bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa Nifas a. Pengertian Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, R, 2002). Masa nifas atau masa puerperium adalah masa dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, H, 2005). Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil selama 6 minggu (Saifudin, AB, 2002). b. Periode nifas Menurut Mochtar (2002) nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lama 6 – 8 minggu, remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. 2. Involusi Uterus Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil (Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2003).

Upload: trinhkhanh

Post on 30-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, R, 2002).

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa dimulai setelah

partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, H,

2005).

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil selama 6 minggu (Saifudin, AB, 2002).

b. Periode nifas

Menurut Mochtar (2002) nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu

puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan, puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh

alat-alat genetalia yang lama 6 – 8 minggu, remote puerperium yaitu

waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila

selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk

sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

2. Involusi Uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.

Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada

keadaan semula atau keadaan sebelum hamil (Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO,

2003).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua/

endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta

sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus,

warna dan jumlah lokia (Sekolah Bidan, 2008).

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :

a. Iskemia Miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari

uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan

menyebabkan serat otot atrofi (Sekolah Bidan, 2008).

b. Autolysis

Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi

di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot

yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan

lima kali lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan

sebagai pengrusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan

hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron

(Sekolah Bidan, 2008).

c. Efek Oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot

uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk

mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi

perdarahan (Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2003).

Gambar 2.1. Involusi Uterus Paska Persalinan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan

lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ

pelviks. Segera setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga

hingga tiga perempat dari jalan atas diantara simfisis pubis dan umbilicus.

Kemudian naik ke tingkat umbilicus dalam beberapa jam dan bertahan hingga

satu atau dua hari dan kemudian secara berangsur-angsur turun ke pelviks

yang secara abdominal tidak dapat terpalpasi di atas simfisis setelah sepuluh

hari (Wiknjosastro, H, 2005).

Perubahan uterus ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan

pada miometrium. Pada miometrium terjadi perubahan-perubahan yang

bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah

bening (Sekolah Bidan, 2008).

Decidua tertinggal dalam uterus setelah separasi dan ekspulsi plasenta

dan membrane yang terdiri dari lapisan zona basalis dan suatu bagian lapisan

zona spongiosa pada decidua basalis (tempat implantasi plasenta) dan decidua

parietalis (lapisan sisa uterus). Decidua yang tersisa ini menyusun kembali

menjadi dua lapisan sebagai hasil invasi leukosit yaitu: (a) suatu degenerasi

nekrosis lapisan superficial yang akan terpakai lagi sebagai bagian dari

pembuangan lochia dan lapisan dalam dekat miometrium; (b) lapisan yang

terdiri dari sisa-sisa endometrium di lapisan basalis. Endometrium akan

diperbaharui oleh proliferasi epithelium endometrium. Regenerasi

endometrium diselesaikan selama pertengahan atau akhir dari postpartum

minggu ketiga kecuali di tempat implantasi plasenta (Sekolah Bidan, 2008).

Dengan involusi uterus ini, maka lapisan luar dari decidua yang

mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang mati akan

keluar bersama dengan sisa cairan, suatu campuran antara darah yang

dinamakan lochia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.

Pengeluaran lokia ini biasanya berakhir dalam waktu 3 sampai 6 minggu

(Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2003).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

3. Perubahan – perubahan Lain pada Masa Nifas

a. Perubahan fisik berupa pengeluaran lokia, bekas implantasi uri, luka-luka,

rasa sakit, tanda-tanda vital, perubahan servik, dan ligamen-ligamen.

1. Lokia

Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari decidua

yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang

mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah

dan decidua tersebut dinamakan lokia, yang biasanya berwarna merah

muda atau putih pucat.

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan

mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat membuat organisme

berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina

normal. Lokia mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu

menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secret

mikroskopik lokia terdiri dari eritrosit, peluruhan decidua, sel epitel dan

bakteri. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.

Pengeluaran Lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya

diantaranya : (a) lokia rubra/ merah (kruenta), lochia ini muncul pada

hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum. Sesuai dengan

namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari

perobekan/ luka pada plasenta dan serabut dari deciduas dan chorion.

Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum

dan sisa darah; (b) lokia serosa, lokia ini muncul pada hari kelima

sampai kesembilan postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau

kecoklatan. Lokia ini terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak

serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta; (c) lokia

alba, lokia ini muncul lebih dari hari ke-sepuluh postpartum. Warnanya

lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit,

selaput lender, serviks dan serabut jaringan yang mati (Sekolah Bidan,

2008).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Bila pengeluaran lokia tidak lancar maka disebut Lochiastasis.

Kalau lokia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan

tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna

yang sering disebabkan retroflexio uteri. Lokia mempunyai suatu

karakteristik bau yang tidak sama dengan sekret menstrual. Bau yang

paling kuat pada lokia serosa dan harus dibedakan juga dengan bau yang

menandakan infeksi (Sekolah Bidan, 2008).

Lokia disekresikan dengan jumlah banyak pada awal jam

postpartum yang selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai

lokia rubra, sejumlah kecil sebagai lokia serosa dan sejumlah lebih

sedikit lagi lokia alba. Umumnya jumlah lokia lebih sedikit bila wanita

postpartum berada dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini

terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas manakala

wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar

manakala dia berdiri. Total jumlah rata-rata pembuangan lokia kira-kira

8 hingga 9 oz atau sekitar 240 hingga 270 ml (Varney’s Midwifery,

2004).

2. Bekas Implantasi Uri

Placenta bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum

uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada

minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih (Mochtar, R, 2002).

3. Luka – Luka

Luka pada jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit,

luka pada vagina dan serviks, umumnya (bila tidak seberapa luas) akan

sembuh dalam 6 – 7 hari bila tidak disertai infeksi. Infeksi mungkin

mengakibatkan sellulitis yang dapat menjalar sampai terjadi keadaan

sepsis (Mochtar, R, 2002).

4. Rasa Sakit

Rasa sakit yang disebut after pains (merian atau mules-mules)

adalah disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari

pasca persalinan. Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

sedang menyusui. Perasaan sakit itupun timbul bila masih terdapat sisa-

sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah di dalam

kavum uteri. Hal ini diberikan pengertian pada ibu ini dan kalau terlalu

mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit dan obat anti mules

(Wiknjosastro, H, 2005).

5. Tanda-tanda Vital

Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,2° Celcius.

Sesudah partus dapat naik + 0,5° Celcius dari keadaan normal, tetapi

tidak melebihi 38,0° Celcius. Sesudah 12 jam pertama melahirkan,

umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih dari

38,0° Celcius, mungkin ada infeksi. Nadi berkisar umumnya antara 60 –

80 denyutan per menit. Segera setelah partus dapat terjadi bradikardia.

Bila terjadi takikardia sedangkan badan tidak panas, mungkin ada

perdarahan berlebihan. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil

dibandingkan dengan suhu badan. Pada beberapa kasus ditemukan

keadaan hipertensi postpartum. Tetapi ini akan menghilang dengan

sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang

menyertainya dalam ± 2 bulan tanpa pengobatan (Wiknjosastro, H,

2005).

6. Servik

Setelah persalinan bentuk servik agak menganga seperti corong

berwarna merah kehitaman, konsistennya lunak. Kadang-kadang

terdapat perlukaan, perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa

masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari dan

setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Mochtar, R, 2002).

7. Ligamen – ligamen

Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur – angsur menjadi ciut dan

pulih kembali sehingga tidak jarang uterus ke belakang dan menjadi

retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor (Mochtar, R,

2002).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

b. Perubahan Psikologi

Gangguan psikologis yang sering terjadi pada masa nifas yaitu:

(a) Post partum blues, merupakan kesedihan atau kemurungan setelah

melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua

hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi ditandai dengan gejala-

gejala: cemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak percaya diri,

sensitif, mudah tersinggung dan merasa kurang menyayangi bayinya; (b)

Post partum syndrome (pps), merupakan kesedihan dan kemurungan

yang biasa bertahan satu sampai dua tahun; (c) Depresi post partum, ibu

yang merasakan kesedihan, kebebasan, interaksi sosial, dan

kemandiriannya berkurang. Gejala – gejalanya : sulit tidur, nafsu makan

hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol (Huliana, M,

2003).

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan

mengalami fase – fase sebagai berikut (Huliana, M, 2003):

1. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung dari

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu,

fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman

secara persalinan sering berulang-ulang diceritakan;

2. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3 – 10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat

bayinya. Selain itu, perasaan ibu sangat sensitif sehingga mudah

tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh sebab itu,

ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan

yang baik menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan

bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri;

3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan

peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan.

Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

bayinya. Pada fase ini sudah ada keinginan tinggi untuk merawat

bayinya.

4. Faktor Penunjang Proses Involusi Uterus

a. Nutrisi

Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap

infeksi, mencegah konstipasi dan untuk memulai proses memberikan ASI,

serta untuk memulihkan kesehatan (Depkes, 2004).

Pada saat proses persalinan ibu kehilangan banyak cairan dan

tenaga, sehingga sering kali menimbulkan kelelahan dan berakibat ibu

tidak mau melakukan aktivitas. Nutrisi berguna untuk membantu

mengganti sel-sel yang keluar selama proses persalinan dan proses

pemulihan rahim (Jenny, Sr, 2006).

Makanan yang dikonsumsi harus bermutu, bergizi, dan cukup

kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak

cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan (Mochtar, R, 2002). Ibu nifas harus

mendapatkan nutrisi dengan tambahan kalori sebesar 200 – 500 kalori dari

selama hamil (Depkes, 2004).

b. Eliminasi

Hendaknya Buang Air Kecil (BAK) dapat dilakukan secepatnya.

Kadang-kadang wanita mengalami sulit BAK, karena sphingter uretra

tertekan oleh kepala bayi dan spasme oleh iritasi musculus sphingter ani

selama persalinan (Mochtar, R, 2002).

Jika dalam enam jam paska bersalin belum dapat BAK, maka perlu

dilakukan kateterisasi (Jenny, Sr, 2006). Dapat pula dilakukan rangsangan

untuk berkemih seperti sitz bath untuk mengurangi oedema dan relaksasi

sphingter atau dengan kompres air hangat/ dingin (Depkes, 2004).

Buang Air Besar (BAB) harus dilakukan 3 – 4 hari paska bersalin.

Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat

diberikan obat laksas per oral/ per rectal. Jika masih belum bisa maka

dilakukan klisma (Mochtar, R, 2002).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Jika tidak bisa BAK dan BAB, berarti proses involusi akan

terhambat, untuk itu ibu-ibu paska bersalin disarankan banyak minum,

minimal 2 – 3 liter per hari untuk mengganti cairan tubuh yang banyak

hilang saat bersalin dan mempercepat proses agar BAK lancar

(Puspayanti, 2009).

c. Laktasi

Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI. Laktasi ini dapat

dipercepat dengan memberikan rangsangan puting susu (isapan bayi/

meneteki bayi secara dini). Pada puting susu terdapat saraf-saraf sensorik

yang jika mendapat rangsangan (isapan bayi) maka timbul impuls menuju

hipotalamus kemudian disampaikan pada kelenjar hipofisis bagian depan

dan belakang. Pada kelenjar hipofisis bagian depan akan mempengaruhi

pengeluaran hormon prolaktin yang berperan dalam peningkatan produksi

ASI, sedangkan kelenjar hipofisis bagian belakang akan mempengaruhi

pengeluaran hormon oksitosin, hormon ini berfungsi memacu kontraksi

otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI

dipompa keluar serta memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi

uterus berlangsung lebih cepat dari biasanya (Suradi, R, 2004).

Pengeluaran hormon oksitosin juga dapat dipercepat dengan cara

ibu memikirkan untuk menyusui bayinya. Tanda dan perasaan bahwa

reflek oksitosin telah berjalan (Mexsitalia), yaitu sebagai berikut: (1) ibu

mungkin merasa ada perasaan memeras dan menggelitik dalam

payudaranya sesaat sebelum atau selama menyusui; (2) ASI mengalir dari

payudara bila ibu memikirkan bayinya atau mendengar tangis bayinya; (3)

ASI menetes pada payudara sebelah ketika bayi menghisap/ menetek; (4)

ASI memancar halus ketika bayi menghentikan menetek di tengah

menyusui; (5) nyeri karena kontraksi rahim, kadang dengan aliran darah

ketika menyusui dalam minggu pertama; (6) isapan dan menelan yang

pelan dan dalam oleh bayi yang menunjukkan ASI mengalir dalam

mulutnya.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

d. Personal Hygiene

Pada prinsipnya, alasan kebersihan vagina pada masa nifas perlu

dijaga (Handayani, F, 2007) yaitu banyak darah atau lokia yang keluar dari

vagina; vagina berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar

yang tiap hari dilakukan; adanya luka di daerah perineum yang bila

terkena kuman dapat menjadi infeksi; vagina merupakan organ terbuka

yang mudah dimasuki kuman kemudian menjalar ke rahim.

Luka perineum akibat episiotomi, ruptura atau laserasi merupakan

daerah yang tidak mudah dijaga agar tetap bersih dan kering. Untuk itu

perlu dilakukan vulva hygiene karena dapat memberikan kesempatan

untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah perineum dan

mengurangi rasa sakit (Depkes, 2004).

Vulva hygiene sebaiknya menggunakan air hangat yang mengalir

(bisa ditambah larutan antiseptik) atau duduk berendam dalam larutan

antiseptik selama 10 menit setiap kali BAK atau BAB, basuh dari depan

ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar

vagina baik itu air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa

menimbulkan infeksi pada luka jahitan (Imam, S, 2009). Hendaknya

sering mengganti pembalut (setiap 4 jam atau jika dirasa sudah tidak

nyaman lagi) dan membersihkan daerah perineum (Jenny, Sr, 2006).

e. Istirahat

Setelah mengalami proses persalinan, maka ibu membutuhkan

istirahat yang cukup untuk memulihkan keadaannya. Istirahat dapat berupa

tidur siang maupun tidur malam hari (Huliana, M, 2003).

f. Riwayat Persalinan

Persalinan (partus – labour) adalah proses pengeluaran produk

konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa (Mochtar, R, 2002).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janinnya (Saifuddin, AB, 2002).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Komplikasi selama persalinan seringkali menimbulkan komplikasi

pada masa nifas, sehingga membutuhkan penanganan dan pengawasan

khusus. Walaupun early ambulation dapat mencegah hambatan aliran

darah yang berakibat terjadinya trombosis vena dalam atau DTV (Deep

Vein Thrombosis), namun apabila mobilisasi dilakukan secara berlebihan

dapat membebani jantung sehingga proses involusi terganggu (Imam, S,

2007).

g. Luka/ robekan perineum

Perineum adalah daerah antara vulva dan anus. Biasanya, setelah

melahirkan perineum menjadi agak bengkak/ memar dan mungkin ada

luka bekas jahitan bekas robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk

memperluas pengeluaran bayi (Depkes, 2004).

Menurut Wiknjosastro (2005), luka perineum adalah luka pada

perineum karena adanya robekan jalan lahir baik karena episiotomi

maupun melahirkan janin. Pada luka perineum ini sebaiknya dilakukan

perawatan luka perineum. Jika perawatan luka perineum dilakukan dengan

baik dapat menghindarkan dari infeksi. Infeksi bisa terjadi karena ibu

kurang telaten melakukan perawatan paska persalinan. Ibu takut

menyentuh luka yang ada pada perineum sehingga memilih tidak

membersihkannya. Padahal dalam keadaan luka perineum rentan didatangi

kuman dan bakteri sehingga mudah terinfeksi.

h. Latihan/ senam nifas

Umumnya, para ibu paska melahirkan takut melakukan banyak

gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya

akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu

bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses

involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula) (Henry, 2009).

Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu

setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari

pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya,

harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu (Henry, 2009).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi darah,

memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki

tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot abdomen/ perut setelah

hamil, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan meningkatkan

kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul (Henry,

2009).

Program senam nifas dimulai dari tahap yang paling sederhana

hingga yang sulit. Dimulai dengan mengulang tiap 5 gerakan. Setiap hari

ditingkatkan sampai 10 kali. Adapun gerakan-gerakannya sebagai berikut

(Henry, 2009) :

Hari pertama, ambil nafas dalam-dalam, perut dikembungkan,

kemudian napas dikeluarkan melalui mulut. Ini dilakukan dalam posisi

tidur terlentang. Hari kedua, tidur terlentang, kaki lurus, tangan

direntangkan kemudian ditepukkan ke muka badan dengan sikap tangan

lurus, dan kembali ke samping. Hari ketiga, berbaring dengan posisi

tangan di samping badan, angkat lutut dan pantat kemudian diturunkan

kembali. Hari keempat, tidur terlentang, lutut ditekuk, kepala diangkat

sambil mengangkat pantat. Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus,

bersama-sama dengan mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau

lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya. Hari keenam, tidur terlentang,

kaki lurus, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90° secara bergantian

antara kaki kiri dan kaki kanan. Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus

kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah luar secara bergantian. Hari

8, 9, 10, tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di

tengkuk kemudian bangun untuk duduk (sit up).

i. Mobilisasi dini

Menurut Soelaiman dalam Fefendi (2008), mobilisasi dini adalah

kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari

tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Dari

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu

upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Konsep

mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan

pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya

untuk mencegah komplikasi.

1) Rentang Gerak Dalam Mobilisasi

Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu: (a) rentang

gerak pasif, rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan

otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara

pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien;

(b) rentang gerak aktif, hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan

otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif

misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya; (c) rentang gerak

fungsional, berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan

melakukan aktifitas yang diperlukan (Fefendi, 2008).

2) Manfaat Mobilisasi Dini

Manfaat mobilisasi adalah penderita merasa lebih sehat dan

kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak, otot-otot perut dan

panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat

kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa

sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat

kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan

bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal. Aktifitas

ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti

semula (Fefendi, 2008).

Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk

ibu merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu paska

persalinan akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan

demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat anaknya

dengan cepat. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli,

dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/ lancar sehingga resiko

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan (Fefendi,

2008).

3) Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi yaitu

Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi yaitu peningkatan

suhu tubuh, karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga

sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah

satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh. Dengan

mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras,

maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena

kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.

Selain itu bila tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat

pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan

terganggunya kontraksi uterus (Fefendi, 2008).

4) Tahap-tahap Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap yaitu pada 6 jam

pertama ibu paska persalinan harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini

yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan,

menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki,

mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan

menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring

kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan tromboemboli. Setelah 24

jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk. Setelah ibu

dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan (Fefendi, 2008).

5. Perawatan Paska Persalinan

Menurut Mochtar (2002) perawatan masa nifas meliputi :

a) Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang

selama 8 jam paska persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan

dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan – jalan, hari ke

4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai

variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya

luka-luka.

b) Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya

makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran

dan buah-buahan.

c) Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-

kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan

oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani selama

persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi

selama persalinan. Kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing,

sebaiknya dilakukan katererisasi.

d) Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3 – 4 hari paska persalinan. Bila

masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat

diberikan obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa

dilakukan klisma.

e) Perawatan payudara (mammae)

Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya

punting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk

menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan

cara : (1) pembalutan mammae sampai tertekan, (2) pemberian obat

esterogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel. Dianjurkan

sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan

bayinya.

f) Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari

kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

(1) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan

lemak bertambah.

(2) Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut kolostrum

bewarna kuning – kuning susu.

(3) Hipervasularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena –

vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

(4) Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang.

Maka timbul pengaruh lactogenic hormone (LH) atau prolaktin yang

akan merangsang air susu. Di samping itu pengaruh oksitosin

menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu

keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari postpartum.

6. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, S,

2007).

b. Pentingnya Pengetahuan (Notoatmodjo, S, 2007)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Dari

pengalaman dan penelitian temyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan.

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru

didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan yakni: (1) Awareness

(kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek); (2) Interest (merasa tertarik)

terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai

timbul; (3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

stimulus tersebut bagi dirinya; (4) Trial, sikap dimana subjek mulai

mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang kehendaki oleh

stimulus; (5) Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi, pentingnya pengetahuan

disini adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga

perilaku itu langgeng (Notoatmodjo, S, 2007).

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan (Notoatmodjo, S, 2007), yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik, dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, "tahu" ini adalah merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat

menyebutkan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya terhadap objek

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

yang telah dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus

makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan

rumus statistik dalam penghitungan-penghitungan hasil penelitian,

dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari

kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan,

dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan

pengetahuan (Notoatmodjo, S, 2007).

d. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas daripada manusia

itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Blum

(1986) menyatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi dcrajat kesehatan

pada manusia yaitu genetik (hereditas), lingkungan, pelayanan kesehatan,

dan perilaku (Notoatmodjo, S, 2007).

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) ada tiga

faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun

kelompok sebagai berikut: (1) faktor yang mempermudah (predisposing

factor) yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial,

dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat; (2)

faktor pendukung (enabling factor) antara lain umur, status sosial

ekonomi, pendidikan, dan sumber daya manusia; (3) faktor pendorong

(reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat perubahan perilaku

seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami, orang tua, tokoh

masyarakat atau petugas kesehatan.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.

Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

suatu pengetahuan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

2. Ekonomi (pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

lebih tercukupi bila dibandingkan keluarga dengan status ekonomi

rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan

informasi pendidikan yang termasuk dalam kebutuhan sekunder.

3. Lingkungan sosial ekonomi

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan

saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Individu yang dapat

berinteraksi lebih banyak dan baik, maka akan lebih besar ia terpapar

informasi.

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

pemberian respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang

yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir

sejauhmana keuntungan yang akan mereka dapatkan.

5. Paparan media massa atau informasi

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik

berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga

seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,

majalah, dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih

banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pemah terpapar

informasi media massa.

6. Akses layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan

Mudah/ sulitnya dalam mengakses kesehatan tentunya akan

berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam hal kesehatan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

7. Penyuluhan Kesehatan

a) Pengertian

Salah satu komponen di dalam pelayanan kesehatan dasar itu adalah

pendidikan kesehatan, yang di Indonesia pernah juga disebut dengan penyuluhan

kesehatan.

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan kesehatan.

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup

sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara

perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, N,

1998).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang

yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat.

Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain,

bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang

harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang

berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak

informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup

sehat.

b) Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah (Effendy, N, 1998) (1) tercapainya

perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan

memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam

upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (2) terbentuknya perilaku

sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan

konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan sosial sehingga dapat menurunkan

angka kesakitan dan kematian. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang

kesehatan.

c) Unsur-unsur Pendidikan Kesehatan

Unsur-unsur pendidikan kesehatan, yaitu: (1) Input adalah sasaran

pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku pendidikan);

(2) Proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); (3) Output

(melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).

d) Langkah-langkah Penyuluhan Kesehatan

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus

melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan

kesehatan masyarakat sebagai berikut (Effendy, N, 1998) :

1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.

2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.

3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat.

4) Menyusun perencanaan penyuluhan : menetapkan tujuan, penentuan sasaran,

menyusun materi/ isi penyuluhan, memilih metoda yang tepat, menentukan

jenis alat peraga yang akan digunakan, penentuan kriteria evaluasi,

pelaksanaan penyuluhan, penilaian hasil penyuluhan, tindak lanjut dari

penyuluhan

Menurut Effendy (1998), faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap

sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah :

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima

informasi yang didapatnya.

2. Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah

pula dalam menerima informasi baru.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

3. Adat Istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih

sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan

masyarakat dengan penyampai informasi.

5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas

masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan.

e) Metode Promosi Kesehatan

1). Metode Pendidikan Individual

Dalam promosi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat

individual digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina

seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku (inovasi).

Dalam pendekatan individual ini terdapat beberapa bentuk yakni bimbingan

dan penyuluhan serta wawancara.

2). Metode Pendidikan Kelompok

a) Kelompok Besar

Suatu kelompok dapat dikatakan kelompok besar jika jumlah peserta

lebih dari 15 orang. Adapun metode yang biasa digunakan adalah ceramah

dan seminar.

b) Kelompok Kecil

Suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok kecil jika jumlah

peserta kurang dari 15 orang. Metode yang cocok adalah diskusi kelompok,

curah pendapat, bola salju, kelompok-kelompok kecil, memainkan

perananan, dan permainan simulasi.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp... · Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

3). Metode Pendidikan Massa

Metode pendidikan massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan-

pesan kesehatan yang ditujukan pada masyarakat. Metode yang cocok

adalah ceramah umum, pidato, sinetron, tulisan di majalah, billboard, dan

lain-lain.

f) Alat Bantu / Media Pendidikan Kesehatan

Alat Bantu Pendidikan Kesehatan adalah alat-alat yang digunakan oleh

pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Alat bantu

atau alat peraga disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada

setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indera, sehingga pada

prinsipnya adalah mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek

sehingga mempermudah pemahaman.

Manfaat alat bantu kesehatan adalah menimbulkan minat sasaran

pendidikan, mencapai sasara yang lebih banyak, membantu dalam mengatasi

banyak hambatan dalam pemahaman, merangsang sasaran pendidikan untuk

meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, mempermudah

penyampaian bahan pendidikan oleh para pendidik, mempermudah penerimaan

informasi oleh sasaran pendidikan, Mendorong keinginan orang untuk

mengetahui, membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan

sangat bervariasi, antara lain sebagai berikut, (a) media cetak, yang terdiri dari

boklet, leaflet, flyer, flipchart, rubrik, poster, dan foto tentang kesehatan; (b)

media elektronik, yang terdiri dari televisi, radio, video, slide, dan film strip; (c)

media papan, yang terdiri dari billboard yang dipasang di tempat-tempat umum.