4.penanaman (1)

Upload: priambodo25

Post on 15-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENANAMAN

PENANAMANTujuan Praktikum

Untuk mempraktikan cara penanaman kultur dengan metode aseptis.Tinjauan Pustaka

Media agar merupakan substrat paling baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya terpisah. Teknik untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan kultur tumbuh dengan agak berjauhan dan memungkinkan setiap selnya menghimpun membentuk koloni. Semua sel koloni itu sama, dianggap keturunan satu mikroorganisme dan karena itu merupakan biakan murni (Pelczar, 1986).

Untuk mendapatkan biakan murni harus dilakukan isolasi. Isolasi yaitu usaha untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari populasi campuran di dalam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni pada medium buatan (Wheeler, 1983).

Mikroorganisme tesebar luas di dalam udara, air, dan di alat-alat, maka baik medium maupun alat yang digunakan untuk isolasi harus diseterilkan dahulu dan diisolasi dengan melakukannya secara aseptik. Steril berarti bebas dari segala bentuk kehidupan, aseptik bebas dari mikroorganisme yang lain (Parker, 1997).Isolasi dengan cara gores dilakukan dengan menggoreskan ose yang mengandung suspensi bahan yang mengandung mikroorganisme yang diinginkan pada permukaan medium agar yang sesuai dengan petridish. Setelah inkubasi (pemeraman) pada bekas goresan akan tumbuh koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel mikroorganisme (Blackwell, 1995).Materi dan Metode

Materi Alat. Alat yang digunakan yaitu ose bermata, ose tidak bermata, tabung reaksi, lampu spritus, inkubator.

Bahan. Bahan yang dipakai yaitu kapas, karet, kertas payung, medium MRS, PDA, MEA, biakan Streptococcus thermopillus, Lactobacillus bulgaricus delbrueckii, Aspergillus niger, Rhizopus oligosporus, Saccharomyces cereviceae.

Metode

Tabung reaksi dan ose yang akan dipakai disiapkan. Ose dipegang dipijarkan di atas api sampai membara, kemudian didinginkan, tutup tabung reaksi dibuka bibirnya, dibakar diatas api, ose dimasukkan dan dipakai untuk mengambil kultur yang sedang tumbuh. Tabung dibakar lagi, diambil tabung baru, buka dan dibakar di atas api. Masukkan ose tempat kultur menempel dan goreskan pada media baru. Bibir tabung dibakar kembali, tutup dan diletakkan lagi, setelah itu medium berisi kultur dimasukkan inkubator dan setelah di keluarkan diletakkan di tempat khusus.

Hasil dan Pembahasan

Penanaman dengan Media Tegak

Digunakan untuk menanam bakteri. Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Medium yang dipakai tergantung banyak faktor, salah satu diantaranya ialah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Kultur Strephococcus thermopillus dan Lactobacillius bulgaricus delbruckii di tanam dalam medium MRS. Kultur Aspergillus niger dan Rhizopus oligosporus ditanam dalam medium PDA. Sedangkan kultur Saccharomyces cereviceae ditanam dalam medium MAE.

Setelah ditanam, bakteri yang tumbuh akan membentuk garis lurus berwarna putih. Pertumbuhan pada perubahan populasi total, sedangkan tahap pertumbuhan itu sendiri (1) fase lag, tidak adanya pertambahan populasi, sel berubah komposisi kimiawinya, (2) fase log, sel membelah dengan laju konstan, metabolisme konstan dan pertumbuhan seimbang, (3) fase statis, adanya penumpukan produk beracun, jumlah sel hidupnya tetap, (4) fase kematian, sel mati cepat dari pada terbentuknya sel baru. Setelah tumbuh bentuknya rantai atau gerombol. Sedangkan Lactobaccilius bulgaricus delbrueckii setelah tumbuh bentuknya batang dalam sel tunggal atau rantai (Pelczar, 1997).Penanaman dengan Media Miring

Menggunakan ose bermata. Setelah ose dibakar, kultur dan medium steril, ose dipakai untuk mengambil kultur, jarum ose ditusukkan pada medium di dua tempat berbeda. Karena memakai teknik isolasi murni dan dilakukan secara aseptis, maka dalam medium hanya memakai satu jenis kultur saja. Penanaman di medium miring tekniknya hampir sama, tetapi menggunakan ose bermata untuk memindahkan kultur. Ose yang mengadung kultur yang akan ditumbuhkan ose bermata untuk memindahkan kultur. Ose yang mengandung kultur yang akan ditumbuhkan digoreskan di atas medium secara zig-zag. Tabung reaksi ditutup lagi dan diinkubasi sampai pada bekas goresan akan tumbuh koloni terpisah (Pelczar, 1986).

Untuk keberhasilan dalam melakukan isolasi, maka perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya yaitu sifat mikroorganisme yang akan diisolasi, tempat tumbuh, medium pertumbuhan yang sesuai, cara penanaman mikroorganisme, cara inkubasinya, cara menguji kemurniannya dan cara pemeliharaan agar biakkan yang diperoleh tetap murni dan dalam jangka waktu lama (Parker, 1997).Penanaman kultur jamur Aspergillus niger pada fase stasioner warnanya menjadi hitam, sedangkan kultur awalnya berwarna putih dalam medium PDA. Aspergillus niger masuk kelas Phycomycetes, sebab bisa diindentifikasi karena adanya konidia. Setelah tumbuh pada medium MAE, Saccaharomyces cerevicea berwarna putih. Saat dewasa membentuk askospora, sehingga jamur ini masuk kelas Ascomycotina. Dalam medium PDA, Rhizopus oligosporus tidak lagi merupakan biakan murni, sebab terkontaminasi jamur Aspergillus niger. Sedangkan pada Aspergillus niger dan Saccharomyces cereviciae masih merupakan kultur murni karena hanya ada satu jenis mikroorganisme yang tumbuh dalam medium tersebut. Kontaminasi Aspergillus niger dalam medium PDA yang berisi Rhizopus oligosporus karena ada kontaniman yang masuk dan tumbuh, dimungkinkan karena ose belum steril ataupun kultur murni yang dipakai sudah terkontaminasi oleh adanya jamur lain (Pelczar, 1986).Kesimpulan

Penanaman disebut kultur murni jika terrdiri dari satu spesies mikrobia..Yang diperhatikan dalam penanaman dengan kultur murni yaitu semua material harus steril, media juga steril dan tidak ada kontaminan yang masuk. Faktor lain yang mempengaruhi dalam penanaman mikrobia yaitu medium pertumbuhan yang sesuai, tempat tumbuh, sifat mikroorganisme, cara inkubasi, dan pemeliharaan yang tepat.DAFTAR PUSTAKA

Bordon, J.C. dan Wheeler, C.T. 1983. Biology Nitrogen Fixation in Forest Ecosystem: Foundation and Aplication. Martinus Nuhaff/ Dr. W. dink pub. The Hague.Madigan, M.T Martinko, J.M & Parker. 1997. Brock. Biology of Microorganisme. 8th ed. Pictue Hall int. inc. London.Pelczar, J. n. Mj, Chan & Krieg. NR. 1986. Microbiology. 5th ed. Tata Mc Gaco-Hill Pub-co. New Delhi.Pelczar, Jr. Micheal. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta : Penerbit UI Press.Volk, Westey dan Wheeler, M. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

PENGECATAN GRAM

Tujuan Praktikum

Menentukan gram positif atau negatif bakteri yang diuji.Tinjauan Pustaka

Bakteri terwarnai adalah organisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan dipelajari. Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk, susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran. Zat pewarna khusus diperlukan untuk melihat baik kapsul atau flagela, maupun hal tertentu dalam sel. Zat pewarna yang mengungkapkan perbedaan kimia pada struktur bakteri yang dipakai zat ini dinamakan zat pewarna diferensial (Wheeler, 1993).

Hubungan bakteri dengan zat pewarna basa menonjol, disebabkan oleh adanya asam nukleik jumlah besar dalam protoplasma sel. Jika bakteri diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleik bakteri bereaksi dengan ion positif zat pewarna basa. Lembayung kristal, safranin, dan biru metilen adalah zat pewarna basa yang lazim dipakai. Sebaliknya zat pewarna asam menghasilkan pewarnaan hanya pada daerah latar belakangnya saja. Karena sel bakteri tak berwarna di atas latar belakang yang berwarnaan, teknik ini sangat berguna untuk mengamati bentuk keseluruhan sel yang sangat kecil. Proses keluaran ini disebut pewarnaan negatif (Wheeler, 1993).Banyak senyawa organik berwarna (zat pewarna) digunakan untuk mewarna mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis. Prosedur pewarnaan telah dikembangkan untuk mengamati tampang morfologi mikroorganisme secara kasar, mengidentifikasikan bagian struktural sel mikroorganisme, membantu mengidentifikasikan organisme yang serupa (Pelczar, 1986).

Pengamatan terhadap sel hidup, tanpa pengecetan, misal: untuk pengamatan gerak sel bakteri hidup (tanpa pengecetan) adalah tidak berwarna dan sulit dilihat. Pengamatan terhadap bakteri yang dimatikan dengan pengecetan. Warna bakteri menjadi kontras terhadap sekelilingnya dan mudah diamati (Parker, 1997).

Salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan gram. Dalam proses ini olesan bakteri yang terinfeksi dikenai larutan berikut, dalam urutan ungu kristal, larutan yodium, alkohol dan safranin atau beberapa pewarna tandingan lain yang sesuai. Bakteri yang diwarnai dengan gram dibagi dalam dua kelompok. Salah satu diantaranya bakteri, gram positif, yang akan mempertahankan zat pewarna ungu kristal dan ungu tua. Kelompok lainnya gram negatif, kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah safranin, tampak bewarna merah (Pelczar, 1986).

Materi dan Metode

MateriAlat. Alat yang dipakai dalam pratikum adalah gelas benda, gelas penutup mikroskop, pipet.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam pratikum adalah biakan murni Lactobacillus bulgaricus delbrueckii dan Streptococcus thermophillus, larutan cat kristal violet, iodin, etanol 95%, safranin.Metode

Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu. Ujung gelas diberi label nama mikrobia yang akan dicat. Di bawah gelas benda digambarkan bulatan dengan spidol. Daerah ini digunakan sebagai daerah pengecetan mikrobia. Gelas dibalik sehingga gambar bulatan ada di baliknya. Satu tetes aquades diletakkan pada permukaan gelas. Benda di dalam daerah yang sudah digambar. Sedikit biakan bakteri diambil sedikit dengan ose bermata secara aseptis dan dicampur dengan aquades pada gelas benda. Suspensi diratakan di atas bulatan area. Dilakukan untuk bakteri yang lain, kemudian kering anginkan sampai bernoda. Fiksasi dilakukan dengan cara meletakkan gelas benda di atas nyala api. Untuk mengetes suhu fiksasi, gelas benda ditempelkan pada pergelangan tangan. Fiksasi yang baik adalah apabila terasa hangat, violet kristal dibubuhkan, diamkan satu menit, cuci dengan air mengalir. Kemudian dikeringkan, gelas benda dimiringkan. Cuci dengan larutan etanol, caranya dengan meneteskan etanol pada permukaan noda bakteri sampel etanol cucian tidak berwarna. Cuci dengan air mengalir secara singkat, kemudian keringkan. Cat penutup dibubuhkan, cuci tempatnya dengan air dan kering anginkan. Tutup dengan gelas penutup, preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran yang berbeda, catat hasilnya apakah termasuk gram positif atau negatif.Hasil dan PembahasanDalam pratikum, pengecetan Streptococcus thermopilus termasuk dalam gram negatif karena berwarna merah. Menurut teori, Streptococcus thermopilus termasuk gram positif kelompok 14, tetapi menunjukkan perbedaan dalam penataan sel-selnya. Umumnya morfolosi sel ini kokus, terdapat tunggal atau berpasangan dalam rantai atau bergerombol. Habitatnya di tanah, air tawar, kulit dan selaput lendir pada binatang berdarah panas termasuk manusia (Pelczar, 1986).Lactobaccillus bulgaricus delbrueckii menunjukan gram positif sebab berwarna ungu. Sedangkan menurut teori, Lactobaccillus bulgaricus delbrueckii termasuk kelompok 16. Yaitu bakteri batang gram positif yang tidak membentuk spora. Kelompok ini hampir seluruhnya terdiri dari Lactobaccillus, yaitu bakteri berbentuk batang tidak membentuk spora yang erat hubungannya dengan susu dan produk susu. Hewan yang melakukan fermentasi laktosa menjadi asam laktat dan asam lain. Dapat dijumpai dalam hewan yang melakukan fermentasi dan produk tumbuhan serta dalam rongga mulut, vagina dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Mereka tidak dianggap patogenik, morfologi selnya batang, terdapat tunggal atau dalam rantai. Ciri metaboliknya, asam laktat merupakan produk akhir dari fermentasi. Habitatnya dalam produk persusuan, daging, air, limbah, serta produk dan fermentasi, rongga mulut, vagina, saluran pencernaan makanan hewan (Pelczar, 1986).Gram positif dengan ungu kristal akan berwarna ungu. Sedangkan larutan yodium komplek UK-Y terbentuk di dalam selnya tetap berwarna ungu. Bila diberi alkohol, dinding sel mengalami dehidrasi, pori-pori menciut, daya rambes dinding dan membran menurun, UK-Y tidak dapat keluar dari sel sehingga tetap ungu. Penambahan safranin tak mempengaruhi selnya, sehingga masih berwarna ungu. Gram negatif bila diberi ungu kristal berwarna ungu. Setelah penambahan yodium komplek UK-Y terbentuk di dalam sel dan selnya tetap berwarna ungu. Pemberian alkohol menjadikan lipid terekstrasi dari dinding sel, pori-pori mengembang, komplek UK-Y keluar dari sel, dan sel menjadi tidak berwarna. Penambahan safranin membuat selnya menyerap zat pewarna ini, sehingga berwarna merah (Pelczar, 1986).Mekanisme pewarnaan gram didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram negatif mengandung lipid atau substansi lemak dalam persentasi lebih tinggi daripada yang dikandung gram positif. Dinding sel bakteri gram negatif juga lebih tipis daripada dinding sel bakteri gram positif. Selama prosedur pewarnaan, perlakuan dengan etanol terhadap bakteri gram negatif menyebabkan terekstrasinya lipid sehingga memperbesar daya permeabilitas dinding sel gram negatif. Jadi komplek ungu kristal yodium UK-Y yang telah memasuki dinding sel selama langkah awal dalam proses pewarnaan, dapat diekstrasi. Karena itu organisme gram negatif kehilangan warna tersebut. Lemahnya kandungan lipid membuat dinding sel bakteri gram positif terhidrasi selama perlakuan dengan etanol. Ukuran pori-pori mengecil, permeabilitasnya berkurang dan kompleks UK-Y tidak terekstrasi.

Dinding sel bakteri gram negatif mengandung peptidoglikan jauh lebih sedikit dan peptidoglikan ini punya ikatan silang yang jauh kurang ekstensif dibanding dinding bakteri gram positif pori-pori. Maka peptidoglikan bakteri gram negatif cukup besar walaupun ditambah etanol. Sehingga kompleks UK-Y terperangkap dalam dinding. Bakteri gram negatif lebih rentan terhadap antibiotik seperti streptomisin. Bakteri gram positif pada umumnya rentan terhadap antibiotik penisilin dan kurang rentan terhadap perlakuan mekanis.Kesimpulan

Streptococcus thermophillus termasuk bakteri gram positif sebab berwarna ungu. Dinding selnya mengandung sedikit lipid. Biasanya lebih rentan terhadap penisilin. Habitatnya di tanah, air tawar, kulit dan selaput lendir pada binatang berdarah panas. Lactobaccilius bulgaricus delbrueckii termasuk bakteri gram negatif karena berwarna merah. Dinding selnya tipis, mengandung lipid yang tinggi dan biasanya kurang rentan terhadap penisilin. Habitatnya ada di produk persusuan, daging, air, limbah, rongga mulut, vagina dan saluran pencernaan makanan hewan.

DAFTAR PUSTAKA

Gordon, J-L dan Wheeler, C.T. 1983. Biologycal Nitrogen Fixation in Forest Ecosystem: Foundations and Application. Martinus Nijhodd/ Dr. W Junk Pub. The Hague.Madigan, M.T, Martinko, JM & Parker. 1997. Brock. Biology of Microorganisme 8th ed. Prentice Hall International Inc-London.Pelczar, Jr, Mj, Chan, E.C.S & Krieg, N.R. 1986. Microbiology - 5th ed. Tata Mcbraw Hill Pub. Co. New Delhi.Pelczar, Jr. Miclheal. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia Press.Volk, Wesley dan Wheeler, M. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.ACARA IVMETODE ASEPTIS

Tujuan Praktikum

Untuk mempraktikan cara penanaman kultur dengan metode aseptis.Tinjauan PustakaSiklus umum perpindahan atau penularan mikroorganisme didasarkan pada prinsip bahwa semua orang dan tindakan dihubungkan oleh sentuhan dan udara, serta oleh benda hidup atau mati yang telah terkontaminasi. Rute pemindahan mikroorganisme yang paling sering adalah kontak manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontak langsung dapat dihentikan dengan tindakan mencuci tangan dengan larutan antimikroba. Kontak tidak langsung terjadi apabila carrier menyentuh suatu benda atau orang dan mikroorganisme yang berpindah ke benda atau orang tersebut kemudian dipindahkan ke benda atau orang lain (Gruendemann dan Fernsebner, 2006).Mikroorganisme dapat dipindahkan melalui udara. Mikroba terdapat dalam percikan liur yang halus yang terbentuk sewaktu kita berbicara, batuk atau bersin. Mikroorganisme juga dapat dipindahkan oleh udara melalui aerosolisasi. Aerosol dapat terbentuk oleh laser, bor ortopedik dan alat-alat irigasi. Penularan melalui alat pengangkut terjadi saat benda terkontaminasi. Penularan melalui vektor biasanya berlangsung dengan bantuan serangga, burung atau hewan (Gruendemann dan Fernsebner, 2006).Biakan murni dan biakan induk harus dibuat melalui serangkaian tahap kegiatan yang semuannya harus dilakukan secara aseptis dengan menggunakan teknik mikrobiologi. Biakan harus murni dan tidak terkontaminasi oleh organisme lain. Teknik mikrobiologi mengandung pengertian semua teknik yang dilakukan dengan aturan tertentu untuk menangani semua pekerjaan yang berhubungan dengan mikrob. Penerapan teknik mikrobiologi akan mendukung keberhasilan dalam pembuatan bibit jamur. Kegiatan pembibitan jamur yang dilakukan dengan teknik mikrobiologi melalui beberapa tahap yaitu pembuatan media biakan, sterilisasi media, pembuatan media agar-agar cawan dan media agar-agar miring, pemindahan biakan jamur, pembuatan biakan murni, pemeliharaan biakan murni dan pembuatan biakan induk (Gunawan, 2008).Mikroorganisme tesebar luas di dalam udara, air, dan di alat-alat, maka baik medium maupun alat yang digunakan untuk isolasi harus diseterilkan dahulu dan diisolasi dengan melakukannya secara aseptik. Steril berarti bebas dari segala bentuk kehidupan, aseptik bebas dari mikroorganisme yang lain (Parker, 1997).

Isolasi dengan cara gores dilakukan dengan menggoreskan ose yang mengandung suspensi bahan yang mengandung mikroorganisme yang diinginkan pada permukaan medium agar yang sesuai dengan petridish. Setelah inkubasi (pemeraman) pada bekas goresan akan tumbuh koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel mikroorganisme (Blackwell, 1995).Pengolahan aseptis memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan. Validasi pengolahan aseptis harus meliputi simulasi proses dengan menggunakan nutrisi. Bentuk media nutrisi yang digunakan umumnya harus sebanding dengan bentuk sediaan produk. Kegiatan dalam area bersih, terutama ketika kegiatan aseptis sedang berlangsung harus dijaga seminimal mungkin. Keberadaan wadah dan bahan-bahan yang kemungkinan besat menyebabkan penumpukan serat harus dikurangi dan dihindari ketika pekerjaan aseptis berlangsung (Hanif, 2007).Pertumbuhan pada perubahan populasi total, sedangkan tahap pertumbuhan itu sendiri (1) fase lag, tidak adanya pertambahan populasi, sel berubah komposisi kimiawinya, (2) fase log, sel membelah dengan laju konstan, metabolisme konstan dan pertumbuhan seimbang, (3) fase statis, adanya penumpukan produk beracun, jumlah sel hidupnya tetap, (4) fase kematian, sel mati cepat dari pada terbentuknya sel baru. Setelah tumbuh bentuknya rantai atau gerombol. Sedangkan Lactobaccilius bulgaricus delbrueckii setelah tumbuh bentuknya batang dalam sel tunggal atau rantai (Pelczar, 2005).Bentuk koloni dari dari suatu bakteri dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Variasi bentuk bakteri yang terjadi juga dipengaruhi oleh lingkungan seperti faktor biotik dan abiotik, factor makanan seperti medium tumbuh dan suhu (minimum, maksimum dan optimum). Warna koloni yang tampak berbeda-beda menunjukkan adanya perbedaan pigmen (Safrida, 2012).

Seleksi isolat kapang dengan metode gores langsung pada media agar miring menghasilkan pertumbuhan isolat kapang yang kurang optimal sehingga dilakukan seleksi dengan metode tuang (plating). Seleksi dengan metode gores langsung menyebabkan area untuk tumbuh kapang relatif sempit karena pada saat kapang digoreskan, media sudah dalam bentuk beku, sementara dengan metode tuang area tumbuh kapang lebih luas karena pada saat spora kapang ditanam media masih dalam bentuk cair dan digoyang (Sukasih, 2008).Materi dan Metode

Materi Alat. Alat yang digunakan yaitu ose bermata, ose jarum, tabung reaksi, lampu bunsen, inkubator, kapas, karet, kertas payung, cawan petri dan erlenmeyer.

Bahan. Bahan yang dipakai yaitu medium MRS, biakan bakteri Lactobacillus bulgaricus delbrueckii, kultur jaringan benang Aspergillus niger.Metode

Penanaman kultur bakteri. Media, kultur dan alat yang akan dipakai disiapkan. Alat yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu, ose dipanaskan diatas lampu bunsen sampai berwarna merah membara. Bakteri dipindahkan ke media tegak menggunakan ose jarum dengan cara ditusukkan 3 kali kedalam media dari permukaan di 3 tempat yang berbeda. Mulut tabung dibakar sebelum dan sesudah memindahkan kultur agar kontaminan tidak ikut masuk. Tabung yang berisi media dan kultur ditutup kembali. Tabung media yang sudah diinokulasi kemudian diinkubasi.

Penanaman kultur jamur. Media, kultur dan alat yang akan digunakan disiapkan. Alat yang akan digunakan disterilisasi. Ose dipegang dengan tangan kanan, tabung dipegang menggunakan tangan kiri. Ose dibakar diatas api bunsen sampai berwarna merah membara. Setelah ose dingin, kultur jamur dipindahkan pada media miring menggunakan ose cicin dengan cara diratakan secara zig-zag pada media miring. Mulut tabung dibakar sebelum dan sesudah memindahkan kultur dengan cara dibakar diatas api bunsen. Tabung ditutup kembali setelah selesai memindahkan kultur. Tabung media yang sudah diinokulasi kemudian diinkubasi.Hasil dan Pembahasan

Penanaman Kultur Bakteri. Hal yang harus diperhatikan pada saat menanam kultur adalah harus dilakukan dalam keadaan aseptis. Keadaan aseptis dilakukan agar tidak terjadi kontaminan pada media kultur yang akan ditanam. Menurut Saropah dkk (2012), penanaman dilakukan secara aseptis untuk menghindari adanya kontaminan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu dengan cara memijarkan jarum ose di atas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan bakteri serta melewatkan mulut tabung tempat biakkan diatas api segera sebelum dan sesudah memasukkan ose dan mengambilnya serta segera mungkin menutup tabung.

Ose yang digunakan adalah ose jarum. Pemindahan dilakukan dengan cara menusukkan di media MRS (de Man Rogosa and Sharpe) di 3 tempat yang berbeda bertujuan untuk memperluas permukaan bakteri Lactobacillus bulgaricus tumbuh pada media. Berikut ini adalah gambar dari media MRS (de Man Rogosa and Sharpe) yang ditumbuhi oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus:

Penanaman dengan media tegak digunakan untuk menanam bakteri. Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Medium yang dipakai tergantung banyak faktor, salah satu diantaranya ialah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Kultur Lactobacillius bulgaricus delbruckii dan kultur Aspergillus niger di tanam dalam medium MRS Setelah ditanam, bakteri yang tumbuh akan membentuk garis lurus berwarna putih. Pertumbuhan pada perubahan populasi total, sedangkan tahap pertumbuhan itu sendiri (1) fase lag, tidak adanya pertambahan populasi, sel berubah komposisi kimiawinya, (2) fase log, sel membelah dengan laju konstan, metabolisme konstan dan pertumbuhan seimbang, (3) fase statis, adanya penumpukan produk beracun, jumlah sel hidupnya tetap, (4) fase kematian, sel mati cepat dari pada terbentuknya sel baru. Setelah tumbuh bentuknya rantai atau gerombol. Sedangkan Lactobaccilius bulgaricus delbrueckii setelah tumbuh bentuknya batang dalam sel tunggal atau rantai (Pelczar, 2005).

(Gambar 1. Bakteri Lactobacillus bulgaricus)

Penanaman Kultur Jamur. Jamur yang digunakan pada percobaan adalah jenis jamur aspergillus niger. Media yang digunakan adalah PDA (Potato Dextrosa Agar). Media PDA mengandung nutrien yang digunakan jamur Aspergillus niger untuk tumbuh. Berikut ini adalah gambar dari media PDA yang ditumbuhi oleh jamur Aspergillus niger

(Gambar 2. Jamur Aspergillus niger)

Pada gambar 2. terlihat jamur Aspergillus niger tumbuh pada medium, ditandai dengan adanya warna hitam pada medium. Menurut Wuryanti (2008), ciriciri Aspergillus niger yaitu mempunyai kepala konidia yang besar, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan mengandung pigmen, hifa septat dan miselium bercabang. Konidiofora membengkak membentuk vesikel pada ujungnya membawa sterigmata dimana tumbuh konidia. Konidia membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam, Jamur ini tumbuh baik pada suhu kamar dan pada medium pH asam.Penanaman dengan media miring menggunakan ose bermata. Setelah ose dibakar, kultur dan medium steril, ose dipakai untuk mengambil kultur, jarum ose ditusukkan pada medium di tiga tempat berbeda. Karena memakai teknik isolasi murni dan dilakukan secara aseptis, maka dalam medium hanya memakai satu jenis kultur saja. Penanaman di medium miring tekniknya hampir sama, tetapi menggunakan ose bermata untuk memindahkan kultur. Ose yang mengadung kultur yang akan ditumbuhkan ose bermata untuk memindahkan kultur. Ose yang mengandung kultur yang akan ditumbuhkan digoreskan di atas medium secara zig-zag. Tabung reaksi ditutup lagi dan diinkubasi sampai pada bekas goresan akan tumbuh koloni terpisah (Pelczar, 1986).Untuk keberhasilan dalam melakukan isolasi, maka perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya yaitu sifat mikroorganisme yang akan diisolasi, tempat tumbuh, medium pertumbuhan yang sesuai, cara penanaman mikroorganisme, cara inkubasinya, cara menguji kemurniannya dan cara pemeliharaan agar biakkan yang diperoleh tetap murni dan dalam jangka waktu lama (Parker, 1997).

Penanaman kultur jamur Aspergillus niger pada fase stasioner warnanya menjadi hitam, sedangkan kultur awalnya berwarna putih dalam medium MRS. Aspergillus niger masuk kelas Phycomycetes, sebab bisa diindentifikasi karena adanya konidia. Aspergillus niger masih merupakan kultur murni karena hanya ada satu jenis mikroorganisme yang tumbuh dalam medium tersebut. Kontaminasi Aspergillus niger dalam medium MRS karena ada kontaniman yang masuk dan tumbuh, dimungkinkan karena ose belum steril ataupun kultur murni yang dipakai sudah terkontaminasi oleh adanya jamur lain (Pelczar, 1986).

Kesimpulan

Penanaman disebut kultur murni jika terdiri dari satu spesies mikrobia..Yang diperhatikan dalam penanaman dengan kultur murni yaitu semua material harus steril, media juga steril dan tidak ada kontaminan yang masuk. Faktor lain yang mempengaruhi dalam penanaman mikrobia yaitu medium pertumbuhan yang sesuai, tempat tumbuh, sifat mikroorganisme, cara inkubasi, dan pemeliharaan yang tepat.Daftar Pustaka

Bordon, J.C. dan Wheeler, C.T. 1983. Biology Nitrogen Fixation in Forest Ecosystem: Foundation and Aplication. Martinus Nuhaff/ Dr. W. dink pub. The Hague.Engel, J. F., Blackwell, R. D., Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior. 8th Edition. Forth Worth, Texas: The Dryden Press.

Gruendemann, Barbara J. dan B. Fernsebner. 2006. Keperawatan Perioperatif. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Gunawan, Agustin Wydia. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Hanif, Amalia. 2007. Pemastian Mutu Obat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Madigan, M.T Martinko, J.M & Parker. 1997. Brock. Biology of Microorganisme. 8th ed. Pictue Hall int. inc. London.Pelczar, Jr. Miclheal. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia Press.Pelczar, J. n. Mj, Chan & Krieg. NR. 1986. Microbiology. 5th ed. Tata Mc Gaco-Hill Pub-co. New Delhi.Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005.Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:UI-Press.Safrida, Y,D., Yulvizar, C., Devira, C,N. 2012. Isolasi dan karakterisasi bakteri berpotensi prebiotik pada ikan kembung. Depik 1(3),200-203.

Sukasih, E., Heliza, W., Purwani E,Y., Agustinisari, Iccu., Setyadjit. 2008. Kemampuan rhamnosidase dari isolate kapang untuk hidrolisis naringin jeruk siam. BBP PPP 5(1), 41-50.Saropah DA, Jannah A, Maunatin A, 2012. Kinetika reaksi enzimatis ekstrak kasar enzim selulase bakteri selulolitik hasil isolasi dari bekatul. Ejournal, Wuryanti. 2008. Pengaruh penambahan biotin pada media pertumbuhan terhadap produksi sel Aspergillus niger. Vol. 10, No. 2, Hal. 46-50.