kewirausahaan koperasi

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan zaman sperti sekarang ini bahwasanya ekonomi dinegara ini sangat pesat oelh sebab itu makalh yang kami buat dengan tema atau judul kewirausahaan koperasi sangat tepat bagi perkembangan zaman sekarang. Karena suatu bangsa yang memiliki kelompok wirausaha yang besar akan lebih mudah untuk maju dan lebih tahan terhadap gangguan krisis. Dalam wirausaha koperasi tesebut dalam kerjanya memakai sikap mental, dalam berusaha secara koperatif serta mengambilprakarsa inovatif serta keberanian menagmbil resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Hakikat Kewirakoperasian ? 2. Apa fungsi dari kewirakoperasian ? 3. Apa saja prinsip-prinsip dalam inovasi ? 4. Bagaimana kiat wirausaha ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui hakikat kewirakoperasian. 2. Untuk mengetahui fungsi dari kewirakoperasian. 3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam inovasi. [1]

Upload: ciphia-ntu-vievien

Post on 14-Dec-2015

685 views

Category:

Documents


100 download

DESCRIPTION

bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: Kewirausahaan koperasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat perkembangan zaman sperti sekarang ini bahwasanya ekonomi dinegara ini

sangat pesat oelh sebab itu makalh yang kami buat dengan tema atau judul kewirausahaan

koperasi sangat tepat bagi perkembangan zaman sekarang. Karena suatu bangsa yang

memiliki kelompok wirausaha yang besar akan lebih mudah untuk maju dan lebih tahan

terhadap gangguan krisis.

Dalam wirausaha koperasi tesebut dalam kerjanya memakai sikap mental, dalam

berusaha secara koperatif serta mengambilprakarsa inovatif serta keberanian menagmbil

resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya

kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakikat Kewirakoperasian ?

2. Apa fungsi dari kewirakoperasian ?

3. Apa saja prinsip-prinsip dalam inovasi ?

4. Bagaimana kiat wirausaha ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hakikat kewirakoperasian.

2. Untuk mengetahui fungsi dari kewirakoperasian.

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam inovasi.

4. Untuk mengetahui kiat wirausaha.

[1]

Page 2: Kewirausahaan koperasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kewirakoperasian

Pada seminar nasional tentang kurikulum kewirausahaan koperasi di kampus IKOPIN

bandung tahun 1993, secara mendalam telah didiskusikan istilah kewirausahaan koperasi dan

kewirakoperasian. Mengingat bahwa interpreneurship pada koperasi tidak hanya member

interpreneurship, manager interpreneurship, bureaucritic interpreneurship, dan catalytic

interpreneurship, pada akirnya disepakati istilah kewirakoperasian sebagai istilah baku

kewirausahaan koperasi.

1. Kewirausahaan pada dasarnya berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku yang

memotivasi seseorang untuk melakukan usaha untuk memperbaiki taraf hidup secara

kreatif dan inivatif dalam menemukan sesuatu yang baru.

2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan

dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis

menurut ahmad sanusi.

3. Kewirausahaan adalah uatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda menurut piter drucker.

4. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam

memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki

kehidupan/usaha, menurut Zimmerer.

Dengan demikian wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan

mengambil resiko dengan ketidak pastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan

dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan

untuk mencirikannya.1

Koperasi adalah badan usaha (UU No. 25 tahun 1992). Sebagai badan usaha, koperasi

tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku.

Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi

sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan

1 Hendar. 2010. MANAJEMEN PERUSAHAAN KOPERASI. Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 226-228[2]

Page 3: Kewirausahaan koperasi

nonfisik, informasi dan teknologi. Karena itu, koperasi harus dapat menghasilkan keuntungan

dalam mengembangkan organisasi dan usahanya.

Ciri utama yang membedakannya dengan badan usaha lainnya (nonkoperasi) adalah

posisi anggota. Dalam UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa,

anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Dalam bahasa

ekonomi atau teori pemasaran, pengguna jasa ini disebut pelanggan (customer). Untuk

koperasi primer di Indonesia, anggotanya minimal 20 orang. Dengan demikian, anggota

koperasi adalah orang sebagai individu yang merupakan subjek hukum dan subjek ekonomi

tersendiri. Mereka ini mempunyai kepentingan ekonomi yang sama, yang diwadahi oleh

koperasi dalam memenuhi kepentingan ekonomi tersebut.

Badan usaha koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonomi dalam rangka

mempertinggi efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan ekonomi individu anggotanya.

Koperasi sebagai badan usaha dan unit ekonomi, selain harus memiliki 4 sistem yang

dimaksud diatas, juga harus memasukkan sistem keanggotaan (membership system) sebagai

sistem yang kelima. Sistem keanggotaan ini sangat penting dimasukkan sebagai sistem

kelima kedalam perusahaan koperasi, karena hal tersebut merupakan jati diri dan nilai dari

keunggulan koperasi. Selain itu, dapat bekerja atau tidaknya koperasi sangat tergantung dari

partisipasi anggotanya.2

Kemudian mengenai Wirausaha Koperasi, dalam beberapa kebijakan pembangunan

selama PJPT I secara tegas menjelaskan tentang :

a. Pembangunan Koperasi di arahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi badan usaha

yang makin efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat.

b. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya

peningkatan kebersaman dan menejement yang profesional.

c. Pemberian kemampuan yang seluas-luasnya di segala sektor kegiataan ekonomi

d. Kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan usaha Negara.

2 Satio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. KOPERASI Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Erlangga 71-72[3]

Page 4: Kewirausahaan koperasi

Pada tanggal 12 juli 1967 telah ditetapkan UU no12 tahun 1967 tentang perkoperasian

yang bertujuan memberikan perlindungan kepada koperasi agar tetap eksis dan berkembang.

Beberapa peraturan baru kemudian mengikutinya seperti Inpres No. 4 Tahun 1973 tentang

Pembentukan Koperasi Unir Desa (KUD) yang beroperasi di desa-desa. Inpres No. 2 Tahun

1978 tentang pengaturan Wilayah Kerja KUD. Inpres No. 4 Tahun 1984 tentang Pola

Pembinaan dan Pengembangan KUD sebagai Koperasi Serba Usaha. Beberapa kebijakan

pemerintah terhadap gangguan krisis kepada kelompok wirausaha:

a. Memberikan kebebasan usaha (dalam arti kebebasan yang tidak menggangu 

kepentimgan orang lain)

b. Menciptakan kondisi lingkungan yang dapat merangsang kegiatan inoatif

c. Pemberian dan pelatihan agar dapat meningkatkan kompetensi para wirausaha.

Pengertian Kewirakoperasian

Diskusi pada seminar kewirausahaan koperasi tanggal 5,6,7 oktober 1993 dikampus

IKOPIN Jatinangor tersebut merumuskan definisi yang mencakup aspek-aspek intrinsic dan

menejerial dari kewirakoperasian dan kedudukannya dalam hakikat koperasi yang memilki

prinsip-prinsip identitas dan dasar etika yang terkait dengan prinsip-prinsip itu. Karena itu

kewirakoperasian didefinisikan sebagai suatu sikap mental positif dalam berusaha secara

kooperatif, dengan mengambil perakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan

berpegang teguh pada prinsip koperasi , dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyataq

serta peningkatan kesejahteraan bersama-sama.

Definisi tersebut mengandung beberapa unsur penting yang menjadi karakteristik

kewirausahaan koperasi, dan diantaranya membedakan jenis kewirausahaan pada koperasi

dengan kewirahusahaan non koperasi diantaranya adalah sebagai berikut :

Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan

mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang tegah pada

prinsip identitas koperasi.

Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan.

1. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara

kooperatif (bekerja bersama-sama). Sikap mental positif berarti orientasi seorang

wirakop (orang yanh melaksankan kewirakoperasian) harus diarahkan pada upaya

perbaikan secara terus menerus guna mencapai kinerja koperasi yang unggul. Perbaikan-

[4]

Page 5: Kewirausahaan koperasi

perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan mengefektifkan kerjasama yang harmonis

berbagai kalangan yang berperan aktif dalam pengembanagn koperasi seperti, angfgota,

pihak menejemen, birokrat, maupun para katalis.

2. Tugas utama wirakop adalah menjadi prakarsa inovatif, artinya menjadi orang terdepan

dalam usaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluan yang ada untuk

menemukan sesuatu yang bari dan bermanfaat demi kepentingan bersama. Bertindak

inovatif tidak hanya dilakukakan ada saat memulai usaha tetapi juga pada saat usaha itu

berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran. Perihal yang lebih

penting adalah tindakan inovatif pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran

(stagnasi). Pada saat itu wirakop diperlukan agar koperasi berada pada siklus hidup yang

baru.

3. Seorang wirakop harus memilki keberanian mengambil resiko. Dunia penuh dengan

ketidakpastian , sehingga hal-hal yang diharapkan kadang tidak seuai dengan kenyataan

yang terjadi di lapangan. Untuk menghadapinya diperlukan wirausahawan yang

mempunyai kemampuan mengambil resiko. Tentu saja pengambilan reiko ini dilakukan

dengan perhitungan-perhitungan yang cermat. Pada koperasi, resiko ditimbulkan oleh

ketidakpastian sedikit terkurangi oleh orietai usahanya yanga lebih banyak di pasar

internal. Pasa rinternal memungkinkan etiap usaha menjadi beban koperasi dan

anggotanya karena koperasi adalah milik anggopta. Oleh karena itu seharusnya anggota

tidak mungkin merugikan koperasinya. Kalaupun terjadi kerugian dalam kegiatan

operasional, resiko terebut akan ditanggung bersama-sama sehingga resiko per anggota

menjadi relative kecil.

4. Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip koperasi, terutama prinsip

identitas koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus sebgai pelanggan yang ahrus

diutamakan agar aggota mau berpartisipasi aktif terhadap koperasi. Karena para wirakop

bertugas meningkat pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhn

anggotanya. Selain prinsip identitas koperasi juga memilki prinsip lain seperti yang

dituangkan pada UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992. Prinsip tersebut terdiri dari : a)

keanggotaan bersifat terbuka dan suka rula. B) pengelolaan dilakukan secara demokratis.

C) pemabgian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan jasa usaha

masing-masing anggota. D) pemberian balas jasa yang terbatas terhdap modala. E)

kemandirian. F) pendidikan perkoperasian, dan G) kerjasama antar koperasi.

[5]

Page 6: Kewirausahaan koperasi

5. Tujuan utama setiap wirakop dalam memenuhi kebutuhan anggota koperai dan

meningkatkan kesejahteraan bersama. Dalam rangka mencapai tujuan terebut seorang

wirakop harus mampu menyeimbangkan berbagai kepentingan yang ada di lingkungan

koperasi, seperti kepentingan anggota, perusahaan koperasi, karyawan, dan lain-lain.

Eorangg wirakop terkadan dihadapkan pada masalah konflik kepentingan masing-

masing pihak.. bila ia lebih mementingkan usaha koperasi, otomatis ia harus berorientasi

di pasa eksternal dan hal ini berarti mengrangi nilai pelayanan terhadap anggota.

Sebaliknya, bila orientasinya di pasar internal dengan mengutamakan kepentingan

anggota yang menjadi korban adalah pertumbuhan koperasi yang lambat.

6. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, menejer, birokrat yang

berperan dalam pembangunan koperasi, dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap

perkembangan koperasi.3

2.2 Fungsi Kewirakoperasian

3 Hendar. 2010. MANAJEMEN PERUSAHAAN KOPERASI. Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 228-230[6]

Page 7: Kewirausahaan koperasi

Fungsi kewirakoperasian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Kewirakoperasian rutin

2. Kewirakoperasian arbitase, dan

3. Kewirakoperasian inovatif.

Kewirakoperasian rutin berkaitan dengan berbagai kegiatan yang bersifat rutin

dalam organisasi usaha koperasi seperti produksi, pemasaran,personalia, keuangan,

administrasi, dan lain-lain. Program-program telah direncanakan, di organisasi, dan

dilaksanakan. Tugas wirakop hanyalah meluruskan atau mengendalikan ssesuatu agar

berjalan sesuai dengan program yang telah direncanakan. Dalam pengertian lain, tugas

wirakop ynag bersifat rutin berhubungan erat dengan alokasi factor produksi. Dalam alokasi

sumberdaya kadang terjadi penyimpangan dari hal yang direncanakan semula, dan

penyimoangan ini perlu diluruskan. Jadi pada dasarnya kegiatan wirakop dalam hal ini

hanyalah menyelesaikan permasalahn yang terjadi dalam aktivitas rutin sehari-hari.

Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi bila terjadi mis

alokasi sumberdaya.

b. Menejer (wirakop) mempunyi informasi yang banyak tentang sumber daya, tujuan dan

resiko yang dihadapai.

c. Rendahnya ketidakpastian memungkinkan wirakop mampu memaksimumkan tujuan

(misalnya provit).

Kewirakoperasian arbitrasi berkaitan dengan keputusan-keputusan wirakop yang

diambil dari dua kondisi yang berbeda. Tuga sutama dari wirakop dalam hal ini mencari

peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Misalnya harga input di daerah

A lebih murah dari pada daerah B, maka wirakop yang jeli akan mendatangkan input dari

daerah A bila hal itu relative lebih menguntungkan. Kondisi lain, bila harga output di daerah

C lebih tinggi dari pada daerah D maka wirakop yang jeli akan menjual di daerah C

sepanjang memberikan tambahan keuntungan. Kemudian, untuk memperoleh keberhasilan

dalam kondisi ini, wirakop haru mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan

pasar yang hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan koperasi.

[7]

Page 8: Kewirausahaan koperasi

Kewirakoperasian inovatif berkaitan dengan kegiatan wirakop dalam mencari,

menemukan dan memanfaatkan peluang-peluangbinis hingga menemukan seseorang yang

baru dan berbeda. Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan

kondisi yang ada. Ia selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang

diperoleh. Ia sangat diperlukan terutama pada kondisi dimana perusahaan (termasuk

koperasi) mengalami stagnasi. Ia juga diperluka oleh perusahaan atu koperasi yang

menghadapi masalah ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.4

2.3 Prinsip-prinsip inovasi

4 Hendar. 2010. MANAJEMEN PERUSAHAAN KOPERASI. Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 230[8]

Page 9: Kewirausahaan koperasi

Jenius terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah tidak lain adalah Leonardo Da

Vinci. Ia punya gagasan yang mengejutkan, kapal selam, helikopter, dan tempa besi otomatis

pada setiap lembar buku catatan. Namun tidak satupun gagasannya yang dapat diwujudkan

menjadi inovasi dengan tekhnologi dan bahan yang ada pada tahun 1500. Memang, karena

tidak satu pun dari semua yang dapat diterima oleh masyarakat dan perekonomian pada masa

itu.

Inovasi yang mempunyai tujuan tertentu, yang dihasilkan dari analisis, sistem, dan

kerja keras, kesemuanya dapat didiskusikan dan disajikan sebagai praktek inovasi. Dan justru

itulah yang perlu ditampilkan karena jelas ia meliputi sekurang-kurangnya 90% dari semua

inovasi yang efektif. Dan pelaku luar biasa dalam inovasi, seperti dalam bidang lain, hanya

akan efektif bila didasarkan pada suatu disiplin dan penguasaan disiplin itu.

Tugas wirausaha yang utama adalah menciptakan inovasi-inovasi baru yang

menguntungkan. Kemudian agar ia berhasil melaksanakan misinya, beberapa prinsip yang

perlu diperhatikan oleh wirausaha ( termasuk koperasi ) sebagai berikut:

Keharusan dalam prinsip inovasi

1. Inovasi yang memiliki tujuan dan sistematis, dimulai dengan menganalisi peluang. Ia

dimulai dengan memikirkan yang dinamakan sumber peluang inovatif. Dalam berbagai

bidang yang berbeda akan mempunyai kepentingan berbeda, sumber yang berbeda

akan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda pada waktu yang berbeda-beda.

Tetapi semua sumber peluang inovatif, haruslah danalisis dan ditelaah secara

sistematis. Tidak cukup hanya dengan memperhatikan saja. Pencariannya harus

diorganisasikan dan harus dikerjakan dengan cara-cara yang lazim dan sistematis.

2. Inovasi bersifat konceptual dan perceptual. Oleh karena itu, keharusan inovasi yang

kedua adalah pergi keluar untuk melihat-lihat, bertanya, dan mendengarkan. Hal ini

tidak perlu ditekankan terlalu sering. Inovator yang berhasil harus mempergunakan

kedua sisi kanan dan sisi kiri dari otaknya. Mereka melihat angka, mereka melihat pada

orang. Mereka menyusun secara analisa inovasi apa yang harus dilakukan untuk

memenuhi sebuah peluang. Dan kemudian mereka pergi keluar dan memperhatikan

para pelanggan, pemakai, mempelajari harapan mereka, nilai mereka, dan kebutuhan

mereka.

[9]

Page 10: Kewirausahaan koperasi

3. Agar efektif sebuah inovasi harus sederhana dan arus difokuskan. Tugasnya hanya satu,

jika tidak, maka akan membingungkan. Jika tidak sederhana, maka inovasi tidak akan

jalan. Segala sesuatu yang baru, akan menyebabkan kesulitan kalau terlalu rumit, maka

tidak akan dapat diperbaiki atau diatur. Semua inovasi yang efektif sangat sederhana.

Dan sesungguhnya, nilai tertinggi yang dapat diterima oleh sebuah inovasi adalah bola

orang berkata: “ini jelas, kenapa saya tidak pernah memikirkannya?.”

4. Inovasi yang efektif dimulai dari kecil (tidak muluk-muluk) dan mencoba melakukan

sesuatu yang khas.

5. Inovasi yang berhasil harus yang mengarah pada kepemimpinan, artinya strategi yang

mengatah pada pemanfaatan sebuah inovasi, harus memperoleh kepemimpinan dalam

lingkungan tertentu. Jika tidak maka semua strategi itu hanya akan menciptakan

peluang bagi persaingan belaka.5

Larangan dalam prinsip inovasi

1. Jangan berlagak pintar.

Inovasi harus ditangani oleh manisia biasa. Bagaimana pun juga kemampuan

merupakan satu-satunya factor yang sangat menentukan.sesuatu, apakah dalam

rancangan, hampir pasti akan menemui kegagalan apabila terlalu muluk.

2. Jangan sekali mengerjakan terlalu banyak pekerja sekaligus.

Inovasi yang menyimpang dari intinya akan cenderung buyar. Ia aakan tetap tinggal

gagasandan akan menjadi inovasi yang realable

3. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan

Lakukan inovasi maa sekarang sebab dimasa yang akan datang kita akan memenuhi

peluang yang baru yang lebih baik dari sekarang.6

Tiga persyaratan dalam inovasi

1. Harus diingat inovasi adalah karya

5 Drucker, F. Peter. 1996. INOVASI DAN KEWIRASWASTAAN Praktek dan Dasar-Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 148-150

6 Hendar. 2010. MANAJEMEN PERUSAHAAN KOPERASI. Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 238[10]

Page 11: Kewirausahaan koperasi

Inovasi menghendaki kepintaran dan pengetahuan, bakat, kelihaian, kepekaan,

ketekunan dan keuletan

2. Agar berhasil seotang innovator harus membina kekuatannya

Innovator yang berhasil harus melihat peluang dalam yang luas. Tetapi dalam inovasi

akan lebih penting membina kekuatan, mengingat resikonya adalah untuk kemampuan

dan prestasi.

3. Harus diingat inovasi adalah dampak dalam perekonomian dan masyarakat. Oleh

karena itu inovasi harus senantiasa dekat dengan pasar, tertuju ke paar dan benar-benar

digerakkan oleh pasar.7

2.4 Kiat Wirausaha

Semua orang pada dasarnya menginginkan keberhasilan. Kedorong hasrat untuk

berhasil itu, manusia senantiasa berupaaya mencari sesuatu yang dapat digunakan sebagai

7 Ibid, hlm. 238[11]

Page 12: Kewirausahaan koperasi

pedoman dan pegangan kegiatan. Salah satu bidang kegiatan dimana manusia paling

membutuhkan pedoman atau pegangan kegiatan adalah wira usaha.

Menurut Jaya Suprana (1994), kiat wirausaha termasuk wirakop adalah 2M + K+ 5I

sebagai berikut :

a. Mawas diri (internal) artinya seorang wiusaha perlu mampu mengenal kelemahan

(untuk dihindari atau diperkuat) dan kekuatan yang dimiliki.

b. Mawas lingkungan (eksternal) artinya seorang wirausaha harus jeli membaca suasana

lingkungan, untuk mencari peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal.

c. Kemauan artinya harus dimiliki hasrat berjuang dan harus mau berusaha mencapai

tujuan.

d. Kemampuan, berkaitan kemampuan intelektual, ketrampilan, skill, keahlian,

pengalaman, permodalan, tenaga dan lainya yang mendukung kemampuan (motivasi)

wirausaha dalam mencapai tujuan.

e. Keyakinan, yakni harus yakin terhadap kemauan dan kemampuan diri sendiri.

f. Kesatria, yakin harus mempunyai sifat kesatria seperti, ulet, tabah, jujur , kompetitif

tapi sportif, juga etik dan aturan main.

g. Informasi, berkaitan dengan keharusan untuk mencari dan mengkomunikasikan

informasi bak informal dan formal.

h. Intelejensi, artinya seorang wirausaha harus menggunakan daya intelejensinya dalam

pengambilan keputusan.

i. Intuisi, artinya harus mampu mendengarkan suara hati, untuk mengolah informasi

dengan daya intuisi bisnis.

j. Inisiatif, artinya keputudan bisnis harus ditindaklanjuti dalam langkah nyata.

k. Isian atrinya seorang wiaha yang sejati dalam berjuang meraih sukses ditengah

kemelut dunia usaha yang penuh ancaman dan kendala diluar kendali manusia yang

penuh keterbatasan.8

Selain itu ada sembilan kiat dalam wirausaha yang didasarkan pada filosofi Jawa yang

ditulis oleh DR BRA Mooryati Soedibyo.

Toto

 Yakni seseorang tersebut mesti memiliki kemampuan untuk menata diri dan juga orang lain.

8 Hendar. 2010. MANAJEMEN PERUSAHAAN KOPERASI. Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm. 238-239[12]

Page 13: Kewirausahaan koperasi

Sikap ini sangat diperlukan karena terjun sebagai entrepreneurship adalah mengukir karier

sebagai pemimpin, baik pada diri sendiri maupun orang lain yang kelak menjadi anak

buahnya.

Titi (akurat)

Seorang entrepreneur diharapkan memiliki keakuratan sehingga dapat menjalani bisnis

dengan lancar. 

Titis (mengena) 

Setiap jiwa tentu memiliki tujuan tertentu, begitupun dengan entrepreneur. Untuk menjadi

pebisnis yang sukses, dia pun mesti menancapkan tujuan dengan jelas dan dibarengi dengan

sebuah tindakan nyata.

Tatak (berani)

Seorang entrepreneur harus berani bersikap, berani bertanggung jawab, dan berani

menerabas segala risiko. Jadi, kesampingkan rasa takut ataupun cemas akan sebuah

kegagalan. Dengan bersikap berani, Anda dapat leluasa memainkan peran yang membantu

kelancaran bisnis Anda.

Tatas (efektif)

Berpikir dan bertindaklah secara efektif. Orang yang berbuat dengan satu pemikiran yang

kuat akan berhasil.

Tetep (konsisten)

Dunia bisnis penuh dengan gejolak, namun Anda perlu konsisten dengan passion bisnis yang

Anda pilih. Meski terkadang pasang surut alias fluktuatif, tapi Anda tetap bertahan dengan

“passion” Anda tersebut dan tidak mudah dipengaruhi atau terombang ambing orang lain.

 

Tanggap (responsif)

Pebisnis sukses meski memiliki jiwa yang responsif alias tanggap dengan peluang yang ada

di depan mata. Ketika Anda menemukan sebuah peluang, maka segera eksekusi peluang

tersebut menjadi sebuah celah rejeki yang bisa diberdayakan.

[13]

Page 14: Kewirausahaan koperasi

Teguh

Jiwa pebisnis mesti kokoh dan tidak boleh diombang ambing, teguh dalam mengambil

keputusan dan harus pantang menyerah serta mampu mengubah kekurangan menjadi sebuah

keistimewaan yang berdaya saing. 

Trengginas

Seorang entrepreneurship harus tampil aktif, terampil dan serba bisa mulai dari menciptakan

ide, memproduksi hingga mempromosikannya. Dia tidak pernah lelah berkarya dan selalu

mengisi waktu dengan berbagai aktivitas.9

BAB III

KESIMPULAN

Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan

mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang tegah pada

prinsip identitas koperasi.

9 http://www.okezone.com/lifestyle di akses pada tanggal 13-11-2011 pada pukul 20:50[14]

Page 15: Kewirausahaan koperasi

Fungsi kewirakoperasian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

4. Kewirakoperasian rutin

5. Kewirakoperasian arbitase, dan

6. Kewirakoperasian inovatif.

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh wirausaha ( termasuk koperasi ) dalam

inovasi sebagai berikut:

1. Inovasi yang memiliki tujuan dan sistematis

2. Inovasi bersifat konceptual dan perceptual.

3. Agar efektif sebuah inovasi harus sederhana dan arus difokuskan.

4. Inovasi yang efektif dimulai dari kecil.

5. Inovasi yang berhasil harus yang mengarah pada kepemimpinan.

6. Jangan berlagak pintar.

7. Jangan sekali mengerjakan terlalu banyak pekerja sekaligus.

8. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan

9. Harus diingat inovasi adalah karya

10. Agar berhasil seorang innovator harus membina kekuatannya

11. Harus diingat inovasi adalah dampak dalam perekonomian dan masyarakat.

Salah satu bidang kegiatan dimana manusia paling membutuhkan pedoman atau

pegangan kegiatan adalah wira usaha.

Menurut Jaya Suprana (1994), kiat wirausaha termasuk wirakop adalah 2M + K+ 5I

sebagai berikut :

l. Mawas diri (internal) artinya seorang wiusaha perlu mampu mengenal kelemahan

(untuk dihindari atau diperkuat) dan kekuatan yang dimiliki.

m.Mawas lingkungan (eksternal) artinya seorang wirausaha harus jeli membaca suasana

lingkungan, untuk mencari peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal.

n. Kemauan artinya harus dimiliki hasrat berjuang dan harus mau berusaha mencapai

tujuan.

o. Kemampuan, berkaitan kemampuan intelektual, ketrampilan, skill, keahlian,

pengalaman, permodalan, tenaga dan lainya yang mendukung kemampuan (motivasi)

wirausaha dalam mencapai tujuan.

[15]

Page 16: Kewirausahaan koperasi

p. Keyakinan, yakni harus yakin terhadap kemauan dan kemampuan diri sendiri.

q. Kesatria, yakin harus mempunyai sifat kesatria seperti, ulet, tabah, jujur , kompetitif

tapi sportif, juga etik dan aturan main.

r. Informasi, berkaitan dengan keharusan untuk mencari dan mengkomunikasikan

informasi bak informal dan formal.

s. Intelejensi, artinya seorang wirausaha harus menggunakan daya intelejensinya dalam

pengambilan keputusan.

t. Intuisi, artinya harus mampu mendengarkan suara hati, untuk mengolah informasi

dengan daya intuisi bisnis.

u. Inisiatif, artinya keputudan bisnis harus ditindaklanjuti dalam langkah nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Drucker, F. Peter. 1996. INOVASI DAN KEWIRASWASTAAN Praktek dan Dasar-Dasar.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Hendar. 2010. MANAJEMEN PERUSAHAAN KOPERASI. Jakarta: Penerbit Erlangga

[16]

Page 17: Kewirausahaan koperasi

Satio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. KOPERASI Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit

Erlangga

http://www.okezone.com/lifestyle di akses pada tanggal 13-11-2011 pada pukul 20:50

[17]