bab ii tinjauan pustaka a. perilaku hidup bersih dan sehat · mitos (bahasa yunani: μῦθος—...

40
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut Hendrik L. Blum, derajat kesehatan dipengaruhi 4 faktor yaitu faktor lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan inilah yang paling besar menentukan status kesehatan. Yang kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang kompoten dan siap siaga dalam melayani masyarakat. Ketersediaan tenaga dan tempat pelayanan yang memadai. Faktor ketiga adalah faktor perilaku dalam hal ini faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pemahaman dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan. Faktor terakhir adalah keturunan. Semua faktor saling berkaitan satu sama lain (Notoatmodjo, 2007). 1. Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Depkes, 2007).

Upload: others

Post on 30-Oct-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut Hendrik L. Blum,

derajat kesehatan dipengaruhi 4 faktor yaitu faktor lingkungan, perilaku

masyarakat, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan inilah

yang paling besar menentukan status kesehatan. Yang kedua adalah

pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang

kompoten dan siap siaga dalam melayani masyarakat. Ketersediaan tenaga

dan tempat pelayanan yang memadai. Faktor ketiga adalah faktor perilaku

dalam hal ini faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pemahaman dan

tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan. Faktor terakhir adalah

keturunan. Semua faktor saling berkaitan satu sama lain (Notoatmodjo,

2007).

1. Pengertian

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Depkes, 2007).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

7

2. Sasaran dan Ruang Lingkup

Gerakan PHBS dapat dilaksanakan melalui perorangan, kelompok dan

masyarakat yang dituju oleh program. Agar program lebih mengena,

sasaran perlu dikenali secara lebih khusus, rinci dan jelas. Untuk itu,

sasaran PHBS tersebut dikaitkan dalam tatanannya, yaitu di rumah tangga,

di sekolah, di institusi kesehatan, di tempat umum dan tempat kerja

(Dinkes Lumajang, 2013).

3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi

dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social

Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan

demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,

terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan

cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan

kesehatannya (Depkes, 2007).

Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan keempat

proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan

penindaklanjutan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

8

a Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang

Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat

sesejahteraan.

b Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang

kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan

masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

c Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang

langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

d Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena

adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap

lingkungannya.

B. Perilaku hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren

1. Pengertian

Upaya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di

pondok pesantren untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya,

serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi

kesehatannya sendiri (Dinkes Lumajang, 2013).

2. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku para santri,

pengurus dan pengajar di pesantren khususnya terhadap program

Kesehatan Lingkungan dan Gaya Hidup Sehat (Dinkes Lumajang, 2013).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

9

3. Sasaran

a. Sasaran primer : Para santri dan pengunjung pesantren

b. Sasaran sekunder : Pengelola/pengurus, Pembina/pengaja

c. Sasaran Tersier : Bupati/walikota, Ketua DPRD, Departemen

Agama, LSM/LSOM

4. Indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Pondok Pesantren menurut

Dinkes Lumajang (2013).

a. Kebersihan perorangan (badan dan peralatan atau benda yang di pakai)

b. Kebersihan lingkungan (penggunaan air bersih, kebersihan tempat

wudhu, penggunakan jamban sehat, kebersihan asrama, Kebersihan

ruang belajar, kebersihan halaman

c. Adanya kader Poskestren/santri husada

d. Adanya kader poskestren terlatih

e. Kegiatan kader Poskestren

f. Bak penampungan air bebas jentik

g. Penggunaan garam beryodium

h. Makanan bergizi seimbang

i. Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan

j. Gaya hidup tidak merokok

k. Gaya hidup sadar AIDS

l. Peserta JPKM atau asuransi kesehatan lainnya

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

10

Perilaku hidup bersih dan sehat yang di lakukan penelitian disini

adalah kebersihan perorangan atau Personal hygiene adapun konsep teori

sebagai berikut:

Personal hygiene merupakan faktor intrinsik yang melekat pada

host. Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam

memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh

kesejahteraan fisik dan psikologis (Wartonah, 2010). Tujuan personal

hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan,

serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah

timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain.

a. Budaya

Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa

saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat

memperparah sakitnya.

b. Status Sosial-Ekonomi

Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan

prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta

perlengkapan mandi yang cukup (misalnya; sabun, sikat gigi, shampo,

dan lain-lain). Hal tersebut membutuhkan biaya, dengan kata lain,

sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya

mempertahankan personal hygiene yang baik.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

11

c. Tingkat Pengetahuan atau Perkembangan Individu

Kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas

diri orang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik.

Pengetahuan penting dalam meningkatkan status kesehatan individu,

sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, maka harus mandi

dengan bersih setiap hari.

d. Perilaku

Perulaku individu dalam menggunakan produk-produk atau benda

tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya menggunakan

showers, sabun orang lain, pakaian atau handuk orang lain dapat

menimbulkan penularan penyakit skabies.

e. Cacat Jasmani/Mental Bawaan

Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu

untuk melakukan perawatan diri secara mandiri (Alimul, 2009).

C. Mitos

Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda:

mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa

lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan

makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya

cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat

mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan

terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk

topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

12

timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan,

sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu

penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan

pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu,

dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas (Wikipedia, 2016).

Klasifikasi mitos Yunani terawal oleh Euhemerus, Plato (Phaedrus),

dan Sallustius dikembangkan oleh para neoplatonis dan dikaji kembali oleh

para mitografer zaman Renaisans seperti dalam Theologia mythologica

(1532). Mitologi perbandingan abad ke-19 menafsirkan kembali mitos

sebagai evolusi menuju ilmu (E. B. Tylor), "penyakit bahasa" (Max Müller),

atau penafsiran ritual magis yang keliru (James Frazer). Penafsiran

selanjutnya menolak pertentangan antara mitos dan sains. Lebih lanjut lagi,

mitopeia seperti novel fantasi, manga, dan legenda urban, dengan berbagai

mitos buatan yang dikenal sebagai fiksi, mendukung gagasan mitos sebagai

praktik sosial yang terus terjadi (Wikipedia, 2016).

1. Pengertian mitos yang dikemukakan oleh para ahli dalam Wikipedia

(2016) sebagai berikut :

a. Menurut William A. Haviland: mitos adalah cerita mengenai

peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-masalah

akhir kehidupan manusia.

b. Menurut Cremers: mitos adalah cerita suci berbentuk simbolik yang

mengisahkan serangkaian peristiwa nyata dan imajiner menyangkut

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

13

asal-usul dan perubahan-perubahan alam raya dan dunia, dewa-dewi,

kekuatan-kekuatan atas kodrati manusia, pahlawan, dan masyarakat.

c. Menurut Levi-Strauss: mitos adalah suatu warisan bentuk cerita

tertentu dari tradisi lisan yang mengisahkan dewa-dewi, manusia

pertama, binatang, dan sebagainya berdasarkan suatu skema logis

yang terkandung di dalam mitos itu dan yang memungkinkan kita

mengintegrasikan semua masalah yang perlu diselesaikan dalam suatu

konstruksi sistematis.

d. Menurut Ahimsa-Putra: mitos adalah cerita yang “aneh” yang

seringkali sulit dipahami maknanya atau diterima kebenarannya

karena kisah di dalamnya “tidak masuk akal” atau tidak sesuai dengan

apa yang kita temui sehari-hari.

2. Mitos ini timbul disebabkan karena keterbatasan alat indra manusia,

seperti :

a. Alat penglihatan Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga

tak tampak oleh mata

b. Alat pendengaran Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang

mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik.

c. Alat pencium dan pengecap Bau dan rasa tidak dapat memastikan

benda yang dicecap maupun yang diciumnya. Manusia hanya bisa

membedakan empat jenis rasa, yaitu manis, masam, asin , dan pahit.

d. Alat perasa Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas

atau dingin, namun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

14

alat observasi yang tepat. Pengulangan pengamatan dengan berbagai

cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu

dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena : a. Keterbatasan

pengetahuan yang disebabkan keterbatsan penginderaan baik langsung

maupun dengan alat. b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa

itu. c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi.

3. Mitos Unik Dalam Pondok Pesantren

Pesantren adalah tempat dimana seseorang mendalami ilmu,

khusunya ilmu agama. Ditempat ini manusia di gembleng dengan berbagai

pelajaran ilmu dan akhlak, supaya ketika mereka terjun ke masyarakat

kelak mereka dapat mengamalkan apa yang telah diperolehnya selama di

pesantren (Kementrian Agama, 2012).

Pesantren mempunyai lingkungan yang unik dimana peraturan

ketat tertanam didalamnya. Setiap santri sangat dibatasi pergaulannya

dengan dunia luar, dididik menjadi pribadi yang mandiri, dan disiplin.

Dari lingkungan tersebut, tumbuhlah kebiasaan-kebiasaan dan keyakinan

unik dalam pesantren yang hidup selama bertahun-tahun (Barizi, 2015)

Berikut tiga mitos unik yang hidup dilingkungan Pesantren menurut

Barizi (2015).

a. Penyakit gatal dan Ilmu

Hampir setiap santri pernah mengalami penyakit gatal, yang

istilahnya di jawa adalah penyakit Gudik. Biasanya santri yang

terjangkit penyakit ini adalah santri yang relatif baru. Penyakit Gudik

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

15

ini biasanya berupa kulit gatal dan merintis, bahkan sampai bernanah

dan menyakitkan. Di lingkungan pesantren, dipercaya bahwa penyakit

Gudik yang diderita santri adalah suatu pertanda bahwa ilmu yang

diembannya selama dipesantren sudah masuk atau terserap. Sehingga

santri tidak perlu terlalu risau atau kawatir atas penyakit yang

dideritanya.

Tentu saja kepercayaan tersebut tidak benar menurut medis.

Bahwa kepercayaan itu dimaksudkan supaya santri beradaptasi dengan

lingkungan pesantren dan dapat bertahan belajar lebih lama.

b. Tirakat dan Kesaktian

Tirakat adalah sebuah upaya untuk menahan nafsu yang

berhubungan makanan. Dalam dunia pesantren, tirakat diwujudkan

dengan perilaku berpuasa, makan seadanya (asal kenyang), bahkan

menghindari rasa kenyang. Tujuan dari tirakat ini adalah ibadah yang

diwujudkan dengan perilaku hidup sederhana. Beberapa santri

melakukan tirakat dengan puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak dan

berturut-turut), memakan apapun yang bisa dimakan asalalkan halal,

bahkan secara kestrim memakan nasi aking, nasi agak busuk, atau

makanan yang busuk namun diolah menjadi makanan enak. Dipercaya

hidup dengan cara makan seperti ini maka akan mendapat

kedigdayaan atau kesaktian & tidak berpengaruh pada kesehatan

tubuh.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

16

Perilaku tersebut sangat bertentangan dengan Ilmu medis,

bahwa manusia butuh memakan makanan yang bergizi dan bervitamin

supaya tubuh dapat terhindar dari dari penyakit. Banyak orang yang

melakukan tirakat ekstrim tersebut berakhir dengan kesehatan yang

buruk dengan tubuh yang sakit-sakitan, bahkan tidak mendapatkan

kesaktian sama sekali yang sebagaimana diyakininya.

c. Kesaktian Kyai dan Santri Senior

Umumnya banyak rumor berkembang di pesantren tentang

kelebihan-kelebihan (kesaktian Kyai dan Santri Senior) yang

mempunyai kesaktian laiknya kekuatan Super Hero. Kyai memang

memang mempunyai amalan-amalan untuk keselamatan, dan santri

senior pun umumnya juga memperoleh beberapa amalan dari sang

Kyai. Tapi bukan berarti amalan-amalan tersebut dapat membuat sang

Kyai dan Santri senior mempunya kekuatan Super Hero. Melainkan

supaya Allah senantiasa memberikan perlindungan terhadap dirinya

maupun orang lain. Kyai adalah manusia biasa yang mempunyai

kelebihan penguasaan Ilmu agama. Pengabdian dan perjuangannya

dalam menyiarkan ajaran agama sangat layak kita hormati.

Mungkin bagi yang pernah mengenyam di Pondok Pesantren

(terutama masa 20 Tahun keatas), tidak asing dengan rumor-rumor

diatas. Namun seiring dengan perkembangan zaman khusunya di

dunia digital saat ini rumor seperti itu sangat mungkin sedikit demi

sedikit terkiris bahkan hilang sama sekali. Namun bagaimanapun

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

17

kesan kehidupan dunia pesantren akan selalu membawa kenangan saat

kita sudah tidak lagi tinggal disana.

D. Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan adalah merupakan hasil ” tau ”, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 1993).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behaviour). Dari pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang di sadari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada prilaku tanpa di sadari oleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2003).

2. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002) cara memperoleh pengetauan dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Cara Tradisional atau Non – Ilmiah

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan sebelum

ditemukanya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis

dan logis. Cara- cara penemuan pengetahuan pengetahuan secara

tradisional antara lain :

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

18

a Coba – coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum ada peradaban. Pada waktu itu seseorang

apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahanya

dilakukan dengan coba – coba saja. Cara coba – coba ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam pemecahan

masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain.

b Cara kekuasaan (otoritas)

Para pemegang otoritas baik pemimpin pemerintah, tokoh agama,

maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai

mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan. Prinsip

ini adalah, orang lain menerima pendapat yag dikeemukakan oeh

orag yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu megkaji tau

membuktkan kebenaranya. Halini disebabkan karena orang yang

menerima pendapat tersebut menganggap apa yang dikemukakan

sudah benar.

c Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan

suatu cara utuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa lalu.

Pengalaman pribadi dapat menuntun sseorang untuk menarik

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

19

kesimpulan dan pengalaman dengan benar diperlukan berpikir

kritis dan logis.

d Melalui jalan pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaranya dan

memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran penetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikiranya, baik melalui induksi maupun deduksi

b. Cara Baru atau Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian

ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (Reserch

Methodology).

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pegetahuan tercakup didalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Ternyata kedalam tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang diterima spesifik dari seluruh badan yang di

pelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

20

b. Memahami (comprehension)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentag benar tentang objek yang diketaui, dan dapat

mengintepretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabakan materi atau

suatu subyek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam

satu organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

jutifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

21

penilaian itu di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.

4. Pengetahuan dan kognitif dalam membentuk tindakan

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003)

mengugkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subjek sudah mulai timbul

c. Evalution (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap

– tahap tersebut diatas.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

22

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

melalui proses seperti tersebut, dimana didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari

oleh pengetauan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.

5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan mengenahi

kesehatan dipengaruhi oleh beberapa factor. Menurut Notoatmodjo

(2003) faktor – faktor tersebut meliputi :

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan bepengaruh dalam memberi

respon terhadap suatu yang dating dari luar. Penndidikan merupakan

variabel masukan (input) yag memiliki detminan kuat terhadap

kualitas manusia (individu) dan penduduk (sosial). Pendidikan

meliputi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Tingkat

pendidikan seseorang di anggap sebagai modal untuk memahami

informasi yang diperoleh, semakin tinggi pendidikan masyarakat

maka akan mempengaruhi prilaku.

b. Paparan media masa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik maka berbagai

informasi dapat diterima oleh masyatrakat, sehingga seseorang yang

lebih dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki

seseorang.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

23

c. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan

sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih midah

tercukupi di banding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini

akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi

pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder

d. Hubungan sosial

faktor hubungan sosial mempengaruhi kemampuan individu sebagai

komunikan untuk menerima pesan menurut komunikasi media

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekeuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir, bekerja, berinteraksi dengan

sekitarnya.

e. Pengalaman

Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangan,

misal sering mengikuti kegiatan – kegiatan yang mendidik misalnya

seminar.

f. Akses layanan kesehatan

Mudah atau sulit mengakses layanan kesehatan tentunya akan

berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesetaraan.

6. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

24

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut

(Notoatmodjo, 2003).

E. Status Ekonomi

1. Pengertian Status Ekonomi

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang

dalam masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang

keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial

ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan

sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk

gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang

tumbuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua

kebutuhan anak baik primer maupun skunder (Soetjiningsih, 2004).

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di

masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat

dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok

(Kartono, 2006).

2. Tingkat Ekonomi

Geimar dan Lasorte (1964) dalam Friedman (2004) membagi keluarga

terdiri dari 4 tingkat ekonomi:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

25

a. Adekuat

Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu

permohonan bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab kedua orang

tua. Keluarga menganggarkan dan mengatur biaya secara ralisitis.

b. Marginal

Pada tingkat marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan perselisihan

siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran

c. Miskin

Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri, pengaturan

keuangan yang buruk akan menyebabkan didahulukannya

kemewahan.

d. Sangat Miskin

Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja

dan berhutang terlalu banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan

3. Faktor yang Mempengaruhi Status Ekonomi

Menurut friedman (2004) faktor yang mempengaruhi status ekonomi

seseorang yaitu:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam

memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

26

yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan

jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang

diinginkan.

c. Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong untuk tidak

berperilaku sehat

d. Latar Belakang Budaya

Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada

di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan

khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian umum.

Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak

pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok

masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan

dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam

pembentukan sikap individual

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

27

e. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang

telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup

seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau

pendapatan tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang mewah

misalnya lebih komsumtif karena mereka mampu untuk membeli

semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan keluarga yang kelas

ekonominya kebawah.

4. Biaya Hidup di Lingkungan Pondok

Salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam

aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu

untuk berusaha. Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan

tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari

kehidupan sehari-hari. Selama hidup manusia membutuhkan bermacam-

macam kebutuhan. Seperti: makanan, pakaian, perumahan, pendidikan,

keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan,

lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu

masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan yang harus

dipenuhi.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

28

Tabel di bawah ini bisa dijadikan pedoman berapakah perkiraan keuangan

yang dibutuhkan para santri

Tabel di atas adalah prakiraan biaya hidup di pondok, sedangkan para

santri bersekolah pada jenjang yang berbeda. Hal inilah yang perlu

dipertimbangkan kembali karena jenjang sekolah yang berbeda akan

berbeda pula kebutuhannya

F. Skabies

1. Pengertian

Penyakit skabies merupakan penyakit kulit menular yang di sebabkan oleh

tungau Sarcoptes scabiei. Dengan keluhan gatal terutama pada malam hari

yang di tandai dengan adanya kelainan pada kulit yang berupa papula,

vesikula, urtikaria, dan krista. Faktor yang berperan dalam penularan

penyakit ini adalah sosial ekonomi yang rendah, hygine perorangan yang

jelek, lingkungan yang tidak bersih, perilaku yang tidak mendukung

kesehatan serta kepadatan penduduk atau hunia tempat tinggal. Faktor

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

29

yang dominan adalah kemiskinan dan higinitas perorangan yang banyak

terjadi jelek di negara berkembang, dan hala tersebut merupakan kelompok

masyarakat yang paling banyak menderita penyakit ini (Carruthers, 1978 ;

Kabulrachman, 1992).

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda, kelas Arachimida, orto

Ackrarima, super family Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes

scabiei (Handoko, 2007).

2. Etiologi

Tungau Sarcoptes scabiei termasuk famili sarcoptidaedari kelas

Arachnida, berbentuk lonjong, punggungnya cembung, dan bagian

perutnya rata. Besar tungau ini sangat bervariasi, yang betina berukuran

kira-kira 0,4 mmx 0,3 mm sedangkan yang jantan ukurannya lebih kecil

0,2 mm x 0,15mm. Tungau ini translusen dan bewarna putih kotor, pada

bagian dorsal terdapat bulu-bulu dan duri serta mempunyai 4 pasang kaki,

bagian anterior 2 pasang sebagai alat untuk melekat sedangkan 2 pasang

sebagi alat untuk melekat sedangkan 2 pasang kaki terakhir pada betina

berakhir dengan rambut. Pada yang jantan pasangan kaki yang ketiga

berakhir dengan rambut dan yang keempat berakhir dengan alat perekat

(Handoko, 2009).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

30

Gambar 2.1

Tungau sarcoptes scabiei

(Sumber: Simon, 2014)

3. Siklus Hidup

Siklus hidup tungau Sarcoptes scabiei setelah kopulasi (perkawinan)

yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang - kadang masih

dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina.

Tungau betina yang telah dibuahi mempunyai kemampuan untuk

membuat terowongan pada kulit sampai di perbatasan stratumm korneum

dan startum granulosum dengan kecepatan 0,5-5 mm per hari. Di dalam

terowongan ini tungau betina akan bertelur sebanyak 2-3 butir setiap

hari. Seekor tungau betina akan bertelur sebanyak 40 50 butir semasa

siklus hidupnya yang berlangsung kurang lebih 30 hari. Telur ini akan

menetas dalam waktu 3-4 hari dan menjadi larva kemudian berubah

menjadi nimfa dengan 4 pasang kaki dan selanjutnya menjadi tungau

dewasa. Siklus hidup tungau mulai dari telur sampai dewasa

memerlukan waktu selama 8-12 hari (Handoko, 2009).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

31

Gambar 2.2

Siklus hidup tungau sarcoptes scabiei

(Sumber: CDC, 2010)

4. Epidemilogi

Skabies merupakan merupakan penyakit endemi pada banyak masyarakat.

Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia.

Penyakit ini banyak sekali dijumpai pada anak dan orang dewasa muda,

tetapi dapat mengenai semua umur. Insidens sama pria dan wanita.

Insidens skabies di negara berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang

sampai saat ini belum dapat dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

32

epidemi dan permulaan epidemi berikutnya kurang lebih 10-15 tahun

(Harahap, 2000).

Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain:

sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang

sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan demografik

serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam PMS (Penyakit

Menular Seksual).

Cara penularan (Transmisi) :

a. Kontak langsung (kontak dengan kulit), misalnya berjabat tangan,

tidur bersama dan hubungan seksual.

b. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,

bantal, dan lain – lain. Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiei

betina yang sudah dibuahi atau kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula

Sarcoptes scabiei varanimalis yang kadang-kadang dapat menulari

manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang

peliharaan misalnya kucing, anjing (Handoko, 2007).

Penyebab dan proses terjadinya penyakit skabies berkembang dari

rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses

interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis,

fisiologis, psikologis, sosiologis dan antropologis) dengan penyebab

(agent) serta dengan lingkungan (environment).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

33

Gambar 2.3

Hubungan interaksi Host, Agent dan Environment

(Sumber : Noor, 2008)

Dalam teori keseimbangan, interaksi antara ketiga unsur tersebut

harus dipertahankan keseimbangannya. Menurut Noor (2008) bila terjadi

gangguan keseimbangan antara ketiganya, akan menyebabkan timbulnya

penyakit tertentu, termasuk penyakit kulit skabies.

a. Unsur penyebab (Agent)

Pada umumnya, kejadian setiap penyakit sangat dipengaruhi oleh

berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut

dalam proses sebab akibat. Faktor yang terinteraksi dalam proses

kejadian penyakit dalam epidemiologi digolongkan dalam faktor risiko.

Dalam hal ini yang menjadi faktor penyebab dalam terjadinya penyakit

skabies adalah seekor tungau yang bernama sarcoptes scabiei.

b. Unsur pejamu (Host)

Unsur pejamu terutama pejamu manusia dapat dibagi dalam dua

kelompok sifat utama, yakni: pertama, sifat yang erat hubungannya

dengan manusia sebagai makhluk biologis dan kedua, sifat manusia

sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki

Host

Agent

Environment

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

34

sifat biologis tertentu, seperti: umur, jenis kelamin, keadaan imunitas

dan reaksi tubuh terhadap berbagai unsur dari luar maupun dari dalam

tubuh sendiri. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial mempunyai

berbagai sifat khusus seperti: kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan,

agama, kebiasaan hidup dan kehidupan sehari-hari termasuk kebiasaan

hidup sehat. Keseluruhan unsur tersebut di atas merupakan sifat

karakteristik individu sebagai pejamu akan ikut memegang peranan

dalam proses kejadian penyakit, termasuk penyakit kulit skabies yang

dapat berfungsi sebagai faktor resiko.

c. Unsur lingkungan (Environment)

Lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan

terjadinya proses penyakit. Secara garis besarnya, maka unsur

lingkungan dapat di bagi dalam tiga bagian utama, yakni: lingkungan

fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial.

5. Patogenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi

juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan

oleh sensitasi terhadap skreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu

kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai

dermatitis dengan ditemukannya papul, vasikel, urtika, dan lain-lain.

Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskrosi, krusta, infeksi sekunder.

Masa inkubasi skabies bervariasi, ada yang beberapa minggu bahkan

berbulan-bulan tanpa menunjukkan gejala. Menunjukkan gejala dimulai 2-

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

35

4 minggu setelah penyakit dimulai dari orang yang sebelumnya pernah

menderita skabies maka gejala akan muncul 1 sampai 4 hari setelah

infeksi ulang (Harahap, 2000).

6. Gambaran klinik penyakit skabies dapat dilihat dari tanda- tanda menurut

Sungkar (1992) adalah sebagai berikut:

a. Tanda Kardinal, yaitu:

1) Adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus

atau berkelok-kelok, panjangnya beberapa milimeter sampai 1

cm, dan pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau pustula.

2) Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan

bagian vola, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mamae,

sekitar umbilikus, abdomen bagian bawah, genetalia eksterna

pria. Pada orang dewasa jarang terdapat di muka dankepala,

kecuali pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi

dapat terjadi diseluruh permukaan kulit.

3) Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok,misalnya

dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena

infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat

penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan

diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitasasi

yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami

infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini

bersifat sebagai pembawa (carrier).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

36

4) Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota

keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal

pada malam hari disebabkan oleh temperatur tubuh menjadi lebih

tinggi sehingga akivitas kutu meningkat.

b. Bentuk-bentuk khusus skabies, yaitu :

1) Skabies pada bayi dan anak

Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk

seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering

terjadi infeksi sekunder berupa empitigo, ektima sehingga

terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi terdapat dimuka.

2) Skabies yang ditularkan oleh hewan Sarcoptes scabiei varian

canis dapat menyerang manusia yang pekerjaannya berhubungan

erat dengan hewan tersebut.

Misalnya peternak dan gembala. Gejal ringan, rasa gatal kurang,

tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat pada tempat-

tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi hewan

tersebut dan mandi bersih.

3) Skabies Noduler

Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas. Tempat yang sering

terjadi adalah genetalia pria, lipat paha, dan aksila. Lesi ini dapat

menetap beberapa minggu hingga beberapa bulan, bahkan satu

tahun walaupun telah mendapatkan pengobatan anti skabies.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

37

4) Skabies Inkognito

Obat steroid tropikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan

tanda skabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya,

pengobatan dengan steroid topikal yang lama dapat pula

menyebabkan lesi bertambah hebat.

5) Skabies terbaring ditempat tidur (bed-ridden) Penderita penyakit

kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur

dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

6) Skabies Krustosa (Norwegian scabies) Lesinya berupa gambaran

eritrodemi, yang disertai skuamageneralisata, eritema, dan distrofi

kuku. Krusta terdapat banyak sekali. Krusta ini yang melindungi

Sarcotes scabiei dibawahnya. Bentuk ini sering salah didiagnosis,

malah kadang diagnosisnya baru dapat ditegakkan setelah

penderita menularkan penyakitnya ke orang banyak. Sering

terdapat pada orang tua dan orang yang menderita retardasi mental

(Down’s syndrome), sensasi kulit yang rendah (lepra, syringomelia

dan tabes dorsalis), penderita penyakit sistemik yang berat

(leukimia dan diabetes), dan penderita imunosupresif (misalnya

pada penderita AIDS atau setelah pengobatan glukokortikoid atau

sitotoksik jangka panjang).

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

38

7. Diagnosis

Menurut Handoko (2007) diagnosis ditegakkan jika terdapat setidaknya

dua dari empat tanda kardinal skabies yaitu:

a. Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena

aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

b. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok.

c. Adanya terowongan pada tempat- tempat predileksi yang berwarna

putih atau keabu- abuan, berbentuk lurus atau berkelok, rata- rata

panjang 1cm, dan pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau

vesikel. Tempat predileksinya adalah tempat-tempat dengan stratum

korneum yang tipis seperti jari-jari tangan, pergelangan tangan bagian

volar, umbilikus, genetalia pria dan perut bagian bawah.

8. Cara menemukan tungau menurut Sungkar (1992), dapat dilakukan

dengan beberapa cara, antara lain:

a. Kerokan kulit

Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi minyak

mineral/ KOH, kemudian dikerok dengan scalpel steril untuk

mengangkat atap papul atau terowongan. Hasil kerokan diletakkan di

gelas obyek dan ditutup dengan lensa mantap, lalu diperiksa di bawah

mikroskop.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

39

b. Mengambil tungau dengan jarum

Jarum ditusukkan pada terowongan di bagian yang gelap dan

digerakkan tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat

diangkat keluar.

c. Epidermal shave biopsy

Papul atau terowongan yang dicurigai diangkat dengan ibu jari dan

telunjuk lalu diiris dengan scalpel no. 15 sejajar dengan permukaan

kulit. Biopsi dilakukan sangat superfisial sehingga perdarahan tidak

terjadi dan tidak perlu anestesi.

d. Burrow ink test

Papul skabies dilapisi tinta cina dengan menggunakan pena lalu

dibiarkan selama dua menit kemudian dihapus dengan alkohol. Tes

dinyatakan positif bila tinta masuk ke dalam terowongan dan

membentuk gambaran khas berupa garis zig- zag.

e. Swab kulit

Kulit dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat

dengan cepat. Selotip dilekatkan pada gelas obyek kemudian diperiksa

dengan mikroskop.

f. Uji tetrasiklin

Tetrasiklin dioleskan pada daerah yang dicurigai ada terowongan,

kemudian dibersihkan dan diperiksa dengan lampu Wood. Tetrasiklin

dalam terowongan akan menunjukkan fluoresens

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

40

G. Pondok Pesantren

1. Pengertian

Pesantren menurut pengertian dasarnya tempat belajar para santri,

sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat

dari bambu. Disamping itu, kata pondok mungkin berasal dari Bahasa

Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel (Kementrian Agama, 2012).

Menurut Dhofier (1982) secara umum Pondok Pesantren

didefinisikan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki 5 elemen pokok

yaitu

a. Pondok atau Asrama adalah tempat tinggal bagi para santri. Pondok

inilah yang menjadi ciri khas dan tradisi pondok pesantren dan

membedakannya dengan sistem pendidikan lain yang berkembang di

Indonesia

b. Masjid merupakan tempat untuk mendidik para santri terutama dalam

praktek seperti shalat, pengajian kitab klasik, pengkaderan kyai.

c. Pengajaran kitab-kitab klasik merupakan tujuan utama pendidikan di

pondok pesantren

d. Santri merupakan sebutan untuk siswa atau murid yang belajar di

pondok pesantren.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

41

e. Kyai merupakan pimpinan pondok pesantren. Kata kyai sendiri

adalah gelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama

Islam yang menjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan kitab-kitab

klasik

2. Tujuan Kementrian Agama (2012) didirikannnya pendidikan pesantren

pada dasarnya terbagi dua yaitu:

a. Tujuan Khusus

Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang ‘alim dalam

ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan serta

mengamalkannya dalam masyarakat.

b. Tujuan Umum

Yakni membimbing anak didik agar menjadi manusia yang

berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi

mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan

amalnya

3. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Dalam keputusan Musyawarah Lokakarya intensifikasi pengembangan

Pondok diberikan batasan sebagai berikut: Pondok Pesantren adalah

lembaga pendidikan Islam yang minimal terdiri dari tiga unsur.

a. Kyai, Syekh, Ustadz yang mendidik serta mengajar

b. Santri dengan asramanya

c. Masjid.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

42

H. Penelitian Yang Relevan

Penelitian Hilma dan Ghazali (2014) bertujuan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan, frekuensi kontak tidak langsung, tingkat higinitas dan

kepadatan hunian dengan kejadian skabies, penelitian ini dilakukan dengan

metode teknik total sampling sehingga seluruh anggota populasi diikutkan

dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pengetahuan dan frekuensi kontak tidak langsung

terhadap kejadian skabies, tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara tingkat higienitas dan kepadatan hunian dengan kejadian skabies.

Fatmasari et al. 2013) melakukan penelitian bertujuan untuk

mengetahui hubungan higiene perorangan dengan kejadian skabies. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh santri di Pondok

Pesantren Rudhotul Muttaqin Mijen Semarang. Penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik probability sampling

dengan metode pengambilan sampel secara Random Sampling. Hasil

penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan anatar higine perorangaan

dengan kejadian skabies.

Kuspriyanto (2013) melakukan penelitian yang bertujuan

mengetahui pengaruh sanitasi lingkungan dan perilaku sehat santri terhadap

kejadian skabies. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan cara acak bertahap (multi stage random sampling).

Sedangkan penentuan sakit skabies melalui keluhan santri berupa gejala-

gejala khas awal dari skabies dan diperkuat adanya pemeriksaan kanal

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

43

(terowongan) pada kulit penderita oleh dokter. Uji yang digunakan adalah

regresi logistik sederhana dan regresi logistik ganda. Dengan hasil

penelitian ada pengaruh sanitasi lingkungan dan perilaku sehat santri

terhadap kejadian skabies

Audhah 2012 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor risiko terjadinya skabies. Metode yang digunakan observasional

analitik, menggunakan rancangan kasus pembanding. Variabel yang diukur

adalah kepadatan hunian, perilaku kebersihan diri, ada kontak dengan

penderita dan cara pengobatan. Hasil penelitian menunjukan dari empat

variabel yang diteliti mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik

adalah kepadatan hunian dan ada kontak dengan penderita sedangkan

perilaku kebersihan diri, dan cara pengobatan secara statistik tidak bermakna.

Dari keempat penelitian relevan tersebut mempunyai perbedaan

ditinjau dari metodologi penelitian dan jenis variabel dengan penelitian yang

sedang dilakukan oleh peneliti saat ini.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

44

I. Kerangka Berpikir

Berikut ini (Gambar 2.4) adalah gambar kerangka berpikir penelitian faktor –

faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit skabies.

Gambar 2.4 Kerangka berpikir

J. Hipotesis

a. Ada hubungan positif antara mitos santri dengan kejadian penyakit

skabies di Pondok Pesantren.

b. Ada hubungan negatif antara tingkat pengetahuan santri dengan kejadian

penyakit skabies di Pondok Pesantren.

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel tidak diteliti

Tingkat

Pengetahuan

Kontak dengan

penderita

Skabies

Kondisi Ekonomi

(uang saku santri)

Keyakinan dan

Budaya Masyarakat

Perilaku kesehatan

kesehatan

Sanitasi

Lingkungan

Mitos Kesehatan

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat · Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan

45

c. Ada hubungan negatif antara kondisi ekonomi (uang saku santri)

dengan kejadian penyakit skabies di Pondok Pesantren

d. Ada hubungan negatif antara perilaku kesehatan dengan kejadian

penyakit skabies di Pondok Pesantren