bab ii tinjauan pustaka a. definisi obesitas dan balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/bab...

30
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balita 1. Pengertian Obesitas Obesitas merupakan kondisi kesehatan kronis yang ditandai oleh terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan. (Soetjiningsih,2012). Perbedaan Obesitas dengan overweight ialah, Obesitas merupakan kadar lemak tubuh yang berlebihan dan dapat menyebabkan suatu penyakit sementara itu overweight merupakan kelebihan berat badan diatas normal, Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa obesitas adalah kelebihan berat badan yang lebih berat dan berisiko menimbulkan penyakit (Prihaningtyas, 2018). Obesitas merupakan masalah kesehatan yang penting, selain karena merupakan faktor risiko timbulnya penyakit kronis degeneratif di kemudian hari , obesitas juga sudah banyak menimbulkan masalah pada usia anak dan remaja. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obesitas pada masa anak berkaitan dengan kejadian obesitas pada masa dewasa. Berbagai pengamatan juga menunjukkan bahwa makin dini seorang anak mengalami obesitas, makin rendah usia harapan hidupnya akibat menderita penyakit-penyakit kronis degeneratif seperti

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Obesitas dan Balita

1. Pengertian Obesitas

Obesitas merupakan kondisi kesehatan kronis yang ditandai oleh terdapatnya

penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh

yang normal. Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu

penyakit salah gizi sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi

kebutuhan. (Soetjiningsih,2012).

Perbedaan Obesitas dengan overweight ialah, Obesitas merupakan kadar

lemak tubuh yang berlebihan dan dapat menyebabkan suatu penyakit sementara itu

overweight merupakan kelebihan berat badan diatas normal, Secara sederhana dapat

disimpulkan bahwa obesitas adalah kelebihan berat badan yang lebih berat dan

berisiko menimbulkan penyakit (Prihaningtyas, 2018).

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang penting, selain karena

merupakan faktor risiko timbulnya penyakit kronis degeneratif di kemudian hari,

obesitas juga sudah banyak menimbulkan masalah pada usia anak dan remaja.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obesitas pada masa anak berkaitan

dengan kejadian obesitas pada masa dewasa. Berbagai pengamatan juga

menunjukkan bahwa makin dini seorang anak mengalami obesitas, makin rendah usia

harapan hidupnya akibat menderita penyakit-penyakit kronis degeneratif seperti

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

7

diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, stroke dan kanker. Pada masa anak dan

remaja, obesitas juga dapat mengakibatkan hipertensi, sleep apnea, masalah

pernapasan, masalah postur dan perkembangan tulang ekstremitas, masalah

psikososial, masalah hormonal dan sistem reproduksi, alergi dan hipersensitivitas

(IDAI, 2014).

Obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh manusia,

obesitas terjadi akibat kelebihan asupan kalori anak dengan obesitas belum tentu

memiliki kecukupan gizi yang baik. Kecukupan gizi adalah banyaknya zat gizi yang

terpenuhi dari makanan bergantung pada usia,jenis kelamin, aktivitas,berat badan dan

kondisi tertentu (Prihanningtyas, 2018).

2. Pengertian balita

Pengertian Balita adalah bawah lima tahun merupakan salah satu periode

usia manusia setelah bayi sebelum anak. Rentang usia balita dimulai dari 2 - 5 tahun,

atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24 - 60 bulan. Periode usia ini

disebut juga sebagai usia prasekolah (Marmi, Rahardjo. 2015).

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-5 tahun. Saat usia batita, anak

masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti

mandi , buang air besar dan kecil , dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan

sudah bertambah baik. Batita dikenal sebagai konsumen pasif, artinya mereka

menerima jenis makanan yang disajikan orang tua.

Balita ada dalam kisaran usia 3-5 tahun. Mereka dikenal sebagai konsumen

aktif, karena mereka mulai dapat memilih jenis makanan yang ingin disantap dan

berkata tidak, terhadap jenis makanan yang tidak disukainya. Ketidaksukaan mereka

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

8

terhadap jenis makanan tertentu seperti sayuran, haruslah diatasi dengan upaya

pengenalan secara persuasif ( Sutomo B dan Anggraini DY, 2010 ).

3. Klasifikasi Obesitas Pada Anak

Menurut gejala klinisnya,obesitas dibagi menjadi :

a. Obesitas sederhana (simple obesity)

Terdapat gejala kegemukan saja tanpa disertai kelainan hormonal/mental

fisik lainnya. Obesitas ini terjadi karena faktor nutrisi ( Soetjiningsih, 2012).

b. Bentuk khusus obesitas

1) Kelainan endokrin / hormonal , yang tersering adalah sindrom cushing

yang terjadi pada anak yang sensitif terhadap pengobatan dengan

hormonal steroid.

2) Kelainan somatodismorfik. Obesitas pada kelainan ini hampir selalu

disertasi retardasi mental dan kelainan ortopedi .

3) Kelainan hipotalamus. kelainan pada hipotalamus memengaruhi nafsu

makan dan berakibat obesitas. Kelainan dapat disebabkan oleh

kraniofaringioma, leukimia serebral, trauma kepala dan lain-lain

( Soetjiningsih, 2012).

4. Deteksi Pertumbuhan Anak Berdasarkan Antopometri

Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering

digunakan di masyarakat (Almatsier, 2004). Pengukuran antropometri ini

dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan

menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur (meteran).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

9

Ukuran antropometri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Nursalam, 2005) :

Salah satu bentuk pengukuran antropometri :

a. Pengukuran berat badan

1) Menggunakan timbangan bayi

a) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun

atau selama anak masih bisa berbaring / duduk tenang

b) Letakkan timbang pada meja ya datar dan tidak mudah bergoyang

c) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0

d) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi,kaus kaki, sarung tangan

e) Baringkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan

f) Lihat jarum timbangan sampai berhenti

g) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbang atau angka timbangan

h) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum,baca angka di

tengah-tengah antara pergerakan jarum ke kanan dan ke kiri

2) Menggunakan timbangan injak

a) letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

b) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0

c) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas

kaki,jaket, topi,jam tangan,kalung dan tidak memegang sesuatu

d) Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

e) Lihat jarum timbangan sampai berhenti

f) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

10

g) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, bca angka

ditengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri (Kementrian

Kesehatan, 2012 ).

b. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)

1) Cara megukur dengan posisi berbaring

a) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang

b) Bayi dibaringkan telnentang pada alas yang datar

c) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0

d) Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada

pembatas angka 0 (pembatas kepala)

e) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus,tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki

f) Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur

g) Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur

Gambar 1

Pengukuran panjang badan dengan posisi berbaring

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

11

2) Cara mengukur dengan posisi berdiri

a) Anak tidak memakai sendal atau sepatu

b) Berdiri tegak menghadap kedepan

c) Punggung,pantat, dan tumit menempel pada tiang pengukur

d) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubu-ubun

e) Baca angka pada batas tersebut

Gambar 2

Pengukuran tinggi badan dengan posisi berdiri

c. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA).

Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui

lingkaran kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal,

disesuaikan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan sestiap 3 bulan.

Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan , pengukuran dilakukan setiap enam

bulan. Pengukuran dan penilaian lingkaran kepala anak dilakukan oleh tenaga

kesehatan terlatih (Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

12

1) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik

agak kencang.

2) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

3) Tanyakan tanggal lahir bayi / anak, hitung umur bayi / anak.

4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan

jenis kelamin anak.

5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang.

Gambar 3

Pengukuran lingkar kepala

Interpretasi

1) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau maka

lingkaran kepala anak normal.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

13

2) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada diluar jalur hijau maka lingkaran

kepala anak tidak normal.

Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 yaitu makrosefal bila berada

diatas jalur hijau dan mikrosefal bila berada dibawah jalur hijau (Kemenkes

RI, 2012)

5. Indeks Antropometri

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan yang mendadak,

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah ukuran antro

pometri yang sangat labil (Supariasa, 2011).

Dalam keadaan normal dimana kesehatan baik, keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti

pertumbuhan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan

perkembangan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat. (Supariasa, 2011).

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut

umur digunakan sebagai salah satu pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik

berat badan, maka indeks BB/U menggambarkan status gizi seseorang saat ini

(Supariasa, 2011).

Kelebihan indeks berat badan menurut umur (BB/U) (Supariasa, 2011) :

1) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum

2) Baik untuk status gizi akut maupun kronis

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

14

3) Berat badan dapat berfluktuasi

4) Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil

5) Dapat mendeteksi kegemukan

Kekurangan indeks berat badan menurut umur (BB/U) :

1) Interpretasi yang keliru jika terdapat edema atau esites

2) Umur sering sulit ditaksir dengan tepat

3) Sering terjadi kesalahan pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan pada

waktu penimbangan

4) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya.

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan

umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat

gizi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relatif lama (Supariasa,

2011).

Kelebihan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2011) :

1) Baik untuk menilai status gizi masa lampau

2) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa

Kelemahan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) (Supariasa, 2011) :

1) Tinggi badan tidak cepat naik

2) Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga

diperlukan dua orang untuk melakukannya

3) Ketepatan umur sulit didapati

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

15

c. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan mempunyai hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam

keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan kecepatan tertentu.

Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat

ini/sekarang (Supariasa, 2011).

Kelebihan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2011)

1) Tidak memerlukan data umur

2) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, atau kurus)

Kelemahan indeks berat badan menurut tinggi badan (Supariasa, 2011) :

1) Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut cukup tinggi atau

kelebihan tinggi badan menurut umurnya

2) Sering mengalami kesulitan pengukuran tinggi badan

3) Membutuhkan dua macam alat ukur

4) Pengukuran relatif lama

5) Membutuhkan dua orang melakukannya

6) Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran terutama oleh

kelompok non-profesional.

6. Pantauan Tumbuh Kembang Anak

a. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang membuat kurva pertumbuhan

normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan

KMS ini, gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

16

sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum

masalahnya lebih berat. Ada perbedaan antara KMS laki-laki dan perempuan. KMS

untuk laki-laki berwarna biru dan terdapat tulisan untuk anak laki-laki dan KMS

untuk perempuan berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan untuk anak

perempuan (Chomaria, 2015).

Gambar 4

Kartu Menuju Sehat (KMS)

KMS terdiri dari lima bagian utama, yaitu:

1) Kurva penimbangan dan pengukuran berat badan (dua bagian).

2) Catatan pemberian vitamin A dan pemberian imunisasi.

3) Informasi tentang ASI, penanganan diare, dan perkembangan anak sehat.

4) Identitas balita.

KMS memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

a) Sebagi alat untuk memantau pertumbuhan anak. Dengan dicantumkan grafik

pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

17

seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila

grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak

tumbuh normal. Kecil resikonya anak akan mengalami gangguan pertumbuhan.

Sebaliknya, bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan,

anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.

b) Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak

Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat

badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan,

dan imunisasi.

c) Sebagai alat edukasi.

Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak seperti

pemberian makan anak dan perawatan anak bila diare (Chomaria, 2015).

7. Skrining pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner pra skrining

perkembangan (KPSP).

Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada

penyimpangan. Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terlatih. Jadwal pemeriksaan KPSP rutin adalah

: setiap 3 bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun

(umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila

orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang,

sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP

untuk umur skrining yang lebih muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan

waktu pemeriksaan umurnya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

18

a. Alat/instrumen yang digunakan adalah:

1) Formulir KPSP menurut umur.

Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang

telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.

2) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,

kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang

tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm.

b. Cara menggunakan KPSP:

1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.

Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi umur 3

bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari,

dibulatkan menjadi 3 bulan.

3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:

a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: Dapatkah

bayi makan kue sendiri ?

b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas

yang tertulis pada KPSP. Contoh: Pada posisi bayi anda telentang,

tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke

posisi duduk.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

19

5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh

karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan

kepadanya.

6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap

pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut

pada formulir.

7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab

pertanyaan terdahulu.

8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

c. Interpretasi hasil KPSP:

1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pemah atau sering

atau kadang-kadang melakukannya.

Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah melakukan

atau tidak pemah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

2) Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S).

3) Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

4) Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).

5) Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci j umlah jawaban tidak menurut jenis

keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

20

d. Intervensi:

1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:

a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik

b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak

c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai

dengan umur dan kesiapan anak.

d) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di

posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina

Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72

bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan

pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak

umur 24 sampai 72 buIan.

2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:

a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada

anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.

b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak

untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.

c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya

penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan

lakukan pengobatan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

21

d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan

daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.

e) Jika hasil KPSP ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada

penyimpangan (P).

3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan

berikut: Merujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah

penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,

sosialisasi dan kemandirian) (Kemenkes RI, 2012 ).

8. Penentuan Status Gizi

Status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan

yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang

digunakan. Dalam menentukan status gizi untuk ukuran buku antropometri sering

digunakan World Health Organization – National Centre for Health Statistic (WHO-

NHCS). Klasifikasi status gizi berdasarkan buku WHO- NHCS terbagi empat: (1)

gizi lebih termasuk kegemukan dan obesitas (2) gizi baik (3) gizi kurang, dan (4) gizi

buruk. Status gizi adalah posisi atau peringkat yang didefinisikan secara sosial yang

diberikan kepada kelompok oleh orang lain. Status gizi juga merupakan keadaan

tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi, dibedakan atas

status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih (Almatsier,

2009).

Penilaian status gizi diartikan sebagai intrepretasi data tentang asupan dan

penggunaan zat gizi perorangan untuk menentukan status kesehatannya (Arisman,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

22

2012). Dalam penelitian ini digunakan penilaian dengan menggunakan cara

Antropometri, yaitu penilaian status gizi dengan mengukur tinggi dan berat badan.

Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan berat menggunakan bathroom

scale.

Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri dalam gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Secara umum antropometri

digunakan untuk melihat ketidakseimbangan antara asupan energi dan protein.

Ketidakseimbangan bisa dilihat pada pola pertumbuhan fisik, proporsi jaringan tubuh

seperti lemak, otot dan air dalam tubuh.

Batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasar nilai Body

Mass Index (BMI) atau istilah bahasa Indonesia Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT

adalah alat sederhana untuk melakukan pemantauan gizi orang dewasa diatas 18

tahun khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Batas

ambang IMT ditentukan dengan merujuk WHO Antropometri 2005 batas ambang

berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal untuk laki-laki 20,1-25

dan untuk perempuan 18,7-23,8.

Untuk mengukur IMT dapat digunakan rumus:

IMT

Berat badan (Kg)

Tinggi Badan (m) × tinggi badan (m)

Klasifikasi nilai ambang batas Indeks Massa Tubuh untuk Indonesia adalah:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

23

Tabel 1

Standar Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

Tabel 2

Kategori Nilai Ambang Batas Indeks Massa Tubuh untuk Indonesia

Kategori IMT

Kurus < 17,0

Normal > 18,5 – 25,0

Gemuk > 25,0 – 27,0

Obesitas > 27,0

Sumber : Departemen Kehatan RI Tahun 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

24

Gambar 5

Pengukuran Berat Badan / Tinggi Badan menggunakan Z-score

(Buku Kesehatan Ibu Anak, 2017)

Tabel 3

Indeks status gizi menurut BB/TB

< ˗ 3 SD Kurus sekali

˗3 SD s/d < ˗2 SD Kurus

˗ 2 SD s/d 2 SD Normal

˃2 SD s/d 3 SD Gemuk

˃ 3 SD Gemuk sekali

( Kementrian kesehatan RI , 2012)

B. Penyebab dan Faktor resiko obesitas

Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang

masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti

pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, dan pemeliharaan kesehatan. Beberapa

faktor penyebab obesitas pada anak-anak antara lain asupan makanan berlebih yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

25

berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, dan makanan

jajanan seperti makanan cepat saji lainnya ( Akhmad , 2016 )

Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global terutama di negara-negara

maju dan negara-negara berkembang, Obesitas mempunyai kolerasi yang kuat

dengan morbiditas dan mortalitas, ada bebarapa Faktor yang menyebabkan obesitas

pada anak:

1. Pemberian bubur balita

2. Pemberian MP-ASI terlalu dini

3. Asupan nutrisi yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan

4. Minuman soft drink

5. Asupan nutrisi dan konsumsi makanan cepat saji fast food

Obesitas juga dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan

mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi menggunakan susu formula dengan jumlah

asupan yang melebihi porsi yang dibutuhkan bayi/anak, Akibatnya anak akan

mengalami kelebihan berat badan saat berusia 4-5 tahun, Bayi yang mendapatkan

ASI Eksklusif mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan

setelah perinatal baik dan mengurangi kemungkinan obesitas, Bayi yang diberi susu

formula cenderung lebih berat dibandingkan bayi yang diberi ASI karena susu

formula mengandung 20% kalori lebih banyak, Untuk memastikan bayi kenyang

biasanya orang tua memaksa bayi menghabiskan satu botol susu, Jika memungkinkan

berikan ASI hingga bayi berusia satu tahun dan tunda pemberian makanan padat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

26

hingga bayi berusia > 6 bulan, Karena nilai odds ratio (OR) pemberian ASI dan

pemberian MP-ASI terlalu dini 4 kali beresiko untuk terjadinya obesitas Waktu yang

baik untuk memulai pemberian makanan padat biasanya pada umur enam bulan ke

atas, Resiko pada pemberian sebelum umur tersebut ialah.

1. Tingginya solute lood hingga dapat menimbulkan hyperosmolality

2. Kenaikan berat badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas

3. Alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan tersebut

4. Mendapat zat-zat tambahan seperti garam dan nutrisi yang dapat merugikan

5. Mungkin saja dalam makanan padat yang dipasarkan terdapat zat pewarna atau

zat pengawet yang tidak diinginkan .

6. Kemungkinan pencemaran dalam menyediakan atau menyimpannya .

Sebaliknya penundaan pemberian makanan padat menghambat pertumbuhan

jika energy dan zat-zat gizi yang dihasilkan oleh ASI tidak mencukupi lagi

kebutuhan si balita.

Obesitas pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makanan saja,

namun merupakan interaksi antara factor genetic, lingkungan, dan psikologi seperti :

a. Faktor genetik

Anak yang memiliki kerentanan genetik dari orang tua yang obesitas

memiliki resiko menderita obesitas lebih tinggi. Jika ibu atau ayah memiliki berat

badan berlebih, maka resiko terjadinya kelebihan berat badan pada anak sebesar 40 %

sedangkan jika kedua orang tua menderita obesitas , maka risiko menderita obesitas

meningkat menjadi 70-80 % . Anak yang sejak dalam kandungan terpapar risiko

obesitas lainnya, seperti ibu yang diabetes melitus memiliki risiko obesitas yang lebih

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

27

tinggi. Jenis kelamin laki-laki memiliki resiko lebih tinggi menderita obesitas. Studi

di Yogyakarta menunjukkan bahwa anak laki-laki memiliki risiko 4,07 kali lebih

tinggi menderita obesitas dibandingkan anak perempuan

( Prihaningtyas, 2018 ).

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang berpengaruh pada obesitas terdiri atas faktor social

dan faktor budaya. Gaya hidup sedentary dan perubahan perilaku diet meningkatkan

prevalensi obesitas di Indi (22%), Brazil (22,1%), Argentina (19,3%) dan Meksiko

(41,8%) pada anak dan remaja usia 5-19 tahun. Peningkatan prevalensi obesitas

berhubungan dengan beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti asupan

makanan yang berlebihan, aktivitas fisik yang kurang, perilaku makan, riwayat

pemberian ASI, kebiasaan tidur yang salah, menonton televisi terlalu lama, gaya

hidup keluarga, sering mengonsumsi makanan cepat saji dan tinggi kalori , serta

memiliki kehidupan social ekonomi yang mapan

(Akhamd, 2016 ).

c. Faktor psikologi

Adanya gangguan psikologis seperti stress, pada orang-orang tertentu dapat

meningkatakan nafsu makan secara berlebihan dan dapat menyebabkan kegemukan

(Akhamd, 2016 ).

C. Komplikasi

Obesitas menimbulkan efek negatif pada kesehatan. Pada anak obesitas

terjadi peningkatan senyawa bioaktif peradangan dan penurunan senyawa bioaktif

anti-peradangan. Kadar adiponectin dan IL-10 yang berfungsi sebagai anti-

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

28

peradangan. Kadar adiponectin anak obesitas lebih rendah dibandingkan anak

normal dan kadar ini berhubungan dengan kadar kolestrol total,kadar glukosa darah

dan tekanan darah seorang anak. Anak obesitas memiliki resiko 249,9 kali lipat lebih

tinggi menderita sindrom metabolic dibandingkan anak dengan berat badan normal

(Prihaningtyas, 2018) Beberapa dampak kesehatan akibat obesitas, antara lain:

1. Perlemakan hati

Studi di Australia menyebutkan bahwa anak dengan obesitas memiliki resiko

lebih tinggi menderita penyakit hati dibandingkan anak dengan berat badan normal.

Obesitas dapat menyebabkan perlemakan hati. Perlemakan hati adalah kondisi

adanya penumpukan lemak di dalam sel hati.

2. Sindrom metabolik

Anak dengan obesitas memiliki risiko tinggi sindrom metabolic. Obesitas

visceral atau obesitas sentral adalah kondisi dimana penimbunan lemak terjadi di

dalam rongga perut (abdomen). Semakin banyak lemak yang tertimbun dalam rongga

perut maka semakin lebar lingkar pinggang. Tipe obesitas ini adalah tipe yang

berbahaya dan dapat menyebabkan berbagai penyakit.

3. Diabetes melitus tipe-2

Secara normal apabila kita mengkonsumsi karbohidrat,maka karbohidrat

diubah menjadi glukosa, glukosa akan beredar di dalam darah. Hal ini merangsang

pancreas mengeluarkan insulin untuk memasukan glukosa di dalam darah ke sel

sebagai sumber energi. Anak dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang tinggi

berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes pada dewasa, dan

penyakit jantung koroner.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

29

4. Dyslipidemia

Dyslipidemia yang berkaitan dengan obesitas ditandai dengan adanya

peningkatan kadar trigliserida,penurunan kadar kolestrol HDL, dan peningkatan

kadar kolestrol LDL. Anak obesitas memiliki kadar kolestrol total dan trigliserida

yang lebih tinggi dibandingkan anak dengan lingkar pinggang yang normal.

5. Penyakit jantung dan pembuluh darah

Indek masa tubuh pada masa anak merupakan faktor predictor ketebalan

dinding pembuluh darah di leher yang dinamakan pembuluh darah karotis. Ketebalan

pembuluh darah tersebut berhubungan dengan risiko awal penyakit jantung. Obesitas

pada anak memiliki korelasi positif dengan tekanan darah sistolik,tekanan darah

diastolic dan kadar trigliseridan darah pada saat dewasa .

6. Gangguan pernafasan

Obesitas menyebabkan terjadinya obstructive sleep apneu (OSA). Semakin

tinggi risiko terjadinya sindrom metabolic, maka semakin tinggi risiko terjadinya

OSA. OSA adalah kondisi yang serius dimana pernafasan sering berhenti selama

tidur. OSA terjadi akibat sumbatan total atau sebagian jalan napas dan terjadi secara

berulang saat tidur. Hal ini menyebabkan otak kekurangan oksigen dan mengganggu

kualitas tidur :

a. Peningatan lingkar leher dan deposit lemak di leher menyebabkan

penyempitan jalan napas di sekitar leher

b. Collapsibility jalan napas atas lebih tinggi pada anak dengan obesitas

dibandingkan anak dengan berat badan normal

c. Volume paru berkurang pada obesitas.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

30

7. Gangguan otot dan tulang

Obesitas memiliki dampak negatif pada kesehatan tulang. Obesitas

meningkatkan resiko terjadinya Blount Disease dan lepasnya epifisis tulang paha dari

tempatnya. Terdapat peningkatan resiko nyeri otot, nyeri tulang dan patah tulang pada

obesitas.

8. Gangguan kulit

Obesitas menyebabkan lipatan kulit semakin banyak dan tebal. Pada saat

anak berkeringat, dapat terjadi gesekan pada lipatan kulit sehingga menimbulkan

ruam dan gatal (Prihaningtyas, 2018) Dengan prinsip menjaga berat badan normal

lebih mudah daripada mengurangi berat badan, orang tua dapat mengontrol berat

badan anak mereka untuk mencegah terjadinya obesitas. Maka lakukan kegiatan

seperti :

1. Biasakan anak makan sesuai pada waktunya

2. Kurangi makan cepat saji

3. Membiasakan sarapan setiap hari dengan menu bergizi

4. Membiasakan anak makan buah dan sayur

5. Mengurangi makan dan minum manis

6. Mengurangi makanan yang berlemak dan di goreng

7. Membatasi anak menonton televisi, bermain game dan gadget

8. Mengajak anak melakukan aktivitas fisik di luar rumah

9. Melibatkan keluarga untuk perbaikan gaya hidup untuk pencegahan gizi

lebih

10. Membiasakan selalu mengontrol berat badan ( Prihaningtyas , 2018 ).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

31

D. Penatalaksanaan

Penatalaksanaa obesitas pada anak harus disesuaikan dengan usia dan

perkembangan anak, penurunan berat badan mencapai 20 % diatas berat badan ideal,

serta pola makan dan aktivitas fisik yang sehat dapat diterapkan jangka Panjang

untuk mempertahankan berat badan tetapi tidak menghambat pertumbuhan dan

perkembangan .

a. Pola Makan yang Benar

Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA)

merupakan prinsip pengaturan diet pada anak karena anak masih bertumbuh dan

berkembang dengan metode food rules , yaitu

1) Terjadwal dengan pola makan besar 3×/ hari dan cemilan 2×/ hari yang

terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih

diantara jadwal makan utama dan camilan , serta lama makan 30 menit / kali.

2) Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengkonsumsi

makanan tertentu dan jumlah makanan yang ditentukan oleh anak.

3) Prosedur dilakukan dengan pemberian makanan sesuai dengan kebutuhan kalori

berdasarkan RDA menurut height age dengan berat badan ideal menurut tinggi

badan.

Sebagai alternatif pilihlah jenis makanan dapat menggunakan the traffic light

diet dan satuan bahan makanan penukar the traffic light diet terdiri dari green food

yaitu makanan rendah kalori ( <20 kalori per porsi ) dan lemak yang boleh

dikonsumsi bebas, yellow food artinya makanan rendah lemak namun dengan

kandungan kalori yang sedang yang boleh dimakan namun terbatas, dan red food

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

32

yaitu mengandung lemak dan kalori tinggi agar tidak dimakan atau hanya sekali

dalam seminggu (IDAI, 2014).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan kalori dengan metode food

rules ,yaitu :

a. Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal pengurangan

kalori berkisar 200-500 kalori sehari dengan target penurunan berat badan

0,5 kg per minggu, Penurunan berat badan ditargetkan sampai mencapai

kira-kita 20% di atas berat badan ideal atau cukup dipertahankan agar tidak

bertambah karena pertumbuhan linear masih berlangsung.

b. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 30%, dan

protein cukup untuk tumbuh kembang normal (15-20%) Bentuk dan jenis

makanan harus dapat diterima anak,serta tidak dipaksa mengonsumsi

makanan yang tidak disukai.

c. Diet tinggi serat dapat membantu pengaturan berat badan melalui jalur

intrinsic hormonal dan colonic, Ketiga mekanisme tersebut selain

menurunkan asupan makanan akibat efek serat yang cepat mengenyangkan

(meskipun kandungan energinya rendah) serta mengurangi rasa lapar juga

meningkatkan oksidasi lemak sehingga mengurangi jumlah lemak yang

disimpan (IDAI,2014).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

33

Tabel 4

traffic lifght diet Green food Yellow food Red food

Definisi Makanan yang boleh

dimakan setiap hari

Makanan yang boleh

dikonsumsi dalam

porsi kecil , tetapi

tidak dianjurkan untuk

dikonsumsi setiap hari

Makanan yang boleh

dimakan 1 × / minggu

Komposisi Makanan yang

mengandung tinggi

vitamin, mineral, dan serat,

tetapi rendang energi,

lemak jenuh, gula dan

garam

Makanan yang

mengandung vitamin,

mineral, energi , lemak

jenuh, gula dan garam

dalam jumlah sedang

Makanan yang

mengandung rendah

vitamin dan mineral,

tetapi tinggi energi,

lemak jenuh, gula dan

garam

Makanan a. Buah-buahan dan

sayur-sayuran

b. Daging tanpa

lemak dan ikan

c. Kacang-kacangan

dan biji-bijian,

buncis

d. Roti gandum,

sereal,beras dan

pasta

e. Produk susu

rendah lemak

f. Air dan susu

a. Daging

olahan rendah

lemak dan

garam

b. Roti dan seral

olahan

c. Produk susu

tinggi lemak

d. Kue dan

biscuit rendah

lemak/gula

e. Susu dan jus

buah rendah

lemak tanpa

tambahan

gula

a. Makanan yang

digoreng dan

kentang olahan

b. Daging olahan

yang

mengandung

tinggi lemak

c. Makanan

penutup yang

berbahan dasar

susu

d. Kue manis dan

biscuit

e. Coklat dan

minuman

manis

Contoh yoghurt rendah lemak,

sandwich gandum, bubur ,

kacang panggang,jus buah

kalengan,ikan tuna

kalengan, buah dan

sayuran segar atau beku,

daging sapi,daging babi

atau domba tanpa lemak,

ayam tanpa kulit

Daging babi, sereal

olahan, roti, keju

,pancakes, atau biscuit

manis

Kentang goreng, sosis,

pie, hot dogs, nuget

ayam, keripik kentang,

makanan manis seperti

kue , coklat, muffins,

donat, soft drink

b. Pola Aktivitas Fisik yang Benar

Pola aktivitas fisik yang benar pada anak dan remaja obes dilakukan dengan

melakukan latihan dan meningkatkan aktivitas harian karena aktivitas fisik

berpengaruh terhadap penggunaan energi.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

34

Ilyas El menyatakan bahwa latihan fisik yang diberikan pada anak disesuaikan

dengan tingkat perkembangan motorik , kemampuan fisik dan umurnya . Pada

anak 6-12 tahun atau usia sekolah lebih tepat untuk memulai latihan fisik dengan

keterampilan otot seperti bersepeda , berenang, menari , karate , senam, dan

basket, sedangkan anak diatas 10 tahun lebih menyukai olahraga dalam bentuk

kelompok. Aktivitas fisik sehari-hari dioptimalkan seperti berjalan kaki atau

bersepeda ke sekolah , naik turun tangga , mengurangi menonton TV terlalu lama

, mengajak bermain di luar (IDAI, 2014)

Tabel 5

Contoh latihan fisik aerobic dengan intensitas sedang dan bugar serta aktivitas

otot dan tulang untuk anak. Tipe Latihan Fisis Anak Aerobik dengan intensitas sedang Rekreasi aktif, seperti mendaki bermain

sepatu roda Aerobik dengan intensitas bugar a. Bermain aktif seperti berlari dan

mengejar

b. Bersepeda c. Melompat tali d. Bela diri, seperti karate e. Berlari

f. Olahraga senam, berenang dll Penguatan otot a. Bermain tarik tambang

b. Memanjat tali atau pohon c. Berayun pada peralatan bermain atau

palang Penguatan tulang a. Melompat tali

b. Berlari

c. Olahraga seperti senam dll

(IDAI,2014)

c. Memodifikasi perilaku

Tatalaksana diet dan latihan fisik merupakan komponen yang efektif untuk

pengobatan , serta menjadi perhatian paling besar bagi ahli fisiologi untuk

memperoleh perubahan makanan dan aktivitas perilakunya. Prioritas utama

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obesitas dan Balitarepository.poltekkes-tjk.ac.id/886/5/BAB II.pdf · Antropometri adalah cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan

35

adalah perubahan perilaku ,maka perlu mengahdirkan peran orang tua sebagai

komponen intervensi .

Beberapa cara pengubahan terhadap perilaku berdasarkan metode food rules

diantaranya adalah :

a. Pengawasan sendiri terhadap berat badan , masukan makanan dan aktifitas

fisik , serta mencatat perkembangannya

b. Kontrol terhadap rangsangan / stimulasi , misalnya pada saat menonton

televisi diusahakan untuk tidak makan karena menonton televisi dapat

menjadi pencetus makan

c. Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jumlah

makanan yang dikonsumsi , serta mengurangi makanan camilan

d. Penghargaan, yaitu orang tua dianjurkan untuk memberikan dorongan,

pujian terhadap keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan

anaknya, misalnya makanan menu baru yang sesuai dengan program gizi

yang diberikan, berat badan turun, dan mau melakukan olahraga (IDAI ,

2014).