bab ii tinjauan pustaka 2.1 tanaman sirsak

14
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak Sirsak merupakan tanaman pendatang yang disenangi oleh orang-orang asing. Klasifikasi tanaman sirsak adalah sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta (Tanaman berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae Ordo : Ranales Famili : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata L. Tanaman sirsak dapat dilihat pada gambar 2.1 Gambar 2.1 Tanaman Sirsak ( Sunarjono,2005) Sirsak khususnya bagian daun memiliki kandungan kimia flavonoid . Senyawa flavonoid merupakan kandungan kimia yang potensial sebagai antidiabetes (Hardoko., et al, 2015). Daun sirsak menjadi alternatif untuk pengobatan, yang mana daunnya mudah didapat dan rasanya juga enak. Cara mengolah daun sirsak yaitu daun sirsak diambil daunnya direbus dalam air menggunakan panci non stainless steal. Air rebusan diminum selagi hangat setiap hari .

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman sirsak

Sirsak merupakan tanaman pendatang yang disenangi oleh orang-orang

asing. Klasifikasi tanaman sirsak adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta (Tanaman berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Ranales

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L.

Tanaman sirsak dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Tanaman Sirsak ( Sunarjono,2005)

Sirsak khususnya bagian daun memiliki kandungan kimia flavonoid .

Senyawa flavonoid merupakan kandungan kimia yang potensial sebagai

antidiabetes (Hardoko., et al, 2015). Daun sirsak menjadi alternatif untuk

pengobatan, yang mana daunnya mudah didapat dan rasanya juga enak. Cara

mengolah daun sirsak yaitu daun sirsak diambil daunnya direbus dalam air

menggunakan panci non stainless steal. Air rebusan diminum selagi hangat setiap

hari .

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

4

Flavonoid adalah golongan senyawa phenolic dengan struktur kimia C6-

C3-C6. Senyawa flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa darah, dan bersifat

protektif terhadap kerusakan sel β sebagai penghasil insulin serta dapat

meningkatkan sensitivitas insulin (Hardoko., et al, 2015).

Gambar 2.2 Struktur molekul Flavonoid (Hardoko., et al, 2015)

Pada terapi diabetes digunakan ekstrak daun sirsak dengan dosis 50-100

mg/Kg BB tikus per hari. Bila dosis ini dikonversikan pada manusia maka

diperoleh dosis perharinya untuk manusia sebesar 560-1.120 mg. Perhitungan

dosis didasarkan pada tabel II.1 terdapat di lampiran 14.

Dari hasil penelitian sebelumnya, dipilih dosis tablet 200 mg (Sirisha K., et

al., 2014) dengan aturan pemakaian 3-4 kali sehari.

2.2 Tinjauan Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (BPOM RI, 2010) .

Berdasarkan sifatnya ekstrak dapat dibagi menjadi empat yaitu ekstrak

encer, ekstrak kental, ekstrak kering dan ekstrak cair :

a. Ekstrak encer ( Extractum tenue )

Sediaan ini memiliki konsistensi semacam madu dan dapat dituang

b. Ekstrak kental ( Extractum tenue )

Sediaan kental dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang.

kandungan airnya berjumlah sampai dengan 30 %

c. Ekstrak kering ( Extractum siccum )

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

5

Sediaan ini memiliki konsistensi kering dan mudah digosokkan.

Melalui penguapan cairan pengekstraksi dan pengeringan sisanya akan

terbentuk suatu produk, yang sebaliknya memiliki kandungan lembab tidak

lebih dari 5 %

d. Ekstrak cair ( Extractum fluidum )

Dalam hal ini dapat diartikan sebagai ekstrak cair, yang dibuat

sedemikian rupa sehingga 1 bagian simplisia sesuai dengan 2 bagian ( kadang-

kadang juga satu bagian ) ekstrak cair.

2.2.1 Metode Ekstraksi

Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain meserasi.

Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa factor seperti sifat dari bahan

mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan

kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (BPOM RI,2010) .

2.2.1.1 Meserasi

Meserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut beberapa kali pengadukan pada temperature ruangan ( Departemen

Kesehatan RI, 2000).

Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:

Masukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat

halus yang cocok kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan

penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk,

serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh

100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk,

terlindung dari cahaya selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring. Suling atau

uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 500C hingga

konsistensi yang dikehendaki (BPOM RI, 2010).

2.2.1.2 Perkolasi

Perkolasi adalah Proses penyarian serbuk simplisia dengan pelarut yang

cocok untuk melewati secara perlahan-lahan pada suatu kolom. Serbuk simplisia

tersebut dimasukkan ke dalam percolator, dengan cara mengalirkan cairan

melalui kolom dari atas ke bawah melalui celah untuk keluar ditarik oleh gaya

seberat cairan yang ada dalam kolom tersebut. Kekurangan pada metode ini yaitu

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

6

tidak boleh digunakan pada ekstrak yang mengandung bahan yang bisa

mengembang contohnya amylum / pati (Depkes RI, 2000) .

2.3. Tinjauan Granul

Pada umumnya pembuatan tablet menggunakan tiga metode yaitu

Granulasi basah, garnulasi kering dan cetak langsung. Granulasi merupakan

proses dimana terdapat partikel-partikel halus secara bersama-sama membentuk

partikel lebih besar.

2.3.1. Metode Granulasi Basah

Granulasi basah merupakan metode yang digunakan untuk memperbaiki

sifat alir dan kompresibilitas. Dimana partikel –partikel kecil yang mempunyai

bentuk sferis dan silinder yang bebas mengalir, mempunyai struktur relative

permanen dimana partikelnya masih bisa dibedakan (Swarbrick and Boyland,

1997).

Keuntungan dari sifat granulasi basah adalah mencegah terjadinya segresi

(pemisahan) komponen dari suatu campuran serbuk homogen selama proses

pemindahan bahan dan penanganan sehingga komposisi dari setiap granul menjadi

tetap dan masih tetap sama pada saat penambahan larutan pengikat. Kelarutan

obat dan stabilitasnya dalam media dan dibawah suhu pengeringan merupakan

salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses granulasi. Hal-hal yang

sangat diperhatikan dalam proses ini adalah tingkat pembasahan dan pengeringan.

Pembasahan yang berlebihan akan menghasilkan granul yang keras sehingga

kompressinya menjadi lebih buruk dan pada akhirnya menghasilkan tablet yang

rapuh sehingga cocok digunakan sebagai pembuata tablet .

2.3.2 Mutu Fisik Granul

2.3.2.1 Kecepatan Alir dan Sudut Diam

Kecepatan alir granul adalah kemampuan granul untuk memasuki matrik

tablet secara merata berdasarkan gaya gravitasi. Teknik pengukuran kecepatan alir

antara lain menggunakan metode corong. Caranya dengan meletakkan granul

dalam corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya ditutup. Granul yang

keluar dari dari alat tersebut dihitung kecepatan alirannya dengan menggunakan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

7

stopwatch dari mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga semua massa granul

mengalir keluar dari alat uji (Rowe R.C. et al, 2009).

Kecepatan alir dihitung berdasarkan waktu alir. Timbunan granul dapat

digunakan untuk menghitung sudut istirahat. Diameter rata-rata timbunan granul

dan tinggi puncak timbunan granul diukur. Untuk 100 gram granul, waktu alirnya

tidak boleh lebih dari 10 detik dan sedangkan sudut diam diperoleh sebaiknya

antara 250 sampai 300 (United State Pharmacopeial Convention, 2007) .

Kecepatan alir = ( gram/detik)

Sudut diam = tg α =

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir granul adalah bentuk dan

ukuran partikel granul, distribusi ukuran partikel, kekasaran atau tekstur

permukaan, penurunan energi permukaan dan luas permukaan. Ukuran partikel

granul akan menggumpal dan menghambat kecepatan alirnya (Aulton M.E.,

2002)

Sudut istirahat adalah sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel

bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 300

biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, apabila sudutnya

lebih besar atau sama dengan 400 biasanya mengalirnya kurang baik. Cara

menghitung pada sudut diam alan Tan Q = h/r , dengan h adalah tinggi kerucut

dan r adalah jari-jari bidang dasar kerucut. Besar kecilnya sudut diam

dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kelembapan granul. Granul akan mudah

mengalir jika mempunyai sudut diam kurang dari 400 (Aulton M.E., 2002).

2.3.2.2 Kandungan Lengas

Kandungan lembap granul ditentukan dengan moisture balance. Pada kadar

air atau lembab merupakan titik kritis yang berpengaruh pada aliran granul, proses

percetakan dan kualitas tablet. Persyaratan kandungan lembab adalah 1-2%

(Aulton, 2002)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

8

2.3.2.3 Persen Kompresibilitas

Kompresibilitas dihitung dari bobot jenis nyata dan bobot jenis mampat.

Parameter kompresibilitas ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan granul

mengatur diri dalam ruang cetak. Bobot jenis nyata adalah perbandingan massa

terhadap volume dari sejumlah granul yang dituang bebas kedalam suatu gelas

ukur. Bobot jenis mampat adalah perbandingan massa terhadap volume setelah

massa tersebut dimampatkan sampai volume tetap. Bobot jenis nyata mempunyai

korelasi dengan bobot jenis mampat karena keduanya ditentukan dari bahan yang

memiliki sifat-sifat yang sama, misalnya bentuk partikel, ukuran, dan distribusi

ukuran partikel. Pemampatan hanya menyebabkan struktur “packing” yang lebih

tepat (Nadifah N., 2013).

% Kompresibilitas = (B.J.M-B.J.N) x 100%

B.J.M

Keterangan :

B.J.M = bobot jenis mampat setelah pemampatan

B.J.N = bobot jenis nyata sebelum pemampatan

Bobot jenis nyata =

(W2-W1) x 100%

100

(W2-W1) x 100%

Bobot jenis mampat =

Vol. Mampat

Keterangan :

W1 = berat gelas ukur sebelum di isi granul

W2 = berat gelas ukur setelah di isi granul

Dari nilai Bobot Jenis Mampat dan Bobot Jenis Nyata dapat dilihat hubungan

indeks kompresibilitas dan kemampuan alir seperti yang tertera pada tabel 2.4

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

9

Tabel 2.4. Hubungan Indeks Kompresibilitas Dan Kemampuan Alir (Aulton

M.E.,2002)

% Kompresibilitas Kemampuan alir

5-10 Sangat baik

12-16 Baik

18-21 Cukup baik

23-28 Cukup

28-35 Jelek

35-38 Sangat jelek

>40 Sangat jelek sekali

2.3.2.4 Kompatibilitas

Kompaktibilitas tablet merupakan kemampuan serbuk untuk saling

melekat menjadi massa yang kompak digunakan mesin tablet single punch

dengan berbagai tekanan dari yang rendah ke yang tinggi dengan mengukur

kedalaman punch atas turun ke ruang die. (Patel et al, 2006)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

10

2.4 Tinjauan Tablet

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam

bentuktabung pipih atau sirkular, kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat

tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,

zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok ( Depkes RI,

2000 ) .

Tablet biasanya berbentuk bundar, dengan permukaan datar atau konveks.

Bentuk khusus yang seperti kaplet, segitiga, lonjong, empat segi dan segi enam

(heksagonal) telah dikembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan

produknya dengan produk yg lain (Siregar dan Wikarsa, 2010). Dalam beberapa

kriteria yang harus dipenuhi untuk tablet berkualitas baik yaitu pada kekerasan

yang cukup dan tidak rapuh, memenuhi keseragaman bobot tablet dan kandungan

obatnya dan mempunyai tampilan yang menarik, baik pada bentuk, warna,

maupun rasanya. Dan untuk mendapatkan tablet yang baik, maka bahan yang akan

dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat mudah mengalir, jadi

artinya jumlah bahan yang akan mengalir dalam corong alir kedalam ruang

cetakan selalu sama setiap saat, dengan demikian bobot tablet tidak akan

memiliki variasi yang besar, kompaktibel (bahan mudah dikompak jika dikempa

sehingga dihasilkan tablet yang keras) dan mudah lepas dari cetakan.

2.4.1 Bahan Pembawa Tablet

Diperlukan bahan pembawa atau eksepien dalam pembuatan tablet selain zat

aktif. Bahan pembawa yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat

pengikat, zat penghancur dan zat pelicin.

2.4.1.1 Bahan Pengisi

Pada sediaan bahan pengisi tablet, berfungsi untuk meningkatkan atau

memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa campuran sehingga

mencukupi untuk dikompressi atau dicetak. Pada sifat bahan pengisi tablet sangat

berperan dalam memengaruhi karakteristik produk akhir, seperti kompresibilitas

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

11

dan karakteristik tablet yang dihasilkan. Salah satu sifat yang penting bagi setiap

bahan pengisi adalah laju alir yang baik, agar massa dapat dengan mudah

mengalir memasuki pencetak tablet (Anwar,2012) .

2.4.1.2 Bahan Pengikat

Bahan pengikat adalah zat tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan

kekompakkan dan daya tahan tablet melalui penyatuan partikel bersama serbuk

lain dalam butir-butir granul. Sebagai pengikat gelatin tersebut efektif pada 1-

5% dan gelatin tersebut merupakan bahan pengikat yang larut dalam air hangat

(>30oC) dengan jumlah 5 sampai 10 kali bobot dari gelatin itu sendiri ( Rowe et

al, 2009).

2.4.1.3 Bahan Penghancur

Bahan penghancur berfungsi untuk menjamin ketika tablet kontak dengan

cairan akan pecah menjadi fragmen-fragmen kecil (Aulton M.E, 2002).

Penambahan bahan penghancur akan membantu pemecahan tablet menjadi

granul ketika berada di lambung. Disintegran memiliki 3 mekanisme yaitu

(Jones D., 2008) :

Meningkatkan porositas dan membasahi matriks tablet.

Pengembangan/swelling ketika kontak dengan air.

Menghasilkan gas ketika kontak dengan air (khusus untuk tablet effervescent).

Beberapa contoh disintegran yang umum digunakan seperti Ac-Di-Sol,

primojel, dan crosprovidin (Swarbrick J., 2007).

2.4.1.4 Bahan Pelicin

Lubrikan atau bahan pelicin adalah bahan yang berguna untuk

meningkatkan laju alir serbuk dan mencegah kegagalan dalam proses pencetakan

tablet. Menurut fungsinya lubrikan dibagi menjadi tiga , yaitu : Lubrikan, glidan,

dan antiadheren. Contoh dari bahan pelicin yaitu Mg-stearat. Lubrikan berfungsi

untuk mengurangi friksi antar granul atau tablet dengan dinding die pada saat

kompresi. Glidan berfungsi untuk memperbaiki aliran granul atau campuran

serbuk, Antiadheren berfungsi untuk mencegah melekatnya granul atau tablet

pada permukaan punch (Rowe et al, 2009) .

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

12

2.4.2 Mutu Fisik Tablet

2.4.2.1 Kekerasan Tablet

Kekerasan menyatakan kekuatan tablet terhadap berbagai guncangan

mekanis saat pembuatan tablet sampai ditangan konsumen. Pada kekerasan tablet

berhubungan dengan pengisian die dan tekanan saat kompresi. Pada tekanan

kompresi yang tetap, dengan meningkatnya pengisian die kekerasan akan

meningkat sampai didapatkan kekerasan yang maksimum (Ansel, 2005).

2.4.2.2 Kerapuhan Tablet

Kerapuhan tablet adalah ketahanan tablet terhadap goncangan selama

proses pengangkutan dan penyimpanan. Untuk uji kerapuhan tablet digunakan

Friabilator dengan alat ini sejumlah tablet diputar dengan kecepatan tertentu,

setelah itu tablet dibersihkan dan ditimbang bobot akhirnya. Persyaratan untuk

tablet hisap kerapuhan > 1% ( United State Pharmacopeial Convention, 2006) .

F = x 100

Keterangan : F = Kerapuhan

Wm = Bobot mula-mula dari 20 tablet

Wn = Bobot setelah pengujian

2.4.2.3 Waktu Hancur Tablet

Sebelum tablet melarut maka tablet harus dapat pecah menjadi partikel

yang kecil dan hal ini disebut disintegrasi. Waktu hancur tergantung pada sifat

granul, kekerasan dan porositas tablet. Uji waktu hancur adalah waktu yang

dibutuhkan tablet untuk hancur menjadi partikel yang lebih kecil. Waktu hancur

tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI,2014) .

2.5. Tinjauan Bahan Penelitian

2.5.1 Laktosa

Laktosa adalah bahan pengisi untuk pembuatan tablet. Zat ini menunjukkan

stabilitas yang baik dalam gabungan dengan kebanyakan zat aktif hidrat ataupun

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

13

anhidrat. Lactosa mengandung kira-kira 5 % air Kristal dan biasanya digunakan

dalam metode tabletasi ( Rowe et al., 1986) .

Karakteristik laktosa adalah serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak

manis. Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut

dalam etanol (95%) dan praktis tidak larut dalam kloroform dan eter

(Departemen Kesehatan RI, 2010). Struktur molekul monohidrat dapat dilihat

pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Struktur molekul Laktosa monohidrat (Rowe, 2009)

2.5.2. Pati Jagung

Pati jagung diperoleh dari biji Zea mays L. dari famili Poaceae . Pati

jagung merupakan serbuk halus yang berwarna putih dan tidak larut dalam air

dingin dan etanol. Hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah

2-5 tidak terdapat lamella. Apabila diamati dibawah cahaya terpolarisasi , tampak

bentuk silang yang berwarna hitam memotong pada hilus (Depkes RI, 2014).

Pada sediaan padat, amilum biasanya digunakan sebagai pengikat, pengisi,

dan desintegran. Umumnya pada konsentrasi yang dipakai antara rentang 5-10%

digunakan sebagai perbandingan pengisi atau pengikat pada metode granulasi

basah. Amilum bersifat higroskopis, sehingga dibutuhkan penyimpanan dalam

ruang kedap udara untuk menjaga stabilitasnya (Rowe.R.C et al,2009)

2.5.3. Polivinil Pirolidon (PVP K 30)

PVP K 30 merupakan polimer sintetik yang dapat digunakan sebagai

bahan pengikat baik dalam larutan air atau alcohol. Karakteristik dari PVP K30

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

14

yaitu serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau,

higroskopik, dengan kelarutan mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) dan

dalam kloroform. Kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata dan praktis

tidak larut dalam eter. PVP K 30 telah digunakan secara luas sebagai bahan

tambahan, terutama pada sediaan tablet oral dan solution. PVP dapat digunakan

sebagai disintegran, enhenser disolusion, suspending agent, dan pengikat pada

tablet. Konsentrasi 1% - 3% memberikan hasil tablet yang memenuhi persyaratan

(Monton C., et al, 2014).

Table II.2 Hubungan Nilai K dengan Berat Molekul Rata-rata Polivinil Pirolidon

(Rowe.R.C et al,2009)

Nilai K Bobot Molekul rata-rata

12

15

17

25

30

60

90

120

2.500

8000

10.000

30.000

50.000

400.000

1.000.000

3.000.000

Granulasi yang menggunakan sistem PVP –alkohol atau PVP-air dapat

diproses dengan baik yaitu cepat kering dan memiliki sifat kempa yang sangat

baik (Lieberman et al, 1989). Struktur molekul dapat dilihat pada gambar 2.5

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

15

Gambar 2.4 Struktur Molekul Polimer PVP K 30

2.5.4. Primojel

Primojel adalah turunan dari pati kentang yang memiliki sifat seperti

carboxymethyl cellulose. Nama lain dari Primojel adalah sodium starch glycolate

atau sodium carboxymethyl starch memiliki karakteristik yaitu serbuk putih.

Primojel itu sendiri merupakan desintegran yang efektif yang dapat digunakan

dalam pembuatan tablet secara granulasi basah maupun cetak langsung. Efektif

konsentrasi pada 2-8% dan konsentrasi diatas 8% umumnya menambah waktu

hancur tablet (Siregar dan Wikarsa, 2010) .

Gambar 2.5 Struktur Molekul Polimer Primogel (Rowe, 2009)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman sirsak

16

2.5.5. Magnesium Stearat

Magnesium stearate mengandung senyawa magnesium dengan campuran

asam-asam organic padat yang diperoleh dari lemak. Karakteristik dari

magnesium stearat adalah serbuk halus ,putih dan voluminous, bau lemah khas,

mudah melekat dikulit, bebas dari butiran . Tidak larut dalam air, dalam etanol

dan dalam eter (Rowe, 2009) .

Gambar 2.6 Struktur Molekul Magnesium Stearat