prosa, puisi, dan drama

25
Prosa, Puisi dan Drama Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia 1 Pengampu : Drs. M. Ismail Sriyanto, M.Pd. Disusun oleh : Nama : I’if Zuraifah Kelas : 2B NIM : k7111099

Upload: ifwhar-yuhono

Post on 28-May-2015

16.401 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosa, Puisi, dan Drama

Prosa, Puisi dan Drama

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia 1

Pengampu : Drs. M. Ismail Sriyanto, M.Pd.

Disusun oleh :

Nama : I’if Zuraifah

Kelas : 2B

NIM : k7111099

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Prosa, Puisi, dan Drama

A. Prosa1. Pengertian Prosa

Prosa ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari. Menurut isinya, prosa terdiri atas prosa fiksi dan nonfiksi.a) Prosa Fiksi

Prosa fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek (cerpen), novel, dan dongeng. Cerpen

Yaitu cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh yang terbatas dan tidak berkembang. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan.

NovelBerasal dari bahasa Italia, “novella” yang berarti barang baru yang kecil. Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang sampai mengalami perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.

DongengAdalah cerita rekaan yang sama dengan cerpen atau novel. Hanya di dongeng, cerita yang dikisahkan adalah tentang hal-hal yang tak masuk akal atau tak mungkin terjadi. Misalnya, orang dapat menjelma jadi binatang, binatang dapat berkata-kata, dan sebagainya. Dongeng biasanya menjadi sarana penyampaian nasihat tentang moral atau bersifat alegoris. Contoh dongeng: Kancil dan Buaya, Jaka dan Pohon Kacang Ajaib, Eneng dan Kaos Kaki Ajaib, dan lain-lain.

Di dalam prosa fiksi, terdapat unsur-unsur pembangun yang disebut unsur intrinsik. Yang termasuk unsur intrinsik, yaitu: tema, alur, penokohan, latar, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Tema

Tema ialah inti atau landasan utama pengembangan cerita. Hal yang sedang diungkapakan oleh pengarang dalam ceritanya. Tema

Page 3: Prosa, Puisi, dan Drama

dapat bersumber pada pengalaman pengarang, pengamatan pada lingkungan, permasalahan kehidupan, dan sebagainya. Misalnya, tentang cinta, kesetiaan, ketakwaan, korupsi, perjuangan mencapai keinginan, perebutan warisan, dan sebagainya.

Alur/PlotAlur ialah jalan cerita atau cara pengarang bercerita. Alur dapat disebut juga rangkaian atau tahapan serta pengembangan cerita. Dari mana pengarang memulai cerita mengembangkan dan mengakhirinya.Alur terdiri atas alur maju, alur mundur (flash back), alur melingkar, dan alur campuran. Tahapan-tahapan alur yaitu:(1) pengenalan(2) pengungkapan masalah(3) menuju konflik(4) ketegangan(5) penyelesaianPerhatikan skema berikut:

(4) (3) (5)

(2)(1)

PenokohanPenokohan ialah cara pengarang mengambarkan para tokoh di dalam cerita. Penokohan terdiri atas tokoh cerita, yaitu orang-orang yang terlibat secara langsung sebagai pemeran sekaligus penggerak cerita dan orang-orang yang hanya disertakan di dalam cerita. Dan watak tokoh, yaitu penggambaran karakter serta perilaku tokoh-tokoh cerita. Untuk menimbulkan konflik, biasanya di dalam cerita ada tokoh yang berperan penting dengan kepribadian yang menyenangkan dan ada tokoh yang berseberangan tindak-tanduk dan perilakunya dengan tokoh sentral tersebut. Tokoh utama disebut dengan tokoh protagonis dan lawannya adalah tokoh antagonis.Cara pengarang menggambarkan para tokoh cerita ialah dengan secara langsung dijelaskan nama tokoh beserta gambaran fisik, kepribadian, lingkungan kehidupan, jalan pikiran, proses berbahasa, dan lain-lain. Dapat juga dengan cara tidak langsung, yaitu melalui percakapan/dialog, digambarkan oleh tokoh lainnya, reaksi dari tokoh lain, pengungkapan kebiasaan tokoh, jalan pikiran, atau tindakan saat menghadapi masalah.

Page 4: Prosa, Puisi, dan Drama

Latar/SettingLatar cerita adalah gambaran tentang waktu, tempat, dan suasana yang digunakan dalam suatu cerita. Latar merupakan sarana memperkuat serta menghidupkan jalan cerita.

AmanatAmanat cerita adalah pesan moral atau nasehat yang disampaikan oleh pengarang melalui cerita yang dikarangnya. Pesan atau nasehat disampaikan oleh pengarang dengan cara tersurat yakni dijelaskan oleh pengarang langsung atau melalui dialog tokohnya; dan secara tersirat atau tersembunyi sehingga pembaca baru akan dapat menangkap pesan setelah membaca keseluruhan isi cerita.

Sudut Pandang PengarangSudut pandang pengarang atau point of view ialah posisi pengarang dalam cerita. Posisi pengarang dalam cerita terbagai menjadi dua, terlibat dalam cerita dan berada di luar cerita.(1)Pengarang terlibat di dalam cerita. Terdiri atas pengarang

sebagai pemeran utama (orang pertama), isi cerita bagaikan mengisahkan pengalaman pengarang. Selain itu, keterlibatan pengarang dalam cerita juga dapat memosisikan pengarang hanya pemeranpembantu. Artinya, pengarang bukan tokoh utama atau sentral namun ia ikut menjadi tokoh, misalnya cerita tentang kehidupan orang-orang terdekat pengarang, ayah, ibu, adik, atau sahabat seperti roman sastra berjudul “Ayahku” yang dikarang oleh HAMKA.

(2)Pengarang berada di luar cerita, terdiri atas pengarang serbatahu. Ia yang menciptakan tokoh, menjelaskan jalan pikiran tokoh, mengatur dan mereka semua unsur yang ada di dalam cerita. Selain itu, pengarang berada di luar cerita dapat hanya menjadikan pengarang sebagai pengamat atau disebut sudut pandang panoramik. Pengarang menceritakan apa yang dilihatnya, sebatas yang dilihatnya. Ia tidak mengetahui secara bathin tokoh-tokoh cerita. Posisi pengarang seperti ini biasanya terdapat pada cerita narasi yang berupa kisah perjalanan.

Gaya BahasaGaya bahasa adalah bagaimana pengarang menguraikan ceritanya. Ada yang menggunakan bahasa yang lugas, ada yang bercerita dengan bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari. Ada juga yang bercerita dengan gaya satire atau sindiran halus, menggunakan simbol-simbol, dan sebagainya. Penggunaan bahasa ini sangat membantu menimbulkan daya tarik dan penciptaan suasana yang

Page 5: Prosa, Puisi, dan Drama

tepat bagi pengembangan tema serta alur cerita. Setiap pengarang besar biasanya sudah memiliki ciri khas penggunaan bahasa dalam ceritanya.

b) Prosa NonfiksiProsa nonfiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau

khayalan pengarang, tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Karangan ini diungkapkan secara sistematis, kronologis, atau kilas balik dengan menggunakan bahasa semiformal. Karangan ini berbentuk eksposisi, persuasi, deskripsi, atau campuran. Prosa nonfiksi disebut juga karangan semiilmiah. Yang termasuk karangan semi ilmiah ialah : artikel, tajuk rencana, opini, feature, tips, biografi, reportase, iklan, pidato, dan sebagainya. Artikel

Artikel ialah karangan yang berisi uraian atau pemaparan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1) isi karangan bersumber pada fakta bukan sekadar realita2) bersifat faktual dengan mengungkapkan data-data yang diketahui

pengarang bukan yang sudah umum diketahui (realita)3) uraian tidak sepenuhnya merupakan hasil pemikiran pengarang,

tapi mengungkapakan fakta sesuai objek atau narasumbernya4) isi artikel dapat memaparkan hal apa saja seperti, pariwisata,

kisah perjalanan, profil tokoh, kisah pengalaman orang lain, satir, atau humor.

Tajuk RencanaTajuk rencana atau editorial adalah karangan yang bersifat argumentatif yang ditulis oleh redaktur media massa mengenai hal-hal yang faktual dan aktual (sedang terjadi atau banyak dibicarakan orang). Isi tajuk merupakan pandangan atau tanggapan dari penulisnya mengenai suatu permasalahan atau peristiwa. Tajuk rencana juga diistilahkan dengan editorial.

OpiniOpini adalah tulisan berisi pendapat, pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu. Opini termasuk bentuk prosa faktual karena meskipun masih bersifat pendapat penulisnya, namun tetap dalam opini diungkapkan berbagai alasan yang dapat menguatkan pendapat tersebut.

FeatureFeature atau ficer ialah sejenis artikel eksposisi yang memberikan tekanan aspek tertentu yang dianggap menarik atau perlu ditonjolkan

Page 6: Prosa, Puisi, dan Drama

dari suatu objek atau peristiwa yang memiliki daya tarik secara emosional, pribadi, atau bersifat humor. Isi feature bukan berita yang aktual, tapi kejadian yang sudah berlalu.

BiografiBiografi adalah kisah atau riwayat kehidupan seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain. Biografi ditulis dengan berbagai tujuan. Salah satunya untuk memberikan informasi bagi pembaca tentang latar belakang kehidupan seorang tokoh dari sejak kecil hingga mencapai karir di kehidupannya kemudian. Jika tokoh itu sendiri yang menulisnya disebut otobiografi. Biografi termasuk prosa naratif ekspositoris atau prosa faktual yang mengungkapkan fakta-fakta nyata.

TipsTips ialah karangan yang berisi uraian tentang tata cara atau langkah)-langkah operasional dalam melakukan atau membuat sesuatu. Disajikan dengan ringan, sederhana, dan bahasa yang populer. Karangan ini termasuk jenis artikel ekspositoris.

ReportaseReportase ialah karangan yang berupa hasil laporan dari liputan suatu peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung atau belum lama berlangsung untuk keperluan berita di media massa. Bersifat informasi aktual. Contoh reportase, yaitu berita langsung tentang kejadian bencana alam gempa jogja, atau janjir di Jakarta.

Jurnalisme Baru (New Journalism)Jurnalisme Baru (new journalism) ialah semacam berita yang dituliskan ke dalam bentuk novel atau cerita pendek. Karena berbentuk cerita, unsur-unsur pembangun sebuah cerita seperti, alur, tokohtokoh, latar, dan konflik, dipenuhi meskipun isinya merupakan fakta atau kejadian yang sebenarnya. Isi jurnalisme baru merupakan hal-hal kejadian luar biasa yang menghebohkan atau menggemparkan seperti kejahatan sadis, peperangan, dan musibah besar yang menarik perhatian masyarakat atau dunia. Dalam jurnalisme baru, diungkapkan hal-hal dari peristiwa tersebut yang belum terungkap ialah pemberitaan media massa, seperti latar belakang, motif, tujuan, jalan pikiran, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penulis jurnalisme baru harus berusaha mengumpulkan sebanyakbanyaknya data dari narasumber, tokoh yang terlibat atau para saksi dari kejadian yang akan diungkapkan. Contoh tulisan jurnalisme baru, yaitu perang Vietnam, Perlharbour, In Cold Blood (peristiwa pembunuhan sadis–berdarah dingin–terhadap empat keluarga petani di Kansas Amerika Serikat),

Page 7: Prosa, Puisi, dan Drama

atau kisah Kusni Kasdut, penjahat besar di era tahun 60-an di Indonesia, dan sebagainya.

IklanIklan ialah informasi yang disajikan lewat media massa, buletin atau surat edaran yang bertujuan untuk memberitahukan atau mempromosikan suatu barang atau jasa kepada khalayak untuk kepentingan bisnis, pengumuman, atau pelayanan publik. Iklan terdiri atas iklan keluarga, undangan, pengumuman, penerangan, niaga, lowongan pekerjaan, dan sebagainya.

Ciri-ciri bahasa iklan:1. Kalimatnya singkat; hanya menonjolkan bagian-bagian

yangdipentingkan,

2. Uraian bersifat informatif dan persuasif,

3. Menggunakan kata-kata yang terpilih dan menarik perhatian orang untuk mengetahui, mencoba, atau ingin memiliki.

Pidato atau khotbah.Pidato ialah aktivitas mengungkapkan pikiran, ide, gagasan secara lisan dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kalimat kepada orang banyak dengan tujuan tertentu. Pidato biasanya dilakukan dalam acara-acara resmi, seremonial, dan pertemuan-pertemuan ilmiah. Pidato merupakan bentuk komunikasi satu arah karena terdiri atas pemberi pidato satu orang dan orang banyak sebagai pendengar.Bahasa dan isi pidato disesuaikan dengan pendengar (audience) berdasarkan, tingkat pemikiran atau pendidikan, usia, dan topik pembicaraan. Bagian-bagian pidato ialah seperti berikut.1. Bagian pembukaan berisi:

a. salam pembukab. ungkapan sapaanc. puji syukur kepada Tuhand. penegasan konteks pertemuan atau acara

2. Bagian isi berisi uraian pidato sesuai dengan yang telah direncanakan atau ingin disampaikan.

3. Penutup pidato, berisi:a. kesimpulan isi pidatob. harapan-harapan atau himbauanc. ucapan terima kasih dan permohonan maafd. salam penutup

Beberapa hal berikut harus diperhatikan dalam menyimak pidato.1. Simaklah isi pidato dengan saksama dari awal hingga akhir.

Page 8: Prosa, Puisi, dan Drama

2. Pahami gagasan, pendapat, atau pesan yang disampaikan dalam pidato.

3. Ingatlah atau catatlah hal-hal penting yang terdapat dalam uraian pidato dan beri komentar.

B. Puisi1. Pengertian Puisi

Puisi adalah wujud ekspresi pikiran dan batin seseorang melalui kata-kata yang terpilih dan dapat mewakili berbagai ungkapan makna sehingga menimbulkan tanggapan khusus, keindahan, dan penafsiran beragam. Dalam pengertian bebas yang lain, puisi disebut juga ucapan atau ekspresi tidak langsung atau ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi (Pradopo, 2005, 314).

Puisi ( dari bahasa Yunani kuno: ( poiéo/poió ) = I create ) adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari  prosa.Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan pusi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagi perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreatifitas.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja ( melingkar, zigzag, dll ). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukan pemikirannya. Puisi terkadang juga hanya berisi satu kata / suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ' kenehan ' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakngan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ' pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

Macam-macam puisi berdasarkan menurut zamannya puisi dibedakan menjadi puisi lama, puisi baru, dan puisi baru.a. Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : Jumlah kata dalam 1 baris

Page 9: Prosa, Puisi, dan Drama

Jumlah baris dalam 1 bait Persajakan (rima) Banyak suku kata tiap baris Irama

1. Ciri-ciri Puisi LamaCiri puisi lama:a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait,

jumlah suku katamaupun rima.2. Jenis Puisi LamaYang termasuk puisi lama adalah :

a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.d) Seloka adalah pantun berkait.e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak 

a-a-a-a, berisi nasihat.f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap

bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

3. Ciri-ciri dari jenis puisi lamaa) Mantra

Ciri-ciri: Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde. Bersifat lisan, sakti atau magis. Adanya perulangan. Metafora merupakan unsur penting. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara

dan lawan bicara) dan misterius. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku

kata, baris dan persajakan. b) Pantun

Ciri – ciri : Setiap bait terdiri 4 baris. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran.

Page 10: Prosa, Puisi, dan Drama

Baris 3 dan 4 merupakan isi. Bersajak a – b – a – b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata. Berasal dari Melayu (Indonesia).

c) KarminaCiri-ciri : Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan. Bersajak aa-aa, aa-bb. Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi. Semua baris diawali huruf kapital. Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda

titik. Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan

perintah.d) Seloka

Ciri-ciri : Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair. Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

e) GurindamCiri-ciri : Baris pertama berisikan semacam soal, masalah

atau perjanjian. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah

atau perjanjian pada baris pertama tadi.f) Syair

Ciri-ciri : Terdiri dari 4 baris. Berirama aaaa. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud

penyair.g) Talibun

Ciri-ciri: Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap

misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran

dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat

sampiran dan empat isi. Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.

Page 11: Prosa, Puisi, dan Drama

Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d.

b. Puisi BaruPuisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik

dalam segi jumlah baris, sukukata, maupun rima.1. Ciri-ciri Puisi Baru

a) Bentuknya rapi, simetris.b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair

meskipun ada pola yang lain.d) Sebagian besar puisi empat seuntai.e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku

kata.

C. Drama

1. Pengertian

Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.

a. Drama Baru / Drama Modern

Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

b. Drama Lama / Drama Klasik

Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Page 12: Prosa, Puisi, dan Drama

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

a. Drama Komedi

Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.

b. Drama Tragedi

Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

c. Drama Tragedi Komedi

Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

d. Opera

Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

e. Lelucon / Dagelan

Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.

f. Operet / Operette

Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.

g. Pantomim

Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.

h. Tablau

Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

Page 13: Prosa, Puisi, dan Drama

i. Passie

Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / religius.

j. Wayang

Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

2. Unsur-unsur Intrinsik Drama

Unsur-unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik drama menurut Akhmad Saliman  (1996 : 23) ada 7 yakni :

Alur.

Alur menurut Akhmah Saliman (1996 : 24), alur adalah jaringan atau rangkaian yang membangun atau membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir. Urutan alur terdiri atas 5 fase, yakni :

a) Perkenalan.b) Awal masalah.c) Menuju klimaks.d) Klimaks.e) Penyelesaian.

Amanat.

Menurut Akhmad Saliman (1996 : 67) amant adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanakannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya.

Harimurti Kridalaksana (183) berpendapat amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, makna wacana, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima orang lain yang digagas atau ditujunya.

Amanat di dalam drama ada yang langsung tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat oleh penulis naskah drama yang bersangkutan. Hanya pentonton yang profesional aja yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.

Page 14: Prosa, Puisi, dan Drama

Bahasa.

Menurut Akhmad Saliman (1996 : 68), bahasa yang digunakan dalam drama sengaja dipilih pengarang dengan titik berat fungsinya sebagai sarana komunikasi.

Setiap penulis drama mempunyai gaya sendiri dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Selain berkaitan dengan pemilihan kosa kata, bahasa juga berkaitan dengan pemilihan gaya bahasa (style).

Bahasa yang dipilih pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan kesehatian. Bahasa yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial budyaa, dan pendidikan.

Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan aturan yang ada dalam tata bahasa baku.

Dialog.

Menurut Akhmad Saliman (1996 : 98) dialog adalah mimetik (tiruan) dari kehidupan keseharian. Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita.

Latar.

Menurut Akhmad Saliman (1996 : 66), latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.

Petunjuk teknis.

Page 15: Prosa, Puisi, dan Drama

Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiran bagi siapa saja yang ingin mementaskannya.

Petunjuk teknis dalam naskah drama bisa berupa paparan tentang adegan demi adegan, profil tokoh cerita, latar cerita (tempat adegan) tata lampu, tata musik, tata panggung, dan daftar properti yang harus disiapkan.

Tema.

Tema menurut WJS Poerwadarminta (185 : 1040) tema adalah pokok pikiran. Mursal Esten (1990) berpendapat tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran atau sesuatu yang menjadi persoalan.

Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam dramanya. Amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Setiap orang dapat saja saling berbeda pendapat dalam menafsirkan amanat yang disampaikan pengarang drama.

Tokoh.

Tokoh dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah penokohan juga sering disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi (tidak sama dengan karakteristik) (Saliman : 1996 : 32).

Menurut Akhmad Saliman (1996 : 25 : 27) berdasarkan peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yakni :

a) Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat.b) Protagonis, tokoh utama berprilaku baik.c) Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu.

Selain itu, masih menurut Akhmad Saliman (1996 : 27) berdasarkan fungsinya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yakni :

Page 16: Prosa, Puisi, dan Drama

a) Sentral, tokoh yang berfungsi sebagai penentu gerakan alur cerita.

b) Utama, tokoh yang berfungsi sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis.

c) Tokoh pembantu, tokoh yang berfungsi sebagai pelengkap penderita dalam alur cerita.

Masih berkaitan dengan tokoh ini, ada istilah yang lajim digunakan yakni penokohan dan teknik penokohan. Penokohan merujuk kepada proses penampilan tokoh yang berfungsi sebagai pembawa peran watak tokoh cerita dalam drama. Sedangkan teknik penokohan adalah teknik yang digunakan penulis naskah lakon, sutradara, atau pemain dalam penampilan atau penempatan tokoh-tokoh wataknya dalam drama.

Teknik penokohan dilakukan dalam rangka menciptakan citra tokoh cerita yang hidup dan berkarakter. Watak tokoh cerita dapat diungkapkan melalui salah satu 5 teknik di bawah ini.

a) Apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dikehendaki tentang dirinya atau tentang diri orang lain.

b) Lakuan, tindakan.c) Cakapan, ucapan, ujaran.d) Kehendak, perasaan, pikiran.e) Penampilan fisik.

Tokoh watak atau karakter dalam drama adalah bahan baku yang paling aktif dan dinamis sebagai penggerak alur cerita. Para tokoh dalam drama tidak hanya berfungsi sebagai penjamin bergeraknya semua peristiwa cerita, tetapi juga berfungsi sebagai pembentuk, dan pencipta alur cerita. Tokoh demikian disebut tokoh sentra (Saliman, 1996 : 33).

Penokohan, gerak, dan cakapan adalah tiga komponen utama yang menjadi dasar terjadinya konflik (tikaian) dalam drama. Pada hakekatnya, konflik (tikaian) merupakan unsur instrinsik yang harus ada di dalam sebuah drama.

Tokoh cerita dalam drama dapat diwujudkan dalam bentuk 3 dimensi, meliputi :

Page 17: Prosa, Puisi, dan Drama

a) Dimensi fisiologi, yakni ciri-ciri fisik yang bersifat badani atau ragawi, seperti usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri wajah, dan ciri-ciri fisik lainnya.

b) Dimensi psikologi, yakni ciri-ciri jiwani atau rohani, seperti mentalitas, temperamen, cipta, rasa, karsa, IQ, sikap pribadi, dan tingkah laku.

c) Dimensi sosiologis, yakni ciri-ciri kehidupan sosial, seperti status sosial, pekerjaan, jabatan, jenjang pendidikan, kehidupan pribadi, pandangan pribadi, sikap hidup, perilaku masyarakat, agama, ideologi, sistem kepercayaan, aktifitas sosial, aksi sosial, hobby pribadi, organisasi sosial, suku bangsa, garis keturunan, dan asal usul sosial.