bab ii tinjauan pustaka a. peran guru 1. definisi peran gururepository.ump.ac.id/844/3/bab ii_ely...

35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Guru Peran adalah pemain atau lakon yang dimainkan. Peranan merupakan bagian yang mainkan seseorang pemain, tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa (Agustin: 485). Peran merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan karena adanya sebuah keharusan maupun tuntutan dalam sebuah profesi atau berkaitan dengan keadaan dan kenyataan. Jadi peran merupakan perilaku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang yang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Jadi peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Fadil dkk, 2013: 3) Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Peranan berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang diduduki tersebut. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswanya. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga 6 Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Guru

1. Definisi Peran Guru

Peran adalah pemain atau lakon yang dimainkan. Peranan merupakan

bagian yang mainkan seseorang pemain, tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dalam suatu peristiwa (Agustin: 485).

Peran merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan karena adanya

sebuah keharusan maupun tuntutan dalam sebuah profesi atau berkaitan

dengan keadaan dan kenyataan. Jadi peran merupakan perilaku yang

diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang yang sesuai dengan

kedudukannya dalam suatu sistem. Jadi peran dipengaruhi oleh keadaan

sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Fadil dkk, 2013:

3)

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

peran merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

peristiwa. Peranan berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika

menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena

posisi yang diduduki tersebut.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada

siswanya. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang

melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga

6

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

7

pendidikan formal, tetapi bisa juga dimasjid, rumah dan sebagainya

(Djamrah, 2005: 31).

Menurut Al-Ghozali, guru adalah yang mengantarkan siswa dan

menjadikannya manusia terdidik yang mampu menjalankan tugas-tugas

kemanusiannya dan tugas ketuhanannya. Tidak hanya menyampaikan materi

pelajaran saja tetapi, bertanggung jawab memberi wawasan kepada siswa

agar mengkaji, menggali ilmu pengetahuan dan menciptakan lingkungan

yang menarik dan menyenangkan (Rusin Ibnu, 2000: 64). Disini menjelaskan

tugas kemanusiaan dan tugas ketuhanan, berarti moralitas yang ingin di

bentuk oleh pendidikan, yaitu murid diharapkan menjadi manusia yang

memilki kesalihan sosial dan taan kepada Allah SWT. Karena guru adalah

panutan kepada muridnya, maka dari itu semua guru harus menunjukkan

akhlak mulianya dihadapan muridnya. Tentu tidak pantas seorang guru

melakukan tindakan yang di luar kewajaran susila dan norma sosial agama

yang diikuti.

Guru adalah pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah (Sulhan, 2011: 2). Menjadi guru tidaklah tiba-tiba,

untuk menjadi guru proses telah dimulai sejak menekuni perkuliahan di

fakultas keguruan. dengan cara menempatkan situasi kondisi yang sesuai

dengan predikat keguruan, Berpakaian membiasakan bersikap, berfikir, dan

berbicara layaknya seorang guru butuh pembiasaan (Kartono, 2011 : 24).

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

8

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang

yang mendidik, memberikan ilmu pengetahuan, dan menghantarkan siswa

dan menjadikannya manusia terdidik yang mampu menjalankan tugas-tugas

kemanusiannya dan tugas ketuhanannya.

Menurut Watten B. Yang dikutip oleh Piaet A. Sahertian peran guru

adalah sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab dia nampak orang

yang berwibawa, sebagai penilai, sebagai seorang sumber karena dia

memberikan ilmu pengetahuan, sebagai pembantu, sebagai wasiat, sebagai

detektif, sebagai objek identifikasi, sebagai penyangga rasa takut, sebagai

orang yang menolong dan memahami diri, sebagai pemimpin kelompok,

sebagai orang tua atau wali, sebagai orang yang membina dan memberi

layanan, sebagai kawan sekerja dan sebagai pembawa rasa kasih sayang.

Menurut Al Ghazali dalam Nata (2001: 94) memaparkan peran guru

yaitu guru yang dapat mencontohkan sebuah metode keteladanan bagi

siswanya, pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat keutamaan pada diri

mereka. Guru bertugas menghias, mensucikan dan menggiringnya mendekati

Allah dan guru adalah orang yang menerima amanat orang tua untuk

mendidik anak disekolah.

Adam dan Dickey dalam bukunya Hamalik (2007: 123-125),

menyebutkan bahwa peran guru sangat luas, yaitu:

a. Guru sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar yaitu guru memberikan pengajaran di

dalam kelas, dan menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

9

baik. Selain hal tersebut guru berusaha suapaya terjdai perubahan

perilaku, sikap, kebiasaan, melalui pengajaran yang diberikan.

b. Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing yaitu guru memberikan bantuan kepada

murid agar dapat memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya. Karena sifatnya membantu, maka guru perlu mengetahui

seluk beluk tentang siswa.

Hal ini tidak akan terjadi jika guru tidak melakukan pengamatan

dan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan oleh

pendapat Nana Syaoidah, yaitu guru perlu memliki pemahaman yang

seksama tentang para muridnya, memahami segala potensi, dan

kelemahannya, masalah, dan segala latar belakangnya. Agar tercapai

kondisi itu, guru perlu banyak mendekati para murid, membiana hubngan

yang lebih dekat dan akrab. melakukan pengamatan dari dekat, serta

mengadakan dialog-dialog langsung (Sukmawadinata, 2005: 254).

c. Guru sebagai ilmuwan

Hal ini guru dipandang sebagai orang yang berpengetahuan. Oleh

karena itu bukan saja berkewajiban untuk menyampaikan pengetahuan

saja tetapi juga mengembangkannya.

d. Guru sebagai pribadi

Guru sebagai pribadi yaitu guru yang memiliki sifat-sifat yang

disenangi oleh para murid-muridnya, orang tua dan masyarakat. Menurut

zakiyah Daradjat (2001: 263) guru memiliki kompetensi kepribadian:

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

10

1) Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari para murid.

2) Membina suasasna sosial ynag meliputi interaksi belajar mengajar

sehingga bersifat menunjang moral (batiniah) dan terciptanya satu

pemahaman dan kesamaan pikiran anatara guru dengan murid.

3) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung

jawab dan saling mempercayai antara guru dengan murid.

e. Guru sebagai penghubung

Guru sebagai penghubung artinya berperan sebagai pelaksana

yang menghubungkan antara sekolah dan masyarakat (Hamalik, 2007:

126).

f. Guru sebagai motivator

Guru sebagai motivator artinya guru membangkitkan semangat

dan keasadaran siswa agar belajar tidak cukup di kelasa saja. Menurut

para ahli tingkah laku manusaia didorong oleh motif-motif tertentu, dan

perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang

ada pada murid (Hamalik, 2007: 157). Kaitannya dalam mengembangkan

ibadah shalat berarti guru membangkitkan semanga siswa supaya rajin

dalam menjalankan ibadah.

Peran guru yaitu dapat mencontohkan sebuah metode keteladanan

bagi anak-anak, pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat keutamaan

pada diri mereka dan juga guru berperan sebagai pengajar, sebagai

pembimbing, sebagai ilmuan, sebagai pribadi, sebagai penghubung dan

sebagai motivasi.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

11

2. Persyaratan Guru

Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang

dapat melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar seluruh

hidup dan kehidupannya mengabdi kepada negara dan bangsa guna mendidik

siswa menjadi manusia susila yang cakap, demokratis, bertanggung jawab

atas pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan negara. (Djamrah,

2005 : 32)

Menjadi guru menurut Zakiah Daradjat dalam buku Djamarah tidak

sembarang, tetapi harus memenuhi persyaratan di bawah ini :

a. Takwa kepada Allah SWT

Guru sesuai dengan tujuan Ilmu Pendidikan Islam, tidak mungkin

mendidik siswa agar bertakwa kepada Allah, jika dirinya sendiri tidak

bertakwa kepada-Nya. Sebab guru adalah teladan bagi siswanya sebagaimana

Rasulullah saw. Menjadi teladan bagi umatnya. Sejauhmana seorang guru

mampu memberi teladan yang baik kepada siswanya, sejauh itulah

diperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi penerus

bangsa yang baik dan mulia.

b. Berilmu

Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa

pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu

yang diperlukannya untuk suatu jabatan.

Guru pun harus mempunyai ijazah agar diperbolehkan untuk

mengajar. Kecuali dalam keadaan darurat, misal jumlah siswa sangat

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

12

meningkat, sedang jumlah guru dari mencukupi, maka terpaksa menyimpang

untuk sementara, yaitu menerima guru yang belum berijazah. Tetapi dalam

keadaan normal ada patokan bahwa semakin tinggi pendidikan guru semakin

baik pendidikan dan pada gilirannya semakin tinggi pula dearjat masyarakat.

c. Sehat jasmani

Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka

yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengindap penyakit menular,

umpamanya, sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu,

guru berpenyakit tidak akan bergairah mengajar. Kita kenal ucapan “mens

sana in corpore sano’ , yang artinya dalam tubuh yang sehat terkadung jiwa

yang sehat. Walaupun pepatah itu tidak benar secara keseluruhan,a akan

tetapi kesehatan badan sangat berpengaruh semangat bekerja. Guru yang

sakit-sakitan kerapkali terpaksa absen dan tentu merugikan siswa.

d. Berkelakuan Baik

Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak siswa. Guru harus

menjadi teladan, karena anak-anak bersifat meniru. Daintara tujuan

pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi siswa dan

ini hanya mungkin dapat dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula.

Guru yang tidak berakhlak mulia tidak mungkin dipercaya untuk mendidik.

Yang dimaksud akhlak mulia dalam Ilmu Pendidikan Islam adalah akhlak

yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti dicontohkan oleh pendidik utama,

Nabi Muhammad saw. Diantara akhlak mulia guru tersebut adalah mencintai

jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua siswanya, berlaku

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

13

tenang dan sabar, berwibawa, gembira, bersifat manusiawi, bekerjasama

dengan guru-guru lain, bekerjasama dengan masyarakat.

3. Tugas Guru

Tugas guru atau pendidik di dalam kesehariannya perlu mengadakan

pengamatan terhadap muridnya baik dalam kelas maupun di luar kelas,

seperti pembiasaan shalat berjamaah atau kegiatan sekolah lainnya. Sehingga

jabatan guru itu luas yaitu membina seluruh kemampuan dan sikap yang baik

kepada murid sesuai ajaran Islam. Dalam pembentukan akhlak mulia murid

tidak terbatas melalui pembinaan di kelas saja (Daradjat, 2001: 264). Dengan

pembiasaan maka sikap disiplin itu akan muncul.

Tugas guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar, dan melatih

peserta didik. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai

hidup (afektif). Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (kognitif). Adapun melatih berarti

mengembangkan ketrampilan para siswa (Psikomotor) (Sukadi, 2006 : 17).

Menurut Abdullah Ulwan dalam Buku Hery Noer Aly berpendapat

bahwa tugas guru adalah melaksanakan pendidikan ilmiah, karena ilmu

mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian dan

emansiapasi harkat manusia. Sebagai pemegang amanat orang tua dan

sebagai salah satu pendidikan Islam, guru tidak hanya bertugas memberikan

pendidikan ilmiah. Tugas guru hendaknya merupakan kelanjutan sinkron

dengan tugas orang tua, yang juga merupakan tugas pendidik muslim pada

umumya, yaitu memberi pendidikan yang berwawasan manusia seutuhnya.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

14

Berkaitan dengan tugasnya, sebagaimana dikemukakan Abdurrahman

al-Nahlawi, guru hendaknya mencontoh peranan yang telah dilakukan para

nabi dan pengikutnya. Tusasnya, pertama-tama yaitu mengkaji dan

mengajarkan ilmu Iilahi, sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an Surat

Ali Ilmran ayat 79, yaitu :

Artinya : “ Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan

kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata

kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-

penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia

berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani,

karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan

kamu tetap mempelajarinya”.

Allah swt juga mengisyaratkan bahwa tugas pokok rasulullah saw.

Yaitu mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah kepada manusia serta mensucikan

mereka, yakni mengembangkan dan membersihkan jiwa mereka.

Artinya : “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari

kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-

ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al

Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.

Sesungguhnya Eng kaulah yang Maha Kuasa lagi Maha

Bijaksana”. (Q.S Al-Baqarah: 129).

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

15

Berdasarkan firman Allah diatas, al-Nahlawi menyimpulkan bahwa

tugas pokok guru dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

a. Tugas Pensucian

Guru hendaknya menegmbangkan dan membersihkan peserta didik agar

dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkan dari keburukan, dan

menjaganya agar tetap berada pada fitrahnya.

b. Tugas pengajaran

Guru hendaknya menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman

kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan

kehidupannya.

Guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan

secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesioanal

sesuai dengan tununan masyarakat yang semakin berkembang dalam arti

khusus bahwa setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa muridnya

pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Berkaitan dengan itu

maka sebenarnya guru memiliki peran yang kompleks di dalam proses belajar

mengajar dalam usahanya mengantarkan muridnya ke taraf yang dicita-

citakan. Guru juga bukan hanya sebagai pengajar saja tetapi guru juga harus

mampu menjadi seorang pembimbing, ilmuwan, penghungung dan motivator.

Guru Pendidikan Agama Islam adalah orang yang melakukan

kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan secara sadar terhadap peserta

didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran dan menjadi muslim yang

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

16

beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara.

B. Kedisiplinan

1. Pengertian Disiplin

Pengertian disiplin menurut kamus besar bahasa indonesia (WJS

Purwodarminto, 1995: 99) berarti latihan watak dengan maksud agar

perbuatan selalu menaati ketentuan atau aturan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Ada beberapa tingkatan disiplin yaitu disiplin diri, disiplin sosial,

dan disiplin normal yang semuanya menunjukkan pada pengertian pada

ketaatan kepada aturan yang disertai oleh kesadaran yang tinggi terhadap

hukum-hukum, norma-norma dan kewajiban yang telah disepakati bersama.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin berarti

kepatuhan pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, perilaku terkontrol

karena pelatihan (Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 359).

Menurut Ali (2011: 266) disiplin adalah suatu keadaan tertib dan

teratur yang dimiliki peserta didik di sekolah tanpa ada pelanggaran yang

merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta

didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

Kedisiplinan sering dikaitkan dengan ketaatan dan kepatuhan

seseorang dengan tata tertib, kaidah-kaidah serta aturan-aturan yang berlaku.

Disiplin merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aktifitas manusia

sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan. Disiplin merupakan kesediaan

untuk mematuhi peraturan dan larangan-larangan. Kepatuhan disini bukan

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

17

patuh karena tekanan dari luar, melainkan kepatuhan didasari karena adanya

kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan dan larangan tersebut

(Semiawan, 2009: 93).

Kedisiplinan berarti kontrol terhadap kelakuan, baik oleh kekuasaan

luar maupun individu itu sendiri (Andi, 2003: 47). Dengan kata lain adalah

sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi peraturan yang berlaku

dengan penuh tanggung jawab. Kedisiplinan adalah tata tertib yang dibuat

dan dipatuhi bukan hanya untuk mendidik siswa saja tetapi sebagai

pengontrol.

Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan yaitu

ketaatan atau kepatuhan seseorang pada suatu peraturan-peraturan, kaidah-

kaidah yang telah ditetapkan tanpa atau kedisiplinan adalah tindakan yang

didasarkan pada tata tertib tertentu, yang membutuhkan kontrol baik dari luar

maupun dari dalam diri individu. Disiplin merupakan hal yang penting

terutama bagi orang-orang yang ingin mencapai suatu cita-cita. Orang yang

terbiasa disiplin akan mempunyai program harian atau aturan, dan

berkomitmen terhadap program yang telah dibuat tersebut. Jika belum

terbiasa disiplin maka akan terasa berat karena disiplin tidak mudah

melainkan melalui proses yang cukup panjang. Terlebih lagi dalam membina

kedisiplinan pada siswa seperti dalam meraih cita-cita, disiplin dalam belajar,

disiplin dalam beribadah maupun disiplin dalam amalan seahri-hari.

Kedisiplinan dapat dilatih dengan menekankan pada pikiran dan watak

untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh dan sebagainya.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

18

Latihan-latihan itu dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh dalam

menanamkan sifat-sifat kedisiplinan.

2. Tujuan Disiplin

Tujuan disiplin adalah untuk melatih kepatuhan dengan jalan melatih

cara-cara berperilaku yang legal dan beraturan tetapi tujuan disiplin yang

hakiki ialah untuk ketetapannya kemaun dan kegiatan yang berorientasi pada

masyarakat, yang menjamin keterpakaiannya dan mempercayai dalam

lingkungan hidup tertentu (Muh. Said, 2004: 84).

Tujuan disiplin Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13) adalah

untuk memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang agar

mereka memperoleh kematangan dalam tingkah laku menuju kepada

kedewasaan, kebahagian, kehidupan, tentram dan damai, dengan demikian

akan dapat tercapai kematangan emosi kelak bila mereka telah mencapai

kedewasaan.

Menurut Syaiful Bahri, disiplin yang muncul karena kesabaran

disebabkan faktor seseorang dengan sadar, bahwa dengan disiplinlah dapat

kesuksesan dalam segala hal, dengan disiplin di dapatkan keteraturan dalam

kehidupan, dengan disiplin dapat menghilangkan kekecewan orang lain,

dengan disiplin orang mengaguminya.

Disiplin yang muncul karena paksaan biasanya dilakukan dengan

terpaksa pula. Keterpaksaan karena takut akan dikenakan sanksi atau

hukuman akibat pelanggran terhadap peraturan. Ada pengawasan dari petugas

pemimpin timbul disiplin, tetapi tidak ada pengawas atau pemimpin

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

19

pelanggran itu dilakukan, maka disiplin yang terpaksa identik dengan

ketakutan kepada hukum, sedangkan didiplin karena kesadaran menjadikan

hukum sebagai alat yang menyenangkan di jiwa dan selalu siap sedia untuk

menaatinya.

Dalam belajar disiplin sangat diperlukan, disiplin dapat melahirkan

semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu, dan masalah

semangat juga penting dalam belajar. Jika seseorang telah mempunyai

semangat yang tinggi untuk berbuat dan bekerja, maka otomatis dia akan

dapat mengusir, menghilangkan rintangan-rintangan seperti malas, santai,

bosan, melamun, dan sebagainya. Disiplin adalah kekuatan yang tidak tampak

dan penyatuan antara kedisiplinan dan semangat melahirkan tenaga

pendorong dalam perwujudan kepada tata tertib, dengan gairah kerja yang

rela berkorban demi perjuangan dalam menggapai sebuah cita-cita yang

didamba (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 14)

Tujuan disiplin yaitu bukan untuk mengekang dan melarang

kebebasan melainkan untuk melatih kepatuhan dengan jalan melatih cara-cara

berperilaku serta untuk memberikan bantuan kepada seseorang atau

sekelompok orang agar mereka memperoleh kematangan dalam tingkah laku

menuju kepada kedewasaan, kebahagian, kehidupan, tentram dan damai.

3. Cara-cara Menanamkan Kedisiplinan

Ada beberapa langkah untuk mengembangkan disiplin yang baik

kepada siswa :

a. Perencanaan. Ini meliputi membuat aturan dan prosedur dalam

menentukan konsekuensi untuk aturan yang dilanggar.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

20

b. Mengajarkan siswa bagaimana mengikuti aturan.

c. Salah satu cara yang terbaik adalah mencegah masalah dari semua

kejadian. Hal ini menuntut guru untuk dapat mempertahankan disiplin

dan komunikasi yang baik.

d. Merespon secara tepat dan konstruktif ketika masalah timbul (Sri Esti

Wuryani Djiwandono 2002: 303).

4. Hal-hal yang Mempengaruhi Kedisiplinan

a. Faktor internal (faktor dari dalam)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu

sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetik atau

bawaan. Faktor genetik maksudnya faktor yang berupa bawaan dari sejak

lahir dan merupakan keturunan dari salah satu dari kedua orang tuanya

atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya

(Sjarkawi, 2006: 19).

Oleh karena itu kita sering mendengar istilah “buah jatuh tidak

akan jauh dari pohonnya” misalnya sifat mudah marah yang dimiliki

seseorang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada anaknya,

dan jika seorang pasangan ahli musik, maka anak-anak yang mereka

lahirkan akan menjadi pemusik pula. Jadi bawaan dan bakat orang tua

selalu berpengaruh terhadap perkembangan pada anak-anaknya.

b. Faktor Eksternal (Faktor dari luar)

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang

tersebut, perkembangan manusia ditentukan oleh faktor lingkungan dan

pengalaman yang diterima sejak kecil, karena pada dasarnya faktor yang

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

21

mempengaruhi kedisiplinan erat sekali dalam penerimaan otoritas.

Otoritas yang baik didasarkan pada keahlian pengetahuan dan diatur

dalam suasana kasih sayang serta menghormati satu sama lain.

Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal

dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni

kelurga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media

audiovisual seperti TV dan CD, atau media cetak seperti koran, majalah,

dan alain sebagainya.

Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan

berkembang akan sangat berpengaruh kepada kepribadian seorang anak.

Terutama dari cara orang tua mendidik dan membesarkan anaknya.

Menurut Muhammad Tholhah Hasan (2003: 154-155) ada

beberapa hal yang mempengaruhi disiplin moral antara lain :

a. Berkurangnya tokoh panutan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

menjadikan teladan dalam sikap dan perilakunya, baik dalam

kehidupan pribadi, keluarga, maupun kehidupan sosialnya.

b. Dunia pendidikan kita memperhatiakn intelektualisasi nilai-nilai

agama dan moral namun mengesampingkan internalisasi nilai.

c. Melemahnya sanksi terhadap pelanggaran, baik yang berupa sanksi

moral, sanksi sosial, maupun sanksi judisial.

d. Pengaruh jelek dari kebiasaan dan kebudayaan luar yang dengan

leluasa masuk negara kita tanpa ada penyaringan.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

22

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dicermati bagi pendidik

agar dapat memancing siswa timbul kesadaran disiplin yaitu dengan

keteladaan, memberi nasihat, pembiasaan, hukuman, dan hadiah.

a. Teladan

Teladan atau modeling dapat membantu anak untuk bersikap

disiplin, sebagaimana kita tahu bahwa anak adalah peniru terbesar di

dunia. Pendidikan dengan teladanan berarti pendidikan dengan

memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara, berfikir, dan

sebagainya.

Teladan merupakan salah satu metode yang paling tepat dan

berhasil guna, karena pada umumnya orang lebih mudah menangkap

yang konkrit daripada yang abstrak (Hery Noer Aly, 1999: 178).

b. Memberi Nasehat

Memberi nasehat berarti memberi penjelasan tentang

kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang

yang dinasehati dari bahaya serta menunjuk ke jalan yang

mendatangkan kebahagiaan dan manfaat (Herry Nur Aly, 1999: 191)

Nasehat merupakan salah satu metode penting dalam

pendidikan, dengan ini pendidikan dapat menanamkan pengaruh yang

baik ke dalam jiwa jika digunakan dengan cara yang dapat mengetuk

relung jiwa melalui pintu yang tepat. Dengan nasehat pula, anak didik

akan lebih taat dan patuh terhadap peraturan yang ada, sehingga anak

didik akan terarah pada kedisiplinan yang tinggi dan lebih baik.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

23

c. Pembiasaan

Pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan yang sangat

penting sekali, terutama bagi anak-anak, sebagai permulaan dan

pangkal pendidikan pembiasaan-pembiasaan yang merupakan alat

satu-satunya, kalau sejak dini anak sudah dilatih sengan kebiasaan-

kebiasaan dan perbuatan yang baik, menghargai waktu dan menaati

aturan-aturan yang ada maka setelah besar kebiasaan itu akan tetap

dilakukan baik yang ada di keluarga, sekolah maupun tempat lain.

Menanamkan kebiasaan pada anak adalah sulit dan kadang-kadang

memakan waktu yang relatif lama, tetapi segala sesuatu yang sudah

menjadi kebiasaan akan sulit pula untuk dirubah maka dari itu, lebih

baik menjaga anak supaya mempunyai kebiasaan yang baik dari pada

terlanjur memiliki kebiasaan yang tidak baik (M. Ngalim Purwanto

1994: 165).

Supaya pembiasaan itu lekas tercapai hasilnya ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi, yaitu mulai pembiasan itu sebelum

terlambat. Artinya sebelum anak mempunyai kebiasaan yang

berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan. Kemudian

dilakukan dengan kontinue dan teratur sehingga akhirnya menjadi

kebisaan yang otomatis, unruk itu dibutuhkan pengawasan. Selain

secara kontinue juga konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh

terhadap pendirian yang telah diambilnya. Dan pembiasaan yang

mula-mulanya mekanistis itu harus menjadi pembiasaan yang disertai

kata hati anak itu sendiri.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

24

Metode pembiasaan dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di sekolah juga merupakan kesempatan pertama yang sangat

baik untuk membina pribadi anak setelah orang tua atau dengan kata

lain untuk memperbaiki pribadi anak yang telah terlanjur rusak karena

pendidikan dalam keluarga (Dzakiyah Dardjat, 1970: 57).

d. Metode Hukuman

Metode hukuman adalah penderitaan yang dibebankan atau

ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru dan

lainnya) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan, kesalahan (M.

Ngalim Purwanto, 1994: 197).

Metode hukuman merupakan salah satu alat yang digunakan

dalam pendidikan guna mengembalikan perbuatan yang salah kepada

jalan yang benar, namun penggunaannya tidak boleh sewenag-

wenang, apabila anak remaja melakukan kesalahan maka dia diberi

ancaman bahkan hukuman untuk tidak mengulanginya lagi, dengan

metode ini pendidikan dalam membina kedisiplinan beribadah siswa

bisa berjalan dengan lancar.

e. Reward atau hadiah

Metode pemberian hadiah (reward) dikatakan sebagai

motivasi yaitu apabila hadiah tersebut disukai oleh anak sekalipun

kecil atau murah harganya. Menurut Indra Kusuma, reward

merupakan alat pendidikan yang represif yang menyenangkan hadiah

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

25

diberikan kepada anak yang telah menunjukkan hasil baik dalam

pendidikan (Indra Kusuma, 2001: 85). Hadiah diberikan atas

perbuatan-perbuatan atau hal-hal yang baik yang telah dilakukan

(Ramayulis, 2008: 211).

Perilaku kedisiplinan dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor

internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu faktor yang berasal

dari dalam diri orang itu sendiri sedangkan faktor eksternal yaitu

berasal dari luar atau dari lingkungan dimana orang itu tinggal. Hal

yang perlu dicermati oleh pendidik agar siswa terpancing untuk

disiplin yaitu dengan cara dengan keteladaan, memberi nasihat,

pembiasaan, hukuman, dan hadiah.

C. Ibadah Shalat

1. Ibadah

a. Definisi Ibadah

Ibn Taymiyah mengartikan ibadah sebagai puncak ketaatan dan

ketundukan yang di dalamnya terdapat unsur cinta (al-hubb). Seseorang

belum dikatakan beribadah kepada Allah kecuali bila mencintai Allah lebih

dari cintanya kepada apapun dan siapapun juga. Ketaatan tanpa unsur cinta

maka tidak bisa diartikan sebagai ibadah dalam arti yang sebenarnya. Dari

sini pula dapat diartikan bahwa akhir dari perasaan cinta yang sangat tinggi

adalah penghambaan diri, sedangkan awalnya adalah ketergantungan.

(Jamaluddin Syakir, 2010: 43)

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

26

Ibadah berarti taat, tunduk, turut, menghambakan, mengikut, doa.

Bisa juga diartikan menyembah, sebagimana disebut dalamQ.S. al-Dzariyat

ayat 56, yang artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk

menenyembah-Ku”. (Thoha, 1999: 169)

b. Macam-macam Ibadah

1) Ibadah khusus (Khassah) yang disebut juga ibadah mahdah yaitu ibadah

yang ketentuan pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh Allah dan

dijelaskan oleh RasulNya, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

2) Ibadah umum (ammah) atau yang disebut ghairu mahdah yaitu sebuah

perbuatan yang mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan orang lain,

dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah, seperti belajar, mencari nafkah,

menolong orang susah dan sebagainya.

2. Shalat

a. Definisi Shalat

Shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan

Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang

tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan

rukun yang telah ditentukan.

Shalat merupakan ibadah yang harus dikerjakan oleh semua orang

Islam, baik laki-laki maupun perempuan yang sudah mencapai usia baligh,

oleh karena itu melaksanakan shalat hukumnya adalah fardhu’ain, jadi orang

islam apabila sudah berusia baligh wajib hukumnya untuk melaksanakan

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

27

shalat dan apabila tidak melaksanakannya maka akan mendapatkan dosa atau

disiksa kelak di hari kiamat. http://pengertian-shalat.blogspot.co.id/ Diakses

pada tanggal 05 Agustus 2016 pukul 10.20

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan shalat merupakan suatu

bentuk ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan yang diawali dengan

takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. shalat hukumnya adalah

fardhu’ain, jadi orang islam apabila sudah berusia baligh wajib hukumnya

untuk melaksanakan shalat dan apabila tidak melaksanakannya maka akan

mendapatkan dosa atau disiksa kelak di hari kiamat.

Salah satu ibadah yang sangat penting di dalam islam, yang

diwajibkan oleh Allah kepada setiap mukmin adalah shalat. Tetapi banyak

umat Islam yang meremehkan urusan shalat ini. Seperti kita lihat ketika

dalam perjalanan jarak jauh, baik dengan kereta api maupun bis umum,

banyak umat islam yang tidak menjalankan ibadah shalat. Demikian juga

shalat jum’at, umat Islam baik yang bekerja di pabrik maupun di kantor-

kantor, banyak yang tidak melaksanakan shalat jum’at. Padahal shalat adalah

perkara yang sangat agung dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya. Banyak

dalil dan bukti yang menegaskan bahwa shalat adalah ibadah yang sangat

penting dan agung, diantaranya :

1) Karena shalat adalah ibadah yang yang perintahnya langsung diturunkan

oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT, tanpa perantaraan malaikat

Jibril. Dalam peristiwa yang di kenal dengan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad

menerima perintah langsung dari Allah.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

28

2) Shalat adalah ibadah yang sangat penting dan agung karena shalat adalah

ibadah yang tidak bisa ditinggalkan dalam keadaan apapun dan dengan

alasan apapun. Orang hanya oleh berhenti shalat ketika ia sudah dishalati

atau sudah mati. Karena itu orang yang sakit dan tidak bisa berdiri, dia

boleh shalat dengan duduk. Apabila tidak bisa dengan duduk, maka boleh

shalat dengan berbaring. Bila tidak bisa dengan berbaring, maka ia boleh

shalat dengan isyarat. Kalau seseorang tidak boleh terkena air, maka boleh

mengganti wudhunya dengan tayammum. Bila tidak bisa tayammum sendiri

maka, boleh ditayammumi oleh orang lain.

3) Shalat adalah ibadah yang sangat penting dan agung karena merupakan

ikatan janji kepada Allah. Shalat adalah ibadah yang apabila ditinggalkan

mempunyai konsekuensi dan sangsi yang sangat besar. Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya janji antara kami dan mereka adalah shalat. Barang siapa

meninggalkan makadia telah kafir.”(HR. Ibnu Majah).

4) Shalat adalah ibadah yang sangat penting dan agung, sehingga semua Nabi

dan Rasul diperintahkan oleh Allah untuk mendirikan shalat.

5) Shalat adalah ibadah yang sangat penting dan agung karena baik buruknya

shalat menjadi barometer baik buruknya amal yang lain. Apabila seseorang

terbiasa meninggalkan shalat, yang berarti nilai shalatnya adalah rusak dan

jelek. Maka, dengan demikian seluruh amalnya akan rusak dan jelek.

Termasuk didalamnya adalah orang yang rajin shalat tetapi tidak memenuhi

syarat dan rukunnya sehingga batal dan tidak sah shalatnya. Maka orang ini

amal-amalnya yang lain juga akan rusak. Sebaliknya, apabila nilai shalatnya

baik dan diterima akan berfungsi sebagai kontrol dari berbagai perbuatan

buruk dan maksiat.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

29

6) Shalat adalah ibadah yang sangat penting dan agung karena shalat adalah

mi’raj seorang mukminin kepada Allah. Shalat adalah kesempatan bagi

hamba menghadap kepada Allah secara langsung dan segala jiwa dan

raganya, untuk menyembah-Nya, untuk memohon pertolongan dan untuk

dihindarkan dari bencana. Shalat adalah munajat kepada Allah di dunia

untuk kelak bisa berdekatan dengan-Nya diakhirat. Ssat shalat adalah saat

dan keadaan terbaik dan terindah bagi manusia, karena dia menghadap

kepada Tuhannya.

Shalat mempunyai kedudukan yang utama diantara ibadah-ibadah

yang lain, tetapi akan lebih utama lagi apabila shalat itu dilakukan dengan

secara berjama’ah, baik dirumah, mushola, ataupun masjid. Shalat jama’ah

mempunyai nilai yang lebih, sama nilainya dengan shalat perorangan

ditambah dua puluh tujuh derajat. Sebagaimana diriwayatkan Umar, bahwa

Rasulullah saw bersabda: “Dari ibnu Umar sesungguhnya nabi bersabda

“Shalat jama’ah itu lebih baik dari pada shalat sendirian dengan selisih

dua puluh tujuh derajat.”

Karena selain mendapat pahala yang berlipat ganda, shalat

berjama’ah juga akan menumbuhhkan rasa kebersamaan yang kuat,

seseorang tidak akan hidup tanpa adanya orang lain. Banyak umat Islam

yang menganggap remeh urusan shalat berjama’ah. Kenyataan ini bisa kita

lihat di sekitar kita dengan perkataan ‘Masih bagus mau shalat, dari pada

tidak mau shalat’, sehingga tidak berjama’ah pun sudah dianggap sudah

menjadi muslim yang layak mendapatkan surga dan ridha Allah. Padahal

Rasulullah dan para sahabat tidak pernah meninggalkan shalat berjama’ah

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

30

kecuali jika ada halangan yang syar’i. Ketika Rasulullah sakit beliau tetap

melaksanakan shalat berjama’ah di masjid sebagai imam hingga sakitnya

semakin parah beliau memerintahkan kepada abu bakar untuk mengimami

shalat berjama’ah.

Shalat berjama’ah sudah ditentukan waktunya. Waktunya sudah

ditandai dengan adzan yang berkumandang. Saat itulah dilaksanakan.

Amalan siang tidak akan diterima waktu malam dan amalan malam tidak

akan diterima waktu siang adalah waktu shalat. Jelasnya, dalam hal ini

seseorang harus disiplin dalam shalatnya, bahwa tidak ada alasan bagi

seseorang untuk meninggalkan shalat karena kesibukan, yaitu dengan

mengakhirakan shalat atau seseorang mengganti, memajukan atau

mengundurkan waktu pelaksanaanya. Ketika sudah waktunya mereka harus

bergegas untuk menjalankannya.

b. Keutamaan Shalat

1) Shalat merupakan tiang agama

Kedudukan shalat lima waktu dalam agama ini adalah ibarat tiang

penopang dari suatu kubah atau kemah. Tiang penopang yang dimaksud di

sini adalah tiang utama. Artinya jika tiang utama ini roboh, maka tentu suatu

kubah atau kemah akan roboh.

Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Artinya : “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya

(penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

31

Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa

hadits ini hasan)

Dalam hadits ini disebut bahwa shalat dalam agama Islam adalah sebagai

tiang penopang yang menegakan kemah. Kemah tersebut bisa roboh

(ambruk) dengan patahnya tiangnya. Begitu juga dengan islam, bisa ambruk

dengan hilangnya shalat. Demikianlah cara berdalil Imam Ahmad dengan

hadits ini.

Dari ‘Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma, Rasulullah shallallahu

’alaihi wa sallam bersabda,

Artinya :“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : bersaksi bahwa tidak

ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan

bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan

shalat, menunaikan zakat, naik haji ke Baitullah -bagi yang

mampu, berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan

Muslim no. 16)

Faedah yang bisa kita tarik dari hadits di atas:

a) Dikatakan dalam hadits ini bahwa islam adalah seperti kubah yang

dibangun di atas lima tiang penopang (rukun). Apabila tiang penopang

kubah yang terbesar tersebut roboh, maka robohlah kubah Islam.

b) Dalam hadits ini juga disebutkan bahwa rukun-rukun Islam adalah

tiang-tiang penopang suatu kubah (bukan tiang biasa). Di situ ada dua

kalimat syahadat. Kedua kalimat tersebut adalah rukun. Di situ juga ada

shalat dan zakat yang masing-masing sebagai rukun. Lalu bagaimana

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

32

mungkin kubah Islam tetap berdiri jika salah satu dari tiang penopang

kubah sudah tidak ada, walaupun rukun yang lain masih ada?

c) Rukun atau tiang Islam tadi dimasukkan dalam nama Islam. Artinya,

jika hilang sebagian rukun, maka hilanglah nama Islam. Lebih-lebih ini

disebut rukun atau tiang penopang, bukan seperti bagian lainnya. Ada

tiang yang jadi bukan jadi jadi tiang penopang, ada kayu dan baut bata,

yang kesemuanya tidaklah seperti rukun yang dimaksud di sini.

https://rumaysho.com/5911-shalat-adalah-tiang-agama.html, Diakses pada

tanggal 10 agustus 2016 pukul 04.10

2) Shalat sebagai barometer baik buruknya amalan yang lain

Yang dimaksud dengan shalat sebagai barometer dari amalan shalat

seseorang yaitu karena shalat merupaka tiangnya/pondasi agama.

analoginya, sama halnya seperti rumah yang jika dibangun tanpa pondasi

maka genteng tidak akan berada di atas sebagai peneduh dan pelindung

ketika hujan dan panas. dalam pelaksaan shalat, bisa dilihat. bagi seseorang

yang melaksanakan dengan khusyu dan tepat waktu, maka baiklah

agamanya dan baik pula lah akhlaknya.

3) Shalat adalah ibadah yang perintahnya langsung diturunkan oleh Nabi

Muhammad SAW dari Allah SWT, tanpa perantara malaikat Jibril.

Shalat lima waktu merupakan ibadah yang Allah Ta’ala syariatkan

kepada Nabi-Nya Saw secara langsung tanpa perantara malaikat. Berbeda

halnya dengan kewajiban lainnya yang diwajibkan melalui perantara

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

33

malaikat. Shalat lima waktu diwajibkan di langit sementara kewajiban

lainnya diwajibkan di bumi.

4) Shalat membedakan orang Islam dengan orang kafir.

Nabi Muhammad Saw. jauh telah mengatakan yang membedakan

antara orang islam dan kafir adalah shalat, berarti siapa yang yang shalat

berarti dia islam dan siapa yang tidak mau shalat berarti dia itu telah kafir.

Maka orang kafir itu janganlah mengharapkan surga, karena surga

itu tempatnya untuk orang yang bertaqwa, dan orang bertaqwa itu diperintah

untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dan

tentunya untuk bisa tahu perintah dan larangan-Nya kita harus mengikuti

ajaran Nabi Muhammad Saw yang telah diutus oleh Alloh untuk segenap

manusia,dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw adalah islam.

Sedangkan islam itu kata Nabi muhammad Saw. Adalah bersaksi bahwa

tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah, mendirikan

shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji bila mampu, dan

berpuasa dibulan ramadhan (HR. Muslim).

https://eryas.com/Keutamaan%20Shalat.html. Diakses pada tanggal 11

Agustus 2016 pukul 13.00

c. Fungsi dan Hikmah Shalat

Di antara fungsi dan hikmah salat adalah :

1) Untuk mengingat Allah. Inilah fungsi shalat yang utama yaitu sebagai sarana

dzikrullah (mengingat Allah) dan media khusus untuk menyembah hanya

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

34

kepada Allah semata. Orang yang memfungsikan shalatnya sebagai sarana

untuk mengingat Allah, akan mendapatkan ketentraman hati.

Tidak mungkin orang bisa mendapatkan ketenangan dan ke-khusuan

dalam mengingat Allah tanpa mengenal baik siapa Allah (ma’arifatullah)

yang disembahnya. Dengan kata lain, kekhusuan salat seseorang sangat

bergantung pada sejauh mana orang tersebut mengenal Allah SWT. Orang

yang mengenal Allah dengan baik, akan mampu merasakan kehadiran dan

pengawasan Allah dalam ibadahnya kemudian mendorongnya untuk selalu

bersikap dan berperilaku terbaik/al-ihsani.

2) Shalat yang dilakukan secara intensif akan mendidik dan melatih seseorang

menjadi tenang dalam menghadapi kesusahan dan tidak bersikap kikir saat

mendapat nikamat dari Allah SWT.

3) Mencegah perbuatan keji dan munkar. Firman Allah SWT salam surat Al-

Ankabut/29 : 45.

Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al

Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat

itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.

Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih

besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Shalat yang dilakukan sesuai dengan fungsi utamanya yaitu

dzikrullah (mengingat Allah), dia jaga kualitas dan intensitas shalatnya

sesuai tuntunan Allah melalui Rasul-Nya Maka mesti memiliki kualitas

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

35

dan pengaruh yang sangat kuat dalam mencegah seseorang terhadap

perbuatan keji dan munkar.

4) Shalat dan sabar juga berfungsi sebagai penolong bagi orang yang beriman.

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 153.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat

sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-

orang yang sabar”.

d. Kesempurnaan Shalat

Menurut Ahamdi (2008: 151) Shalat merupakan rukun Islam yang

kedua. Shalat dapat dinilai apabila memenuhi syarat dan rukun-rukunnya.

Kewajiban melaksanakan shalat sebagaimana halnya dengan melaksanakan

kewajiban lainnya, menurut syariat islam ditentukan bagi seseorang yang

telah dipandang sebagai subyek hukum atau mukallaf (kewajiban untuk

melaksanakan peraturan-peraturan Allah) yaitu apabila :

a. Ajaran Islam telah sampai kepadanya.

b. Berakal (sehat, tidak gila atau dalam keadaan tidak sadar, dan

sebagainaya).

c. Baligh yang ciri-cirinya antara lain sudah 15 tahun, pernah mimpi

bersetubuh, sudah menikah dan menstruasi bagi wanita.

Adapun syarat-syarat shalat yang mesti dipatuhi oleh seseorang

yang akan melakukannya ialah :

a. Waktunya sudah tiba.

b. Menghadap kiblat.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

36

c. Menutup aurat dengan jalan: untuk pria yang menutup badan yang

terletak antara pusat dan lutut. Untuk wanita menutup seluruh anggota

badan kecuali muka dan telapak tangan. Berpakaian yang rapi, berlaku

baik untuk pria maupun wanita.

d. Dalam keadaan suci atau bersih diri.

Kesempurnaan Shalat itu hendaknya harus dilakukan dengan:

a. Ikhlas yaitu dilaksanakan hanya untuk mencari ridha Allah SWT.

b. Khusyu’ yaitu melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berusaha

untuk mengoksentrasikan diri hanya ingat kepada Allah melalui makna

bacaan-bacaan shalat.

c. Khusus untuk melaksanakan shalat fardu, disamping hal-hal diatas juga

dianjurkan untuk melaksanakannya di masjid, pada awal waktu dan

berjamaah. (Ahmadi, 2008: 156).

3. Dasar Kedisiplinan Dalam Melaksanakan Shalat

Dasar kedisiplinan dalam melaksanakan shalat sudah dijelaskan oleh

Allah dalam Al-quran surat An-Nisa ayat 103, yang berbunyi :

Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah

di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian

apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu

(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa

: 103).

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

37

http://ardy-aditya.heck.in/manfaat-keistimewaan-sholat-5-waktu.xhtml

Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul 17.20

Dari penjelasan ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa shalat

merupakan latihan bagi pembinaan disiplin pribadi, ketaatan melaksanakan

shalat pada waktunya menumbuhkan kebiasaan untuk secara teratur dan terus

menerus melaksanakannya pada waktu yang ditentukannya.

Dengan demikian, siswa dilatih untuk mengamalkan ibadah shalat di

rumah maupun di luar rumah khususnya di lingkungan sekolah. Dengan

terbiasanya anak didik dilatih untuk mengamalkan shalat diharapkan anak

tersebut akan terbentuk suatu kedisiplinan shalat yang akan mengarah pada

kedisiplinan yang lain dalam kehidupannya.

Dengan menanamkan kepada anak untuk selalu membiasakan diri

untuk berdisiplin maka individu tersebut akan menjadi manusia yang

berkepribadian muslim yakni beriman teguh, beramal saleh, berakhlak mulia,

berguna bagi masyarakat, agama dan negara.

Dalam kaitan di atas, penerapan disiplin dalam kehidupan sehari-hari

berawal dari disiplin pribadi dan disiplin pribadi dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam yang

melibatkan diri sendiri berarti disiplin yang timbul adalah karena kesadaran.

Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal

yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan,

yang tak sepatutnya dilakukan. Memahami pendapat ini, bagi seorang yang

taat beribadah, yang menempatkan disiplin dalam setiap sikap dan tingkah

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

38

lakunya, begitu waktu shalat berjama‟ah, ia akan segera tergugah hatinya

untuk melaksanakan shalat, karena dalam islam melaksanakan shalat

berjama‟ah pahalanya lebih dari 27 derajat dan merupakan suatu perintah

yang dianjurkan.

Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan

dimanapun seseorang berada disana selalu ada disiplin. Jadi, manusia

mustahil hidup tanpa disiplin. Demikian pula di sekolah, ada peraturan dan

tata tertib yang melatih, mendidik, dan mengatur kehidupan siswa. Disiplin

akan mendorong, memotivasi dan memaksa siswa bersaing meraih prestasi.

Oleh karena itu, disiplin perlu dikembangkan dan diterapkan di sekolah.

Dari berbagai uraian diatas, kita tahu bahwa penerapan disiplin yang

mantap dalam kehidupan sehari-hari berawal dari disiplin pribadi. Dan

disiplin pribadi bisa dibentuk melalui pembiasaan melaksanakan shalat yang

selanjutnya ditransformasikan kepada siswa dalam disiplin belajar. Dengan

disiplin belajar yang diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen di

sekolah akan mengantarkan siswa sukses dalam belajar.

D. Penelitian Terdahulu

Pada Skripsi Irma Muspidawati dengan Judul : “Peran Guru dalam

Menanamkan Kesadaran Shalat Fardhu Pada Siswa II Sekolah Dasar Al Irsyad

Al Islamiyyah 02 Purwokerto Tahun Pelajaran 2010/2011”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru dalam

menanamkan keasadaran beribadah shalat fardhu pada siswa kelas II sekolah

dasar Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto, mengetahui faktor-faktor

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

39

pendukung dan penghambat yang mempengaruhi keberhasilan dalam

menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran beribadah shalat fardhu pada siswa.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan metode yang

digunakan adalah metode observasi, wawacara, dan dokumentasi. Setelah data

terkumpul dianalisis dianalisis dengan metode induktif dan deduktif. Sumber data

dari penelitian ini adalah hasil wawancara dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah, Bidang Kurikulum dan Kesiswaan, Penanggung jawab Biah Islamiyyah

dan empat orang tua Wali Kelas II. Adapun penelitian ini dilaksanakan di

semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah empat

orang wali kelas II sekolah dasar Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto,

sedangkan obyek penelitian ini adalah peran dan aktivitas guru dalam

menanamkan kesadaran beribadah shalat fardhu pada siswa kelas II Sekolah

dasar Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru dalam menanamkan

keasadaran beribadah shalat siswa adalah sebagai berikut: (1) Sebagai Pengajar

(2) Sebagai Pembimbing (3) sebagai motivator dalam bentuk taushiyyah, reward,

dan punishment yang sesuai dengan kaakter siswa (4) Sebagai Penghubung (5)

Sebagai Ilmuwan.

Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada variabel penelitiannya.

Sedangkan persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode

penelitian kualitatif dan metode analisis datanya menggunakan metode indukitif.

Pada Skripsi Miftahul Janna dengan judul: Peran Guru Pkn dalam

Meningkatkan Disiplin Siswa SMA N 1 Rawalo. Penelitian ini menggunakan

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru 1. Definisi Peran Gururepository.ump.ac.id/844/3/BAB II_ELY LISTATI_PAI'16.pdfdan pendekatan terhadap siswanya. Pendapat penulisan ini dikuatkan

40

metode deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, metode

pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi dan angket,

sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian

data, dan verification.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran guru Pkn dalam

meningkatkan disiplin siswa SMA N 1 Rawalo sebagai pembimbing, contoh atau

teladan, pengawas dan pengendali sudah berjalan dengan baik, walaupun masih

banyak kendala baik dari internal maupun eksternal.

Peran guru Pkn dalam meningkatkan disiplin siswa yaitu dengan cara

memberikan keteladanan yang baik, memberikan penilaian afektif kepada siswa.

Kesisiplinan siswa SMA N 1 rawalo secara umum sudah baik. Ketidakdisiplinan

yang terjadi masih dalam taraf wajar seperti keterlambatan, ketidakhadiran tanpa

keterangan, tidak mengerjakan tugas, dan pelanggran terhadap atribut sekolah.

Perbedaan pada penelitian ini pada metode analisi datanya, didalam

penelitian karya Miftahul Jannah ini menggunakan metode analisi datanya

menggunakan reduksi data, penyajian data dan verification Sedangkan yang akan

peneliti lakukan adalah dengan menggunakan metode analisis data induktif.

Persamaan pada penelitian ini yaitu pada metode penelitian ini sama-sama

menggunakan metode penelitan deskriptif kualitatif.

Peran Guru Dalam..., Ely Listati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016