bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan...

21
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Definisi Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, teriwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (Manuaba, IBG, 1999). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan social didalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilan. Oleh karena itu pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. 2. Pelayanan Antenatal a. Pengertian Menurut saifuddin (2002) pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter,bidan) untuk ibu selama

Upload: phungtram

Post on 02-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dari bulan ke empat sampai 6

bulan, teriwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan (Manuaba,

IBG, 1999).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan social didalam keluarga. Pada umumnya kehamilan

berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup

bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu

hamil akan bermasalah selama kehamilan. Oleh karena itu pelayanan /

asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal.

2. Pelayanan Antenatal

a. Pengertian

Menurut saifuddin (2002) pelayanan antenatal adalah pelayanan

kesehatan oleh tenaga professional (dokter,bidan) untuk ibu selama

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

7

masa kehamilannya sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal

yang meliputi 7T (timbang, tensi, TFU, TT, Tablet FE, Tes PMS,

Temu wicara).

Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya

berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini dapat

diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam persalinan.

b. Tujuan

Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk mempersiapkan mental

ibu hamil untuk menghadapi persalinan dan memantau keadaan ibu

hamil dan janin.

c. Frekuensi Kunjungan

Menurut saifuddin (2002) seorang ibu hamil minimal harus

memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu satu

kali pada TM I, satu kali pada TM II, dan dua kali pada TM III, namun

menurut wiknjosastro (2002) jadwal pemeriksaan ANC yang ideal

adalah sekali dalam sebulan saat mulai terlambat haid sampai

kehamilan 28 minggu, sekali dalam 2 minggu pada kehamilan 28-36

minggu. Sekali dalam seminggu pada kehamilan diatas 36 minggu.

d. Standar Pelayanan Antenatal

Standar waktu kelayakan ANC tersebut ditentukan untuk menjamin

mutu pelayanan, khususnya dalam memberikan kesempatan yang

cukup dalam menangani kasus resiko yang ditemukan (Dep Kes RI,

1995). Menurut Dep Kes RI (1995) pelayanan antenatal mempunyai

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

8

standar, meliputi..

1) Kunjungan I

a) Identitas, keluhan

b) Riwayat kehamilan

c) KB

d) Pemeriksaan fisik diagnostic dan Laboratorium

e) Pemeriksaan Obstetri

f) Pemberian imunisasi TT

g) Pemberian obat

h) Penyuluhan

2) Kunjungan Ulang

a) Anamnesa

b) Pemeriksaan

(1) Umum

(2) Khusus

(3) LAB, HB, Urine atas indikasi

(4) Pemberian TT bila perlu

(5) Pemberian obat / Vitamin

(6) Penyuluhan

3. Perilaku

a. Pengertian perilaku

Semua kegiata/ aktifitas manusia, baik dapat di amati secara langsung

maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

9

dari persepsi ( perception ), respon terpimpin (guided respon),

mekanisme (mechanisme), adaptasi (adaptation). (Notoadmodjo, 2003)

Menurut skiner dalam Notoadmodjo ( 2003 ), merumuskan bahwa

perilaku merupakan respon / reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Adapun perilaku manusia antara lain :

1) Perilaku tertutup ( covert behavior )

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut

masih belum dapat diamati orang lain ( dari luar ) secara jelas.

Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan,

persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang

bersangkutan. Bentuk unobservable behavior atau covert behavior

yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

2) Perilaku terbuka ( overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut

sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain

atau observable behavior.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku

Faktor- faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk

dibatasi karena perilaku merupakan hasil dari resultasi dari berbagai

faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis

besarnya perilaku manusia dapat terlihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik,

psikis dan sosial. Akan tetapi dari aspek tersebut sulit untuk ditarik

garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

10

terperinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari

berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehandak,

minat, motivasi, persepsi, sikap.

Perilaku seseorang / subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-

faktor baik dari dalam maupun luar subyek. Dalam perilaku kesehatan

menurut Lowrence Green Notoadmodjo ( 2003 ) terbagi 3 teori

penyebab masalah kesehatan yaitu

1) Faktor-faktor predisposisi ( Predisposing factors ) yaitu Faktor-

faktor yang mempermudah/mempredisposisi terjadiya perilaku

seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai-nilai, tradisi.

2) Faktor pemungkin ( Enabling factors ) yaitu Faktor- faktor yang

memungkinkan / memfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya

faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana/fasilitas untuk

terjadinya perilaku kesehatan.

3) Faktor- faktor penguat ( Reinforcing factors )

4. Kecemasan

I. Pengertian kecemasan

Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu

respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa

yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber

ancaman atau pikiran sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak

teridentifikasi sehingga memungkinkan seseorang mengambil tindakan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

11

untuk mengatasi ancaman ( Kaplan dan Sadock, 1999). Sedangkan

menurut Rasmun (2004), kecemasan adalah perasaan yang tidak

menyenangkan tidak menentu dari individu dimana penyebabnya tidak

pasti atau tidak ada objek yang nyata.

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram

disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Selain itu

kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara

berulang, seperti rasa kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar,

keringat banyak, sakit kepala, rasa mau buang air kecil dan buang air

besar. Perasaan ini disertai perasaan ingin bergerak untuk lari

menghindari hal yang dicemaskan ( Stuart and Sundeen, 1998).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan

adalah perasaan yang tidak mempunyai suatu objek yang nyata,

merupakan suatu sinyal yang menyadarkan akan bahaya yang

mengancam dan memungkinkan seseorang untuk mengatasi ancaman

tersebut. Dalam keadaan cemas seseorang mengalami perasaan gelisah,

khawatir, atau cemas yang bersifat subjektif dan adanya aktifitas sistem

saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas dan

tidak spesifik yang dimanifestasikan oleh tingkah laku psikofisiologi

dan berbagai pola perilaku.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

12

b. Fungsi adaptif dari kecemasan

Kaplan dan Sadock (1999), menyatakan bahwa kecemasan sebagai

suatu sinyal peringatan, kecemasan dapat dianggap sebagai emosi yang

sama seperti ketakutan.

c. Faktor predisposisi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) teori yang dikembangkan untuk

menjelaskan terjadinya kecemasan adalah :

1) Teori psikoanalitik

Dalam pandangan psikoanalitik kecamasan adalah konflik

emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan

superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif

seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang.

Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang

bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego

bahwa ada bahaya.

2) Teori interpersonal

Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul dari perasaan

takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan

interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan

trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan

kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama

mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

13

3) Teori perilaku

Menururt pandangan perilaku kecemasan merupakan produk

frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku

menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar

berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.

4) Teori keluarga

Intemsitas cemas yang dialami oleh individu kemungkinan

memiliki dasar genetik. Orang tua yang memiliki gangguan cemas

tampaknya memiliki resiko tinggi untuk memiliki anak dengan

gangguan cemas. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan

kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatau

keluarga.

5) Teori biologi

Kajian biologi menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor

khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu

mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-gamma

neroregulator (GABA) dan endorfin juga memainkan peran utama

dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan.

Beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya

kecemasan menurut Stuart dan Sundeen (1998) antara lain :

(a) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi

ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

14

kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

(b) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan

identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi.

d. Menurut Supratiknya (2000)

Menyebutkan bahwa penderita kecemasan secara umum menimbulkan

gejala-gajala sebagai berikut :

1) Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan yang

bersifat tidak menentu.

2) Sulit konsentrasi dan mengambil keputusan serta takut salah.

3) Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah

4) Sering mengalami gangguan pernafasan dan jantung berdebar-

debar tanpa sebab yang jelas

5) Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan dan sering

merasa tidak mampu, minder, depresi dan serba salah

6) Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang,

lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang

datang secara tiba-tiba atau tidak biasa dan selalu melakukan

gerakan-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan

kuku jari

7) Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan

sekitar atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering

buang air kecil dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan

mimpi buruk

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

15

8) Sering mengalami anxiety attack atau tiba tanpa ada pemicu yang

jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa jantung berdebar-debar, sulit

bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencing-

kencing atau sakit perut

e. Rentang respon kecemasan

RENTANG RESPON KECEMASAN

Respon adaptif Respon maladaptif

Antisipasi Ringan sedang Berat Panik

Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan

(Stuart dan Sundeen, 1998)

f. Faktor yang mempengaruhi respon kecemasan

Menurut Rasmun (2004), kemampuan individu dalam merespon

kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1) Sifat stresor

Sifat stresor dapat berubah secara tiba-tiba atau berangsur-angsur

dan dapat mempengaruhi seseorang dalam menghadapi kecemasan,

tergantung mekanisme koping seseorang.

2) Jumlah stressor yang bersamaan

Pada waktu yang sama terdapat sejumlah stresor yang harus

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

16

dihadapi bersama. Semakin banyak stresor yang dialami seseorang,

semakin besar dampaknya bagi fungsi tubuh sehingga jika terjadi

stresor yang kecil dapat mengakibatkan reaksi yang berlebihan.

3) Lama stressor

Memanjangnya stressor dapat menyebabkan menurunnya

kemampuan individu mengatasi stress, karena individu telah berada

pada fase kelelahan, individu sudah kehabisan tenaga untuk

menghadapiu stressor tersebut.

4) Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu individu dalam menghadapi kecemasan

dapat mempengaruhi individu ketika menghadapi stresor yang

sama karena individu memiliki kemampuan beradaptasi atau

mekanisme koping yang lebih baik, sehingga tingkat kecemasan

pun akan berbeda dan dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang

lebih ringan.

5) Tingkat perkembangan

Tingkat perkembangan individu dapat membentuk kemampuan

adaptasi yang semakin baik terhadap stresor. Pada tiap tingkat

perkembangan terdapat sifat stresor yang berbeda sehingga resiko

terjadi stres dan kecemasan akan berbeda pula.

g. Tingkat kecemasan

Stuart dan Sundeen (1998) membagi kecemasan menjadi 4 tingkat,

yaitu :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

17

1) Kecemasan ringan

Seseorang dengan kecenasan ringan, dapat dijumpai hal- hal

sebagai berikut :

(a) Persepsi dan perhatian meningkat, waspada

(b) Mampu mengatasi situasi masalah

(c) Dapat mengutarakan pengalaman masa lalu, saat ini, dan masa

yang akan datang, menggunakan belajar, dapat menvalidasi

secara konseptual, merumuskan makna.

(d) Ingin tahu, mengulang pertanyaan.

(e) Kecenderungan untuk tidur

2) Kecemasan sedang

Seseorang dengan kecemasan sedang biasanya menunjukkan

keadaan seperti :

(a) Persepsi agak menyempit, secara selektif tidak perhatian tetapi

dapat mengarahkan perhatian

(b) Sedikit lebih sulit untuk konsentrasi, belajar menurut upaya

lebih

(c) Memendang pengalaman saat ini dengan masa lalu

(d) Dapat gagal untuk mengenali apa yang sedang terjadi pada

situasi, akan mengalami kesulitandalam beradaptasi dan

menganalisa

(e) Perubahan suara atau ketinggian suara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

18

(f) Peningkatan frekuensi pernafasan dan jantung

(g) Teremor, gemetar

3) Kecemasan berat

Seseorang dengan kecemasan berat dapat dijumpai dengan hal-hal

sebagai berikut :

a. Persepsi sangat berkurang atau berfokus pada hal-hal detail

tidak dapat berkonsentrasi lebih bahkan ketika diinstruksikan

untuk melakukannya.

b. Belajar sangat terganggu, sangat mudah mengalihkan

perhatian, tidak mampu berkonsentrasi.

c. Memandang pengalaman saat ini dengan arti masa lalu, hampir

tidak mampu untuk memahami situasi saat ini.

d. Berfungsi secara buruk, komunikasi sulit dipahami.

e. Hiperventilasi, takikardi, sakit kepala, pusing, mual.

4) Tingkat Panik

Seseorang dengan tingkat panik, dapat dijumpai hal-hal sebagai

berikut:

a. Persepsi yang menyimpang, fokus pada hal yng tidak jelas.

b. Belajar tidak dapat terjadi.

h. Pengukuran kecemasan

Menurut Hawari (2001), untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kecemasan diperlukan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

19

nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). cara mengukurnya

menggunakan skala Likert, yaitu bila jawaban : sangat jarang diberi

skor 1, kadang- kadang di beri skor 2, sering diberi skor 3 dan selalu

diberi skor 4.

5. Trimester III Kehamilan

M.Cristin dan Narulita yusron (2006), menjelaskan Trimester ke-III

kehamilan adalah bulan ke tujuh sampai 9 bulan, dan TM III ini banyak

mengalami perubahan tekanan psikologis ibu yaitu

a. Kondisi financial

Masalah financial ini sering merupakan masalah besar dan

menimbulkan stress.

Perubahan pada ibu yang bisa membuat terjadinya gejolak perasaan

bisa disebabkan oleh factor ketidaknyamanan fisik dan mental,

sehingga membuat para ibunya stress. Perasaan untuk segera

melahirkan begitu kuat rasanya seperti cepat-cepat menyelesaikan

semuanya dan bertemu dengan bayi anda.

b. Dukungan pasangan

Kehamilan adalah akibat hubungan antara suami istri, tetapi banyak

suami yang masih enggan ikut serta menanggung resiko yang dihadapi

istrinya saat mengandung. Kondisi seperti ini akan membuat ibu

hamilnya stress menjelang hari-hari persalinannya.

c. Dukungan keluarga

Karena berbagai factor banyak pasangan suami istri yang memiliki

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

20

hubungan yang kurang baik dengan masing-masing keluarga kehadiran

orang-orang terdekat saat menjelang persalinan sangat berpengaruh

terhadap kondisi kejiwaan pasangan suami-istri

6. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses mendorong keluar (ekpulsi) hasil pembuahan

yaitu janin yang viable, janin dan ketuban dari dalam uterus melalui

vagina (Varney, 2002)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan Uri)

yang dapat hidup di dunia dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain

(Muchtar, 1998).

b. Faktor-faktor essensial persalinan

Bobak tahun 2005 menjelaskan ada 5 faktor essensial yang

mempengaruhi persalinan yaitu:

1) Passanger (janin dan plasenta)

ukuran kepala janin, presentasi janin, letak janin, sikap janin, posisi

janin.

2) Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, servik, vagina dan dasar

panggul.

3) Power (kekuatan ibu) yaitu

Kontraksi, Retraksi otot-otot rahim dan kerja otot-otot voolunter

dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

21

mengejan.

4) Posisi ibu

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan

5) Psychologic respon (respon psikologis)

c. Proses Terjadinya Persalinan

Manuaba (1999), menjelaskan tentang teori terjadinya persalinan yaitu:

1) Teori Kadar Progesteron

Progesterone yang memiliki tugas mempertahankan kehamilan

semakin menurun sehingga rahim mudah dirangsang oleh

oksitosin.

2) Teori oksitosin

Menjelang kelahiran kadar oksitosin semakin meningkat sehingga

cukup kuat merangsang persalinan.

3) Teori regangan otot rahim

Dengan meregangkan otot rahim dalam batas tertentu

menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.

4) Teori prostaglandin

Prostaglandin dapat dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga

dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari

luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan

atau gugur kandungan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

22

d. Tanda-tanda persalinan

Gejala-gejala yang terjadi sebelum persalinan dan gejala persalinan

(Hadi, 2006).

1) Gejala sebelum persalinan

Kontraksi menjadi lebih sering, cairan yang keluar dari vagina

bertambah kental dan banyak, terjadi bercak dan perdarahan

sumbat lendir mulai terlepas, menderita diare, janin mulai

menurun, BB mulai menurun dan tidak terjadi kenaikan BB,

tekanan pada lubang anus dan pinggul makin bertambah.

2) Gejala persalinan

Kontraksi menjadi lebih menjadi-jadi dan lebih sering, begitu pula

dengan rasa nyeri, semuanya berjalan lebih teratur, rasa nyeri

dimulai dari daerah punggung bagian bawah lalu kebawah perut,

kemudian ke daerah kaki, kontraksi yang terjadi biasanya disertai

diare dan mungkin bisa dirasakan seperti gangguan seperti pada

saluran pencernaan, vagina mengeluarkan darah berwarna merah

muda, ketuban pesah (baik semburan atau tetesan)

e. Tahap-tahap Persalinan

1) Kala I

Kala I dimulai dari tanda-tanda persalinan dan berakhir ketika

pembukaan mulut rahim sudah lemgkap biasanya berlangsung

antara 10-14 jam.( Manuaba, 1999)

Kala I (Kala pembukaan) dibagi 2 fase :

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

23

(1) Fase Laten

Fase dimana pembukaan servik berlangsung lambat sampai 3

cm yang berlangsung dalam 7-8 jam

(2) Fase aktif

Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 substase

yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam menjadi 4 cm,

periode dilatasi maksimal berjalan selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm. periode deselarasi,

berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi

10 cm.

2) Kala II

Kala ini di mulai dari saat mulut rahim penuh hingga janin lahir.

Dengan kekuatan dan bertambah kekuatan mengejan sehingga

dapat mendorong janin hingga lahir. Kala ini dapat berlangsung

selama 1-2 jam.

3) Kala III

Kala III dimulai dari lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta

membutuhkan waktu 10-15 menit.

4) Kala IV

Kala IV merupakan kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi

lahir dan lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap

bahaya post partum. Kala IV di awali dengan keluarnya plasenta

dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi, yaitu saat bahaya

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

24

perdarahan post partum telah lewat (indriat, 2007; Mochtar, 1998)

f. Cara meneran

Cara meneran saat proses persalinan adalah dengan mengikuti

dorongan alamiah selama kontraksi, beristirahat dan berhenti meneran

diantara kontraksi, tidak mengangkat bokong saat meneran.(Affandi

dkk, 2003)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

25

B. Kerangka Teori

Dari berbagai penjelasan tersebut diatas, maka dapat dilihat suatu kerangka

teori:

Gambar 2.1 Kerangka teori

Sumber : (Green dalam Notoadmodjo, 2005 dengan modifikasi)

Keterangan :

= Tidak diteliti

= Diteliti

Faktor Pendorong :1. Sarana2. Perilaku

kesehatan

Kecemasan ibu hamiltrimester III dalammenghadapi persalinan :1. Kecemasan ringan2. Kecemasan sedang3. Kecemasan berat4. Panik

Faktor Predisposisi :- Pengetahuan- Sikap- Keyakinan- Kepercayaan- Persepsi

Faktor Pendukung :- Pengetahuan Hamil- Kondisi financial- Dukungan suami- Dukungan keluarga

Frekuensi ANC :1. Sesuai dengan

rumusan kunjungan2. Tidak sesuai dengan

rumusan kunjungan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-umniyatulf... · disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam

26

Kecemasan dalammenghadapi persalinan

Frekuensi Kunjungan

ANC Selama Hamil

C. Kerangka Konsep

Frame work suatu yang abstrak logical secara arti harfiah dan akan membantu

peneliti dalam menghubungkan penelitian dengan body dan knowledge

( Norsalam, 2001 ).

Variable independent Variabel dependent

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada Hubungan antara Frekuensi Antenatal Care Selama Kehamilan

Dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi

Persalinan.

Ho : Tidak Ada Hubungan antara Frekuensi Antenatal Care Selama

Kehamilan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam

Menghadapi Persalinan.