bab ii tinjauan pustaka a. gigi tiruan sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. bab...

25
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan 1. Pengertian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Gigi tiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak dibawah plast dasar serta dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi penyangga (Lengkong; dkk, 2015:25). Gigi tiruan sebagian lepasan flexible merupakan gigi tiruan dengan basis yang biocompatible, yaitu nilon termoplastik memiliki sifat fisik yang bebas monomer sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi, serta tanpa adanya unsur logam yang dapat mempengaruhi estetika (Soesetijo, 2016:59). 2. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan akibat hilangnya gigi tanpa ada pengganti maka dibuat suatu alat tiruan sebagai pengganti gigi yang sudah hilang. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan adalah untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, fonetik, estetik, bicara, dan pencegahan migrasi gigi (Gunadi; dkk, 1991:33-39). B. Retensi dan Stabilisasi 1. Retensi Retensi dapat didefinisikan sebagai ketahanan gigi tiruan terhadap pengangkatannya dari mulut. Retensi adalah kualitas yang tidak dapat dipisahkan dari suatu gigi tiruan untuk melawan gaya gravitasi, daya lekat makanan serta gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak muka rahang. Retensi adalah cara memegang gigi tiruan pada posisinya di dalam mulut (Watt D.M, 1992:54).

Upload: others

Post on 16-Aug-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

1. Pengertian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Gigi tiruan sebagian lepasan adalah suatu alat yang berfungsi untuk

mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah

jaringan lunak dibawah plast dasar serta dukungan tambahan dari gigi asli yang

masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi penyangga (Lengkong; dkk, 2015:25).

Gigi tiruan sebagian lepasan flexible merupakan gigi tiruan dengan basis yang

biocompatible, yaitu nilon termoplastik memiliki sifat fisik yang bebas monomer

sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi, serta tanpa adanya unsur logam yang

dapat mempengaruhi estetika (Soesetijo, 2016:59).

2. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan akibat hilangnya gigi

tanpa ada pengganti maka dibuat suatu alat tiruan sebagai pengganti gigi yang

sudah hilang. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan adalah untuk mengembalikan

fungsi pengunyahan, fonetik, estetik, bicara, dan pencegahan migrasi gigi

(Gunadi; dkk, 1991:33-39).

B. Retensi dan Stabilisasi

1. Retensi

Retensi dapat didefinisikan sebagai ketahanan gigi tiruan terhadap

pengangkatannya dari mulut. Retensi adalah kualitas yang tidak dapat dipisahkan

dari suatu gigi tiruan untuk melawan gaya gravitasi, daya lekat makanan serta

gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak muka rahang. Retensi adalah cara

memegang gigi tiruan pada posisinya di dalam mulut (Watt D.M, 1992:54).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

6

2. Stabilisasi

Stabilisasi merupakan gaya untuk melawan pergerakan geligi tiruan dalam

arah horizontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berperan, kecuali

dibagian terminal (ujung) lengan retentif, cengkram sirkumfrensial memberikan

stabilisasi lebih baik karena mempunyai sepasang bahu yang kuat dan lengan

retentif yang lebih fleksibel (Gunadi; dkk, 1991:157).

C. Desain Gigi Tiruan

Rencana dalam pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah gigi tiruan.

Tak kurang pentingnya, sebuah desain yang benar dapat mencegah terjadinya

kerusakan jaringan dalam mulut, akibat kesalahan yang tidak seharusnya terjadi dan

yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pembuatan desain gigi tiruan dikenal empat

tahap yaitu : (Gunadi; dkk, 1995:308-313).

1. Tahap I Menentukan Kelas dari Daerah Tak Bergigi

Menentukan kelas dari masing – masing daerah tak bergigi. Daerah tak

bergigi dalam suatu lengkung gigi dapat bervariasi, dalam hal panjang, macam

jumlah, dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan desain

gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun dukungannya. Klasifikasi

kelas pada gigi tiruan sebagian lepasan pertama kali dikenalkan oleh Dr. Edward

Kennedy pada tahun 1925, Kennedy membagi klasifikasi menjadi empat kelas

sebagai berikut :

a. Kelas I : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang

masih ada dan berada pada kedua sisi rahang bilateral.

Gambar 2.1 Kelas I

(Sumber:Gunadi; dkk, 1995:25)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

7

b. Kelas II : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang

masih ada, tetapi pada salah satu sisi rahang saja unilateral.

Gambar 2.2 Kelas II

(Sumber:Gunadi; dkk, 1995:25)

c. Kelas III : daerah tak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada

dibagian posterior maupun anterior.

Gambar 2. 3 Kelas III

(Sumber:Gunadi; dkk, 1995:25)

d. Kelas IV : daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi –

gigi yang masih ada dan melewati garis tengah rahang.

Gambar 2. 4 Kelas IV

(Sumber:Gunadi; dkk, 1995:25)

2. Tahap II Menentukan Macam Dukungan dari Setiap Sadel

Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup

(paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Ada dua dukungan untuk

saddle paradental, yaitu dukungan dari gigi dan mukosa.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

8

3. Tahap III Menentukan Jenis Penahan

Ada dua macam penahan (retainer) untuk gigi tiruan yaitu

a. Penahan langsung (direct retainer), yang diperlukan untuk setiap gigi

tiruan.

b. Penahan tak langsung (indirect retainer), yang tidak selalu dibutuhkan

untuk setiap gigi tiruan.

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menentukan penahan

mana yang akan diterapkan, antara lain :

a. Dukungan dari sadel

Hal ini berkaitan dengan indikasi dari macam cengkram yang akan

dipakai dan gigi penyangga yang ada atau diperlukan.

b. Stabilisasi dari gigi tiruan

Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

yang ada dan yang akan dipakai.

c. Estetika

Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe cengkram serta lokasi dari gigi

penyangga.

4. Tahap IV Menentukan Jenis Konektor

Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat, jenis-

jenis konektor pada pembuatan gigi tiruan sebagaian lepasan resin aklirik

yaitu:

a. Konektor berbentuk full plate

Indikasi pemakainnya untuk kasus kelas I dan kelas II kennedy.

b. Konektor berbentuk seperti horse shoe (Tapal Kuda)

Indikasi pemakainnya untuk gigi rahang atas dan rahang bawah, yang

kehilangan satu atau lebih gigi pada anterior dan posterior atas yang

luas.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

9

D. Resorbsi Tulang Alveolar

Resorbsi tulang alveolar secara umum dapat disebabkan oleh dua hal yaitu:

faktor lokal berupa inflamasi jaringan periodontal dan traumatik oklusi, sedangkan

faktor lainnya adalah faktor sistemik termasuk diantaranya adalah diabetes militus

begitu pula dengan penurunan kualitas tulang. Pasca pencabutan gigi geligi, tulang

alveolar mengalami resorbsi yang menyebabkan perubahan bentuk dan berkurangnya

ukuran tulang alveolus secara terus menerus. Perubahan bentuk tulang alveolus tidak

hanya terjadi pada permukaan tulang alveolus dalam arah vertikal saja tetapi juga

dalam arah labio-lingual/palatal dari posisi awal yang menyebabkan tulang alveolus

menjadi rendah, membulat, atau datar.

Bentuk tulang alveolar diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu menurut Zarb dkk

(2012) :

1. Klas I yaitu tinggi tulang alveolus rahang bawah 21mm atau lebih dengan

hubungan rahang klas 1, keadaan ini memiliki prognosa yang baik

keberhasilan perawatan gigi tiruan.

2. Klas II yaitu tinggi tulang alveolus rahang bawah 16-20 mm dengan

hubungan rahang klas I. Bentuk tulang alveolus ini dapat menahan gaya

vertikal dan horizontal pada gigi tiruan penuh.

3. Klas III, tinggi tulang alveolus rahang bawah 11-15mm. Pasien hubungan

rahang klas I, II ataupun III dengan posisi perlekatan jaringan lunak dapat

mempengaruhi retensi dan stabilitas gigi tiruan penuh, pada keadaan ini

dibutuhkan intervensi perawatan bedah berupa tindakan pembedahan

preprostetik atau insersi implan untuk mencapai keberhasilan fungsi gigi

tiruan (Nasution dan Pridana, 2016:56-57).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

10

E. Pengertian Ekstrusi Gigi

Ekstrusi gigi adalah pergerakan gigi keluar dari alveolus dimana akar mengikuti

mahkota. Ekstrusi gigi dari soketnya dapat terjadi tanpa resorpsi dan deposisi tulang

yang dibutuhkan untuk pembentukan kembali dari mekanisme pendukung gigi. Pada

umumnya pergerakan ekstrusi mengakibatkan tarikan pada seluruh struktur

pendukung (Amin, 2016:23). Pergerakan gigi dapat terjadi secara fisiologis dan

patologis, dan kedua jenis pergerakan ini tidak diharapkan karena terjadinya

pergerakan tersebut dapat diketahui bahwa keadaan gigi dan struktur jaringan

pendukungnya mengalami perubahan, misalnya pada gigi yang terdapat diantara

daerah diastema maka gigi tersebut akan bergerak ke daerah yang kosong (Bahirrah,

2004:1-6).

F. Akibat Kehilangan Gigi Tanpa Penggantian

Beberapa akibat kehilangan gigi tanpa penggantian, diantaranya adalah sebagai

berikut (Gunadi; dkk, 1991:31-32) :

1. Migrasi dan Rotasi Gigi

Hilangnya kesinambungan pada lengukung gigi dapat menyebabkan

pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati

posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan,

maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal.

2. Erupsi Berlebihan

Bila gigi sudah tidak memiliki antagonisnya, maka akan terjadi erupsi

berlebih (over eruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai

pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang

alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi

akan mengalami ekstrusi.

3. Memburuknya Penampilan

Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi

depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

11

G. Klasifikasi Bahan Basis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Basis gigi tiruan lepasan adalah bagian protesa yang berhadap dengan jaringan

lunak dibawahnya, berfungsi untuk memperbaiki kontur jaringan sebagai tempat bagi

elemen gigi tiruan, dan menerima dukungan dari gigi pendukung atau jaringan sisa

tulang alveolar (Djunaedy; dkk, 2015:55).

Bahan yang digunakan untuk pembuatan basis gigi tiruan sebagian lepasan dapat

berasal dari bahan akrilik, nilon termoplastik, dan logam :

1. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik

Akrilik sejak pertengahan tahun 1940-an, kebanyakan basis protesa dibuat

menggunakan resin poli (metil metakrilat). Resin-resin tesebut merupakan

kandungan bahan yang dibentuk dengan menggabungkan molekul-molekul metil

metakrilat multiple. Akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil

dalam rumus strukturnya CH2=CHCOOH dan CH2=C(CH3)COOH. Kedua

senyawa ini berpolimerisasi tambahan dengan cara yang sama (Anusavice,

2004:192-197).

a. Kelebihan basis gigi tiruan resin akrilik

1) Biokompatibilitas.

2) Stabilisasi warna baik sehingga lebih estetis.

3) Mudah dipoles dan dapat diperbaiki.

4) Proses pembuatan mudah dan hanya memerlukan alat sederhana.

b. Kekurangan bahan basis gigi tiruan resin akrilik

1) Konduktivitas termal yang rendah.

2) Kekuatan impak dan kekutan transversal yang rendah.

3) Ketahanan terhadap abrasi yang rendah.

c. Indikasi bahan basis gigi tiruan resin akrilik

1) Sebagai alat untuk menyelesaikan masalah estetik dan fonetik.

2) Sebagai alat sementara selama perawatan pendahuluan untuk

mengadakan perbaikan secara orthodontic.

3) Karena alasan keuangan oleh pasien.

4) Resin merupakan bahan terpilih (material of choice).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

12

2. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Nilon Termoplastik

Resin nilon adalah nama generik dari bahan polimer sintetik yang dikenal

sebagai poliamida. Material tersebut merupakan hasil reaksi kondensasi antara

heksa metil diamina (2NH2) dengan asam dikarboksilat (2COOH). Teknik

manipulasinya adalah dengan cara injection moulding, yaitu melelehkannya

kemudian menginjeksikan kedalam rongga cetak dengan bentuk yang diinginkan

(Soesetijo, 2016:61).

a. Kelebihan basis gigi tiruan nilon termoplastik

1) Kekuatan fisik yang tinggi.

2) Resisten terhadap suhu dan bahan kimia.

3) Serta sifatnya yang plastis.

b. Kekurangan basis gigi tiruan nilon termoplastik

1) Cenderung menyerab air.

2) Berubah warna.

3) Sulit direparasi.

c. Indikasi basis gigi tiruan nilon termoplastik (Dewi R.M, 2015:9).

1) Pasien yang alergi terhadap akrilik.

2) Pasien yang hipersensitif terhadap metal.

3) Pasien yang tidak bisa dibuatkan bridge tetapi memprioritaskan

penampilan atau estetik.

d. Kontra indikasi basis gigi tiruan nilon termoplastik (Dewi, 2015:9).

1) Pada gigi yang mengalami kelainan jaringan periodontal (goyang).

2) Pasien dengan oral hygiene yang buruk.

3. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam

Gigi tiruan kerangka logam (frame) lebih ideal dibandingkan gigi tiruan

akrilik, karena dapat dibuat lebih sempit, lebih tipis, lebih kaku, dan lebih kuat,

sehingga dapat dibuat disain yang ideal (Lenggogeny dan Masulili, 2015:124).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

13

a. Kelebihan basis gigi tiruan kerangka logam

1) Tahan karat (stainless steel)

2) Nyaman dipakai pasien karena dapat dibuat tipis.

3) Gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik.

4) Sulkus gingiva lebih sehat (tidak tertutup/teriritasi landasan).

b. Kekurangan basis gigi tiruan kerangka logam

1) Kurang estetik jika logam terlihat.

2) Biaya pembuatan mahal.

c. Indikasi basis gigi tiruan kerangka logam

1) Penderita yang hipersensitif terhadap resin.

2) Penderita dengan daya kunyah abnormal.

3) Ruang intermaksilar kecil.

4) Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral.

H. Macam – Macam Cengkeram Nilon Termoplastik

1. Circumferential Clasp

Cengkeram circumferential clasp digunakan pada gigi yang beridiri sendiri

karena gigi-gigi sebelahnya sudah hilang sehingga cengkeram ini digunakan

sebagai retensi agar gigi tiruan tidak mudah lepas. Cengkeram ini dibentuk bulat

dan mengelilingi gigi, biasanya cengkeram ini digunakan pada gigi posterior.

Gambar 2.5 Tipe Circumferential Clasp

(Sumber:Kaplan, 2008:4)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

14

2. Cengkeram Utama

Cengkeram utama atau main clasp adalah jenis yang paling umum digu

nakan dalam pembuatan gigi tiruan flexible. Cengkeram ini seperti cengkeram C

terletak tereletak dibawah kontur terbesar menutupi ±2mm gigi penyangga yang

bertumpu pada permukaan jaringan gusi agar dapat menahan gigi tiruan yang

flexible tetap pada tempatnya.

Gambar 2.6 Tipe Main Clasp

(Sumber:Kaplan, 2008:4)

3. Cengkeram Kombinasi

Cengkeram kombinasi merupakan kombinasi dari circumferential clasp dan

main claps. Cengkeram kombinasi komponennya melalui occlusal table yaitu

cengkeram circumferential bertindak sebagai pegangan dan dapat mentransfer

beban aksial kearah gigi. Kemudian dilanjutkan dengan dengan cengkeram gigi

sebelahnya, memberikan stabilitas dan kekuatan pada gigi tiruan sebagian

lepasan flexi.

Gambar 2.7 Tipe Cengkeram Kombinasi

(Sumber:Kaplan, 2008:4)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

15

4. Wrap-around Clasp

Cengkeram lengan bukal/labial yang dibuat pada gigi penjangkaran sebelah

gigi yang hilang. Cengkeram tersebut ditempatkan diatas gigi penyangga yang

bersebelahan, mengikat sekitar servikal dari gigi yang selaras dengan garis

servikal dari kedua gigi penyangga. Ujungnya harus tepat diinterproximal.

Gambar 2.8 Tipe Wrap-around Clasp

(Sumber:Steven, 2014:19)

5. Anchor Clasp

Anchor clasp merupakan perluasan sepanjang dua gigi dari titik pertemuan

pada bagian labial dan bukal. Cengkeram ini diindikasikan pada kasus yang

terdapat diastema dan pemasangan elemen gigi yang perluasannya sepanjang dua

gigi dari titik pertemuan bukal dan labial.

Gambar 2.9 Tipe Anchor Clasp

(Sumber:Steven, 2014:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

16

6. Spurs Clasp

Spurs clasp jarang digunakan karena ujungnya pendek dan tidak melingkari

di sekililing gigi penyangga. Apabila cengkeram tersebut dibuat tebal akan

mengakibatkan estetik pasien kurang baik, sedangkan bila dibuat tipis akan

membuat gigi tiruan menjadi renggang.

Gambar 2.10 Tipe Spurs Clasp

(Sumber: Dewi R.M, 2015:14)

I. Macam – macam Jenis Bahan Resin Termoplastik

Menurut Nandal (2013) macam-macam jenis bahan resin termoplastik dibagi

menjadi empat yaitu :

1. Resin Nilon Termoplastik

Nilon termoplastik adalah poliamida. Poliamida adalah polimer yang terdiri

dari monomer amida yang tergabung dengan ikatan peptide. Poliamida dapat

terbentuk secara alami ataupun sintetis. Poliamida sintetis dapat dibuat melalui

polimerisasi atau fasa padat yang menghasilkan bahan nilon.

a. Keuntungan resin nilon termoplastik

Warna merah muda dan translucent hampir sama dengan jaringan

mulut, tidak ada cengkram logam hanya jaringan cengkram yang menyatu

dengan gigi alami sehingga memberikan estetika yang sangat baik, nilon

tidak mudah pecah, ringan dan tidak mudah rapuh, karena sangat flexibilitas,

nilon cocok bagi yang alergi terhadap gigi tiruan sebagian lepasan akrilik.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

17

2. Resin Asetal Termoplastik

Resin asetal termoplastik ini memiliki karakter yang sangat kuat, tahan aus

dan patah serta cukup fleksible, sehingga ideal digunakan sebagai preformes

clasp pada gigi tiruan sebagian, framework gigi tiruan sebagian hingga abutment

implant.

a. Keuntungan resin asetal termoplastik

Asetal termoplastik yang juga berwarna merah muda, untuk

mencocokan terhadap banyaknya gigi orang atau gusi dan cengkram adalah

warna cengkram yang cocok dengan gigi sehingga memberikan estetik yang

baik.

3. Resin Termoplastik Akrilik

Resin termoplastik akrilik atau sering disebut Thermosen campuran khusus

dari polimer dan memiliki tingkatan tertinggi dari resin akrilik serta tidak retak

jika jatuh di lantai, sehingga sangat popular untuk perawatan bruxism.

Termoplastik akrilik tersedia dalam warna gigi dan gingiva, dan memiliki daya

tembus cahaya, memberikan estetika yang sangat baik.

a. Keuntungan resin termoplastik akrilik

Memiliki retensi yang memadai dan kekuatan lentur yang baik, akrilik

termoplastik tersedia dalam bentuk sesuai dengan gigi dan warna gingival

memberikan estetika yang sangat baik, Flexite MP-akrilik termoplastik,

adalah campuran khusus dari polimer dan memiliki kekuatan efek tertinggi

tidak retak bahkan jika jatuh di lantai, sehingga sangat populer untuk kasus

bruxism juga sebagai gigi tiruan sebagian lepasan.

4. Resin Polikarbonat Termoplastik

Polikarbonat adalah rantai polimer bisfenol-A carbonate. Sama halnya

dengan resin asetal, resin polikarbonat juga sangat kuat, tahan patah dan cukup

fleksibel. Polikarbonat tidak cocok digunakan untuk gigi tiruan lengkap lepasan

atau sebagian lepasan tetapi ideal untuk mahkota dan jembatan sementara.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

18

a. Keuntungan resin polikarbonat termoplastik

Tidak menggunakan monomer dalam proses pembuatan. Polycarbonate

dalam penyerapan air kecil sehingga tidak mudah berbau busuk oleh

penyerapan air liur dan apalagi itu aman untuk digunakan yaitu tidak ada

rangsangan pada jaringan mukosa mulut. Selain itu, unggul dalam kekuatan,

tidak mudah retak dan abrasi.

J. Kelainan Malposisi

1. Crossbite

Crossbite adalah suatu kondisi dimana satu atau beberapa gigi mengalami

malposisi kearah bukal, lingual atau labial terhadap gigi antagonisnya.

Berdasarkan lokasinya crossbite dibedakan menjadi crossbite anterior dan

crossbite posterior (Gungga; dkk, 2015:122-123).

2. Deepbite

Deepbite merupakan suatu kondisi tertutupnya gigi anterior mandibula oleh

gigi anterior maksila pada bidang vertikal secara berlebihan, melebihi tumpang

gigit normal maupun melewati sepertiga incisal gigi incisivus mandibula.

Deepbite yang disebabkan oleh faktor gigi dapat terjadi karena erupsi gigi

anterior yang berlebihan, biasanya terjadi karena jarak gigit yang besar

(Mandala; dkk, 2014:364).

3. Migrasi dan Rotasi Gigi

Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan

pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi tidak menempati posisi

yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka

akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal (Gunadi; dkk, 1991:31).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

19

4. Ekstrusi

Suatu keadaan pemanjangan gigi keluar dari lubang gigi itu berada dan

karena itu menyebabkan gigi tersebut keluar dari bidang oklusi yang normal.

Penyebab ektrusi gigi ialah tidak adanya gigi antagonis.

K. Macam-macam Relasi Rahang

Klasifikasi oklusi pada gigi-geligi menurut Edward Angle pada tahun 1899

dibagi menjadi tiga kelas yaitu : (Foster, 1999: 32)

1. Kelas I

Hubungan kelas I adalah hubungan antara antero-posterior yang sedemikian

rupa dengan gigi-gigi berada pada posisi yang tepat dilengkung rahang. Ujung

gigi kaninus atas berada pada bidang vertikal yang sama seperti ujung distal gigi

kaninus bawah. Tonjol antero-bukal dari molar pertama atas tetap beroklusi

dengan groove bukal dari molar pertama bawah tetap. Jika gigi insisivus berada

pada inklinasi yang tepat, overjet insisal adalah sebesar 3mm.

Gambar 2.11 Relasi Rahang Kelas I (Sumber:Foster, 1999:32)

2. Kelas II

Hubungan kelas II adalah lengkung gigi bawah terletak lebih ke posterior

dari lengkung gigi atas dibandingkan dengan hubungan kelas I dan sering disebut

sebagai “hubungan postnormal”. Kelas II ini dikelompokkan menjadi dua divisi

yaitu :

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

20

a. Kelas II divisi I

Lengkung gigi mempunyai hubungan kelas II dengan gigi-gigi

insisivus sentral dan lateral atas proklinasi dengan overjet insisal lebih

besar.

Gambar 2.12 Relasi Rahang Kelas II divisi I (Sumber:Foster, 1999:32)

b. Kelas II divisi II

Lengkung gigi mempunyai hubungan kelas II dengan gigi-gigi insisivus

sentral atas yang proklinasi dengan overbite insisal yang besar. Gigi-gigi

insisivus lateral atas bisa proklinasi atau retroliknasi.

Gambar 2.13 Relasi Rahang Kelas II Divisi II (Sumber:Foster, 1999:32)

3. Kelas III

Lengkung gigi bawah terletak lebih anterior terhadap lengkung gigi atas

dibandingkan pada hubungan kelas 1 dan sering disebut sebagai “hubungan

prenormal”.

Gambar 2.14 Relasi Rahang Kelas III

(Sumber:Foster, 1999:32)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

21

L. Cara Penyusunan pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

1. Penyusunan Gigi Anterior

Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu gigi anterior atas, gigi

anterior bawah, gigi posterior atas dan gigi posterior bawah.

a. Penyusunan gigi anterior rahang atas

1) Insisivus satu rahang atas

Titik kontak sebelah mesial berkontak dengan midline. Sumbu gigi

miring 5oterhadap garis midline, titik kontak sebelah mesial tepat pada

garis tengah, incisal edge terletak di atas bidang datar.

2) Insisivus dua rahang atas

Titik kontak sebelah mesial berkontak dengan distal insisivus satu

kanan rahang atas, sumbu gigi miring 5o terhadap garis midline, tepi

incisal naik 2 mm diatas bidang oklusal. Inklinasi antero-posterior

bagian servikal condong lebih ke palatal dan incisal terletak diatas

linggir rahang.

3) Caninus rahang atas

Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal dan hampir sejajar dengan

garis midline. Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal

insisiv dua. Puncak cups menyentuh atau tepat pada bidang oklusal.

Permukaan labial sesuai dengan lengkung bite rim.

b. Penyusunan gigi anterior rahang bawah

1) Insisivus satu rahang bawah

Sumbu gigi tegak lurus terhadap meja artikulator, permukaan

incisal lebih kelingual. Permukaan labial sedikit depresi pada bagian

servikal dan ditempatkan diatas atau sedikit kelingual dari puncak

ridge. Titik kontak mesial tepat pada midline. Titik kontak distal

berkontak dengan titik kontak mesial insisiv dua.

2) Insisivus dua rahang bawah

Inklinasi gigi lebih kemesial. Titik kontak mesial berkontak dengan

titik kontak distal insisiv satu.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

22

3) Caninus rahang bawah

Sumbu gigi lebih miring kemesial, ujung cups menyentuh bidang

oklusal dan berada diantara gigi insisiv dua dan caninus rahang atas.

Sumbu gigi lebih miring ke mesial dibandingkan gigi insisiv dua rahang

bawah.

2. Penyusunan Gigi Posterior

a. Penyusunan gigi posterior rahang atas

1) Premolar satu rahang atas

Sumbu gigi terletak lurus bidang oklusal. Titik kontak mesial

berkontak dengan titik kontak distal caninus. Puncak cups buccal tepat

berada atau menyentuh bidang oklusal dan puncak cups palatal

terangkat kurang lebih 1 mm diatas bidang oklusal. Permukaan buccal

sesuai lengkung bite rim.

2) Premolar dua rahang atas

Sumbu gigi terletak lurus bidang oklusal. Titik kontak mesial cups

palatal terangkat kurang lebih 1 mm di atas bidang oklusal. Permukaan

buccal sesuai lengkung bite rim.

3) Molar satu rahang atas

Sumbu gigi pada bagian servikal sedikit miring ke arah mesial.

Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal premolar dua.

Mesio buccal cups dan disto palatal cups terangkat 1 mm di atas bidang

oklusal. Disto buccal cups terangkat kurang lebih 1 mm di atas bidang

oklusal (terangkat lebih tinggi sedikit dari disto palatal cups).

4) Molar dua rahang atas

Sumbu gigi pada bagian servikal sedikit miring ke arah mesial.

Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal molar molar

satu. Mesio palatal cups menyentuh bidang oklusal. Mesio buccal cups

dan disto palatal cups terangkat 1 mm di atas bidang oklusal

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

23

b. Penyusunan gigi posterior rahang bawah

1) Premolar satu rahang bawah

Sumbu gigi tegak lurus pada meja artikulator. Cups buccal terletak

pada central fossa antara premolar satu dan caninus atas.

2) Premolar dua rahang bawah

Sumbu gigi tegak lurus. Cups buccal terletak pada centra fossa

antara premolar satu dan premolar dua atas.

3) Molar satu rahang bawah

Cups mesio buccal gigi molar satu rahang atas berada di groove

mesio buccal molar satu rahang bawah, cups buccal gigi molar satu

rahang bawah berada di fosacentral.

4) Molar dua rahang bawah

Inklinasi antero-posterior dilihat dari bidang oklusal, cups buccal

berada di atas linggir rahang (Itjingningsih, 1991:88-122).

M. Kemungkinan – kemungkinan Cara Penyusunan Gigi pada Relasi Rahang

Kelas III

Kemungkinan – kemungkinan cara penyusunan gigi pada relasi rahang gigitan

crossbite, yaitu :

1. Penyusunan gigi anterior dengan relasi edge to edge dan gigi posterior

dengan relasi normal.

2. Penyusunan gigi anterior dengan relasi normal dan gigi posterior dengan

relasi crossbite.

3. Penyusunan gigi anterior dengan relasi crossbite dan gigi posterior dengan

relasi normal.

4. Penyusunan gigi relasi rahang crossbite dimana gigi bawah disusun

disebelah labial dan buccal dari gigi atas (Susilowati, 2012:35-36).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

24

N. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

1. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian lepasan Nilon Termoplastik

adalah sebagai berikut :

a. Persiapan model kerja

Menurut Itjiningsih, syarat model kerja yang baik ialah bersih dari

nodul dan batas anatomi terbentuk jelas untuk mempermudah saat

pembuatan protesa.

b. Survey model

Survey model merupakan prosedur lokasi dan garis luar (outline) dari

kontur dan posisi gigi dan jaringan sekitarnya pada model kerja.

Tujuannya untuk menunjukan daerah – daerah undercut yang

menguntungkan, menentukan arah pemasangan dan pelepasan gigi

tiruan, serta untuk membantu penentuan desain (Dewi R.M, 2015:14)

c. Block out

Block out merupakan proses menutup daerah undercut dengan

menggunakan gips agar undercut yang tidak menguntungkan tidak

menghalangi keluar masuknya protesa gigi tiruan (Gunadi; dkk,

1991:101).

d. Transfer desain

Menurut Freddy Suryatenggara, sebelum proses pembuatan dimulai,

desain desain harus digambar pada model kerja (Gunadi; dkk,

1995:381).

e. Pembuatan galangan gigit (Biterim)

Galangan gigit atau biterim merupakan pengganti dari kedudukan gigi

dengan galangan gigit yang dapat terbuat dari malam, dan berfungsi

untuk menentukan dimensi vertika (Itjingningsih, 1991:51).

f. Penanaman model pada okludator

Okludator merupakan alat yang digunakan untuk menirukan gerakan

oklusi sentris. Tujuan penanaman model pada okludator ini untuk

membantu dalam proses penyusunan elemen gigi tiruan. Penanaman

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

25

okludator yang baik ialah sesuai dengan bentuk oklusi, garis median

okludator sejajar dengan bidang datar (Pratiwi, 2016:15).

g. Penyusunan elemen gigi

Penyusunan elemen gigi tiruan merupakan salah satu yang paling

penting, karena hubungan antara gigi-gigi tersebut dengan gigi yang

masih ada (Itjingningsih,1991:85).

h. Flasking

Flasking adalah proses penanaman model malam ke dalam cuvet untuk

mendapat mould space. Metode flasking yang digunakan adalah pulling

the casting yaitu model gigi tiruan berada di kuvet bawah dan seluruh

elemen gigi tiruan terbuka, sehingga setelah boiling out, gigi-gigi akan

ikut pada kuvet bagian atas. Keuntungan dari metode ini adalah dalam

memulas separating medium dan prosesnya lebih mudah, karena

seluruh mould dapat terlihat. Kerugian metode ini bisa terjadi

peninggian gigitan yang sering tidak dapat di hindari

(Itjingningsih,1991:153).

i. Pemasang sprue

Pemasanga sprue dilakukan sebelum bahan tanam pada cuvet atas di isi,

bertujuan untuk mengalirkan bahan nilon termoplastik kedalam mold

space pada cuvet (Dewi R.M, 2015:25)

j. Boling out

Boiling out bertujuan untuk menghilangkan wax dari model kerja yang

telah ditanam dicuvet untuk mendapatkan mouldspace (Itjingingsih,

1991:51).

k. Injection

Injection merupakan proses memasukan bahan resin nilon termoplastik

yang telah dipanaskan dengan Heating machine kedalam mould space

dengan menggunakan injection press machine (Dewi R.M, 2015:17).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

26

l. Deflasking

Deflasking adalah proses melepaskan gigi tiruan yang telah di injection

dari dalam cuvet serta bahan tanam, dengan memotong – motong bahan

tanam menggunakan tang gips, model dan protesa dikeluarkan secara

utuh dari bahan tanam (Dewi R.M, 2015:17).

m. Pemotongan sprue

Sprue dipotong menggunakan tang potong atau hanging bur dan mata

bur disc lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bagian lain seperti

basis dan elemen gigi tiruan (Dewi R.M, 2015:17).

n. Finishing

Finishing adalah proses mengaluskan gigi tiruan yang telah dilepaskan

dari cuvet dan telah dilakukan pemotongan sprue, sisa – sisa bahan

tanam dibersihkan dan dirapihkan serta menyempurnakan bentuk akhir

dari gigi tiruan dengan memotong sisa – sisa bahan nilon pada batas

gigi tiruan dan sekita gigi dengan menggunakan mata bur fissure bagian

protesa menghadap mukosa dibersihkan menggunakan frezzer.

Kemudian protesa dihaluskan dan bagian tepi yang tajam menggunakan

rubber (Dewi R.M, 2015:17).

o. Poleshing

Poleshing adalah proses pemolesan protesa gigi tiruan. Pemolesan gigi

tiruan bertujuan untuk menghaluskan dan mengkilapkan gigi tiruan

tanpa mengubah konturnya. Dalam melakukan tahap polishing ini

berpengaruh pada faktor estetis dikarenakan sebuah proses pembuatan

dengan basis yang mengkilat, elemen gigi tiruan sesuai dengan surat

perintah kerja dan pada saat di insersi ke pasien merasa nyaman dan

puas (Itjingningsih, 1991:187)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

27

2. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Heat Curing Acrylic adalah

sebagai berikut :

a. Persiapan model kerja

Model kerja dibersihkan dari nodul-nodul agar proses pembuatan gigi

tiruan berjalan dengan lancar.

b. Survey

Prosedur ini adalah penentuan lokasi garis luar dari kontur terbesar,

undercut, posisi gigi, dan jaringan disekitarnya pada model rahang

(Gunadi; dkk, 1991:92).

c. Block out

Block out merupakan proses menutup daerah undercut dengan

menggunakan gips agar undercut yang tidak menguntungkan tidak

menghalangi keluar masuknya protesa gigi tiruan (Gunadi; dkk,

1991:101).

d. Pembuatan bite rim

Fungsinya adalah menggantikan kedudukan gigi untuk mendapatkan

hubungan maxilla dan mandibula dengan membuat bite rim dan bentuk

landasan dari malam (Itjingningsih,1991:57).

e. Pembuatan cengkeram

Cengkeram dibuat mengelilingi gigi dan menyentuh sebagian besar

kontur gigi untuk memberikan retensi, stabilisasi serta sebagai support

untuk gigi tiruan sebagian lepasan (Gunadi; dkk,1991:161-162).

f. Pemasangan okludator

Okludator adalah alat yang digunakan untuk menirukan gerakan oklusi

sentris. Tujuan penanaman model pada okludator ini untuk membantu

dalam proses penyusunan gigi (Martanto, 1981:140).

g. Penyusunan elemen gigi

Penyusunan elemen gigi tiruan merupakan salah satu yang paling

penting, karena hubungan antara gigi-gigi tersebut dengan gigi yang

masih ada (Itjingningsih,1991:85).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

28

h. Flasking

Flasking adalah suatu proses penanaman model malam dalam suatu

cuvet untuk mendapatkan suatu moldspace dan bahan yang sering

digunakan adalah plaster of paris (Itjingningsih, 1991:147).

Ada 2 metode flasking dalam gigi tiruan :

5) Pulling the casting : dimana setelah boiling out, elemen gigi tiruan

akan ikut pada cuvet bagian atas, sedangkan model kerja tetap

berada pada cuvet bagian bawah.

6) Holding the casting : model berserta seluruh elemen gigi tiruan

berada di cuvet bawah dan ditutup dengan plaster of paris, sehingga

setelah boiling out akan terlihat seperti ruangan kecil. Pada waktu

packing adonan resin akrilik harus melewati bagian bawah gigi

untuk mencapai daerah sayap (Itjingningsih, 1991:153).

i. Boiling out

Tujuannya adalah menghilangkan wax dari model yang telah ditanam di

flask untuk mendapatkan mould space (Itjingningsih,1991:151).

j. Packing

Packing adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.

Metode yang digunakan dalam proses pembuatan gigi tiruan sebagian

lepasan adalah Wet method yaitu mencampur monomer dan polimer

diluar mould dan bila sudah mencapai dough stage baru dimasukkan ke

dalam mould (Itjingningsih,1991:155).

k. Curing

Curing adalah proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi

dengan polimernya bila dipanaskan atau ditambahkan suatu zat kimia

lain. Polimerisasi secara termis disebut heat curing

(Itjingningsih,1991:163).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/126/3/6. BAB II alhamdulliah.pdf · Ini berhubungan dengan macam jumlah dan macam gigi pendukung

29

l. Deflasking

Deflasking adalah proses melepaskan protesa gigi tiruan resin akrilik

dari dalam kuvet dan bahan tanamnya dengan memotong-motong gips

menggunakan tang gips dan model dikeluarkan secara utuh

(Itjingningsih,1991:165).

m. Finishing

Finishing adalah proses membersihkan sisa-sisa bahan tanam dari gigi

tiruan dan merapikan serta menyempurnakan bentuk akhir gigi tiruan

dengan membuang sisa-sisa akrilik pada batas gigi dan sekitar gigi

menggunakan mata bur (Itjingningsih,1991:183).

n. Polishing

Polishing adalah proses pemolesan protesa gigi tiruan sebagian lepasan.

Proses ini merupakan proses akhir dalam pembuatan gigi tiruan

sebagian lepasan (Itjingningsih,1991:187).