bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian ekspor dan eksportir

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir 1. Ekspor Adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Sedangkan yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang No. 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan. (Agoes Junaedy, Adi Kusrianto, 2014:1). 2. Eksportir Adalah pengusaha yang dapat melakukan ekspor, yang telah memiliki SIUP atau izin usaha dari Departemen Teknis atau Lembaga Pemerintah Non Departemen berdasarkan ketentuan yang berlaku. (Andri Ferianto, S.E, 2015:76) 2.1.1 Instansi-Instansi yang Terkait Dengan Kegiatan Ekspor Transaksi ekspor ternyata memiliki kompleksitas yang cukup besar, di samping adanya peraturan antarnegara yang harus dipahami dan kredibilitas pihak pembeli atau penjual yang harus diyakini, juga ada baiknya kita mengetahui pihak-pihak yang mungkin akan terlibat dalam transaksi ini. Pihak-pihak yang mungkin terlibat mulai dari tahap negosiasi, eksekusi, maupun dalam operasional transaksi haruslah kita ketahui, (Agoes Junaedy, Andi Kusrianto, 2014:12) diantaranya adalah : a. Penjual (eksportir) bisa juga merupakan agen dari importir dan juga Trading Company. Eksportir ini bisa disebut Shipper, Seller atau Benefeciary. b. Pembeli (Importir) bisa juga merupakan agen dari importir atau juga Trading Company. Importir bisa juga disebut Consignee, Buyer atau Applicant. c. Bank atau lembaga keuangan lainnya adalah merupakan instansi yang bertugas untuk memfasilitasi pembayaran internasional. yang fungsinya sebagai fasilitator pembayaran, keuangan, dan juga penjaminan (L/C dan Bank Guarantee) d. Asuransi adalah pihak atau perusahaan yang ditujukan sebagai penangung resiko dalam aktivitas perdagangan ekspor impor, fungsinya sebagai institusi penjaminan resiko kerugian.

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

1. Ekspor

Adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. Sedangkan yang dimaksud

dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,

perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi

Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang No. 10 Tahun

1995 tentang kepabeanan. (Agoes Junaedy, Adi Kusrianto, 2014:1).

2. Eksportir

Adalah pengusaha yang dapat melakukan ekspor, yang telah memiliki SIUP atau izin

usaha dari Departemen Teknis atau Lembaga Pemerintah Non Departemen berdasarkan

ketentuan yang berlaku. (Andri Ferianto, S.E, 2015:76)

2.1.1 Instansi-Instansi yang Terkait Dengan Kegiatan Ekspor

Transaksi ekspor ternyata memiliki kompleksitas yang cukup besar, di samping

adanya peraturan antarnegara yang harus dipahami dan kredibilitas pihak pembeli atau

penjual yang harus diyakini, juga ada baiknya kita mengetahui pihak-pihak yang

mungkin akan terlibat dalam transaksi ini. Pihak-pihak yang mungkin terlibat mulai dari

tahap negosiasi, eksekusi, maupun dalam operasional transaksi haruslah kita ketahui,

(Agoes Junaedy, Andi Kusrianto, 2014:12) diantaranya adalah :

a. Penjual (eksportir) bisa juga merupakan agen dari importir dan juga Trading

Company. Eksportir ini bisa disebut Shipper, Seller atau Benefeciary.

b. Pembeli (Importir) bisa juga merupakan agen dari importir atau juga Trading

Company. Importir bisa juga disebut Consignee, Buyer atau Applicant.

c. Bank atau lembaga keuangan lainnya adalah merupakan instansi yang bertugas untuk

memfasilitasi pembayaran internasional. yang fungsinya sebagai fasilitator

pembayaran, keuangan, dan juga penjaminan (L/C dan Bank Guarantee)

d. Asuransi adalah pihak atau perusahaan yang ditujukan sebagai penangung resiko

dalam aktivitas perdagangan ekspor impor, fungsinya sebagai institusi penjaminan

resiko kerugian.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

e. Port (pelabuhan) adalah merupakan tempat dimuat atau di bongkarnya barang ekspor

impor dari atau ke sarana penggangkut (moda transportasi barang atau cargo).

Didalam port area juga biasanya terdapat gudang yang fungsinya untuk menyimpan

barang sementara waktu sambil menunggu proses administrasi dan pemuatan barang

(loading ke atas kapal jika ekspor) atau menunggu proses administrasi dan

pengeluaran barang dari port (untuk proses impor).

f. Freight Forwarder adalah jasa pengurusan transportasi yang bertugas mengurus

semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan

barang melalui transportasi darat, laut dan udara yang dapat mencakup kegiatan

penerimaan, penyimpanan, pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan,

penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkut, perhitungan biaya angkutan,

klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya

lainnya.

g. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah pengangkut barang (cargo) yang

bertugas mengangkut barang dari tempat eksportir ke pelabuhan laut atau sebaliknya.

h. PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan) adalah merupakan perusahaan yang

bertindak menyediakan jasa pengurusan formalitas kepabeanan dan hal-hal yang

terkait di dalamnya.

i. Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) adalah berada dibawah kementrian

keuangan. Tugas dan fungsinya adalah mengawasi kegiatan ekspor impor, memungut

bea masuk, bea keluar, serta pajak dalam rangka ekspor maupun impor. Fungsinya

sebagai fasilitator perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau bahwa

pembebasan pajak dengan syarat-syarat tertantu.

j. Surveyor sebagai lembaga survey apabila dibutuhkan atau dipersyaratkan, bertugas

“memastikan” kondisi (kualitas dan kuantitas) barang sesuai dengan yang diminta

oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan cara melakukan inspeksi dan kemudian

menerbitkan sertifikat.

k. Departemen Pemerintahan Terkait adalah Desperindag, Kadin, Depkes atau Bpom,

BKPM, Dirjen Pajak atau KPKN, Dirjen-Dirjen dibawah DepKeu, Deptan atau

Karantina, Dephub, dan lain-lain. Departemen pemerintah ini berguna untuk

pembuatan Certificate Of Origin dan legalisasi dokumen - dokumen yang

dipersyaratkan.

l. Badan sertifikasi lainnya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

Pihak-pihak yang disebutkan di atas biasanya terlibat tergantung dari keperluan

transaksi ekspor impor tersebut. Selain pihak-pihak di atas, juga terdapat pihak-pihak

yang secara tidak langsung terlibat, baik dalam regulasinya maupun institusinya,

seperti antara lain :

1) Bank Indonesia, untuk peraturan dan kebijakan di bidang keuangan dan

perbankan diantaranya (penetapan Legal Lending Limit dan monitor lalu lintas

Devisa)

2) Departemen Kehakiman, menyangkut legalitas transaksi dan lembaga peradilan

apabila terjadi dispute antara pihak-pihak yang bertransaksi.

3) Perusahaan Logistic dan Transportasi (Trucking, Train, dan lain-lain) apabila

pengiriman menggunakan combined transport.

2.1.2 Macam-Macam Dokumen Ekspor

Importir dapat mengeluarkan produk yang diimpor nya dari kawasan Bea dan Cukai

(Customs Terrytory) di pelabuhan tujuan, hanya bila importir mengajukan secara lengkap

semua dokumen yang diperlukan oleh kantor Bea dan Cukai (Costoms Office) setempat. Oleh

karena itu, pastikan bahwa perinci semua dokumen yang harus dilengkapi oleh eksportir telah

tercantum didalam kontrak, di dalam L/C, maupun di dalam surat pesanan (Letter Of Order).

(Agoes Junaedy, Adi Kusrianto. 2014:111)

Dengan mengetahui secara pasti dokumen yang diperlukan oleh importir, maka eksportir

akan terhindar dari klaim dan atau “tidak dibayar”. Disamping itu, eksportir dapat

diperkirakan dan memperhitungkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan.

Dokumen standar yang dibutuhkan oleh importir dan harus disediakan oleh eksportir agar

lancar, aman, dan sukses dalam memulai dan menekuni kegiatan ekspor antara lain :

1. Commercial Invoice : merupakan nota atau faktur penjualan barang ekspor atau

impor. Diterbitkan oleh penjual, eksportir atau pengirim barang.

2. Packing List : merupakan dokumen packing atau kemasan yang menunjukkan jumlah,

jenis serta berat dari barang ekspor atau impor, juga penjelasan dari uraian barang

yang disebut didalam commercial invoice.

3. DO (Delivery Order) : Dokumen yang berfungsi sebagai surat perintah penyerahan

barang kepada pembawa surat tersebut, yang ditujukan kepada bagian yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

menyimpan barang (bagian gudang) milik perusahaan atau bagian gudang perusahaan

lain yang memiliki consensus dengan perusahaan yang menerbitkan delivery order.

4. B/L (Bill Of Lading) : konosemen atau bukti pengiriman barang dan pengambilan

barang. Form Bill Of Lading itu sendiri harus sudah mendapatkan legalitas dari dunia

internasional sebagai alat atau bukti pengiriman dan pengambilan barang ekspor atau

impor.

5. COO (Certificate Of Origin) Surat Keterangan Asal Barang : Merupakan sertifikasi

asal barang, dimana dinyatakan dalam sertifikat tersebut bahwa barang atau

komoditas yang diekspor adalah berasal dari daerah atau Negara pengekspor.

6. Polis asuransi (bila dalam pengiriman diasuransikan) : suatu perjanjian asuransi atau

pertanggungan bersifat konsensual (adanya kesepakatan), harus dibuat secara tertulis

dalam suatu akta antara pihak yang mengadakan perjanjian.

7. SI (Shipping Instruction) : surat yang dibuat oleh shipper (pemilik barang atau

perusahaan ekspedisi) yang ditujukan kepada carrier atau kapal (pelayaran) untuk

menerima dan memuat muatan yang tertera dalam surat tersebut.

2.1.3 Istilah – Istilah Ekspor

Dalam kegiatan ini dikenal bebrapa istilah yang lazim digunakan antara lain :

a. Daerah Pabean

(Ali Purwito, 2013:38) Daerah Pabean di definisikan sebagai berikut :

“Wilayah republik indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang

udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan

landas kontinen yang didalamnya berlaku undang-undang kepabeanan”.

b. Kantor pabean

Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jendral Bea dan Cukai

tempat dipenuhinya kewajiban pabean. Kantor Pabean berarti tempat penyerahan

bukti pembayaran pungutan Negara. Jadi, tidak semua kantor dimana pegawai Bea

dan Cukai termasuk kantor pabean, demikian juga dengan Kantor Wilayah Bea

dan Cukai.

(https://belajarexim.blogspot.co.id/2016/12/apaitukantorpabean.htmldiunduh19feb

ruari2018)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

c. Kawasan Berikat

Kawasan Berikat adalah suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan batas-

batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan

barang dan bahan, kegiatan rancangan bangun, perekayasaan, penyortiran,

pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan bahan

asal impor atau barang dan bahan dari dalam Daerah Pabean Indonesia lainnya,

yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.

(https://www.kanal.web.id/2016/07/pengertian-kawasan-berikat-dan.html-

diunduh19februari2018)

d. Container yard

Kawasan pelabuhan yang digunakan untuk menimbun peti kemas atau kontainer

yang akan dimuat atau dibongkar dari kapal.

e. Stuffing

Kegiatan memasukkan dan menyusun barang ke dalam kontainer di gudang

ekspor maupun CFS.

f. Stevedoring

Kegiatan pembongkaran barang dari kapal dengan menggunakan peralatan

mekanis, non mekanis dan moda transportasi pendukung nya

g. Cargodoring

Kegiatan mengeluarkan muatan atau barang dan dermaga dan penggangkut dari

dermaga kelapangan penumpukan barang di gudang atau lapangan penumpukan

dan sebaliknya.

h. THC (Terminal Handling Charge)

Adalah biaya yang dikenakan oleh terminal pelabuhan untuk penanganan kargo

di terminal tertentu dalam pelabuhan tertentu di negaratertentu.

https://asuransimarinesyariah.wordpress.com/2014/04/11/perusahaanbongkarmu

atstevedoringcompany/diunduh19februari2018)

Istilah-istilah singkat yang biasa di pakai dalam proses ekspor dan impor (Agoes

Junaedy, Adi Kusrianto, 2014:241) :

1. Shipper : si pengirim barang

2. Consignee : si penerima barang

3. Notify Party : pihak kedua setelah consignee yang berhak untuk memberitahu

tentang adanya suatu pengiriman dan penerimaan barang ekspor atau impor

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

4. Shipping Mark dan Number : jumlah karton tanda pengiriman yang tercantum di

kemasan barang.

5. Description Of Good : perincian atau uraian barang

6. Gross Weight : berat kotor barang

7. Neet weight : berat bersih barang

8. LCL (Less Than Container Loaded) : jenis pengiriman barang kurang dari satu

kontainer sehingga barang dikirim bersama barang eksportir lain dalam satu

kontainer yang dipakai bersama

9. FCL (Full Container Loaded) : jenis pengiriman dengan menggunakan satu

kontainer untuk dipakai oleh seorang eksportir, tidak dicampur barang orang lain.

10. CFS (Container Freight Station) : lapangan untuk membongkar barang yang

dikirim dengan mode LCL.

11. CY (Container Yard) : mode pengiriman dari Tempat Penumpukan Peti Kemas

negara asal sampai ke tempat penumpukan peti kemas Negara tujuan.

12. Vessel : kapal laut

13. Mother Vessel : kapal penggangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut

kontainer dari pelabuhan transit menuju pelabuhan tujuan

14. Voyage : nomor keberangkatan kapal yang biasa disingkat dengan V, atau Voy.

15. ETD (Estimation Time Of Departure) : perkiraan waktu keberangkatan kapal

16. ETA (Estimation Time Of Arrival) : perkiraan waktu kedatangan kapal

17. B/L (Bill Of Lading) : konosemen atau bukti pengiriman barang dan pengambilan

barang

18. POL (Port Of Loading) : pelabuhan muat

19. POD (Port Of Discharge): pelabuhan bongkar

20. P/L (Packing List) : daftar rincian barang secara mendetail yang berisikan nama

shipper, consignee, notify party, nama vessel dan voy

21. Commercial invoice : daftar rincian barang secara mendetail yang berisikan nama

shipper, consignee, notify party, nama vessel dan voy

22. FOB (Free On Board) : metode pembayaran di pelabuhan bongkar

23. CIF (Cost Insurance) : metode pembayaran di pelabuhan muat

24. C.&.F (Cost And Freight) : metode pembayaran yang tidak jauh berbeda dengan

C.I.F, tetapi dalam kasus C.&.F, pihak shipper tidak membayar asuransi atau tidak

mengasuransikan barang tersebut

25. Shipping Schedule : jadwal ini diterbitkan oleh shipping agent

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

26. Closing Time : tenggang waktu normal yang diperbolehkan bagi kargo atau

barang yang masuk ke tempat penimbunan sementara, seperti gudang CFS atau

UPTK

27. PE (Persetujuan Ekspor) : lembar persetujuan ekspor ini bisa diperoleh dan di

print sendiri oleh pihak shipper atau EMKL yang memiliki sistem online (E.D.I =

Electronic Data Intercharge), setelah pengajuan dokumen-dokumen ekspor

seperti packing list, commercial invoice dan PEB yang telah disetujui oleh pihak

Bea dan Cukai

28. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang): pengisian form PEB diajukan dengan

sistem online melalui sistem EDI.

29. Discrepancy : penyimpangan dari yang tertulis pada syarat-syarat yang tertera

pada sebuah L/C

30. Demmurage : sewa pengguna kontainer dan batas waktu pemakaian kontainer

dalam pelabuhan (CY) dari bongkar (discharges) kapal sampai pintu ke luar

pelabuhan (get out)

31. Detention : batas waktu pemakaian kontainer di luar pelabuhan antara depot out

(keluar gudang) kontainer maskapai pelayaran sampai masuk ke pintu pelabuhan

(depot in) atau dari pintu keluar pelabuhan (depot out) sampai kontainer masuk ke

gudang kontainer (depot in) maskapai pelayaran

32. Incoterm : kumpulan istilah-istilah (terms) dalam perdagangan internasional yang

ditetapkan oleh Internasional Chamber Of Commerce dan berlaku sejak tahun

1936 dan digunakan di seluruh dunia hingga kini

33. Jalur Merah : jalur umum yang dikenakan kepada importir baru, importir lama

yang memiliki catatan khusus, importir dengan resiko tinggi karena track record

yang tidak baik,

34. Jalur Kuning : jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang

baik dan dari segi komoditi impot bersifat resiko rendah (low risk) untuk kedua

jalur tadi pemeriksaan fisik barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar

tertentu, misalnya terkena random sampling oleh sistem.

35. Jalur Hijau : jalur ini diperuntukkan untuk importir dengan track record yang baik

dan dari segi komoditi impot bersifat resiko rendah (low risk) untuk kedua jalur

tadi pemeriksaan fisik barang tetap akan dilaksanakan dengan dasar-dasar tertentu,

misalnya terkena random sampling oleh sistem

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

36. Jalur Mitra Utama (MITA) : fasilitas yang saat ini hanya berada pada kantor

pelayanan utama

37. Jalur Prioritas : jalur khusus untuk importir yang memiliki track record sangat

baik, untuk importir jenis ini pengeluaran barangnya dilakukan secara otomatis

yang merupakan prioritas dari segi pelayanan

2.1.4 Definisi dan Peran Pelabuhan.

Pelabuhan adalah tempat persinggahan kapal, yang mempunyai sarana dan fasilitas

untuk melaksanakan kegiatan pelabuhan. Fungsi pelabuhan adalah tempat melaksanakan

kegiatan bongkar muat (Hananto Soewedo, 2015 :81)

Peran pelabuhan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pintu gerbang arus barang keluar atau masuk ke atau dari daerah atau

negara lain.

2. Memperlancar arus penumpang antar pulau.

3. Tempat penyerahan tenaga kerja yang cukup potensial.

4. Penunjang pertumpuhan ekonomi nasional.

2.2 Gambaran Umum PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang

Sejarah Singkat PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang

PT.Arindo Jaya Mandiri Semarang merupakan salah satu perusahaan freight

forwarder atau PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan)yang menangani pengurusan

jasa Ekspor-Impor di Indonesia, terutama di wilayah Tanjung Emas Semarang. PT. Arindo

Jaya Mandiri Semarang didirikan pada bulan juli tahun 1993 dengan PPJK No : 060100

001606 07 / 09 / 2002, Dan berkantor di JL. Veteran No. 58 Semarang, Dalam menjalankan

bisnis, PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang di dukung oleh beberapa tenaga professional dan

kredibel yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan atau customer.

2.2.1 Visi dan Misi PT. Arindo Jaya Mandiri

a. Visi

Selalu menjadi perusahaan penggangkutan yang professional dan berkualitas, yang mampu

tumbuh dan berkembang tanpa henti yang diakui di dalam negeri, bahkan dalam dunia bisnis

internasional.

b. Misi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

1. Menjadi perusahaan yang memiliki keuangan dan kinerja yang baik

2. Terkemuka sebakgai perusahaan yang memegang teguh tanggungjawab

3. Memiliki kerja tim dalam lingkungan kerja baik

4. Terkemuka sebagai perusahaan yang mampu memberikan servis terbaik bagi seluruh

pelanggannya.

Lokasi perusahaan : Kantor pusat dari PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang terletak di JL.

Veteran No.58 Semarang.Telp. (024) 84449922

2.2.2 STRUKTUR ORGANISASI :

Struktur Organisasi PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang

Berikut ini adalah keterangan jabatan dan tugas dari masing-masing

Jabatan :

1. Direktur :

Direktur adalah orang yang bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan.

Tugas dan tanggungjawab direktur selaku pucuk pimpinan PT. Arindo Jaya

Mandiri Semarang meliputi :

a. Memimpin perusahaan menuju kondisi yang diinginkan oleh seluruh elemen

perusahaan.

b. Mengadakan perencanaan kerja, program kerja dan program kerja jangka

panjang dan pendek berdasarkan sumber daya yang dimiliki.

c. Mengadakan pembagian tugas diantara unit- unit perencanaan dan

pelaksanaan tugas.

d. Mengawasi dan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas.

DTUR

OPERASIONAL PEMASARAN DOKUMEN KEUANGAN

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

e. Bersama bagian keuangan menyusun anggaran pendapatan dan belanja

perusahaan.

f. Menerima pertangung jawaban bawahannya.

2. Bagian Keuangan :

Adalah bagian yang mengelola uang perusahaan masuk dan keluar. Bagian

keuangan ini terdiri dari 2 bagian, yaitu :

a. Bagian akuntansi, yang bertugas :

1. Melakukan pembukuan atas piutang dari costumer yang melakukan transaksi

ekspor kepada perusahaan.

2. Melakukan pembukuan terhadap hutang perusahaan kepada pelanggan. Bagian

akuntansi memasukkan daftar nama pelanggan dalam pembukuan hutang

tersebut.

3. Membuat laporan kas masuk dan keluar.

4. Melaporkan kepada bagian keuangan mengenai pelanggan yang menunggak.

b. Bagian piutang, yang bertugas :

1. Membuat dan menyampaikan surat-surat tagihan kepada pelanggan dan

konsumen.

2. Melakukan penagihan piutang atas piutang yang terjadi.

3. Mencatat dan memproses pembayaran piutang.

4. Berkoordinasi dengan bagian akuntansi mengenai piutang tertagih dan belum

tertagih.

5. Melapor kepada keuangan mengenai piutang yang tak tertagih, upaya yang

telah dilakukan untuk menagih piutang dan meminta pertimbangan tentang

upaya lain yang mungkin bisa dilaksanakan.

3. Bagiano perasinal :

Bagian operasional adalah bagian yang menjalankan kegiatan perusahaan

dilapangan. Bagian operasional terdiri dari 4 bidang yaitu :

a. Bidang pengepakan barang, yang bertugas :

1) Melakukan pengepakan barang ditempat si eksportir.

2) Melakukan penataan barang yang akan di ekspor.

b. Bidang muat barang, yang bertugas :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

Bertangungjawab atas pemuatan barang ke kontainer dan pemuatan barang di

atas kapal.

c. Bidang pengiriman barang, yang bertugas :

1) Memeriksa apakah barang sudah bisa dikirim apa belum.

2) Mencatat atau mendata barang mengenai jenis barang, isi barang,

mengukur berat barang.

3) Menyerahkan perinci tentang barang yang akan dikirimkan kepada bagian

pembuat dokumen untuk dibuatkan dokumen nya.

4. Bagian pemasaran :

Bertugas mengendalikan sasaran-sasaran dari program perusahaan. Berhasil

tidaknya program perusahaan tergantung dari kemampuan dalam

memperkenalkan program perusahaan kepada masyarakat luas. Bagian pemasaran

dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Bagian penjualan, yang bertugas :

a. melaksanakan program pemasaran yang telah ditentukan.

b. Mempromosikan, memperkenalkan produk perusahaan, dan mencari order.

2) Bagian pelayanan pelanggan, yaitu bertugas :

a. Melayani pelanggan seoptimal mungkin.

b. Mencatat order masuk

3) Menerima tamu

4) Menyampaikan dan menegosiasi dengan setiap pelanggan

5) Menerima komplain, saran dan kritik dari pelanggan untuk dijadikan acuan

dalam meningkatkan mutu pelayanan.

6) Memunculkan image yang baik untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan.

5. Bagian dokumen :

Bagian ini bertugas membuat dokumen yang diperlukan agar barang tersebut baik

dan benar. Bagian dokumen terdiri dari :

a. Bagian dokumen SI ( Shipping Instruction )

Bertugas melaksanakan intruksi dari manager dokumen, agar dibuatkan SI baru

atas nama PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang dengan berdasarkan copy SI dan

INV (invoice) dari eksportir,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

b. Bagian PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

Bertugas mengeluarkan surat pemberitahuan Ekspor barang yang ditujukan ke

Bea Cukai, dimana dalam dokumen PEB tersebut berisi tentang pajak yang akan

dibebankan kepada eksportir sesuai dengan barang yang diekspor.

c. Bagian COO ( Certificate Of Original )

Bertugas untuk membeli dokumen COO pada Desperindag dengan

menggunakan copy B/L. Dokumen COO tersebut berisi tempat tujuan ekspor.

Dimana dokumen tersebut akan diberikan kepada importir.

d. Bagian PL (Packing List) dan INV (Invoice)

Bertugas membuat dokumen atau surat-surat yang berisi identitas batang yang

akan diekspor, dimana dokumen tersebut akan diberikan kepada importir.

6. Jam kerja perusahaan

Jam kerja di PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang dalam satu minggu ada 6 hari

kerja, yaitu hari senin-sabtu. Pada hari senin-sabtu, jam kerja dimulai pada pukul

08.30 - 16.30 WIB, dan setiap harinya diberi waktu istirahat dari pukul 12.00 -

13.00 WIB.

2.2.3 Tabel : Jam kerja PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang

Hari Kerja Jam Istirahat

1. Senin 08.00-16.30 12.00-13.00

2. Selasa 08.00-16.30 12.00-13.00

3. Rabu 08.00-16.30 12.00-13.00

4. Kamis 08.00-16.30 12.00-13.00

5. Jum’at 08.00-16.30 11.30-13.30

6. Sabtu 08.30-12.30 -

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekspor dan Eksportir

Sumber : PT. Arindo Jaya Mandiri Semarang