihkan dan tidak menyerap debu; 6) Permukaan langit-langit harus rata
dan berwarna terang; 7) Permukaan langit-langit dalam keadaan bersih dan
tidak berdebu; 8) Tinggi langit-langit minimal 3 meter dari lantai.
g. Pintu depo harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Bahan pintu harus
kuat, tahan lama dan tidak melepaskan zat beracun; 2) Permukaan rata, halus,
berwarna terang dan mudah dibersihkan; 3) Pemasangannya rapi sehingga
dapat menutup dengan baik; 4) Membuka kedua arah; 5) Selalu dalam
keadaan bersih dan tidak berdebu.
h. Jendela depo harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Jendela depo harus
dibuat dari bahan tembus sehingga proses pengolahan dat terlihat jelas; 2)
Dibuat dari bahan yang tahan lama; 3) Permukaan rata, halus, berwarna
terang dan mudah dibersihkan; 4) Tinggi sekurang-kurangnya 1 meter di atas
lantai; 5) Luasnya disesuaikan dengan kegunaannya.
i. Pencahayaan ruangan depo harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Permukaan tempat kerja dan ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat
penyinaran cahaya baik alam maupun buatan dengan minimal 10-20 foot
candle atau 100-200 lux. Pencahayaan dapat mempengaruhi kadar
pencemaran di udara karena dengan adanya pencahayaan alami (sinar
matahari) beberapa pencemar udara dapat dipercepat atau diperlambat
reaksinya dengan zat-zat lain di udara sehingga kadarnya dapat berbeda
menurut banyak pencahayaan.
j. Suhu ruangan depo harus memenuhi syarat sebagai berikut 18 : Permukaan
tempat kerja dan ruangan pengolahan dan penyimpanan suhu ruangan antara
25-31 ºC. Suhu ruangan dapat mempengaruhi konsentrasi pencemaran di
udara sesuai dengan keadaan cuaca tertentu. Suhu ruangan yang tinggi
menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi pencemaran makin
rendah sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin padat
sehingga konsentrasi pencemaran di udara tampaknya makin tinggi.
k. Kelembaban ruangan depo harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Permukaan tempat kerja dan ruangan pengolahan dan penyimpanan
kelembaban ruangan antara 80-90%. Kelembaban udara dapat juga
mempengaruhi konsentrasi pencemaran di udara. Pada kelembaban yang
tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi dengan pencemaran udara
menjadi zat lain yang tidak berbahaya atau menjadi pencemaran sekunder.
l. Ventilasi depo harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Untuk kenyamanan, depo harus diatur ventilasi yang dapat menjaga suhu
yang nyaman dengan cara : 1) Menjamin terjadinya peredaran udara yang
baik; 2) Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum; 3) Menjaga
suhu tetap nyaman dan sesuai kebutuhan.
m. Sekat pemisah bangunan depo harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1)
Setiap sekat pemisah bangunan depo untuk pencucian, pengisian dan
pengolahan harus dari bahan yang kuat, tidak melarutkan zat beracun serta
mudah dibersihkan; 2) Konstruksi sekat pemisah harus menjamin tidak dapat
dimasuki serangga dan tikus (insect and rodent proof).
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana
sanitasi berhubungan langsung dengan :
a. Kesehatan. 19
Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya berkaitan
dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar.
Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak
efektif.
b. Penggunaan air.
Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan
hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan
jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini
dengan unit baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa
menghemat 25% dari penggunaan air untuk rumah tangga tanpa
mengorbankan kenyamanan dan kesehatan. Sebaliknya, memasang unit
penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah tanpa WC bisa
meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Sudah jelas hal ini tidak
diharapkan di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi dan hal
tersebut juga bisa menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang
dengan benar.
c. Biaya dan pemulihan biaya.
Biaya pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah meningkat
dengan cepat begitu konsumsi meningkat. Merencanakan hanya satu sisi
penyediaan air tanpa memperhitungkan biaya sanitasi akan menyebabkan
kota berhadapan dengan masalah lingkungan dan biaya tinggi yang tak
terantisipasi. Pada tahun 1980, Bank Dunia melaporkan bahwa dengan
menggunakan praktek-praktek konvesional, untuk membuang air dibutuhkan
biaya lima sampai enam kali sebanyak biaya penyediaan. Ini adalah untuk
konsumsi sekitar 150 hingga 190 liter air per kepala per hari. 19
3. Pengawasan Kebersihan
a. Kebersihan ruang pengolahan
Tidak ada sampah berserakan dan disediakan tempat sampah yang tertutup,
lantai kedap air, mudah dibersihkan dan kering (tidak ada genangan air), suhu
udara cukup sejuk dan tidak pengap serta bau, cahaya cukup terang sehingga
dapat melihat kualitas air minum dengan jelas.
b. Kebersihan ruang pengisian
Tidak ada sampah berserakan dan lingkungan bersih, tidak ada celah yang
dapat menjadi sarang tikus, lantai kedap air, mudah dibersihkan dan kering,
semua sambungan pipa atau selang terlihat rapi dan tidak bocor.
c. Pengawasan kebersihan dispenser
Dalam pengawasan dispenser tersedia satu unit dispenser air minum contoh
untuk konsumen, dispenser air minum harus dijaga selalu bersih, siap pakai
dan tidak bocor. Dianjurkan menyediakan gelas sekali pakai (disposable) yang
terbuat dari polyvinyl carbon atau gelas. Jika tidak, maka gelas harus selalu
dicuci dan selalu dalam keadaan bersih.
d. Sarana pengolahan air minum
Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air minum harus
menggunakan peralatan yang disyahkan pemakaiannya oleh Departemen
Kesehatan antara lain : Kran pengisian air baku, pipa pengisian air baku,
tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikro filter, kran
pengisian air minum curah, kran pencucian botol, tangki pembawa air, kran
penghubung, peralatan sterilisasi.
Bahan untuk sarana pengolahan air minum tidak boleh terbuat dari logam
berat, seperti : Timah hitam, Arsen, Tembaga, Seng, Cadmium dan Antimion.
e. Tempat cuci tangan
Tersedia satu buah tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air bersih dan
sabun untuk petugas, setiap kali melakukan pelayanan pengisian air minum
dan harus dijaga dan dipelihara kebersihannya setiap saat.
f. Pembuangan sampah dan limbah
Sampah setiap hari dikumpulkan dan dibuang keluar dari depo air minum,
limbah dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup, setiap hari selalu
dipel, dibersihkan dan dikeringkan setiap saat.
D. Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang
Pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat
suatu zat. Bila hal ini pengolahan air minum karena adanya pengolahan ini maka akan
didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan.
Dalam proses pengolahan air pada umumnya dikenal dengan dua cara, yakni :
1. Pengolahan lengkap
Pengolahan ini, air mengalami pengolahan secara lengkap baik
pengolahan secara fisik, kimia, dan bakteriologik. Pada pengolahan ini, biasanya
dilakukan pada air sungai yang kotor dan keruh. Pada prinsipnya pengolahan
lengkap dibagi menjadi 5:
a. Pengolahan Fisik
Pengolahan fisik merupakan suatu tingkat pengolahan yang bertujuan
mengurangi atau menghilangkan kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan
pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan
diolah.
b. Pengolahan Kimia
Suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk
membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan
kapur dalam proses pelunakan dan lain sebagainya.
c. Pengolahan Bakteriologik
Suatu tingkat pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan bakteri-
bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan membubuhkan
kaporit.
2. Pengolahan sebagian
Pengolahan sebagian merupakan proses pengolahan air yang hanya
sebagian saja. Misalnya pengolahan kimiawi dan atau pengolahan bakteriologik
saja. Pengolahan ini lazimnya dilakukan untuk mata air bersih dan air sumur
dangkal atau air tanah dalam. 5
Ditinjau dari perlu tidaknya pengelolaan sumber air minum dapat
dibebankan atas: 4
a. Air yang langsung dapat diminum, misalnya air tanah yang tidak
terkontaminasi
b. Air yang perlu pembubuhan desinfektan, misalnya air dalam tanah atau air
permukaan yang hamper tidak terkontaminasi
c. Air yang membutuhkan penyaringan pasir cepat dan dilanjutkan dengan
klorinasi secara tetap.
Untuk mengelola ketiga jenis air tersebut, secara umum dapat dibedakan
menjadi sebagai berikut:
1) Pengelolaan secara alamiah (sistem sedimentasi)
Dilakukan dengan penyimpanan/pengendapan (purifikasi),
penyimpanan air yang cukup tinggi asal dijaga agar tempat penampungan
terhindar dari kontaminanasi dengan pengawasan yang baik.
2) Pengolahan air dengan menyaring (rapid sand filter)
Dalam proses ini dikenal dua jenis saringan, sebagai berikut : saringan
pasir lambat (slow sand filter) dan saringan pasir cepat (rapid sand filter). 4
3) Pengelolaan air dengan menambahkan zat kimia (sistem desinfeksi)
Adapun zat kimia yang digunakan dalam proses ini sebagai berikut :
zat koagulan yaitu zat kimia yang berguna untuk mempercepat proses
penjernihan. Zat klor yaitu bertujuan untuk membunuh bibit penyakit
(kuman) dalam air.
Metode desinfeksi yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air
minum adalah sebagai berikut : 1) Pengolahan air minum dengan
menggunakan Ultraviolet (UV) yang bertujuan untuk membasmi kuman
dalam air sehingga berbagai macam patogen dapat dihilangkan atau dibuat
nonaktif (tidak mampu menyebar). Secara alamiah di dalam troposfir
terdapat sinar UV tetapi tidak dalam jumlah yang besar. Salah satu
komponen instalasi air minum yang penting adalah UV karena berfungsi
untuk membunuh kuman, virus dan bakteri Escherichia Coli. Efektifitas
penyinaran lampu UV sangat tergantung kepada Daya (watt) lampu tsb dan
kecepatan air yang disinarinya.
Bila kecepatan air yang melewati UV 10 liter/menit, maka disarankan (kalau
tidak mau dikatakan wajib) untuk menggunakan UV minimal 5 GPM/25
watt. Namun bila kecepatan air s/d 20 liter/menit, disarankan untuk
menggunakan minimal 6 GPM/30 watt.4 Air dialirkan melalui tabung dengan
lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi
UV. Yang harus diperhatikan adalah intensitas lampu ultraviolet yang
dipakai harus cukup. Untuk sanitasi air yang efektif diperlukan intensitas
sebesar 30.000 MW sec/cm2 (micro watt detik per sentimeter persegi).
Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas
dan waktunya cukup. Tidak ada residu atau hasil samping dari proses
penyinaran dengan UV. Namun, agar efektif lampu UV harus dibersihkan
secara teratur dan harus diganti paling lama satu tahun. Air yang akan
disinari dengan UV harus telah melalui filter halus dan karbon aktif untuk
menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, dan Fe atau Mn (jika
konsentrasinya cukup tinggi).1 ; 2) Pengolahan air minum dengan
menggunakan Ozon, di Eropa Ozon digunakan sebagai penghilangan warna,
bau dan rasa, mengurangi kekeruhan, penghilangan bahan organik,
microflocculation, besi dan mangan oksidasi. 4
Setelah pencampuran atau proses injeksi ozon hrus mempunyai waktu
untuk bekerja. Perkiraan injeksi ozon ke dalam 25 galon yang diikuti oleh
suatu filter dan laju air adalah 5 gpm, waktu kontak di 25 galon dibagi oleh 5
galon per menit menghasilkan 5 menit kontak waktu. Ozon sebagai
desinfeksi dengan waktu yang lebih lama akan mengoksidasi semua zat yang
ada dalam air.4 Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh
bakteri patogen, termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa,
peralatan dan kemasan akan ikut di sanitasi sehingga produk yang dihasilkan
akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon
merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping itu juga sangat aman.1
4) Pengolahan air dengan mengalirkan udara (aeration)
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak
enak dan menghilangkan gas-gas yang tidak dibutuhkan seperti CO2, metan,
H2S dan menaikkan pH air. 4
5) Memanaskan air hingga mendidih
Pada klorinasi, kadar klor sisa dalam air untuk air minum adalah 0,1
ppm-0,2 ppm, maksimal 0,4 ppm.
Daya membunuh yang dimiliki oleh klor tegantung dari klor aktif
yang ada.
6) Sistem koagulasi
Sistem pembersihan dan penjernihan air dengan cara kotoran
digumpalkan dengan zat penggumpal seperti tawas, kapur dan soda.4
E. Kuman
Pada pertumbuhan kuman terjadi sintesa yang khas dan berimbang dari
komponen-komponen protoplasma dari bahan-bahan gizi (nutrien) yang terdapat
dalam lingkungannya. Ini merupakan poses yang terus berubah menurut waktu dan
merupakan sifat utama makhluk hidup. Kuman-kuman merupakan kelompok
organisme yang sangat omnivore (memakan segalanya). Mereka mampu
melaksanakan proses metabolisme dengan memanfaatkan segala macam sumber
bahan makan, mulai subtract anorganik sampai bahan organik yang sangat
kompleks.20 Agaknya tidak satupun persenyawaan organik yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh kuman. Ini merupakan bukti akan kemampuan kuman untuk
beradaptasikan dirinya dan mencerminkan kemampuannya untuk mengadaptasikan
dirinya dan mencerminkan kemampuannya untuk menanggapi rangsangan yang
sebelumnya adalah benda asing baginya. Meskipun di antara bermacam-macam
spesies kuman terdapat perbedaan-perbedaan dalam keperluannya akan bahan gizi,
tetapi ada bahan-bahan gizi yang agaknya diperlukan oleh setiap jenis kuman.
Kuman memerlukan air dalam konsentrasi tinggi disekitarnya karena
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan. Air merupakan pengantar
semua bahan gizi yang diperlukan sel dan untuk membuang zat-zat yang diperlukan
ke luar sel. Selain untuk melancarkan reaksi-reaksi metabolik, air juga merupakan
bagian terbesar dari protoplasma. 20
1. Pertumbuhan kuman
Adalah suatu proses terkoordinasi peningkatan masa dan ukuran setiap sel,
diikuti oleh duplikasi kromosom dan pembelahan sel. Bila kuman ditanam dalam
pembenihan yang sesuai dan pada waktu-waktu tertentu ditinjau jumlah kuman
yang hidup, maka dapat dilihat yang dapat dibagi 4 fase, yaitu : 22
a. Fase penyesuaian diri (lag phase) yaitu waktu penyesuaian yang umumnya
berlangsung selama 2 jam. Kuman belum berkembang biak dalam fase ini,
tetapi aktivitas metabolismenya sangat tinggi. Fase ini merupakan persiapan
fase berikutnya.
b. Fase pembelahan (logarhytmik phase atau exponential phase) yaitu kuman
berkembang biak dengan berlipat dua, jumlah kuman meningkat secara
exponential. Untuk kebanyakan kuman fase ini berlangsung 18-24 jam. Pada
pertengahan fase ini pertumbuhan kuman sangat ideal, pembelahan terjadi
secara teratur, semua bahan dalam sel berada dalam keadaan seimbang.
c. Fase Stasioner (stationary phase) yaitu dengan meningkatnya jumlah kuman,
meningkat juga hasil metabolisme yang toksis. Kuman ada yang mati dan
pembelahan terhambat. Pada suatu saat terjadi jumlah kuman yang hidup tetap
sama.
d. Fase kemunduran atau penurunan (period of decline) yaitu jumlah kuman
hidup berkurang dan menurun. Keadaan lingkungan menjadi sangat jelek.
Pada beberapa jenis kuman timbul bentuk-bentuk abnormal.
2. Total kuman
Metode hitungan cawan, sampel air yang diperkirakan mengandung lebih
dari 300 sel jasad renik per ml atau per cm permukaan memerlukan perlakuan
pengenceran sebelum diitumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri.
Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang
dapat dihitung dan jumlah yang terbaik adalah di antara 30-300 koloni.
Total Plate Count merupakan salah satu cara pemeriksaan total mikroba
dalam sampel air. Total Plant Count suatu produk yang dapat mencerminkan
teknik penanganan kualitas sanitasi air minum.
Prinsip metode hitungan cawan antara lain, jika sel mikroba yang masih
hidup ditumbuhkan pada agar maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. 5
3. Perhitungan total kuman
Perhitungan total koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran
dilakukan secara decimal. Pengenceran awal 1:10 (10 -1), 1:100 (10 -2), 1:1000 (10 -3) dan seterusnya. Dibuat dengan cara mengencerkan 1 ml air ke dalam 12 larutan
pengencer, dilanjutkan dengan pengenceran yang lebih tinggi. Semakin tinggi
jumlah mikroba yang terdapat dalam air minum isi ulang semakin tinggi
pengenceran yang harus dilakukan.
4. Peranan air dalam penularan penyakit
Air mempunyai peranan besar dalam penularan beberapa penyakit
menular. Besarnya peranan air dalam penularan penyakit adalah disebabkan
keadaan alam itu sendiri sangat membantu dan sangat baik untuk kehidupan
mikrobiologis.
Air juga merupakan tempat pertumbuhan mikroorganisme dan juga
sebagai tempat tinggal sementara (perantara) sebelum mikroorganisme berpindah
ke manusia.
F. Bakteri Coliform
Bakteri Coliform yang merupakan jenis bakteri yang tidak dapat membentuk
spora mempunyai kemampuan adaptasi yang rendah dalam lingkungan, terutama
perlindungan membrane elnya apabila berada dalam suatu cairan dengan tingkat
osmose tinggi yaitu terjadinya plasmolisa yang dapat menyebabkan kematian sel
bakteri. 9
Organisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk adanya
pencemaran adalah Escherichia Coli dan kelompok Coliform antara lain :
Enterobacter, Klebsiella, Citrobacter fruenddii.
Escherichia Coli sebagai salah satu contoh terkenal mempunyai beberapa
spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah
panas. Escherichia Coli misalnya mula-mula diisolasi oleh Escherich (1885) dari
tinja bayi. Sejak diketahui bahwa jasad tersebut tersebar pada semua individu, maka
analisis bakteriologi air minum ditujukan kepada kehadiran jasad tersebut. Walaupun
adanya jasad tersebut tidak dapat memastikan adanya jasad patogen secara langsung,
tetapi dari hasil yang didapat memberikan kesimpulan bahwa bakteri Coli dalam
jumlah tertentu di dalam air dapat digunakan sebagai indicator adanya jasad patogen. 9
Escherichia Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik,
mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhanya paling
sedikit banyak di bawah keadaan anaerobik. Pertumbuhan yang baik pada suhu
optimal 37 °C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan
nitrogen. Escherichia Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang
digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. 22
Berdasarkan sifatnya bakteri Coliform dibagi menjadi dua golongan :
1. Coliform Faekal, seperti Sherichia Coli yang betul-betul berasal dari tinja
manusia.
2. Coliform non Faekal, seperti Aerobacter dan Klebsiella yang bukan berasal dari
tinja manusia tetapi mungkin berasal dari hewan atau tanaman yang telah mati. 23
Sifat-sifat Escherichia Coli adalah 24:
1. Dapat hidup pada suhu 44,5 °C dan merupakan indicator pencemaran air.
2. Merupakan bakteri batang gram negativ, tidak berkapsul, umumnya mempunyai
fimbria dan bersifat motile, mampu meragi laktosa dengan cepat sehingga pada
agar Mc. Concey membentuk koloni merah muda sampai tua dengan kilat logam
yang spesifik dan permukaan halus.
3. Mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 μm dan lebar 1,1-1,5 μm, tersusun tunggal,
berpasangan dengan flagella pertikus.
4. Tumbuh pada suhu antara 10-14 0C dengan suhu optimum 37 0C, pH optimum
untuk pertumbuhannya adalah 7,0-7,5 pH minimum 4,0 dan pH maksimum 9,0. 24
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah :
1. Cahaya
Pengaruh cahaya terhadap mikroorganisme air sangat kecil. Bakteri tak
berpigmen tertentu dan beberapa bakteri di danau terhambat pertumbuhannya
karena cahaya dan di laut pada zona permukaan yang tidak dalam. Kedalaman
zona tergantung pada intensitas radiasi dan turdibitas pada air. Pengaruhnya pada
air yang jernih lebih baik bila dibandingkan dengan air yang keruh. Pengaruh
cahaya digantikan oleh factor lain, misalnya temperature. Bagian spectrum sinar
ultra violet hanya dapat menembus jarak sejauh 1 meter, akan tetapi cahaya biru
lebih jauh lagi. 5
2. Temperatur
Semua mikroorganisme dalam proses kehidupannya dipengaruhi oleh
temperatur. Bakteri, Cyanophyta dan fungi dapat tumbuh hanya pada suatu batas
rentang temperatur -10 sampai dengan +90 0C. Pada rentang tersebut temperatur
mempengaruhi laju pertumbuhan, kebutuhan nutrisi, enzimatik dan dekomposisi
kimiawi dalam sel. Biosintesis kadang-kadang lebih rendah titik optimumnya dari
pada bionergitika.
3. Salinitas
Rentang salinitas bakteri dipengaruhi oleh temperatur optimum. Salinitas
dapat memperpanjang waktu generasi bakteri dan jamur. Seringkali salinitas juga
menyebabkan perubahan morfologis dan fisiologis. 5
Keanekaragaman salinitas dalam air dipengaruhi kehidupan biota air
melalui pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan osmotic. Salinitas
menimbulkan tekanan osmotic, pada umumnya kandungan garam dalam sel biota
air cenderung mendekati kandungan garam dalam air tempat hidupnya. Apabila
suatu sel berada dalam lingkungan dengan salinitas yang berbeda maka
diperlukan mekanisme osmoregulasi untuk menjaga keseimbangan kepekatan
antara sel dan lingkungannya. Cara-cara osmoregulasi meliputi perlindungan
membran sel maupun mekanisme ekskresi untuk membuang kelebihan air tawar
keluar sel.
Kemampuan untuk menghadapi fluktasi salinitas sangat bergantung dari
jenis biota air, maupun kemampuan adaptasi terhadap lingkungannya. Bakteri
Coliform yang merupakan jenis bakteri yang tidak dapat membentuk spora
mempunyai kemampuan adaptasi yang rendah dalam lingkungan, terutama
perlindungan membrane selnya apabila berada dalam suatu cairan dengan tingkat
osmose tinggi, yaitu terjadinya plasmolisa yang dapat menyebabkan kematian sel
bakteri. 25
4. pH
Mikroorganisme akuatik dapat ditumbuhkan pada pH 6,5-8,5. Untuk
organisme di laut, pH optimum sekitar 7,2-7,6. Mikroorganisme yang hidup di
danau atau sungai mempunyai kisaran pH optimum yang luas. 26
G. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan maka dibuatlah kerangka
teori sebagai berikut :
Sumber air : a. Air laut b. Air
permukaan c. Air atmosfir d. Air tanah
Kualitas fisik
Kualitas kimia
a. Temperatur b. Warna c. Bau d. Kekeruhan
Arsen , besi, flourida, chlorida
Bakteri (Coliform), Virus, Protozoa
Jumlah bakteri Coliform
a. Hygiene perorangan petugas: 1. Pemeriksaan karyawan 2. Pemeriksaan
perlengkapan petugas 3. Pengawasan pelayanan
pengisian air minum b. Sanitasi Lingkungan :
1. Definisi 2. Bangunan fisik 3. Pengawasan kebersihan
Kualitas bakteriologis
Air isi ulang
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi : 2, 4, 7, 9
H. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori tersebut di atas maka disusun kerangka konsep
mengenai hubungan antara variabel penelitian yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Variabel Bebas Variabel Terikat
Hygiene Perorangan Petugas
Sanitasi Depo Air Minum Isi Ulang
Jumlah Bakteri
Coliform
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
I. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan hygiene perorangan petugas dengan jumlah bakteri Coliform
2. Ada hubungan sanitasi depo air minum isi ulang dengan jumlah bakteri Coliform