makalah gigi tiruan cekat

25
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehilangan gigi biasa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain trauma, karies, penyakit periodontal dan iatrogenik. Kehilangan gigi akan menyebabkan gangguan fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik serta menyebabkan perubahan lingir alveolar. 1 Secara umum gigitiruan dapat dibedakan atas gigitiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Gigi tiruan cekat merupakan cabang dari ilmu prostodonti yaitu suatu bagian khusus yang melakukan penggantian gigi yang hilang dengan gigi tiruan yang di semen secara permanen pada tempatnya dan tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien. Gigi tiruan cekat ada berbagai jenis dilihat dari bahannya, yaitu bahan metal, metal-keramik dan keramik. Kesuksesan dari perawatan gigi tiruan cekat memerlukan kombinasi dari berbagai aspek perawatan kesehatan gigi, yaitu pendidikan pasien dan pencegahan dari penyakit gigi yang berlanjut, terapi periodontal, kemampuan operator, pertimbangan oklusal dan terkadang memelukan pemasangan gigi tiruan lepasan sebagian atau lengkap dan perawatan endodontik.Tujuan utama perawatan gigi geligi dengan gigi tiruan cekat adalah mempertahankan dan memelihara kesehatan gigi geligi yang masih ada beserta 1

Upload: andita-benowati

Post on 14-Jul-2016

1.154 views

Category:

Documents


172 download

DESCRIPTION

makalah GTC

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah gigi tiruan cekat

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehilangan gigi biasa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain trauma,

karies, penyakit periodontal dan iatrogenik. Kehilangan gigi akan menyebabkan

gangguan fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik serta menyebabkan perubahan lingir

alveolar.1 Secara umum gigitiruan dapat dibedakan atas gigitiruan lepasan dan gigi

tiruan cekat.

Gigi tiruan cekat merupakan cabang dari ilmu prostodonti yaitu suatu bagian

khusus yang melakukan penggantian gigi yang hilang dengan gigi tiruan yang di

semen secara permanen pada tempatnya dan tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien.

Gigi tiruan cekat ada berbagai jenis dilihat dari bahannya, yaitu bahan metal,

metal-keramik dan keramik. Kesuksesan dari perawatan gigi tiruan cekat

memerlukan kombinasi dari berbagai aspek perawatan kesehatan gigi, yaitu

pendidikan pasien dan pencegahan dari penyakit gigi yang berlanjut, terapi

periodontal, kemampuan operator, pertimbangan oklusal dan terkadang memelukan

pemasangan gigi tiruan lepasan sebagian atau lengkap dan perawatan

endodontik.Tujuan utama perawatan gigi geligi dengan gigi tiruan cekat adalah

mempertahankan dan memelihara kesehatan gigi geligi yang masih ada beserta

seluruh sistem pengunyahan supaya dapat berfungsi dengan baik dan tetap sehat.

Gigi memerlukan restorasi mahkota pasak biasanya karena kerusakan yang

cukup luas dan memerlukan perawatan saluran akar, sehingga dikhawatirkan tidak

cukup kuat jika hanya ditambal atau hanya dibuatkan mahkota jaket. Pada gigi dengan

karies yang sudah meluas hingga tersisa 1/3 servikal mahkota atau sudah mencapai 1/3

servikal akar, dikenal satu macam restorasi gigi tiruan cekat, yaitu post-core crown. Post-

core crown dapat dibuat di laboratorium dari cor-an cetakan saluran akar (indirect post) atau

ready-made post (direct post) yang biasanya dibeli dan disementasi pada lubang saluran akar

yang telah dipreparasi dengan bur yang memiliki diameter sama dengan post tersebut.

Laporan kasus ini membahas mengenai restorasi indirect post-core crown pada kerusakan

mahkota gigi 42 yang telah mengalami perawatan endodontik.

1

Page 2: Makalah gigi tiruan cekat

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan suatu

rumusan masalah yaitu “Bagaimana prosedur melakukan perawatan

pembuatan mahkota pasak pada kasus kehilangan gigi anterior?”

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui secara

jelas mengenai prosedur melakukan perawatan pembuatan mahkota pasak

pada gigi anterior.

C. Manfaat Penulisan

Penulisan laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i FKG

Universitas Trisakti, terutama mahasiswa klinik untuk dijadikan suatu bahan

referensi mengenai prosedur perawatan mahkota pasak pada gigi anterior.

2

Page 3: Makalah gigi tiruan cekat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GIGITIRUAN CEKAT

Gigitiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi

yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis

restorasi ini telah lama disebut dengan gigitiruan jembatan.

1. Indikasi Gigi Tiruan Cekat2

a. Kehilangan satu atau dua gigi

b. Jaringan pendukungnya sehat

c. Memiliki abutment yang mendukung

d. Pasien dalam keadaan sehat dan menginginkan untuk dipasang gigi tiruan

e. Pasien memiliki kemampuan dan motivasi untuk menjaga kebersihan

mulut yang baik

2. Kontraindikasi Gigi tiruan Cekat2

a. Jaringan pendukung yang dibutuhkan rusak atau hilang

b. Tidak memiliki abutment yang mendukung

c. Pasien sedang dalam keadaan sakit

d. Pasien tidak menginginkan dipasang gigi tiruan

e. Pasien memiliki kebiasaan buruk pada kebersihan mulutnya

f. Pasien tidak mampu melakukan perawatan

3

Page 4: Makalah gigi tiruan cekat

3. Jenis-jenis Gigi Tiruan Cekat

a. Inlay

Menutupi sebagian permukaan gigi bagian oklusal dan proksimal

b. Onlay

Menutupi permukaan proksimal gigi dan sebagian besar atau seluruh

permukaan oklusal

c. Veneer porselen

Lapisan pelindung yang tipis yang digunakan untuk memperbaiki

penampilan dari gigi anterior

d. Mahkota penuh

Mahkota yang menutupi keseluruhan mahkota anatomis dari satu gigi

e. Mahkota ¾

Menutupi mahkota anatomis gigi kecuali pada bagian fasial

f. Mahkota porcelain-fused-to-metal

Mahkota penuh yang terbuat dari metal dan dilapisi porselen pada

permukaan luarnya

g. Mahkota jaket porselen

Terdiri dari lapisan metal yang tipis yang dilapisi lapisan porselen

h. Jembatan cekat

Gigi tiruan cekat yang digunakan untuk mengganti satu atau lebih gigi

yang hilang pada lengkung rahang yang sama

i. Jembatan yang dilekatkan dengan resin (jembatan Maryland)

Disertai dengan sambungan seperti sayap yang berasal dari sisi

proksimal

B. MAHKOTA PASAK

Pada gigi-gigi anterior yang sudah dirawat sarafnya, bagian mahkota menjadi

lemah oleh karena kontinuitas jaringan dentin terputus akibat dari pembuangan

jaringan dipermukaan lingual untuk membuat lubang bagi perawatan saraf atau

adanya karies yang besar. Dentin dari gigi yang sudah dirawat endodontik menjadi

4

Page 5: Makalah gigi tiruan cekat

rapuh, sehingga sisa mahkota (preparasi) dapat patah, jika dibuat mahkota jaket

biasa.

Sebagai pengganti dari jaringan gigi yang dipotong dibentuk suatu ini (core) dari

logam atau bahan lain yang merupakan satu bagian dengan suatu pasak (post, dowel)

yang masuk ke dalam saluran akar gigi yang telah dipreparasi. Inti diberi bentuk

seperti preparasi pada gigi yang masih vital untuk kemudian dibuat mahkota dengan

cara yang sama seperti dalam pembuatan restorasi pada gigi vital.

Mahkota pasak merupakan pengganti gigi yang terdiri dari 2 bagian, yaitu pasak

inti dan mahkota yang disemen pada pasak tersebut. Hasil yang didapat adalah

adaptasi pinggiran mahkota terhadap gusi dan posisi mahkota terhadap gigi

sebelahnya serta gigi antagonis. Selain itu, dapat dijadikan sebagai penyangga

mahkota jembatan.

Post core terbagi menjadi 2 yaitu direct & indirect Post. Pada direct post,

composite core dibangun secara langsung di mulut setelah sementasi post.

Sedangkan pada indirect post, core biasanya di core bersamaan dengan post. Indirect

/ laboratory-made post mempunyai keuntungan adaptibilitas dan dapat digunakkan

pada saluran akar yang sangat tapered, serta pada dua akar yang paralel.

1. Indikasi mahkota pasak

a) Mahkota sehat yang tinggal 1/3 servikal mahkota

b) Tidak ada peradangan periapikal

c) Jaringan pendukung harus dalam keadaan sehat, tidak ada resorbsi

tulang dan akar tidak goyang serta tidak sakit saat diperkusi atau

ditekan

d) Jaringan akar masih padat dan keras serta dinding saluran akarnya

cukup tebal

5

Page 6: Makalah gigi tiruan cekat

e) Pengisian saluran akar yang hermetis/rapat hingga 2mm dari ujung

akar

f) Posisi gigi antagonis dalam lengkung rahang sehingga tersedianya

tempat untuk bagian inti dan mahkota.

6

Page 7: Makalah gigi tiruan cekat

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien :

Nama Pasien : Asih

Nama Orang Tua

Ayah : Hendri K Suku : jawa Pekerjaan : Buruh

Ibu : yanti Suku : jawa Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Jenis Kelamin : wanita

Tanggal Lahir : 6 juli 1960 (55 tahun)

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMP

Berat Badan : 43 Kg

Tinggi Badan : 150 Cm

Keinginan Pasien : membuat gigi tiruan yang tidak bias dilepas untuk

gigi depan kanan atasnya.

B. Status pasien

a. Hubungan Rahang Atas dan Bawah

• Relasi gigi depan

Cs A Cs H H H H A

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

H H H PSA H H

• Relasi gigi molar

7

Page 8: Makalah gigi tiruan cekat

Tidak ada hubungan gigi M

• Sagital

: kelas II : Kelas II

• Transversal : Curve of spee tidak normal di bagian kiri dan kanan

• Lainnya : -

c. Intra Oral

1. Keausan :

Tidak ada

Free way space : +/- 2 mm

Pembukaan maksimum : 40 mm

Sendi rahang : Smooth

Cara menutup : Normal

2. Pemeriksaan Ro Foto

Karies : Tidak ada

Keadaan tumpatan : Baik

Perawatan endo : +

Kelainan apical : +

Resorpsi : -

Panjang akar : 12 mm

3. Pemeriksaan model

Rahang Atas

Perpendekan lengkung : -

Terputusnya lengkung : 15,16,17,22,24,36

Migrasi pada gigi : 17,27

Ekstrusi gigi : 17, 27

Rahang Bawah

Perpendekan lengkung : 36,37.38,46,47,48

Terputusnya lengkung : 36,37.38,46,47,48

Migrasi pada gigi : -

Ekstrusi gigi : -

Pengunyahan

Kedua sisi : +

8

Page 9: Makalah gigi tiruan cekat

Satu sisi : -

Sisi depan : -

C. Konsep untuk melakukan perawatan

1. Pembuatan guiding groove +/- 2 mm pada insisal dengan menggunakan

silindris bur, reduksi insisal sesuai dengan guiding groove yang telah dibuat

menggunakan round edge wheel.

2. Reduksi proksimal hingga titik kontak terbebas +/- 1 mm. pembuatan guiding

groove 1 mm pada labial (2 pada setengah servikal, 2 pada setengah insisal).

Kemudian reduksi labial dengan tapered fissure bur. Reduksi palatal +/- 1

mm. Singulum-servikal dengan silindris diamond bur, singulum-insisal

dengan flare diamond bur. Pembulatan sudut.

3. Lakukan pencetakan dengan teknik double impression. Pemasangan

provisoris, dikirim ke laboratorium untuk pembuatan coping, percobaan

logam ke pasien. Model kerja dan coping dikembalikan ke laboratorium

untuk pembuatan mahkota percobaan.

4. Pengepasan porcelain pada mulut pasien, sementasi dengan tembon.

5. Kontrol I : apabila tidak ada keluhan, sementasi dengan GIC

6. Kontrol II

D. Desain dan Rincian Biaya Perawatan

E. Foto Kasus

9

Page 10: Makalah gigi tiruan cekat

F. Foto Rongten

G. Tahap Pekerjaan (kunjungan I)

1. Persiapan Alat dan Bahan Sebelum Melakukan Perawatan

2. Pencetakan dengan alginate untuk membuat model studi dan model kerja.

Radir gigi yang akan dikerjakan pada model kerja dan buat provisoris.

10

Page 11: Makalah gigi tiruan cekat

3. Peradiran pada model kerja untuk mendapatkan provisoris dengan lekron

a. Radir bagian insisal +/- 1-1,5mm membentuk sudut 450 ke arah palatal

sesuai bentuk anatomis gigi.

b. Radir bagian proksimal (dimulai dari mesial) +/- 1 mm (kontak dengan

gigi sebelahnya hilang)

c. Radir bagian labial, dibagi menjadi 2 bagian, tengah gigi ke insisisal dan

tengah gigi ke insisal dan tengah gigi ke servikal +/- 1,5mm sesuai kontur

gigi

d. Radir bagian palatal, dibagi menjadi 2 bagian, pada bagian fossa dan

cingulum sebanyak +/- 1mm

e. Pembulatan sudut

4. Kirim model kerja ke laboraturium

H. Tahap Pekerjaan (kunjungan II)

1. Preparasi mahkota

a. Buat guiding groove +/- 2 mm pada insisal dengan menggunakan silindris

bur, reduksi insisal sesuai dengan guiding groove yang telah dibuat

menggunakan round edge wheel.

b. Reduksi proksimal hingga titik kontak terbebas +/- 1 mm. pembuatan

guiding groove 1 mm pada labial (2 pada setengah servikal, 2 pada

setengah insisal).

c. Reduksi labial dengan fissure bur

11

Page 12: Makalah gigi tiruan cekat

d. Reduksi palatal +/- 1 mm. Singulum-servikal dengan silindris diamond

bur, singulum-insisal dengan flare diamond bur. Pembulatan sudut

e. Pasang provisoris

2. Preparasi saluran akar

a. Pembukaan orifice dengan menggunakan round bur sampai terlihat batas

guttap berwarna pink

b. Pengukuran panjang kerja

PK PSA : 17mm

Panjang mahkota klinis : 2 mm

Panjang akar : 12 mm

Panjang kerja pasak = 23 x 12

= 8 mm

Panjang pasak = PK pasak + mahkota klinis setelah preparasi

= 8 + 2

= 10 mm

12

Page 13: Makalah gigi tiruan cekat

c. Mengeluarkan gutap dengan jarum reamer yang ukurannya lebih kecil dari

besar saluran akar (no. 80-120) dipanaskan sampai reamer memerah,

masukkan ke dalam saluran akar sedalam 2 mm, putar searah jarum jam, 1

putaran 900 tarik keluar, lakukan berulang sesuai PK, lakukan rongten

foto

d. Pengecekan saluran akar dengan sonde, tidak boleh ada undercut

3. Pencetakan saluran akar

a. Menyiaokan batang plastik, malam biru, lampu spiritus

b. Pasien berkumur untuk melembabkan saluran akar

c. Tandai batang plastik bagian labial dengan sedikit malam biru dan ulasi

malam biru yang sudah dilunakkan dengan lampu spiritus

d. Setelah didapat hasil cetakan saluran yang baik (padat, stabil, halus,

konvergen, tidak ada bagian malam yang tertinggal di dalam saluran akar)

dilanjutkan dengan membangun bentuk core yang dibangun sesuai dengan

bentuk mahkota gigi yang telah di preparasi untuk mahkota selubung

13

Page 14: Makalah gigi tiruan cekat

e. Malam biru yang sudah dibentuk disimpan di wadah berisi air kemudian

dikirim ke lab

f. Sebelum pasien pulang dipasang provisoris dengan koil

Gigi dibersihkan dari sisa malam

Menyiapkan kawat klamer dengan tebal 0,8mm dibentuk menjadi koil

pada salah satu ujungnya, ujung yang lurus masuk ke dalam saluran

akar sepanjang kerja, lekatkan dengan tempron

14

Page 15: Makalah gigi tiruan cekat

Pengadukan bahan tempron

15

Page 16: Makalah gigi tiruan cekat

Provisoris kemudian dicoba, jika sudah tidak ada prematur kontak dan

tidak mengiritasi gingiva maka koil dipasang dengan tempron (self

curing acrylic)

Pasang provisoris dengan tembon dan bersihkan sisa-sisa tembon

dengan ekskavator

I. Tahap Pekerjaan (kunjungan IV)

1.Pas Pasak

a. Setelah pasak menjad logam, provisoris dibuka menggunakan tracker,

kemudian sisa-sia tembon dibersihkan dengan ekskavator

b. Cek ke halusan pasak logam, pasak dicoba ke dalam saluranakar, lakukan

pengecekan oklusi serta tidak boleh ada celah antara inti core dengan sisa

mahkota

c. Jika sudah selesai, kemudian dilakukan sementasi dengan menggunakan

GIC fuji I dengan konsistensi luthing

d. Dilakukan pencetakan ke-2 dengan teknik double impression

e. Provisoris tanpa koil dipasang

f. Cetakan kedua dikirim ke lab

16

Page 17: Makalah gigi tiruan cekat

J. Tahap Pekerjaan (kunjungan V)

Pemasangan mahkota tetap

K. Tahap Pekerjaan (kunjungan VI)

Kontrol 1 minggu setelah pemasangan

17

Page 18: Makalah gigi tiruan cekat

BAB V

KESIMPULAN

Gigi tiruan sebagian cekat menjadi suatu pilihan pada pasien dengan kehilangan 1

gigi, karena lebih nyaman bagi pasien sendiri. Pada kasus ini dipilih gigi tiruan

sebagian cekat yaitu mahkota pasak karena gigi tersebut telah dilakukan perawatan

endodontik dan keinginan pasien ingin dibuatkan gigi palsu yang permanen.

De attached post core crown dengan tipe partial core dipilih karena pasien ingin

gigi palsu yang tidak bisa dilepas. Sedangkan untuk tipe mahkota yang dipilih yaitu

porcelain-fused-to-metal karena pertimbangan dari segi estetik dan kekuatannya.

18

Page 19: Makalah gigi tiruan cekat

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad I. Prosthodontics at a Glance. Ed. Ke-1. Somerset: Blackwell

Publishing Ltd.; 2012: 12, 13

2. Fixed Prosthodontics [Power Point Presentation]. [College of Southern

Idaho]: Elsevier; USA; c2003 [cited 2015 Agustus 9]. Available from:

http://www.csi.edu/facultyAndStaff_/webTools/sites/Bowcut58/courses/

552/ch50.ppt

3. Lakshmi S. Preclinical Manual of Prosthodontics. London: Elsevier; 2014:

90,

4. Shillingburg HT. Fundamentals of Fixed Prosthodontics. Ed. Ke-3. Canada:

Quintessence Publishing Co.; 1997: 1,

5. Liu CS. Use of a modified pontic in areas of ridge defects: A report of two

cases. Jornal od Esthetic and Restorative Dentistry. 2004; 16(5): 273-283.

19