bab ii tinjauan pustaka a. pengertian penanaman...

21
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilai Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan. Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di budidayakan. Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan. Berbicara tentang nilai, Milton Rokeach dan James Bank mengemukakan bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas di kerjakan. 22 Sedangkan EM. K. Kaswardi, berpendapat bahwa nilai adalah daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada 22 H. M. Chabib Toha.(1996). Kapita SelektaPendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. hlm. 60

Upload: lecong

Post on 22-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penanaman Nilai

Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya proses,

cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan. Penanaman

adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan

pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di

budidayakan.

Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara

pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial

dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.

Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang

individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.

Berbicara tentang nilai, Milton Rokeach dan James Bank

mengemukakan bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang

berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dalam mana

seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan atau mengenai

sesuatu yang pantas atau tidak pantas di kerjakan.22

Sedangkan EM. K. Kaswardi, berpendapat bahwa nilai adalah daya

pendorong dalam hidup, yang memberi makna dan pengabsahan pada

22

H. M. Chabib Toha.(1996). Kapita SelektaPendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. hlm. 60

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

18

tindakan seseorang.23

Nilai merupakan realitas yang bersifat abstrak yang

dirasakan manusia sebagai daya pendorong atau prinsip-prinsip yang

menjadi pedoman dalam hidup.Jadi, dari pengertian diatas nilai

merupakan sifat yang melekat pada sesuatu yang berhubungan dengan

subyek/manusia (dalam hal ini manusia selaku pemberi nilai).

Pengertian Nilai menurut Spranger adalah suatu tatanan yang

dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih

alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam pandangan

Spranger, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-

nilai kesejarahan. Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai

dimensi nilai dalam kepribadian manusia, namun Spranger mengakui

akan kekuatan individual yang dikenal dengan istilah roh subjektif.

Sementara itu, kekuatan nilai-nilai kebudayaan merupakan roh objektif.

Kekuatan individual atau roh subjektif didudukkan dalam posisi primer

karena nilai-nilai kebudayaan hanya akan berkembang dan bertahan

apabila didukung dan dihayati oleh individu.

Penerimaan nilai oleh manusia dilakukan secara kreatif dan aktif.

Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong

orang untuk mewujudkannya. Nilai agama ialah salah satu dari macam-

macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atas dasar

23

EM. K. Kaswardi. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT.

Grasindo.hlm. 24-25

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

19

pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut

ajaran agama.24

Penanaman nilai dapat diartikan sebagai wujud aplikasi dari

apa yang diperoleh dari pendidikan yang kemudian ditransformasikan

secara sadar ke dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Penanaman nilai

yang dimaksud dalam hal ini adalah mendorong lahirnya generasi yang

mampu memperbaharui sistem nilai yang sedang berjalan dan melawan

beberapa arus yang kini mulai menggerogoti budaya bangsa, khususnya

korupsi.

Penanaman nilai antikorupsi tentu sangat relevan sebagai

upaya edukatif mendidik generasi muda yang berkarakter jujur dan

bermoral baik. Tujuan pokoknya, mencegah berlanjutnya siklus

korupsi di masa mendatang.Asumsinya, peserta didik yang menjadi

sasaran program tersebut merupakan generasi masa depan yang

diharapkan tidak meneruskan kebiasaan korupsi.

Program ini saja tidak cukup untuk tujuan menghapus korupsi

maupun menyiapkan generasi antikorupsi. Korupsi di Indonesia telah

menjadi masalah akut dan kompleks. Korupsi tak semata terkait

buruknya sistem, tetapi juga memudarnya nilai-nilai kejujuran,

kesederhanaan, kepedulian, kegigihan, kedisiplinan, keberanian dan

tanggung jawab dalam masyarakat dan lingkungan pemerintahan.

24

Mohammad Ali, Asrori (2010). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Dididik).

Jakarta : Bumi Aksara.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

20

Secara normatif tujuan yang ingin dicapai dalam proses

aktualisasi nilai-nilai agama Islam, meliputi tiga dimensi atau aspek

kehidupan yang harus di bina dan dikembangkan oleh pendidikan.

Pertama dimensi spiritual, yaitu iman, taqwa dan akhlak mulia yang

tercermin dalam bentuk ibadah dan mu‟amalah.

Kedua dimensi budaya yaitu kepribadian yang mantap dan

mandiri, tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Ketiga

dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan yaitu cerdas,

kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, profesional, inovatif dan produktif.

Dimensi kecerdasan ini berimplikasi bagi pemahaman nilai nilai al

Qur‟an dalam pendidikan.25

B. Pengertian Antikorupsi

1. Pengertian Antikorupsi

Pengertian Antikorupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak

mendukung adanya upaya untuk merugikan keuangan negara dan

perekonomian negara. Dengan kata lain, antikorupsi merupakan sikap

menentang terhadap adanya korupsi.

Antikorupsi adalah sikap tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang

terhadap tindakan korupsi. Antikorupsi merupakan sikap yang dapat

mencegah dan menghilangkan peluang bagi berkembangnya korupsi.

Mencegah yang dimaksud adalah upaya meningkatkan kesadaran

25

Said Agil Husin Al Munawar. (2005) Aktualisasi Nilai-Nilai Islam, Al-Qur‟an

dalam sistem Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

21

individu untuk tidak melakukan tindak korupsi dan berupaya

menyelamatkan uang dan asset negara. Pendidikan anti korupsi, dengan

demikian, merupakan usaha sadar untuk memberi pemahaman dan

tindakan pencegahan terhadap terjadinya perbuatan korupsi yang

dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal

pada lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal di masyarakat.

Pendidikan antikorupsi tidak berhenti pada pengenalan nilai-nilai

antikorupsi, akan tetapi, berlanjut pada pemahaman nilai, penghayatan

nilai dan pengamalan nilai antikorupsi menjadi kebiasaan hidup sehari-

hari.

Secara umum tujuan pendidikan anti korupsi adalah: 1.)

membentuk pengetahuan dan pemahaman mengenai bentuk korupsi dan

aspek-aspeknya; 2.) pengubahan persepsi dan sikap terhadap korupsi; dan

3.) pembentukan keterampilan dan kecakapan baru yang dituduhkan

untuk melawan korupsi.26

Manfaat jangka panjangnya dapat menyumbang pada

keberlangsungan Sistem Integrasi Nasional dan program antikorupsi.

Dalam jangka pendek adalah pembangunan kemauan politik bangsa

Indonesia untuk memerangi korupsi.

Pendidikan anti korupsi secara umum dikatakan sebagai

pendidikan koreksi budaya yang bertujuan untuk mengenalkan cara

berfikir dan nilai-nilai baru kepada peserta didik. Dalam pendidikan anti

26

Makna dan Tujuan Pendidikan Anti Korupsi di akses pada tanggal 5 Oktober 2015 dari

http://www.infoduniapendidikan.com/2015/01/makna-dan-tujuan-pendidikan-anti-

korupsi.html

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

22

korupsi harus mengintegrasikan tiga domain, yakni domain pengetahuan

(kognitif), sikap dan perilaku (afeksi), dan keterampilan (psikomotorik).

Implementasi pendidikan anti korupsi di jenjang sekolah bisa

menggunakan strategi eksklusif. Selanjutnya pendidikan anti korupsi

adalah program pendidikan yang diselenggarakan di sekolah/madrasah,

dapat berbentuk penyisipan dalam materi mata pelajaran tertentu,

diimplementasikan dalam bentuk materi kegiatan ekstra kurikuler siswa,

dan melalui pengembangan budaya madrasah.27

2. Nilai-nilai Islam tentang Anti Korupsi

Pendidikan islam harus bisa terintegratif dan berisi serta masuk

dalam seluruh relung kehidupan madrasah, nilai-nilai Islam menjadi

sebuah budaya dan peradaban. Islam mengajarkan tentang hidup santun,

menghargai,hormat, kasih dan saying kepada orang tua, guru, orang yang

lebih tua, atau sesama. Menghindar dari perbuatan tercela seperti

berbohong, tidak jujur, tidak amanah (korupsi). Selalu mendekat pada

Allah melalui kegiatan spiritual seperti banyak berdzikir, sholat

berjama‟ah, membaca al Qur‟an dan lain-lain, sehingga nilai-nilai islam

terasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian menerapkan

nilai Islam secara benar sebenarnya merupakan menjauhkan diri dari

tindakan korupsi. Hal tersebut sesuai firman Allah dan hadist

Rosulullah.

27

Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi di Madrasah di akses pada

tanggal 11 Oktober 2015 dari https://www.kemenag.go.id

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

23

Dalam ajaran Islam secara gamblang mengharamkan, bahkan

mengutuk perbuatan korupsi, seperti tersirat dalam beberapa ayat Al

Quran28

, diantaranya:

1. QS. Al-Anfal ayat 27 :

سىلللهتخىنىالآمنىاالزينؤيها ياوأنتمؤماناتكمىتخىنىاوالش

تعلمىن

Artinya: "Hai orang-orang beriman janganlah kamu menghianati Allah

dan rasulnya (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu

mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu,

sedang kamu mengetahui."

2. QS. Al Baqarah ayat 188 :

امئلىبهاوتذلىابالباطلبينكمؤ ثمالناسمىالمنفشيقالتؤكلىاالحك متعلمىنىأنتمبال

والكمتؤكلىاولأ

Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian

yang lain di antarakamu dengan jalan yang bathil dan

(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itukepada hakim,

supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda

orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu

mengetahui.

3. QS. Annisa ayat 58:

بالعذلتحكمىاأنالناسبينحكمتمىاإاللهنئن بهيعظكمنعم

إربصيشاسميعاكاناللهئن

ايعظكمبه واأنيؤمشكماللهئنئلىاللهنعم اأهلهاإلىالماناتتؤد

28

Adityo, Konsep Pendidikan Anti Korupsi Perspektif Pendidikan Agama Islam di akses

pada tanggal 12 Oktober 2015 dari http://digilib.uin-suka.ac.id/13607/1/BAB I, IV,

DAFTAR PUSTAKA.pdf

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

24

Artinya; “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya

Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”

4. QS An Nisa ayat 107:

اناكانمنيحبلاللهئن ؤنفسهميختانىنالزينعنتجادلىلأثيماخى

Artinya:“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang

yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang

dosa.”29

5. QS Al Hajj ayat 38:

انكليحبلاللهئن آمنىاالزينعنيذافعاللهئنكفىسخى

Artinya:“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah

beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang

yang berkhianat lagi mengingkari nikmat”

6. QS AL Anfal ayat 58:

اسىاءعلىئليهمفانبزخيانةقىمالخائنينيحبلاللهئن منتخافنىإم

Artinya:“Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari

suatu golongan, Maka kembalikanlah perjanjian itu kepada

29

Tafsir surat an-Nisa ayat 107 di akses pada tanggal 12 Oktober 2015 dari

http://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-107

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

25

mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berkhianat”.30

Selanjutnya, dalam beberapa hadist, Rasulullah SAW bersabda:

a. "Barangsiapa yang kami pekerjakan pada suatu jabatan, kemudian

kami beri gaji, malahan diambilnya selebih dari itu, berarti

penipuan". (HR. Abu Daud)"

b. Allah SWT melaknat orang yang menyuap, menerima suap, dan

yang jadi perantara"31

(HR Ahmad Hakim)

c. Terlaknatlah orang yang disuap dan yang menyuap (HR. Ahmad)

d. "Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran. Kemudian

dinyatakan: “Bagaimana maksud amanah disia-siakan itu? Rasul

menjawab: “Jika suatu perkara (amanat/pekerjaan) diserahkan pada

orang yang tidak ahli (profesional), maka tunggulah saat

kehancuran.” (HR. Bukhari)

Berdasar dari firman Allah SWT dan Hadist Rasulullah di satu sisi,

dan menyimak pengertian korupsi sisi lain, dengan demikian, korupsi

merupakan perbuatan penghianatan terhadap amanah dan tanggung-

jawab yang diberikan rakyat. Korupsi juga merupakan tindakan

memakan harta sebagian yang lain dengan jalan bathil, karena korupsi

menghabiskan kas milik negara yang seharusnya digunakan untuk

30

Tafsir surat Al-Anfal ayat 58 di akses pada tanggal 12 Oktober 2015 dari

http://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-58 31

Suap di akses pada tanggal 12 Oktober 2015 dari

http://www.fiqihkehidupan.com/x.php?id=318

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

26

kepentingan rakyat. Korupsi merupakan suatu kejahatan yang melanggar

hukum Islam.

C. Pendidikan Anti Korupsi

Belajar dari pengalaman negara lain untuk melakukan

pemberantasan korupsi ternyata tidak cukup hanya dengan penegakan

hukum, namun harus diikuti oleh pendidikan anti korupsi. Salah satu

contoh pendidikan anti korupsi adalah di negara Republik Rakyat China

(RRC). Melalui China online diketahui bahwa seluruh siswa di jenjang

pendidikan dasar diberikan mata pelajaran pendidikan anti korupsi.

Tujuannya adalah untuk memberikan "vaksin" kepada pelajar dari

bahaya korupsi.Adapun harapan jangka panjangnya adalah generasi

muda China bisa melindungi diri di tengah gempuran pengaruh kejahatan

korupsi.

Pendidikan anti korupsi, dengan demikian, merupakan usaha sadar

untuk memberi pemahaman dan pencegahan terhadap terjadinya

perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di

madrasah, pendidikan informal pada lingkungan keluarga, dan

pendidikan nonformal di masyarakat.32

Pendidikan antikorupsi tidak

berhenti pada pengenalan nilai-nilai antikorupsi saja, akan tetapi,

berlanjut pada pemahaman nilai, penghayatan nilai dan pengamalan nilai

antikorupsi menjadi kebiasaan hidup sehari-hari.

32

Latar Belakang Masalah di akses pada tanggal 12 Oktober 2015 dari http://elc.stain-

pekalongan.ac.id/1179/8/11 BAB I.pdf

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

27

Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai antikorupsi yang dipandang

baru tersebut merupakan sebuah misiyang harus diemban madrasah

dalam upaya melakukan pencerahan, pembaruan, perubahan kehidupan

masyarakat sesuai yang diinginkan. Anti korupsi di madrasah dapat

diterapkan melalui penanaman nilai kejujuran, kedisiplinan,

keterbukaan, kepedulian, tanggung jawab, mengintegrasikan tiga

domain, yakni domain pengetahuan (kognitif), sikap dan perilaku

(afeksi), dan keterampilan (psikomotorik).

Ada tiga hal yang dapat dilakukan madrasah untuk berpartisipasi

dalam gerakan pemberantasan korupsi. Pertama, memproses pendidikan

yang mampu menumbuhkan kepedulian yang tulus, membangun

penalaran obyektif dan mengembangkan perspektif universal pada

individu. Kedua, memproses pendidikan yang mengarah pada

penyemaian kualitas diri pribadi individu yang konsekuen dan kokoh

dalam keterlibatan peran politik. Ketiga, membangun integritas yang

bukan mensyaratkan kedewasaan semata, tetapi yang mampu

membangun keberanian individu untuk mempertahankan kejujuran dan

kesederhanaan sebagai prinsip dasar keterlibatan politik.33

Implementasi pendidikan anti korupsi di jenjang sekolah/madrasah

bisa menggunakan strategi eksklusif yang menyajikan pendidikan

antikorupsi sebagai sebuah mata pelajaran namun tidak bersifat kurikuler

atau dalam kurikulum muatan lokal (institusional).

33

Nilai-nilai Pendidikan Anti Korupsi dalam Pendidikan Agama Islam di akses pada

tanggal 12 Oktober 2015 dari http://elc.stain-pekalongan.ac.id/112/7/12. BAB II.pdf

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

28

D. Pembelajaran Akidah-Akhlak

1. Pengertian Pembelajaran Akidah

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan

siswa yang saling bertukar informasi.

Akidah adalah Ilmu pengetahuan dalam memahami perkara-

perkara yang berkaitan keyakinan terhadap Allah swt dan sifat-sifat

kesempurnaanNya. Akidah yang benar adalah akidah yang berdasarkan

pada al-Quran dan As-Sunnah.

Akidah adalah pokok (ushul) dan dasar dalam agama. Ajaran

Islam meliputi tiga hal, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Akidah adalah

hal yang pertama dan utama yang harus kita miliki. Akidah adalah

pondasi dari segala amal yang akan kita lakukan. Amal dan akhlak tidak

ada nilainya bila tidak didasarkan pada akidah atau keimanan yang

benar.34

Oleh karena itu untuk membekali diri dan menjaga kualitas

keimanan, maka setiap mukallaf memiliki kewajiban memahami hakikat

akidah Islam beserta ruang lingkupnya secara benar. Pemahaman dan

komitmen yang benar terhadap akidah Islam akan menjadi penuntun

setiap mukallaf dalam berperilaku.

Akidah berakar dari kata yang berarti tali pengikat sesuatu dengan

yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

34

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah: Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 7.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

29

Jika masih dapat dipisahkan berarti belum ada pengikat dan sekaligus

berarti belum ada akidahnya. Dalam pembahasan yang masyhur akidah

diartikan sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan.

Dalam kajian Islam, akidah berarti tali pengikat batin manusia

dengan yang diyakininya sebagai Tuhan yang Esa yang patut disembah

dan Pencipta serta Pengatur alam semesta ini. Abdul Ghani memeberi

pengertian akidah sebagai sebuah keyakinan kepada hakikat yang nyata

yang tidak menerima keraguan dan bantahan. Apabila kepercayaan

terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan kebimbangan,

maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak ada

kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.

Sedangkan M. Syaltut menyampaikan bahwa akidah adalah

pondasi yang di atasnya dibangun hukum syariat. Syariat merupakan

perwujudan dari akidah. Oleh karena itu hukum yang kuat adalah hukum

yang lahir dari akidah yang kuat. Tidak ada akidah tanpa syariat dan

tidak mungkin syariat itu lahir jika tidak ada akidah.35

Ilmu yang membahas akidah disebut ilmu akidah. Ilmu akidah

menurut para ulama‟ adalah sebagai berikut:

a. Syekh Muhammad Abduh mengatakan ilmu akidah adalah ilmu

yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang

wajib tetap ada pada-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul-Nya,

meyakinkan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada mereka,

35

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah:Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 10.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

30

apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa yang

terlarang menghubungkan kepada diri mereka.

b. Sedang Ibnu Khaldun mengartikan ilmu akidah adalah ilmu yang

membahas kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal

dan mengemukakan alasan-alasan untuk menolak kepercayaan

yang bertentangan dengan kepercayaan golongan salaf dan

ahlissunnah.

c. Kemudian Syekh Husin mengartikan ilmu akidah adalah ilmu yang

membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan

keagamaan (Islam) dengan bukti-bukti yang yakin.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akidah

adalah ilmu yang membicarakan segala hal yang berhubungan dengan

rukun iman dalam Islam dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang

meyakinkan.36

Dalam suatu hadis Nabi saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril

mengenai iman dengan mengatakan:

ذسخيشهىششنتؤمنباللهىملئكتهىكتبهىسسلهىاليىمالخشوتؤمنبالقا

Artinya :“Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat. Dan juga engkau

beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.”

Sebagaimana telah kita diketahui bahwa agama Islam itu berasal

dari empat sumber: al-Qur‟an, hadis/sunnah nabi, ijma‟ (ijmak) dan

qiyas. Akan tetapi untuk akidah Islam sumbernya hanya dua saja, yaitu

al-Qur‟an dan hadis mutawatir (yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang

36

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah:Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 7.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

31

banyak yang tidak mungkin mereka itu sepakat untuk berdusta dalam

meriwayatkan hadis itu).

Hal itu berarti akidah mempunyai sifat keyakinan dan kepastian

sehingga tidak mungkin ada peluang bagi seseorang untuk

meragukannya. Dan untuk sampai pada tingkat keyakinan dan kepastian

ini, akidah Islam harus bersumber pada dua warisan tersebut yang tidak

ada keraguan sedikitpun bahwa ia diketahui dengan pasti berasal dari

nabi. Tanpa informasi dari dua sumber utama al-Qur‟an dan sunnah nabi,

maka sulit bagi manusia untuk mengetahui sesuatu yang bersifat gaib

tersebut.37

2. Dalil / Argumentasi dalam Akidah

Dalam membahas akidah harus diajukan argumentasi yang benar

yang memadai disebut Dalil. Dalil dalam akidah ada dua yaitu:

a. Dalil Aqli

Dalil yang berdasarkan akal pikiran. Yaitu cara berfikir yang sehat

dan benar. Dalil Aqli dapat digunakan untuk memperbincangkan

ilmu Akidah karena Akidah Islam itu berlaku bagi orang-orang

yang mempunyai akal yang sehat. Orang yang tidak mampu

mempergunakan akalnya karena ada gangguan, maka tidak

dibebani untuk memahami Akidah. Segala yang menyangkut

dengan Akidah, kita tidak boleh meyakini secara ikut-ikutan,

37

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah:Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 10.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

32

melainkan berdasarkan keyakinan yang dapat dipelajari sesuai

dengan akal yang sehat.38

b. Dalil Naqli

Walaupun akal manusia dapat menghasilkan kemajuan ilmu dan

teknologi, namun harus disadari bahwa betapapun kuatnya daya

pikir manusia, ia tidak akan sanggup mengetahui hakekat zat Allah

yang sebenarnya. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk

menyelidiki yang ghaib, untuk mengetahui yang ghaib itu kita

harus puas dengan wahyu Allah. Wahyu itu yang disebut dalil

Naqli.

Kebenaran Dalil Naqli ini bersifat Qoth‟iy (pasti), kebenarannya

mutlak serta berlaku untuk semua ruang dan waktu. Dalil Naqli ada

dua yaitu Al-Qur‟an dan hadis Rasul. Hal-hal yang tidak dapat

dijangkau oleh akal, cukup diyakini kebenarannya tanpa harus

membuktikan dengan akal. Termasuk ke dalam bagian ini adalah

hakekat hal-hal yang ghaib, seperti kiamat, alam barzakh, alam

makhsyar, surga, neraka, malaikat,dan lain sebagainya.

3. Tujuan Akidah Islam

38

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah:Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 11.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

33

Menurut Syaikh Utsaimin Akidah Islam mempunyai banyak tujuan

yang baik yang harus dipegang, yaitu:

a. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya.

Karena Dia adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka

tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan kepada-Nya satu-

satunya.39

b. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari

kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari

akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta

menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya

terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.

c. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak

goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan

orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai

Tuhan yang mengatur. Hakim yang Membuat tasyri‟. Oleh karena

itu hatinya menerima takdir, dadanya lapang untuk menyerah lalu

tidak mencari pengganti yang lain.

d. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam

beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain.

Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani para rasul

39

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah:Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 12.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

34

yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan

dan perbuatan.40

e. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak

menghilangkan kesempatan beramal baik kecuali digunakannya

dengan mengharap pahala serta tidak melihat tempat dosa kecuali

menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena di antara dasar

akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap

seluruh perbuatan.

f. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki

individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala

dan kemuliaan.

4. Pengertian Akhlak

Secara lugahwi kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak,

yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq atau al-khaliq yang

berarti;

a. Tabiat, Budi Pekerti.

b. Kebiasaan atau Adat.

c. Keperwiraan, Kesatriaan, Kejantanan, dan

d. Agama.

Sedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan

yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-

40

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah:Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 12.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

35

perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan

atau penelitian.41

Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang

baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syara‟ (hukum Islam),

maka disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu

tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk. Sebagian ulama‟ memberi

definisi mengenai akhlak, yaitu:“Akhlak adalah sifat manusia yang

terdidik”.

Adapun ciri-ciri akhlak Islam adalah:

1) Kebaikannya bersifat Mutlak, artinya kebaikan yang terkandung

dalam akhlak islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk

individu maupun untuk masyarakat.

2) Kebaikannya bersifat Menyeluruh, artinya kebaikan yang

terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat

manusia di segala zaman dan di seluruh dunia;

3) Tetap, Langgeng dan Mantap, artinya kebaikan yang terkandung di

dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan

tempat atau perubahan kehidupan masyarakat;

4) Kewajiban yang harus dipatuhi, itu artinya kebaikan yang

terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus

dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang

yang tidak melaksanakannya; dan42

41

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah:Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 29. 42

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah: Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 31.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

36

5) Pengawasan yang menyeluruh; Akhlak Islam bersumber dari

Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia.

sehingga seseorang tidak berani melanggar kecuali setelah ragu-

ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya

bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan perbuatan

yang salah lagi. Ini terjadi karena agama merupakan pengawas

yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang hidup

didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing oleh agama

serta diberi petunjuk.

5. Persamaan antara Akhlak, Etika, Moral dan Budi Pekerti

Etika berasal dari bahasa Yunani ethicos ethos artinya karakter,

kebiasaan, kebiasaan, watak, sifat. Sedang secara istilah etika ialah ilmu

pengetahuan yang menetapkan ukuran atau kaidah-kaidah yang

mendasari pemberian tanggapan atau penilaian terhadap perbuatan-

perbuatan.43

Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin mores artinya mengenai

kesusilaan. Secara istilah moral adalah ajaran tentang baik dan buruk

yang diterima secara umum. Sedangkan budi pekerti berarti tabiat, akhlak

dan watak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara akhlak, etika,

moral dan budi pekerti memiliki persamaan, yaitu berbentuk perilaku

43

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah: Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 31.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penanaman Nilaieprints.umm.ac.id/44445/3/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-3-babii.pdf · 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . A. Pengertian Penanaman Nilai

37

yang sifatnya netral. Misalnya ada orang yang berbuat jelek, maka tidak

tepat jika dikatakan bahwa orang tersebut tidak mempunyai akhlak.

Sebab akhlak itu sendiri adalah perilaku. Orang itu sudah berperilaku,

namun berperilaku jelek. Akan lebih pas kalau dikatakan bahwa orang

tersebut berakhlak tercela.

Jika watak, karakter, perilaku dan kebiasaan itu diarahkan kepada

hal-hal yang baik, maka ia akan menjadi akhlak terpuji. Sebaliknya, jika

semua itu diarahkan kepada hal-hal yang jelek, maka ia akan menjadi

akhlak tercela.44

44

Khamzah, Roli Abdul, Buku Siswa kelas X Madrasah Aliyah: Menjaga Akidah dan

Akhlak (Solo:2015), hal. 32.