bab iii prosedur pembuatan - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. bab...

18
30 BAB III PROSEDUR PEMBUATAN Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai alat dan bahan yang digunakan serta bagaimana prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy kelas IV pada kasus palatum dangkal, resorbsi tulang alveolar dengan relasi rahang klas III. A. Data Pasien Umur : 56 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Dokter Gigi : Eva M Warna Gigi : A3 Kasus : Kehilangan gigi 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 pada kasus palatum dangkal dan resorbsi tulang alveolar dengan relasi rahang klas III.

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

30

BAB III

PROSEDUR PEMBUATAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai alat dan bahan yang

digunakan serta bagaimana prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy kelas IV pada kasus palatum dangkal,

resorbsi tulang alveolar dengan relasi rahang klas III.

A. Data Pasien

Umur : 56 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Dokter Gigi : Eva M

Warna Gigi : A3

Kasus : Kehilangan gigi 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 pada kasus

palatum dangkal dan resorbsi tulang alveolar dengan

relasi rahang klas III.

Page 2: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

31

B. Waktu dan Tempat Pembuatan

Waktu : 24 Mei- 14 Juni 2019

Tempat : Laboratorium Teknik Gigi Politeknik Kesehatan Tanjung

Karang

C. Alat dan Bahan

Dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik ini dibutuhkan

alat dan bahan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alat dan Bahan

NO. ALAT BAHAN

1. Spatula Alginet

2. Bowl Moldano

3. Lecron Plaster Of Paris

4. Wax Knife Vaselin

5. Okludator Base Plate Wax

6. Lampu Spirtus Spirtus

7. Tang Borobudur Klamer 0,8

8. Tang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior

9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior

10. Mesin Trimer Separating Medium (Cms)

11. Glass Plate Akrilik

12. Kuvet Liquid

13. Mixing Jar dan Spet Caco3

14. Kuas Pumice

Page 3: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

32

15. Cellophane

16. Kompor

17. Panci

18. Press Statis Dan Dinamis

19. Tang Gips

20. Hanging Bur

21. Amplas

22. Mesin Poles

( Feldcone & White Brush)

D. Prosedur Pembuatan

Langkah-langkah dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

akrilik adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Model Kerja

Yang pertama dilakukan saat menerima model kerja yaitu

membersihkan model kerja dari nodul-nodul, dan merapihkan bagian

tepi model kerja menggunakan mesin trimmer.

Gambar 3.1 Model Kerja RA dan RB

2. Pembuatan Desain pada Model Kerja

Desain merupakan rencana awal dalam pembuatan gigi tiruan

sebagai panduan dalam proses pembuatan gigi tiruan. Desain dibuat

dengan cara menggambarkan pada model kerja dengan menggunakan

pensil sesuai dengan desain yang sudah ditentukan. Desain yang

Page 4: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

33

digunakan pada partial removable denture dengan perluasan basis

sampai distal gigi molar 3 rahang atas dan sayap labial maupun bukal

sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak, sedangkan

cengkram yang digunakan yaitu cengkram full jackson pada gigi molar

3 kanan dan half jackson pada gigi molar 3 kiri.

Gambar 3.2 Pembuatan Desain

3. Pembuatan Cengkeram

Pada kasus ini cengkeram yang digunakan yaitu cengkeram full

jackson dan half jackson. Cengkeram full jackson diletakkan pada gigi

molar 3 kanan menggunakan kawat 0,8 mm, dan half jackson

diletakkan pada molar 3 kiri menggunakan kawat 0,8 mm.

Pada pembuatan cengkeram kawat, potong kawat menggunakan

tang potong. Kemudian ditekuk menggunakan tang borobudur, lengan

cengkeram dibuat dan diletakkan pada bagian bukal dengan mengikuti

kontur terbesar gigi. Pada cengkeram half jackson, lengan cengkeram

ditekuk dan diletakkan dibawah kontur terbesar gigi kemudian naik ke

bagian distal, selanjutnya ditekuk ke arah setengah palatal

menggunakan tang borobudur setelah itu dibuatkan koil membulat

dengan menggunakan tang tiga jari. Pada pembuatan cengkeram full

jackson, kawat ditekuk dibawah kontur terbesar kemudian naik ke

bagian proksimal. Selanjutnya ditekuk ke arah setengah palatal

menggunakan tang borobudur dan dibuatkan koil membulat

menggunakan tang tiga jari.

Page 5: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

34

Gambar 3.3 Pembuatan Cengkeram

4. Pembuatan Bite rim

Pada pembuatan bite rim, model kerja direndam dalam air kurang

lebih 5 menit untuk memudahkan lepasnya wax dari model kerja.

Baseplate wax dipanaskan diatas api lampu spirtus, kemudain wax

ditekan pada model kerja agar mengikuti kontur anatomis. Selanjutnya

galangan gigit dibuat menggunakan baseplate wax dengan lebar

anterior rahang atas 5 mm dan posterior rahang atas 10 mm.

Sedangkan tinggi bite rim mengikuti tinggi gigi molar yang masih

tersisa kurang lebih 10 mm.

Gambar 3.4 Pembuatan Bite Rim

5. Penanaman Okludator

Penanaman model kerja pada okludator bertujuan untuk

mendapatkan oklusi dan memudahkan dalam penyusunan gigi. Model

kerja yang sudah dioklusikan dan difiksasi menggunakan wax, model

diolesi dengan vaselin dan diletakkan pada okludator. Plastisin

diletakkan dibagian bawah rahang bawah yang bertujuan untuk

mendapatkan kesejajaran oklusi antara rahang atas dan rahang bawah

dan untuk tersedianya ruangan untuk gips. Kemudian gips diaduk di

dalam bowl dengan bantuan spatula dan diletakkan diatas okludator,

Page 6: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

35

lalu okludator ditutup dan dirapihkan menggunakan amplas kasar dan

amplas halus. Setelah gips pada rahang atas mengeras, plastisin yang

terdapat pada rahang bawah diambil, selanjutnya adonan gips

diletakkan di atas glassplate, tanam okludator bawah, kemudian

dirapihkan dan dihaluskan menggunakan amplas.

Gambar 3.5 Penanaman Okludator

6. Penyusunan gigi

Pada umumnya penyusunan gigi dilakukan dengan mengikuti gigi

antagonis yang masih ada. Pada gigi yang hilang diganti dengan

elemen gigi. Warna elemen gigi yang digunakan yaitu A3. Penyusunan

gigi dilakukan edge to edge sebagai berikut:

a. Incisivus 1 kanan

Yang pertama dilakukan yaitu memotong galangan gigit

sebesar gigi incisivus satu kanan rahang atas. Kemudian dilakukan

pengurangan pada bagian palatal gigi, agar gigi dapat berkontak

dengan gigi antagonisnya. Selanjutnya, titik kontak mesial

diletakkan pada midline rahang atas

b. Incisivus 1 kiri

Setelah menyusun gigi incisivus 1 kanan selanjutnya

menyusun gigi inisivus 1 kiri dengan memotong galangan gigit

sebesar gigi incisivus. Kemudian, dilakukan pengurangan pada

bagian palatal gigi agar gigi dapat berkontak dengan gigi

antagonisnya. Selanjutnya, titik kontak mesial diletakkan pada titik

kontak distal gigi incisivus satu kanan.

Page 7: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

36

c. Incisivus 2 kanan

Setelah menyusunan gigi incisivus 1 kiri selanjutnya menyusun

gigi incisivus 2 kanan dengan memotong galangan gigit sebesar

gigi incisivus 2. Kemudian, dilakukan pengurangan pada bagian

palatal agar gigi dapat berkontak dengan gigi antagonisnya.

Penyusunan gigi incisivus 2 kanan. Incisalnya disusun lebih naik

kurang lebih 1-2 mm, dan titik kontak mesial diletakkan pada titik

kontak distal incisivus 1 kanan.

d. Incisivus 2 kiri

Setelah menyusunan gigi incisivus 2 kanan selanjutnya

menyusun gigi incisivus 2 kiri dengan memotong galangan gigit

sebesar gigi incisivus 2. Kemudian, dilakukan pengurangan pada

bagian palatal agar gigi dapat berkontak dengan gigi antagonisnya.

Penyusunan gigi incisivus 2 kiri. Incisalnya disusun lebih naik

kurang lebih 1-2 mm dan titik kontak mesial diletakkan pada titik

kontak distal incisivus 1 kiri.

e. Caninus kanan

Proses penyusunan gigi caninus kanan dengan memotong

galangan gigit sebesar gigi caninus dan mengikuti penyusunan gigi

incisivus dua sebelahnya, titik kontak mesial gigi caninus kanan

diletakkan pada distal gigi incisivus dua kanan rahang atas.

Kemudian, cusp caninus kanan rahang atas berada diantara cusp

caninus dan premolar satu kanan rahang bawah. Puncak cusp

caninus kanan rahang atas tegak lurus dan sejajar dengan incisivus

satu kanan rahang atas. Pada penyusunan gigi caninus dilakukan

pengurangan gigi pada bagian palatal untuk mendapatkan sumbu

gigi yang tegak lurus.

f. Caninus kiri

Proses penyusunan gigi caninus kiri rahang atas dengan

memotong galangan gigit sebesar gigi caninus dan mengikuti

penyusunan gigi incisivus dua disebelahnya, titik kontak mesial

gigi caninus kiri diletakkan pada distal gigi incisivus dua kiri

Page 8: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

37

rahang atas. Cusp caninus kiri rahang atas diletakkn diantara cusp

caninus kiri rahang bawah dan cusp bukal premolar satu rahang

bawah. Puncak cusp caninus kanan rahang atas tegak lurus dan

sejajar dengan incisivus satu kanan rahang atas. Pada penyusunan

gigi caninus dilakukan pengurangan pada bagian palatal untuk

mendapatkan sumbu gigi yang tegak lurus.

g. Premolar 1 kanan

Pada penyusunan gigi premolar satu kanan dengan memotong

galangan gigit sebesar gigi premolar satu kanan rahang atas. Gigi

premolar satu diletakkan disebelah gigi caninus dan disesuaikan

dengan gigi antagonisnya. Pada bagian palatal, mesial dan distal

dilakukan pengurangan agar memberikan ruang masuknya gigi

selanjutnya. Kemudian titik kontak mesial gigi premolar satu

kanan berada pada titik kontak distal gigi caninus kanan rahang

atas.

h. Premolar 1 kiri

Pada penyusunan gigi premolar satu kiri rahang atas dilakukan

pemotongan galangan gigit sebesar gigi premolar satu. Pada bagian

palatal, mesial dan distal dilakukan pengurangan agar memberikan

ruang untuk masuknya gigi selanjutnya dan penyusunan

disesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial gigi

premolar satu berada pada distal gigi caninus kiri rahang atas.

i. Premolar 2 kanan

Pada penyusunan gigi premolar dua kanan dilakukan

pemotongan galangan gigit sebesar gigi premolar dua. Pada bagian

palatal, mesial dan distal dilakukan pengurangan agar memberikan

ruang untuk masuknya gigi selanjutnya dan disesuaikan dengan

gigi antagonisnya. Titik kontak mesial gigi premolar dua berada

pada distal gigi premolar satu kanan rahang atas.

j. Premolar 2 kiri

Pada penyusunan gigi premolar dua kiri dilakukan pemotongan

galangan gigit sebesar gigi premolar dua. Pada bagian palatal,

Page 9: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

38

mesial dan distal dilakukan pengurangan agar memberikan ruang

untuk masuknya gigi selanjutnya dan disesuaikan dengan gigi

antagonisnya. Titik kontak mesial gigi premolar dua berada pada

distal gigi premolar satu kiri rahang atas.

k. Molar 1 kanan

Proses penyusunan gigi molar satu kanan dilakukan dengan

memotong galangan gigit sebesar gigi molar satu. Dilakukan

pengurangan pada bagian cusp palatal, bagian mesial dan distal

agar memberikan ruang untuk gigi selanjutnya dan disusun dengan

menyesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial molar

satu berada pada distal premolar dua kanan rahang atas.

l. Molar 1 kiri

Proses penyusunan gigi molar satu kiri dilakukan dengan

memotong galangan gigit yang tersisa. Dilakukan pengurangan

pada bagian cusp palatal dan bagian mesial serta distal agar dapat

masuk kedalam ruang gigi yang tersisa dan disusun dengan

menyesuaikan dengan gigi antagonisnya. Titik kontak mesial molar

satu berada pada distal premolar dua kiri rahang atas.

m. Molar 2 kiri

Proses penyusunan gigi molar dua kiri dilakukan dengan

memotong galangan gigit yang tersisa. Dilakukan pengurangan

pada bagian cusp palatal dan bagian mesial serta distal agar dapat

masuk kedalam ruang yang tersisa. Titik kontak mesial gigi molar

dua berada pada distal molar satu kiri. Penyusunan gigi molar dua

di sesuaikan dengan gigi antagonisnya.

Gambar 3.6 Penyusunan Gigi

Page 10: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

39

7. Wax Contouring

Wax contouring dilakukan agar gigi tiruan malam semirip

mungkin dengan anatomis gusi dan jaringan lunak mulut. Proses

pembuatan wax contouring dilakukan dengan mengerok malam pada

bagian interdental menggunakan pisau malam.

Gambar 3.7 Wax Contouring

8. Flasking

Proses pembuatannya yaitu dengan melepaskan model kerja dari

okludator, cuvet dan model kerja diulasi dengan vaselin agar gypsum

mudah terlepas. Selanjutnya, mengaduk adonan gips dan menanam

model ke dalam cuvet bawah lalu dirapihkan dan tunggu sampai

gypsum mengeras. Setelah itu bagian cuvet bawah diulasi dengan

vaselin dan pasang cuvet atas lalu diisi dengan adonan gips. Kemudian,

bagian cuvet atas ditutup dan diletakkan pada press statis sampai

mengeras. Pada kasus ini flasking yang digunakan yaitu pulling the

cast karena mould terbuka sehingga akrilik dapat masuk kedalam mold

tersebut.

Gambar 3.8 Flasking

Page 11: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

40

9. Boiling Out

Boiling Out bertujuan untuk menghilangkan pola malam.

Prosesnya yaitu dengan memasukkan cuvet ke dalam air mendidih

selama 15 menit, setelah itu cuvet diangkat dan dipisahkan antara cuvet

atas dan cuvet bawah lalu disiram menggunakan air mendidih yang

bersih agar sisa-sisa malam benar-benar hilang pada mould space.

Kemudian, bagian-bagian yang tajam pada mould dihilangkan

menggunakan lecron. Selanjutnya, mould space yang masih hangat

diulasi dengan Cold Mold Seal (CMS) agar pada saat deflasking model

mudah terlepas dari gips.

Gambar 3.9 Boiling Out

10. Membuat Postdam

Postdam merupakan penonjolan seperti hubungan pada tepi

posterior protesa rahang atas yang bertujuan sebagai penambah retensi

pada gigi tiruan akrilik, yang dibentuk dengan mengerok model kerja

bagian posterior dari hamular notch kiri dan kanan sampai fovea

palatina kurang lebih 1-1,5 mm.

11. Packing

Metode packing yang digunakan adalah wet methode, dengan

mencampurkan monomer dan polimer ke dalam mixing jar, kemudian

tunggu hingga tahap dough stage. Dough stage adalah saat konsistensi

adonan mudah diangkat dan tidak lengket lagi. Jika sudah mencapai

dough stage, dapat meletakkan adonan ke dalam mold space pada

cuvet atas dan bawah. Kemudian, di press menggunakan press statis

dengan meletakkan cellophane diantara cuvet atas dan bawah. Press

dilakukan hingga metal to metal dan dilakukan sebanyak 3 kali dengan

Page 12: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

41

menggunakan press statis. Selanjutnya, sisa-sisa akrilik yang keluar

dari cuvet dapat dibersihkan menggunakan lecron dan cellophane

dilepas pada pengepresan terakhir.

Gambar 3.10 Packing

12. Curing

Curing yaitu proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi

dengan polimernya dengan bantuan panas. Proses curing dilakukan

setelah proses packing selesai. Curing dilakukan dengan memasukkan

cuvet yang berisikan akrilik ke dalam panci yang berisi air dari suhu

kamar kemudian tunggu sampai air mendidih dengan suhu 100°C

selama 45 menit. Setelah cuvet diangkat dan tunggu sampai dingin

agar dapat dibuka.

Gambar 3.11 Curing

13. Deflasking

Setelah cuvet dingin, cuvet dibuka dan protesa yang tertanam

pada gypsum dikeluarkan dari cuvet. Kemudian, sisa-sisa gypsum yang

menempel pada gigi tiruan dibuang menggunakan tang gips, dilakukan

secara perlahan dan hati-hati agar protesa tidak patah.

Page 13: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

42

Gambar 3.12 Deflasking

14. Finishing

Proses ini dilakukan untuk mendapatkan protesa kasar. Dengan

merapihkan sisa-sisa gypsum yang menempel pada gigi tiruan

menggunakan mata bur freezer, dan membersihkan sisa-sisa stone

yang menempel pada gigi tiruan menggunakan round bur. Bagian tepi

dan permukaan gigi tiruan dirapihkan menggunakan freezer dan

mandril amplas untuk mendapatkan protesa kasar.

Gambar 3.13 Finishing

Setelah proses finishing selesai, terlihat porositas pada basis gigi

tiruan sebagian akrilik. Maka dilakukan proses rebasing pada basis

gigi tiruan dengan prosedurnya yaitu:

15. Rebasing

Rebasing dilakukan untuk menggantikan basis gigi tiruan yang

lama dengan basis gigi tiruan yang baru, prosedur rebasing yaitu:

Page 14: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

43

a. Index Oklusal dan Penanaman Okludator

Index oklusal dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

gigitan kembali sebelum menghilangkan seluruh basis yang akan

diganti dengan basis baru. Index oklusal dilakukan dengan

menanam model kerja rahang atas ke okludator menggunakan gips

dan gunakan plastisin untuk menggantikan gigitan sementara

sebelum dilakukan index oklusal. Setelah gypsum mengering,

elemen gigi tiruan ditanam sedalam 1 3⁄ incisal pada okludator

bawah untuk mendapatkan gigitan yang diinginkan.

Gambar 3.14 Index Oklusal

b. Menghilangkan basis

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan basis gigi tiruan

yang mengalami porositas. Menghilangkan basis akrilik dilakukan

dengan mata bur frezeer dan tinggalkan secukupnya untuk

menahan gigi tiruan dan cengkeram.

Gambar 3.15 Menghilangkan Basis

Page 15: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

44

c. Waxing

Waxing plat dilakukan dengan cara menaruhkan elemen gigi

tiruan yang telah dihilangkan basisnya kedalam gigitan yang

didapatkan pada saat index oklusal, kemudian basis akrilik dibuat

menggunakan malam sesuai dengan prosedur waxing sebelumnya.

Gambar 3.16 Waxing

d. Flasking

Proses pembuatannya yaitu dengan melepaskan model kerja

dari okludator, sebelum flasking cuvet dan model kerja diulasi

dengan vaselin agar gips mudah terlepas. Selanjutny, model kerja

ditanam di dalam cuvet bawah lalu dirapihkan dan tunggu sampai

gypsum mengeras. Setelah itu bagian cuvet bawah diulasi dengan

vaselin dan dipasang cuvet atas lalu diisi dengan adonan gypsum.

Kemudian, bagian cuvet atas ditutup dan diletakkan pada press

statis sampai mengeras. Pada kasus ini flasking yang digunakan

yaitu pulling the cast karena mould terbuka sehingga akrilik dapat

masuk kedalam mold tersebut.

Gambar 3.17 Flasking

Page 16: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

45

e. Boiling out

Prosesnya yaitu dengan memasukkan cuvet kedalam air

mendidih selama 15 menit, setelah itu cuvet diangkat dan

dipisahkan antara cuvet atas dan cuvet bawah dan disiram

menggunakan air mendidih yang bersih agar sisa-sisa malam

benar-benar hilang pada mould space. Kemudian, bagian-bagian

yang tajam pada mould dihilangkan menggunakan lecron.

Selanjutnya, mould space yang masih panas diulasi dengan Cold

Mold Seal (CMS) agar pada saat deflasking model mudah terlepas

dari gips.

Gambar 3.18 Boiling Out

f. Packing

Metode packing yang digunakan adalah wet methode, dengan

mencampurkan monomer dan polimer kedalam mixing jar, tunggu

hingga tahap dough stage. Dough stage adalah saat konsistensi

adonan mudah diangkat dan tidak lengket lagi. Jika sudah

mencapai dough stage, adonan dapat diletakkan kedalam mold

space pada cuvet atas dan bawah. Kemudian di press menggunakan

press statis dengan meletakkan cellophane diantara cuvet atas dan

bawah hingga metal to metal dan dilakukan sebanyak 3 kali.

Selanjutnya, sisa-sisa akrilik yang keluar dari cuvet dibersihkan

menggunakan lecron, kemudian cellophane dilepas pada

pengepresan terakhir.

Page 17: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

46

g. Curing

Curing yaitu proses polimerisasi antara monomer yang

bereaksi dengan polimernya dengan bantuan panas. Proses curing

dilakukan setelah proses packing selesai. Curing dilakukan dengan

memasukkan cuvet yang berisi akrilik kedalam panci yang berisi

air dari suhu kamar kemudian tunggu sampai air mendidih dengan

suhu 100°C selama 45 menit. Setelah itu angkat cuvet dan tunggu

sampai dingin agar dapat dibuka.

Gambar 3.19 Curing

h. Deflasking

Setelah cuvet dingin, cuvet dibuka dan protesa dikeluarkan dari

cuvet. Kemudian, sisa-sisa gips yang menempel pada gigi tiruan

dibuang menggunakan tang gypsum, dilakukan secara perlahan dan

hati-hati agar protesa tidak patah.

Gambar 3.20 Deflasking

i. Finishing

Proses ini dilakukan untuk mendapatkan protesa kasar. Dengan

merapihkan sisa-sisa gypsum yang masih menempel pada gigi

tiruan menggunakan mata bur freezer, dan membersihkan sisa-sisa

Page 18: BAB III PROSEDUR PEMBUATAN - poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/220/4/7. BAB 3.pdfTang Tiga Jari Elemen Gigi Anterior 9. Tang Potong Elemen Gigi Posterior 10. Mesin

47

stone yang menempel pada gigi tiruan menggunakan round bur.

Bagian tepi dan permukaan gigi tiruan dirapihkan menggunakan

freezer dan mandril amplas untuk mendapatkan protesa kasar.

Gambar 3.21 Finishing

j. Polishing

Polishing bertujuan untuk menghaluskan dan mengkilapkan

protesa. Proses polishing dilakukan dengan menggunakan feldcone

dengan bahan CaCo3 untuk meratakan dan menghaluskan bagian-

bagian yang masih bergurat, setelah itu menggunakan white brush

dengan bantuan bahan blue angel untuk mengkilapkan protesa gigi

tiruan.

3.22 Polishing