bab ii tinjauan pustaka, landasan teori, kerangka...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agribisnis Bawang Merah (Allium Ascalonicum) Agribisnis bawang merah (Allium Ascalonicum) mempunyai peluang dalam perekonomian nasional. Dalam penerapannya, agribisnis bawang merah merupakan kegiatan yang mengandung keterkaitan dari setiap antar sub-sistem dari hulu ke hilir yang saling mempengaruhi. Adapun sub-sistem tersebut dalam agribisnis bawang merah adalah terdiri dari tiga subsistem yaitu, subsistem pra produksi (up-stream agribusiness), subsistem produksi, dan subsistem post produksi (down-stream agribusiness) (Krisnamurthi dan Fausia, 2009). A. Subsistem Pra Produksi (Up-Stream Agribusiness) Subsistem pra produksi merupakan bagian yang terpenting yang perlu diperhatiakan untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dari usaha agribisnis bawang merah. Subsistem praproduksi agribisnis bawang merah adalah penyediaan dan pengadaan berbagai sarana produksi bawang merah. Adapun kegiatan subsistem praproduksi ini meliputi pemilihan lahan yang akan dijadikan areal penanaman bawang merah, menyiapkan berbagai alat/sarana produksi pertanian, seperti pengadaan bibit bawang merah, pupuk/obat-obatan pestisida yang akan digunakan, alat-alat maupun teknologi dan sumberdaya uang sebagai modal dan tenaga kerja. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam subsistem praproduksi agribisnis bawang merah yaitu : Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 03-Jul-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agribisnis Bawang Merah (Allium Ascalonicum)

Agribisnis bawang merah (Allium Ascalonicum) mempunyai peluang dalam

perekonomian nasional. Dalam penerapannya, agribisnis bawang merah

merupakan kegiatan yang mengandung keterkaitan dari setiap antar sub-sistem

dari hulu ke hilir yang saling mempengaruhi. Adapun sub-sistem tersebut dalam

agribisnis bawang merah adalah terdiri dari tiga subsistem yaitu, subsistem pra

produksi (up-stream agribusiness), subsistem produksi, dan subsistem post

produksi (down-stream agribusiness) (Krisnamurthi dan Fausia, 2009).

A. Subsistem Pra Produksi (Up-Stream Agribusiness)

Subsistem pra produksi merupakan bagian yang terpenting yang perlu

diperhatiakan untuk memaksimalkan hasil yang akan diperoleh dari usaha

agribisnis bawang merah. Subsistem praproduksi agribisnis bawang merah adalah

penyediaan dan pengadaan berbagai sarana produksi bawang merah. Adapun

kegiatan subsistem praproduksi ini meliputi pemilihan lahan yang akan dijadikan

areal penanaman bawang merah, menyiapkan berbagai alat/sarana produksi

pertanian, seperti pengadaan bibit bawang merah, pupuk/obat-obatan pestisida

yang akan digunakan, alat-alat maupun teknologi dan sumberdaya uang sebagai

modal dan tenaga kerja.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam subsistem praproduksi agribisnis

bawang merah yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

1) Bibit

Dalam melakukan pemilihan jenis varietas bibit bawang merah yang akan ditanam

sebaiknya disesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan daerah lahan. Untuk

daerah di Sumatera Utara, varietas bibit yang baik untuk ditanam adalah jenis

bibit bawang merah Brebes, Probolinggo, dan Thailand.

2) Tenaga Kerja

Penggunanaan tenaga kerja mulai dari kegiatan subsistem praproduksi, subsistem

produksi hingga subsistem post produksi perlu diperhatikan. Tenaga kerja yang

digunakan sekiranya mempunyai keahlian dan keterampilan yang baik dalam

pengelolaannya. Tenaga kerja dapat diupahi sesuai kesepakatan harian maupun

borongan (Agromedia, 2011).

B. Subsistem Produksi

Subsistem produksi mencakup kegiatan yang dilakukan dari awal perlakuan

terhadap penanaman bibit bawang merah hingga mencapai hasil produksi yaitu

panen bawang merah yang merupakan dari kegiatan usahatani yang bertujuan

memproduksi bawang merah. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

subsistem produksi ini meliputi:

1) Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah untuk penanaman lahan bawang merah dimaksudkan untuk

menggemburkan tanah, menghilangkan gulma, membuang gas-gas yang bersifat

racun hasil aktifitas mikroba dalam tanah, membuat sistem drainase yang baik.

Pengelolahan lahan dapat menggunakan traktor pada lahan yang luas atau pun

menggunakan cangkul dengan kedalaman tidak lebih dari 30 cm. Kemudian

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

gumpalan tanah dihancurkan dan gulma dibersihkan. Selanjutnya tanah dibiarkan

seminggu sampai mengering.

Setelah bongkahan tanah mengering, dapat dibentuk bedeng-bedeng dan diantara

bedeng-bedeng dibuat parit-parit kecil. Lebar bedeng 100-120 cm dan lebar parit

40-50 cm. Panjang bedeng dan paritnya disesuaikan dengan luas lahan. Adapun

kegiatan dalam pengelolahan ini dikerjakan sekitar 3-4 minggu sebelum

penanaman. Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat keasaman tanah pada lahan.

Keasaman tanah yang paling baik untuk penanaman bawang merah adalah pada

pH 6,0-6,8, namun untuk menurunkan keasaman dapat dilakukan pengapuran.

2) Penanaman

Waktu yang ideal penanaman bibit bawang merah ditanam pada awal musim

kemarau yaitu antara bulan April/Mei sampai Oktober. Hal ini diperhitungkan

agar tanaman yang berumur 60-90 hari ini dapat dipanen pada musim kemarau itu

juga, sehingga ada kemungkinan dapat dilakukan kesempatan menanam dua kali

berturut-turut dalam satu musim tanam. Ini akan lebih menguntungkan dengan

tetap memperhatikan pengairan yang dilakukan dengan baik. Dengan demikian,

menjelang musim hujan bawang merah sudah dapat dipanen.

Penanaman dilakukan ketika lahan telah siap. Penanaman bawang merah dengan

jarak 15 x 15cm atau 15 x 20cm atau 20 x 20 cm. Dalam menancapkan umbi

bawang merah, perlu dibuat lubang-lubang kecil yang dibuat dengan penunggal,

dalamnya lubang kira-kira sama dengan tinggi umbi bibit. Umbi bibit, yang telah

dipotong sebagian ujungnya dan bekas potongannya sudah mongering, diletakkan

dalam lubang dengan ujung diatas. Selanjutnya bagian atas ditutup dengan tanah

tipis. Sekitar 5-7 hari biasanya umbi bibit sudah mulai tumbuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

3) Pengairan

Pengairan sangat penting bagi tanaman ini untuk pembentukan umbinya.

Pengairan sebaiknya dilakukan dengan cara emrat, sprayer atau sprinkle. Dapat

juga menggunakan genangan air dalam parit-parut disiramkan ke atas bedeng.

Setelah penyiraman, parit dikeringkan kembali. Penyiraman dimulai saat

penanaman pertama, selanjutnya pada umur 1-2 minggu dilakukan pengairan pagi

dan sore hari atau tergantung pada kondisi cuaca. Selanjutnya ketika berumur 14-

50 hari atau sampai umur tanaman 2 bulan dapat dilakukan penyiraman sekali

dalam sehari. Penyiraman dihentikan ketika besar umbi telah mencapai ukuran

yang maksimal.

4) Pemupukan

Pemupukan dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebelum penanaman dan sesudah

penanaman. Pemberian pupuk dasar yaitu seperti pupuk kompos atau pupuk

kandang yang digunakan cukup disebarkan diatas bedengan kemudian dicampur

dengan tanah dengan penggunaan 10-15 ton/ha. Pemberian pupuk susulan yaitu

pemberian pupuk anorganik seperti Rustica Yellow (15-15-15), NPK, Urea/ZA,

KCL/ZK yang ditaburkan diatas barisan tanaman. Pemupukan ini kira-kira 5-10

cm dari tanaman atau dapat juga dibenamkan dalam alur yang dibuat di antara

barisan tanaman dengan jarak sekitar 10 cm dari tanaman.

5) Pemberantasan hama dan penyakit

Hama dan penyakit dapat menyerang akar, umbi, batang, dan daun. Salah satu

penyakit bawang merah adalah cendawan Perenospora destructor. Maka dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

pemeliharaanya agar terhindar dari hama dan penyakit perlu diperhatikan

penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah tidak mudah

terserang penyakit dan dapat bertumbuh dengan optimal. Penyemprotan obat-

obatan atau penggunaan stimulan juga sangat baik digunakan pada tanaman

bawang merah yang berguna untuk meningkatkan hasil yang dimana

penggunaanya obat-obatan sampai batas umur tanaman 50 hari.

6) Panen

Umur panen bawang merah memang cukup bervariasi, tergantung jenis varietas,

tempat penanaman, tingkat kesuburan, dan tujuan penanaman. Adapun tanda yang

dapat dipakai untuk mengetahui waktu panen adalah dari perubahan warna daun

jika 60-70% dari seluruh tanaman daun-daun telah menguning atau mengering

dan batang leher umbi terkulai maka saat panen pun tiba. Keadaan ini untuk

panen bawang merah konsumsi, namun jika digunakan untuk pembibitan maka

umut tanaman 80-90 hari.

Cara pemanenan bawang merah dilakukan dengan mencabut tanaman dengan

tangan. Dalam pencabutan jangan sampai batang semu terputus dan umbinya

jangan sampai tertinggal dalam tanah. Pemanenan ini juga sebaiknya dilakukan

pada pagi hari dalam kondisi cerah tidak hujan. Hal ini bertujuan untuk

menghindari kemungkinan serangan busuk umbi berlendir ketika umbi disimpan

di gudang penyimpanan (Singgih, 2009).

C. Subsistem Post Produksi (Down-Stream Agribusiness)

Adapun dua faktor yang dilakukan pada subsistem post produksi agribisnis

bawang merah, yaitu :

1) Pascapanen Bawang Merah

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

Setelah bawang merah dipanen, adapun perlakuan yang harus dilakukan agar

umbi bawang merah tetap berkualitas baik, yaitu

a. Pengeringan

Pengeringan ini bertujuan untuk mencegah kerusakan umbi. Pengeringan dapat

dilakukan langsung dibawah terik matahari atau pun menggunakan cara mekanis

seperti menggunakan sumber panas kompor.

b. Penyimpanan

Bawang merah begitu juga dengan komoditi pertanian lain pada umumnya

dihasilkan sebagai bahan mentah dan mudah rusak (perishable), membutuhkan

tempat penyimpanan yang besar karena bersifat voluminous sehingga perlu

penyimpanan dan pemeliharaan agar kualitas bawang merah tetap baik tidak

busuk (Redaksi Agromedia, 2011).

Pada umumnya petani menyimpan bawang merah dengan menggantungkan

ikatan-ikatan bawang merah pada para-para diatas perapian dapur. Dalam jumlah

yang besar, penyimpanan bawang merah disimpan di gudang penyimpanan yang

sebaiknya bersih, kering, dan tidak lembab. Penyimpanan bawang merah juga

menggunakan karung khusus yang berjaring-jaring. Hal ini dimaksudkan agar

umbi bawang merah tidak lembab sehingga tidak mudah busuk. Pada peti

penyimpanan (box container), sebaiknya menggunakan AC (Air Conditioning) hal

ini bertujuan agar umbi bawang merah tetap terjaga mutu dan agar tidak mudah

terserang penyakit yang dapat menyebabkan kebusukan (Agromedia, 2011).

2) Faktor Penunjang

a. Kelembagaan

Dalam mendukung dan meningkatkan agribisnis bawang merah, maka beberapa

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

lembaga/kemitraan turut berperan serta. Diantaranya adalah lembaga dari

pemerintahan seperti penyuluh pertanian yang dapat sebagai sumber informasi

dalam melakukan usaha agribisnis yang tepat. Lembaga keuangan dan pemasaran

seperti KUD, renternir, kelompok tani, bank sebagai penyedia modal, dan

lembaga pemasaran dari pedagang pengumpul, pedagang grosir, pedagang besar

atau perusahaan ekspor-impor atau yang bergerak di bidang agribisnis bawang

merah (Singgih, 2009).

b. Transportasi

Dengan adanya transportasi maka mempermudah pengangkutan bawang merah

dalam jumlah skala yang besar. Transportasi yang biasa digunakan dalam

mengangkut bawang merah adalah truk, kontainer bahkan kapal pengangkutan

barang dalam ratusan ton. Dengan adanya sarana transportasi maka memperlancar

usaha agribisnis bawang merah antar daerah maupun negara untuk melakukan

kegiatan ekspor maupun impor.

c. Telekomunikasi

Telekomunikasi juga berperan sebagai salah satu faktor penunjang agribisnis

bawang merah. Dengan adanya handphone, SMS banking dan Internet maka

mempermudah hubungan komunikasi dan informasi terhadap pelaku agribisnis

yang juga dapat dimanfaatkan sebagai media bertransaksi keuangan

(Tim Bina Karya Tani, 2009).

2.1.2 Tinjauan Ekonomi Bawang Merah

A. Permintaan Bawang Merah

Prospek agribisnis bawang merah cukup baik. Tidaklah heran jika permintaan

pasar terhadap bawang merah sangat tinggi. Permintaan bawang merah yang

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

tinggi, dikarenakan penggunaanya yang begitu banyak dalam kehidupan sehari-

hari. Penggunaan bawang merah banyak kita temui baik sebagai bawang goreng,

bumbu penyedap masakan seperti soto, sop, ayam gulai, dan sampai penggunaan

bawang merah di industri pengolahan makanan seperti mie instan, bumbu olah

siap saji, dan sebagainya (Singgih, 2009).

Tingkat kebutuhan bawang merah dan produksi bahan pangan bawang merah

yang mendukung ketersediaan pangan di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun dapat ditunjukkan sebagai berikut. Pada Tahun 2008 tingkat

kebutuhan bawang merah sebesar 69.720 ton dan produksi bahan pangan yang

mendukung ketersediaan pangan sebesar 24.808 ton. Pada tahun 2009 tingkat

kebutuhan bawang merah sebesar 73.200 ton dan produksi bahan pangan yang

mendukung ketersediaan pangan sebesar 25.552 ton. Pada tahun 2010 tingkat

kebutuhan bawang merah menurun tajam sebesar 9.120 ton dan produksi bahan

pangan yang mendukung ketersediaan pangan sebesar 9.431 ton. Pada tahun 2011

kembali meningkat sebesar 33.754 ton dan produksi bahan pangan yang

mendukung ketersediaan pangan sebesar 12.449 ton. Dan pada tahun 2012 juga

meningkat dengan tingkat kebutuhan bawang merah sebesar 33.754 ton dan

produksi bahan pangan yang mendukung ketersediaan pangan sebesar 13.398 ton.

Berdasarkan data yang diperoleh ketersediaan bawang merah sampai pada tahun

akhir tahun 2012 diatas, Provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan 14.70

(Badan Ketahanan Pangan Provinsi SUMUT 2008-2012).

Keadaan pasokan bawang merah antara tingkat ketersediaan bawang merah dan

tingkat kebutuhan bawang merah di Provinsi Sumatera Utara belum dapat saling

memenuhi dengan terpenuhi dengan baik, jika mengandalkan sentra produksi

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

yang ada di Sumatera Utara, seperti Kabupaten Samosir, Kabupaten Karo,

Kabupaten Dairi, dan sekitarnya. Maka, dalam memenuhi permintaan bawang

merah yang ada, pasokan bawang merah yang didatangkan di Kota Medan adalah

bawang merah impor dari provinsi-provinsi lain seperti Provinsi Jawa Tengah,

Provinsi Jawa Timur, dan bawang merah impor dari luar negeri seperti Thailand,

Filiphina, Malaysia (BPS, 2012).

Untuk kedepannya, maka dapat diramalkan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi, memungkinkan permintaan bawang merah

mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan penggunaan bawang merah dalam

penelitian dibidang kedokteran/kesehatan yang bermanfaat sebagai obat

tradisional yang baik bagi kesehatan dan mengobati berbagai penyakit seperti,

mengobati penyakit diabetes mellitus, menurunkan kadar gula/kolestrol tubuh,

menghambat penumpukan trombosit dan sebagainya (Singgih, 2009).

B. Penawaran Bawang Merah

Daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia adalah 24 provinsi dari 33

provinsi. Adapun daerah penghasil utama bawang merah di Indonesia adalah

Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur,

D.I.Yogyakarta, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi

Sulawesi Selatan, Bali, dan NTB. Kesembilan provinsi ini menyumbang 96,5%

dari produksi total bawang merah di Indonesia. Secara nasional daerah penghasil

terbesar bawang merah adalah Pulau Jawa (Departemen Pertanian, 2007).

Data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Sumatera Utara, mengungkapkan bahwa

luas tanam dengan produktivitas bawang merah di Sumatera Utara pada Tahun

2007 mencapai 1.276 Ha dan produktivitas sebesar 91,40 Kw/Ha. Pada Tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

2008 luas tanam mencapai 1.352 Ha dan produktivitas sebesar 97,50 Kw/Ha.

Pada Tahun 2009 luas tanam mencapai 1.446 Ha dan produktivitas sebesar 91,77

Kw/Ha. Pada Tahun 2010 luas tanam mencapai 1.379 Ha dan produktivitas

sebesar 69,21 Kw/Ha. Pada Tahun 2011 luas tanam mencapai 1.488 Ha dan

produktivitas sebesar 89,95 Kw/Ha.

Banyaknya hasil produksi bawang merah yang berasal dari sentra produksi dalam

negeri memang berfluktuasi tergantung pada musimnya. Pada saat musim panen

ketersediaan bawang merah berlimpah dan sebaliknya. Bawang merah yang

berasal dari dalam negeri ini telah beradaptasi dengan pasar sejak lama dan dirasa

belum mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar sehingga perlu ditambah

dengan mengimpor dari negara lain.

Jumlah ketersediaan bawang merah yang berasal dari dalam negeri dan impor

inilah yang membentuk keseimbangan harga sebelum ada perubahan. Ketika

terjadi perubahan harga, kita tidak merasakan adanya lonjakan permintaan yang

besar yang disebabkan adanya perubahan perilaku konsumen atau pun masyarakat

pada umumnya. Berkurangnya penawaran ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,

antara lain, produksi dalam negeri yang mengalami penurunan, berkurangnya,

volume impor, dan distribusi yang terhambat (dihambat).

Berkurangnya penawaran karena penyebab yang pertama ditengah kenaikan harga

bawang merah saat ini, diyakini tidak terjadi karena kita tidak mendengar adanya

berita kegagalan panen. Namun yang kedua dan ketiga dapat menjadi penyebab

dalam kenaikan harga di sisi penawaran belakang waktu ini. Hal ini terlihat dalam

penutupan impor bawang merah yang dilakukan Kementrian Pertanian kepada

Kementrian Perindustrian dan Perdagangan yang bertujuan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

meningkatkankan harga petani dalam negeri dan distribusi yang terhambat

ataupun dihambat oleh sebagian pengusaha untuk mendapatkan keuntungan yang

tinggi dengan menyimpan sebagian besar bawang merah di gudang penyimpanan

(Satelit Post, 2013).

2.2. Landasan Teori

Permintaan dalam pengertian ekonomi diartikan yaitu suatu fungsi yang

menunjukkan berbagai jumlah suatu barang yang konsumen ingin dan mampu

membelikan dengan tingkat harga tertentu pada periode tertentu. Dalam

permintaan terdapat variabel yaitu jumlah barang yang diminta dan harga barang

itu sendiri dengan asumsi variabel-variabel lainnya konstan (ceteris paribus).

Dalam hal ini yang dianggap sebagai variabel konstan misalnya selera konsumen

dan jumlah penduduk (Haryono Tulus, 2001).

Hukum permintaan menyatakan semakin rendah harga suatu barang, maka

semakin tinggi pula permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, semakin

tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit pula permintaan terhadap barang

tersebut. Hal ini dapat terlihat pada kenaikan harga bawang merah yang sempat

dalam waktu sedekat lalu dimana harga bawang sempat melambung tinggi yang

mencapai kenaikan 300% dari harga sebelumnya, membuat sebagian para

konsumen juga mengurangi mengkonsumsinya (Sukirno, 2012).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah adalah :

1. Pendapatan Konsumen

Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat yang berhubungan

dengan harga. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi

kualitas dan kuantitas kepada konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang/jasa.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

Pengaruh pendapatan terhadap permintaan agak sedikit komplek karena efeknya

mempunyai dua kemungkinan.

Pada umumnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan akan menaikkan

permintaan. Hal ini terjadi apabila barang normal. Efek selera dan efek banyaknya

pembeli yang mempunyai efek positif. Pada kasus lain barang inferior maka

kenaikan pendapatan justu menurunkan pendapatannya.

Pendapatan konsumen (rumah tangga) akan mengalokasikan segala

sumberdayanya terhadap berbagai macam kebutuhan. Pendapatan konsumen

menjadi terasa lebih rendah ketika harga bawang merah naik tajam. Begitu pula

sebaliknya, rendahnya harga bawang merah membuat sebagian pendapatan

konsumen menjadi lebih tinggi. Dalam arti secara total hanya ada uang yang

sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih

sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang,

hal ini juga terjadi sebaliknya ketika harga menurun maka seolah-olah pendapatan

konsumen tinggi.

2. Harga Barang

Faktor harga merupakan faktor yang penting. Tinggi atau rendahnya tingkat harga

bawang merah akan mempengaruhi besarnya jumlah barang yang dibeli oleh

konsumen. Jumlah barang yang diminta akan menurun ketika suatu barang

harganya meningkat dan jumlah yang diminta akan meningkat apabila harganya

menurun.

3. Banyaknya Kebutuhan

Kebutuhan konsumen juga dapat berubah dalam periode (waktu) tertentu.

Misalkan pada saat menjelang hari besar keagamaan Idul Fitri, permintaan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

bawang merah sangat tinggi di kalangan rumah tangga maupun industri pengolah

makanan yang melebihi dari kebutuhan biasanya (Simbolon Sahat, 2007).

4. Jumlah Tanggungan

Permintaan berhubungan positif dengan jumlah tanggungan. Semakin banyak

tanggungan maka meningkat pula kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan usaha

pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat.

Banyaknya jumlah tanggungan akan menyebabkan kenaikan permintaan yang

menggeser kurvanya ke kanan. Demikian pula rendahnya jumlah tanggungan

maka akan menyebabkan penurunan permintaan (Sukirno, 2003).

Keempat faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah diatas,

dapat dituliskan dalam bentuk konsep permintaan sebagai berikut :

D = f (Y, Pn, T)

Dimana D adalah permintaan bawang merah yang merupakan fungsi dari Y yaitu

pendapatan, Pn adalah harga bawang merah dan T adalah jumlah tanggungan

konsumen (rumah tangga).

Kurva permintaan adalah tempat menyebarnya titik-titik yang menggambarkan

tingkat pembeliam maksimum yang dilakukan oleh para konsumen pada tingkat

harga tertentu dalam kondisi dimana semua faktir bersifat ceteris paribus atau

tidak berubah. Teori permintaan dapat digambarkan dalam bentuk kurva pada

gambar1. berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

Gambar 1. Kurva Permintaan

Dimana pada saat harga P1 jumlah permintaan barang sebesar Q1, namun pada

saat kenaikan harga pada P2 jumlah permintaan berkurang pada saat Q2.

Dalam ilmu ekonomi dikenal teori elastisitas. Elastisitas adalah alat yang dapat

digunakan untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah yang diminta

konsumen (pembeli/penjual) terhadap perubahan harga, sampai seberapa jauh si

pembeli atau si penjual bereaksi terhadap adanya perubahan harga.

Dalam konsep elastisitas, maka kita dapat mengetahui seberapa jauh reaksi

pembeli/penjual terhadap perubahan jumlah barang yang diminta atau dijual

karena adanya perubahan harga dapat dinyatakan dengan angka yang dikenal

dengan angka elastisitas (coeficient of elasticity), yaitu persentase perubahan

dalam variabel yang tidak bebas (dependent) dibagi dengan persentase perubahan

dalam variabel bebas (independent) (Sukirno, 2012).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan yang

menyebabkan terjadinya perbedaan nilai elastisitasnya (Putong, 2000) adalah :

1) Adanya barang substitusi

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

Secara teoritis, bila suatu barang memiliki substitusi permintaanya cenderung

elastis (Ep>1).

2) Persentase pendapatan yang digunakan atau jenis barang

Seorang konsumen akan memberikan porsi yang besar dari pendapatannya

untuk membeli barang yang biasa dibutuhkan sehari-hari. Jadi, dapat dikatakan

besar pendapatan dipergunakan untuk barang yang sudah menjadi kebutuhan,

makin elastislah permintaannya.

3) Jangka waktu analisis/perkirakan atau pengetahuan konsumen

4) Dalam jangka pendek apabila terjadi perubahan suatu harga barang meningkat,

maka dapat menyebabkan perubahan jumlah permintaan. Dengan demikian

dalam jangka pendek permintaan cenderung tidak elastis.

5) Tersedianya sarana kredit

Meskipun harga barang telah diketahui naik, sedangkan pendapatan tidak

mencukupi, permintaan barang tersebut relatif akan tetap bila ada fasilitas

kredit dari penjual. Sebaliknya, apabila harga barang tersebut turun,

permintaan atas barang tersebut tidak akan naik bila ada fasilitas kredit untuk

barang substitusi (Tulus, 2011).

2.3. Kerangka Pemikiran

Bawang merah merupakan sayuran rempah yang dimanfaatkan sebagai bahan

baku penyedap hampir seluruh jenis masakan dan obat tradisional. Dalam

kenyataannya, bawang merah adalah komoditi yang tidak akan pernah lepas

sebagai kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah di Kota

Medan adalah pendapatan (rumah tangga) konsumen, harga bawang merah dan

jumlah tanggungan (rumah tangga konsumen).

Pendapatan konsumen (rumah tangga) akan mengalokasikan segala

sumberdayanya terhadap berbagai macam kebutuhan. Pendapatan konsumen

menjadi terasa lebih rendah ketika harga bawang merah naik tajam. Begitu pula

sebaliknya, rendahnya harga bawang merah membuat sebagian pendapatan

konsumen menjadi lebih tinggi.

Naik atau turunnya harga pada bawang merah akan mempengaruhi banyak atau

sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika

harganya meningkat dan kuantitas akan meningkat ketika harganya menurun,

dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif dengan harga.

Hal ini sesuai dengan hukum permintaan.

Faktor lain yang mempengaruhi permintaan bawang merah adalah jumlah

tanggungan. Besarnya atau kecilnya jumlah tanggungan yang ada di keluarga

(rumah tangga konsumen) akan mempengaruhi besar atau kecilnya jumlah

konsumsi bawang merah. Hal ini menunjukkan sejalan dengan jumlah anngota

keluarga yang ada.

Komoditi bawang merah sering mengalami fluktuasi harga. Maka dengan hal ini

kita dapat mengukur besar perubahan persentase jumlah barang yang diminta

sebagai akibat perubahan harga. Hal ini dikenal dengan konsep elastisitas. Melalui

konsep ini kita akan mengetahui permintaan bawang merah bersifat unitary,

inelastis, elastis, inelastis sempurna atau elastis sempurna.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59379/4/Chapter II.pdf · penyiangan dan penyemprotan pestisida agar tanaman bawang merah

Bawang merah merupakan makanan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-

hari. Barang/jasa yang merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari

tidak dapat disingkirkan begitu saja maupun apabila harganya naik. Hal ini

menjelaskan bahwa permintaan bawang merah bersifat inelastis terhadap harga.

Universitas Sumatera Utara