bab ii tinjauan pustaka 2.1 teori dasar 2.1.1 perilaku...

48
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku Merokok 1. Perilaku Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, individu, kelompok, atau masyarakat (Blum, 2005). Sarwono (2002) mendefinisikan perilaku sebagai sesuatu yang dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Menurut Morgan (2006) tidak seperti pikiran atau perkataan, perilaku merupakan sesuatu yang konkrit yang dapat diobservasi, direkam maupun dipelajari. 2. Pengertian Perilaku Merokok Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang- orang disekitarnya (Nursalam & Efendi, 2008). Menurut Aditama (2002), perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok. Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman). Poerwadarminta (2004), mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah dan kertas. 7

Upload: votuong

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku Merokok

1. Perilaku

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah

faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,

individu, kelompok, atau masyarakat (Blum, 2005). Sarwono

(2002) mendefinisikan perilaku sebagai sesuatu yang

dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan

sesuatu itu bersifat nyata. Menurut Morgan (2006) tidak

seperti pikiran atau perkataan, perilaku merupakan sesuatu

yang konkrit yang dapat diobservasi, direkam maupun

dipelajari.

2. Pengertian Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan

seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta

dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-

orang disekitarnya (Nursalam & Efendi, 2008).

Menurut Aditama (2002), perilaku merokok adalah

aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan

menggunakan pipa atau rokok. Seperti halnya perilaku lain,

perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal

(faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku

merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor

eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh

teman).

Poerwadarminta (2004), mendefinisikan merokok

sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri adalah

gulungan tembakau yang berbalut daun nipah dan kertas.

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

8

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau

menghirup asap gulungan tembakau yang berbalut daun

nipah dan kertas baik langsung maupun dengan

menggunakan pipa serta dapat menimbulkan asap yang

dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.

3. Tahap Perilaku Merokok

Menurut Leventhal & Clearly (Komasari & Helmi, 2000)

terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga

menjadi perokok, yaitu :

a. Tahap prepatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang

menyenangkan mengenai merokok dengan cara

mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini

menimbulkan minat untuk merokok.

b. Tahap initation

Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah

seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap

perilaku merokok.

c. Tahap becoming a smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi 4 batang rokok

per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi

perokok.

d. Tahap maintenance of smoking

Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian

dari cara peraturan diri (self regulating). Merokok

dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang

menyenangkan

4. Kriteria Perokok

Menurut Aditama (2002), kriteria perokok dibagi

menjadi 3 yaitu :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

9

a. Perokok berat

Mereka yang dikatakan perokok berat adalah bila

mengkonsumsi rokok lebih dari 21 batang per hari dan

selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.

b. Perokok Sedang

Perokok sedang menghabiskan 11-21 batang

c. Perokok ringan

Perokok ringan menghabiskan rokok kurang dari 10

batang

Sitepoe (2000), membagi perokok menjadi 2 (dua)

jenis berdasarkan asap yang dihisap, yaitu :

a. Perokok aktif

Perokok aktif adalah perokok yang menghisap asap

rokok melalui mulut langsung dari rokok yang dibakar

(asap mainstrem).

b. Perokok pasif

Perokok pasif adalah orang-orang yang disekitar perokok

aktif yang menghisap rokok yang terbentuk pada ujung

rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan

ke udara oleh perokok aktif (asap sidestream).

5. Tipe Perilaku Merokok

Menurut Aditama (2002), ada empat tipe perilaku

merokok berdasarkan management of effect theory, ke

empat tipe tersebut adalah :

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

Dengan merokok seseorang merasakan penambahan

rasa yang positif, ada tipe sub tipe ini yaitu :

1) Pleasure relaxation : perilaku merokok hanya untuk

menambah atau meningkatkan kenikmatan yang

sudah didapat, misalnya merokok setelah minum

kopi atau makan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

10

2) Stimulation to pick them up : perilaku merokok

hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan

perasaan

3) Pleasure of handing cigarette : kenikmatan yang

diperoleh dengan memegang rokok. Sangat

spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan

tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya

dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau

perokok lebih senang berlama-lama untuk

memainkan rokoknya dengan jari-jarinya sebelum

ia nyalakan dengan api

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan

negatif

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk

mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,

cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.

Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enek

terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih

tidak enak.

c. Perilaku merokok yang adiktif

Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis

rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari

rokok sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak

tersedia setiap saat ia menginginkannya.

e. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan

karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi

karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin.

Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok

sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

11

seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia

menghidupkan api rokok bila rokok yang terdahulu telah

benar-benar habis.

6. Indikator Perilaku Merokok

Menurut Aula (2010), tiga indikator yang biasa

muncul pada perokok adalah :

a. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan perilaku yang

ditampakkan individu saat merokok. Perilaku ini berupa

kondisi individu yang sedang memegang rokok,

menghisap rokok dan menghembuskan asap rokok.

b. Aktivitas Psikologis

Aktivitas psikologis merupakan aktivitas yang

muncul bersamaan dengan aktivitas fisik. Aktivitas

psikologis berupa asosiasi individu terhadap rokok

yang diisap, yang dianggap mampu meningkatkan daya

konsentrasi, memperlancar kemampuan pemecahan

masalah, meredakan ketegangan, meningkatkan

kepercayaan diri dan penghalau kesepian.

c. Intensitas Merokok Cukup Tinggi

Intensitas merokok cukup tinggi menunjukkan

seberapa sering ataupun seberapa banyak rokok

yang diisap dalam sehari. Sebenarnya, ketiga aktivitas

tersebut cenderung muncul secara bersamaan,

walaupun hanya satu atau dua aktivitas psikologis

yang menyertainya.

7. Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok

Menurut Komalasari (2008), faktor-faktor yang

mempengaruhi kebiasaan merokok antara lain:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

12

a. Pengetahuan

Menurut Hamid dalam Aula (2010), tembakau

bisa meningkatkan kecerdasan, asalkan

pemanfaatannya tidak diperoleh dengan cara

mengisap tembakau. Jika diisap dalam bentuk rokok,

itulah yang menimbulkan masalah kesehatan, seperti

gangguan jantung, pembulu darah dan problem

kesehatan lainnya. Permasalahannya ini terletak pada

proses pembakaran yang mengubah tembakau menjadi

racun. Rokok adalah benda beracun yang memberi

efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.

Selain kegunaan atau manfaat rokok yang secuil

itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang

yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang

bukan perokok. Rokok juga disebut sebagai jendela

awal terjadinya penggunaan narkoba. Akibat kronik

yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah

ketergantungan. Sekali saja seseorang menjadi perokok,

maka ia akan sulit mengakhiri kebiasaan itu, baik

secara fisik maupun psikologis. Nikotin mempunyai sifat

mempengaruhi dopamine otak dengan proses yang sama

seperti zat-zat psikoaktif. Hal inilah yang tidak diketahui

masyarakat pada umumnya.

b. Jenis Kelamin

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut

pandang dinilai sangat merugikan, baik bagi diri sendiri

maupun orang lain di sekitarnya. Hampir setiap saat

dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang

merokok. Bahkan saat ini perilaku merokok sudah sangat

wajar dipandang oleh para remaja, khususnya remaja

laki-laki. Akhirnya timbul sebutan “tidak wajar” ketika

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

13

pria dewasa tidak merokok dan tanggapan terhadap

perilaku merokok pun bermunculan dari berbagai

perspektif.

Sebagian pihak berpendapat bahwa perilaku

merokok biasa dilakukan oleh siapa saja, bahkan wanita

sekalipun. Perilaku dinilai wajar dan bisa dilakukan

siapa saja, yang tidak dibatasi oleh jenis kelamin.

Sementara itu, pihak lain berasumsi bahwa nilai

moral seorang wanita akan luntur ketika ia merokok. Hal

ini yang menjadi titik berat di sini, yakni masih berada

pada nilai normatif seorang wanita, khususnya

pandangan budaya Indonesia terhadap wanita.

c. Psikologis

Ada beberapa alasan psikologis yang

menyebabkan seseorang merokok, yaitu demi relaksasi

atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau

ketegangan. Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis

dengan rokok dikarenakan adanya kebutuhan untuk

mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok

dibutuhkan sebagai alat keseimbangan.

Berhenti merokok bukan sesederhana seperti

mengganti rokok dengan yang lain, namun lebih dari itu.

Sungguh, berhenti merokok akan menyentuh aspek

kejiwaan yang sangat mendasar yang mungkin selama

ini telah memberikan ketenangan, mengurangi

ketegangan, mengatasi kegelisahan dan mengalihkan

pikiran.

Mengenali alasan atau penyebab merokok, seperti

faktor kebiasaan dan kebutuhan mental (kecanduan /

ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai untuk

mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

14

menyertai proses berhenti merokok. Berikut ini adalah

gejala-gejala yang dapat dicermati untuk mengenali

alasan merokok.

1) Ketagihan

Adanya rasa ingin merokok yang menggebu,

mereka tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa

rokok, merasa tidak tahan bila kehabisan rokok,

sebagian kenikmatan rokok terjadi saat menyalakan

rokok, kesemutan di lengan dan kaki, berkeringat

dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh terhadap

hilangnya nikotin), gelisah, susah konsentrasi, sulit

tidur, lelah dan pusing.

2) Kebutuhan Mental

Merokok merupakan hal yang paling nikmat

dalam kehidupan, ada dorongan kebutuhan merokok

yang kuat karena tidak merokok, merasa lebih

berkonsentrasi sewaktu bekerja dengan merokok,

merasa lebih rileks dengan merokok, keinginan untuk

merokok saat menghadapi masalah.

3) Kebiasaan

Merasa kehilangan benda yang bisa

dimainkan di tangan, kadang-kadang menyalakan

rokok tanpa sadar kebiasaan merokok sesudah

makan. menikmati rokok sambil minum kopi.

d. Pekerjaan

Selama ini, merokok dianggap bisa meningkatkan

daya konsentrasi, sehingga ketika seseorang sedang

mengalami masalah dan bekerja, maka ia akan merasa

lebih tenang dan berkonsentrasi untuk melakukan

pekerjaannya. Padahal, jika ditinjau lebih mendalam,

seseorang dianggap lebih berkonsentrasi ketika ia

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

15

merokok lantaran di dalam rokok terdapat bahan-

bahan yang dapat menyebabkan kecanduan. Bagi

seseorang yang telah terbiasa merokok, maka ia akan

merasa kurang bergairah dan tidak dapat

berkonsentrasi. Sebab, candu yang terkandung dalam

rokok mulai bereaksi di dalam dirinya.

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Menurut Komalasari dan Helmi (2000), perilaku

merokok selain disebabkan dari faktor dalam diri (internal)

juga disebabkan faktor dari lingkungan (eksternal).

a. Faktor Diri (internal)

Orang mencoba untuk merokok karena alasan

ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit

dan kebosanan. Merokok juga memberi image bahwa

merokok dapat menunjukkan kejantanan (kebanggaan

diri) dan menunjukkan kedewasaan. Individu juga

merokok dengan alasan sebagai alat menghilangkan

stres (Nasution, 2007).

Remaja mulai merokok berkaitan dengan

adanya krisis psikososial yang dialami pada

perkembangannya yaitu pada masa ketika mereka

sedang mencari jati dirinya (Komalasari dan Helmi,

2000).

b) Faktor Lingkungan (eksternal)

Menurut Soetjiningsih (2004), faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja putri

adalah:

1) Orang Tua

Perilaku remaja memang sangat menarik

dan gaya mereka pun bermacam-macam. Ada

yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

16

dalam hal-hal yang berguna, namun ada juga

remaja yang suka hura-hura bahkan mengacau.

Pada masa remaja, remaja memulai berjuang

melepas ketergantungan kepada orang tua dan

berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat

diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Pada

masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat

sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat

berperan pada masa remaja, salah satunya adalah

pola asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada

perilaku remaja. Pola asuh keluarga yang kurang

baik akan menimbulkan perilaku yang menyimpang

seperti merokok, minuman keras, menggunakan

obat-obat terlarang dan lain-lain (Depkes RI, 2005).

2) Teman

Pengaruh kelompok terhadap perilaku

beresiko kesehatan pada remaja dapat terjadi

melalui mekanisme peer sosialization, dengan arah

pengaruh berasal kelompok , artinya ketika remaja

bergabung dengan kelompoknya maka seorang

remaja akan dituntut untuk berperilaku sama dengan

kelompoknya, sesuai dengan norma yang

dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin,

2002).

Remaja pada umumnya bergaul dengan

sesama mereka, karakteristik persahabatan remaja

dipengaruhi oleh kesamaan usia, jenis kelamin dan

ras. Kesamaan dalam menggunakan obat-obatan,

merokok sangat berpengaruh kuat dalam pemilihan

teman (Yusuf, 2006).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

17

3) Iklan Rokok

Banyaknya iklan rokok di media cetak,

elektronik, dan media luar ruang telah mendorong

rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok.

Iklan rokok mempunyai tujuan mensponsori hiburan

bukan untuk menjual rokok, dengan tujuan untuk

mengumpulkan kalangan muda yang belum merokok

untuk mencoba merokok dan setelah mencoba

merokok akan terus berkelanjutan sampai ketagihan

(Istiqomah, 2004).

Menurut Hansen dalam Wismanto dan Budi (2007),

mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku

merokok yaitu :

a. Faktor Psikologis

Individu merokok untuk mendapatkan kesenangan,

kenyamanan, merasa lepas dari kegelisahan dan juga

untuk mendapatkan rasa percaya diri. Oleh karena itu

individu perokok yang bergaul dengan perokok lebih sulit

untuk berhenti merokok, daripada perokok yang bergaul

atau lingkungan sosialnya menolak perilaku merokok.

b. Faktor Biologis

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa

semakin tinggi kadar nikotin dalam darah, maka

semakin besar pula ketergantungan seorang terhadap

rokok. Menurut Baradja (2008), mengungkapkan

faktor-faktor penyebab merokok dapat dibagi dalam

beberapa golongan sekalipun sesungguhnya faktor-

faktor itu saling berkaitan satu sama lain

c. Faktor Genetik

Beberapa studi menyebut faktor genetik sebagai

penentu dalam timbulnya perilaku merokok dan bahwa

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

18

kecenderungan menderita kanker, serta tendensi untuk

merokok adalah faktor yang diwarisi bersama-sama.

Studi menggunakan pasangan kembar membuktikan

adanya pengaruh genetik, karena kembar identik,

walaupun dibesarkan terpisah, akan memiliki pola

kebiasaan merokok yang sama bila dibandingkan

dengan kembar non-identik. Akan tetapi secara umum,

faktor genetik ini kurang berarti bila dibandingkan

dengan faktor lingkungan dalam menentukan perilaku

merokok yang akan timbul.

d. Faktor Kepribadian (personality)

Banyak peneliti mencoba menetapkan tipe

kepribadian perokok. Tetapi studi statistik tak dapat

memberi perbedaan yang cukup besar antara pribadi

orang yang merokok dan yang tidak. Lebih

bermanfaat adalah pengamatan dan studi observasi di

lapangan. Perokok biasanya memiliki prestasi akademik

kurang, tanpa minat belajar dan kurang patuh pada

otoritas. Asosiasi ini sudah secara konsisten ditemukan

sejak permulaan abad ini. Dibandingkan dengan yang

tidak merokok, perokok lebih impulsif, haus sensasi,

gemar menempuh bahaya dan risiko dan berani

melawan penguasa. Perokok merasa merokok seperti

minum teh dan kopi serta sering juga menggunakan

obat termasuk alkohol. Perokok lebih mudah bercerai,

beralih pekerjaan, mendapat kecelakaan lalu lintas dan

enggan mengenakan ikat pinggang keselamatan

dalam mobil. Banyak dari perilaku ini sesuai dengan

sifat kepribadian dan antisosial yang sudah terbukti

berhubungan dengan kebiasaan merokok.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

19

e. Faktor Kejiwaan (psikodinamik)

Dua teori yang paling masuk akal adalah

bahwa merokok itu adalah suatu kegiatan kompensasi

dari kehilangan kenikmatan oral yang dini atau adanya

suatu rasa rendah diri yang tak nyata. Ahli lainnya

berpendapat bahwa merokok adalah semacam

pemuasan kebutuhan oral yang tidak dipenuhi semasa

bayi. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai pengganti

merokok pada mereka yang sedang mencoba berhenti

merokok.

f. Faktor Sensorimotorik

Buat sebagian perokok, kegiatan merokok itu

sendirilah yang membentuk kebiasaan tersebut, bukan

efek psikososial atau farmakologiknya. Sosok

sebungkus rokok, membukanya, mengambil dan

memegang sebatang rokok, menyalakannya, mengisap,

mengeluarkan sambil mengamati asap rokok, aroma,

rasa dan juga bunyinya semua berperan dalam

terciptanya kebiasaan ini.

g. Faktor Farmakologis

Nikotin mencapai otak dalam waktu singkat,

mungkin pada menit pertama sejak dihisap. Cara kerja

bahan ini sangat kompleks. Pada dosis sama dengan

yang di dalam rokok, bahan ini dapat menimbulkan

stimulasi dan rangsangan di satu sisi tetapi juga

relaksasi di sisi lainnya. Efek ini tergantung bukan saja

pada dosis dan kondisi tubuh seseorang, tetapi juga

pada suasana hati (mood) dan situasi. Oleh karena itu

bila kita sedang marah atau takut, efeknya adalah

menenangkan. Tetapi dalam keadaan lelah atau bosan,

bahan itu akan merangsang dan memacu semangat.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

20

Dalam pengertian ini nikotin berfungsi untuk menjaga

keseimbangan mood dalam situasi stress.

2.1.2 Pengaruh Orang Tua 1. Pengertian

Orang tua (ayah dan ibu) adalah figur atau contoh

yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya (Mardiya, 2000).

2. Fungsi Orang tua

a. Fungsi afektif

Gambaran diri anggota orang tua, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam orang tua, dukungan orang

tua terhadap anggota orang tua lain, saling menghargai

dan kehangatan di dalam orang tua (Friedman, 2008).

b. Fungsi sosialisasi

Interaksi atau hubungan orang tua, bagaimana

orang tua belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku

(Mongks, 2007).

c. Fungsi kesehatan

Sejauhmana orang tua menyediakan pangan,

perlindungan dan merawat anggota yang sakit,

sejauhmana pengetahuan tentang masalah kesehatan,

kemampuan orang tua untuk melakukan 5 tugas

kesehatan orang tua serta kemauan orang tua untuk

mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

d. Fungsi ekonomi

Orang tua memenuhi kebutuhan sandang,

pangan, papan. Orang tua memanfaatkan sumber yang

ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status

kesehatan. Hal yang menjadi pendukung orang tua

adalah jumlah anggota orang tua yang sehat, fasilitas-

fasilitas yang dimiliki orang tua untuk menunjang

kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

21

psikologis atau dukungan dari masyarakat setempat

(Friedman, 2008).

3. Interaksi Orang Tua dan Anak Remaja

a. Aspek Obyektif

Aspek obyektif adalah keadaan nyata dari

peristiwa yang terjadi pada saat interaksi antara anak

dan orang tua berlangsung.

b. Aspek Subyektif

Aspek subyektif adalah keadaan nyata yang

dipersepsi remaja pada saat interaksi dengan orang tua

berlangsung. Tidak jarang remaja cenderung

menggunakan aspek subyektif ketika berinteraksi

dengan orang tuanya. Misalnya, orang tua yang

bertindak agak keras terhadap remaja karena merasa

khawatir dan cemas terhadap anak remajanya ternyata

justru dipersepsikan oleh remaja sebagai memarahinya.

Padahal, sesungguhnya orang tua bermaksud

melindunginya.

4. Hubungan Remaja dengan Orang Tua

Aspek yang perlu diperhatikan dalam membina

hubungan baik dengan keluarga terutama orang tua

sehubungan dengan peran remaja sebagai anak dalam

keluarga

a. Adanya sikap saling menghargai dan menghormati

hak dan kewajiban antar anggota keluarga, baik itu

anak terhadap orang tua maupun orang tua terhadap

anak.

b. Keterlibatan remaja sebagai anak dalam

membicarakan dan memecahkan masalah yang

dihadapi keluarga

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

22

c. Adanya toleransi anak terhadap orang tua maupun

orang tua terhadap anak terhadap perbedaan

pendapat

d. Antara anak dan orang tua harus memiliki kemampuan

untuk memberikan alasan yang masuk akal terhadap

suatu perbuatan atau keputusan yang diambil

e. Adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik antara

anak-orang tua. Sehingga orang tua memiliki

kepercayaan penuh terhadap apa yang dilakukan

anak di luar sepengetahuan mereka, dan anakpun

memiliki seseorang yang tepat untuk berdiskusi dan

mencari solusi permasalahan mereka

f. Orang tua memberikan perasaan aman dan bebas

kepada anak untuk mengadakan eksplorasi dalam

rangka mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Sedangkan anak harus memiliki tanggung jawab untuk

mempergunakan kebebasan.

g. Masing-masing anggota keluarga harus memiliki

perasaan saling menyayangi, menciptakan keakraban,

dan meluangkan waktu untuk bersama keluarga.

h. Antara orang tua dan anak harus saling menaati

peraturan tetapi tidak cenderung mengancam.

5. Indikator Pengaruh Orang Tua

Orang tua sangat berperan pada masa remaja,

salah satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat

berpengaruh pada perilaku remaja. Pola asuh keluarga

yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang

menyimpang seperti merokok (Depkes RI, 2005).

Indikator pengaruh orang tua dalam penelitian ini

menggunakan pola asuh orang tua, meliputi :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

23

1) Mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun

mensosialisasikan yaitu mengajarkan tingkah laku

umum yang diterima oleh masyarakat (Jas &

Rachmadian, 2004).

2) Memiliki kewajiban untuk memberikan pengajaran

atau pendidikan yang baik untuk anaknya (Riyanto,

2000).

3) Mendisiplinkan, mendorong dan menasehati anak

agar mereka berhasil mengarungi gelombang yang

terkadang menghanyutkan pada masa remaja dan

perhatian dari orang tua atau pengasuhnya (Steede,

2009).

6. Faktor-faktor yang Berkontribusi Dalam Pengaruh Orang Tua terhadap Perilaku Merokok

Faktor-faktor yang berkontribusi dalam pengaruh

orang tua terhadap perilaku merokok, antara lain :

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua

serta pengalaman sangat berpengaruh dalam

mengasuh anak. Pendidikan akan memberikan

dampak bagi pola pikir dan pandangan orang tua

terhadap mendidik anaknya. Semakin tinggi

pendidikan yang dimiliki oleh orang tua maka akan

semakin memperluas dan melengkapi pola

berpikirnya dalam mendidik anaknya (Anwar, 2000).

b. Lingkungan

Pola asuh yang baik sulit berjalan efektif bila

tidak didukung lingkungan. Namun, kelekatan anak

orang tua dapat meminimalkan pengaruh negatif

lingkungan. Lingkungan banyak mempengaruhi

perkembangan anak, maka tidak mustahil jika

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

24

lingkungan ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan

yang diberikan orang tua terhadap anak (Anwar,

2000).

c. Budaya

Sering kali orang tua mengikuti cara-cara

yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh

anak. Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil

dalam mendidik anak ke arah kematangan. Orang tua

mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di

masyarakat dengan baik. Oleh karena itu kebudayaan

atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak

juga mempengaruhi setiap orang tua dalam

memberikan pola asuh pada anaknya (Anwar, 2000).

d. Umur

Umur merupakan indikator kedewasaan

seseorang, semakin bertambah umur semakin

bertambah pengetahuan yang dimiliki, serta

perilaku yang sesuai untuk mendidik anak

(Notoatmodjo, 2003).

e. Tingkat Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi

pola asuh yang dilakukan oleh suatu masyarakat, rata-

rata keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup baik

akan memilih pola asuh yang sesuai dengan

perkembangan anak (Effendy, 2008).

2.1.3 Pengaruh Teman 1. Pengertian

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, teman

diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-

sama bekerja atau berbuat (Anonim, 2002). Sementara

dalam Mu’tadin (2002) menjelaskan bahwa teman adalah

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

25

kelompok orang-orang yang seumur dan mempunyai

kelompok sosial yang sama, seperti teman sekolah atau

teman sekerja.

Teman (peer) sebagai sebuah kelompok sosial sering

didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan

ciri-ciri seperti kesamaan tingkat usia. Lebih lanjut Hartup

dalam Santrock (1983) mengatakan bahwa teman (Peers)

adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau

kedewasaan yang sama. Akan tetapi oleh Lewis dan

Rosenblum dalam Samsunuwiyati (2005) teman lebih

ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka saya

mendefinisikan teman sebagai interaksi individu pada anak-

anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta

melibatkan keakraban yang relatif besar diantara

kelompoknya

2. Fungsi Kelompok Teman

Kelompok teman merupakan interaksi awal bagi

anak-anak dan remaja pada lingkungan sosial. Mereka

mulai belajar bergaul dan berinteraksi dengan orang lain

yang bukan anggota keluarganya. Ini dilakukan agar mereka

mendapat pengakuan dan penerimaan dari kelompok teman

nya sehingga akan tercipta rasa aman (Samsunuwiyati,

2005).

Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa

hubungan sosial dengan teman memiliki arti yang sangat

penting bagi perkembangan pribadi. Salah satu fungsi

kelompok teman yang paling penting adalah menyediakan

suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di

luar keluarga. Anak-anak atau remaja menerima umpan

balik tentang kemampuan-kemampuan mereka dari

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

26

kelompok teman. Mengevaluasi apakah yang mereka

lakukan lebih baik, sama atau lebih jelek dari yang dilakukan

oleh anak-anak lain (Samsunuwiyati, 2005).

Kelompok memenuhi kebutuhan pribadi remaja,

menghargai mereka, menyediakan informasi, menaikan

harga diri, dan memberi mereka suatu identitas. Remaja

bergabung dengan suatu kelompok dikarenakan mereka

beranggapan keanggotaan suatu kelompok akan sangat

menyenangkan dan menarik serta memenuhi kebutuhan

mereka atas hubungan dekat dan kebersamaan. Mereka

bergabung dengan kelompok karena mereka akan memiliki

kesempatan untuk menerima penghargaan, baik yang

berupa materi maupun psikologis. Kelompok juga

merupakan sumber informasi yang penting. Saat remaja

berada dalam suatu kelompok belajar, mereka belajar

tentang strategi belajar yang efektif dan memperoleh

informasi yang berharga tentang bagaimana cara untuk

mengikuti suatu ujian.

Hartup dalam Didi Tarsadi (2005), mengidentifikasi

empat fungsi teman, yang mencakup :

a. Hubungan teman sebagai sumber emosi (emotional

resources), baik untuk memperoleh rasa senang

maupun untuk beradaptasi terhadap stres

b. Hubungan teman sebagai sumber kognitif (cognitive

resources) untuk pemecahan masalah dan perolehan

pengetahuan

c. Hubungan teman sebagai konteks di mana

keterampilan sosial dasar (misalnya keterampilan

komunikasi sosial, keterampilan kerjasama dan

keterampilan masuk kelompok) diperoleh atau

ditingkatkan;

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

27

d. Hubungan teman sebagai landasan untuk terjalinnya

bentuk-bentuk hubungan lainnya (misalnya hubungan

dengan saudara kandung) yang lebih harmonis.

Lebih lanjut lagi secara lebih rinci Kelly dan Hansen

dalam Samsunuwiyati (2005) menyebutkan enam fungsi

positif dari teman, yaitu :

a. Mengontrol impuls-impuls agresif.

b. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta

menjadi lebih independen. Teman-teman dan kelompok

teman memberikan dorongan bagi remaja untuk

mengambil peran dan tanggung jawab baru mereka.

c. Meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan

kemampuan penalaran dan belajar untuk

mengekspresikan perasaan-perasaan dengan cara-cara

yang lebih matang.

d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan

tingkah laku peran jenis kelamin.

e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai.

f. Meningkatkan harga diri (self-esteem). Menjadi orang

yang disukai oleh sejumlah besar teman-temannya

membuat remaja merasa enak atau senang senang

tentang dirinya.

3. Jenis Kelompok Teman

Menurut Kelly dan Hansen dalam Samsunuwiyati

(2005), dalam kehidupan sehari-hari remaja selalu bersama

dengan teman-temannya, sehingga remaja sering tergabung

dalam kelompok-kelompok tertentu. Pra ahli psikologi

sepakat bahwa terdapat kelompok-kelompok yang terbentuk

dalam masa remaja. Kelompok tersebut adalah sebagai

berikut :

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

28

a. Sahabat Karib (Chums)

Chums yaitu kelompok dimana remaja

bersahabat karib dengan ikatan persahabatan yang

sangat kuat. Anggota kelompok biasanya terdiri dari 2-3

orang dengan jenis kelamin sama, memiliki minat,

kemauan-kemauan yang mirip.

b. Komplotan sahabat (Cliques)

Cliques biasnya terdiri dari 4-5 remaja yang

memiliki minat, kemampuan dan kemauan-kemauan

yang relatif sama. Cliques biasanya terjadi dari

penyatuan dua pasang sahabat karib atau dua Chums

yang terjadi pada tahun-tahun pertama masa remaja

awal. Jenis kelamin remaja dalam satu Cliques

umumnya sama.

c. Kelompok banyak remaja (Crowds)

Crowds biasanya terdiri dari banyak remaja, lebih

besar dibanding dengan Cliques. Karena besarnya

kelompok, maka jarak emosi antara anggota juga agak

renggang. Dengan demikian terdapat jenis kelamin

berbeda serta terdapat keragaman kemampuan, minat

dan kemauan di antara para anggota. Hal yang dimiliki

dalam kelompok ini adalah rasa takut diabaikan atau

tidak diterima oleh teman-teman dalam kelompok

remaja. Dengan kata lain remaja ini sangat

membutuhkan penerimaan peer-groupnya.

4. Penerimaan dan Penolakan Teman

Kelly dan Hansen dalam Samsunuwiyati (2005),

menyatakan dalam kelompok teman remaja ada remaja

yang diterima dan ditolak. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor sebagai berikut :

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

29

a. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang remaja

diterima

1) Penampilan (performance) dan perbuatan meliputi

antara lain : tampang yang baik, atau paling tidak

rapi dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kelompok

2) Kemampuan pikir antara lain : mempunyai inisiatif,

banyak memikirkan kepentingan kelompok dan

mengemukakan buah pikirannya

3) Sikap, sifat, perasaan antara lain : bersikap sopan,

memperhatikan orang lain, penyabar atau dapat

menahan marah jika berada dalam keadaan yang

tidak menyenangkan dirinya

4) Pribadi meliputi jujur dan dapat dipercaya,

bertanggung jawab dan suka menjalankan

pekerjaannya, menaati peraturan-peraturan

kelompok, mampu menyesuaikan diri dalam

berbagai situasi dan pergaulan sosial.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang remaja

ditolak

1) Penampilan (performance) dan perbuatan antara

lain meliputi : sering menantang, malu-malu, dan

senang menyendiri

2) Kemampuan pikir meliputi : bodoh sekali atau

sering disebut tolol

3) Sikap, sifat meliputi : suka melanggar norma dan

nilai-nilai kelompok, suka menguasai anak lain,

suka curiga, dan suka melaksanakan kemauan

sendiri

4) Ciri lain : faktor rumah yang terlalu jauh dari tempat

teman sekelompok. Arti penting dari penerimaan

atau penolakan teman dalam kelompok bagi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

30

seseorang remaja adalah bahwa mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap pikiran, sikap,

perasaan, perbuatan-perbuatan dan penyesuaian

diri remaja. Akibat langsung dari penerimaan teman

bagi seseorang remaja adalah adanya rasa

berharga dan berarti serta dibutuhkan bagi

kelompoknya. Hal yang demikian ini akan

menimbulkan rasa senang, gembira, puas bahkan

rasa bahagia. Hal yang sebaliknya dapat terjadi

bagi remaja yang ditolak oleh kelompoknya yakni

adanya frustasi yang menimbulkan rasa kecewa

akibat penolakan atau pengabaian itu.

5. Aspek-Aspek Faktor Pengaruh Teman

Sears (2004) mengemukakan secara eksplisit bahwa

aspek-aspek pengaruh adalah kepercayaan terhadap

kelompok, kurangnya kepercayaan pada penilaian sendiri,

rasa takut terhadap penyimpangan dan celaan sosial. Hal ini

dapat dijabarkan bahwa semakin besar kepercayaan

individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang

benar, semakin besar pula individu tersebut berpengaruh,

individu yang percaya dan yakin terhadap kemampuan

sendiri tidak akan terpengaruh untuk berpengaruh, individu

cenderung berkonform untuk menghindari celaan, individu

tidak mau dilihat sebagai orang yang lain dari pada yang

lain .

Azhadi (2004) menyatakan bahwa remaja yang

mengalami pengaruh pada umumnya ditandai dengan

beberapa aspek sebagai berikut:

1) Distorsi persepsi adalah dalam kondisi ini remaja tunduk

dan tidak menyadari bahwa persepsi remaja tersebut

telah dibelokkan secara sengaja oleh mayoritas

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

31

kelompok, sehingga remaja tersebut merasa bahwa

persepsi mayoritas adalah persepsi yang benar.

2) Distorsi tindakan adalah pada kondisi ini remaja tunduk

pada kemauan kelompok karena merasa dituntut atau

ditekan untuk tidak berbeda dengan kelompok, sehingga

tidak jarang remaja akan lebih mementingkan tuntutan

kelompok dari pada tuntutan remaja itu sendiri

3) Distorsi penilaian adalah pada kondisi tersebut remaja

akan mengalami evaluasi kelompok, sehingga penilaian

diri remaja tersebut akan dihadapkan pada penilaian

kelompok. Pada kondisi demikian remaja cenderung

kurang menyakini penilaiannya sendiri dan cenderung

mengikuti penilaian kelompok.

6. Hubungan Pengaruh Teman dengan Perilaku Merokok

Pada anak remaja usia belasan tahun, hubungan

pertemanan yang seusia atau sebaya menjadi lebih penting

jika dibandingkan dengan hubungan di saat atau masa

kanak-kanak, memperlihatkan kebutuhan terhadap

kebutuhan sosial, keanggotaan kelompok dan mempunyai

teman dekat dan menghabiskan waktu utama atau penting

dengan teman sebaya mereka. Sehingga pada periode atau

masa remaja, seorang remaja menjadi mudah memulai

untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang lazim

dibandingkan pada periode atau masa lainnya (Harakeh

dkk.2006).

Remaja mendapat pengaruh yang kuat dari teman

sebaya, di mana remaja mengalami perubahan – perubahan

tingkah laku sebagai salah satu usaha penyesuaian.

Penyesuaian suatu perilaku atau sikap supaya sesuai atau

cocok dengan norma suatu kelompok disebut dengan

pengaruh (Myers, 2006). Remaja mempersepsikan bahwa

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

32

perilaku merokok sebagai simbol status kedewasaan,

tampak glamor, membuat tertarik lawan jenis, karena

menyenangkan dan membuat penampilan menarik

(Sarafino, 2000).

Perilaku merokok yang dilakukan remaja cenderung

tidak dilakukan sendiri melainkan bersama-sama

menginginkan atau salah satu pihak terpaksa melakukan

karena terdesak atau di bawah ancaman pihak lain karena

takut di cemooh, dijauhi bahkan di benci oleh teman-

temannya dalam kelompok. Di sisi lain disadari atau tidak

oleh para perilaku perokok mempunyai dampak negatif baik

bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Remaja

cenderung melupakan aturan kesehatan dan lebih

mementingkan kebutuhan untuk diterima oleh teman

sebayanya.

Teman sebaya sebagai teman yang baik atau teman

terbaik bagi anak remaja dan mereka merupakan saudara

kandung yang sepantaran atau seusia bagi anak remaja.

Fungsi teman terbaik adalah sebagai teman dekat dan

biasanya mereka juga merupakan anggota kelompok dari

kelompok persahabatan dikalangan anak remaja dan

sehingga, seperti halnya yang dijelaskan dalam penelitian

sebelumnya, mereka mempengaruhi permulaan merokok

pada anak remaja. Saudara kandung sepantaran atau

usianya hampir sama, dalam hal ini bukan hanya anggota

keluarga tetapi juga teman sebaya bagi anak remaja

(Harakeh.2008).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

33

2.1.4 Iklan 1. Pengertian Iklan

Dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan

Indonesia dinyatakan bahwa : “Iklan adalah segala bentuk

pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu

media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta

ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat”

(Niken, 2007). Iklan diartikan sebagai berita pesanan untuk

mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada

barang dan jasa yang dijual, dipasang pada media massa

seperti surat kabar, majalah atau di tempat-tempat umum.

Sedangkan istilah periklanan merujuk kepada pemahaman

keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian pesan.

Dalam pengertian iklan perlu diingat adanya kata-kata

yang berkaitan dengan pesanan dan khalayak ramai. Iklan

adalah suatu kegiatan yang menyampaikan berita, tetapi

berita yang disampaikan atas pesanan pihak yang

menginginkan agar produk atau jasa yang dijual dapat

diterima dan dibeli oleh konsumen.

Periklanan adalah komunikasi komersil dan non

personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya

yang ditransmisikan kesuatu khalayak, target melalui media

bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,

pengeksposan langsung, reklame luar ruang, atau

kendaraan umum (Monle lee, 2007).

Alat dalam komunikasi periklanan selain bahasa,

terdapat alat komunikasi lainnya yang sering dipergunakan

yaitu gambar, warna, dan bunyi. Iklan menggunakan sistem

tanda yang terdiri atas lambang baik verbal maupun ikon.

Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan terdiri

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

34

dari dua jenis yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal

adalah bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah

bentuk dan warna yang disajikan yang tidak secara meniru

rupa atas bentuk realitas. Ikon adalah bentuk dan warna

serupa atau mirip dengan keadaan sebenarnya, seperti

gambar benda, orang atau binatang (Sobur, 2003).

2. Fungsi Periklanan

Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal

sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting

bagi perusahaan bisnis dan organisasi yaitu:

a. Memberi informasi (Informing)

Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan

merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai

fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan

citra merek yang positif. Karena merupakan suatu bentuk

alat komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau

khalayak luas dengan biaya perkontak relatif rendah,

periklanan memfasilitasi pengenalan (introduction)

merek-merek baru meningkatkan jumlah permintaan

terhadap merek-merek yang telah ada, dan

meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen

(TOMA-Top Of Mind Awareness) untuk merek-merek

yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.

b. Mempersuasi (Persuading)

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk)

pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang

diiklankan.

c. Mengingatkan (Reminding)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam

ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga

meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

35

sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin

tidak akan dipilihnya. Periklanan, lebih jauh

didemonstrasikan untuk memengaruhi pengalihan merek

(brand swictching) dengan mengingatkan para konsumen

yang akhir-akhir ini belum membeli suatu merek yang

tersedia dan mengandung atribut-atribut yang

menguntungkan.

d. Memberikan nilai tambah (Adding value )

Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan

memengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang

efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih

elegan, lebih gaya, lebih bergengsi dan lebih unggul dari

tawaran pesaing (Terence, 2003).

3. Strategi Iklan

Strategi komunikasi adalah siasat, cara dan

jembatan yang dipakai kreator iklan dalam

mengkomunikasikan suatu pesan agar berbeda dari

kompetitornya. Orang-orang kreatif harus mendapatkkan

gaya, nada, kata-kata, dan bentuk untuk melaksanakan

pesan. Semua unsur ini harus dapat menyampaikan citra

dan pesan yang terpadu. Karena hanya sedikit orang yang

membaca beritanya, gambar dan kepala berita harus

mengikhtisarkan usulan penjualan. Pesan apapun dapat

disajikan dalam berbagai gaya pelaksanaan seperti

potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi, suasana atau

citra, musik, simbol kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah

atau bukti kesaksian (Kotler, 2001).

Penyampaian pesan juga harus memilih nada yang

tepat untuk iklan tersebut. Harus diperoleh kata-kata yang

mudah diingat dan menarik perhatian. Unsur bentuk seperti

ukuran, warna dan ilustrasi iklan memberikan perbedaan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

36

baik terhadap pengaruh iklan dapat meningkatkan

kemampuan menarik perhatiannya. Iklan ukuran besar

menarik lebih banyak perhatian, walau tidak sebesar

perbedaan biayanya. Ilustrasi empat warna dan bukannya

hitam putih akan meningkatkan efektifitas dan biaya iklan.

Sejumlah periset mengenai iklan cetakan

melaporkan bahwa gambar, kepala berita, dan berita

penting, sesuai urutan tersebut. Pembaca pertama-tama

memperhatikan gambar, dan gambar harus cukup menarik

untuk menarik perhatian. Kemudian kepala berita harus

efektif dalam mendorong orang tersebut untuk membaca

beritanya. Berita itu sendiri harus disusun dengan baik.

Bahkan setelah itupun, suatu iklan yang betul-betul bagus

akan diperhatikan oleh kurang dari 50% audiensnya, sekitar

30% dari audiensnya itu mungkin ingat maksud kepala

beritanya, sekitar 25% mungkin ingat nama pengiklan, dan

kurang dari 10% telah membaca sebagian besar beritanya.

Sayangnya iklan-iklan biasanya tidak mencapai hasil seperti

itu (Kotler, 2001).

Agar seluruh elemen iklan dapat disampaikan secara

tuntas kepada audiens hendaknya dapat memenuhi

ketentuan AIDA yaitu getting Attention (menarik perhatian

audience), holding Interest (menarik minat audiences

membaca, mendengarkan atau melihat pesan sampai

selesai), arousing Desire (menimbulkan keinginan audiens

memiliki atau mempergunakan barang atau jasa yang

diiklankan) dan obtaining Action (menyakinkan audiens

melakukan sesuatu yang bersifat positif), misalnya membeli

produk atau bersikap baik terhadap merek dagang atau

perusahaan pemasang iklan (Kleinsteuber, 2002).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

37

Hal yang sama juga diungkapkan oleh

Djayakusumah (1982), agar iklan berhasil merangsang

tindakan pembeli harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu

Attention (mengandung daya tarik), Interest (mengandung

perhatian dan minat, Desire (memunculkan keinginan untuk

mencoba atau memiliki), Conviction (menimbulkan

keyakinan terhadap produk), Decision (menghasilkan

kepuasan terhadap produk), dan Action (mengarah tindakan

untuk membeli) (Nirmana, 2003).

4. Elemen-Elemen Iklan di Televisi

Beragam elemen biasanya terpadu untuk

menciptakan dampak visual dari iklan-iklan di televisi.

Namun elemen seperti audiovisual tidak bisa berdiri

sendiri, elemen audiovisual harus didampingi elemen-

elemen lain agar dapat menciptakan iklan televisi yang

spektakuler dan efektif.

Berikut ini adalah elemen-elemen yang ada dalam

iklan televisi (Wells,2002) :

a. Video, yakni yang menyangkut segala visualisasi yang

muncul pada iklan televisi

b. Audio, merupakan keseluruhan unsur audio yang

ditampilkan pada iklan televisi yang biasanya berupa

musik, suara, efek suara, ataupun yang berupa voice

over dari talent yang tampil di iklan ataupun narator

yang tidak kelihatan.

c. Talent, merupakan pemeran ataupun tokoh-tokok yang

muncul pada sebuah iklan di televisi.

d. Promps, merupakan produk yang diiklankan pada iklan

televisi.

e. Setting, merupakan lokasi pembuatan iklan suatu iklan

pada televisi baik.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

38

f. Lighting, merupakan efek pencahayaan yang

ditampilkan di iklan televisi yang digunakan sebagai

pelengkap iklan atau mempertegas suatu adegan yang

muncul dalam iklan televisi.

g. Graphics, merupakan keseluruhan efek grafis yang ada

pada sebuah iklan televisi yang dapat berupa tulisan

(seperti ilustrasi, desain ataupun ilustrasi foto.

h. Pacing, merupakan kecepatan dari setiap frame

ataupun adegan yang ditampilkan dalam sebuah iklan

ditelevisi.

5. Iklan Rokok di Televisi

Media televisi dengan keunggulan daya

jangkauannya yang luas, serta tampilan dalam bentuk audio

dan visual, televisi menjadi media pilihan utama produsen

rokok untuk mempromosikan produknya. Strategi

komunikasi kreatif iklan rokok tersebut sebagian besar

menggunakan kombinasi slice or life, story line, dan close-

up. Strategi slice or life memanfaatkan penggalan dari

kehidupan sehari-hari dalam bersosialisasi dengan

masyarakat lain. Strategi story line dipakai untuk membuat

semua khalayak, tertarik mengikuti alur cerita iklan, yang

pada umumnya menarik, seperti penggalan film pendek.

Strategi close-up dipakai dalam iklan rokok untuk

menunjukkan kejelasan ekspresi pemeran iklan. Ketiga

strategi komunikasi dalam penyampaian pesan tersebut

saling mendukung dan menciptakan iklan yang menarik,

kreatif, dan sesuai dengan khalayak sasarannya.

6. Indikator Iklan Rokok

Pengertian dari iklan rokok dalam PP RI No. 19

Pasal 1 Thn. 2003 adalah suatu kegiatan untuk

memperkenalkan, memasyarakatkan dan mempromosikan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

39

rokok dengan atau tanpa imbalan kepada masyarakat

dengan tujuan mempengaruhi konsumen agar

menggunakan rokok yang ditawarkan.

Iklan rokok secara tidak langsung dapat mendorong

para remaja untuk bereksperimen dengan tembakau dan

mencoba untuk merokok. Iklan tersebut menggambarkan

bahwa rokok, khususnya bagi kaum pria, melambangkan

kejantanan dan sportivitas serta life style merupakan alasan

utama para wanita merokok. Rokok menjadi gaya hidup dan

citra diri individu yang sehat, sukses dan dinamis. Dalam

usahanya memperluas pasar bagi produknya, perusahaan

rokok, bahkan menjadikan remaja sebagai target

utamanya, mengingat kebiasaan merokok akan terbawa

terus sampai dewasa (Utamadi, 2011).

Selama ini orang menganggap citra atau image dari

merokok menandakan orang gaul, terlihat keren,

membuat tubuh bugar, stres hilang, menjaga kecantikan

atau membuat tubuh ideal. Ini adalah akibat promosi

rokok yang dilakukan sedemikian rupa. Di Indonesia,

perusahaan rokok berlomba-lomba memberikan sponsor

pada kegiatan olahraga, acara remaja, dan konser musik.

Dalam promosinya, rokok diasosiasikan dengan

keberhasilan dan kebahagiaan (Utamadi, 2011).

Remaja merupakan kelompok tertinggi yang rentan

terhadap pengaruh iklan, baik di media massa (cetak

dan elektronik) maupun papan iklan dipinggir jalan.

Sekitar 86 persen remaja di dunia mengisap satu jenis

merek rokok yang paling sering diiklankan, terutama di

televisi. Sedangkan orang dewasa hanya 30 persen

yang memilih jenis rokok yang sama meskipun

kemungkinannya mereka lebih sering menyaksikan iklannya

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

40

dibanding para remaja. Melihat iklan di media massa

yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah

lambang kejantanan membuat remaja sering kali terpicu

untuk mengikuti perilaku yang ada dalam iklan tersebut

(Kuswandi, 2007).

7. Hubungan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok

Salah satu kategori iklan yang dibatasi adalah iklan

rokok. Batasan yang ditulis dalam kode etik periklanan

adalah iklan rokok tidak boleh memperlihatkan produknya

serta penggunaannya. Karena batasan itu maka tampilan

iklan rokok banyak memberikan image atau simbolisasi

visual iklannya. Hampir semua iklan produk rokok ditelevisi

dengan bahasa-bahasa simboliknya mengajak penonton

untuk bermimpi, melayang membayangkan suatu

kesenangan atau kenikmatan yang pada akhirnya mau

mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Melihat iklan di

media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,

membuat remaja kerapkali terpicu untuk mengikuti seperti

yang ada dalam iklan tersebut (Trim, 2006).

2.1.5 Kepribadian

1. Pengertian

Kepribadian merupakan pola khas seseorang

dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif

stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002).

Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan

bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari

lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi

kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya

terhadap kehidupan (Weller, 2005).

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

41

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa kepribadian meliputi segala corak

perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan

pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan

menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak

tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional

yang khas bagi individu itu.

2. Tipe Kepribadian

Kepribadian merupakan segala bentuk pola pikiran,

emosi, dan perilaku yang berbeda serta mempunyai

karakteristik yang menentukan gaya personal individu

dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan.

Orang dengan kepribadian tipe A (introvert) lebih mudah

mengalami gangguan akibat adanya stres dari pada

orang dengan kepribadian tipe B (ekstrovert) Hawari

(2001).

Menurut Hawari (2001), ciri-ciri orang dengan

kepribadian tipe A (introvert) dan tipe kepribadian B

(ekstrovert) antara lain:

1) Tipe A (introvert)

Sikap introvert mengarahkan pribadi ke

pengalaman subjektif, memusatkan diri pada dunia

dalam, cenderung menyendiri, pendiam atau tidak

ramah, bahkan antisosial. Seseorang juga mengamati

dunia luar, tetapi mereka melakukannya secara

selektif dan menggunakan pandangan subjektif

mereka sendiri. Ciri-ciri orang dengan tipe introvert

adalah sulit bergaul, hatinya tertutup, sulit

berhubungan dengan orang lain dan penyesuaian diri

dengan lingkungan sekitar kurang baik.

2) Tipe B (ekstrovert)

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

42

Sikap ekstrovert mengarahkan pribadi ke

pengalaman objektif, memusatkan perhatiannya ke

dunia luar, cenderung berinteraksi dengan orang

disekitarnya, aktif dan ramah. Ciri-ciri anak tipe

ekstrovert biasanya mudah bergaul, hatinya terbuka,

hubungan dengan orang lain lancar dan mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.

Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi kepribadian antara lain:

a. Faktor Biologis

Faktor biologis merupakan faktor yang

berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering

kali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan

genetik, pencernaan, pernapasaan, peredaran darah,

kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan,

dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan

jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah

menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini

dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini

menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada

pada setiap orang ada yang diperoleh dari

keturunan, dan ada pula yang merupakan

pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan

fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada

kepribadian seseorang.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah

masyarakat yakni manusia-manusia lain di sekitar

individu yang bersangkutan. Termasuk juga ke

dalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

43

istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan

sebagainya yang berlaku di masyarakat itu. Sejak

dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-

orang di sekitarnya. Dengan lingkungan yang

pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan

anak, peranan keluarga sangat penting dan

menentukan bagi pembentukan kepribadian

selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang

berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-

macam pula terhadap perkembangan kepribadian

anak.

Pengaruh lingkungan keluarga terhadap

perkembangan anak sejak kecil adalah sangat

mendalam dan menentukan perkembangan pribadi

anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena

pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama,

pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah

dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi

karena berlangsung terus menerus, serta umumnya

pengaruh itu diterima dalam suasana bernada

emosional. Kemudian semakin besar seorang anak

maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial

makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa

faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan dan pembentukan kepribadian.

c. Faktor Kebudayaan

Perkembangan dan pembentukan kepribadian

pada diri masing-masing orang tidak dapat

dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana

seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek

kebudayaan yang sangat mempengaruhi

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

44

perkembangan dan pembentukan kepribadian antara

lain:

1) Nilai-nilai (Values)

Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-

nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-

manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk

dapat diterima sebagai anggota suatu

masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang

selaras dengan kebudayaan yang berlaku di

masyarakat itu.

2) Adat dan Tradisi.

Adat dan tradisi yang berlaku di suatu

daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang

harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga

menentukan pula cara-cara bertindak dan

bertingkah laku yang akan berdampak pada

kepribadian seseorang.

3) Pengetahuan dan Keterampilan.

Tinggi rendahnya pengetahuan dan

keterampilan seseorang atau suatu masyarakat

mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan

masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu

masyarakat makin berkembang pula sikap hidup

dan cara-cara kehidupannya.

4) Bahasa

Di samping faktor-faktor kebudayaan yang

telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah

satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas

dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan

bahasa dengan kepribadian manusia yang

memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

45

alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat

menunjukkan bagaimana seseorang itu bersikap,

bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan

orang lain.

5) Milik Kebendaan (material possessions)

Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat /

bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat

yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal

itu semua sangat mempengaruhi kepribadian

manusia yang memiliki kebudayaan itu.

8. Hubungan Kepribadian dengan Perilaku Merokok

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin

tahu atau ingin melepaskan diri dari sakit fisik atau jiwa,

membebaskan diri dari kebosanan. Disamping itu, orang

juga memiliki tingkat kompromi sosial tinggi juga lebih

cenderung mudah untuk terjebak dalam rokok (Trim, 2006).

2.1.6 Mahasiswi 1. Pengertian Mahasiswi

Susantoro (dalam Rahmawati, 2006) mengatakan

bahwa mahasiswi adalah kalangan muda yang berumur

antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut

mengalami suatu peralihan dri tahap remaja ke dewasa.

Susantoro mengatakan bahwa sosok mahasiswi juga

kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap

keilmuwannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan

kenyataan obyektif, sistematis dan rasional.

Kenniston (dalam Morgan, 2006) mengatakan

bahwa mahasiswi adalah suatu periode yang disebutnya

dengan (studenthood) atau masa belajar yang terjadi

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

46

pada individu yang memasuki post secondary education

yang sebelum masuk pada dunia kerja yang menetap.

2. Ciri-Ciri Mahasiswi

Menurut Kartono (2003), mahasiswi merupakan

anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu

antara lain :

a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk

belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat

digolongkan sebagai kaum intelegensia.

b. Yang karena kesempatan di atas diharapkan

nantinya dapat bertindak sebagai pemimpin yang

mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin

masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang

dinamis bagi proses modernisasi.

d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai

tenaga yang berkualitas dan profesional.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswi Merokok

a. Pengaruh Orang tua

Mahasiswi yang berasal dari rumah tangga

yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dan memberikan

hukuman fisik yang lebih keras, lebih mudah untuk

menjadi perokok dibandingkan mahasiswi muda

yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang

bahagia (Baer & Corado dalam Fuadah, 2012).

b. Pengaruh teman.

Semakin banyak mahasiswi merokok maka

semakin besar kemungkinannya adalah perokok juga

ada dan sebaliknya. Kemungkinan yang terjadi,

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

47

adalah mahasiswi terpengaruh oleh teman-temannya

atau bahkan teman-teman mahasiswi tersebut

dipengaruhi oleh diri mahasiswi tersebut dan

akhirnya mereka semua menjadi perokok (Mu’tadin,

2002 dalam Fuadah, 2012).

c. Faktor Kepribadian.

Sebagian orang yang belajar merokok karena

alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa

sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari

kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang

bersifat prediktif pada penggunaan obat-obatan

(termasuk rokok) ialah pengaruh sosial. (Atkinson,

2006 dalam Fuadah, 2012).

d. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik

yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah

lambang kejantanan atau glamour, membuat

mahasisw seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku

seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mu’tadin,

2002 dalam Fuadah, 2012).

2.1.7 Rokok 1. Pengertian Rokok

Merokok adalah membakar tembakau kemudian

dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang tengah

dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok yang

dibakar dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang

terselip di antara bibir perokok (Sitopoe, 2000).

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok

yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan

suatu kebutuhan yang tidak bias diletakkan lagi bagi

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

48

orang-orang yang menyukai rokok (Sitopoe, 2000).

Tembakau merupakan kandungan rokok yang terdiri dari

campuran ratusan zat kimiawi yang khas dari tembakau

adalah nikotin dan eugenol yang sangat berbahaya bagi

kesehatan tubuh manusia (Husaini, 2006).

Seseorang dapat digolongkan sebagai perokok bila

setidaknya menghisap satu batang rokok atau lebih

paling per hari paling sedikit selama satu tahun, bahkan

ada juga yang mengatakan merokok minimal merokok

selama satu batang per hari selama minimal tiga bulan

Berdasarkan aktivitasnya kebiasaan merokok

menurut Husaini (2006).dibagi menjadi dua yaitu :

a. Perokok aktif, orang yang langsung merokok.

Paparan asap tembakau yang ia terima relatif lebih

kecil daripada perokok pasif atau orang di

sekitarnya.

b. Perokok pasif, yaitu orang yang tidak merokok tetapi

terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang

yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok pasif

ini lebih banyak resikonya karena dia terpapar asap

rokok lebih banyak daripada perokok itu sendiri.

Perokok pasif atau yang kadang dikenal dengan

nama Involuntary Smoking adalah suatu istilah yang

diberikan bagi mereka yang tidak merokok, namun

mereka seolah dipaksa untuk menghirup asap rokok dari

perokok aktif yang ada di sekelilingnya (Husaini, 2006).

Beberapa hal yang berhubungan dengan asap

rokok dengan cara menghisap rokok adalah sebagai

berikut :

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

49

1) Jenis asap rokok

Ada dua jenis asap rokok yang masing-masing

memiliki dampak tersendiri, yakni asap yang dihasilkan

dari perokok aktif selama proses merokok atau dikenal

dengan sebutan Mainstream Smoke, dan asap yang

dihasilkan dari rokok yang menyala atau dikenal

dengan sebutan Sidestream Smoke (Husaini, 2006).

2) Gaya merokok

Apakah asapnya dihisap dalam-dalam, langsung

dikeluarkan setelah asap tersebut sampai ke paru-

paru ataukah langsung dikeluarkan seiring helaan

nafas.

3) Perokok inhaler

Perokok aktif yang saat menghisap rokok sampai

dada. Pada perokok tipe ini, ada melepas rokok dari

mulut setiap selesai menghisap rokok, tetapi ada juga

yang di antara dua hisapan rokok masih tetap di dalam

mulut (Sugeng, 2003)

4) Perokok non inhaler

Perokok aktif yang saat merokok tidak menelan

asap rokok atau hanya dihembuskan. Menurut

(Sugeng, 2003) ada tiga tipe perokok yang dapat

diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang

dihisap. Tiga tipe tersebut adalah :

a) Perokok berat, yaitu perokok yang mampu

merokok dari 21-31 batang per hari atau lebih,

sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

50

b) Perokok sedang biasanya mampu menghabiskan

11-21 batang rokok dan selang waktu 31-60 menit

setelah bangun pagi.

c) Perokok ringan menghabiskan sekitar 10 batang

rokok dengan selang waktu 60 menit dari bangun

pagi.

2. Bahan Kimia yang Ada dalam Asap Rokok

Asap rokok yang dibakar dan dihisap perokok,

mengandung beberapa bahan kimia :

a) Nikotin

Zat ini bersifat zat adiktif yang membuat seseorang

menjadi ketagihan untuk bias selalu merokok. Zat ini

sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia

(Husaini, 2006).

b) Tar

Tar adalah zat yang berwarna coklat kekuning-

kuningan, telah mengakibatkan kanker pada hewan

percobaan. Dalam tar dijumpai polisiklik hidrokarbon

aromatis yang memicu kanker paru-paru (Sitopoe,

2000).

c) Gas Karbon Monoksida (CO).

Bersifat toksis yang bertentangan dengan gas

oksigen dalam transport hemoglobin (Sitopoe,

2000).

d) Timah Hitam (Pb)

Setiap satu batang rokok yang dihisap

diperhitungkan mengandung 0,5 mikrogram timah

hitam. Bila seseorang menghisap satu bungkus

rokok per hari berarti menghasilkan 10 mikrogram,

sedangkan batas bahaya kadar Pb dalam tubuh

adalah 20 mikrogram /hari (Sitopoe, 2000).

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

51

e) Eugenol

Eugenol hanya terdapat dalam rokok kretek dan

tidak terdapat pada rokok putih, sebab rokok putih

tidak dicampur dengan cengkeh. Sedangkan

eugenol merupakan minyak cengkeh (Sitopoe,

2000).

3. Dampak dan Bahaya Merokok

Berikut adalah bahaya dan efek negatif merokok

bagi wanita :

a. Tembakau dan gangguan ginekologi Merokok mengurangi sekresi estrogen yang

diduga bertanggung jawab atas gangguan menstruasi

termasuk timbulnya rasa nyeri. Merokok juga bisa

menyebabkan perubahan nada suara dan peningkatan

bulu tubuh. Menopause terjadi 1 sampai 2 tahun lebih

awal di kalangan perokok. Meskipun sama-sama

merokok, ternyata kaum wanita lebih berisiko untuk

menderita penyakit jantung dibandingkan dengan pria.

Bahkan, risikonya 25 persen lebih tinggi. Walaupun

mekanisme biologisnya belum jelas, para ahli

menduga hal tersebut dipengaruhi oleh perbedaan

respons biologis terhadap asap rokok dan jumlah asap

rokok yang diisap. Mungkin wanita lebih banyak

menyerap karsinogen dan racun lainnya dalam rokok

dibandingkan pria," kata pemimpin penelitian, Rachel

R Huxley, profesor epidemiologi di University of

Minnesota.

Kesimpulan tersebut diambil setelah peneliti

mengamati 2,4 juta perokok, yang 44.000 di antaranya

terkena penyakit jantung. Hasilnya ditemukan bahwa

wanita perokok memiliki risiko 25 persen lebih besar

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

52

terkena penyakit jantung koroner daripada laki-laki

yang merokok. Tembakau juga bisa memperbesar

resiko perkembangan lesi pra kanker leher rahim.

(Supratikno, 2013)

b. Tembakau dan kulit

Karena kurangnya oksigenasi kulit, perokok

wanita akan mengalami kulit kusam. Efek lain, kulit

akan menjadi kendur dan tidak elastis.

Tembakau juga bisa menyebabkan keriput

muncul sebelum waktunya, berkisar dari 10 sampai 20

tahun lebih awal (Supratikno, 2013).

c. Tembakau dan pil

35% perempuan berusia 20 sampai 44 tahun

yang merokok sambil mengambil pil kontrasepsi,

mengalami 4 sampai 10 kali risiko masalah

kardiovaskular. Menggabungkan kontrasepsi dengan

rokok bisa menimbulkan bahaya kesehatan serius,

terutama pada wanita berusia di atas 35 tahun. Darah

mengental dan risiko trombosis, stroke dan gangguan

vaskuler otak (stroke) dapat muncul akibat tembakau .

d. Merokok dan kehamilan

Merokok dapat menurunkan kesuburan wanita

hingga 50%. Tembakau bisa menyebabkan lendir

leher rahim mengental serta menurunkan level

estrogen yang dapat mengurangi kualitas dinding

rahim dan membatasi aliran darah yang diperlukan

untuk implantasi telur.

Merokok meningkatkan risiko keguguran

hingga 3 kali lipat. Efek lain, pertumbuhan janin juga

dapat terganggu akibat kurangnya pasokan oksigen.

Bayi yang dilahirkan juga cenderung berbobot rendah

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

53

(kurang dari 200 gram saat lahir). Wanita perokok juga

akan menghasilkan ASI 25% lebih sedikit

dibandingkan wanita non-perokok (Supratikno, 2013).

e. Tembakau dan berat badan Merokok bisa mengurangi sensitivitas terhadap

rasa dan bau. Selain itu, nikotin akan memperlambat

penyimpanan lemak dan meningkatkan pengeluaran

energi sampai 200 kalori per hari dibandingkan non-

perokok.

Para perokok memiliki berat badan lebih rendah

daripada non perokok. Berhenti merokok bukan berarti

seorang wanita akan kelebihan berat badan, namun

akan membuatnya memiliki berat badan normal

(Supratikno, 2013).

2.2 Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Sumber : Komalasari dan Helmi (2000), Nasution (2007),

Soetjiningsih (2004), Mu’tadin (2002), Yusuf

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Merokok Mahasiswi a. Faktor Diri b. Faktor Lingkungan

1) Orang Tua 2) Teman 3) Iklan Rokok

c. Faktor Psikologis d. Faktor Biologis e. Faktor Genetik f. Faktor Kepribadian g. Faktor Kejiwaan h. Faktor Sensorimotorik i. Faktor Farmakologis

Perilaku Merokok

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Perilaku ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6704/2/T1_462007076_BAB II… · gangguan jantung, ... Remaja mulai merokok berkaitan

54

(2006), Istiqomah, (2004), Hansen dalam Wismanto dan Budi (2007)

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok mahasiswi

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.4. Hipotesis Penelitian.

Ada pengaruh peran orang tua, teman, iklan dan

kepribadian terhadap perilaku merokok mahasiswi di

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

VARIABEL BEBAS

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswi

Merokok

VARIABEL TERIKAT

Perilaku Merokok Mahasiswi