bab ii tinjauan pustaka a. perilaku 1. pengertian perilakurepository.ump.ac.id/10/3/bab ii.pdf ·...

34
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003). Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsang dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap orang berbeda. Faktor yang Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Upload: truongthuan

Post on 09-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk

hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai

dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas

masing-masing. Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada

hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,

berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku

(manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar

(Notoatmodjo 2003).

Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsang dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon

sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama

bagi beberapa orang, namun respon tiap orang berbeda. Faktor yang

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

12

membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda dinamakan

determinan perilaku.

Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

a. Determinan internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang

bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat

emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Determinan eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,

politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini yang sering merupakan

faktor yang dominan yang mewarnai perilaku sosial seseorang.

Perilaku manusia merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas

seseorang yang merupakan hasil akhir antara bermacam faktor, baik

faktor internal maupun eksternal , seperti perhatian, pengamatan, pikiran,

ingatan dan fantasi. faktor itu muncul secara bersama-sama dan saling

mempengaruhi, oleh karena itu perilaku manusia selalu kompleks

(Notoatmodjo, 2007).

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

13

Menurut Lawrence Green (dalam Notoatmodjo, 2007) ada tiga

faktor yang mempengaruhi perilaku :

a. Faktor Presdiposisi (predisposing factors), yakni terwujud dalam

pengetahuan , sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan unsur-unsur

yang ada pada individu dan masyarakat.

b. Faktor Pendukung (enabling factors), yakni terwujud dalam lingkungan

fisik, mencakup sumber-sumber ketersediaan sarana dan prasarana.

c. Faktor Pendorong atau Penguat (reinforcing factors), yakni merupakan

sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan,

termasuk undang-undang, peraturan daerah maupun pusat.

2. Aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku manusia

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

14

Penelitian Roger (1974) dalam Notoatmodjo (2003)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan yakni :

1). Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2). Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subjek mulai timbul.

3). Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden lebih baik lagi.

4). Trial, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh stimulus.

5). Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan,kesadaran,dan sikapnya terhadap stimulus.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

15

b. Sikap

Sikap adalah perasaan mendukung/memihak (favorable) maupun

perasaan tidak mendukung/tidak memihak ( unfavorable ) pada objek

tersebut. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

pengalaman pribadi, media massa, institusi, lembaga pendidikan, lembaga

agama, kebudayaan, dan orang lain yang dianggap penting seperti orang

tua, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat (Azwar, 2011).

Newcomb dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.

c. Praktik/Tindakan

Praktik atau tindakan adalah respons atau reaksi seseorang

terhadap stimulus atau objek. Respons ini sudah dalam bentuk tindakan

(action), yang melibatkan aspek psikomotor, atau seseorang telah

mempraktekkan (pratice) apa yang diketahui atau yang disikapi. Suatu

sikap belum otomatis terwujud suatu tindakan (over behavior) dan untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

16

fasilitas. Faktor lain diperlukan selain faktor fasilitas adalah faktor

dukungan (support) dari pihak lain. (Notoatmodjo, 2003)

3. Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang

dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan

menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang untuk memperbaiki

perilaku menyimpang tersebut. Perilaku menyimpang juga sering disebut

sebagai suatu penyakit dalam masyarakat atau penyakit sosial. Penyakit

sosial tersebut dapat diartikan sebagai segala tingkah laku yang dianggap

tidak sesuai, melanggar norma-norma umum, adat-istiadat, hukum

formal, atau tidak bisa diintegrasikan dalam pola tingkahlaku umum.

Disebut sebagai penyakit masyarakat karena gejala sosial tersebut

meresahkan masyarakat sehingga menimbulkan suatu masalah sosial

(Nurseno, 2009).

Berikut ini beberapa definisi dari perilaku menyimpang yang

dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi dalam Rahayau, (2013) :

a. Menurut James Worker Van der Zaden, penyimpangan adalah perilaku

yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagia hal yang tercela dan

diluar batas toleransi.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

17

b. Menurut Robert Muhammad Zaenal Lawang, penyimpangan adalah

semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku

dalam masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam

system itu untuk memperbaiki perilaku penyimpangan tersebut.

c. Menurut Paul Band Horton, penyimpangan adalah setiap perilaku yang

dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau

masyarakat.

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation

sebab-sebab penyimpangan dibagi menjadi dua dalam Rahayu, (2013)

yaitu sebagai berikut:

a. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri

(sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).

b. Faktor Objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan).

Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan orang tua dan anak

yang tidak serasi.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

18

Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab

terjadinnya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu :

a. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang

yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam

kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak

sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang

retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik

anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak

dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.

b. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan

menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan

tentang perilaku menyimpang, hal itu merupakan bentuk perilaku

menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang

. Misalnya, seorang anak yang melakukan tindakan kejahatan atau

membaca artikel yang memuat tentang tindakan kejahatan.

c. Ketegangan antara kebudayakan dan struktur sosial. Terjadinya

ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat

mengakibatkan perilaku yang menyimpang, hal itu terjadi jika dalam

upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang,

sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah

perilaku menyimpang. Misalnya jika setiap penguasa terhadap rakyat

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

19

makin menindas maka lama-kelamaan rakyat akan berani

memberontak untuk kesewenangan tersebut.

d. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan

dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola

perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan

mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.

e. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang

menyimpang. Media massa sering menampilkan berita atau tayangan

tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang) menyebabkan

seseorang secara tidak sengaja mengganggap bahwa perilaku

menyimpang tersebut sesuatu yang wajar. Hal inilah yang dikatakan

sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,

sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan

menyimpang pada diri seseorang dan seseorang itu mengganggap

perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar / biasa dan boleh

dilakukan.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

20

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang menurut Kartono, (2011) :

1. Perilaku menyimpang individual

Perilaku menyimpang disebabkan karena gejala personal yang

disebabkan karena variasi biologis dan kelainan psikis yang sifatnya

herediter (sejak lahir) dan bisa juga karena penyakit atau kecelakaan.

Contoh : Perilaku mengancam atau melukai diri sendiri maupun orang

lain yang dilakukan oleh orang dengan kelainan (idiot).

2. Perilaku menyimpang situasional

Perilaku yang disebabkan oleh pengaruh macam-macam kekuatan

situasional dari luar individu yang memberikan pengaruh memaksa

sehingga individu terpaksa melanggar peraturan. Contoh : Mencuri,

berjudi, kriminal

3. Perilaku menyimpang sistematik

Perilaku menyimpang yang disebabkan oleh satu subkultur atau

satu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus yang

mempunyai peraturan, sanksi dan hukum tersendiri untuk menegakkan

konformitas dan kepatuhan anggotanya. Contoh : Maraknya geng, mafia

dan penyeludupan.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

21

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja atau masa adolensi adalah suatu fase perkembangan

yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan

periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan

percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dan

berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002).

Mengenai umur kronologis beberapa seorang anak dapat

dikatakan remaja, masih terdapat berbagai pendapat, antara lain :

a. Buku-buku pediatri pada umumnya mendefinisikan remaja apabila

telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20

tahun untuk anak laki-laki.

b. WHO mendefinisikan remaja bila anak telah mencapai umur 10-19

tahun.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

22

Menurut Narendra, (2002) Masa remaja berlangsung melalui 3

tahapan yang masing-masing ditandai dengan isu-isu biologik, psikologik

dan sosial yaitu :

a. Masa remaja awal (10-14 tahun)

Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan yang cepat dari

pertumbuhan dan pematangan fisik. Jadi tidaklah mengherankan

apabila sebagian besar dari energi intelektual dan emosional pada masa

remaja awal ini ditargetkan pada penilaian kembali dan restrukturisasi

jati dirinya. Pada saat yang sama penerimaan dari kelompok sebaya

sangatlah penting.

b. Masa remaja menengah (15-16 tahun)

Masa remaja menengah ditandai dengan hampir lengkapnya

pertumbuhan pubertas , timbulnya ketrampilan berfikir yang baru,

peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa dan

keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psikologis dengan

orang tua.

c. Masa remaja akhir (17-20 tahun)

Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan untuk peran

sebagai seorang dewasa, termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan

internalisasi suatu sistem nilai pribadi

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

23

Tahapan perkembangan psikososial manusia menurut Erik Erikson

dalam Crain (2007) :

a. Tahap I : Trust versus Mistrust (0-1 tahun)

Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan

pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan

anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat

mempercayai dan mengembangkan asa (hope). Jika krisis ego ini tidak

pernah terselesaikan, individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam

membentuk rasa percaya dengan orang lain sepanjang hidupnya, selalu

meyakinkan dirinya bahwa orang lain berusaha mengambil keuntungan

dari dirinya.

b. Tahap II: Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun)

Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki

kontrol atas tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya,

mengajarkannya untuk mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya,

namun tidak dengan perlakuan yang kasar. Mereka melatih kehendak

mereka, tepatnya otonomi. Harapan idealnya, anak bisa belajar

menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan

pemahaman awal mereka mengenai otonomi, inilah resolusi yang

diharapkan.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

24

c. Tahap III : Initiative versus Guilt (3-6 tahun)

Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan

melaksanakan tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini

akan membuat sang anak takut mengambil inisiatif atau membuat

keputusan karena takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri

yang rendah dan tidak mau mengembangkan harapanharapan ketika ia

dewasa. Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka

keterampilan ego yang diperoleh adalah memiliki tujuan dalam

hidupnya.

d. Tahap IV: Industry versus Inferiority (6-12 tahun)

Pada saat ini, anak-anak belajar untuk memperoleh kesenangan

dan kepuasan dari menyelesaikan tugas khususnya tugas-tugas

akademik. Penyelesaian yang sukses pada tahapan ini akan menciptakan

anak yang dapat memecahkan masalah dan bangga akan prestasi yang

diperoleh. Ketrampilan ego yang diperoleh adalah kompetensi. Di sisi

lain, anak yang tidak mampu untuk menemukan solusi positif dan tidak

mampu mencapai apa yang diraih teman-teman sebaya akan merasa

inferior.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

25

e. Tahap V : Identity versus Role Confusion (12-18 tahun)

Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa

biologis seperti orang dewasa sehingga tampak adanya kontraindikasi

bahwa di lain pihak ia dianggap dewasa tetapi di sisi lain ia dianggap

belum dewasa. Tahap ini merupakan masa stansarisasi diri yaitu anak

mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan. Peran orang

tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama mulai menurun.

Adapun peran kelompok atau teman sebaya tinggi.

f. Tahap VI : Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda)

Dalam tahap ini, orang dewasa muda mempelajari cara

berinteraksi dengan orang lain secara lebih mendalam.

Ketidakmampuan untuk membentuk ikatan sosial yang kuat akan

menciptakan rasa kesepian. Bila individu berhasil mengatasi krisis ini,

maka keterampilan ego yang diperoleh adalah cinta.

g. Tahap VII : Generativity versus Stagnation (masa dewasa menengah)

Pada tahap ini, individu memberikan sesuatu kepada dunia sebagai

balasan dari apa yang telah dunia berikan untuk dirinya, juga melakukan

sesuatu yang dapat memastikan kelangsungan generasi penerus di masa

depan. Ketidakmampuan untuk memiliki pandangan generatif akan

menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak berharga dan

membosankan. Bila individu berhasil mengatasi krisis pada masa ini

maka ketrampilan ego yang dimiliki adalah perhatian.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

26

h. Tahap VIII : Ego Integrity versus Despair (masa dewasa akhir)

Pada tahap usia lanjut ini, mereka juga dapat mengingat kembali

masa lalu dan melihat makna, ketentraman dan integritas. Refleksi ke

masa lalu itu terasa menyenangkan dan pencarian saat ini adalah untuk

mengintegrasikan tujuan hidup yang telah dikejar selama bertahun-

tahun. Kegagalan dalam melewati tahapan ini akan menyebabkan

munculnya rasa putus asa.

Masa remaja merupakan masa yang penuh resiko terhadap

penyakit akibat kelainan perilaku. Menurut sebuah penelitian, 75 %

kematian pada masa remaja terjadi akibat faktor perilaku. Penyakit-

penyakit karena masalah perilaku antara lain luka kecelakaan, kehamilan

remaja, penyakit menular seksual (PMS), penyalahgunaan obat dan

alkohol, merokok, masalah emosi dan sebagainya yang akan

mempengaruhi kehidupan pribadi, keluarga, bangsa dan negara di masa

yang akan datang (Narendra, 2002).

Faktor penyebab masalah remaja menurut Narendra, (2002) :

a. Adanya perubahan biologis dan psikologis yang sangat pesat yang akan

memberikan dorongan tertentu yang sifatnya kompleks.

b. Orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi yang

benar dan tepat waktu, karena ketidaktahuannya.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

27

c. Membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan

teknologi menyebabkan membanjirnya arus informasi dari luar yang

sulit diseleksi.

d. Pembangunan ke arah industrialisasi disertai dengan pertambahan

penduduk yang menyebabkan meningkatnya urbanisasi, berkurangnya

sumber daya alam dan terjadi perubahan tata nilai

2. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal

dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri

karakteristik pada masa muda, sifat sifat khas pada periode remaja,

sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti

terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat,

nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau

peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau

kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anak anak muda,

merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan

remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga

mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah

kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah

laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga

tindak kriminal (Kartono, 2011).

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

28

Kenakalan remaja adalah perilaku remaja melanggar status,

membahayakan diri sendiri, menimbulkan korban materi pada orang lain,

dan perilaku menimbulkan korban fisik pada orang lain. Perilaku

melanggar status merupakan perilaku dimana remaja suka melawan orang

tua, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit. Perilaku

membahayakan diri sendiri, antara lain mengendari kendaraan bermotor

dengan kecepatan tinggi, menggunakan narkotika, menggunakan senjata,

keluyuran malam, dan pelacuran. Perilaku menimbulkan korban materi,

yaitu perilaku yang mengakibatkan kerugian pada orang lain, misalnya:

mencuri dan mencopet, merampas Perilaku menimbulkan korban fisik

pada orang lain adalah perkelahian, menempeleng, menampar, melempar

benda keras, mendorong sampai jatuh, menyepak, dan memukul dengan

benda (Jensen dalam Sarwono, 2011).

Menurut Kartono (2011), bentuk-bentuk perilaku kenakalan

remaja dibagi menjadi empat, yaitu :

a. Kenakalan terisolir (Delinkuensi terisolir).

Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari remaja nakal. Pada

umumnya mereka tidak menderita kerusakan psikologis. Perbuatan

nakal mereka didorong oleh faktor faktor berikut :

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

29

1) Keinginan meniru dan ingin konform dengan gangnya, jadi tidak

ada motivasi, kecemasan atau konflik batin yang tidak dapat

diselesaikan.

2) Mereka kebanyakan berasal dari daerah kota yang transisional

sifatnya yang memiliki subkultur kriminal. Sejak kecil remaja

melihat adanya gang-gang kriminal, sampai kemudian dia ikut

bergabung. Remaja merasa diterima, mendapatkan kedudukan

hebat, pengakuan dan prestise tertentu.

3) Pada umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak

harmonis, dan mengalami banyak frustasi. Sebagai jalan keluarnya,

remaja memuaskan semua kebutuhan dasarnya di tengah

lingkungan kriminal. Gang remaja nakal memberikan alternatif

hidup yang menyenangkan.

4) Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali

mendapatkan supervisi dan latihan kedisiplinan yang teratur,

sebagai akibatnya dia tidak sanggup menginternalisasikan norma

hidup normal. Ringkasnya, delinkuen terisolasi itu mereaksi

terhadap tekanan dari lingkungan sosial, mereka mencari panutan

dan rasa aman dari kelompok gangnya, namun pada usia dewasa,

mayoritas remaja nakal ini meninggalkan perilaku kriminalnya,

paling sedikit 60 % dari mereka menghentikan perilakunya pada

usia 21-23 tahun. Hal ini disebabkan oleh proses pendewasaan

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

30

dirinya sehingga remaja menyadari adanya tanggung jawab sebagai

orang dewasa yang mulai memasuki peran sosial yang baru.

b. Kenakalan neurotik (Delinkuensi neurotik)

Pada umumnya, remaja nakal tipe ini menderita gangguan kejiwaan

yang cukup serius, antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak

aman, merasa bersalah dan berdosa dan lain sebagainya. Ciri - ciri

perilakunya adalah :

1) Perilaku nakalnya bersumber dari sebab-sebab psikologis yang

sangat dalam, dan bukan hanya berupa adaptasi pasif menerima

norma dan nilai subkultur gang yang kriminal itu saja.

2) Perilaku kriminal mereka merupakan ekspresi dari konflik batin

yang belum terselesaikan, karena perilaku jahat mereka merupakan

alat pelepas ketakutan, kecemasan dan kebingungan batinnya.

3) Biasanya remaja ini melakukan kejahatan seorang diri, dan

mempraktekkan jenis kejahatan tertentu, misalnya suka

memperkosa kemudian membunuh korbannya, kriminal dan

sekaligus neurotik.

4) Remaja nakal ini banyak yang berasal dari kalangan menengah,

namun pada umumnya keluarga mereka mengalami banyak

ketegangan emosional yang parah, dan orangtuanya biasanya juga

neurotik atau psikotik.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

31

5) Remaja memiliki ego yang lemah, dan cenderung mengisolir diri

dari lingkungan.

6) Motif kejahatannya berbeda-beda.

7) Perilakunya menunjukkan kualitas kompulsif (paksaan).

c. Kenakalan psikotik (Delinkuensi psikopatik)

Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari

kepentingan umum dan segi keamanan, mereka merupakan oknum

kriminal yang paling berbahaya. Ciri tingkah laku mereka adalah :

1) Hampir seluruh remaja delinkuen psikopatik ini berasal dan

dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi

banyak pertikaian keluarga, berdisiplin keras namun tidak

konsisten, dan orangtuanya selalu menyia-nyiakan mereka,

sehingga mereka tidak mempunyai kapasitas untuk menumbuhkan

afeksi dan tidak mampu menjalin hubungan emosional yang akrab

dan baik dengan orang lain.

2) Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa, atau

melakukan pelanggaran.

3) Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana hatinya

yang kacau dan tidak dapat diduga. Mereka pada umumnya sangat

agresif dan impulsif, biasanya mereka residivis yang berulang kali

keluar masuk penjara, dan sulit sekali diperbaiki.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

32

4) Mereka selalu gagal dalam menyadari dan menginternalisasikan

normanorma sosial yang umum berlaku, juga tidak peduli terhadap

norma subkultur gangnya sendiri.

5) Kebanyakan dari mereka juga menderita gangguan neurologis,

sehingga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri

sendiri.

d. Kenakalan defek moral (Delinkuensi defek moral)

Defek (defect, defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera,

cacat, kurang. Delinkuensi defek moral mempunyai ciri-ciri: selalu

melakukan tindakan anti sosial, walaupun pada dirinya tidak terdapat

penyimpangan, namun ada disfungsi pada inteligensinya. Kelemahan

para remaja delinkuen tipe ini adalah mereka tidak mampu mengenal

dan memahami tingkah lakunya yang jahat, juga tidak mampu

mengendalikan dan mengaturnya, mereka selalu ingin melakukan

perbuatan kekerasan, penyerangan dan kejahatan, rasa

kemanusiaannya sangat terganggu, sikapnya sangat dingin tanpa afeksi

jadi ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

33

C. Punk

1. Pengertian Punk

Kata punk berasal dari sebuah kepanjangan Public United Not

Kingdom. Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London-Inggris di

pertengahan tahun 1970 yang dulunya adalah sebuah gerakan untuk

menentang para elit politik yang berkuasa di Inggris pada saat itu.

Namun, punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal

tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup

aspek sosial dan politik (Tyanto, 2010).

Punk adalah perilaku yang lahir dari sifat melawan, tidak puas

hati, marah, dan benci pada sesuatu (sosial, ekonomi dan politik) terutama

terhadap tindakan yang menindas. Para punker mewujudkan hal itu ke

dalam musik dan pakaian. Sederhananya punk menyampaikan kritikan.

Oleh sebab itu mereka menciptakan perlawanan yang hebat dengan

realisasi musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri (Widya,

2010).

Pengertian punk menurut (O‟Hara, 1999) yang pertama, yaitu

sebagai suatu bentuk tren remaja dalam bidang fesyen dan musik. Kedua,

punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan

pemberontakan. Ketiga, punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat”

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

34

karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan

mereka sendiri.

Punk menurut Marshal, (2005) dibedakan menjadi 3 :

a. Punk hardcore, karena gaya pemikiran dan aliran musiknya lebih

mengarah kepada gaya hardcore. Hardcore punk mulai berkembang pada

tahun 1980-an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan aliran punk

rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib bagi mereka. Jiwa

pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan sehari-hari, terkadang

sesama anggota punk mereka sering bermasalah.

b. Street punk, subjek sudah terbiasa tidur di pinggiran jalan dan

mengamen untuk membeli rokok. Subjek juga sering bergaul dengan

pengamen dan pengemis, karena sama-sama berada di jalanan. Sebutan

lain street punk yaitu The Oi, biasanya sering membuat keonaran dimana-

mana. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama skinheads.

Para skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi

walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan

kelangsungan hidup mereka. Para skinheads lebih berani

mengekspresikan musiknya dibandingkan dengan komunitas-komunitas

punk lainnya.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

35

3. Punk rock elite, karena dia sudah jarang nongkrong dengan

komunitasnya di pinggir jalan dan lebih memilih di suatu distro, ataupun

kafe. Anggota glam punk biasanya merupakan para seniman. Apa yang

mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan

sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar menjauhi

perselisihan dengan sesama komunitas ataupun dengan orang-orang

lainnya.

Awal mula punk masuk ke Indonesia adalah sekitar akhir tahun

1970an dengan melalui jenis aliran musik punk, namun perkembangannya

tidak sepesat dari negara asalnya, dinegara Indonesia hanya diambil

sebagai gaya hidup atau penampilan bagi anak-anak remaja yang bersifat

meniru (Utami, 2012)

2. Perilaku Remaja Punk

Secara umum masyarakat dapat mengenali remaja dengan gaya

punk yang ada di kehidupan sehari-hari, karena gayanya sangat khas.

Mulai dari rambut bergaya Mohawk warna-warni, baju robekrobek penuh

badge (lencana), jaket penuh dengan spike (gelang berbahan kulit dan

besi seperti paku yang terdapat di sekelilingnya) kaos bergambar grup

band punk, celana panjang maupun pendek ketat yang kumal penuh

dengan badge, peniti, sabuk rantai, sepatu boat, dan berbagai asesoris

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

36

yang dikenakannya. Gaya anak punk ini sering ditemui di malam hari,

dandanan rambut mereka yang bergaya punk, tindik (percing) di hidung,

bibir, telinga dan di alis, tato yang ada ditangan, leher, dan kaki. Mereka

menggunakan pakaian kaos warna hitam dan menggunakan celana jeans

belel dengan model pensil dan kentat serta menggunakan sepatu sneakers,

namun pandangan negatif masih menyertai setiap kehadiran anak punk,

tampilan anak-anak punk yang cenderung „menyeramkan‟ seringkali

dikaitkan dengan perilaku anarkis, semau sendiri, brutal, dan bikin onar

(Amalia, 2008).

Punk pada mulanya merupakan aliran musik dengan dandanan

yang khas yang banyak menghinggapi anak muda, namun lambat laun

punk berubah menjadi satu bagian gaya hidup remaja, dimana

kenyataannya remaja punk cenderung lebih sering dijalanan, berkumpul

dengan teman-teman sesama punk hingga larut malam bahkan sampai

pagi hari, sekedar bermain gitar, merokok, minum-minuman keras dan

lainnya, padahal remaja punk mayoritas adalah anak-anak sekolah yang

seharusnya mereka lebih dapat memanfaatkan waktu mereka dengan

mengisi kegiatan positif dan memiliki tujuan yang jelas (Amalia, 2008).

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

37

D. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dalam

masyarakat yangperanannya besar sekali terhadap perkembangan sosial,

terlebih pada awal-awalperkembangannya yang menjadi landasan bagi

perkembangan kepribadian selanjutnya (Gunarsa, 2007).

Keluarga memberikan dasar pembentukan kepribadian, tingkah

laku, watak, moral dan pendidikan anak. Keluarga yang ideal adalah

keluarga yang dapat menjalankan peran dan fungsi dari keluarga dengan

baik sehingga akan terwujud hidup yang sejahtera. Untuk dapat

mewujudkan keluarga yang sejahtera, faktor dalam keluarga yang

mempunyai peranan penting adalah penerapan pola asuh orang tua

(Sipahutar, 2009).

Pola asuh merupakan suatu proses mendidik, membimbing, dan

mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai

dengan norma dalam masyarakat.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

38

Santrock (2007) mengklasifikasikan gaya-gaya pola asuh ke

dalam gaya yang bersifat otoritarian, demokrasi, permisif (mengabaikan)

dan menuruti.

a. Pengasuhan otoritarian adalah gaya yang membatasi dan menguhukum,

dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan

menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Anak dari orang tua yang

otoritarian mungkin berperilaku agresif

b. Pengasuhan demokrasi adalah pola asuh yang mendorong anak untuk

mandiri namun masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan

mereka. Anak dari orang tua yang demokratis sering kali ceria, bisa

mengendalikan diri, mandiri dan berprestasi.

c. Pengasuhan permisif adalah gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat

dalam kehidupan anak. Anak dari orang tua yang permisif cenderung

memiliki pengendalian yang buruk, menunjukan sikap nakal.

d. Pengasuhan yang menuruti adalah gaya pengasuhan dimana orang tua

sangat terlibat dengan anak namun tidak terlalu menuntut atau

mengontrol mereka. Anak dari orang tua yang menuruti hasilnya adalah

tidak dapat mengendalikan perilakunya sendiri yang cenderung

egosentris, tidak menuruti aturan dan kesulitan dalam hubungan dengan

teman sebaya.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

39

Pola asuh dapat bekerja sangat baik ketika diterapkan pada anak

secara individu dan dalam situasi yang spesifik sehingga dapat terbina

hubungan yang baik antar remaja dan orang tua (Sipahutar, 2009).

Faktor-faktor yang menyebabkan kesimpangsiuran remaja dengan

orang tua menurut (Gunarsa, 2007) :

a. Orang tua yang telah membanting tulang untuk memberikan dan

memenuhi sedapat mungkin keinginan dan permintaan anak, dimata anak

merupakan orang tua yang tidak kenal waktu, bekerja terus menerus,

mengejar karir terus, tanpa mengingat kebutuhan anak yakni perhatian

dari orang tua.

b. Orang tua secara ketat melindungi anak terhadap godaan-godaan dan

gangguan-gangguan dari luar yang tidak jarang menyesatkan anak dan

akhirnya menjerumuskannya. Tetapi ternyata perlindungan ketat orang

tua itu dalam pandangan anak sama sekali tidak terlihat tujuan

semulanya, bahkan dianggap sebagai usaha mengekang anak dalam

“penjara” rumahnya.

c. Orang tua yang ingin mengajarkan anak makna jerih payah kehidupan

dengan menanamkan dasar-dasar efisiensi waktu , energi maupun materi

dengan jalan mengatur waktu belajar, mengurangi waktu rekreasi di luar

rumah dan memperketat pemakaian uang saku. Hal tersebut hanya

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

40

dianggap sebagai pembatasan diri anak dan bentuk kikir yang ekstrim

dari pihak orang tua

2. Remaja Punk dalam Keluarga

Secara sosial, yang dialami remaja punk adalah mereka

merupakan anak-anak yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi

menengah kebawah, baik itu orang tuanya bekerja sebagai satpam, buruh

cuci, pegawai hotel, kerja serabutan. Keadaan ekonomi yang kurang itu

membuat remaja punk ini berontak dirinya untuk dapat mandiri, memiliki

uang sendiri, salah satunya dengan cara mengamen, dimana mereka

menginginkan kehidupan yang lebih baik seperti dikemukakan oleh Frey

& Carlock (1984) yang berpendapat bahwa setiap orang berharap untuk

menjadi lebih baik. Keinginan untuk mendapatkan hal yang lebih baik ini

membuat remaja punk melakukan segala cara untuk mendapatkan apa

yang mereka inginkan, mereka mengamen dijalanan hingga malam hari,

atau memberhentikan dengan paksa mobil bak yang dilewat dijalan

kemudian mereka naik mobil bak itu dan minta diantarkan ketempat

tujuan mereka, bahkan ada diantara mereka yang mencuri rokok dikios,

menyantop atau menodong demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

(Amalia, 2008).

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

41

Hal lain menyebutkan bahwa aspek psikis remaja punk dalam

keluarga merasa sedih, tidak mendapatkan kasih sayang setelah orang tua

bercerai, keinginan untuk mendapatkan kebebasan karena dirumah sering

diatur, merasa tidak nyaman dengan sikap keluarga dan diperoleh juga

dampak yang dialami remaja punk, yaitu adanya konflik dengan keluarga,

sering bolos sekolah, menurunnya nilai sekolah, dan sering pulang malam

(Amalia, 2008).

E. Peergroup

1. Pengertian Peergroup

Kelompok bermain atau peergroup menurut Coleman (1990)

dalam Saifuddin & Irwan (1999) adalah suatu kelompok kecil yang

anggotanya berusia relatif sama dan diantara mereka itu terjalin

keakraban. Sedangkan peergroup menurut Santrock (2007) adalah anak-

anak atau remaja yang memiliki umur yang sama atau maturasi yang

sama.

Hurlock (2009) menyatakan bahwa terdapat lima pembentukan

kelompok pada masa remaja, yaitu:

a. Teman dekat

Teman dekat adalah perkumpulan beberapa remaja yang berjenis

kelamin sama yang memiliki minat dan kemampuan yang sama. Teman

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

42

dekat, biasanya terdiri dari dua atau tiga orang yang dekat dan bersahabat

karib. Remaja-remaja yang termasuk dalam teman dekat biasanya saling

mempengaruhi satu sama lain meskipun tidak jarang diantara mereka

terjadi perselisihan.

b. Kelompok kecil

Kelompok kecil adalah kelompok yang berisi beberapa teman

dekat. Kelompok ini dapat terbentuk dari satu jenis kelamin ataupun

beberapa jenis kelamin.

c. Kelompok besar

Kelompok besar terdiri atas beberapa kelompok kecil dan

kelompok teman dekat. Kelompok ini berkembang dengan meningkatkan

minat akan pesta dan berkencan. Pada kelompok ini, kedekatan antara

anggota kelompok kurang baik. Hal ini karena kelompok ini terdiri dari

banyak orang yang menyulitkan dalam penyesuaian minat sehingga

terdapat jarak antar anggota kelompok.

d. Kelompok terorganisir

Kelompok terorganisir adalah kelompok yang terdiri dari

sekelompok remaja yang di bina oleh orang dewasa. Kelompok ini

biasanya terbentuk disekolah ataupun dimasyarakat. Terdapat beberapa

remaja yang mengikuti kelompok merasa diatur oleh orang dewasa.

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

43

e. Geng

Geng adalah kelompok yang berisi remaja yang tidak tergabung

dalam kelompok kecil, kelompok besar, ataupun merasa tidak puas pada

kelompok yang terorganisir. Anggota geng biasanya terdiri dari anak-

anak yang sejenis dan memiliki minat yang sama untuk mengahadapi

penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial.

Peergroup dan remaja sering kali menghabiskan waktu bersama.

Hal ini dapat terlihat melalui penelitian Csikzentmihalyi & Larson (1984)

dalam Colins (1995). yang menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa,

rata-rata remaja di Amerika Serikat menghabiskan waktu sekitar 24 jam

dalam seminggu bersama dengan teman sebaya mereka diluar sekolah.

Sedangkan Chiazza, T (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa

48,6% remaja menghabiskan 10 jam atau lebih tiap minggunya tanpa

pengawasan orang dewasa, 21,9% 7-9 jam, 20% 4-6 jam, 1-3 jam 7,6%

dan selebihnya tidak pasti. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa cukup banyak waktu yang dihabiskan oleh

remaja tanpa pengawasan orang dewasa untuk berinteraksi dengan teman

sebayanya yang memungkinkan terbentuknya suatu perilaku atau sikap

pada remaja akibat interaksi yang terjalin antara remaja dan peersgroup

(Putri, 2012).

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilakurepository.ump.ac.id/10/3/BAB II.pdf · berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Narendra, 2002). Mengenai umur kronologis

44

2. Remaja Punk dalam Peergroup

Punk sangat identik dengan kebersamaan yang kuat dan

menginginkan kebebasan, mereka saling membantu antar teman,

mengumpulkan uang kas dari hasil ngamen untuk menolong temannya

yang sedang kesusahan atau tertimpa musibah, di sisi lain mereka tidak

mau diatur, mereka ingin bebas dengan hidupnya di jalanan bersama

teman-teman punk, namun yang terjadi pada remaja punk ini adalah

mereka mengartikan kebersamaan dan kebebasan dalam hal-hal negatif,

seperti minum minuman keras, yang menurut mereka itu adalah salah satu

cara agar mereka menjadi akrab, tidak saling takut antar punk, mereka

minum-minuman keraspun dengan takaran yang sama yaitu yang diukur

dengan menggunakan botol minuman bekas kemudian diputerin atau

dibagi bersama-sama, mereka yang awalnya tidak menyukai minuman

keras, akhirnya terbiasa minum-minuman keras. Teman-teman memiliki

pengaruh pada pola kepribadian remaja, karena konsep diri remaja

merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang

dirinya dan dirinya berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri

kepribadian yang diakui oleh kelompok (Amalia, 2008).

Studi Fenomenologi Perilaku..., Gesit Pribadi, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015