bab ii tinjauan pustaka 2.1 promosi kesehatan 2.1.1

26
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011). Sedangkan WHO memberi pengertian bahwa promosi kesehatan merupakan the process of enabling individuals and communities to increase control over the determinants of health and thereby improve their health” (proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, dengan demikian meningkatkan derajat kesehatan). Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta kegiatan yang sumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktoral Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mengajak masyarakat untuk dapat

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat menolong dirinya

sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai

sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan

kesehatan (Kemenkes, 2011).

Sedangkan WHO memberi pengertian bahwa promosi kesehatan merupakan

“the process of enabling individuals and communities to increase control over the

determinants of health and thereby improve their health” (proses mengupayakan

individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam

mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, dengan demikian

meningkatkan derajat kesehatan).

Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan

kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta kegiatan yang sumber

daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

kebijakan kebijakan public yang berwawasan kesehatan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktoral Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mengajak masyarakat untuk dapat

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

10

menuju masa muda sehat dan hari tua nikmat tanpa Penyakit Tidak Menular (PTM)

dengan perilaku “CERDIK”. “CERDIK” merupakan jargon kesehatan yang setiap

hurufnya mewakili: Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas

fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.

Penerapan “CERDIK” dapat mengurangi faktor resiko dan deteksi dini PTM.

2.1.2. Tujuan Promosi kesehatan

Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan

individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya

berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri. Proses pemberdayaan

tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan

sosial budaya setempat. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik dari

fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan

aspirasi dan kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya

(Kemenkes, 2011).

2.1.3 Sasaran Promosi Kesehatan

Menurut Maulana (2009), pelaksanaan promosi kesehatan dikenal memiliki 3

jenis sasaran yaitu sasaran primer, sekunder dan tersier.

a) Sasaran primer

Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah

tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Masyarakat diharapkan mengubah

perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

11

yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga)

akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh sistem nilai dan norma sosial serta norma

hukum yang dapat diciptakan atau dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik

pemuka informal maupun pemuka formal. Keteladanan dari para pemuka masyarakat,

baik pemuka informal maupun formal dalam mempraktikkan PHBS. Suasana

lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat

dan pendapat umum (public opinion). Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan

bagi terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh

mereka yang bertanggung jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya

perangkat pemerintahan dan dunia usaha (Maulana, 2011).

b) Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal

(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal

(misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi

kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya

meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:

berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS. Turut menyebarluaskan

informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan

sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya PHBS

(Maulana, 2011).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

12

c) Sasaran Tersier

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan

perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan serta

mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan

turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga

(rumah tangga) dengan cara:

1. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak merugikan

kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan

masyarakat.

2. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat

mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga

(rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya (Maulana,

2011)

2.1.4. Strategi Promosi Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2005), perlu dilaksanakan strategi promosi kesehatan

paripurna yang terdiri dari pemberdayaan, bina suasana, advokasi dan kemitraan.

1. Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah

dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau

kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS. Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan

masyarakat merupakan bagian yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan

sebagai ujung tombak. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

13

individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu klien,

agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek

knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi

mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice)

(Notoatmodjo, 2005).

2. Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan

mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam

mengadopsi PHBS dan melestarikannya (Notoatmodjo, 2005).

3. Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu yang

diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi

materi maupun non materi (Notoatmodjo, 2005).

Berdasarkan rumusan WHO (1994), dalam Notoatmodjo (2007), strategi promosi

kesehatan secara global terdiri dari tiga hal, yaitu :

1. Advokasi (advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain

tersebut membantu atau mendukung terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam

konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat

keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat,

sehingga para pejabat tersebut dapat mendukung program kesehatan yang kita

inginkan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

14

2. Dukungan sosial (social supporrt)

Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial

melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar

tokoh masyarakat sebagai penghubung antara sektor kesehatan sebagai pelaksana

program kesehatan dengan masyarakat penerima program kesehatan. Bentuk

kegiatan dukungan sosial antara lain pelatihan-pelatihan para tokoh masyarakat,

seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.

3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan untuk diri mereka

sendiri. Bentuk kegiatan ini antara lain penyuluhan kesehatan, keorganisasian dan

pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi, pelatihan-pelatihan untuk

kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (Notoatmodjo, 2007).

2.1.5. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Berdasarkan konferensi International Promosi Kesehatan di Ottawa Canada

(1986) yang menghasilkan piagam Ottawa, promosi kesehatan dikelompokan menjadi

lima area berikut:

1. Kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan (Health Public Policy) kegiatan

ditujukan pada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Hal ini berarti

setiap kebijakan pembangunan dalam bidang apapun harus mempertimbangkan

dampak kesehatan bagi masyarakat.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

15

2. Mengembangkan jaringan kemitraan dan lingkungan yang mendukung (create

partnership and supportive environmental). Kegiatan ini bertujuan

mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung terhadap

kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada pemimpin organisasi masyarakat serta

pengelola tempat-tempat umum dan diharapkan memperhatikan dampaknya

terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik yang

mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.

3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health serice) adalah penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yang merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi

dan penerima pelayanan orientasi pelayanan diarahkan dengan menempatkan

masyarakat sebagai subjek yang dapat memelihara dan meningkatkan kualitas

kesehatannya sendiri. Hal tersebut berarti pelayanan lebih diarahkan kepada

pemberdayaan masyarakat.

4. Meningkatkan keterampilan individu (increase individual skills). Kesehatan

masyarakat adalah kesehatan yang terdiri atas kelompok, keluarga, dan individu.

Kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan kelompok, keluarga, dan

individu terwujud. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan anggota masyarakat

atau individu sangat penting untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan masyarakat memelihara serta meningkatkan kualitas kesehatannya.

5. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action), derajat

kesehatan masyarakat akan terwujud secara efektif jika unsur-unsur yang

terdapat di masyarakat tersebut bergerak sama-sama. Memperkuat kegiatan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

16

masyarakat berarti memberikan bantuan terhadap kegiatan yang sudah berjalan

di masyarakat sehingga lebih dapat berkembang. Disamping itu, tindakan ini

memberi kesempatan masyarakat untuk berimprovisasi, yaitu melakukan

kegiatan dan berperan serta dalam pembangunan kesehatan.

Pendekatan yang menyeluruh dalam pembangunan kesehatan dengan

menggunakan lima ruang lingkup tersebut jauh lebih efektif dibanding dengan

menggunakan pendekatan tunggal. Pendekatan melalui tatanan memudahkan

implementasi penyelenggaraan promosi kesehatan. Peran serta masyarakat

sangat penting untuk melestarikan berbagai upaya. Masyarakat harus menjadi

subjek dalam promosi kesehatan dan pengambilan keputusan. Akses pendidikan

dan informasi sangat penting untuk mendapatkan partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat (Notoatmodjo, 2009).

Adapun ruang lingkup promosi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Kesehatan (perubahan perilaku)

2. Kampanye Sosialisasi (sosial marketing)

3. Penyuluhan (komunikasi, informasi dan edukasi)

4. Upaya peningkatan (upaya promotif) Universitas

5. Advokasi (upaya mempengaruhi lingkungan)

6. Pengorganisasian dan penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat

7. Upaya lain sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

17

2.1.6 Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan

Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan

evaluasi Promosi Kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Indikator keberhasilan mencakup

indikator masukan (input), indikator proses, dan indikator (output).

1. Indikator Masukan

Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya

manusia, sarana/peralatan, dan dana dengan sasaran individu, kelompok, dan

masyarakat. Oleh karena itu, indikator masukan ini perlu diperhatikan secara detail

sebelum melakukan Promosi Kesehatan.

2. Indikator Proses

Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan Promosi Kesehatan yang akan

mempengaruhi orang lain. Hal ini bisa merupakan media dan metode yang digunakan

dalam Promosi Kesehatan.

3. Indikator Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari Promosi Kesehatan yaitu perilaku kesehatan yang

kondusif untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan yang terbagi atas:

a. Perubahan perilaku, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan

dirubah.

b. Pembinaan perilaku, yaitu perilaku masyarakat yang sudah sehat tetap

dilanjutkan.

c. Pengembangan perilaku, yaitu membiasakan perilaku hidup sehat dimulai bagi

anak-anak.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

18

2.1.7 Jenis Promosi Kesehatan

Maulana (2011), mengidentifikasi tujuan area kegiatan Promosi Kesehatan

yaitu :

1. Progam Pendidikan Kesehatan

Program pendidikan kesehatan adalah kesempatan yang direncanakan untuk

belajar tentang kesehatan, dan melakukan perubahan-perubahan secara sukarela

dalam tingkah laku.

2. Pelayanan Kesehatan Preventif

Maulana (2011), mengungkapkan 3 tahap pencegahan yang dikenal dengan teori

five levels of prevention, yaitu:

1) Pencegahan Primer. Dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi:

a. Promosi Kesehatan (health promotion). Kegiatan pada tahap ini ditujukan

untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.

b. Perlindungan Khusus (specific protection). Berupa upaya spesifik untuk

mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan

imunisasi, dan peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan

menggunakan narkotik, dan penanggulangan stress.

2) Pencegahan Skunder

a. Diagnosis dini dan pengobatan segera.

b. Pembatasan kecacatan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

19

3) Pencegahan Tersier

Pada tahap ini upaya yang dilakukan adalah mencegah agar cacat yang diderita

tidak menjadi hambatan sehingga indiviu yang menderita dapat berfungsi

optimal secara fisik, mental, dan sosial.

3. Kegiatan Berbasis Masyarakat

Promosi kesehatan menggunakan pendekatan “dari bawah”, bekerja dengan dan

untuk penduduk, dengan melibatkan masyarakat dalam kesadaran kesehatan.

4. Pengembangan Organisasi

Pengembangan organisasi berhubungan dengan pengembangan dan

pelalaksanaan kebijakan dalam oranisasi-organisasi yang berupaya meningkatkan

kesehatan para staf dan pelanggan.

5. Kebijakan Publik yang Sehat

Upaya ini melibatkan badan resmi atau sukarela, kelompok profesional, dan

masyarakat umum yang bekerja sama mengembangkan perubahan-perubahan

dalam situasi dan kondisi kehidupan.

7. Tindakan Kesehatan Berwawasan Lingkungan

Upaya yang dilakukan adalah menjadikan lingkungan fisik penunjang kesehatan,

baik di rumah, tempat kerja, atau tempat-tempat umum.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

20

2.2. Scabies

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi

terhadap Sarcoptes scabiei varientas hominis dan produknya (Djuanda, 2012).

Penyakit skabies dikenal dari ruam, pustul, vesikel dengan krusta dan terowongan

pada kulit dan sering menyebabkan rasa gatal terutama pada malam hari (Tidman,

2013).

Skabies di kenal di Indonesia sebagai penyakit kudis. Kulit terasa sangat gatal di

malam hari dan pada kulit di dapat vesiculae kecil-kecil cairan bening. Kudis ini

disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang memasuki kulit, memakan jaringan

kulit dan menaruh telur-telurnya di dalam kulit. Karena gatalnya penderita terus

menggaruk-garuk kulitnya dan sebagai akibatnya sering kali menjadi infeksi sekunder

(Slamet, 2012).

Skabies merupakan ruam gatal yang intensif pada kulit terutama sela-sela jari dan

lipatan-lipatan kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi dari Sarcoptes

scabiei dan produknya (Currie, 2014). Penyakit ini sering juga disebut dengan nama

lain kudis, the itch, seven year itch, gudikan, gatal agogo, budukan atau penyakit

ampera (Boediardja, 2014).

Skabies secara morfologik ditularkan oleh tungau kecil, berbentuk oval,

punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna

putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450

mikron 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron 150-

200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai empat pasang kaki di depan sebagai alat

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

21

untuk melekat dan dua pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,

sedangkan pada yang jantan pasangan pada kaki ketiga berakhir dengan rambut dan

keempat berakhir dengan alat perekat (Djuanda, 2012).

Sarcoptes Scabiei ke dalam epidermis tidak segera memberikan gejala pruiritus.

Rasa gatal timbul satu bulan setelah infestasi primer serta adanya infestasi kedua

sebagai manifestasi respon imun terhadap tungau maupun sekret yang dihasilkannya

di terowongan bawah kulit. Sekreta dan ekskreta yang dikeluarkan tungau betina

bersifat toksik atau antigenik. Diduga bahwa terdapat infiltrasi sel dan deposit IgE di

sekitar lesi kulit yang timbul (Boediardja, 2004). Keadaan hyperinfestasi terjadi karena

kegagalan respon imun seluler yang memadai, tetapi sering diserta dengan level IgE

total yang sangat tinggi (Currie, 2014).

Menurut Djuanda (2012), ada empat tanda cardinal, yaitu:

1. Pruritus nokturna, adalah gatal pada malam hari yang disebabkan karena

aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga,

biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah

kampung yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan

akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang

seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau,

tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa

(carier).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

22

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat prediklesi yang berwarna

putih dan keabu-abuan,berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang

1 cm, pada ujung terowongan itu di temukan popula atau vesikal. Jika timbul

infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi dan

lainlain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum

korneum yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian

volar, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mamae (wanita),

umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada

bayi dapat menyerang telapak kaki dan telapak tangan.

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik, dapat ditemukan

satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Pencegahan yang dapat dilakukan

adalah memperhatikan lingkungan rumah agar tidak menjadi tempat bertahan

tungau skabies sebelum mendapatkan penjamu baru. Pakaian, sprey, handuk

milik penderita skabies harus dicuci dengan baik yaitu direbus dengan air panas

supaya tungau-tungaunya mati. Disamping itu, jangan berkontak secara

langsung dengan penderita dan jangan saling pinjam-meminjam pakaian atau

perlengkapan lain. Bagi keluarga yang sudah menderita skabies seharusnya

pengobatan diberikan secara masal dalam satu keluarga atau satu rumah, tidak

boleh ada satupun penderita, ini akan menjadi sumber penularan kembali

(Tabri, 2004).

Pakaian, handuk, seprai, sarung bantal, selimut dan alat-alat tidur milik

penderita skabies harus dicuci dengan direbus dengan suhu minimal 120 ºF

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

23

atau 50 ºC sedikitnya selama 10 menit (Grandholm, 2015). Pakaian, sprey,

handuk direbus dengan air panas supaya tungau-tungaunya mati (Tabri, 2014).

Alternatif metode lain yang dapat dilakukan untuk peralatan yang tidak dapat

dicuci rebus seperti sepatu, mantel, dan jaket adalah dengan menempatkan

peralatan di dalam plastik rapat dan didinginkan pada suhu -20 ºC selama 12

jam (Grandholm, 2015).

2.3 Media Promosi Kesehatan

Menurut Hasan (2013), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk

mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada target

pelanggan-calon pelanggan (audience) untuk mendorong terciptanya transaksi

pertukaran antara perusahaan dan audience. Promosi merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu

produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk

itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Pentingnya promosi dapat digambarkan lewat perumpamaan bahwa

pemasaran tanpa promosi dapat diibaratkan seorang pria berkacamata hitam yang

dari tempat gelap pada malam kelam mengedipkan matanya pada seorang gadis

cantik di kejauhan. Tak seorang pun yang tahu apa yang dilakukan pria tersebut, selain

dirinya sendiri (Tjiptono, 2002).

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan

membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaandan bauran

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

24

pemasaran. Menurut Tjiptono (2002), secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menginformasikan (informing), dapat berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru,

b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk,

c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar,

d. Menjelaskan cara kerja suatu produk

e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan

f. Meluruskan kesan yang keliru,

g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli,

h. Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:

a. Membentuk pilihan merk

b. Mengalihkan pilihan ke merk tertentu,

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadeap atribut pokok,

d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga,

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).

3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam

waktu dekat,

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan,

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

25

d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.

Misalnya bila pembeli ingin membeli sabun mandi, diharapkan ingatan

pertamanya adalah merk Lux.

Adapun fungsi dari promosi yang dikemukakan oleh Swastha (2014):

1. Memberikan Informasi Promosi dapat menambah nilai suatu barang dengan

memberikan informasi kepada konsumen. Promosi dapat memberikan informasi

baik tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang mempunyai

kegunaan kepada konsumen.Tanpa adanya informasi seperti itu orang segan atau

tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang. Dengan demikian promosi

merupakan suatu alat bagi penjual dan pembeli untuk memberitahu kepada pihak

lain tentang kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga kebutuhan dan keinginan

tersebut dapat dipengaruhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan.

2. Membujuk dan mempengaruhi. Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat

untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan

mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari pada produk yang lainnya.

3. Menciptakan Kesan (Image). Promosi dapat memberikan kesan tersendiri bagi

calon konsumen untuk produk yang diiklankan, sehingga pemasar menciptakan

promosi sebaik-baiknya misalnya untuk promosi periklanan (advertising) dengan

menggunakan warna, ilustrasi, bentuk atau layout yang menarik.

4. Promosi merupakan suatu alat mencapai tujuan. Promosi dapat digunakan untuk

mencapai tujuan, yaitu untuk menciptakan pertukaran yang menguntungkan

melalui komunikasi, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi. Dalam hal ini

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

26

komunikasi dapat menunjukan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang

saling memuaskan.

Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi menurut Asri (2013 : 360) :

1. Informing, yaitu memberitahukan informasi selengkap-lengkapnya kepada calon

pembeli tentang barang yang ditawarkan, siapa penjualnya, siapa pembuatnya,

dimana memperolehnya, harganya dan sebagainya. Informasi yang digunakan

dapat diberikan melalui tulisan. Gambar, kata-kata dan sebagainya, yang

disesuaikan dengan keadaan.

2. Persuading yaitu membujuk calon konsumen agar mau membeli barang atau jasa

yang ditawarkan. Perlu ditekankan di sini bahwasannya membujuk bukan berarti

memaksa calon konsumen sehingga keputusan yang diambil mungkin justru

keputusan yang negatif.

3. Reminding yaitu mengingatkan konsumen tentang adanya barang tertentu, yang

dibuat dan dijual perusahaan tertentu, ditempat tertentu dengan harga yang

tertentu pula. Konsumen kadang-kadang memang perlu diingatkan, karena

mereka tidak ingin bersusah payah untuk selalu mencari barang apa yang

dibutuhkan dan dimana mendapatkannya.

Menurut Swastha (2014), banyak jenis media yang dapat digunakan untuk

mempromosikan produk, baik barang maupun jasa. Untuk lebih jelasnya lagi, apa saja

jenis media yang dapat digunakan dapat di lihat dari tabel berikut:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

27

No Jenis Media

Promosi Kelebihan Kekurangan

1 Koran/Surat Kabar Biasanya relatif tidak mahal, sangat fleksibel, dapat dinikmati lebih lama

Mudah diabaikan, dan terkadang dianggap tidak penting.

2 Majalah

Dapat dinikmati lebih lama, pembacanya lebih selektif, dapat mencantumkan dengan menggunakan gambar yang menarik

Biayanya relatif lebih mahal dan fleksibilitasnya rendah.

3. Televisi

Dapat dinikmati oleh siapa saja, waktu dan acara siarannya sudah tertentu, dapat memberikan kombinasi antara gambar yang bergerak

Biayanya relatif lebih mahal, dapat dinikmati sebentar, dan kurang fleksibel.

4 Radio

Biayanya relative murah, dapat diterima oleh siapa saja, dan juga dapat menjangkau daerah luas

Waktunya terbatas, tidak dapat mengemukakan gambar, pendengar sering kurang mendengar secara penuh karena sambil melakukan pekerjaan.

Media merupakan sarana ataupun sebuah alat untuk menayangkan dan

memperkenalkan sebuah informasi tersebut secara visual mamupun audio visual yang

sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengadakan iklan, maka

perusahaan dituntut untuk memilih media iklan secara tepat. Hal ini adalah sangat

penting karena tidak semua iklan cocok untuk mengiklankan suatu produk.

2.3. Media Cetak

Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka bumi. Media cetak

berawal dari media yang disebut dengan Acta Diuna dan Acta Senatus dikerajaan

romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johanes Guttenberg menemukan mesin

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

28

cetak hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah.

Media cetak adalah segala barang cetak yang dipergunakan sebagai sarana

penyampaian pesan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya macam-macam media

cetak pada umumnya.

Media cetak memiliki karakteristik, di antaranya media cetak biasanya lebih

bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana bisa disimpan (dikliping), bisa dibaca

kapan saja, tidak terikat waktu. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak

dalam banyak hal kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik namun di segi

lain bisa disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat konsumen. Selain itu dalam hal penyampaian kritik sosial

melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih efektif karena diulas secara lebih

mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi

masyarakat pada umumnya.

Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media cetak juga memiliki

kelebihan dibanding media elektronik. Kelebihan media cetak secara umum dibanding

media elektronik terletak dari “daya tahan” informasi. Dari berbagai jenis media

massa, media cetak memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. hasil

cetakan tersebut permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa mengulanginya

sampai mengerti isi pesan yang disampaikan, tanpa biaya tambahan. Selain itu,

halaman media cetak, menurut Mondry, bisa terus ditambah seandainya diperlukan.

Fungsi/peranan media cetak diantaranya, Pertama, sebagai media informasi

yang mencerahkan. Kedua, Sebagai media pendidikan yang mencerdaskan. Ketiga,

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

29

Meningkatkan intelektual kehidupan masyarakat. Keempat, membantu memperkuat

kesatuan nasional.

Jenis-jenis media cetak yaitu, Pertama, Surat kabar harian yaitu jenis media

cetak yang terbit setiap hari. Jenis media cetak ini masih dibagi menjadi surat kabar

harian nasional, surat kabar harian daerah, dan surat kabar harianlocal. Berita yang

disampaikan adalah jenis berita news atau informasi terkini dan disampaikan dengan

sistem straight news atau apa adanya. Kedua, Surat kabar mingguan yaitu jenis media

cetak yang lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloid. Biasanya berita yang

diangkat adalah berita hiburan atau juga in depth news. Tulisan dalam media ini

banyak bergaya feature atau deskriptif. Ketiga, Majalah mingguan, jenis majalah ini

terbit setiap seminggu sekali. Keempat, Majalah tengah bulanan. Kelima, Majalah

bulanan. Keenam, majalah dwibulanan. Ketujuh, majalah tribulanan. Kedelapan,

Bulletin, media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan

media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat konsep

sederhana. Bulletin juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial. Jenis media cetak

yang disebut diatas mempunyai berbagai macam bidang.

2.4.1 Karakteristik Media Cetak

Media cetak memiliki beberapa karakteristik yaitu,

1. Membaca merangsang orang untuk berinteraksi dengan aktif berfikir dan

mencerna secara reflektif dan kreatif, sehingga lebih berpeluang membuka dialog

dengan pembaca/masyarakat konsumennya di samping memungkinkan untuk

mengulas permasalahan secara lebih mendalam dan lebih spesifik.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

30

2. Media cetak, baik Koran atau majalah relative lebih jelas siapa masyarakat

konsumennya. Sementara media elektronik seringkali sulit mengukur dan

mengetahui siapa konsumen mereka. Dengan demikian Koran atau majalah lebih

mewakili opini kelompok masyarakat tertentu.

3. Kritik social yang disampaikan melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih

efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa menampung sebanyak

mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya.

4. Media cetak lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana, bisa

disimpan(dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu.

5. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal kalah menarik

dan atraktif disbanding media elektronik namun di segi lain bisa disampaikan

secara informative, lengkap dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

konsumen.

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat

yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada

beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan

keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di

tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain- lain.

Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan

seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.

Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy

(Notoatmodjo, 2010).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

31

Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu

masalah khusus untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Leaflet juga diartikan

sebagai salah satu media yang menggunakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak

tentang suatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca dan biasanya di

sajikan dalam bentuk lipatan yang dipergunakan untuk penyampaian informasi atau

penguat pesan yang disampaikan.

Leaflet merupakan salah satu publikasi singkat dari berbagai bentuk media

komunikasi yang berupa selebaran yang berisi keterangan atau informasi tentang

perusahaan, produk, organisasi dan jasa atau ide untuk diketahui oleh umum. Leaflet

adalah selebaran-selebaran yang bentuk lembarannya seperti daun, biasanya bentuk

Leaflet lebih kecil dari pamphlet.

Menurut Effendi dalam Falasifah, Leaflet adalah lembaran kertas berukuran

kecil mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi

mengenai suatu hal atau peristiwa. Menurut kamus Merriam-webster, Leaflet adalah

suatu lembaran yang dicetak pada umumnya dilipat yang diharapkan untuk distribusi

secara Cuma-Cuma.

1. Ciri-Ciri Leaflet

a. Tulisan terdiri dari 200 sampai dengan 400 huruf dengan tulisan cetak biasanya

juga diselingi gambar-gambar

b. Isi Leaflet harus dapat dibaca sekali pandang.

c. Ukuran biasanya sampai dengan cm

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

32

2. Penggunaan Leaflet

a. Untuk mengingatkan kembali hal-hal yang pernah dipelajari

b. Biasanya Leaflet diberikan kepada sasaran setelah selesai

pelajaran/penyuluhan atau dapat juga diberikan sewaktu kampanye untuk

memperkuat ide yang disampaikan.

c. Isi dari Leaflet harus dimengerti

3. Keuntungan Leaflet

a. Leaflet menarik untuk dilihat

b. Mudah untuk dimengerti

c. Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi Leaflet

d. Lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi

4. Kelemahan Leaflet

a. Salah dalam desain tidak akan menarik pembaca

b. Leaflet hanya untuk dibagikan, tidak bisa di pajang/ ditempel.

Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor perilaku

kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan

perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi kesehatan harus

disesuaikan dengan determinan (faktor yang mempengaruhi perilaku itu sendiri). Dan

menurut Lawrence Green perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

33

1. Faktor Pendorong (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku

seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi,

dan sebagainya.

2. Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.

Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas

untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit,

tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan

bergizi, uang dan sebagainya.

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang

meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1

34

2.4 Kerangka Teoritis

Skiner (1983) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar). Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-

O-R” atau stimulus-organisme-respon.

Gambar 2.1. Kerangka Teoritis

Respon

Peningkatan Pengetahuan

Santri tentang scabies

Stimulus Media Cetak

Organisme Leaflet