pencemaran air sungai barito
TRANSCRIPT
PENCEMARAN SUNGAI BARITO DAN UPAYA PENANGGULANGAN
DENGAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS
TUGAS MAKALAH ILMU KEALAMAN DASAR
Disusun Oleh
NAMA : Retno Fitriana SariNIM : H1D107001
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATPROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
BANJARBARU
2010
0
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbilalamin puji syukur penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, hidayah dan inayah-Nya atas
selesainya makalah ini.
Penyusun sangat berterima kasih kepada Bapak Dosen Pengajar mata kulia
Ilmu Kealaman Dasar yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, saran,
dan nasehat selama penulisan proposal penelitian ini. Penyusun juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunanmakalah ini.
Penyusun menyadari apa yang tertulis dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan-kekuranganya, maka dari itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat Penyusun harapkan dari para pembaca. Semoga
penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dihilangkan
pemenuhannya dalam kehidupan sehari-hari. Di Kalimantan Selatan, sungai
menjadi sumber air yang sering digunakan selain air sumur dan PDAM. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya rumah penduduk di sekitar bantaran sungai.
Penduduk menggunakan air untuk mandi, mencuci, menyiram tanaman bahkan
untuk air minum.Selain itu, air juga digunakan untuk keperluan kakus.Penduduk
mendirikan jamban liar yang pembuangannya langsung ke sungai.Penduduk juga
membuang limbah rumah tangga ke sungai.Sehingga, pencemaran sungai
meningkat.Belum lagi pembuangan limbah dari industri pertambangan dan
rusaknya hutan membuat kualitas air sungai makin memburuk. Air sungai
seharusnya tidak layak digunakan penduduk karena tingkat kekeruhan (turbidity)
yang tinggi, serta tercemar logam berat dan bakteri coliform dalam kuantitas yang
cukup besar.
Salah satu metode untuk memperbaiki kualitas air adalah dengan
menggunakan sistem membrane reverseosmosis. Sistem membran merupakan
teknologi terbaik untuk proses pengolahan air pada saat ini. Air dilewatkan pada
membrane yang memiliki pori sangat kecil dengan memberikan tekanan. Air yang
didapatkan layak untuk digunakan karena ion logam, lumpur dan bakteri tertahan
di membran.
1.2. Pembatasan Masalah
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai kondisi air sungai Barito
yang terdapat di Kalimantan Selatan dan cara penanganan agar air layak
digunakan dengan menggunakan sistem membran reverse osmosis.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut
2
1. Sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan kondisi sungai Barito
yang telah tercemar
2. Sebagai sarana untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa ke dalam
lingkungan
3. Sebagai sarana untuk mencari alternatif pemulihan kualitas sungai
Barito di Kalimantan Selatan
3
BAB II
Pencemaran Air Sungai Barito dan Upaya Penanggulangan
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan
terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata
berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan
negara.Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula
kebutuhan manusia akan air. Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah,
sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air . Bagi manusia kebutuhan akan air
sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar
terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh
manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang
penting bagi tubuh.Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya.
Sungai biasanya merupakan tempat dimana suatu kehidupan dimulai,
sebagai contoh pada daerah Kalimantan selatan yang sering disebut kota seribu
sungai, pada daerah bantaran sungainya sering kita jumpai rumah-rumah
penduduk. Hal ini dikarenakan sungai menjadi sumber air utama yang digunakan
oleh penduduk, baik untuk mandi, cuci dan kakus juga digunakan untuk
dikonsumsi.
Air memiliki syarat-syarat tertentu yang menyatakan air itu layak dipakai
atau dikonsumsi, syarat tersebut dipaparkan dalam peraturan pemerintah tahun
1990 no. 20 seperti di bawah ini
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Golongan
A
Golongan
B
Golongan
C
Golongan
D
FISIKA
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
6 Suhu oCSuhu
udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm 2250
KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1
5 Besi Mg/lt 0.3 5
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2
12 Natriun Mg/lt 200 60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
15 Perak Mg/lt 0.05
16 .pH 6.5 – 8.5 5 – 9 6 – 9 5 – 9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
20 Sulfat Mg/lt 400 400
21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0.05 0.1 0.002
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
5
24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3
25 Nikel Mg/lt - 0.5
26SAR (Sodium Absortion
Ratio)Mg/lt - 1.5 – 2.5
Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 0.017
2 Benzona Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003
6 2,4 D Mg/lt 0.10
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002
8 Detergent Mg/lt 0.5
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003
11Heptachlor heptachlor
epoxideMg/lt 0.003 0.018
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01
16 Pestisida total Mg/lt 0.1
17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01
18 Zat Organik (KMnO4) Mg/lt 10
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0.05
22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1
23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0.1 0.1
6
24 PCD Mg/lt - Nihil
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0.5 0.2
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
27 BHC Mg/lt - 0.21
Mikrobiologik
1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000
2 Total koliform Jml/100ml 3 10000
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu
pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Sedangkan air sungai barito yang biasa dikonsumsi masyarakat sekitar
bantaran sungai memiliki kualitas sebagai berikut
7
ParameterKualitas air sungai
BaritoBaku mutu air
Zn 0,079 bbj 0,05 bbj
Fe 1,8745 bbj 0,3 bbj
As 0,219 bbj 0,05 bbj
Mg 0,4855 bbj 0,001 bbj
NH3 1,5 bbj 0,5 bbj
BOD 14,7 bbj 2 bbj
COD 27,6 bbj 10 bbj
E.coli 290,1 bbj 100 bbj
(radar Banjarmasin, maret 2010)
Data tersebut menunjukkan rendahnya kualitas air, atau air tersebut tidak
layak dikonsumsi. Pencemaran tersebut disebabkan oleh kebiasaan buruk yang
telah dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat kurang peduli dengan apa yang
mereka lakukan yakni dengan membuat jamban di atas sungai yang menyebabkan
naiknya kadar e.coli, pembuangan sampah rumah tangga yang membuat turbidity
air menjadi meningkat bahkan hingga penambangan liar yang membuang air raksa
(Hg) ke dalam air sungai. Selain itu rusaknya kawasan hutan yang membuat
tingkat sedimentasi meningkat.
Berdasarkan rilis resmi IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup)
menurut provinsi dari Kementrian Lingkungan Hidup RI yang diterima Badan
Lingkungan Hidup Daerah Kalsel, tertanggal 17 Juni 2010 menyebutkan, daerah
ini berada di urutan ke-26 dari 28 provinsi di Indonesia (beberapa provinsi
pemekaran masih bergabung dengan provinsi induk, red. Berdasarkan rilis yang
diterima menyatakan bahwa IKLH Kalsel berada diurutan ke-26 dengan IKLH
48,25 dari 28 provinsi. Sementara dua provinsi terbawah adalah Kalimantan
Tengah (45,70) dan DKI Jakarta (41,73).
Pemerintah melakukan beberapa upaya seperti dilakukannya proses
pengolahan air baku secara sederhana yang dilakukan Perusahaan Daerah Air
Minum. Proses tersebut dilakukan dengan filtrasi sederhana, flokulasi serta
8
koagulasi. Namun terus menurunnya kualitas air sungai ini, ikut mengancam
ketersediaan air baku bagi PDAM. “Sebagian besar warga pesisir dan tepi sungai,
masih mengandalkan air sungai untuk dikonsumsi,” ujar Muslih, Direktur Teknik
PDAM Bandarmasih. Padahal kondisi air sungai di Kalsel mengalami pencemaran
mulai dari bakteri ecoli, hingga pencemaran logam berat seperti mercury.PDAM
sendiri mengaku belum memiliki teknologi untuk menetralisir air sungai yang
mengandung logam berat tersebut. Proses pengelolaan air baku baru sebatas
penjernihan air, sehingga apabila kondisi tercemarnya sungai tidak segera diatasi
maka akan mengancam jutaan warga kalsel.
Kepedulian masyarakat sangat diperlukan untuk mengurangi pencemaran
air sungai barito, karena pencemaran tersebut sebagian besar berasal dari
masyarakat itu sendiri.Tak hanya penyediaan teknologi, namun juga mencakup
penanganan tata hidup dan kebiasaan masyarakat agar upaya pencemaran ini
optimal dan berkesinambungan. Penyuluhan mengenai pentingnya sungai untuk
kehidupan masyarakat baik yang sekarang atau yang akan datang perlu dilakukan.
Namun tak hanya penyuluhan, fasilitas-fasilitas seperti kakus, tempat
pembuangan sampah hendaknya ada sehingga masyarakat tidak kembali untuk
mengulangi kebiasaan buruk tersebut. Kemudian pembuatan sumur resapan air
maupun daerah khusus resapan air agar air hujan dapat ditampung dan kembali ke
siklus hidrologi melalui proses penyaringan. Meski proses penyaringan alam ini
tidak menjamin air bebas dari ion logam, namun air yang dihasilkan merupakan
air jernih.
Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengurangi pencemaran
air yaitu dengan menggunakan teknologi membran.Membrane separation yaitu
suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih komponen tanpa menggunakan
panas. Komponen-komponen akan terpisah berdasarkan ukuran dan bentuknya,
dengan bantuan tekanan dan selaput semi-permeable. Hasil pemisahan berupa
retentate(bagian dari campuran yang tidak melewati membran) dan
permeate(bagian dari campuran yang melewati membran).
Struktur Membran
9
Berdasarkan jenis pemisahan dan strukturnya, membran dapat dibagi
menjadi 3 kategori:
Gambar 1.Membran, Sweep (berupa cairan atau gas) digunakan untuk
membawapermeate hasil pemisahan.
Porous membrane. Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat
yang akan dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat
melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan
klasifikasi dari IUPAC, pori dapat dikelompokkan menjadi macropores
(>50nm), mesopores (2-50nm), dan micropores (<2nm). Porous
membrane digunakan pada microfiltration dan ultrafiltration.
Non-porous membrane. Dapat digunakan untuk memisahkan molekul
dengan ukuran yang sama, baik gas maupun cairan. Pada non-porous
membrane, tidak terdapat pori seperti halnya porous membrane.
Perpindahan molekul terjadi melalui mekanisme difusi. Jadi, molekul
terlarut di dalam membran, baru kemudian berdifusi melewati membran
tersebut.
Carrier membrane. Pada carriers membrane, perpindahan terjadi dengan
bantuan carrier molecule yang mentransportasikan komponen yang
diinginkan untuk melewati membran. Carrier molecule memiliki afinitas
yang spesifik terhadap salah satu komponen sehingga pemisahan dengan
selektifitas yang tinggi dapat dicapai.
Salah satu teknologi membran yang banyak digunakan saat ini yaitu
reverse osmosis(RO). Reverse osmosis adalah suatu proses pembalikan dari
10
proses osmosis. Osmosis adalah proses perpindahan larutan dari larutan dengan
konsentrasi zat terlarut rendah menuju larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tetapi aliran larutan dapat diperlambat, dihentikan, dan bahkan
dapat dibalikkan (hal ini dikenal dengan istilah “Reverse Osmosis”). Reverse
osmosis dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan dengan
konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan
konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran
yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik.
Untuk mengilustrasikan peristiwa reverse osmosis, bayangkan sebuah
membran semipermeabel dengan air di satu sisi dan larutan dengan konsentrasi zat
terlarut tinggi di sisi lain. Apabila terjadi peristiwa osmosis normal, air akan
melewati membran menuju larutan dengan konsentrasi tinggi. Pada peristiwa
reverse osmosis, pada sisi larutan dengan konsentrasi tinggi diberikan tekanan
untuk mendorong molekul air melewati membran menuju sisi larutan air
(Gambar). Proses pemisahan ini akan memisahkan antara zat terlarut pada salah
satu sisi membran dan pelarut murni di sisi yang lain.
Gambar 2. Skema Osmosis
11
Gambar 3. Skema Reverse Osmosis
Membran semipermeabel yang digunakan pada reverse osmosis disebut
membran reverse osmosis(membran RO).Membran RO memiliki ukuran pori < 1
nm .Karena ukuran porinya yang sangat kecil, membran RO disebut juga
membran tidak berpori.Membran RO biasanya digunakan untuk pengolahan air,
seperti pengolahan air minum, desalinasi air laut, dan pengolahan limbah cair.
Saat ini membran RO juga banyak digunakan pada proses pengolahan air isi
ulang. Karakteristik cairan hasil pengolahan membran RO adalah sebagai berikut:
Pada pengolahan air minum, seperti pengolahan air isi ulang, membran
RO didesain untuk dapat melewatkan molekul-molekul air dan menahan solid,
seperti ion-ion garam. Membran RO dapat memisahkan dan menyisihkan zat
terlarut, zat organik, pirogen, koloid, virus, dan bakteri dari air baku. Efisiensi
12
penyisisihan membran RO untuk zat terlarut total (TDS) dan bakteri masing-
masing adalah 95-99% dan 99%. Sehingga pada akhir proses akan dihasilkan air
yang murni.
Keunggulan RO yang paling superior dibandingkan metode-metode
pemisahan lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan zat-zat dengan berat
molekul rendah seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti
glukosa dan sukrosa. Keunggulan lain dari RO ini yaitu tidak membutuhkan zat
kimia, dapat dioperasikan pada suhu kamar, dan adanya penghalang absolut
terhadap aliran kontaminan, yaitu membran itu sendiri. Selain itu, ukuran
penyaringannya yang mendekati pikometer, juga mampu memisahkan virus dan
bakteri.
Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air
buangan.Di bidang industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air
umpan boiler.Selain itu, Karena kemampuannya dalam memisahkan garam-
garaman, teknologi reverse osmosis cocok digunakan dalam pengolahan air laut
menjadi air tawar (desalinasi). Pengolahan ini terdiri dari beberapa tahap:
Pre-treatment untuk memisahkan padatan-padatan yang terbawa oleh
umpan. Padatan-padatan tersebut jika terakumulasi pada permukaan
membran dapat menimbulkan fouling. Pada tahap ini pH dijaga antara 5,5-
5,8.
High pressure pumpdigunakan untuk memberi tekanan kepada umpan.
Tekanan ini berfungsi sebagai driving force untuk melawan gradien
konsentrasi. Umpan dipompa untuk melewati membran. Keluaran dari
membran masih sangat korosif sehingga perlu diremineralisasi dengan
cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur ini juga bertujuan
menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air minum.
Disinfection dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun
dengan cara klorinasi. Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah
cukup jitu untuk memisahkan virus dan bakteri yang terdapat dalam air.
Namun, untuk memastikan air benar-benar aman (bebas virus dan bakteri),
pemberiandisinfektan tetap dilakukan.
13
Gambar 4. Skema proses pengolahan air dengan menggunakan RO
14
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sungai barito sudah tidak layak lagi digunakan sebagai bahan baku pemenuhan air untuk kebutuhan sehari-hari, sebab sudah kualitasnya sudah jauh dari ambang batas polutan yang diizinkan, sehingga diperlukan pengolahan lebih lanjut sebelum digunakan sebagai air pasokan rumah tangga.
2. Diperlukan penanganan khusus dan teknologi yang inovatif, kompetitif serta ramah lingkungan untuk mengolah air sungai barito seperti teknologi membran Reverse Osmosis (RO).
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Bom Waktu Sungai Baritohttp://dennymedia.wordpress.com/
Anonim. 2010. IKLH Kalsel Tiga Terbawah, Buruknya Kualitas Air Jadi Penyebab
http://www.radarbanjarmasin.co.id/
Anonim. 2010. SUNGAI BARITO: Pencemaran Logam Berat Harus Dihentikanhttp://www.walhi.or.id
Anonim. 2005. Teknologi Pengolahan Airhttp://rangminang.web.id/
Denis, R. 2010. Kualitas dan Kuantitas Air Bersih untuk Pemenuhan Kebutuhan Manusia
http://uripsantoso.wordpress.com/
Fadliah, Ana. 2010. Membran reverse Osmosishttp://www.geotek.lipi.go.id
Hidayat, Wahyu. 2007. Teknologi Membran.http:// majarimagazine.com
Santoso, Rio. 2009. Apa Itu Reverse Osmosis.http://airreverseosmosis.wordpress.com/
Suharyono.1996. Diari Akut Klinik dan Laboratorik.Rineka Cipta. Jakarta.
Surawira, U. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat. Bandung.
16