bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) sedini mungkin setelah persalinan, yang diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. (Purwati, 2004). Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2004 menyebutkan bahwa ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Air Susu Ibu yang diberikan pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan (Roesli, 2000). 2. ASI dan Proses Pembentukan ASI ASI diproduksi atas hasil kerja sama antara hormon dan reflek (Roesli, 2000). Proses pembentukan ASI dimulai saat kehamilan, terjadi perubahan pada hormon yang berfungsi menyiapkan jaringan kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Pada masa kehamilan payudara akan membesar secara cepat karena pengaruh kadar hormon ibu yang tinggi yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen akan menambah pertumbuhan duktus-duktus dan saluran-saluran penampung. 6

Upload: ngoquynh

Post on 27-May-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) sedini mungkin

setelah persalinan, yang diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain,

walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. (Purwati, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2004 menyebutkan bahwa ASI

eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan pada bayi berumur nol

sampai enam bulan.

Air Susu Ibu yang diberikan pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti

susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI

secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 6 bulan

(Roesli, 2000).

2. ASI dan Proses Pembentukan ASI

ASI diproduksi atas hasil kerja sama antara hormon dan reflek (Roesli,

2000). Proses pembentukan ASI dimulai saat kehamilan, terjadi perubahan pada

hormon yang berfungsi menyiapkan jaringan kelenjar susu untuk memproduksi

ASI. Pada masa kehamilan payudara akan membesar secara cepat karena

pengaruh kadar hormon ibu yang tinggi yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen

akan menambah pertumbuhan duktus-duktus dan saluran-saluran penampung. 6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Progesteron akan merangsang pertumbuhan tonus-tonus alveoli (Markum, 1999).

Karena proses pembuatan ASI sudah dimulai saat umur kehamilan 5 bulan maka

saat itulah terbentuk cairan dari payudara yang disebut kolostrum.

Segera setelah persalinan, dengan lepasnya plasenta kadar estrogen dan

progesteron turun sedangkan prolaktin ini memegang peranan untuk membuat

kolostrum (Roesli, 2000).

ASI diproduksi oleh kelenjar atau mammae alveoli yang disalurkan

melalui saluran susu ke sinus lactiferous yang terdapat di daerah yang berwarna

gelap / coklat tua disekitar puting susu (Roesli, 2000). Saat bayi mulai menghisap

akan terjadi reflek-reflek yang menyebabkan ASI keluar dengan jumlah waktu

yang tepat.

a. Reflek yang terjadi pada ibu

Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 reflek yang masing-masing

berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu (Suradi, 2004) yaitu :

1) Reflek prolaktin atau reflek pembentukan ASI

Kelenjar hipofisa atau anterior menghasilkan hormon prolaktin

yang akan merangsang kelenjar payudara untuk memproduksi ASI

(Roesli, 2000). Ketika bayi mulai menyusu, ujung syaraf sensorik yang

terdapat pada puting susu terangsang dan menyebabkan kelenjar hipofisa

memproduksi prolaktin. Prolaktin ini lalu dialirkan oleh darah ke kelenjar

susu untuk memproduksi ASI. Jadi semakin sering menyusu semakin

banyak prolaktin yang lepas dari hipofisa serta makin banyak ASI yang

diproduksi oleh sel kelenjar susu. Efek lain dari prolaktin juga penting

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

adalah menekan fungsi ovarium sehingga pada ibu menyusui eksklusif

akan memperlambat kembalinya fungsi kesuburan haid (Roesli, 2000).

Dengan kata lain menjarangkan kehamilan.

2) Let Down reflek atau pengaliran atau kepuasan ASI

Rangsangan yang ditimbulkan bayi waktu menyusui akan sampai

kebagian belakang kelenjar hipofisa dan merangsang keluarnya hormon

oksitosin. Oksitosin masuk kedalam darah menuju payudara, ia akan

memacu sel-sel miopitel yang mengelilingi alveoli dan mengerutkan

duktus memerah. ASI keluar dari alveoli, duktus menuju ke papila

mammae dan keluar lewat puting susu (Roesli, 2000).

Bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup bila hanya mengandalkan

reflek ini, ASI tidak akan bisa keluar dari gudang susu atau sinus

lactiferous (Roesli, 2000). Melalui aliran darah oksitosin akan diangkut ke

uterus sehingga berkontraksi dan terjadi involusi. Jadi jika kontraksi uterus

baik akan mempercepat keluarnya plasenta serta mengurangi terjadinya

perdarahan. Oksitosin juga mempengaruhi miometrium berkontraksi

sehingga mempercepat keluarnya plasenta, mengurangi terjadinya

perdarahan. Pikiran, perasaan dan sensasi seorang ibu akan sangat

mempengaruhi reflek oksitosin (Roesli, 2000). Jadi bila ibu menyusui

stres akan mempengaruhi pengeluaran oksitosin yang tentunya

berpengaruh juga pada pelapasan ASI.

b. Reflek yang terjadi pada bayi

1) Reflek mencari (Rooting reflek)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Payudara ibu menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan

rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada bayi. Begitu payudara

didekatkan bayi akan mencari puting susu untuk menyusu.

2) Reflek menghisap (Sucking reflek)

Terjadi bila bayi pertama kali mengalami pengisian mulutnya sampai ke

langit-langit keras dan punggung lidah dengan puting susu (Markum,

1999). Pada reflek ini melibatkan rahang, lidah dan pipi yang

memungkinkan gusi memerah areola dan mendorong susu kedalam mulut.

3) Reflek menelan (Swallowing reflek)

Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan menghisap

yang ditimbulkan otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu ini akan

menimbulkan mekanisme menelan pada bayi.

3. Proses Menyusui dan Langkah-Langkah Keberhasilan Menyusui

a. Terdapat tujuh langkah keberhasilan menyusui ASI secara eksklusif menurut

Roesli (2000) :

1) Mempersiapkan payudara bila diperlukan.

2) Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui.

3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya.

4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “rumah sakit

sayang ibu” atau rumah bersalin sayang bayi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara

eksklusif.

6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi dan atau konsultasi

laktasi untuk persiapan bila menemui kesulitan.

7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

Ditinjau dari segi fisiologis kemampuan ibu untuk menyusui

mempunyai hubungan dengan makanan, endokrin dan faktor fisiologi ibu :

1) Nutrisi

Pada saat hamil metabolisme ibu berubah sehingga cadangan

energi dalam bentuk lemak disimpan dalam jaringan subkutan tubuh dan

kaki. Seorang wanita hamil dengan nutrisi baik jumlah pertumbumbuhan

lemak sampai kira-kira 4 kg sesuai dengan penyimpangan 35.000 kkal

cukup persediaan laktasi dalam 4 bulan (Markum, 1999). Dengan adanya

penimbunan cadangan lemak selama kehamilan ini, tambahan 500 kalori

sehari sudah cukup untuk ibu menyusui.

2) Faktor endokrin

Perkembangan pertumbuhan dan fungsi sekresi kelenjar susu

tergantung pada rangsangan kelenjar-kelenjar yang sesuai. Pada kehamilan

terjadi perkembangan lebih lanjut daripada anak-anak sekresi kelenjar

susu karena pengaruh estrogen dan progesteron (Markum, 1999). Hormon

prolaktin adalah hormon laktogenik yang menentukan dalam pengadaan

dan mempertahankan sekresi air susu.

3) Aspek psikologik

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Sebenarnya menyusui merupakan proses yang memberikian

kepuasan dan kesenangan pada ibu karena meningkatkan jalinan kasih

sayang antara ibu dan bayi. Namun pemberian ASI sangat tergantung pada

perasaan ibu, pikiran dan sensasi. Perasaan ibu dapat meningkatkan dan

menghambat pengeluaran ASI :

Yang dapat meningkatkan pengeluaran ASI :

a) Bila melihat bayi.

b) Memikirkan bayinya dengan perasaan kasih sayang.

c) Mendengarkan bayinya menangis.

d) Mencium bayinya.

e) Ibu dalam keadaan tenang.

Yang dapat menghambat pengeluaran ASI :

a) Ibu dalam keadaan kacau atau pikirannya bingung.

b) Ibu khawatir ASI-nya tidak cukup.

c) Ibu yang kesakitan.

d) Ibu yang merasa sedih, cemas, marah ataupun kesal.

e) Ibu malu menyusui.

b. Cara menyusui yang benar

Segera setelah proses persalinan selesai, bayi dalam kondisi hangat

segera disusukan pada ibu yang sudah dibersihkan sebagai terapi psikologi.

1) Proses menyusui bayi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Bayi harus memasukkan seluruh puting susu sampai daerah areola

mammae kedalam mulutnya sehingga dapat menggunakan rahang untuk

menekan daerah belakang puting susu (kantong penyimpanan susu).

Ibu mengambil posisi duduk, punggung ibu bersandar, kaki depan

diangkat dan diluruskan kedepan sejajar dengan bokong atau kebawah

tetapi harus diberi penyangga (jangan menggantung), bayi tidur di

pangkuan ibu dengan dialasi bantal sehingga perut ibu bersentuhan /

berhadapan dengan bayi. Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir.

Posisi menyusui cara lain adalah ibu tidur miring dengan bantal agak

tinggi dan lengan tangan menopang kepala bayi. Posisi perut bayi dan

perut ibu sama dengan pada posisi duduk. Siku bayi harus sejajar dengan

telinga bayi bila ditarik garis lurus.

Bila mengambil posisi telungkup diatas meja, bayi ditidurkan di

meja dengan kepala bayi mengarah ke payudara ibu. Posisi ini akan

menguntungkan bayi kembar karena kedua bayi memperoleh kesempatan

yang sama tanpa harus dibedakan. Segera setelah persalinan posisi

menyusu yang terbaik untuk bayi adalah ditelungkupkan di perut ibu

bersentuhan dengan kulit bayi sebagai proses penghangat untuk bayi dan

sekaligus bayi dapat menghisap puting susu ibu.

2) Waktu menyusui bayi

Menyusui bayi tidak perlu dijadwal. Bila bayi membutuhkan atau

menangis, ibu harus segera memberikan ASI. Bila bayi puas menyusu,

bayi akan tertidur pulas. Ketika bayi tertidur dalam keadaan masih

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

menyusu, untuk melepaskan puting susu dari mulut bayi, ibu dapat

memasukkan jari tangan secara perlahan kedalam mulut bayi dengan

menyusuri puting susu. Dengan demikian, bayi masih dapat merasa ada

sesuatu yang dapat dihisap. Kemudian dengan perlahan, lepaskan puting

susu dari mulut bayi, hal ini untuk menghindari puting susu lecet akibat

gesekan yang kuat dan bayi tidak terkejut.

3) Cara menyusui bayi

Ibu harus menyusui dengan bergantian diantara dua payudara.

Namun satu payudara harus dirasakan sampai dianggap habis ASInya

kemudian ke payudara yang lain. Bila payudara pertama yang disusui

masih ada, hendaknya dikeluarkan dengan memasase payudara kearah

puting susu sampai payudara tidak mengeluarkan ASI lagi. Hal ini akan

memperlancar pengeluaran ASI berikutnya sehingga menjadi lebih

banyak. Dengan metode ini ASI akan tetap bertahan dan berproduksi.

Pada masa cuti melahirkan, ibu harus segera mengosongkan payudara

setiap kali sehabis menyusui. Dengan demikian ASI akan keluar lebih

banyak. ASI dapat disimpan dalam suhu ruang sampai 8 jam dan didalam

lemari pendingin selama 2 x 24 jam, bahkan dalam freezer dapat bertahan

sampai 6 bulan ( Purwanti, 2004).

Selama bekerja, upayakan ada waktu tertentu untuk mengeluarkan

ASI di kantor secara teratur (minimal 2 jam sekali Air Susu Ibu

dikeluarkan) dan ASI ditampung dengan botol yang bersih kemudian

dapat diberikan kepada bayinya ketika pulang ke rumah.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Menyusu memungkinkan rahang bayi yang masih dalam proses

perkembangan terbentuk menjadi lebih baik. Total lamanya menyusui

yang tepat perhari kurang lebih 6 jam. Oleh karena itu, selama 6 jam

dalam 1 hari rahang yang diproses oleh payudara dan upaya isapan bayi.

Keadaan ini menyebabkan rahang bayi berbentuk baik (kedalam).

4) Urutan tindakan menyusui

a) Pilih posisi yang nyaman untuk menyusui. Siapkan peralatan, seperti

kapas, air hangat, handuk kecil yang bersih atau tisu, bantal untuk

penopang bayi, selimut kecil dan penopang kaki ibu.

b) Baringkan bayi di atas bantal dengan baik sehingga posisi bayi saling

berhadapan dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan dengan

perut bayi.

c) Masase payudara dan keluarkan sedikit ASI untuk membasahi puting

susu, tujuannya menjaga kelembapan puting. Kemudian oleskan

puting susu ibu ke bibir bayi untuk merangsang reflek menghisap bayi

(rooting reflek).

d) Topang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empat jari

menahan bagian bawah areola mammae sampai bayi membuka

mulutnya.

e) Setelah bayi siap menyusu masukkan puting susu sampai daerah areola

mammae masuk ke mulut. Pastikan bayi menghisap dengan benar dan

biarkan bayi bersandar ke arah ibu. Mulut bayi tidak tertekan pada

buah dada ibu.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

f) Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga

memungkinkan bayi dapat menghisap dengan benar. ASI keluar

dengan lancar dan puting susu tidak lecet.

g) Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada

kedua payudara sehingga mempertahankan ASI tetap diproduksi

seimbang pada kedua payudara.

h) Bila menghadapi masalah, segera cari bantuan petugas yang

memahami tatalaksana ASI sehingga segera mendapatkan

pemecahannya.

i) Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan sekitarnya

dibasahi oleh ASI dan biarkan kering sendiri untuk menjaga

kelembapan.

j) Setelah menyusu, sendawakan bayi dengan meletakkan bayi

telungkup. Kemudian punggungnya di tepuk secara perlahan-lahan

atau bayi ditidurkan telungkup di pangkuan dan ditepuk- tepuk

punggung bayi.

ASI ada didalam lambung bayi sehingga habis diserap, berlangsung

hingga 2 jam. Oleh karena itu, upayakan bayi menyusu lagi setelah 2 jam.

4. Manfaat dan Keuntungan ASI

Menurut Novaria (2005) dalam suatu karya tanggal 5 Februari 2005

bahwa hanya seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya,

ASI tak ternilai harganya. Selain merupakan makanan yang paling sempurna,

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

kandungan gizinya sudah sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal pada anak.

a. Keuntungan pemberian ASI bagi ibu

1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Apabila bayi disusui segera setelah melahirkan maka kemungkinan

terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang.

Pada ibu menyusui terjadi meningkatan kadar oksitosin yang berguna juga

untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan

cepat berhenti (Roesli, 2000).

2) Mengurangi terjadinya anemia

Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia

karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan (Roesli,

2000)

3) Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup

berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid 98 % itu tidak

akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 % tidak akan

hamil sampai bayi berumur 12 bulan (Roesli, 2000).

4) Mengecilkan rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui akan meningkat sehingga membantu proses

involusi rahim (Suradi, 2004).

5) Mengurangi kemungkinan menderita kangker

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi

kemungkinan terjadinya kangker payudara dan indung telur. Pada

umumnya bila wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2

tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang

sampai 25 % (Roesli, 2000).

6) Ibu lebih cepat langsing

Menyusui memerlukan energi, maka tubuh akan mengambilnya dari

lemak yang tertimbun selama hamil (Markum, 1999).

7) Lebih ekonomis, praktis, dan efisien.

8) Memberikan kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan

kebagahagiaan yang mendalam.

b. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi

1) Sebagai nutrisi terlengkap

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi (Roesli,

2000).

2) ASI (Air Susu Ibu) meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Semua macam immunoglobulin dapat diketemukan kedalam ASI (Roesli,

2000).

3) ASI meningkatkan kecerdasan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Berdasarkan penelitian pada 300 bayi prematur membuktikan bahwa bayi-

bayi prematur yang diberi ASI ekslusif mempunyai kalium yang lebih

tinggi secara bermakna (8,3 poin lebih tinggi) dari pada yag tidak diberi

ASI (Roesli, 2000).

4) ASI ekslusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Saat menyusu bayi akan mendengar detak jantung ibu yang dikenalnya

sejak didalam kandungan. Lewat menyusu pula akan terjalin komunikasi

yang meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi (Roesli, 2000).

5. Kandungan ASI

a. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan, anti

alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 2000 unsur

zat makanan ( Purwanti, 2004).

b. Komposisi ASI

Komposisi ASI sangat sesuai dengan laju pertumbuhan bayi karena

mengandung berbagai macam zat antara lain (Roesli, 2000) :

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan pelindung yang kaya akan zat anti infeksi

dan berprotein tinggi. Cairan emas yang encer dan seringkali berwarna

kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah daripada susu,

sebab mengandung sel hidup yang menyerupai “sel darah putih” yang

dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum biasanya akan keluar pada

hari pertama dan kedua setelah melahirkan. Dengan volume antara 150-

300 ml/hari.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

2) ASI Transisi / Peralihan

ASI Transisi / Peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai

sebelum menjadi ASI yang matang.

3) ASI Matang (Mature)

ASI Matang (Mature) merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari

ke-14 dan seterusnya.

4) Lemak ASI

Lemak utama ASI adalah ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA,

arachidonic acid) suatu asam lemak esensial yang merupakan komponen

penting untuk myelinisasi (pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi

serabut saraf yang akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat).

Komponen lemak yang berikutnya adalah kolesterol yang jaga

meningkatkan pertumbuhan otak bayi.

5) Karbohidrat

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula). ASI mengandung lebih

banyak laktosa dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-

30% lebih banyak dari susu sapi. Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan

otak.

6) Protein

Protein adalah bahan baku untuk tumbuh. Protein ASI yang utama adalah

whey yang merupakan protein halus dan lembut serta mudah dicerna.

Sedangkan proein lainnya adalah : alfa laktalbumin yang melindungi usus

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

bayi dari alergi, taurin merupakan protein otak yang diperlukan untuk

pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting untuk pertumbuhan retina.

Kemudian lactoferin yang berfungsi untuk zat besi dari ASI ke darah,

serta lysosyme yang merupakan suatu kelompok antibiotik alami di dalam

ASI.

7) Faktor pelindung dalam ASI

Dengan adanya zat anti infeksi dari ASI maka bayi yang diberi ASI

eksklusif akan terlindung dari berbagai macam infeksi, baik yang

disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. ASI juga ternyata

mengandung zat anti infeksi antara lain :

Sel darah putih yang mengandung berjuta-juta sel hidup yang menyerupai

sel darah putih sehingga dinamakan “sel darah putih” dari ASI. Sel-sel ini

beredar dalam usus bayi dan membunuh kuman-kuman jahat.

Imunoglobulin atau antibiotika alamiah yang dapat memberikan imunisasi

aktif dan pasif. Contoh imunisasi pasif oleh ASI adalah perjalanan SIgA

(secretory immunoglobulin A). SIgA adalah suatu anggota imunoglobulin

yang penting. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pada minggu-minggu

pertama kehidupan bayi ususnya masih seperti saringan yaang akan

membocorkan kuman-kuman dan benda asing lainnya. Di sinilah SigA

(secretory immunoglobulin A) ASI akan melindungi dengan jalan menutup

kebocoran-kebocoran pada dinding usus tersebut.

8) Vitamin, Mineral, dan Zat Besi

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Vitamin, mineral, dan zat besi sebagian besar diserap oleh usus, masuk

dalam darah, dan dimanfaatkan oleh tubuh bayi. ASI mengandung vitamin

dan mineral yang lengkap. Meski kadar mineral ASI relatif rendah, tetapi

cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Hampir semua vitamin dan

mineral dalam ASI akan diserap oleh tubuh bayi.

9) Unsur-unsur lain dalam ASI.

6. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat berbagai macam faktor yang

berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif antara lain :

a. Umur

Menurut Siswono tahun 2004 seseorang yang menjalani hidup dapat

diasumsikan bahwa semakin tua umurnya, maka pengalaman juga semakin

banyak, pengetahuannya semakin luas, keahlian semakin mendalam, dan

kearifannya semakin mantap dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

Umur ibu dapat menentukan kesehatan maternal yang berkaitan dengan

kondisi kehamilan, persalinan, nifas serta cara mengasuh dan menyusui

bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

disebut usia reproduksi tidak sehat serta masih belum matang dan belum siap

dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas

serta cara mengasuh dan menyusui bayinya (kaitannya dengan pemberian

ASI eksklusif). Umur 20-35 tahun disebut usia reproduksi sehat. Usia

reproduksi sehat merupakan suatu kondisi dimana organ reproduksi telah siap

atau matang untuk menjalankan proses reproduksi kaitannya dalam

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

pemberian ASI eksklusif atau laktasi serta didukung dengan kematangan

psikis atau mental. Usia reproduksi sehat juga dikatakan sebagai masa dewasa

sehingga mampu untuk menelaah suatu masalah, dan sudah siap dalam hal

jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas serta cara

mengasuh dan menyusui bayi kaitannya dengan pemberian ASI eksklusif

pada bayi usia 0-6 bulan.

b. Pendidikan ibu

Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia,

usaha mengatur pengetahuan semula yang ada pada seorang individu itu.

Pendidikan menjadi tolak ukur yang penting dan dapat menentukan status

ekonomi, status sosial dan perubahan-perubahan lainnya. Pendidikan ibu

mempengaruhi pola pikir ibu untuk menentukan tindakannya baik yang

menguntungkan ataupun tidak. Diharapkan pola pikir dengan keadaan yang

ada, misalnya saja seseorang berpendidikan tinggi dan pengetahuan luas akan

lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI eksklusif karena pola

pikirnya yang lebih realistis dibandingkan yang berpendidikan rendah (Yoga,

2005).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang setiap hari dilakukan responden dan

mendapat upah dari pekerjaannya itu. Ibu yang memberikan ASI secara

eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan saat ini masih rendah yaitu

kurang dari 2 %, dari jumlah total ibu melahirkan, itu antara lain terjadi

karena banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah. Jika ibu

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

segera bekerja hal ini mungkin menghambat pemberian ASI eksklusif

(Suradi, 2004). Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI

secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6

bulan. Dengan adanya cuti hamil selama 3 bulan juga dapat membantu ibu

untuk dapat memberikan ASI eksklusif, ditambah dengan pengetahuan yang

benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI yang baik, dan

dukungan lingkungan kerja seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan

ASI secara eksklusif (Roesli, 2000).

d. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kebisaaan, keahlian, ketrampilan pemahaman atau

pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses

belajar (Maternal And Neonatal Health Central Java, 2000). Dari pengalaman

penelitian telah terbukti bahwa perilaku seseorang yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoadmojo, 2003). Dengan adanya pengetahuan yang cukup

diharapkan informasi tentang kesehatan dan perilakunya akan lebih mudah

berubah dan diterima. Jadi jika pengetahuan ibu menyusui tentang ASI

eksklusif kurang, kemungkinan besar akan mengganggu atau menghambat

dalam proses menyusui ibu sendiri (Suradi, 2004).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah
Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

B. Kerangka Teori

Faktor presdiposisi 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pengetahuan 5. Sikap

Faktor pemungkin 1. Ketersediaan fasilitas dan

petugas kesehatan 2. Keterjangkauan

pelayanan kesehatan

Faktor penguat 1. Dukungan suami dan

keluarga 2. Dukungan dari tenaga

kesehatan 3. Persoalan dan keluhan

fisik

Perilaku dalam pemberian ASI

eksklusif

Sumber : Green dalam Notoatmodjo, 2003

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-pur...Leher bayi harus dalam posisi tidak terpelintir. Posisi menyusui cara lain adalah

Variabel Bebas Variabel Terikat

Karakteristik ibu 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan

Pemberian ASI eksklusif

Pengetahuan ibu

Sumber : Notoatmodjo, 2005

Gambar 2.2 : Skema Kerangka Konsep