bab ii tinjauan pustaka a. penelitian...
TRANSCRIPT
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu
Lumban Raja Ervin Maratur (2016), Sutrisno (2014) dan Ainun (2013).
Selengkapnya penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Penelitian Terdahulu Keterangan
11
1
Nama Peneliti (Tahun) Ervin Maratur Lumban Raja (2016) Tujuan Penelitian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan
pelatihan dan kompensasi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Utara.
Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel pelatihan: kemampuan, keterampilan, sikap/moral dan variabel kompensasi: Kompensasi langsung dan tidak langsung sebagai variabel bebas dan variabel kinerja sebagai variabel terikat.
Alat analisis Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Dari hasil pengujian yang dilakukan pelatihan dan kompensasi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja. 222
2
Nama Peneliti (Tahun) Wahyu Adi Sutrisno (2014)
Tujuan Penelitian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh rekrutmen, pelatihan, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada kantor PT. Saba Indomedika.
Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel rekutmen, pekatihan dan kompensasi sebagai variabel bebas, sedangkan variabel kinerja sebagai variabel terikat.
Alat analisis Analisis regresi linier berganda
Hasil Penelitian Dari hasil pengujian yang dilakukan bahwa rekrutmen, pelatihan dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
3e
3 33
Nama Peneliti (Tahun) Riri Ainun (2013)
Tujuan Penelitian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Regional V Bandung.
Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel pelatihan sebagai variabel bebas, sedangkan variabel kinerja sebagai variabel terikat.
Alat Analisis Analisis regresi linier berganda Hasil Penelitian Dari hasil pengujian yang dilakukan bahwa pelatihan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Sumber : Berbagai jurnal penelitian
14
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas, Dari
hasil penelitian terdahulu yang sudah disebutkan, diperoleh perbedaan dan
persamaan antara penelitian yang dilakukan saat ini dan penelitian
terdahulu :
Persamaannya peneliti sama-sama menganalisis variabel- variabel
yang terkait seperti pelatihan, kompensasi dan kinerja . Metode yang
digunakan juga sama-sama menggunakan analisis regresi seperti pada
penelitian terdahulu yang sudah disebutkan di atas.
Perbedaan hasil penelitian yang dilakukanoleh Ainun (2013) yang
menetapkanbahwa variabel pelatihan berpengaruhsignifikan terhadap
kinerja sedangkan penelitian yang dilakukanolehSutrisno (2014) yang
menetapkanbahwa variabel rekrutmen,pelatihan, dankompensasi
berpengaruhsignifikanterhadapkinerja karyawan. Dan penelitian terbaru
yang dilakukan oleh Lumban Raja Ervin Maratur (2016) menyatakan
bahwa variabel pelatihan dan kompensasi sama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Perbedaan lainnya terdapat pada
objek penelitian yang diteliti.
Dari perbedaan pendapat yang terjadi pada penelitian sebelumnya
peneliti saat ini ingin menganalisis apakah terdapat pengaruh signifikan
antara pelatihan, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan di PT. PLN
(Persero) Wilayah Kalsel dan Kalteng. Selain itu, peneliti juga ingin
mengetahui di antara variabel pelatihan dan kompensasi manakah variabel
yang berpengaruh paling kuat atau dominan terhadap kinerja.
15
B. Tinjauan Teoritis
1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan
seseorang karyawan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
(Rivai, 2005). Maka perusahaan membutuhkan karyawan yang berprestasi
tinggi. Sedangkan menurut (Mangkunegara, 2007) mengemukakan bahwa
kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance(prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang di capai seseorang). Maka kinerja sumber daya
manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output)baik kualitas
maupun kuantitas dalam melaksanakan tugas kerjanya dengan tanggung
jawab yang telah di berikan kepadanya secara efektif dan efisien.
Menurut (Wilson,2012) kinerja adalah hasil pekerjaan yang di capai
seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Untuk menentukan
kinerja karyawan baik atau tidaknya tergantung pada hasil perbandingan
dengan standart pekerjaannya. Standart kinerja adalah tingkat yang di
harapkan suatu pekerjaan tertentu untuk dapat di selesaikan dan merupakan
perbandingan atas tujuan atau target yang ingin di capai. Menurut
(Hasibuan,2002) kinerja adalah suatu hasil yang ingin di capai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.
16
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Perusahaan perlu menyadari bahwa kinerja karyawan amatlah
penting bagi perusahaan, namun karakteristik setiap orang sangatlah
berbeda, yang menyebabkan hasil kinerja setiap karyawan pun akan
berbeda. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara, menurut Veithzal dan Mondiani (2012)
seperti melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi,
mempertahankan karyawan yang ada, menjamin keadilan, dan
meningkatkan efisiensi. Salah satu hal yang memotivasi seseorang untuk
mau bekerja adalah adanya imbalan atau kompensasi yang diberikan.
c. Tujuan Kinerja
Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara
umum, sifatnya luas, tanpa batasan waktu dan tidak berkaitan dengan
prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah
aspirasi. Apabila orang mengetahui dan memahami apa yang di harapkan
dari mereka dan mengambil bagian dari mereka dan mengambil bagian
dalam bentuk harapan tersebut, mereka akan memberikan memberikan
usaha terbaiknya untuk mendapatkannya. Kapasitas untuk mendapatkan
harapan tergantung pada tingkat yang di capai oleh individu, tingkat
dukungan yang di berikan manajemen, proses, system, dan sumber daya
yang disediakan organisasi bagi mereka.
17
Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan,
membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi
supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah
menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi.
(Wibowo,2007). Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan
tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik.
d. Pengukuran Kinerja
Beberapa pendekatan untuk mengukur sejauh mana karyawan
mencapai suatu kinerja secara individual seperti: prestasi, kedisiplinan,
kreativitas bekerja sama, kecakapan dan tanggung jawab.
(Hasibuan,2002). ( menurut Minner dalam (Sutrisno, 2010) menjelaskan
beberapa pengukuran kinerja.
1. Kualitas yang dihasilkan
Menjelaskan tentang jumlah kesalahan, waktu dan ketepatan dalam
melakukan tugas.
2. Kuantitas yang dihasilkan
Jumlah data yang dapat dihasilkan.
3. Waktu kerja
Menjelaskan berapa jumlah absen, keterlambatan serta masa kerja yang
telah dijalani individu.
4. Kemampuan kerja sama
Jenis pekerjaan yang harus di selesaikan oleh dua orang atau lebih
sehingga dapat membutuhkan kerja sama antara karyawan itu sendiri.
18
2. Pelatihan
a. Pengertian Pelatihan
Menurut (Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara,2006) pelatihan
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan
prosedur sistematik dan terorganisir dimana pegawai non manajerial
mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.
Menurut (As’ad,2001) pelatihan merupakan proses pendidikan jangka
pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, yang
mana tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis untuk tujuan-tujuan tertentu.
Menurut (Dessler,2006) pelatihan merupakan proses mengajar
keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya.
Dari definisi diatas disimpulkan bahwa pelatihan bukanlah tujuan,
melainkan suatu alat dari manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan
yang mana merupakan usaha dan tanggung jawab pimpinan tertinggi
terhadap karyawan yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan adanya
pelatihan akan dapat menimbulkan perubahan dalam kebiasaan bekerja,
perubahan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan karyawan.
Latihan kerja merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh
organisasi untuk mendapatkan sumber daya manusia yang unggul dan
tenaga kerja yang memiliki prestasi kerja yang tinggi, serta sebagai
komitmen organisasi terhadap perubahan agar lebih kompetitif usahanya.
Sebelum membahas lebih mendalam terlebih dahulu mengetahui definisi
19
latihan kerja itu sendiri. Pelatihan tersebut harus dilakukan secara terus
menerus agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahun
saat ini. Pelatihan merupakan proses timbal balik yang bersifat membantu
dan mereka yang dilatih harus aktif demi keberhasilan pelatihan tersebut
agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
b. Metode Pelatihan
Metode yang dapat digunakan untuk pelatihan dan pengembangan
pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu on the
job training dan off the job training.(Panggabean,2004).
1) On the job training (latihan sambil kerja)
On the job training meliputi semua upaya melatih karyawan
untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di
tempat kerja yang sesungguhnya. On the job training meliputi
program magang, rotasi pekerjaan, dan understudy atau coaching
(praktek langsung dengan orang yang sudah berpengalaman atau
atasan yang dilatih.
2) Off the job training
Pelatihan dan pengembangan dilaksanakan pada lokasi terpisah
dengan tempat kerja. Program ini memberikan individu dengan
keahlian dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan pada waktu terpisah dari waktu kerja reguler mereka.
Contohnya: training instruksi pekerjaan, pembelajaran terprogram
(programmed learning), vestibule training (training dalam suatu
20
ruangan khusus), studi kasus, management games, permainan peran
dan pengajaran melalui komputer.
c. Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Menurut (Mangkuprawira,2004) manfaat pelatihan dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Manfaat untuk pelatihan
a. Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan
b. Memperbaiki moral pekerja
c. Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan
d. Membantu pengembangan perusahaan
e. Membantu dalam pengembangan keterampilan dan kepemimpinan,
motivasi, loyalitas, sikap yang lebih baik dan aspek-aspek lainnya
yang menampilkan pekerja manajer yang sukses
2. Manfaat untuk individual
a. Membantu meningkatkan motivasi, prestasi, pertumbuhan, dan
tanggung jawab.
b. Membantu dalam mendorong dan mencapai pengembangan
kepercayaan diri.
c. Membantu dalam menghadapi stress dan konflik dalam pekerjaan.
d. Menyediakan informasi untuk memperbaiki pengetahuan
kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi dan sikap.
e. Meningkatkan pemberian pengakuan dan perasaan kepuasan
pekerjaan.
21
3. Manfaat untuk personal, hubungan antara kelompok dan individual.
a. Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual.
b. Memperbaiki hubungan lintas personal.
c. Memperbaiki moral.
d. Menyediakan lingkngan yang baik untuk belajar, berkembang dan
koordinasi.
e. Membuat perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja
dan hidup.
d. Indikator Pelatihan Kerja
Indikator – indikator pelatihan menurut (Mangkunegara,2006),
diantaranya:
a. Instruktur
Mengingat pelatih umumnya berorientasi pada peningkatan skill,
maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan
harus benar-benar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai
bidangnya, personal dan kompeten, selain itu pendidikan instruktur pun
harus benar-benar baik untuk melakukan pelatihan.
b. Peserta
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan persyaratan
tertentu dan kualifikasi yang sesuai, selain itu peserta pelatihan juga
harus memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti pelatihan.
22
c. Materi
Pelatihan sumber daya manusia merupakan materi atau kurikulum
yang sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang hendak
dicapai oleh perusahaan dan materi pelatihan pun harus update agar si
peserta dapat memahami masalah yang terjadi pada kondisi yang
sekarang.
d. Metode
Metode pelatihan akan lebih menjamin berlangsungnya kegiatan
pelatihan sumber daya manusia yang efektif apabila sesuai dengan jenis
materi dan komponen peserta pelatihan.
e. Tujuan
Pelatihan merupakan tujuannyang ditentukan, khususnya terkait
dengan penyusunan rencana aksi (action play) dan penetapan sasaran,
serta hasil yang diharapkan dari pelatihan yang akan diselenggarakan,
selain itu tujuan pelatihan pula harus disosialisasikan sebelumnya pada
para peserta agar peserta dapat memahami pelatihan tersebut.
f. Sasaran
Sasaran pelatihan harus ditentukan dengan kriteria yang terinci dan
terukur (measureble).
e. Faktor – faktor Pelatihan Kerja
Menurut (Moekijat,1991) dalam melakukan pelatihan ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan. Faktor – faktor tersebut adalah:
23
1. Metode pelatihan.
2. Waktu pelatihan.
3. Kualitas pelatihan.
4. Materi pelatihan.
5. Peserta pelatihan.
Dibawah ini ada beberapa faktor yang sangat dominan terhadap
pelaksanaan pelatihan, antara lain:
a. Metode pelatihan
Merupakan cara atau teknik bagaimana program itu dilaksanakan.
b. Waktu pelatihan
Merupakan waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan program
pelatihan.
c. Materi latihan
Materi pelatihan ditentukan oleh identitas kebutuhan tujuan pelatihan.
Materi untuk pelatihan tingkat manajerial berbeda dengan tingkat
materi karyawan.
d. Kemampuan pelatih
Kemampuan pelatih merupakan faktor yang sangat penting dalam
pelatihan. Pelatih yang baik tidak hanya mampu menguasai materi
pelatihan akan tetapi juga mampu menyampaikan dengan baik.
e. Peserta pelatihan
Merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh bagi
berlangsungnya proses pelatihan. Dimana hasil dari pelatihan diperoleh
keterampilan, kecakapan serta sikap yang diperlukan oleh perusahaan
dalam usaha mencapai tujuan.
24
3. Kompensasi
a. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi berbentuk uang,
artinya kompensasi dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan
bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya kompensasi dibayar
dengan barang, misalnya kompensasi dibayar 10% dari produksi yang
dihasilkan. Di Jawa Barat penuai padi upahnya 10% dari hasil padi yang
dituainya. (Hasibuan, 2012).
Kompensasi merupakan sesuatu pemberian yang sebanding yang
diberikan kepada karyawannya dari hasil pekerjaannya di perusahaan
tersebut. Kompensasi yang diberikan dapat berupa uang atau berbentuk
lainnya, seperti mendapatkan gaji, tunjangan hari raya, insentif, uang cuti
maupun uang makan. Bahkan, karyawan yang berprestasi akan
mendapatkan penghargaan atas pelayanan yang mereka berikan.
(Mangkunegara, 2007).
Dari definisi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
kompensasi adalah segala sesuatu yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan sebagai bentuk balas jasa, dimana kompensasi dapat dinilai
dengan bentuk uang maupun dalam bentuk lain yang mempunyai
kecenderungan diberikan secara tetap.
25
Komponen dari seluruh pemberian gaji secara umum dikelompokkan
ke dalam kompensasi langsung dan non tidak langsung. Kompensasi
langsung (direct compensation) berupa gaji, upah, dan upah insentif
sedangkan kompensasi tidak langsung (indirect compensation) berupa
kesejahteraan karyawan (employee welfare). (Hasibuan, 2012)
1. Kompensasi langsung, berupa :
a) Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.
Maksudnya, gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tidak
masuk kerja.
b) Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian
dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati
membayarnya.
c) Upah insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada
karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar.
Upah insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung
prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
2. Kompensasi tidak langsung, berupa :
Benefit dan service adalah kompensasi tambahan (fnancial atau
nonfinancial) yang dinerikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan
terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiun,
pakaian dinas, kafetaria, mushala, olahraga, dan darmawisata.
26
b. Tujuan Pemberian Kompensasi
Menurut Hasibuan (2012), tujuan pemberian kompensasi kepada
karyawan sebagai berikut:
1. Ikatan kerjasama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-
tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar
kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2. Kepuasan kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh
kepuasan kerja dari jabatannya.
3. Pengadaan efektif’
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atau prinsip adil dan layak serta
eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih
terjamin karena turnover relatif kecil.
27
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin
karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku.
7. Pengaruh serikat buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan
yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi
pemerintah dapat dihindarkan sistem pembayaran kompensasi yang
umum diterapkan pimpinan kepada karyawannya adalah:
a. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji,upah)
ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau
bulanan. Administrasi pengupahan sistem waktu relatif mudah
serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap maupun pekerja
harian.
b. Sistem Hasil (Output)
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas
kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter,
liter, dan kilogram.
28
c. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang
penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan
lama mengerjakannya. Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan
sistem borongan cukup rumit, lama mengerjakannya, serta banyak
alat yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Kompensasi yang diberikan perusahaan atau organisasi berbeda satu
dengan yang lain. (Panggabean, 2007) mengemukakan hal ini dipengaruhi oleh :
1. Kinerja
2. Serikat pekerja
3. Kemampuan untuk membayar
4. Pelatihan
5. Biaya hidup
Sedangkan menurut (Sutrisno, 2010) faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya kompensasi adalah:
1. Tingkat biaya hidup
2. Tingkat kompensasi yang berlaku di perusahaan lain
3. Tingkat kemampuan perusahaan
4. Jenis pekerjaan dan besar kecilnya tanggung jawab
5. Peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Peranan serikat buruh
29
d. Indikator-indikator Pemberian Kompensasi
Indikator Kompensasi yang dikemukakan oleh (Hasibuan, 2002) adalah :
1) Gaji
Imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan,
yang penerimanya bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak
masuk kerja maka gaji tetap akan diterima secara penuh.
2) Insentif
Penghargaan yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar
produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap ataupun sewaktu
waktu.
3) Bonus
Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasarna
kinerja.
4) Upah
Pembayaran yang diberikan kepada karyawan dengan lamanya
jam kerja.
5) Premi
Sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau sesuatu yang
dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atas sesuatu
pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.
6) Pengobatan
Pengobatan di dalam kompensasi adalah pemberian jasa dalam
penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan kesehatan karyawan.
30
7) Asuransi
Penanggulangan risko atas kerugian kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti.
4. Pengaruh Pelatihan dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan
Dari beberapa banyak faktor yang kita ketahui bahwa pelatihan dan
kompensasi ini sangat penting untuk diperlukan oleh suatu perusahaan,
karena dapat mengatur untuk menjalankan suatu tujuan yang ingin
dicapainya dan dapat melatih kinerja karyawannya dengan baik untuk
menghasilkan kualitas yang optimal bagi perusahaan. Pelatihan dan
kompensasi tidak lepas dari kinerja karyawan, sehingga tanggung jawab
karyawan terhadap pekerjaannya akan semakin besar. Dan kompensasi
yang diberikan kepada perusahaan juga dapat meningkatkan kinerja
karyawan di perusahaan tersebut.
Beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pekerjaan
karyawan dan kompensasi yang diberikan dapat memberikan peningkatan kinerja
pada karyawan pada perusahaan tersebut. Sehingga dalam perusahaan
membutuhkan pelatihan dan kompensasi dalam dapat mewujudkan tujuan untuk
membantu karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang akan
dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
31
pengaruh pelatihan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN
(Persero) Wilayah Kalsel dan Kalteng.Penulis berpendapat bahwa pelatihan
(X1) dengan indikator yang diambil dari (Mangkunegara,2006) instruktur,
peserta, materi dan metode dan kompensasi (X2) dengan indikator yang
diambil dari (Hasibuan,2012) gaji, upah, upah insentif serta kompensasi
tunjangandipengaruhi oleh kinerja karyawan dengan indikator dari
(Sutrisno,2010) yaitu kualitas yang dihasilkan, kuantitas yang dihasilkan,
waktu kerja, dan kerja sama.
Hubungan antar variabel yang saling berkaitan dimana indikator dari
masing-masing variabel memiliki pengaruh besar dan berkaitan. Hal ini dapat
diuraikan dengan mendapatkan program pelatihan dengan metode pelatihan
yang baik dan tepat maka karyawan akan meningkatkan kinerjanya. Pelatihan
diberikan baik untuk karyawan baru dan karyawan lama sehingga dapat
meningkatkan kinerja karyawan yang diinginkan oleh perusahaan.
Begitu juga kompensasi yang dimana berkaitan erat dengan kinerja, hal ini
dapat di uraikan bahwa pemberian kompensasi sebagai pendorong dalam
peningkatan kinerja karyawan, dimana pekerja akan bekerja secara maksimal
untuk mencapai standar produksi yang ditetapkan oleh perusahaan sehingga
kinerja karyawan meningkat dan tujuan perusahaan tercapai. Maka dari itu,
indikator-indikator dalam variabel sangat berkaitan dan sesuai dengan
variabel yang ada. Berikut kerangka pikir yang telah dikonsep oleh peneliti.
32
Gambar 2.1
Hubungan Pelatihan dan Kompensasi dan Kinerja Karyawan
Dari kerangka pikir di atas dapat dijelaskan bahwa dalam pelatihan
dan kompensasi perlu dilakukan dalam perusahaan untuk meningkatkan
kinerja karyawan. Pelatihan yang dilakukan dapat di ukur melalui opini
peserta, tingkat pembelajaran, perubahan perilaku maupun pencapaian
tujuan pelatihan. Dan dari tabel tersebut bahwa indikator pelatihan tersebut
di berikan perusahaan dapat sesuai dengan standar bagi perusahaan dan
kondisi pelatihan juga di harapkan karyawan untuk memberikan dampak
yang baik terhadap kinerja karyawannya. Begitu pula kompensasi yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dapat meningkatkan kinerja
karyawan di perusahaan tersebut.
Pelatihan (X1)
Instruktur (X1.1)
Peserta (X1.2)
Materi (X1.3)
Metode (X1.4)
Kompensasi (X2)
Gaji (X2.1)
Upah Insentif (X2.2)
Asuransi (X2.3)
Kinerja (Y)
Kualitas (Y1)
Kuantitas (Y2)
Ketepatan Waktu (Y3)
33
D. Hipotesa
H1: diduga pelatihan dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan PT. PLN (Persero)
H2:diduga kompensasi lebih kuat berpengaruh terhadap kinerja karyawan
PT. PLN (Persero)