bab ii tinjauan pustaka h. air dan sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/rifki fadila rahmawati_bab...

16
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (PPRI No 82 Tahun 2001). Namun dengan semakin meningkatnya perkembangan pada sektor industri dan transportasi serta berbagai macam aktivitas manusia lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah akibat berbagai kegiatan tersebut (Kristanto, 2002). Air memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebetuhan hidup manusia, yaitu digunakan sebagai air minum, mencuci, mandi, membuat bangunan bahkan digunakan juga sebagai pembangkit listrik yang sangat bermanfaat bagi manusia, air tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi juga tumbuhan dan hewan bahkan bagi ikan air merupakan tempat berlangsung hidupnya (Sutrisno, 2002). Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, mutu air merupakan suatu kondisi kualitas air yang dapat diukur dan/ atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Upload: voliem

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

H. Air dan Sungai

1. Air

Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air

akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya

tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan

sumber daya alam (PPRI No 82 Tahun 2001). Namun dengan semakin

meningkatnya perkembangan pada sektor industri dan transportasi serta berbagai

macam aktivitas manusia lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat

pencemaran pada perairan, udara dan tanah akibat berbagai kegiatan tersebut

(Kristanto, 2002).

Air memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebetuhan

hidup manusia, yaitu digunakan sebagai air minum, mencuci, mandi, membuat

bangunan bahkan digunakan juga sebagai pembangkit listrik yang sangat

bermanfaat bagi manusia, air tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi juga

tumbuhan dan hewan bahkan bagi ikan air merupakan tempat berlangsung

hidupnya (Sutrisno, 2002).

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun

2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, mutu air merupakan

suatu kondisi kualitas air yang dapat diukur dan/ atau diuji berdasarkan

parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

7

perundang-undangan. Baku mutu air merupakan ukuran batas atau kadar makhluk

hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/ atau unsur

pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air (UU RI No. 32 tahun

2009). Untuk menjaga kualitas air, maka setiap kegiatan yang menghasilkan

limbah cair yang akan dibuang ke perairan umum atau sungai harus memenuhi

standar baku mutu atau kriteria mutu air sungai yang akan menjadi tempat

pembuangan limbah cair tersebut, sehingga dapat meminimalisir kerusakan air

atau pencemaran air sungai (Yuliastuti, 2011).

Menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian

Pencemaran Air, penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai

berikut:

a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung

tanpa pengolahan terlebih dahulu;

b. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;

c. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan;

d. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat

dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

2. Sungai

Sungai menurut PPRI Nomer 38 tahun 2011 adalah alur atau wadah air

alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya,

mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis

sempadan.

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

8

Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan,

air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air

atau gerakan air secara horisontal secara terus menerus inilah yang disebut arus

dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996).

Menurut Odum (1996), terdapat dua zona utama pada aliran sungai yaitu :

1. Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi

untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang

lepas, sehingga zona ini padat. Zona ini umumnya terdapat di hulu

pegunungan.

2. Zona air tenang: bagian sungai yang dimana kecepetan arus mulai berkurang,

maka lumpur dan materi lepas mulai mengendapan di dasar sehingga dasar

sungai menjadi lunak. zona ini di jumpai pada daerah landai.

Sungai dapat dibagi menjadi beberapa zona. Pembagian zona sungai itu

ada dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu:

a. Berdasar sifat dasar sungai, yaitu : hulu (upstream), tengah sungai (middle

stream), dan hilir (down stream). Pembagian ini untuk kepentingan

penggunaan air sungai.

b. Berdasar sifat yang menunjuk habitat ikan dan hewan air, yaitu : hulu

(upstream), jangkauan air (riffles), kedung (pools), genangan ( flows), aliran

kembali (back water), dan daerah banjir (floodwaters). (Brotowidjoyo et al,

1995)

Jenis-jenis sungai (Anonim1).

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

9

a. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.

1) Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau

sumber mata air.

2) Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.

3) Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es

(gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air.

b. Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4

macam yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai

ephemeral.

1) Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun

relatif tetap.

2) Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya

banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.

3) Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya

kering dan pada musim hujan airnya banyak.

4) Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat

musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan

jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya

belum tentu banyak.

c. Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis

yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen

dan sungai insekuen.

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

10

1) Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah

lereng awal.

2) Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya

mengikut strike batuan.

3) Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah

dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan

lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.

4) Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah

kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.

5) Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh

litologi maupun struktur geologi.

d. Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai

anteseden dan sungai superposed.

1) Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran

airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang.Hal ini

terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan

yang merintanginya.

2) Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan

prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

e. Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial,

dendritik, trellis, rektanguler, dan pinate :

1) Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

11

a. Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan

pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk

kerucut.

b. Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke

pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).

2) Dendritik adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti

pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya.

Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai.

3) Trellis adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.

4) Rektangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau

hampir siku-siku 90 derajat.

5) Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya

membentuk sudut lancip.

6) Anular adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.

Sungai juga merupakan suatu habitat bagi berbagai jenis organisme

akuatik yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan sungai, seperti

kualitas dan kuantitas dari hubungan ekologis yang terjadi di dalamnya.

Hubungan ekologis tersebut termasuk terhadap perubahan-perubahan yang

diakibatkan oleh aktivitas manusia. Ekosistem sungai terdiri dari komponen

abiotik dan biotik. Kedua komponen tersebut saling melakukan interaksi untuk

membentuk suatu kesatuan, dan tiap aktivitas dari satu komponen akan

mempengaruhi komponen yang lainnya (Sulistyo, 2014).

3. Manfaat Sungai

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

12

Sungai mempunyai fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah

tertentu dan mengalirkannya ke laut. Sungai itu dapat digunakan juga untuk

berjenis-jenis aspek seperti pembangkit tenaga listrik, pelayaran, pariwisata,

perikanan dan lain-lain. Dalam bidang pertanian sungai itu berfungsi sebagai

sumber air yang penting untuk irigasi (Sosrodarsono, 2003)

Ada dua fungsi utama yang diberikan oleh alam kepada sungai yaitu

mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada das dan alurnya, yang

keduanya berlangsung secara bersamaan dan saling mempengaruhi (Mulyanto,

2007)

Fungsi lain dari sungai yaitu mengalirkan air dari daerah aliran sungai ke

laut. Peranan sungai sangatlah penting yaitu sebagai unsur berlangsungnya siklus

hidrologi, mengangkut endapan hasil erosi dan polutan, dan berperan dalam

kelangsungan siklus erosi itu sendiri. Sungai juga mempunyai manfaat besar yaitu

sebagai bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan da air

limbah, sebagai sarana irigasi pertanian, dan sebagai objek wisata (Herlina, 2011)

I. Pencemaran

Pencemaran lingkungan hidup menurut UU RI No. 32 tahun 2009 adalah

masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain

ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku

mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pencemaran air didefinisikan

dengan indikasi turunnya kualitas air sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat menjalankan fungsi sesuai dengan peruntukannya.

Maksud dari tingkat tertentu dalam kalimat tersebut adalah, baku mutu air yang

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

13

ditetapkan dan berfungsi sebagai tolok ukur untuk menentukan telah terjadinya

pencemaran air, juga merupakan arahan tentang tingkat kualitas air yang akan

dicapai atau dipertahankan oleh setiap program kerja pengendalian pencemaran

air (PPRI No 82 Tahun 2001). Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air,

pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui

baku mutu air limbah yang telah ditetapkan.

Pencemaran air juga didefinisikan sebagai penyimpangan sifat-sifat air

dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di bumi ini

tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air

sudah tercemar. Air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi

merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah

yang melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan

secara normal untuk keperluan tertentu seperti air minum (air ledeng, air sumur),

berenang/rekreasi, mandi, kehidupan hewan air, pengairan dan keperluan industri

(Kristanto, 2002).

Bahan pencemar merupakan bahan yang bersifat asing bagi alam atau

bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan ekosistem

yang dapat mengganggu peruntukan ekosistem tersebut. Berdasarkan cara

masuknya ke dalam lingkungan, pencemar dikelompokkan menjadi dua, yaitu

pencemar alamiah dan pencemar antropogenik. Pencemar alamiah merupakan

pencemar yang memasuki suatu lingkungan secara alami, misalnya akibat dari

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

14

letusan gunung berapi, banjir dan fenomena alam yang lain. Pencemar

antropogenik adalah pencemar yang masuk ke badan air akibat aktivitas manusia,

misalnya kegiatan domestik, kegiatan urban maupun kegiatan industri. Intensitas

pencemar antropogenik dapat dikendalikan dengan cara mengontrol aktivitas yang

menyebabkan timbulnya pencemar tersebut (Yuliastuti, 2011).

Pencemaran air dapat dibedakan berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya

menjadi sembilan kelompok yaitu : (1) padatan; (2) bahan buangan yang

membutuhkan oksigen (oxygen-demanding wastes); (3) mikroorganisme; (4)

komponen organik sintetik; (5) nutrien tanaman; (6) minyak; (7) senyawa

anorganik dan mineral; (8) bahan radioaktif dan (9) panas. Pengelompokan

tersebut bukan merupakan pengelompokan yang baku, karena suatu jenis

pencemar dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok (Fardiaz, 1992).

J. Sumber Pencemar Air Sungai

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana, termasuk di air. Pencemaran pada

perairan sebagai dampak dari adanya kegiatan pembangunan dapat juga terjadi

pada sumber-sumber air. Terkait hal tersebut maka pencemaran sungai sebagai

salah satu sumber air dapat terjadi pada sungai-sungai, terutama yang melintasi

kota besar (Djoharam, 2018).

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 tahun

2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, sumber pencemar air

berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi

sumber limbah domestik dan sumber limbah non-domestik. Sumber limbah

domestik berasal dari daerah pemukiman penduduk dan sumber limbah

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

15

nondomestik berasal dari kegiatan seperti industri, pertanian dan peternakan,

perikanan, pertambangan atau kegiatan yang bukan berasal dari wilayah

pemukiman.

3. Limbah Domestik

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 tahun

2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, limbah domestik, yaitu

limbah yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat seperti limbah yang dihasilkan

dari kegiatan pertanian, pemukiman dan transportasi merupakan sumber tak tentu

atau area/ diffuse sources. Penentuan jumlah limbah yang dibuang tidak dapat

ditentukan secara langsung, melainkan dengan menggunakan data statistik

kegiatan yang menggambarkan aktivitas penghasil limbah. Sumber-sumber

pencemar air ini umumnya terdiri dari gabungan beberapa kegiatan kecil atau

individual yang berpotensi menghasilkan air limbah yang dalam kegiatan

inventarisasi sumber pencemar air tidak dapat dikelompokan sebagai sumber

tertentu.

4. Limbah Industri

Potensi pencemaran air sungai salah satunya berasal dari limbah industri

(Zaenuri, 2014). Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan

menjadi limbah cair, limbah gas dan partikel, serta limbah padat. Limbah cair

bersumber dari industri yang menggunakan air dalam proses produksinya. Air dari

pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel, baik yang larut maupun yang

mengendap. Air limbah yang telah tercemar memiliki ciri yang dapat

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

16

diidentifikasi langsung secara visual yaitu dari warna, kekeruhan, dan rasa serta

bau yang ditimbulkan dan indikasi lainnya. Sedangkan identifikasi secara

laboratorium ditandai dengan perubahan sifat kimia air. Industri yang

menghasilkan limbah cair di antaranya adalah industri pulp, besi dan baja, kertas,

minyak goreng, dan tekstil (Kristanto, 2002).

K. Indikator Pencemaran Air

Indikator yang digunakan pada pemeriksaan pencemaran air antara lain

total dissolved solid (TDS), pH, suhu, dissolved oxygen (DO), nitrit, ammonia

1. Total dissolved solid (TDS)

Total dissolved solid (TDS) atau padatan terlarut total merupakan jumlah

kepekatan padatan dalam suatu sampel air, dinyatakan dalam miligram per liter

atau ppm. Padatan terlarut adalah padatanpadatan yang mempunyai ukuran lebih

kecil dibandingkan padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa

organik dan anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam-garamnya

(Kristanto, 2002). Menurut PPRI No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian

pencemaran air untuk parameter TDS kriteria kualitas air golongan B adalah

1000mg/l (ppm).

2. Suhu

Suhu merupakan ukuran panas dinginnya benda yang diukur dengan

termometer. Naiknya suhu air akan mengakibatkan penurunan jumlah oksigen

terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, dan mengganggu

kehidupan ikan dan hewan air lainnya (Kristanto, 2002). Menurut PPRI No. 20

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

17

Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air untuk parameter suhu kriteria

kualitas air golongan B adalah 24-300C.

3. pH

Nilai pH air yang normal adalah berkisar pada pH netral yaitu antara 6

sampai 8, sedangkan pH air yang tercemar, misalnya air limbah (buangan),

berbeda-beda tergantung pada jenis limbahnya (Kristanto, 2002). Derajat

keasaman merupakan jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Nilai pH

secara umum menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan

suatu perairan (Effendi, 2003). Menurut PP No. 20 Tahun 1990 kisaran pH untuk

kriteria air golongan B adalah 5-9.

4. Dissolved oxygen (DO)

Dissolved oxygen (DO) adalah oksigen yang terlarut dalam air yang dapat

berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer, aliran air melalui air hujan

serta aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air (Sulistyo, 2014). Kehidupan di air

dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm (5 part per

million atau 5 mg oksigen untuk setiap liter air). Selebihnya bergantung pada

ketahanan organisme, derajat keaktifannya, kehadiran bahan pencemar, suhu air,

dan sebagainya. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosistensis tanaman

air dan dari atmosfer (udara) yang masuk ke dalam air dengan kecepatan tertentu.

Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu

dan tekanan atmosfer. Pada suhu 20°C dengan tekanan 1 atmosfer, konsentrasi

oksigen terlarut dalam keadaan jenuh adalah 9,2 ppm, sedangkan pada suhu 50°C

dengan tekanan atmosfer yang sama, tingkat kejenuhannya hanya 5,6 ppm.

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

18

Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan (Kristanto, 2002).

Menurut PP No. 20 Tahun 1990 besar DO untuk kriteria air golongan B adalah 6

mg/l atau sama dengan 6 mg/l.

5. Nitrit

Nitrit biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit di perairan

alami, kadarnya lebih kecil daripada nitrat karena nitrit bersifat tidak stabil jika

terdapat oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia

dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (Effendi, 2003). Menurut

PP No. 20 Tahun 1990 kadar maksimal nitrit untuk kriteria air golongan B adalah

1mg/l.

6. Ammonia

Sumber ammonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses

difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik. Amonia yang terdapat dalam

mineral masuk ke badan air melalui erosi tanah. Selain terdapat dalam bentuk gas,

amonia membentuk senyawa kompleks dengan beberapa ion-ion logam. Amonia

juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga

mengendap di dasar perairan. Amonia di perairan dapat menghilang melalui

proses volatilisasi karena tekanan parsial amonia dalam larutan meningkat dengan

semakin meningkatnya pH. Menurut PP No. 20 Tahun 1990 kadar maksimal

ammonia untuk kriteria air golongan B adalah 0,5mg/l.

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

19

L. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

M. Hipotesis

Dari latar belakang teori, Sungai Logawa melewati daerah pemukiman

sehingga digunakan untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus), penambangan batu,

Sungai Logawa

Sumber Pencemaran

Limbah

Domestik

Limbah

Non-

Domestik

Kajian Tingkat Pencemaran Air

Sungai Logawa

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

20

penambangan pasir, dan pembuangan limbah industri. Oleh karena itu

kemungkinan besar Sungai Logawa mengalami pencemaran, maka hipotesis yang

dijukan dalam penelitian ini adalah tingkat pencemaran sungai logawa tercemar

sedang dengan skor -11 sampai -30.

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1.repository.ump.ac.id/7843/3/Rifki Fadila Rahmawati_BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA H. Air dan Sungai 1. Air ... 2010 tentang Tata

1

N. Penelitian Relevan

Tabel 2.1 penelitian yang relevan

No Nama/Tahun/

Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Dewi Setiyowati (2013)

Kajian Pencemaran

Kadar Logam Berat di

Muara Sungai Serayu

Kabupaten Cilacap

Untuk mengetahui

tingkat pencemaran

logam berat seperti

Cd, Pb, dan Fe di

muara sungai Serayu.

Metode penelitian yang digunakan adalah

Deskriptif komparatif

Kandungan logam berat Cd, Pb, dan Fe pada

badan air Muara Sungai Serayu stasiun 1

berturut-turut adalah 0,00032 ppm,

0,00257ppm, dan 12,87 ppm, sedangkan stasiun

2 berturut-turut adalah 0,0003 ppm,

0,00192ppm, dan 0,55ppm. Kandungan logam

berat tersebut belum melampaui batas ambang

yang telah ditetapkan oleh peraturan

pemerintah.

2. Setio Sandi Pramono

(2017) Kualitas Airtanah

untuk Air Minum di

Sekitar Peternakan Ayam

Desa Pakujati Kecamatan

Paguyangan Kabupaten

Brebes

Untuk mengetahui

kualitas airtanah untuk

air minum di sekitar

peternakan ayam Desa

Pakujati Kecamatan

Paguyangan

Kabupaten Brebes

Penelitian ini menggunakan metode survey

lapangan, teknik pengambilan sampel

proposive sampling, analisis data

menggunakan analisis deskriptif dengan

memberikan uraian berdasarkan indikator

analisis yaitu permenkes

no.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang

standar baku kualitas air minum

Kualitas airtanah tidak layak untuk air minum,

dengan kandungan bakteri E.coli ≥2.400 ml

yang melebihi ambang batas baku untuk air

minum, untuk indikator bau, kekeruhan, rasa,

suhu, jumlah zat padat terlarut (TDS), warna,

pH, nitrit, dan nitrat yang masih dalam batas

baku

3. Rifki Fadila Rahmawati

(2018) Analisis Tingkat

Pencemaran Sungai

Logawa di Kabupaten

Banyumas

Untuk mengetahui

tingkat pencemaran

sungai Logawa

Penelitian ini menggunakan metode survei,

teknik pengambilan sampel purposive area

sampling, analisis data menggunakan

analisis deskriptif dengan memberikan

uraian berdasarkan indikator analisis yaitu

KepMenLH 115/2003 tentang metode

indeks pencemaran

kualitas air Sungai Logawa menurut Peraturan

Pemerintah No 20 Tahun 1990 pada saat hujan

termasuk dalam golongan B peruntukannya

sebagai bahan baku air minum, sedangkan

pada saat tidak hujan termasuk dalam golongan

C peruntukannya sebagai keperluan perikanan

dan peternakan. Menurut perhitungan Storet,

tingkat pencemaran air sungai Logawa pada

saat hujan termasuk tercemar ringan dengan

jumlah skor -4, sedangkan pada saat tidak hujan

termasuk tercemar sedang dengan jumlah skor -

11.

20

Kajian Tingkat Pencemaran... Rifki Fadila Rahmawati, FKIP UMP, 2018