bab ii tinjauan pustaka a. lanjut usia (lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/dewi aisyah, bab...

26
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia) 1. Pengertian Menurut UU No. 13 tahun 1989 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun keatas. Lanjut usia sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh tiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Dikutip dari (Notoatmodjo 2007 menurut WHO 1998), dikatakan lanjut usia tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan tersebut dihubungkan secara biologis, sosial, dan ekonomi. Menurut Depkes RI, 1999 dikatakan lanjut usia dimulai paling tidak masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa. Sedangka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) lanjut usia (Lansia) adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas Proses menua (ageing process) Constantinides tahun 1994 (dikutip dalam Nugroho 2000) mengemukakan bahwa menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia (Lansia)

1. Pengertian

Menurut UU No. 13 tahun 1989 pasal 1 ayat 2 tentang

kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang

yang telah mencapai umur 60 tahun keatas. Lanjut usia sebagai tahap akhir

siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan

dialami oleh tiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan

kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah kelompok orang

yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam

jangka waktu beberapa dekade.

Dikutip dari (Notoatmodjo 2007 menurut WHO 1998), dikatakan

lanjut usia tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan.

Konteks kebutuhan tersebut dihubungkan secara biologis, sosial, dan

ekonomi. Menurut Depkes RI, 1999 dikatakan lanjut usia dimulai paling

tidak masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa.

Sedangka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) lanjut usia

(Lansia) adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan

batas usia 60 tahun ke atas Proses menua (ageing process)

Constantinides tahun 1994 (dikutip dalam Nugroho 2000)

mengemukakan bahwa menua (menjadi tua) adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

8

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita.

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses

berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam

maupun luar tubuh.walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada

berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia (Nugroho

2000).

2. Batasan lanjut usia

Nugroho (2000) mengatakan bahwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia

lanjut usia meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age)

Adalah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

b. Lanjut usia pertengahan (elderly)

Adalah kelompok usia antara 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old)

Adlah kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old)

Adalah kelompok usia diatas 90 tahun.

3. Tipe-Tipe lanjut usia

Nugroho (2000), mengatakan bahwa tipe lanjut usia dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

9

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,

sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-

kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan serta

memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yamg

menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah,

kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak

sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani, dan mengkritik.

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis

gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadah, pekerjaan apa saja

dilakukan.

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa

minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.

4. Perubahan kondisi fiik

Terdapat perubahan dalam tubuh kita yang sering sekali lambat

disadari, atau baru disadari sewaktu timbul masalah atau penyakit. Lestary

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

10

Sp tahun 1999 (dikutip dalam Hutapea 2005) mengemukakan bahwa

perubahan yang terjadi sewaktu memasuki usia lanjut antara lain:

a. Sistem kekebalan atau imunnologi, dimana tubuh menjadi rentan

terhadap penyakit dan alergi.

b. Basal Metabolik Rate (BMR) pada lansia turun sebesar 20% pada usia

90 tahun dibanding usia 30 tahun.

c. Konsumsi energik turun secara nyata dibarengi dengan menurunnya

jumlah energi yang dikeluarkan tubuh (energy ex penditure)

d. Cairan tubuh turun secara signifikan karena bertambah banyaknya sel-

sel mati yang dipengaruhi oleh lemak maupun jaringan konektif.

e. Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal, kemampuan

mencerna makanan serta penyerapan menjadi lambat dan kurang

efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingga sering mengalami

konstipasi.

f. Sistem metabolik, yang menyebabkan gangguan metabolisme glukosa

karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi insulin menurun juga

karena timbunan lemak.

g. Sistem saraf menurun: rabun dekat, kepekaan bau dan rasa berkurang,

kepekaan sentuhan berkurang, pendengaran berkurang, reaksi (reflek)

menjadi lambat, fungsi mental menurun (kebingungan mental), ingatan

visual berkurang.

h. Sistem pernapasan ditandai dengan menurunnya elastisitas paru-paru

yang mempersulit pernapasan (sesak), tingkat istirahat jantung

meningkat dan tekanan darah meningkat.

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

11

i. Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai

keropos.

Denagn adanya perubahan-perubahan tersebut sering menimbulkan

berbagai penyakit pada lansia diantaranya kardiovaskuler, diabetus

militus, kanker, osteoporosis, stroke, asam urat tinggi, penyakit saluran

pernapasan, saluran pencernaan dan sebagainya.

B. Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001)

Menurut WHO , tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg

dinyatakan sebagai hipertensi.

2. Klasifikasi

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 2001 )

a. Hipertensi dimana tekanan sistoliknya sama atau lebih besar dari 140

mmHg dan tekanan diastolnya sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolenya sama atau lebih

besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolenya kurang dari 90 mmHg.

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan

rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

12

Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI,

1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High Normal 130 – 139 85 – 89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

3. Etiologi

Menurut Darmojo (2001) Penyebab hipertensi pada orang lanjut

usia disebabkan oleh danya perubahan-perubahan pada:

a. Elastisitas dinding aorta menurun.

b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda

spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di

toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

13

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan

rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini

cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan

structural dan fungsional pada system pembuluh perifer

bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

14

lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh

jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan

peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya

“hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak

dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 2001).

5. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Smeltzer 2001) :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan

dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri

oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak

akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya

ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis.

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

15

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien

yang menderita hipertensi yaitu mengeluh sakit kepala atau pusing,

lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis,

kesadaran menurun.

6. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas

dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan

dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90

mmHg. (Smeltzer 2001)

Salah satu penatalaksanaan hipertensi selain dengan obat adalah

terapi tanpa obat antara lain:

a. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, diet

rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh, penurunan berat

badan, penurunan asupan etanol, menghentikan merokok

b. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang

dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang

mempunyai empat prinsip yaitu :

1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,

jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

16

2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas

aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut

zona latihan.

3) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam

zona latihan.

4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x

perminggu

c. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi

meliputi (Smeltzer 2001) :

1) Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk

menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh

yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk

mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain,

juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan

ketegangan.

2) Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang

bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan,

dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat

otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

17

d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan

pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya

sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah

komplikasi lebih lanjut.

C. Relaksasi progresif

1. Pengertian

Relaksasi adalah serangkaian upaya untuk mengendurkan otot-

otot ditubuh untuk mencapai keadaan rileks agar tercapai penetralisiran

keadaan ansietas dan ketegangan (Elvira & Hadisukanto 2010). Tehnik

ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas

yang merangsang karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Tehnik

relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi 2008)

Relaksasi progresif adalah latihan terinstruksi yang meliputi

pembelajaran untk mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara

sistemik, dimulai dengan otot wajah dan berakhir pada otot kaki.

Tindakan ini biasanya memerlukan waktu 15 sampai 30 menit dan

dapat disertai dengan instruksi yang mengarahkan individu untuk

memperhatikan kelompok otot yag dirilekskan (Johnson 2005)

2. Dasar teori

Di dalam sistem saraf manusia terdapat sistem saraf pusat dan

sistem saraf otonom. Susunan saraf pusat terdiri dari otak, sumsum

tulang belakang dan saraf cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

18

tulang belakang disebut urat saraf perifer atau saraf tepi. Fungsi sistem

saraf pusat adalah mengendalikan gerakan-gerakan yang dikehendaki,

misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari-jari. Fungsi saraf otonom

mengendalikan gerakan-gerakan otomatis atau tidak disadari misalnya

proses kardiovaskuler, gairah seksual dan sebagainya.

Sistem saraf otonom terdiri dari dua sub sistem yang kerjanya

saling berlawanan, yaitu (1) sistem saraf simpatis yang bekerja

meningkatkan rangsangan atau memacu organ-organ tubuh, memacu

meningkatnya denyut jantung dan pernapasan, serta menimbulkan

penyempitan pembuluh darah tepi dan pembesaran pembuluh darah

pusat, serta menurunkan temperatur kulit dan daya tahan kulit, dan juga

akan menghambat proses digesif dan seksual. (2) sistem saraf

parasimpatis menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh

saraf simpatis, dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang

diturunkan saraf simpatis. Selama sistem-sistem berfungsi normal dan

sembang, bertambahnya sistem aktivitas yang satu akan menghambat

atau menekan efek sistem yang lain.(Prawitasari 2000).

Menurut Susanti, Alam, Hadibroto 2005 tehnik relaksasi

progresif ini telah digunakan oleh berbagai kalangan untuk mengatasi

berbagai keluhan yang berhubungan dengan stres seperti kecemasan,

hipertensi, dan insomnia. Menurut Johnson (2005) Relaksasi progresif

adalah latihan terinstruksi yang meliputi pembelajaran untk

mengerutkan dan merilekskan kelompok otot secara sistemik, dimulai

dengan otot wajah dan berakhir pada otot kaki. Tindakan ini biasanya

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

19

memerlukan waktu 15 sampai 30 menit dan dapat disertai dengan

instruksi yang mengarahkan individu untuk memperhatikan kelompok

otot yag dirilekskan.

3. Macam-Macam Relaksasi

Menurut Prawitasari (2003) ada bermacam-macam bentuk

relaksasi antara lain:

a. Relaksasi Otot

Relaksasi otot bertujuan mengurangi ketegangan dan

kecemasan dengan cara melemaskan otot-otot badan. Dalam

relaksasi otot , individu diminta untuk menegangkan otot dengan

ketegangan tertentu, dan kemudian diminta untuk

mengendorkannya. Sebelum dikendorkan, penting dirasakan

ketegangan tersebut, sehingga individu dapat membedakan antara

otot yang tegang dengan otot yang lemas. Instruksi relaksasi otot

dapat diberikan melalui tape corder, sehingga dapat digunakan

untuk latihan dirumah.

b. Relaksasi Kesadaran Indera

Dalam tehnik ini individu diberi satu seri pertanyaan yang

tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai

dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami individu pada saat

instruksi diberikan, seperti pada relaksasi otot instruksi relaksasi

kesadaran indera dapat diberikan melalui tape recorder sehingga

dapat digunakan untuk latihan dirumah.

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

20

c. Relaksasi melalui hipnosa, yoga dan meditasi

Relaksasi juga dapat dicapai melalui hipnotis, yoga dan

meditasi.

4. Kegunaan relaksasi

Burn (dikutip oleh Beech, dkk 2000) ada beberapa keuntungan

yang diperoleh dari relaksasi antara lain:

a. Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi

yang berlebihan karena adanya stress. Selain itu dalam penelitian

Dewi (1998) menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan

ketegangan pada siswa sekolah penerbangan.

b. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi,

sakit kepala, insomnia dapat diobati atau diatasi dengan relaksasi.

c. Mengurangi tingkat kecemasan.

d. Mengontrol antisipatory anxiety sebelum situasi yang

menimbulkan kecemasan.

e. Kelelahan, aktivitas mental, dan latihan fisik dapat diatasi lebih

cepat dengan tehnik relaksasi.

f. Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit

tertentu dan operasi.

5. Prosedur relaksasi progresif

Prosedur relaksasi progresif adalah sebagai berikut :

a. Menegangkan sejumlah otot dan merilekskannya, disini akan

digunakan 9 kumpulan otot.

b. Menyadarkan klien akan perbedaan antara tegang dan rileks.

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

21

c. Kumpulan otot yang perlu ditegangkan dan dirilekskan tiap kali

harus berkurang.

d. Klien kemudian diharapkan bisa mengelola ketegangan dengan

menginstruksikan kepada diri sendiri untuk rileks kapan dan

dimana saja.

Sembilan kumpulan otot ditegangkan dan dilemaskan.

Tujuannya menyadarkan pada klien keadaan tegang dan rileks

dengan harapan klien bisa merilekskan diri sendiri bila dirinya

sedang tegang. Kumpulan otot yang dirasakan, ditegangkan dan

dilemaskan yaitu :

1) Dahi

2) Mata

3) Bibir, gigi, lidah (sekaligus)

4) Leher

5) Dada

6) Tangan, jari-jari, lengan kanan

7) Tangan, jari-jari, lengan kiri

8) Kaki, paha, telapak kaki kanan

9) Kaki, paha, telapak kaki kiri

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

22

6. Instruksi relaksasi progresif

Cara melakukan teknik relaksasi progresif adalah: a) Kepalkan

kedua telapak tangan, kencangkan bisep dan lengan bawah (sikap Charles

Atlas) selama lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan

rasanya dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks.selama 12

sampai 30 detik; b) Kerutkan dahi ke atas, pada saat yang sama tekan

kepala sejauh mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan

kebalikannya selanjutnya relaks; kemudian kerutkan otot muka seperti

menari: cemberut, mata dikedipkan, bibir dimonyongkan kedepan lidah

ditekan di langit-langit, dan bahu dibungkukkan. Di lanjutkan selama

lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan rasanya dan

tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks.selama 12 sampai 30 detik;

c) Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik napas dalam

masuk, tekan keluar lambung, ditahan. Relaks. Nafas dalam, tekan keluar

perut, tahan, relaks; d) Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke

muka,tahan, relaks. Lipat ibu jari, secara serentak kencangkan betis, paha,

dan pantat selama lima sampai tujuh detik. Anjur klien untuk memikirkan

rasanya dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks.selama 12

sampai 30 detik.

Selama melakukan teknik relaksasi catat respon non verbal klien,

jika klien menjadi agitasi atau tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika

klien terlihat kesulitan relaxing hanya sebagian tubuh, perawat

melambatkan kecepatan latihan dan berkonsentrasi pada bagian tubuh

yang tegang (Greenberg, 2002).

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

23

Berikut dipaparkan masing-masing gerakan dan penjelasan

mengenai otot-otot yang dilatih:

Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot tangan yang

dilakukan dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat

suatu kepalan yang semakin kuat (gambar 1), sambil merasakan

sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan, pasien

merasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri ini

dilakukan dua kali sehingga pasien dapat membedakan perbedaan

antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami. Prosedur

serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan

bagian belakang. Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua

lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di

tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari

menghadap ke langit-langit (gambar 1).

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

24

Gambar 1. Gerakan ke satu dan ke dua (melatih otot-otot tangan)

Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot Biceps. Otot biceps

adalah otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan (lihat

gambar 2). Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan

sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke

pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.

Gerakan 1. Mengepalkan Tangan

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

25

Gambar 2. Gerakan ke tiga (melatih otot-otot biceps)

Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi

untuk mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan

cara mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu

akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan

ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan

leher (gambar 3).

Gambar 3. Gerakan ke empat (melatih otot bahu)

Gerakan ke lima sampai ke delapan adalah gerakan-gerakan yang

ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang

dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

26

dahi dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai

otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput. Gerakan yang ditujukan

untuk mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras

mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-

otot yang mengendalikan gerakan mata (gambar 4).

Gerakan ke tujuh bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang

dialami oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang,

diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar

otot-otot rahang. Gerakan ke delapan ini dilakukan untuk

mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-

kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gambar 4. Gerakan ke lima sampai ke delapan (melatih otot-otot wajah)

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

27

Gerakan ke sembilan dan gerakan kesepuluh ditujukan untuk

merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang. Gerakan

diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher

bagian depan. Pasien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat

beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada

permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga pasien dapat

merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.

Gambar 5. Gerakan ke sembilan sampai ke dua belas (melatih otot-

otot leher)

Gambar 11 untuk melatih otot-otot punggung

Gambar 9 untuk melatih otot-otot leher belakang

Gambar 12 untuk melatih otot-otot dada

Gambar 12 untuk melatih otot-otot leher depan

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

28

Gerakan ke sepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan

(lihat gambar 5). Gerakan ini dilakukan dengan cara membawa kepala

ke muka, kemudian pasien diminta untuk membenamkan dagu ke

dadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian

muka.

Gerakan ke sebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung.

Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari

sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan

dada sehingga tampak seperti pada gambar 5. Kondisi tegang

dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks,

letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot

menjadi lemas.

Gerakan ke duabelas, dilakukan untuk melemaskan otot-otot dada.

Pada gerakan ini, pasien diminta untuk menarik nafas panjang untuk

mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini

ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di

bagian dada kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan dilepas,

pasien dapat bernafas normal dengan lega. Sebagaimana dengan

gerakan yang lain, gerakan ini diulangi sekali lagi sehingga dapat

dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks. Setelah latihan otot-

otot dada.

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

29

Gambar 6. Gerakan ke tiga belas sampai ke delapan (melatih otot-otot

bagian depan tubuh)

Gerakan ke tigabelas bertujuan untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini

dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian

menahannya sampai perut menjadi kencang dank eras. Setelah 10 detik

dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk

perut ini.

Gerakan ke empat belas adalah gerakan-gerakan untuk otot-otot kaki.

Gerakan ini dilakukan secara berurutan. Gerakan 14 bertujuan untuk

melatih otot-otot paha, dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah

telapak kaki (lihat gambar 6) sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan

ini dilanjutkan dengan mengunci lutut (lihat gambar 6), sedemikian

sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis. Sebagaimana prosedur

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

30

relaksasi otot, pasien harus menahan posisi tegang selama 10 detik baru

setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua kali.

D. Kerangka teori

Gambar 2.1

Kerangka teori

Smeltzer (2001), Medicastore (2003)

Umur, Jenis kelamin, Gaya hidup,

Obesitas

HIPERTENSI

Otak

Koroner

jantung

Ginjal

Resistensi

pemb. drh

otak

Nyeri

kepala

Suplai O2

otak

Kesadaran

Vasokonstriksi

pembuluh

darah ginjal

Blood

flow

Respon KAA

Vasokonstriksi

Retina

Spasmus

arteriole

Pembuluh

Darah

Sistemik

Vasokontriksi

CVA

Rangsangan

Aldosteron Retensi Na

Infark Afterload

COP

Intoleransi

aktivitas

Relaksasi

progresif

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

31

E. Kerangka konsep

Kerangka merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari

hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak

dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur

melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Berdasarkan

hubungan fungsional antara variabel-variabel satu dengan yang lainnya,

variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel

intervening (Notoatmodjo 2005).

Pada penelitian ini konsep yang diajukan adalah relaksasi progresif

yang merupaka variabel intervening, dan tekanan darah pada lansia sebelum

dan sesudah dilakukan relaksasi progresif sebagai variabel dependent (terikat).

Kerangka penelitian dapat dilihat pada skema berikut ini.

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Pengaruh Relaksasi Progresif terhadap Penurunan

Tekanan Darah pada Lansia

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan didalam perencanaan penelitian (Notoatmodjo 2005).

TD Sebelum

Intervensi

Relaksasi

Progresif

TD Sesudah

Intervensi

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia (Lansia)repository.ump.ac.id/1510/3/DEWI AISYAH, BAB II.pdfmmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

32

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ho : ada pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia

Ha : tidak ada pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah

pada lansia.

PENGARUH TERAPI RELAKSASI…, DEWI AISYAH, FIKES UMP, 2013