pencemaran air sungai

12
Mata Kuliah : KAPITA SELEKTA Tugas Resume : Pencemaran Sungai Dosen Pengampu : Nama : Taufik Dhany NIM : 30000213410045 PENDAHULUAN Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir, sehingga perlakuan air di hulu akan member dampak di hilir. Pencemaran di hulu akan menyebabkan biaya social di hilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air. Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Perlu upaya pelestarian dan pengendalian air, untuk menjaga kualitas air atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.

Upload: dhany-r

Post on 08-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pencemaran sungai

TRANSCRIPT

Mata Kuliah : KAPITA SELEKTATugas Resume : Pencemaran SungaiDosen Pengampu :Nama : Taufik DhanyNIM : 30000213410045PENDAHULUANSungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir, sehingga perlakuan air di hulu akan member dampak di hilir. Pencemaran di hulu akan menyebabkan biaya social di hilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Perlu upaya pelestarian dan pengendalian air, untuk menjaga kualitas air atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius. Karena air telah tercemar oleh limbah limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia, sehingga untuk memperoleh air yang baik sesuai dengan standar tertentu diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas, sumber daya air telah mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.Makin banyak berita-berita mengenai pencemaran sungai dari hari kehari. Pencemaran sungai ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi di hampir seluruh Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga ataupun pertanian. Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Kurangnya kesadaran warga sekitar serta lemahnya pengawasan pemerintah dan keengganan mereka untuk melakukan penegakan hukum yang benar menjadikan masalah pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin parah.Pencemaran Air SungaiSungai sebagai sumber daya alam, merupakan kebutuhan yang sangat vital terutama dalam hal penyediaan kebutuhan air bagi manusia. Namun, pesatnya pembangunan pasca revolusi industri, tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas lingkungan. Udara semakin tercemar, begitupun dengan sungai, danau dan laut. Degradasi sumber daya alam akibat eksploitasi berlebihan dan pelepasan limbah ke alam, berdampak pada semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup. Menurut Soemarwoto (2009), penggunaan sumberdaya alam untuk pembangunan selalu disertai dengan terjadinya pencemaran lingkungan. Suatu lingkungan dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup yang ada di dalamnya (Bahtiar, 2007). Salah satu pencemaran yang dapat terjadi adalah pencemaran terhadap sumberdaya air. Air sebagai komponen lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia. Perubahan pada kualitas air akan mempengaruhi komponen lingkungan hidup lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia, serta makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan, dan biota-biota air. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam (natural ressources depletion) (PP no 82 Tahun 2001).Air permukaan, dalam hal ini sungai, sangat beragam fungsi dan manfaataya. Sungai adalah sebagai tempat hidup berbagai makhluk akuatik seperti ikan, plankton dan berbagai tumbuhan air. Selain itu, air sungai juga banyak digunakan juga sebagai sarana transportasi, tangkapan air untuk pengendalian banjir, irigasi pertanian, pengairan tambak, keperluan sehari hari (domestik) seperti mandi, mencuci, hingga pemanfaatannya sebagai sumber air baku untuk air minum yang jika tercemar limbah tentunya sangat membahayakan kesehatan. Perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi lahan pertanian, tegalan dan permukiman, serta aktiivitas industri, akan memberi dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu daerah aliran sungai (Asdak, 2010). Meningkatnya berbagai aktifitas tersebut, akan berdampak pada peningkatan koefisen air limpasan (run off) yang membawa lapisan tanah yang dilaluinya. Selain itu, produksi limbah yang dilepas ke badan sungai dari aktifitas industri, domestik dan aktifitas organik dari manusia dan hewan, juga semakin meningkat dan berkontribusi pada penurunan kualitas air sungai.Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya (PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air). Menurut Davis dan Cornwell (1991), Sumber pencemar yang masuk ke perairan dapat berasal dari buangan yang diklasifikasikan menjadi: 1. Point source adalah sumber titik atau pencemar yang diketahui secara pasti dapat berupa lokasi air limbah industri, domestik, ataupun saluran drainase. 2. Non point source, berasal dari sumber yang tidak dikatahui secara pasti. Pencemar masuk ke badaan air dapat berasal dari aktifitas alamiah maupun dari sumber yang tidak diketahui secara pasti. Misalnya, limpasan hujan, erosi, buangan kegiatan pertanian yang mengandung pupuk dan pestisida serta dari limbah cair kegiatan domestik yaitu permukiman, perdagangan, dan perkantoran. Pencemaran yang terjadi dalam air sungai dapat disebabkan oleh pencemar organik maupun pencemar anorganik. Pencemar organik dapat meningkatkan kandungan BOD dalam air sungai yang mengindikasikan telah terjadi penurunan kualitas air. Pencemar organik sebagian besar berasal dari buang kegiatan pertanian dan limbah cair kegiatan domestik. Sedangkan pencemar anorganik sebagian besar berasal dari buangan kegiatan industri. Pencemaran juga dapat dikategorikan berdasarkan sumbernya yaitu sumber pencemar yang berasal dari pencemar alamiah (dari alam) dan pencemar antropogenik (kegiatan manusia). Pencemar antropogenik adalah polutan yang masuk ke perairan akibat aktivitas manusia seperti kegiatan domestik (rumah tangga), perkotaan dan industri. Intensitas polutan antropogenik dapat dikendalikan dengan mengontrol aktivitas yang menyebabkan timbulnya pencemar tersebut (Effendi, 2003).Faktor kegiatan manusia seperti rumah tangga (permukiman), Industri dan pertanian yang menyumbang bahan pencemar dan mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai merupakan faktor penyebab utama terjadinya pencemaran air. Wardhana (2004) mengelompokkan komponen pencemaran air yang disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu :1. Limbah padat2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan3. Bahan buangan organik4. Bahan buangan cairan berminyak5. Bahan buangan berupa panas6. Bahan buangan zat kimia, yaitu sabum, insektisida dan zat pewarnaKomposisi air limbah yang masuk ke badan air sungai sangat bervariasi sesuai dengan sumber asalnya. Secara umum zat-zat yang terdapat dalam air limbah dikelompokkan : Gambar : Zat yang terdapat dalam air limbah

Pada dasarnya pencemaran sungai itu sendiri dibagi menjadi dua berdasarkan sifat pencemarnya, yaitu tingkat atau kemampuan pencemar untuk berubah secara kimiawi dalam badan air atau sungai.a. Pencemar Konservatif Pencemar konservatif adalah pencemar air sungai yang sifatnya relatif stabil secara kimiawi dalam badan air, dan tidak berubah menjadi bentuk kimia lainnya. Sifat ini dapat berubah atau berkurang konsentrasinya dengan adanya pengendapan dibagian dasar sungai ataupun adanya pemurnian (purification) air sungai. Unsur-unsur yang termasuk dalam kelompok pencemar konservatif ini misalnya adalah logam-logam berat seperti Hg, Cr, logam lainnya yang terlarut pada aliran sungai yang tidak dapat diuraikan melalui proses hidrologi sungai maupun oleh mikroorganisme.b. Pencemar Non Konservatif Pencemar non konservatif adalah pencemar yang bisa diuraikan oleh mikroorganisme, misal BOD, dan COD. Pencemar ini dapat berubah bentuk menjadi bentuk baru dengan laju reaksi yang nyata.

Baku Mutu Air SungaiSebagai suatu ekosistem yang sangat strategis bagi kelangsungan kehidupan manusia, sungai memerlukan suatu sistem pengelolaan yang holistik dan berkelanjutan dan tentunya disesuaikan dengan peruntukan atau fungsi sungai tersebut. Apabila sungai tersebut difungsikan sebagai pengendali banjir, maka harus dibuat suatu model pengaliran sungai sebagai pengendali banjir. Namun apabila sungai tersebut berfungsi sebagai sumber air bagi masyarakat sekitarnya, maka kualitas air sungai harus dijaga dari pencemaran, antara lain melalui upaya pembagian kelas air, pengurangan beban limbah yang masuk ke dalam sungai dengan memperketat aturan baku mutu limbah, dan penegakan hukum yang konsisten, serta peningkatan partisipasi masyarakat.Penetapan peruntukan air pada sumber air diatur secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, bahwa penetapan peruntukan air dilakukan dengan memperhatikan daya dukung sumber air; jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi pertumbuhannya, perhitungan dan proyeksi kebutuhan sumber daya air dan pemanfaatan air yang sudah ada.Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhuk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air (PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air). Sedangkan Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.Klasifikasi dan kriteria mutu air mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air digolongkan menjadi 4 (empat) kelas dimana pembagian kelas ini didasarkan pada tingkatan baiknya mutu air dan kemungkinan kegunaannya bagi suatu peruntukkan (designated beneficial water uses). Klasifikasi mutu air tersebut diantaranya :1. Kelas Satu : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 2.Kelas Dua : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan tersebut. 3.Kelas Tiga : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan tersebut. 4. Kelas Empat : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kriteria mutu air sungai berdasarkan Kelas. Sumber : PP No 82 Tahun 2001Baku Mutu Air LimbahBaku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Batas atau kadar ini mengacu pada peraturan daerah Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah yang disesuaikan dengan jenis industri masing-masing (deazy,2011).Kualitas Air Sungai Keadaan geografis sungai yang berada paling rendah dalam lanskap bumi, menjadikan kualitas air sungai sangat dipengaruhi pemasokan air yang berasal dari sekitar daerah tangkapan airnya. Kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang ada di dalamnya (Wiwoho, 2005). Daerah hulu dengan pola pemanfaatan lahan yang relatif seragam, mempunyai kualitas air yang lebih baik dari daerah hilir dengan pola penggunaan lahan yang beragam. Semakin kecil tutupan hutan dalam sub DAS serta semakin beragamnya jenis penggunaan lahan dalam sub DAS menyebabkan kondisi kualitas air sungai yang semakin buruk, terutama akibat adanya aktivitas pertanian dan pemukiman (Supangat, 2008). Kualitas air sungai merupakan kondisi kualitatif yang diukur berdasarkan parameter tertentu dan dengan metode tertentu sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Kualitas air sungai dapat dinyatakan dengan parameter yang menggambarkan kualitas air tersebut. Parameter tersebut meliputi parameter fisika, kimia dan biologi (Asdak, 2010). Parameter fisika kualitas air yang dapat menggambarkan kondisi yang dapat dilihat secara visual/kasat mata, meliputi kekeruhan, suhu, kandungan padatan terlarut, rasa, bau, warna dan sebagainya. Parameter kimia meliputi derajat keasaman (pH), oksigen terlarut DO, BOD, COD, kandungan logam, kesadahan dan sebagainya. Parameter biologi meliputi kandungan mikroorganisme dalam air (Asdak, 2010). Parameter-parameter kualitas air sungai dapat berubah berdasarkan kondisi alami maupun adanya aktivitas antropogenik. Aktivitas antropogenik yang mempengaruhi kualitas air sungai berasal dari perubahan pola pemanfaatan lahan, kegiatan pertanian, permukiman serta industri. Kegiatan pertanian dan permukiman pada dasarnya merubah bentang alam melalui pengolahan tanah, sehingga akan mempengaruhi kualitas air sungai (Asdak, 2010).