bab ii tinjauan pustaka a. definisi gigi tiruan sebagian...

18
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasan Menurut Battistuzzi dkk (1996:16) gigi tiruan sebagian lepasan adalah setiap alat yang dapat dipasang dan dikeluarkan oleh pasien yang menggantikan satu elemen gigi atau lebih, secara sebagian atau seluruhnya dengan tujuan untuk memperbaiki fungsi geligi bersamaan dengan geligi yang masih ada. Pada umumnya, gigi tiruan sebagian lepasan dibagi menjadi dua bagian basis utama, yaitu gigi tiruan sebagian lepasan dengan basis kerangka logam, dan gigi tiruan sebagian lepasan dengan basis akrilik (Gunadi:1996:36) B. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Beberapa fungsi gigi tiruan sebagian lepasan adalah : 1. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya mengalami perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi pada kedua rahang tetapi sisi yang sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh gigi asli pada sisi lainnya. Dalam hal seperti ini, tekanan kunyah akan dipikul satu sisi. Setelah pasien memakai protesa, pasien akan merasakan perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan karena tekanan kunyah dapat disalurkan secara lebih merata ke seluruhan bagian jaringan pendukung. Dengan demikian protesa berhasil memperbaiki dan meningkatkan fungsi kunyah. (Gunadi,1991:37). 2. Mengembalikan fungsi estetik Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna maupun berjejalnya gigi-geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang penampilan wajahnya tidak terganggu 3. Pencegahan migrasi gigi Bila terjadi kehilangan gigi maka gigi tetangganya dapat bergerak memasuki ruang yang kosong (migrasi). Migrasi ini menyebabkan

Upload: others

Post on 29-Jul-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasan

Menurut Battistuzzi dkk (1996:16) gigi tiruan sebagian lepasan adalah setiap

alat yang dapat dipasang dan dikeluarkan oleh pasien yang menggantikan satu

elemen gigi atau lebih, secara sebagian atau seluruhnya dengan tujuan untuk

memperbaiki fungsi geligi bersamaan dengan geligi yang masih ada. Pada

umumnya, gigi tiruan sebagian lepasan dibagi menjadi dua bagian basis utama,

yaitu gigi tiruan sebagian lepasan dengan basis kerangka logam, dan gigi tiruan

sebagian lepasan dengan basis akrilik (Gunadi:1996:36)

B. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Beberapa fungsi gigi tiruan sebagian lepasan adalah :

1. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan

Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya

mengalami perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi pada kedua

rahang tetapi sisi yang sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal

mungkin oleh gigi asli pada sisi lainnya. Dalam hal seperti ini, tekanan

kunyah akan dipikul satu sisi. Setelah pasien memakai protesa, pasien akan

merasakan perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan karena tekanan

kunyah dapat disalurkan secara lebih merata ke seluruhan bagian jaringan

pendukung. Dengan demikian protesa berhasil memperbaiki dan

meningkatkan fungsi kunyah. (Gunadi,1991:37).

2. Mengembalikan fungsi estetik

Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya

karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk,

susunan, warna maupun berjejalnya gigi-geligi. Nampaknya banyak sekali

pasien yang dapat menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar

sekalipun, sepanjang penampilan wajahnya tidak terganggu

3. Pencegahan migrasi gigi

Bila terjadi kehilangan gigi maka gigi tetangganya dapat bergerak

memasuki ruang yang kosong (migrasi). Migrasi ini menyebabkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

6

renggangnya gigi dengan yang lain. Dengan demikian makanan dapat

terjebak diruangan tersebut dan mudah terjadi akumulasi plak, sehingga

mengakibatkan peradangan jaringan periodontal.

4. Mencegah erupsi berlebih

Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi

berlebih (overeruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai

pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang

alveolar, maka stuktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga

gigi mulai extrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar

berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita

perlu dibuatkan geligi tiruan lengkap.

5. Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal

Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan berperan dapat mencegah atau

mengurangi efek yang timbul karena hilangnya gigi. Misalnya migrasi gigi,

yang dimana setelah pencabutan gigi maka gigi tetangganya akan bergeser

memasuki ruang kosong gigi yang telah dicabut tersebut. (Gunadi,1991:38).

6. Mengembalikan fungsi bicara

Bila seseorang sudah kehilangan gigi, terutama banyak kehilangan gigi

depan maka dapat mempengaruhi suara penderita. Kesulitan bicara dapat

timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini geligi tiruan dapat

meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, artinya mampu

mengembalikan berbicara dan kata-kata dengan jelas, terutama saat berbicara

dengan lawan bicaranya. (Gunadi:1991:35).

C. Komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan harus ada beberapa komponen

yang harus di penuhi yaitu :

1. Cengkram

Cengkram kawat merupakan jenis cengkram yang lengan-lengannya

terbuat dari kawat jadi (wrought wire). Ukuran dan jenis yang sering dipakai

adalah yang bulat dengan garis tengah 0,7 mm untuk gigi anterior 0,8 mm

untuk gigi posterior (Gunadi:1991:161).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

7

Cengkram kawat di kelompokkan menjadi dua yaitu cengkram oklusal

dan cengkram gingival dimana masing-masingnya dibagi menjadi beberapa

bentuk. (Gunadi:1991:163).

a. Cengkeram kawat oklusal

Kelompok ini disebut juga Circumferential type Clasp dan merupakan bentuk

yang umum adapun bentuk cengkramnya antara lain:

1) Cengkram setengah jackson

Cengkram ini digunakan pada gigi posterior yang mempunyai kontak

yang baik dibagian mesial dan distalnya

Gambar 2.1 Cengkeram Setengah Jackson

(Sumber: Gunadi dkk,1991:164)

2) Cengkram S

Cengkram ini berbentuk seperti huruf S, bersandar pada singulum gigi

kaninus. Bisa digunakan untuk gigi kaninus bawah dan gigi kaninus atas

bila ruang interoklusalnya cukup

Gambar 2.2 Cengkeram S

(Sumber: Gunadi dkk,1991:165)

b. Cengkeram kawat ginggival

Cengkeram ini disebut bar type clasp yang berawal dari basis gigi

tiruan atau dari arah ginggiva. Bentuk-bentuk cengkram ini antara

lain:

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

8

1) Cengkeram C

Lengan retentif cengkram ini seperti cengkram setengah

Jackson dengan pangkal ditanam pada basis,

Gambar 2.3 Cengkeram C

(Sumber: Gunadi dkk,1991:167)

2) Cengkeram panah anker

Merupakan cengkeram interdental atau proksimal dan dikenal sebagai

Arrow Anchorn Clasp (Gambar 2.4).

Gambar 2.4 Cengkeram Panah Anker

(Sumber: Gunadi dkk,1991:166)

3) Cengkram penahan bola

Indikasi pemakaiannya sama seperti cengkram panah anker dan biasa

disebut Ball Retainer Clasp (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Cengkeram Penahan Bola

(Sumber: Gunadi dkk,1991:166)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

9

2. Elemen gigi Tiruan

Elemen gigi tiruan merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang

berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Seleksi gigi tiruan merupakan

tahap yang cukup sulit dalam proses pembuatan protesa, kecuali pada kasus

dimana masih ada gigi asli yang bisa dijadikan panduan atau mungkin sudah

dilakukan rekaman pra ekstrasi gigi (Gunadi:1991:206). Faktor-faktor yang

harus diperhatikan dalam pemilihan gigi :

a. Ukuran gigi

Ukuran elemen harus sesuai dengan gigi sejenis pada sisi sebelahnya. Bila

ruang yang ditinngalkan gigi asli sudah tidak sesuai lagi biasanya penyusunan

dibuat diastema atau berjejal, Dalam pemilihan ukuran gigi yang perlu

diperhatikan adalah panjang dan lebar gigi.

1). Gigi anterior

Garis senyum-garis orientasi incisal untuk panjang gigi yaitu 2/3

panjang gigi insisivus sentral atas, jarak distal kaninus kiri kanan=jumlah

lebar ke-6 gigi anterior atas, lebar gigi incisivus satu atas +1/3 lebar

bizygomatic.

2). Gigi posterior

Memilih gigi posterior dengan fungsinya perlu diperhatikan panjang

gigi disesuaikan dengan jarak antara linggir rahang, gigi yang diganti

maksimal sampai molar ke-2 diukur dari distal caninus sampai batas linggir

di posterior, lebar buko lingual atau platal yang telah disesuaikan dengan

lebar mesio distalnya.

b. Bentuk gigi

Menurut leon wiliams, bentuk wajah ada hubungannya dengan bentuk gigi

insisivus sentral atas sesuai dengan bentuk garis luar wajah tetapi dalam arah

terbalik. Bentuk gigi tiruan hendaknya dibuat harmonis dengan bentuk wajah.

Terdapat tiga bentuk dasar dari wajah yaitu persegi, oval dan segitiga. Bentuk

permukaan labial gigi depan biasanya dipilih sesuai dengan bentuk profil

wajah pasien yang bersangkutan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

10

c. Warna gigi

Pada umumnya warna gigi depan berkisar antara kuning sampai

kecoklatan, dan putih. Warna elemen gigi tiruan dicocokan dan dipilih dari

contoh warna (shade guide). Biasanya warna disesuaikan dengan warna gigi

yang masih ada.

3. Basis Gigi Tiruan

Basis gigi tiruan disebut juga dasar atau sadel, merupakan bagian yang

menggantikan tulang alveolar yang sudah hilang dan berfungsi mendukung

elemen gigi tiruan dengan ketebalan 2mm. Fungsi dari basis gigi tiruan

adalah mendukung gigi tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan

pendukung, gigi penyangga atau linggir sisa, memungkinkan pemberian

warna dan pengembalian kontur wajah penderita sehingga kelihatan alamiah,

memberikan retensi dan stabilisasi pada gigi tiruan.

Syarat basis protesa yang ideal adalah kecermatan adaptasi dengan

jaringan tinggi, perubahan volume atau dimensi rendah, permukaan keras

saehingga tak mudah bergores atau aus, penghantar termis, berat jenis rendah,

mudah dibersihkan, warna sesuai dengan jaringsn sekitarnya, bisa dilapisi

atau dicekatkan kembali dan harganya ekonomis (Gunadi:1991:207-220).

Secara garis besar basis gigi tiruan dibagi menjadi 5 macam bahan basis

yaitu:

a. Basis resin akrilik

Kelebihan basis bahan akrilik yaitu berwarna harmonis dengan jaringan

sekitarnya sehingga memenuhi faktor estetik, dapat dilapisi dan di cetakan

kembali, relatif lebih ringan, teknik pembuatan dan pemolesannya mudah,

dan harganya murah.

Kekurangan dari resin akrilik yaitu penghantar panas yang buruk,

dimensinya tidak stabil pada waktu pembuatan pemakaian maupun reparasi.

Basis akrilik ini juga mudah terjadi abrasi pada saat pembersihan maupun

pemakaian, mudah berubah warna, sisa makanan mudah melekat dan berbau

(Gunadi:1991:120).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

11

b. Basis metal/kerangka logam

Kelebihan dari bahan basis metal yaitu penghantar panas yang baik,

ketepatan dimensional, permukaannya licin dan mengkilat, serta tidak

menyerap cairan mulut, sehingga tidak mudah bau. Kekurangan dari bahan

basis metal yaitu bahan basis metal tidak mungkin dilapisi atau dicekatkan

kembali, warna basis metal tidak harmonis dengan warna sekitarnya, relatif

lebih berat, teknik pembuatannya lebih rumit dan mahal. Indikasi pemakaian

basis metal yaitu pada pasien yang alergi terhadap resin akrilik, pasien

dengan daya kunyah berat dan permintaan pasien (Gunadi:1991:2018-219).

c. Basis kombinasi metal-resin

Tujuan pemakaian basis kombinasi adalah memanfaatkan kelebihan

masing-masing bahan. Kombinasi ini berupa rangka dari metal, yang dilapisi

resin untuk tempat pelekatan elemen gigi tiruan dan yang berkontak dengan

mukosa mulut. (Gunadi:1991:220).

d. Resin Termoplastik Akrilik

Resin termoplastik akrilik atau sering disebut thermosen adalah campuran

khusus dari polimer dan memiliki tingkat tertinggi dari resin akrilik serta

tidak retak jika jatuh di lantai, sehingga sangat populer untuk perawatan

bruxism. Termoplastik akrilik tersedia dalam warna gigi dan gingiva dan

memiliki daya tembus cahaya dan vitalitas, memberikan estetika yang sangat

baik. (Nandal S:2013:141).

e. Nilon Termoplastik

Nilon termoplastik diperkenalkan pertama kali dibidang kedokteran gigi

pada tahun 1950. Nilon termoplastik ini berwarna menyerupai gingiva. Tidak

mudah patah, dapat dibuat setipis mungkin dan dapat dibentuk sebagai

pengganti cengkram kawat pada akrilik, sehingga nilon merupakan alternative

pengganti gigi tiruan kerangka logam dan gigi tiruan akrilik (Nandal S

:2013:141).

D. Klasifikasi Kennedy

Metode klasifikasi kennedy pertama kali dikenalkan oleh Dr. Edward

Kennedy pada tahun 1992. Kennedy mengklasifikasi lengkung tak bergigi supaya

dapat membantu pembuatan desain gigi tiruan sebagian lepasan. Klasifikasi ini

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

12

membagi semua keadaan. Daerah tak bergigi lain dari pada yang sudah ditetapkan

dalam empat kelompok tadi disebut sebagai modifikasi. Klasifikasi kennedy

membagi sebagian lengkung rahang dalam empat kelas yaitu:

1. Kelas I

Bila daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada

dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)

Gambar 2.6 Kelas I Kennedy

(Sumber: Gunadi dkk,1991:22)

2. Kelas II

Bila daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada,

tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral)

Gambar 2.7Kelas II Kennedy

(Sumber: Gunadi dkk,1991:22)

3. Kelas III

Bila daerah tak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior

maupun anterior dan hanya pada satu sisi rahang saja

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

13

Gambar 2.8 Kelas III Kennedy

(Sumber: Gunadi dkk,1991:22)

4. Kelas IV

Bila daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi yang masih ada

dan melewati garis tengah rahang (median)

Gambar 2.9 Kelas IV Kennedy

(Sumber: Gunadi dkk,1991:22)

E. Desain protesa Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik

Rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting Dalam faktor

penentu keberhasilan atau kegagalan dari sebuah gigi tiruan sebagian lepasan.

Desain yang benar dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan mulut.

(Gunadi:1995:308-309).

Ada empat tahap dalam pembuatan desain gigi tiruan sebagian lepasan yaitu:

1. Tahap 1 Menentukan kelas dari daerah tak bergigi

Daerah tak bergigi pada suatu lengkung rahang dapat bervariasi, dalam hal

panjang, macam dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi pembuatan desain

yang akan digunakan dalam pembuatan gigi tiruan baik dalam bentuk sadel,

konektor maupun dukungannya (Gunadi:1995:309).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

14

2. Tahap II Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Bentuk daerah yang tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup

(paradental) dan daerah yang berujung bebas (free end). Sesuai dengan sebutan

ini, bentuk sadel tertutup atau paradental (paradental saddle) dan sadel brujung

bebas (free end saddle). Ada tiga dukungan untuk sadel paradental, yaitu

dukungan dari gigi, mukosa, serta gigi dan mukosa (kombinasi).

(Gunadi:1995:310).

3. Tahap III Menentukan jenis penahan

Ada dua macam penahan (retainer) untuk gigi tiruan sebagian lepasan yaitu,

penahan langsung (direct retainer) yang diperlukan untuk setiap gigi tiruan dan

penahan tak langsung (indirect retainer) yang tidak selalu dibutuhkan. Tujuan

dari penahan (retainer) adalah sebagai retensi dan stabilisasi gigi tiruan

(Gunadi:1995:312).

Untuk menentukan penahan mana yang akan dipilih, maka perlu diperhatikan

faktor berikut:

a. Dukungan sadel

Hal ini berkaitan dengan indikasi dari macam cengkram yang akan dipakai

dan gigi penyangga yang ada atau diperlukan.

b. Stabilisasi dari gigi tiruan

Ini berfungsi dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada akan

dipakai.

c. Estetika Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe cengkram serta lokasi

dari gigi penyangga (Gunadi,1995:312).

4. Tahap IV Menentukan jenis konektor

Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat. Pada

protesa kerangka logam bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai

indikasinya. (Gunadi:1995:312).

A. Retensi dan Stabilisasi

1. Pengertian Retensi

Retensi dapat didefinisikan sebagai ketahanan gigi tiruan terhadap

pengangkatannya dari mulut. Retensi adalah kualitas yang tidak dapat

dipisahkan dari suatu gigi tiruan untuk untuk melawan gaya gravitasi, daya lekat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

15

makanan, serta gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak rahang. Retensi

adalah cara memegang gigi tiruan pada posisinya di dalam mulut (Watt, D.M,

1992: 54).

Faktor-faktor Retensi Gigi Tiruan :

1) Cengkeram

Retainer dapat dibagi menjadi 2 kelompok. Pertama retainer langsung

(direct retainer) yang berkontak langsung dengan permukaan gigi

penyangga dan dapat berupa cengkeram. Selanjutnya, retainer tak

langsung (indirect retainer) yang memberikan retensi untuk melawan gaya

yang cenderung melepas protesa kearah oklusal dan bekerja pada basis.

2) Perluasan Basis Geligi Tiruan

Desain basis gigi tiruan dibuat cenderung menutupi seluas mungkin

permukaan jaringan lunak, sampai batas toleransi pasien. Hal ini sesuai

dengan prinsip dasar biomekanik, yaitu gaya oklusal harus disalurkan ke

permukaan seluas mungkin, sehingga tekanan persatuan luas menjadi kecil

dan sehingga dapat meningkatkan faktor retensi dan stabilisasi (Watt,

D.M, 1992: 90).

3) Pripheral seal

Jelas sekali bahwa faktor penting yang mempengaruhi retensi suatu gigi

tiruan adalah pengap periferi. Efektivitas pengap periferi sangat

mempengaruhi efek retentif dari tekanan atmosfer. Tampaknya tekanan

fisik ini terutama bertanggung jawab terhadap tekanan-tekanan yang dapat

melepaskan suatu gigi tiruan. Pentingnya penutupan tepi yang kedap

udara disekeliling tepi gigi tiruan tidak dapat diabaikan (Watt, D.M 1992:

59).

2. Pengertian stabilisasi

Menurut Gunadi (1991) Stabilisasi merupakan gaya melawan pergerakan

geligi tiruan dalam arah horizontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram

berperan, kecuali bagian terminal (ujung) lengan retentif. Kekuatan retentif

memberikan ketahanan terhadap gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja

melalui permukaan gigi tiruan:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

16

a. Permukaan oklusal adalah bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau

hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai dari gigi tiruan lawan atau

gigi asli.

b. Permukaan poles adalah bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari

permukaan oklusal termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan

inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan lingual gigi,

permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi dan lidah.

c. Permukaan cetakan adalah bagian dari permukaan gigi tiruan yang konturnya

ditentukan oleh cetakan. Bagian ini mencakup tepi gigi tiruan yang terbentang

ke permukaan mukosa.

F. Macam-Macam Relasi Rahang

pada gigi tiruan penuh dokter gigi dihadapkan dengan berbagai pilihan posisi

rahang dan gigi yang dapat digunakannya untuk membuat gigi tiruan tersebut.

Walaupun demikian, jika relasi rahang yang dipindahkan ke articulator ingin bisa

diperoleh kembali di dalam mulut, relasi ini harus diregistrasi pada sumbu retrusi.

Pada keadaan ini pasien yang dianggap sulit adalah pasien yang telah mengalami

perubahan posisi interkuspa akibat hilangnya gigi atau nyeri pada gigi, dan akibat

gigi tiruan sebagian maupun penuh yang tidak stabil. (Hamish

Thomson:2007:248).

Menurut Boucher (2002) relasi rahang dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Kelas I

Lengkung rahang atas dan rahang bawah mempunyai hubungan normal

dimana alveolar ridge rahang atas sejajar dengan alveolar ridge rahang bawah.

Gambar 2.10 Relasi Rahang Kelas I

(Bhalaji S.I (2006) Orthodontic The Art and Science)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

17

2. Kelas II

Pada hubungan kelas II, lengkung rahang bawah lebih ke posterior dari

lengkung rahang atas. Hal ini disebabkan karena alveolar ridge rahang bawah

lebih pendek dan sempit dibandingkan alveolar ridge rahang atas. Pada relasi

rahang kelas II terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Relasi rahang kelas II devisi I

Lengkung gigi mempunyai hubungan kelas II, dengan gigi insisivus

sentral atas proklinasi, dan over jet incisal lebih besar.

Gambar 2.11 Relasi Rahang Kelas II Devisi I

(Bhalaji S.I (2006) Orthodontic The Art and Science)

b. Relasi rahang kelas II devisi II

Lengkung gigi mempunyai hubungan kelas II, dengan gigi-gigi

insisivus sentral atas yang proklinasi dan over bite incisal yang

besar.

Gambar 2.12 Relasi Rahang Kelas II Devisi II

(Bhalaji S.I (2006) Orthodontic The Art and Science)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

18

Deep bite menurut Bhalajhi (2006) adalah gigitan dalam yang merupakan

salah satu maloklusi yang dapat menimbulkan masalah besar dalam sistem

pengunyahan gigi geligi, deep bite juga dapat menimbulkan efek negatif untuk

mandibula, fungsi sendi temporomandibula, kesehatan periodontal dan estetik

wajah. Deep bite merupakan edge incisal gigi depan bawah terletak pada sepertiga

servikal dan tengah service-incisal, bagian atau permukaan palatal gigi depan atas

atau overbite besar. Deep bite atau gigitan dalam merupakan salah satu maloklusi

yang dapat menimbulkan efek negatif untuk mandibular, fungsi sendi

temporamandibula, kesehatan periodontal dan estetik wajah. Pasien dengan

gigitan deep bite biasanya mempunyai oklusi yang sempit pada bagian

posterior.(sulandjari,2008:18).

National Health And Nutrition Estimates Survey III yang dilakukan di

Amerika serikat tahun 1989-1994 membagi gigitan menjadi 3 tingkat keparahan,

yaitu gigitan dalam sedang tumpeng gigit 3-4 mm. gigitan dalam berat dengan

tumpang gigit 5-7 mm dan sangat berat dengan tumpeng gigit >7mm.

(KPPIKG,2009:251).

Menurut Bhalajhi S.I (2006) Karakteristik gigitan dalam dibagi menjadi dua:

Gigitan dalam skeletal yaitu gigitan yang terjadi karena hubungan rahang atas dan

rahang bawah terhadap tulang kepala yang tidak harmonis, karena adanya

gangguan dan perkembangan rahang. Pasien yang mempunyai pola pertumbuhan

horizontal (garis bidang mandibula, FHP, SN cenderung paralel), tinggi muka

anterior yang pendek. Gigitan dalam dental yaitu gigitan yang terjadi jika

pertumbuhan rahang atas dan rahang bawah terhadap tulang kepala yang normal,

tetapi giginya mengalami penyimpangan. Gigitan dalam detal antara lain erupsi

yang berlebih, gigi insisif dan infraklusi gigi-gigi posterior. Namun kondisi

gigitan dalam sebagian besar merupakan suatu kondisi kompleks yang melibatkan

kombinasi dari kelainan skeletal dan dental (Julia Ng, dkk, 2005:212).

3. Kelas III

Pada hubungan kelas III, lengkung rahang bawah lebih ke depan dari

lengkung rahang atas. Hal ini disebabkan biasanya rahang bawah lebih lebar

dari rahang atas.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

19

Gambar 2.13 Relasi Rahang Kelas III

(Bhalaji S.I (2006) Orthodontic The Art and Science)

G. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik

Tahap-tahap dalam prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik

di laboratorium adalah sebagai berikut :

1. Merapikan Model

Membersihkan model kerja agar mudah di desain dan mempelancar

pembuatan gigi tiruan. (Itjiningsih,1991:56).

2. Block Out

Block out merupakan proses menutup daerah undercut dengan

menggunakan gips agar undercut yang tidak menguntungkan tidak

menghalangi ke luar masuknya protesa gigi tiruan (Gunadi dkk,1991:101).

3. Pembuatan bite rim

Fungsinya adalah menggantikan kedudukan gigi untuk mendapatkan

hubungan maxilla dan mandibula dengan membuat bite rim dan bentuk

landasan dari malam (Itjiningsih,1991:57).

4. Penanaman model kerja pada okludator

Okludator adalah alat yang digunakan untuk menentukan oklusi dan

meniru gerakan oklusi sentris. Pemasangan okludator bertujuan untuk

membantu proses penyusunan elemen gigi (Martanto,1981:140).

5. Pembuatan cengkram

Cengkeram dibuat mengelilingi gigi dan menyentuh sebagian besar kontur

gigi untuk memberikan retensi, stabilisasi serta sebagai support untuk gigi

tiruan sebagian lepasan (Gunadi dkk,1991:161-162).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

20

6. Penyusunan elemen gigi tiruan

Pasien dengan kelas II divisi II kehilangan gigi-gigi asli dapat

menimbulkan masalah yang berat karena adanya pertentangan antara

kebutuhan estetika dan kebutuhan fungsional, dikarenakan over jet yang

relatif kecil dan over bite yang dalam pada gigi asli sehingga akan

menyebabkan hambatan incisal yang berat dengan konsekuensi goyangnya

gigi tiruan.

Untuk menghasilkan penampilan yang terbaik tanpa menghilangkan ciri-ciri

wajah, maka gigi anterior atas dapat disusun lebih masuk kearah labial dan

gigi anterior bawah disusun lebih pendek untuk mengurangi over bite (Watt,

D.M, 1992:143).

7. Wax conturing

Membentuk dasar dari geligi tiruan malam sedemikian rupa sehingga

harmonis dengan otot-otot penderita dan semirip mungkin dengan anatomis

gusi dan jaringan lunak dalam mulut akan menghasilkan geligi tiruan yang

stabil, menjaga denture pada tempatnya secara tetap dan selaras. Kontur yang

dibentuk dalam pembuatan wax counturing yaitu: tonjolan akar berbentuk

huruf V, daerah interproksimal harus sedikit cembung, meniru daerah-daerah

interdental papilla, daerah bukal posterior atas menutupi tuberositas (sedikit

cembung) dan daerah palatal sampai garis “A-H line”, daerah bukal posterior

bawah biasanya di daerah molar dibuat cekung, daerah lingual, bentuk rugae

pada langit-langit, dan haluskan semua permukaan luar geligi tiriuan malam

dengan melewatkan di api dengan kain sutra sampai mengkilat.

8. Flasking

Flasking adalah suatu proses penanaman model malam kedalam flask

untuk mendapatkan suatu mould space. Flasking mempunyai dua metode,

yaitu:

a. Pulling the casting yaitu dimana setelah boiling out, gigi-gigi akan ikut

pada flask bagian atas. Keuntungan: memulas separating medium

(CMS) dan packingnya mudah, karena seluruh mold terlihat.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

21

b. Holding the casting yaitu dimana permukaan labial gigi-gigi ditutup

gips sehingga setelah boiling out akan terlihat seperti gua kecil. Pada

waktu packing adonan resin akrilik harus melewati bagian bawah gigi

untuk mencapai daerah sayap. Keuntungan: ketinggian gigitan dapat

dicegah. (Itjiningsih,1991.153)

9. Boiling out

Pembuangan pola malam dengan cara direbus dan disiram dengan air

panas pada cuvet. Tujuannya untuk menghilangkan wax dari model yang

telah ditanam kedalam flask untuk mendapatkan mould space.

10. Packing

Packing adalah proses mencampur monomer dan polimer resin akrilik.

Metode yang digunakan dalam proses pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

adalah Wet method yaitu mencampur monomer dan polimer diluar mould dan

bila sudah mencapai dough stage baru dimasukkan ke dalam mould

(Itjiningsih,1991:155).

11. Curing

Curing adalah proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan

polimer bila dipanaskan atau ditambah suatu zat kimia lain. Pembuatan gigi

tiruan sebagian lepasan biasanya sering menggunakan pemanasan heat

curing yang di masukan kedalamair yang belum mendidih dan ditunggu

selama 60 menit (1 jam).

12. Deflasking

Bila curing telah selesai, maka flask dibiarkan mendingin sendiri sampai

suhu kamar, baru flask boleh dibuka. Apabila flask pada waktu masih panas

sudah dibuka maka akan terjadi perubahan bentuk dan sebaliknya bila sangat

dingin resin akrilik akan menjadi rapuh. Deflasking ialah melepaskan geligi

tiruan resin akrilik dari flask dan bahan tanamnya dan model dikeluarkan

secara utuh (Itjiningsih, 1991).

13. Finishing

Finishing adalah proses membersihkan sisa-sisa bahan tanam dari gigi

tiruan dan merapikan serta menyempurnakan bentuk akhir gigi tiruan dengan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan Sebagian lepasanrepository.poltekkes-tjk.ac.id/125/3/6. BAB II.pdf · 2019-11-20 · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi Tiruan

22

membuang sisa-sisa akrilik pada batas gigi dan sekitar gigi menggunakan

mata bur (Itjiningsih,1991:183).

14. Polishing

proses pemolesan protesa gigi tiruan sebagian lepasan dengan

menggunakan feltcone dengan pumice/abu gosok untuk menghilangkan

guratan setelah halus dan bersih untuk mengkilapkannya digunaka sikat putih

blue angel. proses ini merupakan proses akhir dalam pembuatan gigi tiruan

sebagian lepasan (Itjiningsih, 1991).