pembuatan dan penyemprotan cairan desinfektan …
TRANSCRIPT
PEMBUATAN DAN PENYEMPROTAN CAIRAN DESINFEKTAN UNTUK
MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19
MAKING AND SPRAYING DISINFECTANTS TO PREVENT THE SPREAD OF
COVID-19
Tantri Chaerunnisa1), Muslihkah3), Keniza Maryam R.H3), Yani4), dan Firman Fajar
Nurudin6)
1Fakultas Ilmu Pendidikan
3Fakultas Ilmu Sosial
4Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
6Fakultas Ilmu Keolahragaan
Abstrak
Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam
membantu beberapa aktivitas yang dijalankan secara langsung oleh masyarakat di suatu desa
atau lingkungan. Kegiatan ini juga merupakan salah satu pengamalan terhadap Tri Dharma
Perguraan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Dalam KKN UNNES 2020 kali ini,
ada sebuah perubahan dan perbedaan dengan KKN periode sebelumnya. Adanya Pandemi
Virus Covid-19 membuat UNNES harus merubah mekanisme pelaksanaan KKN menjadi
online dan dilakukan di desa masing-masing mahasiswa. Hal ini dilakukan UNNES demi
memutus mata rantai peneybaran Covid-19 dan mengikuti anjuran pemerintah. Virus ini
menyebar ke seluruh dunia dan membuat banyak orang tewas karena virus ini. Maka dari itu
dengan adannya penyebaran virus ini berbagai macam cara dilakukan untuk menghentikan
penyebaran virus. Salah satu cara yang dilakukan untuk menghentikan penyebarannya yaitu
dengan cara menggunakan cairan desinfektan yang disemprotkan ke berbagai tempat yang
berkemungkinan besar terdapat berbagai macam virus, salah satunya yaitu virus Covid-19.
Cairan Desinfektan sendiri bisa dibuat secara mandiri dengan menggunakan beberapa bahan
yang terdapat di lingkungan sekitar.
Kata Kunci : KKN, UUNES, Covid-19, Desinfektan.
Abstract
Real Work Lecture is a form of community service activity in helping several activities carried
out directly by the community in a village or environment. This activity is also one of the
practices towards the Tri Dharma of Higher Education, namely Community Service. In the
2020 UNNES KKN, there is a change and a difference from the previous KKN. With the
Covid-19 Virus Pandemic, UNNES has to change the mechanism for implementing the
Community Service Program to be online and carried out in the villages of each student. This
was done by UNNES in order to break the chain of transmission of Covid-19 and follow
government recommendations. This virus spreads throughout the world and makes many
people die because of this virus. Therefore, with the spread of this virus, various methods are
used to stop the spread of the virus. One way to stop its spread is by using a disinfectant that is
sprayed in various places where various viruses are likely to exist, one of which is the Covid-
19 virus. The disinfectant liquid itself can be made independently using several materials found
in the environment.
Key Words : KKN, UNNES, Covid-19, Desinfectan.
PENDAHULUAN
Pengabdian pada masyarakat
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
membantu masyarakat tertentu dalam
beberapa aktivitas tanpa mengharapkan
imbalan dalam bentuk apapun (Riduwan,
2016). Dalam konteks Perguruan Tinggi,
pengabdian kepada masyarakat ini
dituangkan dalam bentuk Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata merupakan salah satu bentuk
pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
dengan pelaksanaan KKN ini diharapkan
dapat mengembangkan kompetensi sosial
dan kompetensi kepribadian mahasiswa
(Syardiansah, 2017).
Pada KKN UNNES tahun 2020,
terdapat pola pengabdian yang berbeda
dengan KKN UNNES di tahun
sebelumnya. Hal ini dikarenakan terjadinya
pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19). Covid-19 merupakan virus
yang menyerang sistem pernapasan yang
dapat menular melalui droplet (Anhusadar
dan Islamiyah, 2020). Untuk mengurangi
penularan Covid-19, KKN UNNES
melakukan berbagai kegiatan pencegahan.
Salah satu kegiatannya adalah
penyemprotan desinfektan di sekitar desa
domisili mahasiswa.
Disinfektan didefinisikan sebagai
bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh
atau menurunkan jumlah mikroorganisme
atau kuman penyakit lainnya (Rismana,
2002). Disinfektan biasanya dijadikan
bahan disinfeksi tangan, lantai, ruangan,
peralatan dan pakaian. Dalam suatu waktu
tertentu disinfektan digunakan sebagai
salah satu cara dalam proses sterilisasi atau
proses pembebasan kuman.
Dalam proses disinfektan dikenal 2
cara, yaitu cara fisik dan kimia. Banyak
bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai
disinfektan, tetapi umumnya
dikelompokkan ke dalam golongan aldehid
atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia
yang mengandung gugus -COH; golongan
alkohol, yaitu senyawa kimia yang
mengandung gugus -OH; golongan halogen
atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa
kimia golongan halogen atau yang
mengandung gugus -X; golongan fenol dan
fenol terhalogenasi, golongan garam
amonium kuarterner, golongan
pengoksidasi, dan golongan biguanida
(Pankey, 2014).
Menurut situs dr. Fadli (2020),
beberapa jenis desinfektan terbukti efektif
membunuh virus dan bakteri pada
permukaan kayu, lantai, dinding, besi, kaca
dan lingkungan sekitar. Selain itu harga
ekonomis dengan variasi serta bahan baku
yang cukup banyak menyebabkan
desinfektan merupakan pilihan utama untuk
penyemprotan lingkungan sekitar
dibandingkan menggunakan handsanitizer
atau dengan bahan sejenisnya.
Program kerja penyemprotan
disinfektan ini berguna mengantisipasi
penyebaran virus Covid-19. Selain itu,
kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
kenyamanan kepada masyarakat dalam
melakukan aktivitas di luar ruangan.
Maksud kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah memberikan
pengetahuan kepada masyarakat agar dapat
memahami mekanisme pembuatan
disinfektan secara baik dan benar, juga
diharapkan pelaksanaan penyemprotan
disinfektan ini dapat membantu desa secara
harfiah dalam mengantisipasi merebaknya
virus Covid-19.
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pembuatan
dan penyemprotan ini di peruntukkan
kepada tenaga kesehatan dan masyarakat,
dilakukan secara hati-hati karena bahan-
bahan yang digunakan dapat melukai diri
walaupun sering digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Peneliti Loka
Penelitian Teknologi Bersih LIPI, Chandra
Risdian mengungkapkan banyak produk
rumah tangga umum mengandung
konsentrasi bahan aktif yang sesuai untuk
disinfeksi dan
Penggunaan Disinfektan yang Manfaatkan
Produk Rumah Tangga.
hal-hal penting yang perlu diperhatikan saat
menggunakan disinfektan yakni memeriksa
label dan gunakan sesuai dengan instruksi.
Waspadai potensi bahaya dari setiap
produk. menekankan agar menghindari
kontak dengan mata dan kulit saat
menangani produk pembersih dan
menjauhkan dari jangkauan anak-anak.
Selain itu, jangan mencampur produk
pembersih yang berbeda dan gunakan di
tempat yang berventilasi baik.
Untuk disinfeksi daerah yang sangat
terkontaminasi, sebaiknya permukaan
tersebut didisinfeksi menggunakan kain
yang telah dibasahi terlebih dahulu dengan
larutan disinfektan. Jangan menyemprot
langsung ke permukaan yang sangat
terkontaminasi karena akan membuat virus
menyebar ke udara.
Beberapa produk rumah tangga yang
bisa dijadikan untuk pembuatan disinfectan
Antara lain:
a. Aquatabs Multipurpose yang
memiliki bahan aktif Sodium
dichloroisocyanurate, Bayclin
Lemon dengan bahan aktif Sodium
hypochlorite 5,25 persen dan cara
pengencerannya 20 mililiter per
satu liter air, Bayclin Regular
dengan bahan aktif Sodium
hypochlorite 5,25 persen dan cara
pengencerannya 20 miiliter per satu
liter air, Bebek Kamar Mandi yang
mengandung Benzalkonium klorida
(0,1 persen), Bratacare Disinfectane
Concentrate dengan bahan aktif
Quarternary ammonium compound
(4,5 persen) dan cara
pengencerannya 10 mililiter per
satu liter air. Clorox Disinfecting
Bleach dengan bahan aktif Sodium
hypochlorite (7,4 persen) dan cara
pengencerannya 10 mililter per satu
liter air,
b. Clorox Toilet Bowl Clener With
Bleach dengan bahan aktif Sodium
hypochlorite (2,4 persen) dan cara
pengencerannya 40 mililiter per
satu liter air, Dettol All In One
Disinfectant Spray yang
mengandung bahan aktif Alkyl
Dimethyl Benzyl, Dettol Antiseptic
Liquid dengan bahan aktif
Chloroxylenol (4,8 persen) dan cara
pengencerannya 25 mililiter per
satu liter air.
c. Dettol Pembersih Lantai Citrus
dengan bahan aktif Benzalkonium
klorida (1,1856 persen) dan cara
pengencerannya 45 mililiter per
satu liter air, Dettol Pembersih
Lantai Multiaction 4 in 1 dengan
bahan aktif Benzalkonium klorida
(1,1856 persen) dan cara
pengencerannya 45 mililter per satu
liter air, Mr. Muscle Axi Triguna
Pembersih Lantai dengan bahan
aktif Benzalkonium chloride (0,15
persen) dan ethoxylated linear
alcohol (0,6 persen) dan cara
pengencerannya 1:2 (1 bagian
dalam 2 bagian air). Proclin dengan
bahan aktif Pemutih Sodium
hypochlorite (5,25 persen) dan cara
pengencerannya 20 mililiter per
satu liter air, Septalkan dengan
bahan aktif Benzalkonium klorida
(0,095 persen) dan cara
pengencerannya 1:1 (1 bagian
dalam 1 bagian air).
d. Soklin Pemutih dengan bahan aktif
Sodium hypochlorite (5,25 persen)
dan cara pengencerannya 20
mililiter per satu liter air. SOS
Pembersih Lantai dengan bahan
aktif Antibacterial Benzalkonium
chloride (satu persen) dan cara
pengencerannya 50 mililiter per
satu liter air, Wipol Pembersih
Lantai Cemara dengan bahan aktif
Pine oil (2,5 persen) dan cara
pengencerannya 1:9 (1 bagian
dalam 9 bagian air).
e. Wipol Pembersih Lantai Sereh dan
Jeruk dengan bahan aktif
Ethoxylated alcohol (tiga persen)
dan Benzalkonium chloride (1,25
persen) dan cara pengencerannya 40
mililiter per satu liter air.
Untuk memudahkan, bisa saja
tambahkan 20 mililiter larutan produk
ke dalam 1000 mililiter air dalam
contoh ini, konsentrasi akhir hanya
akan berbeda sedikit. Hal yang perlu
diperhatikan bahwa Bayclin Lemon,
Bayclin Regular, Clorox Disinfecting
Bleach, Clorox Toilet Bowl Clener
With Bleach, Proclin Pemutih, Soklin
Pemutih bersifat korosif terhadap
logam sehingga barang-barang yang
dibersihkan dengan disinfektan harus
dibersihkan kembali dengan kain basah
setelah 10 menit.
Pembuatan dan penyemprotan
dilakukan dengan cara sederhana dan
praktis sesuai SOP yang berlaku, dan
digunakan untuk pembersihan
lingkungan sekitar seperti
penyemprotan di rumah warga, fasilitas
umum, fasilitas pendidikan, instansi
seperti kantor desa.
Dan adapula sistematika alur
pembuatan sampai penyemprotan yaitu:
Gambar 1.1
menyemprotkan disinfektan dapat
menimbulkan risiko bagi mata, saluran
pernapasan, atau iritasi kulit dan imbasnya
pada kesehatan. Penyemprotan atau
fogging bahan kimia tertentu seperti
formalin, agen berbasis klorin.
Menyemprotkan disinfektan pada
permukaan lingkungan di tempat pelayanan
kesehatan dan tempat selain perawatan
kesehatan selain rumah pasien belum tentu
efektif membersihkan materi organik dan
mungkin tidak menjangkau permukaan
yang terhalang benda, kain yang terlipat,
atau permukaan dengan bentuknya rumit.
Jika akan digunakan, disinfektan diberikan
dengan kain atau tisu yang telah dibasahi
dengan disinfektan. Beberapa negara telah
mengizinkan penggunaan teknologi
pemberian disinfektan kimia nirsentuh
(seperti uap hidrogen peroksida) di fasilitas
pelayanan kesehatan seperti pemberian
disinfektan sejenis fogging. menyemprot
permukaan yang berpori seperti trotoar dan
•air
•cairan disinfectn seperti wipol/SOS/soklin pemutih/dll
•botol spray
•tangki semprot disinfectan
•gelas ukur
pengumpulan
alat&bahan
•Siapkan 1 liter air bersih dalam ember/wadah
•masukkan 40-50 mililiter cairan didinfectan
•aduk hingga merata
•masukkan cairan disinfectan kedalam botol spray atau tangki semprot disinfectan
•cairan disinfectan siap digunakan
cara pembuatan
•gagang pintu, pintu, kursi, kendaraan, telepon genggam, laptop, semua benda yang berpotensi dapat menularkan virus
•tidak boleh terkena area wajah
penggunaan
jalur jalan kaki tanpa ubin semakin tidak
efektif. Bahkan jika tidak ada materi
organik, penyemprotan bahan kimia
kemungkinan tidak cukup mencapai semua
permukaan selama durasi waktu kontak
yang diperlukan untuk menonaktifkan
patogen. Selain itu, jalanan dan trotoar
tidak dipandang termasuk reservoir infeksi
COVID-19. Penyemprotan disinfektan di
luar ruangan sekalipun juga dapat
membahayakan kesehatan manusia.
PEMBAHASAN
COVID-19 merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus Corona. Virus
corona menyerang pada sistem pernapasan
manusia yang pertama kali ditemukan di
Kota Wuhan, Tiongkok. Virus tersebut
umumnya ditemukan di berbagai Hewan
yang ditemukan pertama kali sekitar tahun
1960an, namun yang menyebabkan
COVID-19 saat ini merupakan jenis baru
disebabkan oleh hewan kelelawar. Virus ini
menyebar dengan sangat cepat melalui
kontak fisik dengan penderita.
Darurat Covid-19 ditetapkan
berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres)
Nomor 11 tahun 2020 tentang Penerapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,
mengingat jumlah kematian karena Covid-
19 telah meningkat dan meluas antar
wilayah dan berdampak pada kondisi
politik, ekonomi, kesejahteraan
masyarakat, sosial, budaya, serta
pertahanan dan keamanan.
Gambar 1. Bentuk corona virus
(Sumber: compas.com)
pandemic Covid-19 ini telah
menjadi hal yang menakutkan bagi seluruh
dunia termasuk Indonesia. Saat ini
penderita karena COVID-19 ini terus
meningkat. Menurut laman resmi Covid
19.go.id menyebutkan penderita COVID-
19 per 18 Agustus 2020 penduduk dunia
yang terserang mencapai 22.033.932 yang
terkonfirmasi positif terkena virus,
meninggal 776.793 yang meninggal dari
216 negara. Di Indonesia sendiri positif
terkena COVID-19 sebanyak 144,45 .
sembuh 98,657 dan yang meninggal 6,346
yang terkonfirmasi dan terlaporkan.
Kesimpulan dari data tersebut menunjukan
pasien sembuh yang terpapar virus Ini
masih sangat sedikit dibandingkan pasien
yang masih terpapar.
Corona dapat menyebar melalui
tetesan kecil (droplet) dari hidung atau
mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut Saat jatuh pada benda di sekitarnya
dan jika ada seseorang menyentuh benda
yang sudah terkontaminasi dengan droplet
tersebut, lalu orang tersebut menyentuh
mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka seseorang dapat terinfeksi Covid-19.
Jika seseorang terinfeksi Covid-19 ketika
tanpa sengaja menghirup droplet dari
penderita. Salah satu pencegahan
penyebaran dan penularan virus corona
tersebut dengan cara penyemprotan
disinfektan.
Disinfektan merupakan bagian dari
proses dekontaminasi yang merupakan
salah satu faktor jaminan sterilisasi.
Desinfektan mengandung glutaraldehid dan
formaldehid. Penggunaan zat-zat tersebut
dapat digunakan tidak hanya di rumah sakit,
namun di rumah pun akan sering digunakan
untuk menghilangkan Virus. Hal ini yang
dilakukan oleh Para Tim Kuliah Kerja
Nyata Universitas Negeri Semarang tahun
2020 (KKN UNNES BMC 2020) untuk
mengurangi atau menghilangkan
menyebarnya Virus.
Pengabdian KKN UNNES BMC
2020 dengan adanya pandemic ini salah
satu caranya untuk menghilangkan Covid-
19 dengan penyemprotan disinfektan.
Penyemrotan ini dilaksanakan di Desa
Budur, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten
Cirebon. Kegiatan penyemprotan tersebut
dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni
tahap perizinan penyemprotan disinfektan,
pembuatan disinfektan, dan pelaksanaan
penyemprotan.
Langkah-langkah pembuatan dan
penyemprotan disinfektan dapat dilakukan
oleh tim KKN UNNES BMC dengan cara
mempersiapkan semua alat dan bahan yang
digunakan untuk pembuatan dan
penyemprotan disinfektan. Pembuatan
disinfektan dengan berbagai bahan kimia
yang dipercaya dapat membunuh bakteri
maupun kuman.
Alat-alat yang digunakan: Ember,
pengaduk, corong, botol kemasan. Bahan-
bahan yang digunakan: Karbol, sodium
hipoklorit, air bersih, aquadest.
Cara Pembuatan: Di dalam suatu
wadah dicampurkan semua bahan dengan
volume dan konsentrasi tertentu, diaduk
sampai benar-benar homogen. Kemudian
segera dimasukkan ke botol bersih untuk
meminimalisir kontaminasi oleh
mikroorganisme.
Sedang untuk tahap pelaksanaanya
adalah:
Tahap Pertama, perizinan untuk
mengadakan penyemprotan disinfektan
terkait dengan penyemprotan ini dilakukan
oleh anggota Tim KKN UNNES BMC
2020 kepada Perangkat Desa Budur. Tahap
ini dimaksudkan untuk memastikan apakah
boleh tidaknya diadakannya penyemprotan.
Perizinan tersebut dilakukan oleh para tim
KKN UNNES BMC 2020.
Tahap kedua yaitu pembuatan
disinfektan. Pembuatan disinfektan yang
dilakukan oleh Tim KKN UNNES 2020
berjumlah 1.000 liter. Dana yang digunakan
untuk pembuatan disinfektan merupakan
dana swasembada oleh para tim pengabdi.
Berikut jenis antiseptik dan disinfektan
bermacammacam menurut Lachenmeir
dalam jurnal Penggunaan Desinfektan dan
Antiseptikpada Pencegahan Penularan
Covid-19 di Masyarakat (Annisa dan
Candra, 2020)
1. Golongan aldehid : formaldehid,
Glutaral
2. Golongan Guanid : Klorhexidine,
poliheksametilen guanid
3. Cetrimide
4. Golongan senyawa benzalkonium
5. Etilen Oksida
6. Halogen
7. Iodofosfor Selain jenis-jenis tersebut,
terdapat pula zat yang mampu menjadi
desinfektan dengan komposisi sebagai
berikut:
A. Bahan inti yang dapat digunakan:
Desinfektan: deterjen, desinfektan
pembersih lantai
B. Bahan Pelengkap yang dapat
digunakan: Etanol dan Isopropanol:
Bekerja < 30 detik Basis Alcohol:
Durasi aplikasi 30-60 detik, volume
yang digunakan 3 ml-5 ml, efektif pada
konsentrasi60-70% dibandingkan
dengan konsentrasi 90-95% Povidone
Iodin (PVI): Larutan scrup PVI 7,5%
atau 4% dapat digunakan untuk
pembersihan kulit Glutaraldehyd
Digunakan untuk mengdesinfektasi
bahanbahan yang peka terhadap panas.
Gambar 2. Tata Cara Pembuatan
Disinfektan
(Sumber: Compas.com)
Tahap ketiga yaitu pelaksanaan
penyemprotan. tahap ini dilaksanakan
bertujuan untuk mengurangi ataupun
menghilangkan jika daerah tersebut sudah
terpapar virus corona. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh tim KKN UNNES BMC
2020 dan dibantu oleh warga sekitar
menggunakan kendaraan angkutan mobil
bak terbuka. Penyemprotan dilakukan di
tiga dusun yang ada di Desa Wajak
tersebut. Usaha penyemprotan
penyemprotan direspon positif oleh warga
sekitar. Hasil pengabdian ini yakni
mensterilkan daerah dari vorus corona.
Penyemprotan disinfektan
sebaiknya dilaksanakan secara rutin.
Penyemprotan dilakukan terhadap benda
keras terutama pada benda-benda yang
sering disentuh oleh orang banyak seperti
tombol lampu, gagang pintu, atau peralatan
apapun. Penyemprotan ini membuktikan
bahwa warga Desa Budur sadar akan
dampak bahaya dari penyebaran virus
covid-19 sehingga warga Desa Budur
melakukan kerjasama dalam menghadapi
pandemik virus covid-19 dengan cara
mengadakan penyemprotan disinfektan.
Salah satu pencegahan penyebaran
dan penularan virus corona tersebut dengan
cara penyemprotan disinfektan. Seperti
yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN
UNNES 2020 di Desa Budur, Kecamatan
Ciwaringin, Kabupaten Cirebon Sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat
setempat. Kegiatan tersebut dilakukan
dalam tiga tahap, tahap pertama perizinan
untuk mengadakan penyemprotan
disinfektan. Tahap kedua, pembuatan
disinfektan. Kemudian tahap ketiga yaitu
pelaksanaan penyemprotan.
PENUTUP
A. Simpulan
Pola pengabdian masyarakat
yang mengalami perubahan akibat
adanya pandemi virus covid-19. Pola
pengabdian berbeda dengan KKN
UNNES sebelumnya yang pada
awalnya melibatkan masyarakat secara
langsung, akan tetapi saat ini berubah
menjadi pola yang dilakukan melalui
media dan berfokus pada upaya
pencegahan penyebaran covid-19. Jika
ada kegiatan yang dilakukan secara
langsung juga harus dapat memenuhi
protokol kesehatan. KKN UNNES
Bersama melawan covid-19 berusaha
menciptakan kegiatan dimasyarakat
yang dapat mengurangi penyebaran
covid-19 salah satunya adalah melalui
penyemprotan desinfektan di Desa
Budur, Kecamatan Ciwaringin,
Kabupaten Cirebon. Disinfektan
merupakan bagian dari proses
dekontaminasi yang merupakan salah
satu faktor jaminan sterilisasi.
Langkah-langkah penyemprotan
desinfektan harus mempersiapkan alat
dan bahannya. Alat-alat yang
digunakan adalah Ember, pengaduk,
corong, botol kemasan. Bahan-bahan
yang digunakan: Karbol, sodium
hipoklorit, air bersih, aquadest. Tahap
dalam kegiatan dalam penyemprotan
yang dilakukan oleh mahasiswa KKN
BMC UNNES 2020 yaitu perizinan,
pembuatan dan pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan secara rutin
Penyemprotan dilakukan terhadap
benda keras terutama pada benda-
benda yang sering disentuh oleh orang
banyak seperti tombol lampu, gagang
pintu, atau peralatan apapun. Kegiatan
kerjasama penyemprotan desinfektan
antara mahasiswa dan masyrakar Desa
Budur, kecamatan Ciwaringin
membutikan bahwa adanya kesadaran
akan pentinya pencegahan persebaran
covid-19.
B. Saran
Kegiatan penyemprotan
desinfektan di Desa Budur, Kecamata
Ciwaringin, Kabupaten Cirebon
dilakukan secara rutin untuk
pencegahan penyebaran covid-19
ditempat umum dan banyak disentuh
orang. Kegaitan penyemprotan
desinfektan harus tetap memperhatikan
protokol kesehatan supaya tidak
membahayakan masyarakt. Terdapat
rambu-rambu dan ketentuan yang
harus dipenuhi seperti memakai
masker, kacamata pelindung dan tidak
boleh asal menyemprot dan terkena
area tubuh manusia karena
membahayakan kesehatan dan
keselamatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Anhusadar, L., Islamiyah. 2020. Penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Anak Usia Dini
di Tengah Pandemi Covid 19.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini. Vol 5(1): 463-475
Fadli, R. 2020. “ini cara membunuh virus
corona di rumah menurut para ahli.
Halodoc”. dikutip dari
http://www,halodoc.com/cara-
membunuhvirus-corona-di-rumah-
menurut-para-ahli. Diakses tanggal
18 Agustus 2020
Khotimah, K 2020. “metode penggunaan
disenfectan yang memanfaatkan
produk rumah tangga”. Dikutip dari
http://www.ayopurwakarta.com/rea
d/2020/03/25/4600/ini-metode-
penggunaan-disinfektan-yang-
manfaatkan-produk-rumah-tangga
Mazesta, M. (2014). “Pengaruh waktu
perendaman terhadap efektivitas
desinfektan kombinasi
(cocospropylene diamineguanidine,
phenoxypropanols, benzalkonium
chlorid) konsetrasi 0, 5% v/v pada
pinset anatomi” (Doctoral
dissertation, university of
muhammadiyah malang).
Pankey, G.A. 2014. “Clinical relevance of
bacteriostatic versus bactericidal
mechanisms of action in the
treatment of gram positive bacterial
infections”. oxford journals clinical
infectious diseases. vol.38,
no.6:864-870.
Putri, GS. “Gambar virus corona wuhan
COVID-19 dirilis, begini
kenampakannya”. Dikutip dari
https://sains.kompas.com/image/20
20/02/14/1
Rismana, Eriawan M.S. 2002. “Bahan
disinfeksi”. dikutip dari
http://www.pikiranrakyat.com
diakses tanggal 18 Agustus 2020
Riduwan, A. 2016. “Pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat oleh
perguruan tinggi”. researchgate.
dikutip dari
http://www.researchgate.net/public
ation/3137
7846_pelaksanaan_kegiatan_penga
bdiankepada_masyarakat_oleh_per
guruan tinggi. Diakses tanggal 18
Agustus 2020
Riduwan, A. 2016. “Pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat oleh
perguruan tinggi”. researchgate.
dikutip dari
http://www.researchgate.net/public
ation/3137
7846_pelaksanaan_kegiatan_penga
bdiankep
ada_masyarakat_oleh_perguruan
tinggi. Diakses tanggal 9 Juni 2020
Rismana, Eriawan M.S. 2002. “Bahan
disinfeksi”. dikutip dari
http://www.pikiran/
Diakses tanggal June 10, 2020
Pankey, g.a. 2014. “Clinical
relevance of bacteriostatic versus
bactericidal mechanisms of action
in the treatment of gram positive
bacterial infections”.oxford
journals clinical infectious diseases.
vol.38, no.6:864-870.
Syardiansah. 2017. Peranan Kuliah Kerja
Nyata Sebagai Bagian Dari
Pengembangan Kompetensi
Mahasiswa. JIM UPB. Vol 7 (1):57-
68.
WHO. 2020 “pembersihan dan disinfeksi
permukaan lingkungan dalam
konteks COVI-19”
Dikutip dari
https://www.who.int/docs/default-
source/searo/indonesia/
OCIZER: HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM
BASILLISCUM) DALAM UPAYA PENCEGAHAN COVID-19
Oleh
Rizki Agung Pamungkas1), Uun Roamah4), Regina Nur Hikmah5), Resta Windra Wati6),
dan Sri Widiastuti8)
1Fakultas Ilmu Pendidikan 4Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
5Fakultas Tekhnik 6Fakultas Ilmu Keolahragaan
8Fakultas Hukum
Abstrak
Persebaran virus COVID-19 meningkat semakin cepat melalui tetesan air liur atau keluar dari
hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Akan tetapi, masih sangat minim
pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam melakukan upaya pencegahannya untuk
memutuskan tali persebaran COVID-19. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan untuk
mencegah COVID-19 yaitu dengan mencuci tangan. Hand sanitizer sebagai alat untuk mencuci
tangan menjadi trend di kalangan masyarakat saat ini. Selain efisiensi waktu, penggunaannya
dinilai lebih praktis dibandingkan dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun.
Berdasakan permasalahan tersebut, penulis melakukan pengabdian pada masyarakat melalui
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES Bersama Melawan COVID-19. Kegiatan yang
dilakukan salah satunya dengan metode Sosialisasi Pembuatan Handsanitizer Ekstrak Daun
Kemangi Kepada Masyarakat RT 26 RW 06 Desa Karangasem Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon. Telah berhasil dibuat produk tersebut dengan diberi nama OCIZER
(Ocimum Basilicum Hand Sanitizer). Melihat potensi alam yang banyak dikembangkan, daun
kemangi dapat digunakan sebagai solusi pengganti hand sanitizer alami. Daun kemangi
(Ocimum Basilicum) memiliki senyawa aktif di dalamnya seperti minyak atsiri, alkaloid,
saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid, tannin dan fenol. Daun kemangi memiliki mekanisme
antibakteri karena pengikatan senyawa fenol dengan sel bakteri, yang akan mengganggu
permeabilitas membran dan proses transportasi sel.
Kata Kunci : pencegahan COVID-19, hand sanitizer, daun kemangi, KKN, UNNES,
OCIZER (Ocimum Basilliscum Hand Sanitizer)
Abstract
The spread of the COVID-19 virus is increasing rapidly through droplets of saliva or out of
the nose when an infected person coughs or sneezes. However, there is still very little
understanding and awareness of the community in taking preventive measures to break the
spread of COVID-19. One of the preventive measures taken to prevent COVID-19 is by
washing hands. Hand sanitizer as a tool for washing hands is a trend in today's society. In
addition to time efficiency, its use is considered more practical than washing hands using soap
and water. Based on these problems, the authors carry out community service through the Joint
UNNES Real Work Lecture (KKN) against COVID-19. One of the activities carried out was
the Socialization method for Making Basil Leaf Extract Handsanitizer to the Community of RT
26 RW 06 Karangasem Village, Plumbon District, Cirebon Regency. The product has been
successfully made with the name OCIZER (Ocimum Basilicum Hand Sanitizer). Seeing the
many natural potentials that have been developed, basil leaves can be used as a substitute for
natural hand sanitizers. Basil leaves (Ocimum Basilicum) have active compounds in them such
as essential oils, alkaloids, saponins, flavonoids, triterpenoids, steroids, tannins and phenols.
Basil leaves have an antibacterial mechanism due to the binding of phenol compounds with
bacterial cells, which will interfere with membrane permeability and cell transport processes.
Keywords : prevention of COVID-19, hand sanitizer, basil leaves, KKN, UNNES, OCIZER
(Ocimum Basilliscum Hand Sanitizer
PENDAHULUAN
Coronavirus adalah suatu kelompok
virus yang dapat menyebabkan penyakit
pada hewan atau manusia. Beberapa jenis
coronavirus diketahui menyebabkan
infeksi saluran nafas pada manusia mulai
dari batuk pilek hingga yang lebih serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) (Guan, dkk 2020).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit COVID-19 (WHO,
2020). Hingga kini laju persebaran Corona
virus Disease-2019 (COVID-19)
meningkat semakin cepat cepat melalui
tetesan air liur atau keluar dari hidung
ketika orang yang terinfeksi batuk atau
bersin.
Upaya pemerintah dalam
menanggulangi penyebaran COVID-19
yang sangat cepat ini sudah mencakup
banyak aspek kehidupan. Di bidang
pendidikan, pemerintah menerapkan
pelaksanaan program belajar di rumah
(Kemendikbud, 2020). Hal ini bisa melalui
berbagai media berbasis internet maupun
melalui media yang tidak berbasis internet
(Darmalaksana, dkk 2020). Di bidang sosial
masyarakat, pemerintah dengan gencar
mencanangkan konsep mitigasi komunitas,
berupa pengurangan frekuensi pertemuan
besar, pembatasan jarak antar orang di
fasilitas umum, hingga penerapan konsep
aktivitas yang lebih baik dilaksanakan di
rumah (Yunus, dkk 2020). Di bidang
kesehatan, pemerintah telah dengan
gencarnya mengedukasi masyarakat terkait
pentingnya hidup bersih dan sehat,
perlunya mengenakan masker saat di luar
rumah, pelaksanaan karantina mandiri
untuk orang-orang yang memiliki risiko
tinggi, serta berbagai pedoman yang
bertujuan untuk mencegah penularan
COVID-19. (Telaumbanua, 2020). Di
bidang agama pun, pemerintah melalui
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah
memberikan fatwa terkait dengan
pelaksanaan ibadah di masa wabah
pandemi COVID-19 (MUI, 2020). Hingga
pada tingkat desa, pemerintah telah
mengeluarkan protokol terkait Relawan
Desa Lawan COVID-19 (Kemendesa,
2020).
Namun, meskipun pemerintah telah
melakukan berbagai upaya dalam
menanggulangi penyebaran COVID-19,
penambahan kasus positif COVID-19 di
Indonesia semakin bertambah. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan
terhadap pandemi yang berimplikasi
terhadap minimnya kesadaran masyarakat
sehingga penanganan (pencegahan bagi
yang tidak terinfeksi dan atau pengobatan
terhadap yang terkena wabah) kurang
terintegrasi-interkoneksi dalam sistem
pemerintahan di negara kita. Dari pusat
sampai bagian paling bawah, yaitu desa.
Hal ini sangat berbahaya karena
penyebaran COVID-19 sangat rentan
tertular melalui mata, hidung, dan mulut
(WHO, 2020).
Salah satu upaya pencegahan yang
dilakukan untuk mencegah COVID-19
yaitu dengan mencuci tangan. Hand
sanitizer sebagai alat untuk mencuci tangan
menjadi trend di kalangan masyarakat saat
ini. Selain efisiensi waktu, penggunaannya
dinilai lebih praktis dibandingkan dengan
mencuci tangan menggunakan air dan
sabun. Namun, saat ini hand sanitizer
mahal harganya karena sudah dianggap
sebagai kebutuhan penting saat pandemi
ini. Bahkan banyak masyarakat
memandang bahwa hand sanitizer hanya
digunakan bagi orang-orang yang mampu
membelinya, karena harganya yang relatif
mahal jika dibandingkan dengan kuantitas
atau isi per setiap botolnya.
Melihat potensi alam yang banyak
dikembangkan, daun kemangi hadir sebagai
solusi pengganti hand sanitizer alami. Daun
kemangi (Ocimum Basilicum) memiliki
kandungan kimia aktif di dalamnya, antara
lain: minyak atsiri, karbohidrat, fitosterol,
alkaloid, senyawa fenolik, tanin, lignin,
pati, saponin, flavonoid, terpenoid dan
antrakuinon. Sedangkan kandungan utama
minyak atsiri adalah Camphor, limonene,
methyl cinnamate dan linalool. (Sarma,
2011)
Sebagai salah satu civitas
akademika yang memiliki tugas Tri
Dharma Perguruan Tinggi terpanggil untuk
turut berkontribusi bersama dalam
menghadapi COVID-19. (Syahrian, 2019).
Dengan melihat situasi RT 26 RW 06 Desa
Karangasem Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon, kami melakukan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat
dalam bentuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) UNNES dengan tema besar
Bersama Melawan COVID-19.
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka pengabdi tertarik untuk
melakukan KKN dengan melakukan
sosialisasi pembuatan hand sanitizer dari
bahan alami di masyarakat RT 26 RW 06
Desa Karangasem Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon dalam upaya
pencegahan COVID-19. Dalam mencegah
penularan dan penyebaran COVID-19 ini,
dibuat suatu produk hand sanitizer yang
mengandung bahan alami asli yaitu daun
kemangi (Ocimum Basilliscum) dan gel
liadah buaya yang telah diberi nama produk
OCIZER (Ocimum Basilliscum Hand
Sanitizer). Maka dari itu, artikel ini
membahas mengenai kegiatan sosialisasi
pembuatan hand sanitizer ekstrak daun
kemangi dalam upaya pencegahan COVID-
19 di RT 26 RW 06 Desa Karangasem
melalui edukasi kepada masyarakat serta
pemahaman mengenai pentingnya
penggunaan hand sanitizer serta cara
pembuatan produk OCIZER yang
mengandung bahan alami tanpa alkohol dan
tidak menyebabkan iritasi di tangan.
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan dalam
kegiatan ini, yaitu yang pertama
menginformasikan pada warga setempat
(yang sasaran utamanya yaitu anak-anak).
Karena, selain anak-anak diajarkan materi
sekolah, perlu juga menanamkan kreativitas
dan turut andil dalam pencegahan COVID-
19 diajarkan sejak dini. Kemudian, yang
kedua membuat produk OCIZER. Dalam
tahap ini, siapkan desain sticker untuk
ditempelkan pada botol produk yang
dibuat, serta membuat desain poster yang
diberi judul “Serba-Serbi OCIZER” yang
berisi pengenalan produk tersebut, dan
membagikan informasi mengenai
bagaimana pembuatan produk tersebut
terlebih dahulu. Masih dalam tahap
membuat produk, kemudian membuat hand
sanitizer nya yaitu yang berbahan dasar
daun kemangi dan gel lidah buaya. Setelah
produk dibuat, dan melakukan packing ke
dalam botol spray yang disediakan,
kemudian dilakukan penyaluran produk
atau pembagian produk OCIZER ke warga
RT 26 RW 06 Desa Karangasem sekaligus
melakukan edukasi mengenai pengenalan
produk, pembuatan, serta penggunaan hand
sanitizer tersebut.
Adapun detail metode pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Alur Metode Pelaksanaan
Dari latar belakang masalah yang ada,
kegiatan ini dilakukan berdasarkan kalsifikasi
yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Program Pelaksanan Kegiatan
Sosialisasi
No Masalah Alterna
tif
Pemeca
han
Bentuk
Kegiatan
Mulai
Identifikasi
Pembuatan produk OCIZER (Ocimum Basilliscum
Handsanitizer)
Edukasi Penyaluran Produk
Selesai
1. Pemaham
an
masyarak
at
terhadap
upaya
pencegah
an
COVID-
19 masih
rendah
Membe
rikan
edukasi
tentang
penceg
ahan
COVID
-19 dan
cara-
cara
penceg
ahan
Melakukan
pembuatan
poster
edukasi
produk
OCIZER
yang
kemudian
dibagikan
pada tiap
warga RT
26 RW 06
Desa
Karangase
m
2. Pengguna
an hand
sanitizer
saat
beraktivit
as di luar
rumah
masih
jarang
dilakukan
.
Membe
rikan
edukasi
penting
nya
penggu
naan
hand
sanitize
r di
tengah
pandem
i
COVID
-19
serta
menged
ukasi
langkah
-
langkah
penggu
naanny
a.
Membuat
edukasi
pembuatan
dan
penggunaan
hand
sanitizer
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hand sanitizer merupakan jenis
cairan pembersih tangan yang berbahan
dasar alkohol yang digunakan untuk
membunuh mikroorganisme dengan
pemakaian tanpa dibilas air. Menurut CDC
(Center for Disease Control) hand sanitizer
terbagi menjadi dua yaitu hand sanitizer
yang mengandung alkohol dan tidak
mengandung alkohol. Hand sanitizer
dengan kandungan alkohol 60- 95 %
memiliki efek anti mikroba yang lebih baik
dibandingkan dengan hand sanitizer tanpa
kandungan alkohol. (Galang, 2013).
Alkohol sendiri dapat membuat tangan
menjadi kering, sehingga handsanitizer
harus ditambah dengan moisturizer dan
emolient agar menjaga tangan tetap lembut,
tidak kering dan tidak seperti larutan
alkohol murni yang dapat menyebabkan
dehidrasi pada kulit. Handsanitizer
umumnya akan menguap sehingga tidak
meninggalkan residu atau membuat tangan
menjadi lengket. (Prasetyaningtyas, 2017).
Kandungan aktif yang sering ditemukan
pada hand santizer dipasaran adalah 62%
etil alcohol. Kandungan tersebut
bermanfaat dalam membunuh bakteri.
Dalam menghambat aktivitas mikroba,
alkohol 50-70% berperan sebagai
pendenaturasi dan pengkoagulasi protein,
denaturasi dan koagulasi protein akan
merusak enzim sehingga mikroba tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan
akhirnya aktivitasnya terhenti. (Galang,
2013).
Penggunaan tanaman obat
tradisional yang berfungsi sebagai anti
bakteri adalah kemangi. Kemangi
merupakan tumbuhan berbatang pendek
yang tumbuh di berbagai belahan dunia.
Daun kemangi berasal dari divisi
spermatophyta, kelas dikotil, ordo
amaranthaceae, genus ocimum dan spesies
Ocimum Basilicum. Bentuk daun kemangi
sederhana dan saling berhadapan silang
dengan ujung daun berbentuk runcing serta
panjang tangkai daun mencapai 2 cm. Helai
daun berbentuk bulat panjang dengan
ukuran panjang daun mencapai 5 cm dan
lebar daun mencapai 2,5 cm. 9, 10 Daun
kemangi memiliki banyak kandungan
senyawa kimia antara lain saponin,
flavonoid, tanin dan minyak atsiri.
Kandungan paling utama pada kemangi
yaitu minyak atsiri. Minyak atsiri dalam
daun kemangi memiliki kemampuan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Bacilus cereus, Pseudomonas fluorescens,
Candida albicans, Streptococcus alfa dan
Bacillus subtilis. (Maylia, 2014)
Sedang untuk tahap pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan adalah adalah:
Tahap pertama, dilakukan
membagikan informasi pada warga
setempat khususnya anak-anak bahwa akan
diadakan sosialisasi cara pembuatan hand
sanitizer dari bahan alami. Ditujukan pada
anak-anak karena, selain menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya pencegahan
COVID-19 dapat dijadikan kreatifitas serta
menambah wawasan bagi anak-anak.
Tahap kedua yaitu tahap
pembuatan produk. Dalam tahap ini, yang
pertama yaitu membuat sticker atau label
yang akan ditempelkan pada botol spray
untuk produk yang dibuat, dan membuat
desain poster yang diberi judul “Serba-
Serbi OCIZER” yang berisi pengenalan
produk tersebut, dan membagikan
informasi mengenai bagaimana pembuatan
produk tersebut. Kegaiatan ini dapat dilihat
pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut.
Gambar 2. Kegiatan Membuat Desain
Sticker
Gambar 3. Kegiatan Membuat Poster
Serba-serbi OCIZER
Setelah desain sticker dan poster
telah dibuat melalui aplikasi Canva, kita
dapat dilihat desain yang sudah jadi pada
Gambar 4 dan Gambar 5 berikut ini.
Gambar 4. Desain Sticker
Gambar 5. Desain Poster Serba-serbi OCIZER
Masih dalam tahap membuat
produk tersebut, kemudian membuat hand
sanitizer nya. Yang pertam, siapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan, seperti pisau,
blender, saringan, wadah plastik, botol
spray (yang sudah diberi label), daun
kemangi, dan lidah buaya.
Cara pembuatannya sebagai
berikut:
1. potong dan kupas kulit lidah buaya, lalu
diambil dagingnya,
2. siapkan blender, kemudian tuang
daging lidah buaya ke dalam blender
dengan tambahkan sedikit air mineral
lalu blender sampai halus,
3. tuang hasil blender ke dalam wadah
yang diberi saringan di atasnya,
4. kemudian cuci daun kemangi, lalu
potong-potong daun kemangi,
5. rebus potongan daun kemangi sampai
mengeluarkan ekstrak,
6. tuangkan ekstrak daun kemangi ke
dalam wadah kemudian dinginkan,
7. kemudian campurkan ekstrak daun
kemangi dan lidah buaya, lalu blender
sampai rata,
8. lalu tuangkan ke dalam wadah dengan
diatasnya diberi saringan,
9. pindahkan hasil blender ke dalam botol
spray.
Gambar 6. Kegiatan membuat
cairan hand sanitizer ekstrak daun
kemangi
Setelah dilakukan pembuatan cairan
hand sanitizer, kemudian melakukan
pengemasan atau packing.
Gambar 7. Kegiatan packing produk
Tahap ketiga yaitu penyaluran
produk dan edukasi. Pada tahap ini,
dilakukan pembagian produk OCIZER
pada warga RT 26 RW 06 Desa
Karangasem dilakukan secara langsung
dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan. Terdapat banyak warga yang
masih belum mengetahui bagaimana cara
penggunaannya. Sehingga dilakukan
sosialisasi penggunaan, serta pembuatan
produk OCIZER tersebut. Dengan tujuan
agar warga RT 26 RW 06 Desa
Karangasem Kecamatan Plumbon
Kabupaten Cirebon menjadi lebih mengerti
akan pentingnya upaya pencegahan
COVID-19 ini.
Gambar 8. Kegiatan penyaluran produk
dan edukasi pengenalan produk OCIZER
pada warga setempat
PENUTUP
C. Simpulan
Penggunaan herbal sebagai bahan
hand sanitizer sangat potensi untuk
digunakan, karena selain bahan-bahan
nya mudah kita jumpai, bahan-bahan
alami ini aman agar kulit kita selama
pemakaian tidak iritasi akan bahan-
bahan kimia. Kegiatan sosialisasi
pembuatan produk hand sanitizer
ekstrak daun kemangi atau OCIZER
ini, dapat menumbuhkan kreatifitas
anak-anak serta menambah
pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya
melakukan pencegahan COVID-19
agar kita dapat memutuskan rantai
penularan COVID-19.
D. Saran
Kegiatan sosialisasi pembuatan
hand sanitizer di Desa Karangasem,
Kecamatan Plumbon, Kabupaten
Cirebon dilakukan secara merata untuk
membagikan ilmu pengetahuan serta
menambahkan tingkat kesadaran
masyarakat akan pencegahan
penyebaran COVID-19. Kegiatan
pembuatan hand sanitizer harus tetap
memperhatikan protokol kesehatan
supaya tidak membahayakan
masyarakat. Terdapat rambu-rambu
dan ketentuan yang harus dipenuhi
seperti memakai masker serta tetap
menjaga jarak demi mencegah
penularan COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA
Darmalaksana, W., Hambali, R., Masrur,
A., & Muhlas, M. (2020). Analisis
Pembelajaran Online Masa WFH
Pandemic Covid-19 sebagai
Tantangan Pemimpin Digital Abad
21. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Masa
Work From Home (WFH) Covid-19
UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
1-12.
Galang, MP. (2013). Uji efektivitas daya
bunuh hand sanitizer terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus
[skripsi]. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Guan, W. J., Ni, Z. Y., Hu, Y., Liang, W.
H., Ou, C. Q., He, J. X., ... & Du, B.
(2020). Clinical characteristics of
coronavirus disease 2019 in China.
New England journal of medicine,
382(18), 1708-1720.
Kemendesa. (2020). Protokol Relawan
Desa Lawan COVID-19. Jakarta:
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
Kemendikbud. (2020) ‘Perluas Akses
Belajar di Masa Covid-19,
Mendikbud Luncurkan Program
Belajar dari Rumah’ Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
[online]. Tersedia di:
https://www.kemdikbud.go.id/main/
blog/2020/04/perluas-akses-belajar-
di-masa-covid19-mendikbud-
luncurkan-program-belajar-dari-
rumah Diakses: 21 Agustus 2020.
Maylia, Novita. (2014). Daun kemangi
(ocinum annum) sebagai alternatif
pembuatan hand sanitizer. 9(2):136-
142.
MUI. (2020). Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Nomor: 14 Tahun 2020
Tentang Penyelenggaran Ibadah
Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-
19. Jakarta: Komisi Fatwa Majelis
Ulama Indonesia.
Prasetyaningtyas, Renata Putri. (2017).
Identifikasi Senyawa Aktif Dan Uji
Antibakteri Hand Sanitizer Spray
Daun Jambu Mete. Indonesian
Journal Of Chemical Science. 6(3):
249–55
Sarma, D. Sai Koteswar, Babu, A. (2011).
Venkata Suresh. Pharmacognostic
and phytochemical studies of
Ocimum americanum. 3(3):337-347.
Syahrian, F. (2019). Implementasi Backed
pada Sistem Informasi Manajemen
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Untuk
Tahap Pendaftaran, Pra-KKN,
Plotting, dan Pengelolaan Referensi
(Doctoral dissertation, Universitas
Gajah Mada).
Telaumbanua, D. (2020). Urgensi
Pembentukan Aturan Terkait
Pencegahan Covid-19 Di Indonesia.
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan,
Sosial, dan Agama, 12(01), 59-70.
WHO. (2020). ‘WHO announces COVID-19
outbreak a pandemic’ World Health
Organzation Regional Office for
Europe. [online] Tersedia di:
http://www.who.int/en/health-
topics/health-
emergencies/coronavirus-covid-
19/news/news/2020/3/who-
announces-covid-19-outbreak-a-
pandemic Diakses: 21 Agustus 2020.
Yunus, N. R., dan Rezki, A. (2020). Kebijakan
Pemberlakuan Lock Down sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus
COVID-19. Salam: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i. 7(3): 110-116.