bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/budiarini pradnya paramita...

40
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medis 1. Pengertian Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan bayi selama jam pertama setelah kelahiran (Sudarti, M.Kes, 2010 hal : 1) Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan intra uterin. Bayi baru normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Vivian Lani Lia Dewi, 2010 hal : 1) Menurur Ai yeyeh Rukiyah, 2010 hal : 2 yang dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawan. Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin (Ai Yeyeh Rukiyah, 2010 hal : 2) Hipotermia adalah bayi baru lahir yang suhunya kurang dari 36 o C atau kedua kaki bayi dan tangan teraba dingin. (Sarwono, 2006 hal : 373) Suhu tubuh rendah atau hipotermia dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan yang rendah, 8 Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Upload: phamduong

Post on 04-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

i

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan medis

1. Pengertian

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang

diberikan bayi selama jam pertama setelah kelahiran (Sudarti, M.Kes,

2010 hal : 1) Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan

individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma

kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan

intrauterin ke kehidupan intra uterin. Bayi baru normal adalah bayi yang

lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000

gram (Vivian Lani Lia Dewi, 2010 hal : 1)

Menurur Ai yeyeh Rukiyah, 2010 hal : 2 yang dimaksud dengan bayi

baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia genap 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai

apgar >7 dan tanpa cacat bawan.

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra

uterin (Ai Yeyeh Rukiyah, 2010 hal : 2)

Hipotermia adalah bayi baru lahir yang suhunya kurang dari 36oC

atau kedua kaki bayi dan tangan teraba dingin. (Sarwono, 2006 hal : 373)

Suhu tubuh rendah atau hipotermia dapat disebabkan oleh karena

terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan yang rendah,

8

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

permukaan yang dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau

tidak berpakaian. (DEPKES RI, 2003 hal : 37)

Hipotermi adalah suhu tubuh kurang dari 36,50oC pada pengukuran

suhu melalui ketiak. (DEPKES RI 2005 hal : 5-8)

Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal.

Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5°C (Ai Yeyeh Rukiyah, 2010

hal : 283)

Gejala awal hipotermi yaitu apabila suhu di bawah 36⁰C atau kedua

kaki dan tangan teraba dingin. Bila tubuh bayi teraba dingin, bayi sudah

mengalami hipotermi sedang (suhu 32-36⁰C). Hipotermi berat jika suhu

tubuh kurang dari 32⁰C. (Wafi Nur, 2010 hal : 189)

2. Etiologi Hipotermi

Menurut Helen Varney ( buku Ajar Asuhan Kebidanan volume 2 hal

: 878) transisi fisiologis ke kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir terjadi

dengan cepat terjadi dalam empat area yaitu system pernafasan, system

sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan memperoleh

sumber glukosa. Setiap area perubahan ditinjau secara terpisah.

a. Perubahan pernafasan.

Sistem pernafasan adalah sistem yang paling bertantang ketika

perubahan dari lingkungan ekstrauteri bayi baru lahir harus segera

mulai bernafas begitu lahir ke dunia. Organ yang bertanggung jawab

untuk oksigenasi janin sebelum bayi bayi baru lahir adalah placenta.

Janin mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernafas dan

menunjukkan gerakan bernafas selama sepanjang trimester kedua

dan ketiga. Alveolo berkembang secara gestasi begitu juga

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

kemampuan janin selama surfaktan, fosfolipid yang mengalami

tegangan permukaan pada tempat pertemuan antara udara alveoli.

Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehingga memungkinkan

kontak maksimum antara kapiler dan alveolo untuk pertukaran udara.

Bayi baru lahir tidak dapat mempertahankan pernafasan kecuali jika

pusat pernafasan diotak dan otot-otot pernafasan bekerja mengatur

pernafasan. Respon paru-paru bayi baru lahir terhadap kemoreseptor

(yang ada di glomulus aortikum dan glomulus karotikum) dan

mekanoreseptor paru menjadi kekuatan penggerak dalam pengaturan

pernafasan lebih lanjut. Kekuatan otot-otot pernafasan dan

kemampuan diafragma untuk bergerak secara langsung

mempengaruhi keadekuatan setiap inspirasi dan ekspirasi.Bayi baru

lahir yang sehat mengatur sendiri banyak aspek usaha nafasnya

sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antara oksigen,

karbondioksida, dan kapasitas residu fungsional.

Nafas aktif pertama menghasilkan rangkaian peritiwa tanpa

gangguan yang membantu sirkulasi janin menjadi sirkulasi dewas,

mengosongkan paru dari cairan, menetapkan volume paru neonatus

dan karakteristik fungsi paru pada bayi baru lahir, dan mengurangi

tekanan arteri pulmonalis.

Pertamakali dilahirkan lender keluar dari hidung dan mulut.

Banyak bayi baru lahir megap-megap dan mengis pada saat itu.Oleh

karena itu penghisapan mulut dan hidung dengan sebuah suksion

karet tidak diperlukan. Penggunaan alat penghisap, sepertri suksion

karet atau suksion dinding harus dibatasi jika usaha nafas bayi baru

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

lahir berkurang atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari jalan

nafas.

Bagan perubahan system pernafasan bayi baru lahir .

Bagan 1.

Permulaan Pernapasan menurut Helen Varney, 2008 hal: 879

b. Perubahan sirkulasi

Aliran darah dari plecenta berhenti pada saat tali pusat diklem.

Keadaan ini meniadakan suplai oksigen placenta dan menyebabkan

terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkapi

oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respon terhadap

tarikan nafas pertama.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa system bertekanan

rendah. Karena paru adalah organ yang tertutup berupa cairan paru

memiliki darah yang minimal. Sebagian basar darah janin yang

teroksigenasi melalui paru dan malah mengalir melalui lubang antara

atrium kanan dan kiri, yang disebut foramen ovalle. Darah yang kaya

oksigen ini kemudian secara istimewa mengalir ke otak melalui duktus

arteriosus.

Bagan perubagan dari sirkulasi janin kesirkulasi neonatus.

Bagan 2.

Perubahan dari Sirkulasi Janin ke Sirkulasi Neonatus menurut

Helen Varney, 2008 hal: 881

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

c. Termoregulasi

Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress

karena perubahan suhu lingkungan. Karena suhu didalam uterus

berfluktuasi sediki, janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin

biasanya lebih tinggi 0,6°C daripada suhu ibu. Pada saat lahir faktor

yang berperan dalam kehilangan panas bayi baru lahir meliputi area

permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulasi

lemak subkutan, dan derajat fleksi otot. Bayi baru lahir dapat

kehilangan panas melalui empat mekanisme :konveksi, konduksi,

radiasi, evaporasi.

Berikut adalah bagan akibat kehilangan panas pada bayi baru

lahir.

Bagan 3.

Akibat Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir menurut Helen Varney, 2008 hal : 882

Asidosis

metabolik

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

d. Pengaturan glukosa.

Sebelum kelahiran, janin terpajan pada kadar glukosa darah

yang hamper konstan, sehingga 60 hingga 70 persen kadar glukosa

darah maternal. Dalam mempersiapkan kehidupan ekstrauterin, janin

yang sehat menyimpan glukosa sebagai glikogen, khususnya didalam

hati. Sebagian besar penyimpanan glikogen terjadi pada trimester

ketiga.

Pada saat tali pusat diklem, bayi baru lahir harus menemukan

cara untuk mempertahankan keseimbangan glukosa yang essensial

bagi fungsi otak neonatus.Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa

darah turun selama waktu yang singkat (1-2 jam setelah kelahiran).

Penelitian pada bayi baru lahir cukup bulan yang sehat menemukan

kadar glukosa rendah fisiologis terjadi pada 1 sampai 1,5 jam setelah

bayi lahir dan kadar glukosa tersebut stabil dalam 3 sampai 4 jam.

Sistem pada bayi baru lahir yang sehat belajar untuk

mengoreksi secara mandiri penurunan kadar glukosa darah dapat

terjadi dalam 3 cara : Melalui air susu ibu/susu formula, melalui

penggunaan cadangan glikogen, atau melalui pembuatan glukosa dari

sumber-sumber lain khususnya lipid.

Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengendalikan

suhu secara adekuat sampai dua hari setelah lahir bahkan bayi yang

lahir cukup bulan dan sehat. Pada bayi hipotermi memiliki

kecenderungan menjadi cepat stress karena perubahan suhu

lingkungan. Pada bayi bayi baru lahir meliputi area permukaan tubuh

yang bayi baru lahir yang luas, Jaringan lemak subkutan tipis,

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

perbandingan luas permukaan, tubuh dengan berat badan besar,

cadangan glikogen dan brown fat sedikit, BBL (Bayi Baru Lahir) tidak

mempunyai respon shifering (menggigil) pada reaksi kedinginan,

Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang

berisiko tinggi terhadap hipotermi.

Mekanisme hilangnya panas pada Bayi Baru Lahir

Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu dengan :

a. Radiasi : Dari objek kepanas bayi, contoh timbangan bayi

dingin tanpa pengalas.

b. Evaporasi : Karena penguapan cairan yang melekat pada

kulit, contoh air ketuban pada tubuh bayi baru

lahir , tidak dapat dikeringkan.

c. Konduksi : Panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang

melekat ditubuh , contoh : pakaian bayi yang

basah dan tidak cepat diganti,

d. Konveksi : Penguapan dari tubuh keudara, contoh : angin

disekitar tubuh bayi baru lahir.(DEPKES RI, 2005

hal : 5-7)

Gambar 1.

Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir menurut

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

DEPKES RI 2005.

3. Klasifikasi hipotermi

Berdasarkan penurunan suhu tubuh klasifikasi hipotermi dibagi

menjadi 3 yaitu :

a. Hipotermi ringan : Apabila suhu bayi kurang dari 36°C atau

kedua kaki dan tangan teraba dingin.

b. Hipotermia sedang : Apabila suhu tubuh bayi 32°C-36°C

c. Hipotermia berat : Apabila suhu tubuh bayi kurang dari 32°C.

d. Cold stress : Bayi mengalami stress dingin akibat

hipotermia (Saifuddin, 2006 : 373)

Berdasarkan kejadian hipotermi

a. Hipotermia ringan : Kedua kaki dan tangan teraba dingin.

b. Hipotermia sedang : denyut jantung kurang dari 100 kali/menit,

malas minum, letargi.

b. Hipotermia berat : Kulit teraba keras, nafas pelan dan dalam.

4. Tanda dan gejala Hipotermi

Menurut Sarwono, 2006, H: 373 penilaian bayi baru lahir dilihat

apakah ada tanda dan gejala hipotermi bayi baru lahir.

a. Gejala hipotermi pada bayi baru lahir :

1) Bayi tidak mau minum atau menetek.

2) Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.

3) Tubuh bayi teraba dingin.

4) Dalam keaadan berat, denyut jantung bayi menirun dan kulit bayi

mengeras (sklerema).

b. Tanda-tanda hipotermia sedang

1) Aktivitas berkurang atau letargis

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

2) Tangisan lemah

3) Kulit berwarna tidak rata.

4) Kemampuan menghisap lemah

5) Kaki teraba dingin.

c. Tanda-tanda hipotermia berat

1) Aktivitas berkurang atau letargis

2) Tangisan lemah

3) Kulit berwarna tidak rata

4) Kemampuan menghisap lemah

5) Kaki teraba dingin

6) Bibir dan kuku kebiruan

7) Pernafasan lambat

8) Pernafasan tidak teratur

9) Bunyi jantung lambat

10) Selanjutnya timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik.

d. Tanda-tanda stadium lanjut hipotermi

1) Muka, ujung kaki berwarna merah terang

2) Bagian tubuh lainnya pucat

3) Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada

punggung, kaki dan tangan (sklerema)

5. Patofisiologi

Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress

karena perubahan suhu lingkungan. Karena perubahan suhu

lingkungan.Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit, janin tidak

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

perlu mengatur suhu. Neonatus dapat menghasilkan panas dengan tiga

cara : menggigil, aktivitas volunter, dan termogenesis (produksi panas

tubuh) tanpa menggigil. Cara menggigil tidak efisien pada neonatus,

terlihat hanya pada kondisi stress dingin yang paling berat. Aktivitas otot

dapat menghasilkan panas, tetapi manfaatnya terbatas, bahkan bayi

dengan cukup bulan yang memiliki kekuatan otot yang cukup untuk

menangis dan tetap dalam posisi fleksi.

Termogenesis tanpa menggigil mengacu pada satu dari dua cara

berikut ini : peningkatan kecepatan metabolisme atau penggunaan lemak

coklat (brown fat) untuk memproduksi panas. Neonatus dapat

menghasikan panas dalam jumlah besar dengan menghasilkan

kecepatan metabolisme mereka. Pada ini, norepinefrin mencetuskan

pemecahan asam lemak, yang dioksidasi dan dilepas kedalam sirkulasi.

Pada cara kedua lemak cokelat dimobilisasi untuk menghasilkan

panas. Lapisan lemak cokelat berupa pada dan sekitar tulang belakang

bagian atas, klavikula dan sternum, dan ginjal serta pembuluh darah

besar. Banyaknya lemak cokelat bergantung pada usia gestasi dan

berkurang pada bayi baru lahir.

Gejala klinis hipotermia dapat sulit dibedakan termasuk takipnea

dan peningkatan frekuensi jantung. Setiap bayi baru lahir yang

mengalami stress akibat hipotermia harus dievaluasi untuk melihat

adanya hipoglikemia dan hipoksia serta harus diobservasi dengan ketat.

Proses penghangatan kembali memakan waktu beberapa jam. Upaya

untuk menghangatkan bayi baru lahir dengan cepat dapat membuat bayi

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

mengalami apnea. (Helen varney, 2008 hal : 881)

6. Pencegahan hipotermi

a. Jangan memandikan bayi sebelum bayi berumur 12 jam.

b. Rawat bayi kecil diruang yang hangat (tidak kurang 25°C dan bebas

dari aliran angin)

c. Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin (misal

dinding dingin dan jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau

di dalam pemancar panas.

d. Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (misal

alasi tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau selimut hangat

sebelum bayi diletakkan )

e. Pada waktu dipindahkan ditempat lain, jaga bayi tetap hangat dan

gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat.

f. Bayi harus berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat

walau dalam keadaan dilakukan tindakan. Misal bila dipasang jalur

infus intravena atau selama resusitasi dengan cara:

1) Memakai pakaian dan mengenakan topi.

2) Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut dan

selimuti.

3) Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan dan

tindakan.

g. Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (misal

menggunakan pemancar panas)

h. Ganti popok setiap kali basah.

i. Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan dikulit (missal kain kasa

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

yang basah), usahakan agar bayi tetap hangat.

j. Jangan memandikan atau bayi menyentuh bayi dengan tangan dingin

(DEPKES RI 2005 hal : 5-7)

k. Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel.

Tabel 1.

Tabel pengukuran suhu tubuh menurut depkes RI 2005 hal 5-7

Keadaan bayi Frekuensi pengukuran

Bayi sakit Tiap jam

Bayi kecil Tiap 12 jam

Bayi keadaan baik Sekali sehari

7. Penatalaksanaan medis untuk penanganan medis

1. Cara menghangatkan bayi baru lahir

a. Kontak kulit untuk semua bayi, untuk menghangatkan bayi dalam

waktu singkat, atau menghangatkan bayi hipotermi (32°-36,5°C)

apabila cara lain tidak mungkin dilakukan.

b. Kangoroo mother Care

Cara ini untuk menstabilkan bayi dengan berat badan ≤ 2500 g.

Terutama direkomendasi untuk perawatan berkelanjutan bayi

dengan berat badan ≤ 1800 g. Cara ini tidak dilakukan pada bayi

yang sakit berat dan bayi yang sakit berat. Apabila ibu tidak ada

bisa digantikan oleh keluarga (pengganti ibu)

c. Pemancar panas

Pemancar untuk menghangatkan bayi sakit atau berat badan ≥

1500 gram.

d. Lampu penghangat

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

Lampu ini digunakan apabila tidak ada pemancar panas, dapat

digunakan lampu pijar maksimal 60 watt dengan jarak 60 cm.

e. Inkubator

Dilakukan untuk penghangatan berkelanjutan dengan bayi berat ≤

1500 gram yang tidak dapat dilakukan KMC.

f. Ruangan hangat

Untuk merawat bayi dengan berat ≤ 2500 gram yang tidak

memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan.

2. Manajemen khusus bayi baru lahir dengan hipotermi

a. Hipotermia sedang

1) Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang

hangat, memakai topi dan selimut dengan selimut hangat.

2) Bila ada pengganti ibu/pengganti ibu anjurkan menghangatkan

bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit.

3) Bila ibu tidak ada :

a) Hangatkan kembali kembali bayi bayi dengan alat

pemancar panas gunakan incubator dan ruangan hangat

bila perlu.

b) Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan beri asi

peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara

pemberian minum dan sesuaikan pengaturan tubuh.

c) Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi

harus sering diubah.

d) Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak

dapat menyusu berikan asi peras.

e) Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misalnya

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

gangguan nafas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari

pertolongan.

f) Periksa kadar glukosa darah, bila ≤ 45mg/dl (2,6 mmol/L)

tangani hipoglikemia

g) Nilai tanda kegawatan, misalnya gangguan nafas bila ada

tangani gangguan nafasnya.

h) Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal

0,5°C berarti usha menghangatkan berhasil, lanjutkan

memeriksa suhu tubuh setiap 2 jam.

i) Setelah suhu tubuh normal lakukan perawatan lanjutan,

pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap

3 jam.

j) Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum

dengan baikserta tidak ada masalah lain yang memerlukan

perawatan rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

b. Hipotermia berat

1) Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang

trlah dinyalakan sebelumnya, bila mungkin gunakan

incubator atau ruangan hangat.

2) Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri oakaian

yang hangat pakai topi dan selimut dengan selimut hangat.

3) Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi

sering diubah.

4) Bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi nafas lebih 60

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

atau kurang 30 kali/menit, tarikan dinding dada, merintih

saat ekspirasi)

5) Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis,

dari pipa infus terpasang dibawah pemancar panas, untuk

menghangatkan cairan.

6) Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah

45mg/dl (2,6mmol/L), tangani hipoglikemia

7) Nilai tanda kegawatan pada bayi (misalnya gangguan

nafas, kejang atau tidak sadar) setiap jam dan nilai juga

kemampuan minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh

kembali dalam batas normal.

8) Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya segera

setelah siap :

a) Bila bayi tidak dapat menyusu beri asi peras dengan

menggunakan salah satu alternative cara pemberian

minum.

b) Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang

pipa lambung dan beri asi peras begitu suhu bayi

mencapai 35°C.

9) Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik paling

tidak 0,5°C/jam berate upaya menghangatkan

berhasil.kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi

setiap 2 jam.

10) Setelah suhu bayi normal lakukan perawatan lanjutan

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

untuk bayi, pantau bayi selama 12 jam kemudian ukur

suhunya setiap 3 jam.

11) Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian

antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam batas normal dan

bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang

memerlukan perawatan di rumah sakit bayi dapat

dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara menjaga

agar bayi tetap hangat selama dirumah.

8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laborat untuk hipotermi yaitu pemeriksaan darah

untuk mengukur glukosa darah dalam tubuh, apabila kadar glukosa

darahnya ≤ 60 mg/dL atau 80 mg/dL berarti bayi mengalami hipoglikemia.

Tetapi gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah

mencapai 50 mg/dL. Diagnosa hipoglikemia ditegakkan berdasarkan

gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah (Ai Yeyeh

Rukiyah, 2010 hal : 293)

9. Penataksanaan hipotermia

Penatalaksanaan hipotermia ringan

a. Hangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di

dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk

manjaga bayi agar tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus dalam satu

pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut dengan

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

metode kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar

berkancing depan.

b. Bila tubuh bayi masih dingin gunakan selimut atau kain hangat yang

disetrika terlebih dahulu , yang digunakan untuk menutupi tubuh ibu

dan bayi. Lakukan berulang kali sampai tubuh bayi hangat.

c. Biasanya bayi hipotermia mengalami hipoglikemia sehingga bayi

harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin.(Sarwono

Prawirohardjo, 2006 hal : 374)

Penatalaksanaan Hipotermia Sedang

a. Lepaskan baju yang dingin atau basah, jika ada.

b. Jika ibu ada, minta ia menghangatkan kembali bayi melakukan kontak

langsung jika bayi tidak mengalami masalah lain.

c. Jika ibu tidak ada atau kontak langsung tidak dapat dilakukan :

1) Beri bayi baju hangat dan topi, dan tutupi dengan selimut hangat.

2) Hangatkan bayi dengan menggunakan pemanas radian. Gunakan

metode penghangatan kembali yang lain.

d. Dorong ibu menyusui lebih sering. Jika bayi tidak dapat menyusu,

berikan perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian

makan alternative.

e. Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl atasi

glukosa darah yang rendah.

f. Jika frekuensi pernafasan bayi lebih dari 60 kali permenit atau bayi

mengalami tarikan dinding dada kedalam atau grunting pada saat

ekspirasi, atasi kesulitan bernafas. (Manajemen masalah bayi baru

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

lahir, 2003 hal : 39)

Penatalaksanaan hipotermia berat

a. Hangatkan bayi segera menggunakan pemanas radian yang telah

dihangatkan.

b. Lepaskan baju dingin atau basah, jika ada. Beri selimut bayi baju

hangat dan topi, tutupi dengan selimut hangat.

c. Atasi sepsis, dan pertahankan selan IV di bawah pemanas radian

untuk menghangatkan cairan.

d. Ukur glukosa darah. Jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl, atasi

glukosa darah yang rendah.

e. Kaji bayi :

1) Periksa adanya tanda-tanda kedaruratan (yaitu frekuensi

pernafasan kurang dari 20 kali permenit bernapas terengah-

engah, tidak bernafas, atau syok setiap jam.)

2) Ukur suhu tubuh bayi setiap jam :

a) Jika suhu tubuh bayi meningkat 0.5°C perjam selama 3 jam

terakhir, penghangatan kembali berhasil lanjutkan mengukur

suhu tubuh bayi setiap 2 jam.

b) Jika suhu tubuh bayi tidak meningkat atau meningkat lebih

lambat 0,5°C perjam, pastikan bahwa suhu alat penghangat

diatur dengan benar.

f. Jika frekuensi pernafasan bayi lebih dari 60 kali permenit atau bayi

mengalami tarikan dinding dada kedalam atau grunting pada saat

ekspirasi, atasi kesulitan bernafas.

g. Kaji kesiapan makan setiap 4 jam sampai suhu tubuh normal.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

h. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda kesiapan menyusu, izinkan bayi

mulai menyusu.

i. Ketika suhu tubuh bayi normal, ukur suhu tubuh setiap 3 jam selama

12 jam.

j. Jika suhu bayi tetap dalam rentang normal hentikan pengukuran.

k. Jika bayi makan dengan baik dan tidak terdapat masalah lain yang

membutuhkan hospitalisasi pulangkan bayi. Beri saran pada ibu

tentang cara menjaga bayi tetap hangat di rumah. (Manajemen

masalah bayi baru lahir, 2003 hal : 38)

Tabel 2.

Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat dan umur bayi

menurut DEPKES RI, 2005 hal : 5-8

Berat bayi 35°C 34°C 33°C 32°C

≤ 1500 gram 1-10 hari 11 hari sampai 3 minggu

3-5 minggu ≥ 5 minggu

1500-2000 gr 1-10 hari 11 hari sampai 4 minggu

≥ 4 minggu

2100-2500 gr 1-2 hari 3 hari-3 minggu ≥ 3 minggu

≥ 2500 gram 1-2 hari ≥ 2 hari.

Cara menggunakan inkubator

a) Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari dan bersihkan

secara keseluruhan setiap minggu atau setiap akan digunakan.

b) Tutup matras dengan kain bersih.

c) Kosongkan dengan reservoir dapat tumbuh bakteri yang berbahaya

dalam air dan menyerang bayi.

d) Atur suhu sesuai dengan umur dan berat bayi.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

e) Hangatkan inkubator sebelum digunakan.

f) Bila diperlukan melakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi

sinar. Lepas semua pakaian bayi dan segera diberi pakaian kembali

setelah slesai. Tutup inkubator secepat mungkin jaga lubang selalu

tertutup agar incubator tetap hangat.

g) Gunakan satu inkubator untuk satu bayi.

10. Komplikasi Hipotermi

akibat yang ditimbulkan dari hipotermi yaitu Hipoglikemi-sidosis

metabolik, yang dikarenakan vasokonstriksi perifer dengan metabolisme

anaerob sehingga kebutuhan oksigen pada bayi meningkat. Apabila

metabolisme bayi meningkat dapat mengakibatkan gangguan

pertumbuhan, gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan

perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat, shock, apnea,

perdarahan intra ventrikular (ai Yeyeh Rukiyah, 2010 hal : 284).

B. TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN

Manajemen kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak

secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar

menguntungkan kedua belah pihak baik klien atau member asuhan

(Soepardan, 2008).

Manajemen asuhan kebidanan menurut varney sebagai berikut :

Langkah l : Pengumpulan data dasar

Adalah pengumpulan data dasar yang menyeluruh untuk

mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data dasar ini termasuk riwayat

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul dengan

kebutuhannya, meninjau kembali perkembangan keperawatan saat ini atau

catatan rumah sakit sebelumnya, meninjau data laboratorium terkait secara

singkat dan membandingkan dengan laporan terkait secara singkat, data

dasar yang diperlukan adalah semua data yang menjadi sumber kondisi ibu

dan bayi baru lahir. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap

bahkan pasien mengalami komplikasi yang diperlukan konsultasi dari dokter

bagian dari penatalaksanaan kolaborasi.

Langkah ll : Interpretasi Data

Menginterpretasikan data dengan tepat untuk mengidentifikasi

masalah atau diagnosa. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Diagnosa

kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek

kebidanan yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan

memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Standar nomenklatur

kebidanan adalah :

1. Diakui dan telah disyahkan oleh profesi

2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan.

3. Memiliki cirri khas kebidanan.

4. Didukung oleh klinikal judgemen dalam lingkup praktik kebidanan.

5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemem kebidanan.

Langkah lll : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa saat ini. Langkah

ini sangat penting dalam perawatan kesehatan yang aman. Dalam hal ini

bidan mengambil langkah antisipasi dan melkukan tindakan kewaspadaan.

Langkah lV : Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

Kewaspadaan.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

penataksanaan kebidanan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan

primer tetapi perawatan yang berkelanjutan. Mengumpulkan data-data baru

dan dievaluasi. Beberapa data mengidentifikasi situasi yang gawat dimana

bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau

anak.

Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-

langkah yang sebelumnya.Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah informasi/

data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi apa sudah terlihat dari kondisi pasien atau

dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga berkaitan dengan kerangka

pedoman antisipasi wanita tersebut yaitu tentang apa yang diperkirakan akan

terjadi berikutnya, penyuluhan, konseling, dan rujukan untuk masalah-

masalah sosial, ekonomi, kultural atau masalah psikologi bila diperlukan.

Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup

setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehtan. Setiap

rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dan

wanita tersebut yang pada akhirnya akan melaksanakan rencana tersebut.

Oleh krena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana

asuhan sesuai pembahasan rencana bersama wanita tersebut kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakan.

Lankah Vl : Melaksanakan Perencanaan.

Pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh yang dilakukan seluruhnya

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

oleh bidan atau sebagian oleh orang tua, bidan atau anggota tim kesehatan

lainnya, jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap bertanggungjawab

untuk mengarahkan pelaksanaannya agar benar-benar dilakukan. Apabila

bidan berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam manajemen

asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung

jawab terlaksananya rencana asuhan kolaborasi yang menyeluruh tersebut.

Manajemen efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan

mutu dari asuhan tersebut.

Langkah Vll : Evaluasi

Langkah terakhir ini adalah memeriksa apakah rencana asuhan

tersebut yang meliputi pemenuhan kebutuhan ibu, benar-benar terpenuhi

dalam mengidentifikasi maslah atau diagnosa. Rencana tersebut efektif jika

dalam pelaksanaannya efektif dan dianggap tidak efektif jika tidak efektif. Ada

kemungkinan bahwa sebgian rencana tersebut telah efektif dan sedangkan

sebagian lain tidak. Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya

memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta

berorientasi. (Varney, 2007)

Metode Pendokumentasian SOAP

S : Subjektif Apa yang dikatakan ibu

O : Objektif Apa yang dilihat dan dirasakan bidan sewaktu

melakukan pemeriksaan (hasil laboratorium)

A : Assesment Kesimpulan apa yang dibuat dari data-data subjektif

atau objektif tersebut

P : Planning Apa yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi

tersebut diatas.

Penerapan Manajemen Kebidanan menurut Varney (1997), meliputi

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial dan tindakan antisipasi

segera untuk mencegahnya, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan

dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir

dari kehidupan luar uterus. (Wafi Nur, 2010)

a. Data Subjektif

1) Identitas pasien

Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama

panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam

memberikan penanganan, (Eny Retna

Ambarwati, 2009)

Umur : Dicatat dalam jam/hari untuk mengetahui

apakah ada resiko atau tidak, terutama bayi

dengan hipotermi yang waktu timbulnya kurang

dari 2 hari. (DEPKES RI, 2005 hal : 5-10)

2) Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan

dengan bayi baru lahir misalnya ekstremitas bayi terlihat kebiruan.

( Eny Ambarwati. 2009)

3) Riwayat kesehatan

(a) Riwayat kesehatan ibu:

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

riwayat atau penyakit akut, kronis seperti :

1) Jantung

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

Pada ibu yang mempunyai riwayat penyakit jantung pada

kehamilan mempunyai toleransi yang sangat buruk

terhadap penurunan volume darah dan pada saat yang

sama juga tidak beradaptasi terhadap kelebihan volume

sirkulasi (Sarwono, 2007 hal 430) sedangkan komplikasi

yang terjadi pada neonatus dapat mengakibatkan janin

terlahir prematur, Berat Badan Lahir Rendah yang dapat

mengakibatkan hipotermi karena pada bayi dengan berat

lahir rendah jaringan lemak dibawah kulit lebih sedikit dak

kurangnya lemak subkutan (Kapita Selekta Kedokteran,

2001 hal 283).

2) Hipertensi yang dapat menyebabkan komplikasi seperti

komplikasi pada janin berhubungan dengan akut atau

kronisnya insufisiensi uteroplasental misalnya

pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas atau BBLR

yang dapat mengakibatkan hipotermi. (Kapita Selekta

Kedokteran, 2001 hal 270)

3) Ginjal

Penyakit ginjal ini dapat disebabkan oleh abortus septik

yang disebabkan oleh bakteri chlostridia welchii atau

streptokokus (sarwono, 2007 hal 515) Penyakit ginjal pada

ibu hamil mengakibatkan bayi lahir dengan berat lahir

rendah dan IUGR. Bayi IUGR cenderung terjadi asfiksia

(Jan M. Kriebs, 2010 hal 479). asfiksia pada bayi lebih

cepat timbul dingin karena tidak terjadi vasokonstriksi

segera setelah lahir (Anik Maryunani, 2009 hal 31).pada

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

bayi dengan berat lahir rendah dapat mengakibatkan

hipotermi (Jam M. Kriebs, 2010 hal : 479)

(b) Riwayat kesehatan sekarang :

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang

hubungannya dengan bayinya. (Eny Ambarwati, 2009)

(c) Riwayat kesehatan keluarga :

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan

bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang

menyertainya. (Eny Ambarwati, 2009)

4) Riwayat Obstetri

Riwayat Persalinan sekarang

Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan

bayi, meliputi PB, BB, Penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji

untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan

seperti bayi lahir dengan berat badan lahir rendah yang dapat

mengalami hipotermi, karena pada bayi dengan berat lahir rendah

jaringan lemak dibawah kulit lebih sedikit dan kurangnya lemak

subkutan (Kapita Selekta Kedokteran, 2001 hal 283)

5) Pola Kebutuhan sehari-hari

a) Pola intake nutrisi

Salah satu yang paling pokok minuman yang hanya boleh

dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan diberikan secara dini

adalah ASI. Pada bayi dengan berat lahir rendah yaitu bayi

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

yang beratnya ≤ 1500 gram kurang mampu mengisap ASI

atau susu botol terutama pada hari-hari pertama. Dalam hal ini

bayi diberi minum sonde lambung. Sesudah 5 hari bayi dicoba

untuk menyusui ibunya (Sarwono, 2007 hal 779), Sedangkan

pada bayi yang mengalami hipotermi sedang, bayi tidak mau

minum atau menetek(Sarwono, 2006 hal: 373) sedangkan bayi

dengan hipotermi berat, bayi makan dengan buruk atau tidak

mau makan (manajemen masalah bayi baru lahir, 2008 hal :

89)

b) Pola eliminasi

Biasanya sejumlah kecil urine terdapat kandung kemih bayi

saat lahir, tapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan

urine selama 12-24 jam. Umumnya bayi cukup bulan

mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari, sedangkan bayi dengan

hipotermi yang ada hubungannya dengan bayi dengan berat

lahir rendah mempunyai masalah pada sistem perkemihannya,

dimana ginjal bayi tersebut karena belum matang maka tidak

mampu untuk mengelola air, elektrolit dan asam basa, tidak

mampu mengeluarkan hasil metabolisme dan obat-obatan

dengan memadai serta tidak mampu memekatkan urine (Anik

Maryunani, 2009 hal 27)

c) Pola aktivitas

Pada bayi yang mengalami hipotermi bayi tampak lesu, atau

mengantuk saja dan aktivitas bayi berkurang (Sarwono, 2006

hal : 374)

d) Pola istirahat

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

Pola istirahat bayi dengan hipotermi bayi akan sering tidur

karena bayi akan sering mengantuk (Sarwono, 2006 hal : 373)

b. Data Objektif

1) Keadaan umum :

Keadaan umum bayi dengan hipotermi yaitu letargis yaitu tonus

otot rendah dan tidak ada gerakan (Sarwono, 2006 hal 374)

2) Tingkat kesadaran :

Menurut Sarwono, 2006 hal: 373 bayi yang mengalami hipotermi

yaitu somnolen yaitu kesadaran yang lebih rendah dan ditandai

dengan bayi tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsif

terhadap rangsangan ringan dan masih memberikan respon

terhadap rangsangan yang kuat.

3) Tanda Vital

a) Pernafasan :

Pernafasan pada bayi normal yaitu 30-60 kali/menit,

sedangkan pernafasan bayi dengan hipotermi sedang bayi

tersebut kesulitan untuk bernafas (Manajemen masalah bayi

baru lahir, 2008 hal: 89)

b) Suhu :

Suhu bayi normal yaitu 36,5-37,5°C sedangkan bayi dengan

hipotermi sedang yaitu 32°C sampai 36,4°C (Manajemen

masalah bayi baru lahir, 2008 hal: 89)

4) Denyut jantung :

Denyut jantung bayi normal antara 120-160 kali/menit. Tetapi

pada bayi dengan hipotermi sedang ataupun hipotermi berat

denyut jantung bayi kurang dari 100 kali/menit (Manajemen

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

masalah bayi baru lahir, 2008 hal: 89)

5) Antropometri

a ) Berat badan : Berat badan bayi normal yaitu 2500-3500 gram

sedangkan pada bayi dengan hipotermi yang biasanya terjadi

pada bayi dengan berat lahir rendah yaitu berat lahirnya ≤

2500 gram dan tidak kurang dari 1500 gram (Sri Sukamti,

2009 hal 31).

b) Panjang badan : Panjang badan bayi baru lahir normal

adalah 48-52 cm sedangkan panjang badan bayi dengan

hipotermi yang biasa terjadi pada berat lahir rendah ukuran

panjang badannya ≤ 45 cm atau sama dengan 45 cm

(Sarwono, 2007 hal 777).

c ) Lingkar dada : Lingkar dada bayi baru lahir normal yaitu 30-33

cm, pada bayi dengan hipotermi yang biasa terjadi pada bayi

dengan berat lahir rendah yaitu lingkar dadanya kurang dari

30 cm (Sarwono, 2007 hal 777).

d ) Lingkar kepala : Lingkar kepala bayi normal yaitu 33-35 cm

sedangkan bayi dengan hipotermi yang biasa terjadi pada

bayi dengan berat lahir rendah ukurannya kurang dari 33 cm

(Sarwono, 2007 hal 777).

Pemeriksaan fisik

Pameriksaan fisik dilakukan untuk menentukan kelainan yang

segera memerlukan pertolongan (Sri Sukamti, 2009)

a) Wajah : Pada bayi dengan hipotermi stadium lanjut muka bayi

berwarna merah terang (Sarwono, 2006 hal: 374)

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

b) Mulut : Pada bayi dengan hipotermi berat warna bibirnya

kebiruan (Sarwono, 2006 hal: 374)

c) Ekstremitas : pada bayi dengan hipotermi sedang

ekstremitasnya teraba dingin (Sarwono, 2006 hal: 374)

d) Kulit : kulit bayi dengan hipotermi sedang kulitnya bayi

berwarna tidak rata (Sarwono, 2006 hal: 374)

e) Reflek :

1) Reflek menghisap : lemah (Sarwono, 2006 hal : 374)

2. Interpretasi data

Bayi Ny.S, umur 1 hari dengan hipotermi sedang

Data Dasar.

Data Subjektif : Ibu mengatakan bayinya berumur 1 hari.

Data Objektif : a) TTV

b) Ekstremitas bayi kebiruan

c) Warna kulit tidak rata.

3. Diagnosa potensial

Hipotermia berat

4. Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan

konsultasi

a. Lepaskan baju yang dingin atau basah, jika ada.

b. Jika ibu ada, minta ia menghangatkan kembali bayi melakukan kontak

langsung jika bayi tidak mengalami masalah lain.

c. Jika ibu tidak ada atau kontak langsung tidak dapat dilakukan :

1) Beri bayi baju hangat dan topi, dan tutupi dengan selimut hangat.

2) Hangatkan bayi dengan menggunakan pemanas radian. Gunakan

metode penghangatan kembali yang lain.

d. Dorong ibu menyusui lebih sering. Jika bayi tidak dapat menyusu,

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

berikan perasan ASI dengan menggunakan metode pemberian

makan alternative.

e. Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl atasi

glukosa darah yang rendah.

f. Jika frekuensi pernafasan bayi lebih dari 60 kali permenit atau bayi

mengalami tarikan dinding dada kedalam atau grunting pada saat

ekspirasi, atasi kesulitan bernafas. (Manajemen masalah bayi baru

lahir, 2003 hal : 39)

g. Perencanaan

1. Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang

hangat, memakai topi dan selimut dengan selimut hangat.

2. Bila ada pengganti ibu/pengganti ibu anjurkan menghangatkan

bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit.

3. Bila ibu tidak ada :

a. Hangatkan kembali kembali bayi bayi dengan alat pemancar

panas gunakan incubator dan ruangan hangat bila perlu.

b. Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan beri asi peras

dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian

minum dan sesuaikan pengaturan tubuh.

c. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi harus

sering diubah.

d. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat

menyusu berikan asi peras.

4. Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misalnya

gangguan nafas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari

pertolongan.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

5. Periksa kadar glukosa darah, bila ≤ 45mg/dl (2,6 mmol/L) tangani

hipoglikemia

6. Nilai tanda kegawatan, misalnya gangguan nafas bila ada tangani

gangguan nafasnya.

7. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0,5°C

berarti usha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu

tubuh setiap 2 jam.

8. Setelah suhu tubuh normal lakukan perawatan lanjutan, pantau

bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam.

9. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan

baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan

rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

h. Pelaksanaan

1) Mengganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang

hangat, memakai topi dan selimut dengan selimut hangat.

2) Menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit.

3) Bila ibu tidak ada :

a) Menghangatkan kembali kembali bayi bayi dengan alat

pemancar panas gunakan incubator dan ruangan hangat bila

perlu.

b) Memeriksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan beri asi

peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara

pemberian minum dan sesuaikan pengaturan tubuh.

c) Menghindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi

harus sering diubah.

d) Menganjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

dapat menyusu berikan asi peras.

4) Meminta ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misalnya

gangguan nafas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari

pertolongan.

5) Memeriksa kadar glukosa darah, bila ≤ 45mg/dl (2,6 mmol/L)

tangani hipoglikemia

6) Menilai tanda kegawatan, misalnya gangguan nafas bila ada

tangani gangguan nafasnya.

7) Memeriksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal

0,5°C berarti usha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa

suhu tubuh setiap 2 jam.

8) Setelah suhu tubuh normal lakukan perawatan lanjutan, pantau

bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam.

9) Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan

baikserta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan

rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

i. Evaluasi

a. Bayi sudah diganti pakaiannya yang dingin dan basah dengan

pakaian yang hangat, memakai topi dan selimut dengan selimut

hangat.

b. Bayi sudah dihangatkan dengan melakukan kontak kulit dengan

kulit.

c. Ibu mau menyusui lebih sering. Ibu juga tahu apabila bayi tidak

dapat menyusu berikan asi peras.

d. Ibu sudah tahu tanda-tanda kegawatan (misalnya gangguan

nafas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari pertolongan.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

e. Bayi sudah diperiksa kadar glukosa darahnya dan hasilnya negatif

bayi tidak mengalami hipoglikemia.

f. Bayi sudah dinilai tanda kegawatan, misalnya gangguan

pernafasan.

g. Bayi sudah diperiksa suhu tubuh bayi setiap jam, hasilnya suhu

tubuh bayi naik.

h. Suhu tubuh bayi sudah normal dan sudah diberi perawatan

lanjutan, bayi masih dipantau selama 12 jam berikutnya, dan

masih periksa suhu setiap 3 jam

i. Bayi sudah sehat dan dapat dipulangkan.

Menurut Sinclair hal 294-296.

S (Subjektif) : Deskripsi status emosi secara umum,

pengkajian tingkat kenyamanan secara fisik,

pemberian makanan, perawatan bayi.

O (Objektif) : Tanda vital, apakah sudah berkemih,

pemeriksaan fisik, fundus, ekstremitas.

A (asessment) : Nama bayi, jumlah hari setelah melahirkan,

diagnosis masalah

P (Planning) : Rencana pemulangan dan tindak lanjut

setelah dilakukan tindakan, dan penyuluhan

yang dilakukan.A

C. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN

Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu bayi

baru lahir dengan hipotermi, dalam memberikan asuhan kebidanan pada

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPBULIK INDONESIA NOMOR

1464/MENKES/PER/IX/2010

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

Pasal 11 :

1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf

b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah.

2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :

a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,

perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), perawatan tali

pusat.

b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahirdan segera merujuk.

c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

Kompetensi Bidan

Kompetensi ke-6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komperhensif pada baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

Pengetahuan dasar.

1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.

2. Kebutuhan dasar bayi baru lahir : kebersihan jalan nafas, perawatan tali

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

pusat, kehangatan, nutrisi, ”bounding dan attachment”

3. Indicator pengkajian bayi baru lahir.

4. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir

5. Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir selama 1 bulan.

6. Memberi imunisasi pada bayi.

7. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti : caput,

molding, Mongolian, spot, hemanioma.

8. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir seperti : hipoglikemi,

hipotermi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.

9. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir

sampai satu 1 bulan.

10. Keuntungan dan resiko immunisasi pada bayi.

11. Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur

12. Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intarakranial,

fraktur klavikula, kematian mendadak, hematoma.

Keterampilan dasar.

1. Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan

merawat tali pusat.

2. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebih.

3. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR

4. Membersihkan badab bayi dan memberiakan identitas.

5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir.

6. Screening untuk menemukan adanya tanda kelainan pada bayi baru lahir

yang tidak memungkinkan untuk hidup.

7. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

8. Memberikan imunisasi pada bayi.

9. Mengajarkan pada orangtua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan

10. Harus membawa bayi untuk meminta pertolongan medik

11. Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.

12. Seperti : kesulitan bernafas/asfiksia, hipotermia, hypoglikemia.

13. Memindahkan secara aman bayi baru lahir kefasilitas kegawat-daruratan,

14. Apabila dimungkinkan.

15. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.

Keterampilan tambahan.

1. Melakukan penilaian masa gestasi

2. Mengajarkan pada orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan

bayi yang normal dan asuhannya.

3. Membantu orangtua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang

tersedia dimasyarakat.

4. Memberikan dukungan kepada orangtua selama masa berdukacita

sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran tau kematian bayi.

5. Memberikan dukungan kepada orangtua selama bayinya dalam

6. Perjalanan rujukan diakibatkan kefasilitas perawatan kegawatdaruratan.

7. Memberikan dukungan kepada orangtua dengan kehamilan ganda.

Kompetensi ke-7 : bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,

komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan-5 tahun)

Pengetahuan dasar

1. Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia, meliputi angka

kesakitan, angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

2. Peran dan tanggungjawab orangtua dalam memelihara bayi dan anak.

3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta faktor-

faktor yang mempengaruhi.

4. Kebutuhan fisik dan psikososial anak.

5. Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak, prinsip-prinsip komunikasi

pada bayi dan anak.

6. Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.

7. Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anaknya misalnya pemberian

imunisasi.

8. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi normal seperti :

9. Gumoh/regurgitasi, diaper rush serta penatalaksanaannya.

10. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak.

11. Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksaannya.

12. Bahaya-bahaya terjadi pada bayi dan anak di dalam dan di luar rumah

serta upaya pencegahannya.

13. Kegawatdaruratan pada bayi dan anak serta penataksanaannya.

Keterampilan Dasar

1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan

anak.

2. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pencegahan bahaya

pada bayi anak sesuai dengan usia.

3. Melaksanakan pemberian imunisasi pada bayi dan anak.

4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang

terfokus pada gejala.

5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus.

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan medisrepository.ump.ac.id/890/3/Budiarini Pradnya Paramita BAB... · 2017-03-01 · Pada bayi hipotermi memiliki ... kulit, contoh air ketuban

6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.

7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk

dengan cepat dan tepat sesuai dengan keadaan bayi dan anak.

8. Menjelaskan kepada orangtua tentang tindakan yang dilakukan.

9. Melakukan pemeriksaan secara berkala pada bayi dan anak sesuai

dengan standar yang berlaku.

10. Melaksanakan penyuluhan pada orangtua tentang pemeliharaan bayinya.

11. Tepat sesuai keadaan bayi dan anak yang mengalami cidera kepala

kecelakaan.

12. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan

Asuhan Kebidanan Bayi..., Budiarini Pradnya Paramita, Kebidanan DIII UMP, 2011