bab ii landasan teori koperasi - eprints.mercubuana-yogya...
TRANSCRIPT
10
BAB II
LANDASAN TEORI
. A. Koperasi
Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771-1858).Ia
menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark,
Skotlandia. Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh Willian
King (1786-1865) dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris.
Pada 1 Mei 1928, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The
Coorperator yang berisi berbagai gagasan dan saran praktis tentang
pengelolaan toko dengan prinsip koperasi.
Koperasi dikenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di
Purwokerto, Jawa Tengah pada 1896.Pada 12 Juli 1947, pergerakan
koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi yang pertama di
Tasikmalaya.Tanggal dilaksanakan kongres ini ditetapkan sebagai Hari
Koperasi Indonesia.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum. Koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasar prinsip
koperasi sekaligus merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas
asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas
kekeluargaan.Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
11
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur, berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Undang-Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33 ayat (1) menyatakan
bahwa “perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha berdasar atas asas
kekeluargaan”. Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 33 UUD 45 antara lain
dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan
kemakmuran orang-seorang, dimana bangun perusahaan yang sesuai
dengan itu adalah koperasi. Penjelasan Pasal 33 UUD 45 menempatkan
koperasi sebagai sakaguru perekonomian nasional maupun sebagai bagian
integral tata perekonomian nasional.
Karakteristik utama koperasi dan sekaligus membedakan koperasi dari
badan usaha yang lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas
ganda (the dual identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan
sekaligus sebagai pengguna (user own oriented). Oleh karena itu :
1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya
pada satu kepentingan ekonomi yang sama.
2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya
diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri,
kesetikawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu
anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan,
tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain.
12
3. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta
dimanfaatkan sendiri oleh anggota.
4. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan
ekonomi anggota dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota.
5. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada
anggota maka kelebihan kemampuan pelayanan itu dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.
Adapun jenis-jenis koperasi dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya :
a.Koperasi Konsumsi
Koperasi ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum
sehari-hari para anggotanya. Yang pasti barang kebutuhan
yang dijual di koperasi harus lebih murah dibandingkan di
tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk
mensejahterakan anggotanya.
b. Koperasi Jasa
Fungsinya adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam
bentuk pinjaman kepada para anggotanya. Tentu bunga
yang dipatok harus lebih rendah dari tempat meminjam
uang yang lain.
c. Koperasi Produksi
Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan
baku, penyediaan peralatan produksi, membantu
13
memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual
dan memasarkannya hasil produksi tersebut. Sebaiknya
anggotanya terdiri atas unit produksi yang sejenis.Semakin
banyak jumlah penyediaan barang maupun penjualan
barang maka semakin kuat daya tawar terhadap supplier
dan pembeli.
2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerahkerja
a. Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal
memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.
b. Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan
koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas
dibandingkan dengan koperasi primer.
Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
1) Koperasi pusat – adalah koperasi yang
beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
2) Gabungan koperasi – adalah koperasi yang
anggotanya minimal 3 koperasi pusat
3) Induk koperasi – adalah koperasi yang minimum
anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
14
3. Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya :
a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu
menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman.
Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan
imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya
jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui
rapat anggota.Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat
dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”
b. Koperasi Serba Usaha (KSU)
Adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-
macam.Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan
untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga
masyarakat, unit produksi, unit wartel.
c. Koperasi Konsumsi
Adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari anggota.Kebutuhan yang dimaksud
misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot
rumah tangga.
d. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya
membuat barang (memproduksi) dan menjual secara
bersama-sama.Anggota koperasi ini pada umumnya sudah
15
memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota
mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.
4. Koperasi berdasarkan keanggotaannya
a. Koperasi Unit Desa (KUD)
Adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat
pedesaan.Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi
pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang
dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat
pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, dan
memberi penyuluhan teknis pertanian.
b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum
KPRI, koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri
(KPN). KPRI bertujuan terutama meningkatkan
kesejateraan para pegawai negeri (anggota).KPRI dapat
didirikan di lingkup departemen atau instansi.
c. Koperasi Sekolah
Koperasi Sekolah memiliki anggota dari warga sekolah,
yaitu guru, karyawan, dan siswa.Koperasi sekolah memiliki
kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga sekolah,
seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-
lain.Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata
sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media
16
pendidikan bagi siswa antara lain berorganisasi,
kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran.
B. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam atau sering juga disebut dengan istilah
koperasi kredit merupakan sebuah lembaga keuangan selain bank yang
dikelola dan dijalankan untuk memberikan bantuan pinjaman modal dan
memberikan bunga kredit rendah. Tunjuan awal dari koperasi simpan
pinjam adalah memberikan solusi keuangan hanya untuk para anggota
koperasi saja, Namun seiring perkembangan kebutuhan yang ada di
masyarakat, koperasi turut andil memberikan bantuan untuk kebutuhan
usaha kecil dan menarik dana dari masyarakat umum.
Koperasi Simpan Pinjam lebih mendahulukan simpanan dibanding
pinjaman. Tentu saja ketentuan ini menjadi tidak tepat kalau diterapkan
pada angota yang tidak mempunyai kemampuan finansial, sehingga
baginya yang lebih tepat adalah koperasi simpan pinjam, artinya anggota
meminjam dahulu dan baru setelah mempunyai kemampuan maka dia
akan menyimpan. Berbeda dengan anggota koperasi yang berkemampuan,
istilah ini memang tepat karena anggota tersebut akan melakukan
simpanan dahulu, baru bila diperlukan maka akan meminjam. Dengan
adanya anggota yang tidak memiliki kemampuan, maka kalau pinjaman
yang diambil tersebut digunakan untuk tujuan konsumtif maka anggota
17
tersebut tidak akan mengalami penambahan kemampuan setelah
melakukan peminjaman.
Setiap anggota Koperasi Simpan Pinjam harus mempunyai
komitmen yang sama terhadap visi maupun misi yang menjadi pedoman
koperasi. Sebagai badan hukum, koperasi dimungkinkan untuk menambah
pemilik koperasi dan atau anggota koperasi. Agar visi dan misi yang
ditetapkan oleh anggota tersebut tidak mengalami perubahan yang
mendasar, yang jelas akan berpengaruh pada penentuan strategi bisnis
perusahaan, maka penerimaan masyarakat sebagai anggota koperasi harus
benar-benar sesuai dengan kemauan bersama anggota sebelumnya. Untuk
itu sangat diperlukan berbagai kriteria masyarakat yang dapat diterima
sebagai anggota koperasi, misalnya :
1. Anggota baru koperasi harus membayar iuran atau simpanan pokok
yang sama dengan anggota sebelumnya.
2. Anggota baru harus membayar simpanan wajib atau saham, minimal
dengan nilai tertentu per sahamnya.
3. Anggota baru harus mengakui dan menjalankan visi dan misi yang
sudah ada.
Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam
adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbetuk penyaluran
pinjaman terutama dari dan untuk anggota. Pada perkembanganya
18
memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga
masyarakat luas.
Kegiatan dari sisi pasiva. Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek
pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun
masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa berupa tabungan atau
simpanan sedangan dari masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal.
Kegiatan usaha dari aspek aktiva merupakan upaya dari koperasi simpan
pinjam atau KSP serta USP untuk memperoleh laba dengan cara
mengalokasikan dari hasil penghimpunan yang disalurkan kepada anggota
dalam bentuk pijaman. Lebih jauh jika dikerucutkan maka kegiatan
koperasi simpan pinjam bisa dirinci sebagai berikut.
1. Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani penyimpanan dan
juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan serta
kesepakatan.
2. Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul
kepada anggota yang dimasa datang akan diterima kembali secara
bertahap.
Kedua kegiatan diatas harus dikelola sedemikian rupa sehingga
penghimpunan dan penyaluran berjalan seimbang.
Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus
melakukan penghimpunan dana. Dana-dana tersebut bisa uang yang
19
masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Jika dilihat jenis
sumber dana maka dana yang berbentuk hutang berasal dari tabungan
kemudian simpanan berjangka atau pinjamanyang diterima koperasi
simpan pinjam sedangkan yang bersumber dari kekayaan bersih
diantaranya berasal dari sumber simpanan wajib anggota dan simpanan
sukerela, cadangan umum serta SHU di tahun berjalan.
Dari keseluruhan sumber dana tersebut, sumber dana utama adalah
simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih mendalam
tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau
anggotanya kepada KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan
koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam
PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP,
sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan
kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan
wajib (bagi KSP). Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi
simpanan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan
simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, Yaitu tabungan
dan simpanan berjangka.
Jenis simpanan yang ada di Koperasi Simpan Pinjam adalah :
1. Simpanan Pokok
20
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama
banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat
masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu
yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota,
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan menjadi anggota.
3. Simpanan Berjangka Koperasi
Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada
koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk
suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian
antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan
dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut
berakhir.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan
berjangka dapat meliputi:
a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka
disyaratkan terlebih dulu untuk menjadi penabung.
b. Jumlah setoran minimal.
21
c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan
bunga sesuai dengan jangka waktu dari simpanan
berjangka tersebut. Pembayaran bunga simpanan
berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan.
` 4. Tabungan Koperasi
Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang
penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan
penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang
bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan Buku
Tabungan Koperasi, setiap saat pada hari kerja Koperasi.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tabungan dapat
meliputi:
a. Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap
saat pada hari kerja;
b. Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan
tabungan) dan setoran minimal selanjutnya;
c. Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;
d. Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus
pemilik tabungan;
e. Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh
pemilik tabungan atau yang diberikan kuasa;
22
f. Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga
tabungan kepada penyimpan;
g. Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu
misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang
lainnya;
h. Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan;
i. Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian
pembukuan.
C. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Ciri-ciri usaha mikro antara lain : “modal usahanya tidak lebih
dariRp10 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan), tenaga kerja tidak
lebihdari lima orang dan sebagian besar merupakan anggota
keluarga/kerabat atau tetangga, pemiliknya bertindak secara
naluriah/alamiah dengan mengandalkan naluri dan pengalaman sehari-
hari. Jenis usaha mikro, antara lain seperti dagang (warung
nasi,bakso,sayuran), industri kecil (konveksi, pembuatan
tempe/kerupuk/kecap, kompor/sablon), jasa (tukang cukur, laundry,
tambal ban, bengkel motor kecil, las, penjahit), pengrajin (sabuk, tas,
cenderamata, perkayuan,anyaman), pertanian/peternakan (palawija, ayam
buras,itik,lele).
23
Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: “Usaha Mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini”.
Pada Pasal 6 ayat (1) menyebutkan kriteria yang harus dipenuhi
agar dapat disebut sebagai usaha mikro, yaitu:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratur juta rupiah).
Pasal 1 angka (8) Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memberikan pengertian pemberdayaan
sebagai upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia
usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah
sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh
dan mandiri.
Menurut Kuncoro (2007) ada empat karakteristik yang dimiliki
olek kebanyakan UMKM di Indonesia.
24
1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi
dan operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang
merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan yang
memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
2. Rendahnya akses terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga
mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal
sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, pedagang, perantara,
bahkan rentenir.
3. Sebagian besar usaha ini belum memiliki status badan hukum.
4. Hampir sepertiga UMKM bergerak pada kelompok usaha makanan,
minuman, dan tembakau (ISIC31), barang galian bukan logam
(ISIC36), tekstil (ISIC32), dan industrikayu, bambu, rotan, rumput,
dan sejenisnya termasuk perabot rumah tangga (ISIC33)
Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan
Koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan
memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat
Indonesia, khusunya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi
kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Dengan demikian upaya untuk
memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik
pada tataran makro dan mikro yang meliputi
1. Penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha
seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaya disertai adanya
efisiensi ekonomi:
25
2. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM untuk
meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat
memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya,
terutama sumber daya lokal yang tersedia;
3. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil
dan menengah (UKM); dan
4. Pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor
informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus
keluarga miskin. Selain itu, peningkatan kualitas koperasi untuk
berkembang secara sehat sesuai jati dirinya dan membangun efisiensi
kolektif terutama bagi pengusaha mikro dan kecil.
Menurut Jafar (2004) dalam Lenora (2008) pada hakekatnya
UMKM merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.
Upayayang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah UMKM adalah
sebagai berikut :
1. Penciptaan iklim usaha yang kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif,
antara lain dengan mengusahakan ketentraman dan keamanan berusaha
serta penyederhanaan prosedur perijinan.
2. Bantuan permodalan
26
Pemerintah perlu memperluas kredit khusus dengan syarat yang tidak
memberatkan UMKM untuk membantu peningkatan modal, seperti
melalui sektor jasa finansial informal.
3. Perlindungan usaha
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang
merupakan usaha ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan
dari pemerintah.Perlindungan tersebut dapat berupa undang-undang
maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling
menguntungkan.
4. Pengembangan kemitraan
Pengembangan kemitraan yang saling membantu antara UMKM perlu
dikembangkan.Disamping itu, juga untuk memperluas pangsa pasar
dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UMKM
akan mempunyai kekuatan dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari
dalam maupun luar negeri.
5. Pelatihan
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik dalam
aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan,
serta keterampilannya.Disamping itu, juga perlu diberi kesempatan
untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekan
teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
6. Membentuk lembaga khusus
27
Lembaga khusus ini bertanggung jawab dalam mengkoordinir semua
kegiatan dengan upaya penumbuh kembangkan UMKM dan juga
berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan
yang dihadapi UMKM.
7. Memantabkan asosiasi
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat untuk mengingkatkan
perannya, antara lain dalam mengembangkan jaringan informasi usaha
yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
8. Mengembangkan promosi
Guna mempercepat proses kemitraan antara UMKM dengan usaha
besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-
produk yang dihasilkan.
9. Mengembangkan kerjasama yang setara
Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah
dengan UMKM untuk mengatasi berbagai isu yang terkait dengan
perkembangan usaha.
Selain itu, strategi bisnis yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan dan mengembangkan UMKM adalah sebagai
berikut:
1. Perlu dipelajari terlebih dahulu tentang ciri-ciri, definisi atau
pengertian, kelemahan-kelemahan, potensi-potensi yang tersedia serta
perundang-undangan yang mengatur UMKM.
28
2. Diperlukan bantuan manajerial agar tumbuh inovasi-inovasi dalam
mengelola UMKM secara berdampingan dengan usaha-usaha besar.
3. Secara vertikal dalam sistem gugus usaha, UMKM bisa menjadikan
diri sebagai komplemen-komplemen usaha bagi industri perusahaan
produsen utama. Diperlukan suatu strategi UMKM untuk menjalin
kerja komplementer dengan usaha-usaha besar.
4. Kerjasama bisa berbentuk koperasi dan bersama-sama beroperasi
masuk dalam usaha tertentu. Di Indonesia, kemitraan usaha yang
berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting,
sehingga pemerintah menganggap perlu membentuk departemen
khusus untuk menangani UMKM dan Koperasi.
Tingkat kemiskinan yang semakin tinggi disertai dengan jumlah
pengangguran yang semakin banyak memaksa pemerintah untuksegera
bertindak.Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
pembangunan sektor UMKM.Hal ini dikarenakan sektor UMKM
mempunyai potensi yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pendapatan, sekaligus pemerataan pendapatan bagi
masyarakat.Selain itu, UMKM merupakan kegiatan ekonomi yang
dapat memberdayakan masyarakat miskin, sehingga memberikan
peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus
menurunkan angka kemiskinan.Akan tetapi, sektor UMKM
menghadapi permasalahan keterbatasan modal untuk menjalankan
29
usaha.Hal ini berakibat pada UMKM yang tidak dapat berkembang
dengan baik.
Pemberian kredit kepada UMKM melalui Koperasi Simpan Pinjam
yaitu Koperasi Dian Mandiri merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan perekonomian rakyat.
D. Penelitian Sebelumnya
Tahun 2011 menurut Rita yaitu pemberian kredit oleh Koperasi
Simpan Pinjam kepada anggotanya cukup berarti dalam meningkatkan
pendapatan dan omset usaha anggotanya.Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan rata-rata pendapatan anggota KSP.
Tahun 2011 penelitian menurut Susi Fitria Sari menerangkan
bahwa manfaat dari pemberian kredit ini terlihat pada peningkatan
pendapatan yang diterima UMKM sebelum dan sesudah menerima
kredit.Secara keseluruhan, pemberian kredit yang dilakukan Koperasi
Simpan Pinjam memang memberikan manfaat yang besar bagi pelaku
usaha.Hal tersebut dibuktikan melalui peningkatan nilai R/C ratio.
Tahun 2014 menurut Irhineu Dwi Wahyu Pratiwi bahwa
pemberdayaan masyarakat melalui peminjaman modal Koperasi
Simpan Pinjam dalam memberdayakan UMKM memiliki pengaruh
positif terhadap peningkatan penghasilan mereka.
30
Tahun 2016 penelitian menurut Amad Saebani, kesejahteraan
masyarakat setelah menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam secara
garis besar sudah cukup berhasil.Hal ini dapat dibuktikan bahwa
sebanyak 88% sudah dapat memenuhi indikator-indikator
kesejahteraan. Secara umum mereka dapat meningkatkan pendapatan
keluarga melalui usaha yang mereka jalankan.