bab ii tinjauan pustaka 2.1 sistem pengendalian intern 2.1...

26
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Roomey dan Steinbart (2009) mengatakan bahwa pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yan akurat dan andal mendorong dan memperbaiki efisensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Menurut Hery (2013) pengendalian intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Menurut Nugroho Widjajanto (2001) Sistem pengendalian intern (internal control) adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: a. Mengamankan aktiva perusahaan b. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi c. Meningkatkan efisiensi

Upload: others

Post on 23-Oct-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pengendalian Intern

2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Roomey dan Steinbart (2009) mengatakan bahwa

pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang

dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yan akurat dan

andal mendorong dan memperbaiki efisensi jalannya organisasi serta

mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Menurut Hery (2013) pengendalian intern adalah seperangkat

kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan

dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya

informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa

semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan

manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh

seluruh karyawan perusahaan.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001) Sistem pengendalian intern

(internal control) adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur

organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam

perusahaan dengan tujuan untuk:

a. Mengamankan aktiva perusahaan

b. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi

c. Meningkatkan efisiensi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

10

d. Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran

organisasi.

2.1.2 Prinsip Dasar Sistem Pengendalian Intern

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2009) ada beberapa prinsip dasar

yang perlu dipahami mengenai sistem pengendalian intern bagi suatu

entitas organisasi atau perusahaan, yaitu:

a. Sistem pengendalian internp merupakan pertanggungjawaban

manajemen. Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan

terhadap sistem pengendalian intern suatu entitas

organisasi/perusahaan adalah manajemen dan untuk lebih tegasnya

adalah pimpinan perusahaan, karena dengan sistem yang baik itulah

pimpinan perusahaan dapat mengaharapkan kebijakannya dipatuhi,

aktiva/harta perusahaan dilindungi dan penyelenggaraan pencatatan

berjalan baik. Pimpinan perusahaan bertanggungjawab menyusun

sistem pengendalian intern yang tentu saja dilaksanakan oleh para

bawahannya.

b. Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generik, mendasar dan

dapat diterapkan pada tiap perusahaan pada umumnya (tidak boleh

jika hanya berlaku untuk suatu perusahaan tertentu saja, melainkan

harus ada hal-hal yang bersifat dasar yang berlaku umum).

c. Sifat sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance, artinya

tingkat rancangan yang telah didesain adalah yang paling optimal.

Sistem pengendalian yang baik adalah bukannya yang paling

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

11

maksimal melainkan yang mampu memberikan keyakinan yang

memadai untuk mendorong tercapainya tujuan perusahaan.

d. Sistem pengendalian intern memiliki beberapa keterbatasan, sebaik-

baiknya kontrol tetapi kalau karyawan yang melaksanakannya tidak

cakap atau kolusi maka tujuan pengendalian itu mungkin tidak

tercapai.

e. Sistem pengendalian intern harus selalu dan terus-menerus dievaluasi,

diperbaiki, dan disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan

teknologi.

2.1.3 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2009) tujuan dirancangnya sistem

pengendalian intern yang sudah mencakup lingkup yang lebih luas pada

hakekatnya adalah:

a. Pencatatan, pengolahan data dan penyajian informasi yang dapat

dipercaya

Pimpinan hendaknya memiliki informasi yang benar dan tepat

dalam rangka melaksanankan kegiatannya. Mengingat bahwa berbagai

jenis informasi dipergunakan untuk bahan mengambil keputusan

sangat penting, artinya karena itu suatu mekanisme atau sistem yang

dapat mendukung penyajian informasi yang akurat sangat diperlukan

oleh pimpinan perusahaan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

12

b. Mengamankan aktiva perusahaan

Pengamanan atas berbagai harta benda (termasuk catatan

pembukuan/file/database) menjadi semakin penting dengan adanya

komputer. Data/informasi yang begitu banyaknya yang disimpan

didalam media komputer seperti magnetic tape, disket, dan USB yang

dapat dirusak apabila tidak diperhatikan pengamanannya.

c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional

Pengawasan dalam suatu organisasi merupakan alat untuk

mencegah penyimpangan tujuan organisasi, mencegah penghamburan

usaha, menghindarkan pemborosan dalam setiap segi dunia usaha dan

mengurangi setiap jenis penggunaan sumber-sumber yang ada secara

tidak efisien.

d. Mendorong pelaksanaan kebijaksanaan dan peraturan (hukum)

yang ada

Pimpinan menyusun tata cara dan ketentuan yang dapat

dipergunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian

intern berarti memberikan jaminan yang layak bahwa semuanya itu

telah dilaksanakan oleh karyawan perusahaan.

Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan

memberikan keuntungan sangat berati bagi perusahaan itu sendiri,

karena:

1. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data

akuntansi sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

13

2. Melindungi dan membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan

dan penggelapan.

3. Kegiatan organisasi akan terlaksana dengan efisien.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.

5. Sistem pengendalian intern suatu perusahaan cukup baik dan

auditor cukup puas melakukan test of controls, maka pengujian

substantif dapat dilakukan dengan sekecil mungkin jumlah data

dari suatu sampling technique. Dengan demikian kegiatan audit

tidak memerlukan biaya yang terlalu besar.

Hal-hal tersebut diatas dapat dicapai karena sistem

pengendalian intern dirancang dengan tujuan untuk: mengamankan

aset organisasi, memperoleh informasi yang akurat dan dapat

dipercaya, mendorong efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya kegiatan

operasi organisasi, mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap

kebijakan organisasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku.

2.1.4 Unsur-unsur Pokok Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2013) supaya dapat berjalan dengan baik, maka

suatu sistem pengendalian intern harus memiliki unsur-unsur pokok

sebagai berikut.

a. Stuktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional

Secara Tegas

Struktur organisasi merupakan kerangka (frame work) pembagian

tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

14

untuk melakukan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian

tanggung jawab tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Ada pemisahan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi

akuntansi. Fungsi operasi adalah suatu fungsi yang memiliki

wewenang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan operasi misalnya

penjualan. Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi

dari manajer fungsi yang berwewenang untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Sebuah fungsi tidak diperkenankan memiliki tanggung jawab penuh

untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Hal ini untuk

menghindari kecurangan dan pemborosan serta tindakan yang bisa

merugukan perusahaan.

Pemisahan tanggung jawab fungsional dalam melaksanakan

transaksi-transaksi perusahaan dilaksanakan untuk membagi tahap-

tahap transaksi kepada setiap manajer unit yang terkait, sehingga

semua tahap transaksi tidak diselesaikan oleh satu unit saja. Dalam

melaksanakan suatu transaksi terdapat internal check di antara unit

organisasi pelaksana sehingga pencatatan transaksi yang dilakukan

dapat memperlihatkan transaksi yang sesungguhnya.

b. Sistem Wewenang dan Prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan,

dan biaya

Dalam setiap perusahaan atau organisasi, transaksi hanya terjadi

atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

15

menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Maka dari itu, harus dibuat

sistem yang mengatur mengenai pembagian wewenang untuk otorisasi

atas terlaksananya semua transaksi.

Penggunaan formulir harus selalu diawasi untuk mengontrol

pelaksanaannya karena akan menjadi dasar dalam pencatatan transaksi

dalam catatan akuntansi. Pada akhirnya prosedur pencatatan yang baik

akan menjamin data yang disimpan dalam tiap formulir dicatat ke

dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang

tinggi sehingga akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat

dipercaya mengenai kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya suatu

organisasi/perusahaan.

c. Pelaksanaan Kerja yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan

Fungsi Setiap Unit Organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan

prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan

baik jika tidak adanya cara untuk menjadikan pelaksanaan kerja yang

sehat dalam menjalankannya.

Adapun cara-cara yang bisa ditempuh oleh sebuah organisasi

dalam menciptakan pelaksanaan kerja yang sehat adalah sebagai

berikut:

1. Menggunakan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya

harus dapat dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan. Hal

ini dikarenakan formulir merupakan alat untuk memberikan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

16

otorisasi terlaksananya transaksi dan kontrol serta pencegahan dari

tindakan kecurangan yang merugikan perusahaan.

2. Pemeriksaan mendadak yang dilakukan tanpa adanya

pemberitahuan kepada pihak yang akan diperiksa dengan jadwal

waktu yang tidak teratur supaya mendorong karyawan

melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Setiap orang atau unit organisasi tidak diperkenankan

melaksanakan transaksi dari awal sampai akhir tanpa adanya

campur tangan dari pihak lain. Hal ini akan menjadikan internal

check terhadap pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait

sehingga per unit organisasi akan melaksanakan kerja yang sehat

dalam menjalankan tugasnya.

4. Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin untuk menjaga

independensi tiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan

mengindari konspirasi diantara mereka.

5. Kewajiban untuk pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

Dengan demikian karyawan yang cuti tersebut akan digantikan

sementara oleh karyawan yang lain sehingga jika terjadi tindak

kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan

dapat terungkap oleh karyawan yang bertugas menggantikan posisi

yang cuti tersebut.

6. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatan yang ada. Hal ini untuk menjaga kekayaan organisasi dan

mengecek ketelitian serta keandalan catatan akuntansinya.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

17

7. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. Unit

organisasi ini biasanya disebut dengan satuan pengawas intern.

Supaya efektif maka petugas tersebut tidak harus melaksanakan

fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi tetapi

hanya mengecek setiap kegiatan tersebut kemudian melaporkan dan

bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak/pimpinan

perusahaan. Dengan adanya satuan pengawas intern ini maka akan

menjamin efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern demi

menjaga kekayaan perusahaan yang terjamin keamanannya serta

ketelitian dan keandalan dalam data akuntansinya.

d. Karyawan yang Berkualitas Sesuai dengan Tanggung Jawab yang

Dipikulnya

Karyawan yang berkualitas sesuai dengan tanggung jawab yang

dipikunya adalah unsur pokok dalam sistem pengendalian inten yang

paling penting. Hal ini dikarenakan sebaik-baiknya struktur organisasi,

sistem otorisasi dan prosedur pencatatan serta pelaksanaan kerja yang

sehat, semuanya akan tergantung pada setia karyawan yang

melaksanakannya. Seandainya perusahaan memiliki karyawan yang

jujur dan kompeten, maka unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi

sampai batas minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan

pertanggung jawaban keuangan yang dapat diandalkan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

18

Karyawan yang jujur dan kompeten di bidangnya akan

melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien meskipun

ketiga unsur sistem pengendalian yang lain hanya sedikir

mendukungnya. Namun sebaliknya jika karyawan yang dimiliki oleh

perusahaan adalah karyawan yang tidak jujur dan kompeten maka

ketiga unsur sistem pengendalian yang lain tidak akan mendukung apa-

apa sehingga tujuan dari perusahaan/organisasi tidak akan tercapai.

Adapun cara-cara untuk mendapatkan karyawan yang jujur dan

kompeten adalah sebagai berikut:

1. Seleksi karyawan yang berdasarkan pada persyaratan yang dituntut

oleh pekerjaannya. Program yang bagus dalam proses seleksi akan

menjamin diperolehnya karyawan yang jujur dan kompeten

dibidangnya.

2. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan yang sesuai dengan tuntutan dan bidang perkembangan

pekerjaannya.

2.2 Kas

2.2.1 Pengertian Kas

Menurut Surya (2012:66) kas adalah media pertukaran standar

serta merupakan dasar akuntansi dan pengukuran untuk semua pos-pos

lainnya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

19

Menurut Soemarso (2009:296) bahwa kas adalah segala bentuk

(baik yang berbentuk atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan

diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

Menurut Zaki Baridwan (2004) Kas adalah aktiva yang tidak

produktif sehingga harus dijaga supaya jumlahnya tidak terlalu besar dan

tidak terjadi “idle cash”. Meskipun daya beli uang bisa berubah-ubah

tetapi perubahan daya beli tersebut tidak mengakibatkan penilaian kembali

terhadap kas.

2.2.2 Komposisi Kas

Menurut Zaki Baridwan (2004) yang termasuk kas adalah alat

pertukaran yang dapat diterima sebagai pelunasan hutang dan sebagai

suatu setoran bank dengan sebesar nominal serta simpanan dalam bank

atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. Kas terdiri

dari uang kertas, uang logam, uang yang belum disetorkan, simpanan

dalam bentuk giro atau bilyet, traveler’s check, cashier check, bank draft,

dan money order.

Surat-surat berharga seperti saham dan obligasi mungkin dapat

segera dijual menjadi uang tunai, tetapi sebelum dijualnya surat-surat

berharga tersebut maka tidak termasuk dalam kelompok kas melainkan

investasi jangka pendek.

Simpanan dalam bank yang berada di luar negeri akan

menimbulkan masalah tersendiri karena mata uang yang berbeda. Untuk

itu simpanan tersebut harus dikurs kan dalam rupiah terlebih dahulu.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

20

Simpanan-simpanan tersebut biasanya tidak dapat diambil sewaktu-waktu

yang kemudian dalam neraca simpanan akan dilaporkan secara terpisah.

Uang kas yang terbatas dalam penggunaannya, biasanya terdapat

dalam bentuk dana yang tidak dimasukkan dalam kas tetapi dilaporkan

secara terpisah sebagai dana. Jika penggunaannya masih dalam waktu

satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika tidak

dapat digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran dalam waktu satu tahun

maka termasuk dalam kelompok aktiva tidak lancar.

Adapun kas kecil dan kas yang berada di cabang-cabang tetap

termasuk dalam kas karena telah memenuhi batasan-batasan seperti

tersebut diatas. Cek-cek yang sudah ditulis tapi belum diserahkan kepada

orang yang dibayar tidak dikeluarkan dari kas. Apabila pada waktu

menulis cek sudah dikreditkan dalam rekening kas, maka pada akhir

periode jika cek tersebut belum juga diserahkan akan dibuat jurnal untuk

mendebit kembali rekening kas.

2.2.3 Pengawasan Kas

Kas memiliki sifat sangat mudah dipindahtangankan dan tidak

dapat dibuktikan sehingga mudah terjadi penggelapan. Oleh karena ini

perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap kas. Pada umumnya suatu

pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi

penyimpanan, pelaksanaan, dan pencatatan. Tanpa adanya pemisahan

fungsi tersebut, maka kas akan mudah digelapkan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

21

Bentuk dan jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka sistem

pengawasan intern dalam suatu perusahaan akan berbeda dengan

perusahaan yang lain. Meskipun demikian, ada dasar-dasar tertentu yang

bisa digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan pengawasan

terhadap kas sebagai berikut:

a. Penerimaan uang

Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa

sumber, seperti penjualan tunai, pelunasan piutang, dan pinjaman.

Maka prosedur pengawasan yang dapat digunakan yaitu:

1. Harus ditunjukkan dengan jelas mengenai fungsi-fungsi dalam

penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat

dan kemudian disetor ke bank.

2. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dan fungsi

pencatatan kas.

3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan

pencatatan kas. Setiap hari harus dibuat laporan kasnya.

b. Pengeluaran kas

Pengeluaran uang yang terjadi dalam sebuah perusahaan adalah

untuk pembayaran bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan

tidak dijalankan dengan ketat, maka sering kali terjadi jumlah

pengeluaran yang diperbesar dan selisihnya kemudian digelapkan.

Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:

1. Semua pengeluaran uang menggunakan cek kecuali untuk

pengeluaran-pengeluaran kecil yang dibayar dari kas kecil.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

22

2. Dibentuk kas kecil yang penggunaannya diawasi dengan ketat.

3. Penulisan cek hanya dapat dilakukan jika didukung dengan bukti-

bukti atau dokumen yang lengkap.

4. Diadakan pemisahan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-

bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek, dan

yang mencatat pengeluaran kas.

5. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.

6. Diharuskan membuat laporan kas harian.

Dengan adanya prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas

tersebut akan timbul beberapa masalah yaitu mengenai pembentukan kas

kecil dan karena adanya rekening giro bank, maka setiap periode perlu

diadakan rekonsiliasi antara saldo kas dengan saldo menurut laporan

bank.

2.2.4 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2013) Sistem penerimaan kas adalah suatu

catatan yang dibuat untuk melakukan kegiatan penerimaan kas yang

diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun yang berupa

surat-surat berharga yang sifatnya dapat segera digunakan yang berasal

dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau

transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan, sumber

penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi

penjualan tunai.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

23

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan

kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

2.2.5 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Menurut James A Hall (2011) sistem akuntansi pengeluaran kas

adalah memproses pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem

pembelian.

Menurut Mulyadi (2013) sistem akuntansi pengeluaran kas adalah

suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik

dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan

umum perusahaan.

Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan dua sistem,

yaitu sistem pengeluaran kas dengan cek dan sistem pengeluaran kas

dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil. Pengeluaran kas yang

tidak dapat dilakukan dengan cek biasanya karena dalam jumlah yang

relatif kecil.

2.3 Sistem Pengendalian Intern terhadap Penerimaan Kas dan

Pengeluaran Kas

Sistem pengendalian intern penerimaan kas menekankan pada tujuan

yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem

tersebut. Pengendalian intern berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah

informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan

komputer. Untuk sistem pengendalian intern penerimaan kas, catatan yang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

24

digunakan untuk melakukan kegiatan penerimaan kas baik yang berupa

uang tunai maupun surat-surat berharga yang sifatnya dapat segera

digunakan dari perusahaan maupun dari penjualan tunai. Sedangkan sistem

pengendalian intern pengeluaran kas catatan yang digunakan untuk

melakukan kegiatan baik dengan cek maupun uang tunai melalui sistem

dana kas kecil.

2.3.1 Sistem Pengendalian Intern terhadap Penerimaan Kas yang Baik

Menurut Mulyadi (2013) berikut ciri-ciri pengendalian yang baik

atas transaksi penerimaan kas, yaitu:

1. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang menerima kas dengan

yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas atas penerimaan kas.

2. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang

mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus

di review oleh kepala bagian akuntansi.

3. Penerimaan kas dalam bentuk apapun harus disetor ke bank dalam

jumlah seutuhnya paling lambat keesokannya.

4. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman.

5. Uang kas harus dikelola dengan baik, dalam arti jangan dibiarkan

menganggur atau terlalu banyak disimpan direkening giro karena tidak

memberikan hasil yang optimal. Jika ada uang kas yang menganggur

sebaiknya disimpan dalam deposito berjangka atau dibelikan surat

berharga yang sewaktu-waktu bisa diuangkan sehingga bisa

menghasilkan kas lain.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

25

6. Digunakan formulir yang bernomor urut tercetak.

2.3.2 Sistem Pengendalian Intern terhadap Pengeluaran Kas yang Baik

Menurut Mulyadi (2013) berikut ciri-ciri pengendalian yang baik atas

transaksi pengeluaran kas, yaitu:

1. Fungsi penyimpan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pihak berwenang.

3. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan pada bukti kas

keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

4. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, dilakukan

melalui dana kas kecil (imprest system).

2.4 Simbol-simbol dalam sistem akuntansi

Menurut Mulyadi (2013) sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan

menggunakan bagan alir dokumen. Simbol-simbol standar yang digunakan

oleh analisis sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang

menggambarkan sistem tertentu. Simbol-simbol dalam Sistem Akuntansi

dapat dilihat pada Gambar 2.1

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

26

No Simbol Nama Simbol Keterangan

1

Dokumen Simbol ini menggambarkan semua jenis

dokumen, yang merupakan formulir

yang digunakan untuk merekam data

terjadinya suatu transaksi

2 Catatan Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan catatan akuntansi yang

digunakan untuk mencatat data yang

direkam sebelumnya di dalam dokumen

atau formulir.

3 On Page

Connector

Simbol ini untuk memungkinkan aliran

dokumen berhenti di suatu lokasi pada

halaman tertentu dan kembali berjalan

dilokasi lain pada halaman yang sama.

4 Off Page

Connector

Simbol ini digunakan untuk

menunjukkan kemana dan bagaimana

bagan alir terkait satu dengan lainnya.

5 Kegiatan

Manual

Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan kegiatan manual

6 Arsip

Sementara

Simbol ini digunakan untuk

menunjukan tempat penyimpanan

sementara yang dokumennya akan

diambil kembali dari arsip tersebut di

masa yang akan datang

7 Arsip Permanen Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan arsip permanen yang

merupakan tempat penyimpanan

dokumen yang tidak akan diproses lagi.

8 On-line

Computer

Process

Simbol ini menggambarkan pengolahan

data dengan komputer secara online.

10 Keputusan Simbol ini menggambarkan keputusan

yang harus dibuat dalam proses

pengolahan data.

11 Mulai/Berakhir

(Terminal)

Simbol ini untuk menggambarkan awal

dan akhir suatu sistem akuntansi.

Gambar 2.1. Simbol-simbol dalam Sistem Akuntansi

Sumber : Mulyadi (2013)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

27

2.5 Bagan Alir Dokumen Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas di dokumentasikan dengan

menggunakan bagan alir dokumen (flowchart), bagan alir transaksi

penerimaan kas dapat dilihat pada gambar 2.2.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

28

Flowchart Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Pelanggan

LPK:Laporan

penerimaan kas

LPT:laporan

penjualan tunai

Sumber: Mulyadi

(2013)

Kasir Bagian Keuangan Pimpinan

Start

Melakuk

an

pembaya

ran

Data

Pembayaran

(uang)

Data

Pembayaran

(uang)

Membuat

laporan

penerima

an kas

(LPK)

LPK

LPK

Membuat

laporan

penjualan

tunai (LPT)

LPT 2

LPT 1

A

1

1

LPT 1

Selesai

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

29

2.5.1 Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

a. Pelanggan yang merasa cocok dengan produk yang sudah dipilih

melakukan pembayaran secara tunai ke kasir.

b. Kasir menerima pembayaran tunai (kas) dari pelanggan. Kemudian

kasir membuat Laporan Penerimaan Kas (LPK) dan dikirimkan ke

Bagian Keuangan.

c. Bagian keuangan membuat Laporan Penjualan Tunai (LPT) rangkap

2, lembar 1 dikirimkan ke Pimpinan, dan lembar 2 disimpan sebagai

arsip.

2.5.2 Uraian Kegiatan

a. Pelanggan

1. Customer membeli produk perusahaan.

2. Melakukan pembayaran secara tunai ke kasir.

b. Kasir

1. Menerima pembayaran tunai dari pelanggan dalam bentuk uang

tunai.

2. Membuat Laporan Penerimaan Kas (LPK) yang dikirimkan ke

bagian keuangan.

c. Bagian Keuangan

1. Menerima Laporan Penerimaan Kas (LPK) dari kasir.

2. Membuat Laporan Penjualan Tunai (LPT) rangkap 2:

Lembar 1: LPT yang dikirimkan ke pimpinan sebagai laporan dan

bukti penjualan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

30

Lembar 2: LPT untuk tujuan arsip perusahaan.

d. Pimpinan

Menerima Laporan Penjualan Tunai (LPT) dari bagian keuangan.

2.5.3 Pengeluaran Kas dari Penjualan Tunai

Sistem akuntansi pengeluaran kas di dokumentasikan dengan

menggunakan bagan alir dokumen (flowchart), bagan alir transaksi

pengeluaran kas dapat dilihat pada gambar 2.3.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

31

Siklus Pengeluaran Kas

Kasir

SPK : Surat Pengajuan Kredit

TT : Tanda Terima

Gudang Pemasok

Sumber: Mulyadi (2013)

Mulai

Melakukan

transaksi

pembelian

Melakuka

n

pembayar

an

Membua

t surat

pengajua

n kredit

2

Nota

pembayaran

1

1

1

1

Surat 2

Pengajuan

kredit 1

1

P.

1

P.2

2

SPK TT 1

2

Data barang

Memeriksa

barang yang

telah dibeli

Pengembalia

n barang

Membuat

daftar

barang retur

2

Daftar

barang retur

1

3

1

seles

ai

Daftar

barang yang telah diretur

tunai kredit

retur tidak

Beserta

barang

2

SPK TT 1

Menyetujui

SPK

Nota

pembaya

ran

1

Mengirim

barang yang dipesan

Data barang

3

Data barang retur

Menukar

barang dari

perusahaan

Daftar barang yg

telah retur

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

32

2.5.4 Uraian Kegiatan

1. Kasir/bagian penjualan

a. Melakukan transaksi pembelian.

1. Jika pembelian secara tunai, maka langsung dicetak nota

pembayaran.

2. Jika pembelian secara kredit, maka dibuat surat pengajuan

kredit (SPK) dan mencetaknya.

b. Gudang

1. Melihat data barang, kemudian memeriksa barang yang telah

dibeli, jika ada yang rusak/cacat maka dilakukan pengembalian

barang dan membuat daftar retur (yang dikembalikan),

kemudian mencetak data daftar barang retur.

2. Menerima daftar barang retur beserta barang yang telah ditukar

dari pemasok.

c. Pemasok

1. Jika bagian penjualan mengajukan SPK, maka pemasok

menyetujui SPK tersebut. Dan jika bagian penjualan melakukan

pembelian tunai, maka pemasok menerima nota pembayaran.

2. Mengirim barang yang dipesan sesuai dengan data barang yang

dipesan.

3. Jika ada daftar barang retur, maka barang akan ditukar dan

kemudian mengirimkan daftar barang retur beserta barang yang

telah ditukar kepada perusahaan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

33

2.6 Penelitian Terdahulu

No Peneliti

dan

Tahun

Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Nunung

Larasati

(2012)

“Analisis Sistem

Pengendalian Intern

terhadap Penerimaan

dan Pengeluaran Kas

pada UD. Dua Putri

Nganjuk”

Sistem pengendalian intern

penerimaan kas sudah berjalan

dengan efektif, tetapi sistem

pengendalian intern pengeluaran

kas belum efektif karena masih

terdapat unsur-unsur

pengendalian intern didalam

perusahaan yang belum

sepenuhnya dilakukan.

Penempatan kasir yang berada

satu ruangan dengan karyawan

lain, kas yang ada ditangan dan

kasir tidak diasuransikan, dan

perputaran jabatan secara rutin

sehingga kemungkinan

terjadinya penyelewengan masih

sangat besar.

2 Zulvinia

Nur

Salasa

(2016)

“Evaluasi Sistem

Akuntansi

Penerimaan dan

Pengeluaran Kas

dalam Upaya

Meningkatkan

Pengendalian Intern

Studi Kasus pada PG

Kebon Agung

Malang”

Penerapan sistem dan prosedur

penerimaan dan pengeluaran kas

PG. Kebon Agung Malang

masih belum efektif, adapun hal

yang menjadikan belum efektif

adalah pada sistem akuntansi

penerimaan kas melalui

pelunasan piutang tidak ada

fungsi penagihan serta dokumen

bukti kas masuk dan bukti kas

keluar tidak dibuat rangkap 2,

selamjutnya tidak terdapat suatu

bagian sebagai staf audit intern

yang melakukan pemeriksaan

terhadap sistem dan prosedur

akuntansi penerimaan dan

pengeluaran kas.

3 Annisa

Fina

Rizkiyani

(2013)

“Evaluasi Sistem

Pengendalian

Internal atas

Aktivitas

Penerimaan dan

Pengeluaran Kas

pada PT.

Telekomunikasi

Indonesia Tbk.”

Pengendalian Internal atas

Aktivitas Penerimaan dan

Pengeluaran Kas pada PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk

terdapat kelemahan pada sistem

pembayaran jasa

telekomunikasi, namun secara

keseluruhan pengendalian

internal sudah berjalan dengan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3011/3/BAB II.pdf · satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika

34

efektif dan efisien sesuai dengan

komponen pengendalian COSO.

4 Mario

Caesar

Piet

Sumurung

(2015)

“Analisis

Pengendalian Intern

Penerimaan dan

Pengeluaran kas

pada PT. Manado

Media Grafika.”

Hasil penelitian ini diketahui

bahwa pengendalian penerimaan

dan pengeluaran kas pada PT.

Manado Media Grafika telah

dilakukan sesuai prosedur,

sehingga kinerja manajerial

dapat terlaksana dengan mudah.

Pimpinan perusahaan sebaiknya

tetap melaksanakan

pengendalian intern penerimaan

dan pengeluaran kas dan

menjaga hubungan yang baik

dalam pelaksanaan kegiatan

operasional perusahaan.

5 Sri

Mangesti

Rahayu

(2014)

“Analisis Sistem

Pengendalian

Internal Penerimaan

dan Pengeluaran Kas

Lembaga Zakat

Studi pada Lembaga

Manajemen Infaq

(LMI) Cabang

Magetan Jawa

Timur”

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sistem pengendalian

internal LMI cabang Magetan

sudah baik, hanya perlu

perbaikan pada salah satu unsur

pengendalian internal, yaitu

penerapan pada praktik yang

sehat. Praktik yang sehat ini

berkaitan tentang prosedur

pencatatan yaitu penggunaan

dokumen dan catatan transaksi

yang valid, sah dan lengkap.

LMI cabang Magetan juga perlu

memperhatikan penerapan

unsur-unsur sistem pengendalian

internal lembaga zakat secara

baik dan benar.