definisi gigi tiruan

33
Definisi Gigi Tiruan Menurut Glossary of Prosthodontics (dalam Rahmawan, 2008)) gigi tiruan adalah bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa ada yang dapat dan ada yang tidak dapat dipasang dan dilepas oleh pasien. Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan penuh ( Full Crown) dan gigi tiruan sebagian (Partial Crown). Gigi tiruan sebagian dapat dibagi lagi menjadi gigi tiruan lepasan /Removable (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien) dan gigi tiruan cekat/ Fixed/ GTC (yang disemenkan ke gigi pasien secara permanen). Gigi tiruan cekat atau disingkat dengan GTC diklasifikasikan menjadi dua yaitu crown dan bridge. Crown Prosthetic adalah cabang ilmu prothesa yang mempelajari tentang penggantian gigi asli sebagian atau seluruhnya dengan satu crown pengganti. Crown adalah suatu restorasi berupa crown penuh atau sebagian dari satu gigi yang terbuat dari logam, porselen, akrilik atau kombinasi. Bridge / Jembatan adalah disebut juga fixed partial denture yaitu suatu prothesa (geligi tiruan) yang menggantikan kehilangan satu atau lebih gigi asli yang terbatas dan tertentu, dilekatkan secara permanen dengan semen didukung sepenuhnya oleh 1 atau lebih gigi atau akar gigi yang telah dipersiapkan. Menurut Martanto (1981) ada beberapa istilah dalam ilmu mahkota dan jembatan yaitu :

Upload: rima-yulianti

Post on 14-Jul-2016

109 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Gigi Tiruan

Definisi Gigi Tiruan

Menurut Glossary of Prosthodontics (dalam Rahmawan, 2008)) gigi tiruan adalah

bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang atau seluruh gigi

asli yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-

mukosa ada yang dapat dan ada yang tidak dapat dipasang dan dilepas oleh pasien.

Gigi tiruan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gigi tiruan

penuh ( Full Crown) dan gigi tiruan sebagian (Partial Crown). Gigi tiruan sebagian dapat

dibagi lagi menjadi gigi tiruan lepasan /Removable (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh

pasien) dan gigi tiruan cekat/ Fixed/ GTC  (yang disemenkan ke gigi pasien secara

permanen). Gigi tiruan cekat atau disingkat dengan GTC diklasifikasikan menjadi dua yaitu

crown dan bridge.

Crown Prosthetic adalah cabang ilmu prothesa yang mempelajari tentang penggantian

gigi asli sebagian atau seluruhnya dengan satu crown pengganti. Crown adalah suatu restorasi

berupa crown penuh atau sebagian dari satu gigi yang terbuat dari logam, porselen, akrilik

atau kombinasi.

Bridge / Jembatan adalah disebut juga fixed partial denture yaitu suatu prothesa (geligi

tiruan) yang menggantikan kehilangan satu atau lebih gigi asli yang terbatas dan tertentu,

dilekatkan secara permanen dengan semen didukung sepenuhnya oleh 1 atau lebih gigi atau

akar gigi yang telah dipersiapkan.

           Menurut Martanto (1981) ada beberapa istilah dalam ilmu mahkota dan jembatan 

yaitu :

1.       Mahkota (Crown) adalah suatu restorasi berupa mahkota penuh atau sebagian dari  suatu

gigi yang dibuat dari logam, porselen, atau kombinasi.

2.       Jembatan (Bridge) adalah prothesa (geligi tiruan) yang menggantikan kehilangan satu atau

lebih gigi asli yang terbatas dan tertentu, dilekatkan secara permanen dengan semen didukung

sepenuhnya oleh 1 atau lebih gigi atau akar gigi yang telah dipersiapkan.

3.    Jembatan Lepas (Removable Bridge) adalah protesa sebagian dimana daya kunyah

seluruhnya didukung oleh gigi-gigi asli yang masih ada dan dilekatkan padanya dengan

pengait/ attachment lain yang memungkinkan jembatan ini dibuka-pasang

4.    Geligi Tiruan Sebagian (Partial Denture) adalah protesa yang mengganti satu atau lebih dari

suatu gigi yang disangga sebagian besar oleh gusi. Protesa ini dipertahankan pada tempatnya

dengan cangkolan atau attachment lainnya.

2.2. Tujuan Perawatan Gigi Tiruan Jembatan

Page 2: Definisi Gigi Tiruan

                 Menurut Prayitno (dalam Taqwim 2008), tujuan dari perawatan gigi tiruan jembatan

yaitu :

1.      Mencari Keserasian oklusi.

Harus ada keserasian geligi terhadap sendi temporomandibula. Ini terjadi kalau mandibula

dapat menutup langsung dalam oklusi sentris tanpa danya kontak prematur mandibula. Jadi

terdapat keserasian antara geligi dengan sendi dan otot kunyah. Keadaan seperti ini disebut

keserasian oklusi.

2.      Peningkatan Fungsi Bicara / Fonetik Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian

yang bersifat statis, yaitu gigi, palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis,

yaitu lidah, bibir, vulva, tali suara dan mandibula. Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang

sempurna dapat mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi depan

atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam

hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, artinya ia

mampu kembali mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan

bicaranya.

3.    Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan. Jika ada gigi yang hilang otomatis pola

kunyah terganggu, atau terselipnya makanan di bagian yang tidak bergigi

4.      Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal. Pemakaian geligi tiruan berperan dalam

mencegah atau mengurangi efek yang timbul karena kehilangan gigi.

5.      Pencegahan Migrasi Gigi . Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat

bergerak memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya

menyebabkan renggangnya gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan

terjebak disitu, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini menjurus kepada

peradangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Membiarkan

ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula terjadinya overerupsi gigi antagonis

dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini sudah demikian hebat sehingga menyentuh tulang

alveolar pada rahang lawannya, maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di

kemudian hari.

Page 3: Definisi Gigi Tiruan

6.      Peningkatan Distribusi Beban Kunyah. Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan

bertambah beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk

kondisi periodontal, apalagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi

jadi goyang dan miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan periodontal

gigi-gigi ini kuat, beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi berlebih pula pada

permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan restorasi pada

kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama. Overerupsi gigi pada keadaan tertentu

dapat pula mengakibatkan terjadinya kontak oklusi premature atau interfernsi oklusal. Pola

kunyah jadi berubah, karena pasien berusaha menghindari kontak prematur ini. Walaupun

beban oklusal sekarang berkurang. Perubahan pola ini mungkin saja menyebabkan disfungsi

otot kunyah.

7.      Manfaat Psikologik.

Terutama kehuilangan gigi depan dapat membawa dampak psikologik pada penderita yaitu

karena estetika terganggu. Terutama berhubungan dengan profesi penderita yang harus selalu

berhadapan dengan khalayak ramai, misal penyiar tv atau guru dan lain-lain.

8.      Pemulihan Fungsi Estetik

Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena masalah

estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna maupun berjejalnya

gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat menerima kenyataan hilangnya gigi,

dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang penampilan wajahnya tidak terganggu. Penderita

dengan gigi depan malposisi,pr otr usif atau berjejal dan tak dapat diperbaiki dengan

perawatanort odonti k, tetapi tetap ingin memperbaiki penampilan wajahnya, biasanya

dibuatkan suatu geligi tiruani mi di at yang dipasang langsung segera setelah pencabutan gigi.

2.3 Akibat kehilangan gigi

            Akibat kehilangan gigi tanpa penggantian menurut Aryanto ( dalamRahmawan, 2008)

adalah :

1.      Migrasi dan Rotasi Gigi  

Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran, miring atau

berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati posisi yang normal untuk menerima

beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur

Page 4: Definisi Gigi Tiruan

periodontal. Gigi yang miring lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat

meningkat.

Pada kasus ini, gigi tiruan jembatan akan dibuatkan, namun gigi tetangga telah bermigrasi

kedaerah gigi yang hilang tersebut. Menurut Prayitno (1991), bila sebuah gigi condong dapat

menyukarkan arah pasang jembatan dengan full crown sebagai retainer, arah pasang dalam

keadaan itu sebaiknya dibuat tegak lurus terhadap bidang oklusal. Jika daam hal itu terlalu

banyak jaringan keras gigi yang harus dibuang, maka sebaiknya dibuatkan mahkota teleskop

sebagai retainer.

Gigi yang condong dapat disebabkan oleh hilangnya gigi tetangganya, sehingga gigi miring

ke arah ruang gigi yang missing. Tapi bila kecondongan itu tidak banyak, enamel gigi

tetangga yang miring tersebut dapat dikorbankan, tetapi bila harus membuang lebih dari 50%

ketebalan enamel, lebih baik dibuatkan mahkota teleskop saja.

Mahkota teleskop adalah mahkota yang terdiri atas suatu selungkup dari logam yang akan

disemen dahulu pada tempatnya. Diatasnya kemudian dibuatkan mahkota penuh tuangan

yang pada gilirannya disemen juga pada tempatnya, diselungkup tadi. Dalam penerapannya

sebagai retainer, selungkup logamnya terlebih dahulu diberi bentuk preparasi mahkota penuh

tuangan yang poros preparasinya disesuaikan dengan poros preparasi gigi penyangga yang

lain.

Sistem teleskop ini dapat juga diterapkan pada bagian pontik jembatan. Maka bagian teleskop

yang menyerupai preparasi mahkota penuh diikutkan pada salah satu retainer jembatan itu,

sedang bagian lain dari teleskop (pontik teleskop) diikutkan pada retainer satunya

Gambar 1.1 bentuk pontik teleskop

 

Page 5: Definisi Gigi Tiruan

2.      Erupsi berlebih.

Bila gigi sudah tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih (over

eruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila

hal ini terjadi tanpa disertai pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan

mengalami kemunduran sehingga gigi mulai extrusi. Bila terjadinya hal ini disertai

pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu 

hari penderita perlu dibuatkan geligi tiruan lengkap.

3.      Penurunan Efisiensi Kunyah

Mereka yang sudah kehilangan banyak gigi, apalagi yang belakang, akan merasakan betapa

efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok orang yang dietnya cukup lunak, hal ini

mungkin tidak terlalu berpengaruh, maklum pada masa kini banyak jenis makanan yang

dapat dicerna hanya dengan sedikit proses pengunyahan saja.

4.      Gangguan pada Sendi Temporo-mandibula.

Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over  closure), hubungan rahang

yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat  menyebabkan gangguan pada struktur sendi

rahang. 

5.      Beban Berlebih pada Jaringan Pendukung.

Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan

menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih. Hal ini

mengakibatkan kerusakan membaran periodontal dan lama kelamaan gigi tadi manjadi

goyang dan akhirnya terpaksa dicabut.

6.      Kelainan bicara

Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara, karerna gigi

± khususnya yang depan ± termasuk bagian organ fonetik.

7.      Memburuknya Penampilan

Menjadi buruknya penampilan karena kehilangan gigi depan akan megurangi daya tarik wajah

seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern.

8.      Terganggunya Kebersihan Mulut .

Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetangganya, demikian

pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal tidak wajar ini,

mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi makanan. Dengan sendirinya kebersihan

mulut jadi terganggu dan mudah terjadi plak. Tahap berikutnya terjadi karies gigi. Pada tahap

berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat.

Page 6: Definisi Gigi Tiruan

9.      Atrisi

Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi asli masih menerima beban berlebihan,

tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi terhadap beban ini bisa

berwujud atrisi pada gigi- gigi tadi, sehingga dalam jangka waktu panjang akan terjadi

pengurangan dimensi vertikal wajah pada saat keadaan gigi beroklusi sentrik. 

10.  Efek Terhadap Jaringan Lunak Mulut

Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak pipi dan

lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi

tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat

yang ditempati protesis. Dalam hal ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan sebagai suatu

benda asing yang cukup mengganggu.

2.4     Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Gigi Tiruan Jembatan

     Pada pembuatan gigi tiruan jembatan terdapat beberapa keuntungan yaitu:

1.   Karena dilekatkan pda gigi asli sehingga tidak mudah lepas atau tertelan

2.   Dirasakan seperti gigi asli oleh penderita

3.   Memiliki efek splinting untuk mempertahankan posisi gigi

4.   Tidak ada kawat sehingga permukaan email tidak aus

5.   Melindungi gigi terhadap tekanan

6.   Mendistribusikan tekanan fungsi keseluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan gigi.

Beberapa kerugiannya yaitu:

1.    Membutuhkan pengasahan permukaan gigi pada mahkota gigi yang masih utuh untuk

dijadikan gigi penyangga

2.    Ditempatkan permanen sehingga sulit untuk mengontrol plak gigi (dapat dicegah dengan

emnggunakan dental floss)

3.    Dapat menyebabkan peradangan mukosa dibawah pontik

2.5    Indikasi dan Kontra indikasi umum

             Menurut Prayitno (1991) terdapat beberapa indikasi dan kontraindikasi dalam       

perawatan gigi tiruan jembatan yaitu :

Page 7: Definisi Gigi Tiruan

1.    Usia penderita : 20 s/d 50 tahun

   Kontra indikasi untuk usia dibawah 20 tahun karena:

-          Foramen apikal yang masih terbuka dan bisa fraktur

-          Saluran akar masih lebar sehingga preparasi terbatas

-          Proses pertumbuhan masih aktif dapat dilihat pertumbuhan gigi dengan rontgen

-          Dapat menghambat pertumbuhan tulang

                     Kontraindikasi untuk usia diatas 50 tahun karena:

-          Sudah terjadi resesi gingiva dan terlihat servikal gigi

-          Terjadi perubahan jaringan pendukung & resobsi tulang alveolar secara fisiologis

-          Kelainan jaringan yang bersifat patologis

2.    Sikap Penderita & kondisi psikologis

Yang terpenting dalam menentuan dibuat tidaknya suatu jembatan pada seorang penderita

adalah sikapnya terhadap pearwatan gigi serta motivasinya.

Watak pasien terbagi dalam tahap-tahap psikologis saat anamnesa yaitu:

-   Klas 1 : filosofi (pasien kooperatif)

-   Klas 2 : Pasien banyak bicara dan ingin tahu (exciting)

-   Klas 3 : Histerical

-   Klas 4 : Indeferen (acuh tak acuh, pada pasien ini harus banyak komunikasi)

3.    Kondisi keuangan, pendidikan & pekerjaan]

   Keuangan dapat juga menjadi pertimbangan. Pada umumnya gigi tiruan lepasan lebih murah

dibanding jembatan, tingkat pendidikan, wawasan dan intelektualitas berpengaruh dalam

merencanakan suatu perawatan.

4.    Penyakit sistemik

Pada penderita dengan epilepsi sebaiknya direncanakan pembuatan jembatan daripada gigi

tiruan lepasan, sebab kemungkinan dapat terjadi fraktur pada gigi tiruan lepasan tersebut, dan

kemungkinan dapat tertelan, bila penyakit sedang kambuh. Penyakit sistemik lainnya seperti

penyakit jantung.

5.      Kondisi Periondisium

Harus dipastikan melalui hasil foto rontgen tidak ada kelainan

Indikasi khusus:

1. Gigi penyangga:

-          Vital & non vital dengan perawatan saluran akar

-          Jaringan periodontal sehat

Page 8: Definisi Gigi Tiruan

-          Bone support baik

-          Bentuk akar yang panjang

-          Posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang

-          Bentuk dan besar anatomis gigi normal

-          Mahkota gigi punya jaringan email dan dentin yang sehat

2. Gigi antagonis:

-          Oklusi normal

3. Gigi tetangga :

-          Tidak mengalami rotasi, migrasi, miring

-           

2.6 Tipe Bridge

1.    Fixed-fixed bridge : kedua konektor bersifat rigid dapat digunakan untuk gigi anterior dan

posterior.

                                 Gambar 1.2

fixed-fixed bridge

2.    Fixed  movable bridge : salah  satu konektor  bersifat rigid disemenkan dan konektor

lainnya non rigid (semi fixed-fixed bridge) tanpa disemenkan dapat digunakan untuk gigi

anterior  dan posterior

Gambar 1.3 fixed movable bridge

 

Page 9: Definisi Gigi Tiruan

3.    Cantilever bridge :

a.       Kaku : Jembatan cantilever kaku mempunyai pontik yang kokoh bersatu hanya pada satu

ujungnya dengan retainer atau beberapa retainer (yang dapat dihubungkan menjadi satu)

Gambar 1.4 Cantilever Bridge - Kaku

 

b.      Lengan spring yang diperpanjang : mempunyai pontik yang dipasang pada salah satu ujung

dari lengan spring logam yang panjang dimana ujung yang lainnya dihubungkan degan

retainer (atau beberapa retainer yang berhubungan).

Gambar 1.5 Cantilever – Lengan

Spring/ Spring Bridge

4.    Compound  bridge jembatan yang terdiri  atas kombinasi berbagai tipe jembatan. Pada

gambar dibawah jembatan cekat-cekat mempunyai ekstensi cantilever mesial yang kaku

Gambar 1.6 Compound Bridge

 

Page 10: Definisi Gigi Tiruan

2.7 Komponen Gigi Tiruan Jembatan

     Menurut Allan & Foreman (1994), suatu jembatan terdiri dari 4 bagian yaitu :

1.    Penyangga (Abutment) disebut pendukung retainer, dapat bervariasi tergantung faktor seperti

membran periodontal, panjang & jumlah akar. Penyangga yang berada di antara 2 penyangga

lainnya disebut intermediate abutment.

2.    Retainer merupakan restorasi (mahkota, inlay, pasak/dowel) yang menghubungkan jembatan

dengan penyangga

3.    Pontik/Dummy adalah gigi buatan pengganti dari gigi yang hilang, dapat dibuat dari

porselen,akrilik atau logam atau kombinasi.

Beberapa macam bentuk pontik :

         Suddle pontik         : Disain menyerupai gigi asli yang menggantikan seluruh gigi yang hilang

tanpa mengubah bentuk  anatomi

         Ridge lap pontik    : Bentuk pontik  berkontak dengan dasar mukosa bagian labial atau 

bukan  saja atau bagian palatal  atau  lingual menggantung

         Hygiene pontik      : Menggantung atau tidak berkontak

         Conical pontik       : bentuk dan dasar pontik yang berkontak dengan mukosa lebih  kecil dari

pada ridge lap pontik

4.    Penghubung (Joint atau Connector) adalah alat yang mencekatkan pontik ke retainer. Dapat

bersifat kaku (rigid) yaitu disolder atau yang tidak kaku (non-rigid) seperti kunci-kunci atau

stressbreaker (alat penyerap daya untuk mengurangi beban yang harus dipikul oleh

penyangga)

5.    S (Sadel)  : daerah antara gigi-gigi abutment. Yang terutama adalah tulang alveolar yg

ditutupi jar.lunak. tulang alveolar akan berubah kontur selama beberapa bulan setelah

hilangnya gigi. Kontur dan tekstur sadel akan mempengaruhi desain pontik

Page 11: Definisi Gigi Tiruan

Gambar 1.7 dan 1.8 komponen-komponen Jembatan

                                                                        Keterangan:

                                                                        P=Pontik         R=Retainer      S=Sadel          

                                                                        C=Konektor    A=Abutment

2.8 Jenis Retainer

                 Retainer adalah bagian dari gigi tiruan yang dilekatkan pada penyangga/

menghubungakan gigi tiruan dengan gigi penyangga.Retainer berfungsi untuk

memegang/menahan supaya gigi tiruan tetap stabil dan meyalurkan beban kunyah ke gigi

penyangga

       2.8.1 Extra corona retainer

                 Retainer meliputi bagian luar mahkota gigi terbagi atas ful crown dan partial crown

a.       Full crown

Indikasi:

-          gigi penyangga masih vital

-          gigi tiruan jembatan panjang/pendek

Page 12: Definisi Gigi Tiruan

-          gigi penyangga pendek

-          intermediate abutment pasca terapi perio

b.      Partial crown

Indikasi:

-          Jembatan pendek (kehilangan gigi 1 atau 2)

-          Tekanan kuyah ringan/normal

-          Bentuk & besar gigi penyangga normal

-          Salah satu gigi penyangga miring

       2.8.2 Intra corona Retainer

                 Preparasi dan bahan retainer sebagian besar ada di dalam dentin atau dalam badan

mahkota. Bentuknya : Inlay (Mesio-oklusal/Distooklusal/ MOD).

                 Indikasi:

-          Jembatan pendek minimal kehilangan 2 gigi

-          Tekanan kunyah ringan/normal

-          Gigi penyangga karies kelas II

-          Bentuk gigi penyangga normal

2.8.3 Intra Radikuler Retainer = dowel crown- mahkota pasak

          Preparasi dan retensi sebagian besar di dalam saluran akar

          Indikasi:

-          Jembatan pendek

-          Tekanan kunyah ringan/normal

-          Splint abutment

-          Bentuk gigi penyangga normal

2.9 Faktor yang mempengaruhi Retensi retainer

       1. Gigi yang terlibat : mahkota gigi yang besar memberi peluang untuk mendapatkan retensi

yang luas pula bagi bedia semen. Bentuk gigi yang konus biasanya tidak memberikan retensi

yang baik bagi retainer.

Page 13: Definisi Gigi Tiruan

       2. Luas permukaan retainer: Luas permukaan retainer, terutama dinding aksial menentukan

besarnya retensi yang dapat diperoleh.

       3. Derajat kesejajaran preparasi : derajat pengerucutan (konvergensi) bidang aksial (searah poros

akar gigi) sangat berpengaruh pada retensi yang dapat dicapai. Penyudutan bidang aksial

sebesar 10 derajat menghasilkan retensi yang hanya ½ dari penyudutan sebesar 5 derajat.

       4. Ketegaran retainer: Pengalaman klinik membuktikan bahwa mahkota jaket terbuat dari akrilik

lebih cepat terlepas daripada yang terbuat dari porselen, karena porselen lebih tegar daripada

akrilik

       5. Semen yang digunakan : Derajat retensi semen tergantung pada daya ikatnya, daya tekan,

daya rentangdan ketebalan lapisan semen (umumnya 0,05 mm)

       6. Bahan retainer: dapat menggunakan bahan paduan logam non mulia, juga dapat dipadukan

dengan porselen

2.10 Pontik/ Dummy

            Fungsinya menggantikan gigi asli yang hilang. Jenis-jenisnya:

1.    Sadle pontic

2.    Ridge Lap pontic (indikasiluas , kombinasi sanitary & sadle)

3.    Sanitary Pontic

4.    Conical pontic

2.11 Abutment

            Jenis gigi penyangga :

1.    Single

2.    Double

3.    Multiple

4.    Erminal

5.    Intermediate

6.    Splinted (menahan agar idak mobility)

Faktpr yang mempengaruhi gigi penyangga:

1.    Hukum Ante : Luas ligamen periodontal gigi penyangga besar atau sama dibanding gigi yang

hilang

2.    Gunakan gigi penyangga pada kedua sisi diastema

3.    Perbandingan mahkota dan akar

4.    Span/ ukuran panjang diastema

5.    Lengkung rahang

Page 14: Definisi Gigi Tiruan

6.    Tekanan kunyah

7.    Anatomi gigi & posisi gigi

8.    Vitlitas gigi

            Prinsip Preparasi gigi penyangga:

1.    Mempertahankan struktur biologis gigi

2.    Retensi & resistensi

3.    Mempertahankan struktur eksternal

Gigi Tiruan Cekat (GTC)

Gigi tiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis restorasi ini telah lama disebut dengan gigi tiruan jembatan (Arifin, 2000).2.5.1 Komponen GTC

Gigi tiruan cekat terdiri dari beberapa komponen, yaitu pontik, retainer, konektor, dan abutment, yang dapat diuraikan sebagai berikut :a.         Pontik, Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang

hilang dan berfungsi untuk mengembalikan:

  Fungsi kunyah dan bicara

  Estetis

  Comfort (rasa nyaman)

  Mempertahankan hubungan antar gigi tetanggaà mencegah migrasi / hubungan dengan gigi

lawan à ektrusi

Berikut adalah klasifikasi pontik, antara lain:

a.       Berdasarkan bahanBerdasarkan bahan pembuatan pontik dapat diklasifikasikan atas:3

1)      Pontik logamLogam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya terdiri dari alloy, yang setara dengan alloy emas tipe III. Alloy ini memiliki kekuatan dan kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah menjadi patah atau berubah bentuk (deformasi) akibat tekanan pengunyahan. Pontik logam biasanya dibuat untuk daerah-daerah yang kurang mementingkan faktor estetis, namun lebih mementingkan faktor fungsi dan kekuatan seperti pada jembatan posterior.

2)      Pontik porselenPontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam sedangkan seluruh permukaannya dilapisi dengan porselen. Pontik ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dimana faktor estetis menjadi hal yang utama. Pontik porselen mudah beradaptasi dengan gingival dan memberikan nilai estetik yang baik untuk jangka waktu yang lama.

3)      Pontik akrilikPontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai bahan resin akrilik. Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih lunak dan tidak kaku sehingga membutuhkan bahan logam untuk kerangkanya agar mampu menahan daya kunyah / gigit. Pontik ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dan berfungsi hanya sebagai bahan pelapis estetis saja.

Page 15: Definisi Gigi Tiruan

4)      Kombinasi Logam dan PorselenPontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana logam akan memberikan kekuatan sedangkan porselen pada jenis pontik ini memberikan estetis. Porselen pada bagian labial/bukal dapat dikombinasikan dengan logam yang bertitik lebur tinggi (lebih tinggi dari temperature porselen). Tidak berubah warna jika dikombinasikan dengan logam, sangat keras, kuat dan kaku dan mempunyai pemuaian yang sama dengan porselen. Porselen ditempatkan pada bagian labial/bukal dan daerah yang menghadap linggir, sedangkan logam ditempatkan pada oklusal dan lingual. Pontik ini dapat digunakan pada jembatan anterior maupun posterior.

5)    Kombinasi Logam dan AkrilikPada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi sebagai bahan estetika sedangkan logam yang memberi kekuatan dan dianggap lebih dapat diterima oleh gingival sehingga permukaan lingual/palatal dan daerah yang menghadap gusi dibuat dari logam sedangkan daerah labial/bukal dilapisi dengan akrilik.

b.      Berdasarkan hubungan dengan Jaringan Lunak1)      Pontik Sanitary

Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama sekali dengan linggir alveolus sehingga terdapat ruangan/jarak antara dasar pontik dengan linggir alveolus (1-3 mm), dan permukaan dasar pontik cembung dalam segala aspek. Tujuan pembuatan dasar pontik ini adalah agar sisa-sisa makanan dapat dengan mudah dibersihkan. Adanya bentuk pontik yang demikian mengakibatkan kekurangan dalam hal estetis sehingga hanya diindikasikan untuk pontik posterior rahang bawah(Arifin, 2000).

Gambar 1. Pontik Sanitary

2)      Pontik Ridge LapBagian labial/bukal dari dasar pontik berkontak dengan linggir alveolus sedangkan bagian palatal menjauhi linggir ataupun sedikit menyentuh mukosa dari linggir. Hal ini mengakibatkan estetis pada bagian labial/bukal lebih baik, dan mudah dibersihkan pada bagian palatal. Walaupun demikian menurut beberapa hasil penelitian, sisa makanan masih mudah masuk ke bawah dasar pontik dan sulit untuk dibersihkan. Pontik jenis ini biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dan posterior(Arifin, 2000).

Gambar 2. Pontik Ridge Lap

3)      Pontik Conical RootPontik conical root biasanya diindikasikan untuk jembatan imediat yang dibuatkan atas permintaan pasien yang sangat mengutamakan estetis dalam kegiatan sehari-hari. Pontik ini dibuat dengan cara bagian dasar pontik masuk ke dalam soket gigi yang baru dicabut kira-kira 2 mm. pontik ini dipasang segera setelah dilakukannya pencabutan dan pada pembuatan ini tidak menggunakan restorasi provisional.4

Page 16: Definisi Gigi Tiruan

Gambar 3. Pontik Conical Root.

B.        Retainer, adalah restorasi tempat pontik dicekatkan. Retainer direkatkan dengan semen pada gigi penyangga yang telah dipersiapkan dan berfungsi sebagai stabilisasi dan retensi (Arifin, 2000).

         Retainer ekstrakorona : retainer yang retensinya berada dipermukaan luar mahkota gigi penyanggai. Full-veneer Crown Retainer

Indikasi:

- Tekanan kunyah normal/ besar

- Gigi-gigi geligi yang pendek

- Intermediare abutment paska perawatan periodontal

- Untuk gigi tiruan jembatan yang pendek maupun panjang

Keuntungan:

- Indikasi luas

- Memberikan retensi dan resistensi yang terbaik

- Memberikan efek splinting yang terbaik

Kerugian:

- Jaringan gigi yang diasah lebih banyak

- Estetis kurang optimal (terutama bila terbuat dari all metal)

ii. Partial-veneer Crown Retainer

Indikasi:

Page 17: Definisi Gigi Tiruan

- Gigi tiruan jembatan yang pendek

- Tekanan kunyah ringan / normal

- Bentuk dan besar gigi penyangga harus normal

- Salah satu gigi penyangga miring

Keuntungan:

- Pengambilan jaringan gigi lebih sedikit

- Estetis lebih baik daripada FVC retainer

Kerugian:

- Indikasi terbatas

- Kesejajaran preparasi antara gigi penyangga sulit

- Kemampuan dalam hal retensi dan resitensi kurang

- Pembuatannya sulit (dalam hal ketepatan)

         Retainer intrakorona : retainer yang retensinya berada dibagian dalam mahkota gigi penyangga.Bentuk: Inlay MO/DO/MOD dan Onlay Indikasi: - Gigi tiruan jembatan yang pendek - Tekanan kunyah ringan atau normal - Gigi penyangga dengan karies klass II yang besar - Gigi penyangga mempunyai bentuk/ besar yang normal

Keuntungan:

- Jaringan gigi yang diasah sedikit

- Preparasi lebih mudah

- Estetis cukup baik

Kerugian:

- Indikasi terbatas

- Kemampuan dalam hal retensi dan resistensi

Page 18: Definisi Gigi Tiruan

- Mudah lepas/patah

         Retainer dowel crown : retainer yang retensinya berupa pasak yang telah disemenkan ke saluran akar yang telah dirawat dengan sempurna.Indikasi: - Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan syaraf - Gigi tiruan jembatan yang pendek - Tekanan kunyah ringan - Gigi penyangga perlu perbaikan posisi/inklinasi

Keuntungan: - Estetis baik - Posisi dapat disesuaikan

Kerugian: - Sering terjadi fraktur akar

C.     Konektor, adalah bagian yang mencekatkan pontik ke retainer. Konektor harus dapat mencegah distorsi atau fraktur selama gigi tiruan berfungsi (Arifin, 2000).

a.       Konektor rigid : konektor yang tidak memungkinkan terjadinya pergerakan pada komponen GTC. Merupakan konektor yang paling sering digunakan untuk GTC. Konektor rigid dapat dibuat dengan cara:

         Pengecoran (casting) : penyatuan dua komponen GTC dengan satu kali proses tuang         Penyolderan (soldering) : penyatuan dua komponen GTC dengan penambahan logam campur

(metal alloy) yang dipanaskan.         Pengelasan (welding) : penyatuan komponen GTC dengan pemanasan dan/atau tekanan.

b.      Konektor nonrigid : konektor yang memungkinkan pergerakan terbatas pada komponen GTC. Diindikasikan bila terdapat pier/intermediate abutment untuk penggangti beberapa gigi yang hilang. Konektor nonrigid bertujuan untuk mempermudah pemasangan dan perbaikan (repair) GTC. Contohnya adalah dovetail dan male and female.

D.    Abutment, adalah gigi penyangga dapat bervariasi dalam kemampuan untuk menahan gigi tiruan cekat dan tergantung pada faktor-faktor seperti daerah membran periodontal, panjang serta jumlah akar.

         Single abutment : hanya mempergunakan satu gigi penyangga.

         Double abutment : bila memakai dua gigi penyangga.

         Multiple abutment : bila memakai lebih dari dua gigi penyangga.

Page 19: Definisi Gigi Tiruan

         Terminal abutment : merupakan gigi penyangga paling ujung dari

         diastema.

         Intermediate / pier abutment : gigi penyangga yang terletak

 diantara dua diastema (pontics).

         Splinted abutment : penyatuan dua gigi penyangga pada satu sisi

        diastema

         Double splinted abutment : splinted abutment pada kedua sisi        Diastema (Arifin, 2000).

2.5.2 Macam Desain GTC

Adapun 6 macam desain dari GTC yang perbedaannya terletak pada dukungan yang ada

pada masing-masing ujung pontik. Kelima desain ini adalah:

a.      Fixed-fixed bridgeSemua komponen digabungkan secara rigid, dengan cara penyolderan setiap unit individual

bersama atau menggunakan satu kali pengecoran. Memiliki dua atau lebih gigi penyangga.

GTC tipe ini menghasilkan kekuatan dan stabilitas yang sangat baik dan juga

mendistribusikan tekanan lebih merata pada restorasi. Serta memberikan efek splinting yang

sangat baik. Diindikasikan pada span pendek, atau untuk splinting pada gigi goyang dengan

kondisi periodontal kurang baik.

Indikasi → Penggantian 1 – 3 gigi yang saling bersebelahan; Pasien yang punya tekanan

kunyah normal – kuat; Gigi penyangga tidak terlalu besar.; Gigi penyangga derajat

goyangnya 1 (normal).

Kontra-Indikasi → Pontics/span yang terlalu panjang; Gigi penyangga memiliki kelainan

periodontal atau karies esktensif; Pasien yang masih muda dengan ruang pulpa besar.

Keuntungan → Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ; Punya efek splinting terbaik

dan karenanya sering digunakan sebagai perawatan penunjang periodontal.

Kerugian → Jika span terlalu panjang terjadi resiko adanya gaya ungkit/bent/efek flexural.

Hal ini terjadi pada saat makan, bolus makanan berada baik di gigi penyangga atau berada di

tengah span/pontik.

Page 20: Definisi Gigi Tiruan

b.      Semi fixed bridgePada jenis ini, gaya yang datang dibagi menjadi dua, menggunakan konektor rigid dan non rigid sehingga tekanan oklusi akan lebih disalurkan ke tulang dan tidak dipusatkan ke retainer. GTC tipe ini memungkinkan pergerakan terbatas pada konektor diantara pontik dan retainer. Konektor tersebut dapat memberikan dukungan penuh pada pontik untuk melawan gaya oklusal vertikal, dan memungkinkan gerakan terbatas pada respon terhadap gaya lateral. Hal ini mencegah gerakan gerakan satu retainer yang mentransmisikan gaya torsional secara langsung ke retainer lainnya sehingga dapat menyebabkan lepasnya retainer. Diindikasikan pada span panjang dan jika terdapat pier/intermediate abutment pada pengganti beberapa gigi yang hilang.Syarat: Tekanan kunyah normal/ringan dan ukuran abutment normal.

Konstruksi: Non-rigid Connector di mesial diastema untuk mencegah tertariknya key karna

gaya ACF.

Indikasi → Salah satu abutment miring >20° atau intermediate abutment; Kehilangan 1 atau

2 gigi dengan salah satu gigi penyangga vital; Kehilangan 2 gigi dengan gigi penyangga

intermediate.

Keuntungan → Adanya konektor non-rigid mencegah terjadinya gaya ungkit sebagaimana

yang terjadi pada GTJ rigid-fixed; Preparasi tidak terlalu ekstensif sehingga pasien yang

ruang pulpanya besar tidak menjadi masalah; Prosedur sementasi bertahap sehingga jika

terjadi kesalahan tidak semua unit harus diulang.

Kerugian → Pembuatan relatif sulit, terutama keakuratan kedua unit retainer; Harganya

relatif lebih mahal; Efek splinting kurang; Risiko fraktur pada kunci tinggi.

c.       Cantilever bridgeSuatu  gigitiruan yang didukung  hanya  pada satu  sisi oleh satu atau lebih abutment.

Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban oklusal dari gigitiruan.

GTC tipe ini tidak diindikasikan untuk daerah dengan beban oklusal besar. Apabila terkena

gaya lateral, maka gigi penyangga akan tipping, rotasi, atau drifting. Tidak diindikasikan pula

pada penggantian gigi dengan gigi penyangga nonvital sebagai terminal abutment. GTC tipe

ini diindikasikan untuk pengganti satu gigi yang hilang.

Syarat: tekanan kunyah ringan, abutment sehat, dukungan tulang baik.

Keuntungan → Desain sederhana, pembuatannya mudah namun hasil maksimal; Jaringan

yang rusak tidak banyak; Estetika paling baik karena kesederhanaan desainnya serta

menggunakan full-porcelain crown.

Indikasi → Regio anterior, khususnya gigi I2 yang beban oklusal kecil.

Kontra-Indikasi → Regio posterior, kecuali pada P2 bawah yang beban oklusalnya tidak

terlalu besar.

Page 21: Definisi Gigi Tiruan

Kerugian → Punya daya mengungkit yang dapat merusak jaringan periodonsium (baik

tulang maupun mukosa); Terjadi rotasi palato-labial, namun hal ini jarang terjadi karena

adanya keseimbangan jaringan mukosa bibir, pipi, dan lidah; Indikasi sangat terbatas.

d.      Spring cantilever bridgeSuatu  gigitiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi atau penyangga

gigi. Loop atau bar tersebut menghubungkan retainer dan pontik dipermukaan palatal.

Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung  ini dapat dari berbagai panjang,

tergantung pada posisi dari lengkung gigi penyangga dalam kaitannya dengan gigi yang

hilang. Lengan dari bar mengikuti kontur dari palatum untuk memungkinkan  adaptasi pasien.

Jenis gigitiriruan  ini digunakan  pada pasien yang kehilangan gigi anterior dengan satu gigi

yang hilang atau terdapat diastema di sekitar anterior gigi yang hilang.

Indikasi → Dimana estetika merupakan hal utama, GTJ jenis ini menjadi pilihan terbaik

karena letak gigi penyangga tidak tepat disebelah pontics sehingga tidak terlalu terlihat jika

menggunakan logam; Gigi dalam 1 regio tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai gigi

penyangga, baik karena faktor anatomis (akar & periodontal) maupun karena faktor fisik

retainernya; Jika diperlukan adanya diastema (umumnya faktor estetik).

Kontra-Indikasi → Pasien muda yang mahkota klinisnya terlalu pendek sehingga kurang

retentif untuk dijadikan penyangga; Pada gigi di mandibula; Bentuk palatal tidak

memungkinkan, entah karena adanya torus atau bentuknya yang terlalu dangkal/dalam. Selain

alasan fungsional, faktor estetik juga menjadi masalah; Gigi penyangga tidak memiliki

kontak proksimal, menyebabkan gigi berisiko bergerak.

Keuntungan → Mendapat hasil estetika yang sangat baik; Waktu kunjungan relatif lebih

singkat; Desain umumnya disambut baik oleh pasien karena faktor estetika dan kekuatan

yang tahan lama; Tingkat kegagalan rendah selama preparasi dan pembuatannya benar.

Kerugian → Palatal bar dapat membengkok/patah suatu saat jika ada gaya yang cukup besar

seperti trauma atau sering bergerak atau bahkan secara alami; Meskipun waktu kunjungan

singkat, waktu pembuatan cukup lama dan kompleks serta butuh keahlian.

e.       Compound bridgeIni merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigitiruan cekat dan bersatu

menjadi suatu kesatuan. Diindikasikan pada pengganti gigi hilang yang membutuhkan gabungan beberapa tipe GTC.

f.          Adhesive bridge/resin-bonded fixed partial denture/maryland bridge

Page 22: Definisi Gigi Tiruan

Merupakan GTC yang sangat konservatif karena preparasi yang sangat minimal. Dilakukan preparasi gigi penyangga hanya sebatas email. GTC tipe ini terdiri dari satu atau dua beberapa pontik yang didukung retainer tipis yang direkatkan dengan semen dengan sistem etcing bonding ke email gigi penyangga di bagian lingual dan proksimal. Gigi penyangga harus memiliki mahkota klinis yang cukup lebar agar dapat memberikan retensi dan resistensiyang maksimal. Gigi tersebut juga tidak boleh goyang dan inklinasi mesiodistalnya harus kurang dari 15derajat. Retensinya berupa mikromekanik antara permukaan email dengan permukaan dalam retainer yang telah dietsa. Diindikasikan pada GTC span pendek, abutment yang tidak membutuhkan restorasi, dan penggantian kehilangan gigi anterior pada anak-anak, karena anak-anak masih memiliki ruang pulpa yang besar. Kontraindikasi GTC tipe ini adalah penggantian ggi anterior dengan deep over bite.

A.    Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih Gigi tiruan cekat Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih tipe protesa yang tepat.

Faktor-faktor yang penting tersebut adalah faktor biomekanis, keadaan periodontal, estetis,

faktor financial, dan juga keinginan pasien.

a.       Faktor BiomekanisPersyaratan Biologis menuntut gigi penyangga dan jaringan yang mendukungdapat dipelihara pada kondisi yang sehat. Restorasi harus dibuat dengan sedemikian rupa sehingga tidak mudah terjadinya pengumpulan plaque yaitu dengan cara dipolished. Selain itu, restorasi harus biokompatibel dan tidak mudah mengalami korosi. Gigi-gigi penyangga harus mendekati kesejajaran dan dapat direstorasi tanpa membahayakan pulpa. Preparasi gigi penyangga sebaiknya mencukupi untuk menyediakan kekuatan restorasi. Selain itu, gigi-gigi penyangga sebaiknya dipreparasi untuk menyediakan retensi yang adekuat untuk retainer, sehingga mencegah terlepasnya restorasi. Penting untuk diketahui bahwa gigi tiruan harus cukup kuat agar tidak mudah pecah, tidak mudah patah, dan mengalami distorsi.

b.      Keadaan PeriodontalHarus dipastikan melalui hasil foto rontgen tidak ada kelainan pada jaringan periodontal.

Indikasi khusus pada gigi penyangga yang vital dan non vital dengan perawatan saluran akar,

aringan periodontal sehat, bentuk akar yang panjang, posisi dan inklinasi yang baik dalam

lengkung rahang, bentuk dan besar anatomis gigi normal, mahkota gigi punya jaringan email

dan dentin yang sehat.

c.       EstetisPertimbangan estetis sebaiknya tidak mempengaruhi kekuatan Gigi Tiruan Cekat. Bagaimanapun, tampilan emas yang tidak penting sebaiknya dihindari. Pontik sebaiknya

Page 23: Definisi Gigi Tiruan

menggunakan warna, ukuran, dan bentuk yang tepat serta memiliki susunan dan karakteristik yang tepat.

d.      Faktor FinansialKeadaan social-ekonomi serta tingkat pendidikan yang rendah membuat pengetahuan mereka terbatas dalam hal pelayanan kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka cenderung menggunakan gigi tiruan lepasan yang harganya relative murah dibandingkan dengan gigi tiruan cekat. Mereka beranggapan bahwa fungsi mastikasi merupakan hal yang utama untuk penggantian gigi yang hilang.