bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan...

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Teori Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). (Notoatmodjo, 2003) b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu: 1) Tahu ( know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, menyatakan, mendefinisikan, dan sebagainya. 6

Upload: duongnhi

Post on 02-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Teori Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau

kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (over behavior). (Notoatmodjo, 2003)

b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang mencakup

dalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, menyatakan, mendefinisikan, dan sebagainya.

6

7

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya bisa

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

struktur organisasi. Kata kerja untuk kemampuan ini yaitu dapat

membedakan, mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan,

dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap materi atau obyek.

8

Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003), sebelum orang

menghadapi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

a) Awereness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

b) Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus.

c) Evaluation (menimbang-nimbang), baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e) Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Dalam proses seseorang mengetahui akan dipengaruhi oleh

beberapa hal atau faktor, menurut Sukmadinata (2003) faktor yang

mempengaruhi digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan

faktor eksternal.

1) Faktor Internal

a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.

b) Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif individu.

9

2) Faktor Eksternal

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang

yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih

rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh

mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari

gagasan tersebut.

b) Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun eklektronik,

berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga

seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,

majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi

lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak

pernah terpapar informasi media. Hal ini berarti paparan media

massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh

seseorang.

c) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik

akan mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status

ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi

10

pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang

termasuk kebutuhan sekunder.

d) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang

dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar

informasi, sementara faktor hubungan sosial juga

mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk

menerima pesan menurut model komunikasi media.

e) Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh

dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya,

misalnya seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang

mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat

memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-

kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

d. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme

yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas daripada

manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu

respon seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta

lingkungan. Blum (1986) menyatakan ada 4 faktor yang

11

mempengaruhi derajat kesehatan pada manusia yaitu genetik

(hereditas), lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku.

(Notoatmodjo, 2007)

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007) ada

3 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun

kelompok sebagai berikut:

1) Faktor yang mempermudah (Predisposing factor) yang mencakup

pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain

yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.

2) Faktor pendukung (Enabling factor) antara lain umur, status sosial

ekonomi, pendidikan, dan sumber daya manusia.

3) Faktor pendorong (Reinforcing factor) yaitu faktor yang

memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan

adanya sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas

kesehatan.

e. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan cara modern

(ilmiah).

12

1) Cara tradisional (non ilmiah)

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan sebelum

ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara

sistematis dan logis.

Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain:

a) Coba-coba dan salah

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat

yang diketemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa

menguji atau membuktikan kebenaran terlebih dahulu

berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada

masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali

seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Untuk

13

menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan

berpikir kritis dan logis.

d) Melalui jalan pikir

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.

2) Cara modern (ilmiah)

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi

langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta

sebelumnya dengan objek penelitian. (Notoatmodjo, 2005)

f. Sumber Pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari

berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,

buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan

sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal ahli agama, pemegang

pemerintahan, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005)

2. Praktik atau Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over

behavior). Untuk mewujudkannya perlu fasilitas tingkatan praktik yaitu :

(Notoatmodjo, 2003)

14

a. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan

yang akan di ambil.

b. Respons terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang secara otomatis bisa melakukan sesuatu dengan

benar.

d. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik.

Menurut Kurt Lewin dalam Azwar (2003). Merumuskan model

hubungan perilaku yang menyatakan bahwa perilaku adalah dipengaruhi

karakteristik individu dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi

berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian dan sikap yang

saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan

faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan

mempunyai kekuatan besar dalam menentukan perilaku bahkan kadang-

kadang kekuatannya lebih besar dari pada karakteristik individu, hal inilah

yang menjadikan prediksi perilaku lebih kompleks.

15

3. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi

bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi

untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan

dan perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu

diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat

dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Namun demikian, kendala

yang dihadapi selama ini adalah kesulitan dalam upaya pemantauan

pemberian ASI eksklusif karena belum mempunyai sistem yang dapat

diandalkan. (Profil kesehatan Jateng, 2005)

Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh

dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang

ASI. Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan

baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini

melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. (Roesli, 2000)

Menyusui adalah cara terbaik, namun ada momen-momen ketika

hal ini tidak mungkin dilakukan. Jika ibu terinfeksi HIV, jika kondisinya

jadi sakit atau jika ibu mengadopsi seorang anak mungkin tidak sanggup

untuk memilih untuk tidak menyusui. Karena itu, susu formula adalah

pilihan yang harus diambil. (Klein, 2008)

a. Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah

bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain (susu formula,

16

jeruk, madu, air putih, air teh) dan tanpa tambahan makanan padat

(pisang, bubur, susu, dan lain-lain). Dianjurkan untuk jangka waktu

setidaknya 4 bulan tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. (Roesli, 2000)

b. Manfaat Pemberian ASI Secara Eksklusif

Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua

yaitu: bagi bayi, ibu, majikan, lingkungan dan masyarakat.

1) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi (Roesli, 2000)

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang

dapat dirasakan.

Berikut manfaat terpenting yang diperoleh bayi:

a) ASI Eksklusif Sebagai Nutrisi

ASI Eksklusif merupakan sumber gizi yang sangat ideal

dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan

kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang

paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan

tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan

tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal

sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai

diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia

2 tahun atau lebih.

17

b) ASI Eksklusif Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Bayi yang baru lahir sacara alamiah mendapat imunoglobulin

(zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui plasenta (ari-ari).

Setelah bayi dilahirkan kekebalan akan berkurang. Apabila

bayi diberi ASI eksklusif, zat-zat kekebalan yang terkandung

didalamnya akan melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi, bakteri, virus, parasit dan jamur.

c) ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu:

(1) Faktor Genetik : Diturunkan oleh orang tua

(2) Faktor Lingkungan, antara lain:

Faktor yang menentukan apakah faktor genetik akan dapat

tercapai optimal.

Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk

faktor lingkungan

(a) Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik- otak (ASUH).

(b) Kebutuhan untuk perkembangan emosional dan

spiritual (ASIH).

(c) Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan

sosialisasi (ASAH).

d) ASI Eksklusif Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu

akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa

18

aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar

detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam

kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan

menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk

kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

2) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu (Roesli, 2000)

a) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Bila bayi segera setelah dilahirkan akan meningkatkan kadar

oksitosin yang berguna untuk kontriksi/ penutupan pembuluh

darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.

b) Mengurangi anemia

Oleh karena bisa mengurangi perdarahan maka bisa

mengurangi resiko anemia.

c) Menjarangkan kehamilan

Menyusui adalah cara kontrasepsi yang aman, murah, dan

cukup berhasil.

d) Mengecilkan rahim lebih cepat

Hisapan bayi merangsang oksitosin yang akan membantu

proses pengecilan rahim.

19

e) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker

Penelitian menunjukkan dengan menyusui hingga 2 tahun bisa

menurunkan angka kejadian kanker payudara sebesar 25% dan

resiko kanker indung telur 20-25%.

f) Lebih ekonomis dan murah

Dengan pemberian ASI bisa menghemat uang untuk membeli

susu formula, dot serta biaya berobat ke pelayanan kesehatan.

g) Hemat waktu, portabel dan praktis

ASI langsung bisa diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan

air, botol dan kompor. Portabel artinya bisa dibawa kemana-

mana serta air susu bisa diberikan di mana saja dan kapan saja.

h) Memberi kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil memberi ASI akan merasa bahagia dan

bangga.

3) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Majikan (Roesli, 2000)

Penelitian Cohen dan kawan-kawan, di Amerika pada tahun 1995

menunjukkan bahwa ibu bayi ASI eksklusif lebih jarang bolos

(25%) dibandingkan ibu bayi susu formula (75%), karena bayi ASI

eksklusif lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi susu

formula.

4) Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Lingkungan dan

Masyarakat (Roesli, 2000)

Air susu ibu akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi

dunia. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan

20

kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik, dan dot

karet.

c. Komposisi ASI

1) Perbedaan komposisi ASI eksklusif dari hari ke hari (stadium

laktasi) sebagai berikut (Roesli, 2000)

a) Kolostrum (susu jolong), yaitu:

ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4/ ke-7

berupa cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi

dan berprotein tinggi. Karbohidrat dan lemak lebih rendah

dibandingkan dengan susu matur.

b) Air susu transisi (peralihan), yaitu:

ASI yang keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ ke-14

ASI transisi kadar protein makin rendah, sehingga kadar

karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volume makin meningkat.

c) Air susu matang (mature),yatu:

ASI yang keluar setelah hari ke-14. Pada ibu yang sehat dengan

produksi ASI yang cukup, ASI merupakan makanan satu-

satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6

bulan.

2) Perbedaan komposisi ASI eksklusif dari menit ke menit (Roesli,

2000)

ASI yang keluar pada menit pertama dinamakan foremik. Foremik

mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar

kemudian (hindmilk). Foremik lebih encer. Hindmilk mengandung

21

lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremik. Diduga hindmilk

inilah yang mengenyangkan bayi.

d. Teknik menyusui yang benar (Suradi, 2004)

1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan

pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai

manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara.

a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk lebih baik

menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung

dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,

kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu. Kepala tidak boleh

tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan

ibu.

c) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang

satu di depan.

d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap

payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).

e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain

menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya

saja.

22

4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex)

dengan cara :

a) Menyentuh pipi dengan puting susu atau,

b) Menyentuh sisi mulut bayi.

5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan

ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke mulut

bayi :

a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut

bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan

lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan

ASI yang terletak di bawah areola.

b) Setelah bayi mulai mengisap payudara tak perlu dipegang atau

disangga lagi.

e. Cara Pengamatan Teknik Menyusui Yang Benar (Suradi, 2004)

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting

susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi

produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.

Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar

yaitu :

1) Bayi tampak tenang

2) Badan bayi menempel pada perut ibu

3) Mulut bayi terbuka lebar

4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu

23

5) Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian

bawah lebih banyak yang masuk.

6) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan

7) Puting susu ibu tidak terasa nyeri

8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

9) Kepala agak menengadah

10) Melepas isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,

sebaiknya ganti dengan payudara yang satunya.

Cara melepas isapan bayi yaitu :

a) Jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi melalui sudut

mulut atau,

b) Dagu bayi ditekan ke bawah.

11) Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum

terkosongkan (yang dihisap terakhir).

12) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian

dioleskan pada puting susu dan di sekitar areola. Biarkan kering

dengan sendirinya.

13) Menyendawakan bayi

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari

lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui.

Cara menyendawakan bayi adalah :

24

a) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu,

kemudian punggungnya ditepuk perlahan – lahan.

b) Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya

ditepuk perlahan-lahan.

f. Lama Dan Frekuensi Menyusui

Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand), karena

bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui

bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dan

sebagainya) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang

sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI

dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya

bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur, dan akan

mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik,

karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI

selanjutnya. Dengan menyusui tanpa dijadwal, sesuai kebutuhan bayi,

akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Menyusui pada malam

hari sangat berguna bagi ibu yang bekerja, karena dengan sering

disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka

sebaiknya setiap kali menyusui harus digunakan kedua payudara dan

diusahakan sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI tetap

baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir

25

disusukan. Selama masa menyusui, sebaiknya ibu menggunakan

kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu

ketat. (Suradi, 2004)

g. Pengeluaran ASI

Apabila ASI berlebihan sampai keluar memancar, maka

sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, untuk

menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu. Pengeluaran ASI

juga berguna pada ibu bekerja yang akan meninggalkan ASI bagi

bayinya di rumah, ASI yang merembes karena payudara penuh, pada

bayi yang mempunyai masalah mengisap (misal BBLR),

menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI saat ibu sakit

dan tidak dapat langsung menyusui bayinya.

Menurut Suradi, (2004) pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan 2

cara yaitu:

1) Pengeluaran ASI dengan tangan.

Cara ini yang lazim digunakan karena tidak banyak membutuhkan

sarana dan lebih mudah.

a) Ibu diminta mencuci tangan sampai bersih.

b) Ibu atau keluarganya menyiapkan cangkir atau gelas bertutup

yang telah dicuci dengan air mendidih.

c) Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan

dipijat dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah

26

areola, ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara secara

merata.

d) Dengan ibu jari di sekitar areola bagian atas dan jari telunjuk

pada sisi yang lain, lalu daerah areola ditekan ke arah dada.

e) Daerah areola diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan

memijat atau menekan puting, karena dapat menyebabkan rasa

nyeri atau lecet.

f) Ulangi tekan-peras-lepas-tekan-peras-lepas, pada mulanya ASI

tak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.

g) Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua

sisi, agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen

payudara.

2) Pengeluaran dengan pompa

Bila payudara bengkak (engorgement) dan puting susu terasa nyeri,

maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa

payudara. Pompa dapat digunakan bila ASI benar-benar penuh,

tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar. Ada 2 macam

pompa yang dapat digunakan yaitu pompa tangan dan listrik; yang

biasa digunakan adalah pompa payudara tangan.

Cara pengeluaran ASI dengan pompa payudara tangan :

a) Tekan bola karet untuk mengeluarkan udara.

b) Letakkan ujung leher tabung pada payudara dengan puting susu

tepat di tengah, dan tabung benar-benar melekat pada kulit.

27

c) Bola karet dilepas, sehingga puting susu dan areola tertarik ke

dalam.

d) Tekan dan lepas beberapa kali, sehingga ASI akan keluar dan

terkumpul pada lekukan penampung pada sisi tabung.

e) Setelah selesai dipakai atau akan dipakai, maka alat harus

dicuci bersih dengan menggunakan air mendidih. Bola karet

sukar dibersihkan, oleh karenanya bila memungkinkan lebih

baik pengeluaran ASI dengan menggunakan tangan

h. Penyimpanan ASI

Air susu yang dikeluarkan harus diperlakukan dengan hati-hati,

seperti makanan segar lainnya. Air susu paling baik disimpan dalam

wadah makanan khusus dengan porsi ukuran menyusui. Air susu harus

didinginkan, baik dalam lemari es atau dalam pendingin dengan es

batu, segera setelah dikeluarkan. (Varney, 2007)

Menurut Suradi, (2004) ASI yang dikeluarkan dapat disimpan

untuk beberapa saat. Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan

dengan tempat penyimpanan.

1) Diudara terbuka/ bebas : 6-8 jam

2) Dilemari es (40 C) : 24 jam

3) Dilemari pendingin/ beku (- 180 C) : 6 bulan

ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan

dipakai, karena kualitasnya akan menurun, yaitu unsur kekebalannya.

28

ASI tidak cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar

tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam di dalam wadah yang

telah berisi air panas.

i. Faktor Yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif (Profil Kesehatan

Jateng, 2007)

1) Rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai

manfaat ASI dan cara menyusui yang benar.

2) Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas

kesehatan.

3) Faktor sosial budaya

4) Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja.

5) Gencarnya pemasaran susu formula.

j. Kerugian Jika Tidak Diberikan ASI Eksklusif

Apabila tidak diberikan ASI eksklusif dapat menyebabkan

gangguan pencernaan yang biasanya terjadi pada bayi mengalami

diare, gangguan menyusui karena bayi sudah merasa kenyang sebelum

bayi menyusu ibunya, beban ginjal yang meningkat, alergi terhadap

makanan, gangguan pengaturan selera makan dan perubahan selera

makan. (Aliza, 2007)

4. Keberhasilan ASI Eksklusif (Roesli, 2000)

a. Meningkatkan Produksi ASI

Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor

yang terluas. Sensasi sentuh/ raba adalah indra yang aktif berfungsi

29

sejak dini, karena bayi telah merasakan sejak masa janin. Saat itu,

janin dikelilingi dan dibelai oleh cairan hangat ketuban.

Ujung-ujung saraf yang terdapat pada permukaan kulit akan

bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan dan selanjutnya mengirimkan

pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf yang berada di tulang

belakang.

Pijat bayi bermanfaat untuk menaikan berat badan, nafsu

makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan mengeratkan ikatan

batin antara bayi dengan orang tua.

Demikianlah, pijat bayi bukan saja mudah dan murah, tetapi

juga akan melipatgandakan keuntungan pemberian ASI secara

eksklusif.

b. Langkah-Langkah Penting Dalam Keberhasilan Pemberian ASI

Eksklusif

Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan

menyusui secara eksklusif. Langkah-langkah ini sangat penting

terutama bagi ibu bekerja. Keberhasilan menyusui memang akan

mempengaruhi seluruh keluarga. Idealnya suami, kakak, nenek dan

kakek, dilibatkan dalam langkah-langkah ini, karena dukungan mereka

sangat berarti. Terdapat tujuh langkah keberhasilan pemberian ASI

eksklusif yaitu:

1) Mempersiapkan payudara bila perlu

2) Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui

30

3) Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya

4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “rumah

sakit sayang bayi” atau “rumah bersalin sayang bayi”

5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara

eksklusif

6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi dan atau

konsultasi laktasi, untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran

7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI eksklusif

31

B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori

sebagai berikut:

Gambar 2.1

(Sumber : Green, L dalam Notoatmodjo, 2005)

Faktor Predisposisia. Pengetahuanb. Sikapc. Pendidikand. Pekerjaane. Keadaan emosi ibuf. Keadaan gizi ibu

Praktik Pemberian ASIEksklusif

Faktor Pendukunga. Pendapatan keluargab. Tersedianya fasilitas

kesehatanc. Ketersediaan waktu

Faktor Pendoronga. Dukungan tenaga kesehatanb. Dukungan suami dan keluargac. Dukungan masyarakat

32

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori tersebut, maka

disusun kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2

D. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan praktik pemberian ASI

eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

Tingkat Pengetahuan IbuTentang ASI Eksklusif

Praktik Pemberian ASIEksklusif