kajian pustaka 2.1 ilmu pengetahuan sosial 2.1.1

19
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1 pengertian Tentang IPS Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( Student Teams Achiement Division ) merupakan Strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat yang berbeda . Dalam menyelesaikan tugas kelompok , setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran . Selama bekerja kelompok , tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman dalam mencapai ketuntasan . Unsur – unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Linda adalah sebagai berikut : siswa harus memiliki konsepsi selalu bersama dan tanggung jawab terhadap terhadap siswa yang lain dalam kelompok maupun terhadap dirinya sendiri dengan tujuan yang sama , tugas dan tanggung jawab sama besar , evaluasi atau penghargaan ikut mempengaruhi terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok sehingga siswa memperoleh ketrampilan . bekerja sama selama belajar , siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi yang dikerjakan dalam kelompok kooperatif , perlu diajarkan keterampilan – keterampilan kooperatif yang meliputi (1) Keterampilan dalam tugas , (2) Keterampilan mengambil giliran dalam berbagi tugas , (3) keterampilan berpartisipasi , (4) Keterampilan mendengarkan dengan aktif , serta (5) keterampila bertanya (Linda, : 7-10) Belajar adalah proses perubahan perilaku individu dari hasil interaksi dengan lingkungannya yang dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik melalui latihan atau pengalaman. 2.1.2 Hasil Belajar IPS Dalam kamus bahasa Indonesia, hasil belajar diartikan sebagai hasil yang di capai (dari yang telah di lakukan, di kerjakan, dan sebagainya). Menurut Tri Anni (2004:5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang di peroleh pembelajaran setelah mengalami aktiviatas belajar.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1 pengertian Tentang IPS

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( Student Teams Achiement Division )

merupakan Strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang

memiliki tingkat yang berbeda . Dalam menyelesaikan tugas kelompok , setiap anggota

saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran .

Selama bekerja kelompok , tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman dalam mencapai

ketuntasan . Unsur – unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Linda adalah

sebagai berikut : siswa harus memiliki konsepsi selalu bersama dan tanggung jawab

terhadap terhadap siswa yang lain dalam kelompok maupun terhadap dirinya sendiri

dengan tujuan yang sama , tugas dan tanggung jawab sama besar , evaluasi atau

penghargaan ikut mempengaruhi terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok

sehingga siswa memperoleh ketrampilan . bekerja sama selama belajar , siswa diminta

mempertanggung jawabkan secara individu materi yang dikerjakan dalam kelompok

kooperatif , perlu diajarkan keterampilan – keterampilan kooperatif yang meliputi (1)

Keterampilan dalam tugas , (2) Keterampilan mengambil giliran dalam berbagi tugas ,

(3) keterampilan berpartisipasi , (4) Keterampilan mendengarkan dengan aktif , serta

(5) keterampila bertanya (Linda, : 7-10)

Belajar adalah proses perubahan perilaku individu dari hasil interaksi dengan

lingkungannya yang dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik melalui

latihan atau pengalaman.

2.1.2 Hasil Belajar IPS

Dalam kamus bahasa Indonesia, hasil belajar diartikan sebagai hasil yang di capai

(dari yang telah di lakukan, di kerjakan, dan sebagainya). Menurut Tri Anni (2004:5)

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang di peroleh pembelajaran setelah

mengalami aktiviatas belajar.

Page 2: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

8

Gagne (1985:40) menyatakan bahwa hasil belajar dibedakan menjadi lima aspek,

yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan

keterampilan. Menurut Bloom bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu

kognitif, afektif dan psikomotorik (Sunarto:2009,dalam Error! Hyperlink reference not

valid.).

Dari pengertian di atas di simpulkan bahwa prestasi merupakan hasil dari proses

belajar.

Gagne dan Barliner ( 1983:252 ) menyatakan bahwa belajar merupakan proses

dimana suatu organism mengubah perilkuanya karena hasil dari pengalaman. Salvin

(1994:152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang di

sebabkan oleh pengalaman. Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu

tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan (Dalam Tri

Anni, 2004:2)

Cronbach menyatakan Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku

sebagai hasil dari pengalaman. Harold member batasan mengenai Belajar yaitu

mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti

petunjuk/arahan. Geoch mengatakan Belajar adalah perubahan dalam penampilan

sebagai hasil praktek (Sunarto:2009, dalam Error! Hyperlink reference not valid.)

Dari pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga

unsur utama,yaitu:

1) Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

2) Perubahan perilaku terjadi karena di dahului oleh proses pengalaman.

3) Perubahan perilaku karena belajar bersikap permanen

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution

(1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam

berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi

tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang

Page 3: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

9

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria

tersebut”(Sunarto: 2009, dalam Error! Hyperlink reference not valid. ).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan

menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi

belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari

materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi

setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi

dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. (Sunarto:

2009, dalam Error! Hyperlink reference not valid.)

Prinsip-prinsip penilaian prestasi belajar (Sunarto: 2009) adalah sebagai berikut:

1) Valid: artinya dapat mengukur pencapaian kompetensi yang tetapkan

2) Edukatif : untuk memotivasi siswa dalam mencapai kompetensi yang di tetapkan

3) Objektif : untuk mengukur potensi siswa yang sesungguhnya

4) Trasparan : terbuka bagi semua pihak

5) Berkesinambungan : berencana, bertahap, dan terus menerus

6) Menyeluruh: mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik

7) Bermakna: mempunyai arti bagi siswa, guru, dan orang tua

8) Ketuntasan belajar: mencapai ketuntasan belajar rata-rata

Berdasarkan pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang di miliki siswa dalam menerima, menolak, dan

menilai informasi-informasi yang di peroleh dalam kegiatan belajar mengajar’ prestasi

belajar dapat di ketahui setelah di adakan evaluasi.

2.2.Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Terkait belum optimalnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka dalam

pembelajaran IPS perlu diarahkan pada aktivitas-aktivitas yang mendorong siswa untuk

belajar secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial. Maka salah satu upaya yang

dapat dilakukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah melalui

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran

dimana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam

Page 4: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

10

belajar dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda-beda. Ada berbagai

macam tipe pembelajaran kooperatif salah satunya tipe STAD ( Student Teams

Achiement Division ) , dimana siswa mempunyai peluang yang cukup untuk

mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah yang dicari. Dan

dapat memotivasi siswa agar berperan aktif dalam pembelajaran di kelas serta melatih

kemampuan siswa dalam belajar mandiri sekaligus menjelaskan hasil belajar

mandirinya kepada orang lain. Oemar Malik ( 1994: 51 ) berpendapat bahwa: “ belajar

adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.” Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan sosial dalam susunannya terancang secara sistematis, komprehensif,

dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut maka peserta didik akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang

berkaitan. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek : Manusia tempat

dan lingkungan, Waktu keberlanjutan dan perubahan, sistem sosial dan budaya,

perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan sosial

bertujuan agar peserta didik memiliki kemempuan antara lain : mengenal konsep-

konsep myang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkunganya, memiliki

kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu ,inkuiri, memcahkan

masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi,

bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional dan global.

Pada Materi Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi Khususnya menuntut siswa

untuk memahami pengetahauan secara kompleks serta menuntut pula keterampilan

siswa dalam mengadopsi pemikiran – pemikiran imajinasi yang dikaitkan dengan

keadaan alam secara konkrit, dari itu maka dibutuhkan adanya komunikasi pemikiran

lewat metode diskusi serta media gambar untuk mengkonkritkan konsep imajinasi

karena bahwasanya kemampuan anak untuk berfikir kompleks dan real masih sangat

terbatas sehingga diharapkan metode diskusi dan media gambar dapat menjembatani

sekaligus memberi solusi terhadap kesulitan belajarb siswa korban dari penerapan

Page 5: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

11

tekhnik pengajaran yang konvensional dan membosankan seperti yang banyak

dilakukan oleg guru-guru saat ini.

Menurut Yulis Jamiah (2007 : vol 8 No 1 ) Studi ini Ditujukan untuk melihat peran

STAD ( Student Teams Achiement Division ) dalam pembelajaran kooperatif FKIP

jurusan matematika Universitas Tanjung Pura . Penelitian ini mengungkapkan bahwa

kemajuan dalam Teori grafik dilakukan melalui 2 siklus siklus 1 dan siklus 2 tiap siklus

dilakukan untuk melihat dari achievmen di seluruh siklus. Analisis menggunakan

statistik deskriptif menunjukkan bahwa dari 46 siswa, 26 atau 56,5% mencapai skor di

atas skor rata-rata 46. Hal ini berarti 55% atau 24 siswa mencapai penguasaan

pembelajaran. Analisis menggunakan statistik inferensial menunjukkan bahwa teknik

peta konsep prestasi siswa meningkat secara signifikan. Selain itu respon siswa

menunjukkan bahwa dari 50 siswa 19% atau 10 siswa sangat setuju untuk

menggunakan peta konsep. 54,5% atau 27 siswa setuju 5,25% atau 3 siswa bertanya-

tanya.

Banyak ahli ilmu-ilmu sosial berpendapat bahwa sifat-sifat kemanusiaan dipelajari.

(Perry dan Seider, 1973). Proses belajar terhadap sifat-sifat tersebut berlangsung sejak

manusia sangat muda, saat kanak-kanak. Proses tersebut berlangsung dalam interaksi

akrab antara anak dengan orang-orang dewasa sekelilingnya. Hubungan interaksi yang

akrab itu dapat berlangsung berkat adanya bahasa.

Berpusat pada pembahasan tentang manusia, IPS memperkenalkan kepada siswa

bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka

akan menyadari bahwa dalam hidup bersama ini ada kalanya mereka menghadapi

berbagai masalah. Dalam konteks ini diantaranya menyangkut tentang orang-orang

yang bernasib kurang menguntungkan : karena cacat, karena tidak mempunyai orang

tua, karena terpisah dengan keluarga, bahkan dalam skala besar karena korban

perang, dan bencana alam. Dalam pembahasan tentang pemenuhan kebutuhan akan

tersembul masalah globalisasi perekonomian, hal-hal itu akan membawa dorongan

kepada siswa terhadap kepekaan sosial.

Uraian di atas tampak bahwa IPS merupakan kajian yang luas tentang manusia dan

dunianya. Hal ini dapat membawa dampak bagi siswa yang dihadapkan dengan IPS.

Page 6: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

12

Hal demikian selanjutnya dapat membawa dampak ikutan (nurturant effect) yang baik :

perluasan wawasan tentang manusia. Sedangkan dampak yang lain ialah bahwa

dengan luasnya kajian tentang manusia itu dapat menimbulkan kesulitan pada mereka

yang menggejutinya. Oleh karena itu dalam buku Barr dan kawan-kawan (1977).

Istilah Pendidikan IPS dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih

relative baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari Social Studen dalam

konteks kurikulum Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada

tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Student yang mengembangkan

kurikulum di AS ( Marsh, 1980 ; Martorella, 1976 ).

Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang telah dikatakan oleh

Hamid Hasan (1990 ), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu. Martorella ( 1987 )

mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “

pendidikan “ daripada “ transfer konsep “, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS

diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan

serta melatih sikapn nilai, moral, dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah

dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan IPS harus diformulasikan pada

aspek kependidikannya.

Menurut Trianto, Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu – ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,

dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena

sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang – cabang

ilmu – ilmu sosial ( sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya ).

IPS atau Studi Sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang di turunkan dari

isi materi cabang – cabang ilmu sosial ( sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

antropologo, filsafat, dan psikologi sosial ).

2.2.1 Materi Tentang Kenampaan Alam

a) Standar Kompetensi : Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragama

suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

b) Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/

kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragamaan sosial dan budaya

Page 7: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

13

2.3 metode

2.3.1 Pembelajaran Menggunakan Model STAD

2.3.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model pembelajaran kooperatif atau gotong royong merupakan sebuah system

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama

dengan sesama siswa dalam tugas–tugas terstruktur.

Metode pembelajaran gotong–royong bukan sekedar kerja kelompok, melainkan

ada penstrukturanya. Jadi, sistem pengajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai

sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam struktur ini

adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual,

interaksi personal, keahlian bekerja sama , dan proses kelompok (Slavin 2008: 144).

Wilayah Perairan

Bahasa

Pakaian Daerah

KENAMPAKAN ALAM DAN SOSIAL BUDAYA

Wilayah Daratan

Pengaruh Perilaku

Masyarakat terhadap Peristiwa

Alam

Sosial Budaya

Adat Istiadat

Peristiwa Alam dan

Pengaruhnya Terhadap Kehidupan

Sosial

Kesenian Daerah

Kenampakan Alam

Gambar 2.1 Konsep Kenampaan Alam

Page 8: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

14

lima unsur pokok dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk

menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian

rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar

bisa mencapai tujuan mereka. Penilaian dilakukan dengan cara yang unik. Nilai

kelompok dibentuk dari sumbangan masing – masing anggota. Untuk menjaga

keadilan, setiap anggota kelompok menyumbangkan poin diatas nilai rata – rata

mereka. Model evaluasi ini lebih menekankan pada semangat gotong – royong.

b) Tanggung Jawab Perorangan

Jika tugas dan penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif,

maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam menyusun

tugasnya.

1. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi.

Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima

satu sama lainnya dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. Kegiatan interaksi

ini akan memberikan sinergi yang menguntungkan semua anggotanya. Inti dari sinergi

adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan

masing – masing anggota.

2. Komunikasi Antar Anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

ketrampilan berkomunikasi. Tidak semua siswa mempunyai keahlian berbicara dan

mendengarkan. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan

pendapat.

3. Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi

proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja lebih

efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok,

Page 9: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

15

melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar

terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif .

Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan

bersama (Hamid Hasan, 1996). Dalam kegiatan Kooperatif, siswa secara individual

mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Jadi, belajar

Kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan

siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota

lainnya dalam kelompok tersebut (Hamid Hasan, 1996). Sehubungan dengan

pengertian tersebut, Slavin (2008) mengatakan bahwa Kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur

kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar

dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik

secara individual maupun secara kelompok (dalam Etin Solihatin, 2008:4).

Sanjaya,W (2006:242) (dalam Etin Solihatin, 2008:6) mendefinisikan bahwa

pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan

sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang

mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang

berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok

akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi

yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai

ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan

memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan

interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu,

mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap

individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi

keberhasilan kelompok.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah sistem kerja

atau belajar kelompok yaitu sistem pengelompokan /tim kecil yang berbeda

(heterogen) terstruktur yang di dalam struktur itu terdapat lima unsur pokok; saling

Page 10: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

16

ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja

sama , dan proses kelompok yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan

meningkatkan kemampuan afektif yang ditunjang kemampuan psikomotorik.

2.3.1.2 Model Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achiement Division).

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achiement Division )

merupakan Strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang

memiliki tingkat yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok , setiap anggota

saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

Selama bekerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman dalam mencapai

ketuntasan. Unsur–unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Linda adalah

sebagai berikut: siswa harus memiliki konsepsi selalu bersama dan tanggung jawab

terhadap terhadap siswa yang lain dalam kelompok maupun terhadap dirinya sendiri

dengan tujuan yang sama, tugas dan tanggung jawab sama besar, evaluasi atau

penghargaan ikut mempengaruhi terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok

sehingga siswa memperoleh ketrampilan. Bekerja sama selama belajar, siswa diminta

mempertanggung jawabkan secara individu materi yang dikerjakan dalam kelompok

kooperatif, perlu diajarkan keterampilan–keterampilan kooperatif yang meliputi (1)

Keterampilan dalam tugas, (2) Keterampilan mengambil giliran dalam berbagi tugas, (3)

keterampilan berpartisipasi, (4) Keterampilan mendengarkan dengan aktif, serta (5)

keterampilan bertanya.

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu:

a) Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas.

Pengajaran langsung seperti diskusi yang dipimpin guru atau presentasi audiovisual.

Presentasi tersebut harus berfokus pada unit STAD. Siswa harus benar-benar member

perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat

membantu siswa mengerjakan kuis-kuis.

Page 11: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

17

b) Tim

Tim terdiri dari lima atau enam siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam

hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.

c) Kuis

Para siswa akan mengerjakan kuis individual setelah guru memberikan presentasi.

Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.

Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materi.

d) Skor kemajuan individual

Skor kamajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja

yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja

yang lebih daripada sebelumnya.

e) Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor

rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu (Etin Solihatin. 2008: 4)

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah pembelajaran yang dimulai dari para

siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat

kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan

pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua

anggota tim telah mengusai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis

mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan

saling bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapai mereka

sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan point berdasarkan tigkat

kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Point

ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim dan tim yang berhasil memenuhi

kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat/ penghargaan lainnya.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami

kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian dari

keberhasilan kegiatan belajar mengajar . Kerangka berfikir yang demikian bukanlah

suatu hal yang aneh , tapi nyata , dan betul – betul dipikirkan oleh seorang guru . Dari

Page 12: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

18

hasil analisis yang dilakukan , lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode dalam

proses pembelajaran : sebagai alat ekstrinsik , sebagai strategi pengajaran , dan

sebagai alat untuk mencapai tujuan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 82).

1) Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran , metode mempunyai peranan yang

tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar.

Tidak ada satupun kegiatan belajar yang tidak menggunakan metode pengajaran

Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (1998 : 90) adalah motif – motif yang aktif

dan berfungsi. karena adanya perangsang dari luar yang dapat membangkitkan

belajar seseorang .

Dalam penggunaan metode guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan

suasana kelas , jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode . Sedangkan

pedoman yang menentukan penggunaan metode adalah tujuan instruksional .

4). Metode Sebagai Strategi Pengajaran

Menurut Roestiyah 1989 ( dalam Syaiful Bahri Djamarah , 2002 ) guru harus

memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien ,

mengena pada tujuan yang diharapkan .

Salah satu langkah untuk menguasai strategi pengajaran seseorang guru dituntut

harus mampu menguasai teknik – teknik pengajaran yang sering disebut metode

mengajar . Jadi metode pengajaran dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai

tujuan yang diharapkan .

5) Metode Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan.

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan . Dengan memanfaatkan

metode secara akurat , guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran ( Syaiful

Bahri Djamarah, 2002 : 85 ).

Penggunaan metode belajar harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran ,

karena antara metode dan tujuan supaya disesuaikan . Jadi , guru sebaiknya

Page 13: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

19

menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar , sehingga

dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran .

Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah

asal pakai , tetapi melalui seleksi yang disesuaikan dengan perumusan tujuan

instruksional khusus pemilihan dan penentuan metode pembelajaran meliputi aspek

nilai sebagai metoda , efektifitas penggunaan metode , pentingnya pemilihan dan

penentuan metode , dan faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan metode (Syaiful

Bahri Djamarah, 2002 : 86).

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan STAD

2.3.2.1 Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams

Achiement Division) (HalinSimatupangBlogger9126tag. Blogger.com 1999):

a) Mengajarkan siswa lebih kreatif dan tanggap.

b) Siswa lebih kreatif untuk belajar.

c) Dapat menjalin kerjasama yang baik antara teman.

d) Memupuk sikap saling menghargai pendapat yang orang lain.

e) Hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan dilaksanakan karena siswa ikut aktif

dalam pembahasan sampai kesuatu kesimpulan.

f) Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu seperti semangat toleransi,

siswa yang demokratis, kritis dalam berfikir, tekun dan sabar.

2.3.2.2 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Sering terjadi pembicaraan dalam kelompok dikuasai oleh 2 atau 3 siswa yang

memiliki kemampuan berfikir cepat

b. Kadang- kadang pembahasan dalam kelompok meluas,sehingga kesimpulan

menjadi kabur.

c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, kadang-kadang tidak sesuai dengan

rencana.

Page 14: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

20

d. Dalam kerja kelompok sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat

emosianal yang tidak terkontrol.

e. Akitbatnya ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu

situasi pembelajaran berlangsung.

2.3.3. Langkah-langkah Pembelajaran model Kooperatif Tipe STAD

Peran guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator pembelajaran

sangatlah penting. Guru yang menentukan berhasil tidaknya pembelajaran

kooperatif, sehingga guru perlu memperhatikan langkah-langkah dalam

pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku guru Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase-2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan proses pembelajaran materi kenampaan alam.

Fase ke-3 Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siwa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase ke-4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas diskusi kelompok

Fase ke-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase ke-6 Memberikan penghargaan

Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang paling

2.3.3.1 Lanngkah – langkah Pembelajan Model Kooperatif Tipe STAD

Siswa dikelompokan dalam kelompok kecil dimana setiap anggota kelompok saling

belajar

1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok hiterogin baik dari jenis, kemampuan akademik.

Page 15: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

21

2. Siswa dalam kelompok diberi tugas dan guru memotivasi langkah-langkah

pembelajaran, tugas yang dikerjakan siswa dalam kelompok ditentukan oleh guru.

Siswa yang berkemampuan rendah diberikan tugas yang mudah dibandingkan

dengan siswa yang kemampuan tinggi

Siswa menyampaikan pada teman kelompok hasil tugas kepada teman anggota

kelompok dengan mendiskusikan dalam kelompok.

3. Diskusi kelompok dimana salah satu kelompok memprestasikan dan siswa lain

menjadi aodi yang punya hak bertanya dan menjawab.

4. Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi.

5. Selama proses diskusi keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan diberikan tanda

penghargaan selama proses pembelajaran berlangsung (diskusi)

6. Akhir pembelajaran tanda penghargaan dihitung, kelompok yang paling aktif diberi

penghargaan.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achiement Division )

merupakan Strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang

memiliki tingkat yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok , setiap anggota

saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

Selama bekerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman dalam mencapai

ketuntasan. Unsur–unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Linda adalah

sebagai berikut: siswa harus memiliki konsepsi selalu bersama dan tanggung jawab

terhadap siswa yang lain dalam kelompok maupun terhadap dirinya sendiri dengan

tujuan yang sama, tugas dan tanggung jawab sama besar, evaluasi atau penghargaan

ikut mempengaruhi terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok sehingga siswa

memperoleh ketrampilan. Bekerja sama selama belajar, siswa diminta

mempertanggung jawabkan secara individu materi yang dikerjakan dalam kelompok

kooperatif.

Page 16: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

22

2.4 Penelitihan yang Relevan

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

sosial yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan

satu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau Studi Sosial

merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang di turunkan dari isi materi cabang-

cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologo, filsafat,

dan psikologi sosial (Trianto, 2007: 124-125)

Menurut Yulis Jamiah (2007 : vol 8 No 1 ) Studi ini Ditujukan untuk melihat peran

STAD ( Student Teams Achiement Division ) dalam pembelajaran kooperatif FKIP

jurusan matematika Universitas Tanjung Pura . Penelitian ini mengungkapkan bahwa

kemajuan dalam Teori grafik dilakukan melalui 2 siklus siklus 1 dan siklus 2 tiap siklus

dilakukan untuk melihat dari achievmen di seluruh siklus. Analisis menggunakan

statistik deskriptif menunjukkan bahwa dari 46 siswa, 26 atau 56,5% mencapai skor di

atas skor rata-rata 46. Hal ini berarti 55% atau 24 siswa mencapai penguasaan

pembelajaran. Analisis menggunakan statistik inferensial menunjukkan bahwa teknik

peta konsep prestasi siswa meningkat secara signifikan. Selain itu respon siswa

menunjukkan bahwa dari 50 siswa 19% atau 10 siswa sangat setuju untuk

menggunakan peta konsep. 54,5% atau 27 siswa setuju 5,25% atau 3 siswa bertanya-

tanya.

Menurut Lambang Subagyo * ( 2007 : Vol 8 No 1 ) Studi ini bertujuan untuk

memeriksa efektivitas pembelajaran melalui model kooperatif STAD ( Student Teams

Achiement Division ) pada kompetensi dan partisipasi. Desain penelitian dengan

menggunakan tiga siklus . Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMA N 2

Samarinda jumlah siswa adalah 41 Siswa. Studi menunjukkan bahwa kompetensi

siswa yang lebih baik dilakukan pada kinematika, menunjukkan 38 siswa atau 92,5%

dari 41 siswa memperoleh skor di atas standart 82,9% kompetensi dan berpartisipasi

secara aktif dalam proses belajar di ruang kelas nilai rata-rata mencapai 70,05 studi ini

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD ( Student Teams Achiement

Division ) sesuai untuk metode pembelajaran di kelas phisics.

Page 17: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

23

Pendidikan IPS merupakan padaan dari social studies dalam konteks

kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di Amerika Serikat

pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga sosial studies yang mengembangkan

kurikulum di Amerika Serikat ( Mars, dalam Sholihatin 2005: 14).

Pembelajaran IPS lebih menekankan aspek pendidikan dari pada transfer konsep,

karena dalam pembelajaran pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh

pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai,

moral, dan keterampilan berdasarkan konsep yang yang telah dimilikinya (Mrtorell

dalam Sholihatin, 2005: 14). Mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar siswa mampu

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya

dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Nursid Sumaatmadja (dalam Sholihatin, 2005:

15), Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang

baik, memeliki pengetahuan, ketrampilan dan kepedulian sosial begi dirinya sendiri

serta bagi masyarakat dan negara. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses

mengajar dan membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek–aspek

pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga

aspek akhlak (afektif) dalam meghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan

masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini. Melalui pendidikan IPS, anak dibina

dan dikembangkan kemampuan mental–intelektualnya menjadi warga negara yang

berketrampilan dan berkepedulian sosial serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai–

nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Uraian di atas dapat disimpulkan hakekat IPS merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu-ilmu social

yang bertujuan membina anak didik menjadi warga negara yang baik, memeliki

pengetahuan, ketrampilan dan kepedulian sosial begi dirinya sendiri serta bagi

masyarakat dan Negara

Page 18: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

24

2.5.Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan, diperoleh alur berfikir dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Hasil pembelajaran IPS rendah.

1. Keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran IPS masih rendah dan kurang variatif..

2. Hasil belajar siswa rendah, terlihat belum semua siswa mencapai KKM.

Penggunaan metode Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS dengan langkah pembelajaran diawali pembagian kelompok, penjelasan guru, diskusi kelompok, presentasi kelas dan pemberian penghargaan.

Proses pembelajaran efektif

dan lebih bermakna

Hasil pembelajaran IPS meningkat.

1. Keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran IPS meningkat dan variatif.

2. Hasil belajar siswa meningkat mencapai KKM.

Manfaat:

a) Siswa berkesempatan

mengembangkan minatnya terhadap

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.

b) Meningkatkan rasa suka dan

termotivasi dalam belajar IPS.

c) Siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran IPS yang bervariasi.

d) Mengembangkan model

pembelajaran yang inovatif, kreatif,

dan terkait dengan dunia nyata siswa.

e) Guru termotivasi untuk menerapkan

model kooperatif yang bervariasi

dalam upaya peningkatan motivasi

dan hasil belajar siswa.

f) Guru mampu meningkatkan hasil

belajar bagi siswanya dalam upaya

meningkatkan kecerdasan kehidupan

bangsa

g) .Sekolah akan lebih meningkatkan

hasil belajar siswa dengan

menggunakan STAD

Gambar 2.1. bagan kerangka berfikir

Page 19: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2.1.1

25

2.6 Hipotesis tindakan

Berdasarkan uraian pada kajian pustaka, kajian empiris dan kerangka berfikir di

atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kenampaan alam

pada siswa kelas 4 SD N Gumawang Kecamatan Pecalunga Kabupaten Batang.