bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan
oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
untuk berkembang dan memperoleh keuntungan. William J Stanton menyatakan
bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli
yang sudah ada maupun pembeli potensial. Dapat dikatakan pula bahwa pemasaran
terdiri atas serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran, mengevaluasi
kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan, memberi
nilai pada konsumen dan laba bagi perusahaan.
Kegiatan pemasaran sudah dimulai sebelum produk ada, yaitu semenjak
ide tentang suatu produk muncul dan masih berlangsung setelah produk terjual. Pada
umumnya perusahaan dalam melakukan pemasaran berusaha untuk menghasilkan
laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
pembeli. Jadi, tujuan pemasaran adalah untuk mencapai penjualan yang
menguntungkan dalam jangka panjang.
Pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian
sukses usaha sebuah perusahaan. Konsep pemasaran mengatakan bahwa kegiatan
pemasaran sebuah perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal dan
merumuskan kebutuhan konsumen. Setelah itu perusahaan dapat merumuskan dan
menyusun sebuah kombinasi yang tepat dari kebijakan produk, harga, promosi dan
distribusi sehingga kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara baik. Secara definitif,
konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan (Basu Swastha & Irawan,1990).
2.1.2 Strategi Bauran Pemasaran
Untuk menjalankan strategi pemasaran menjadi program pemasaran
maka pemasar harus membuat keputusan mendasar, salah satunya pada bauran
pemasaran atau marketing mix. Pengertian bauran pemasaran / marketing mix adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya
dalam pasar sasaran. Empat unsur dari alat bauran pemasaran (marketing mix) yang
dikenal dengan 4P dalam pemasaran, yaitu terdiri dari product (produk), price
(harga), promotion (promosi) dan place (tempat/distribusi). Para pemasar
menggunakan alat-alat 4P untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar
sasarannya (Philip Kotler, 1996). Empat unsur dari alat bauran pemasaran tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
A. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan (Philip Kotler,1996). Menurut definisi tersebut, maka
dapat disimpulkan suatu pengertian tentang produk, yaitu produk yang berwujud
barang dan jasa. Konsumen dalam membeli produk tidak hanya berdasarkan
atribut fisiknya saja, tetapi lebih dari itu konsumen akan membeli produk yang
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya.
a). Tingkat Produk
1. Produk Inti
Produsen harus mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh
konsumen. Setiap produk pasti memiliki manfaat dan ciri-ciri tertentu.
Dalam hal ini produsen harus dapat menjual manfaat tersebut dan bukan
ciri-ciri produk.
2. Produk Berwujud
Perusahaan harus berusaha untuk mengubah produk inti menjadi
produk berwujud.
3. Produk yang Disempurnakan
Produk yang disempurnakan berkaitan dengan manfaat tambahan
dalam suatu produk. Produk yang disempurnakan ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing pembeli.
b). Klasifikasi Produk
1. Berdasarkan Daya Tahan
• Barang Tidak Tahan Lama
Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa
kali. Strategi yang dilakukan perusahaan dengan menyebarluaskan
produk sebanyak mungkin, mendapat keuntungan kecil dengan iklan
yang gencar.
• Barang Tahan Lama
Barang berwujud yang biasanya bertahan lama dalam
pemakaian.
2. Kebiasaan Dalam Membeli
• Barang Mudah ( Convenience Goods )
Merupakan barang kebutuhan sehari-hari dan seringkali dibeli
konsumen dengan upaya yang sangat sedikit.
Barang mudah dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Kebutuhan Pokok
Barang konsumsi yang dibeli secara teratur.
2. Barang Dadakan ( Impulsif )
Barang yang dibeli tanpa perencanaan atau upaya pencarian.
3. Barang Darurat
Barang yang dibeli pada saat kebutuhan yang mendesak.
• Barang Toko ( Shopping Goods )
Barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan
kesesuaian mutu, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan
pembeliannya.
Barang toko dapat dibedakan mejadi dua, yaitu :
1. Homogen
Barang memiliki kemiripan mutu tetapi cukup berbeda dari segi
harga. Biasanya perusahaan akan menggunakan strategi harga.
2. Heterogen
Barang berbeda dalam segi mutu, harga dan model. Konsumen
mementingkan fisik produk daripada harga.
• Barang Khusus ( Speciality Goods )
Barang yang mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang
unik dan karena itulah cukup banyak pembeli bersedia melakukan
upaya pembelian yang khusus.
• Barang yang Tidak Dicari ( Unsought Goods )
Barang yang tidak diketahui konsumen atau biasanya konsumen
tidak terpikir untuk membelinya.
B. Harga
Pada awalnya harga ditetapkan oleh tawar menawar antara konsumen dengan
produsen. Pengertian harga yaitu sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau sejumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk mendapatkan
manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler &
Amstrong,1997). Sedangkan menurut Umar Husein (2002) Harga adalah sejumlah
nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk barang atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui
tawar menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap
semua pembeli. Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang
menciptakan pendapatan, sedangkan unsur lain menciptakan biaya dan persaingan,
sehingga harga merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan
dalam mengembangkan strategi. Banyak perusahaan yang tidak mampu menangani
penetapan harga dengan baik, harga yang kurang bervariasi untuk produk dan
segmen berbeda. Dalam banyak kasus, harga merupakan variabel keputusan paling
penting yang diambil konsumen baik karena alasan ekonomis maupun alasan
psikologis (Augusty Ferdinand, 2002). Dari sudut pandang konsumen harga juga
sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang.
Menurut Negle dalam Kotler (2002) terdapat sembilan faktor yang
mempengaruhi kepekaan pembeli terhadap harga, yaitu :
1. Pengaruh nilai-unik : para pembeli kurang peka terhadap harga jika produk
tersebut lebih bersifat unik
2. Pengaruh kesadaran akan produk pengganti : para pembe semakin kurang peka
terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti
3. Pengaruh perbandingan yang sulit : para pembeli semakin kurang peka terhadap
biaya jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutu barang
pengganti
4. Pengaruh pengeluaran total : pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika
pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya
5. Pengaruh manfaat akhir : para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika
pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir
6. Pengaruh biaya bersama : para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika
sebagian biaya itu ditanggung pihak lain
7. Pengaruh investasi tertanam : para pembeli semakin kurang peka terhadap harga
jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli
sebelumnya
8. Pengaruh mutu-harga : para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika
produk tersebut dianggap memiliki mutu, prestise atau eksklusivitas yang lebih
9. Pengaruh persediaan : para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika
mereka tidak dapat menyimpan produk tersebut
Harga adalah satu-satunya unsur dalam pemasaran yang menciptakan
pendapatan, sedangkan unsur lain menunjukkan biaya dan persaingan. Dari sudut
pandang konsumen harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana
harga tersebut dihubungkan dengan manfaat dari suatu produk.
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan
konsumen, yaitu :
1. Peranan Alokasi
Fungsi harga dalam membantu para konsumen untuk memutuskan
cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya
belinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para konsumen
untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis
barang dan jasa. Konsumen membandingkan harga dari berbagai alternatif
yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan Informasi
Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor
produk seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana
konsumen mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa
harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
Ada beberapa tujuan atau sasaran dari strategi penetapan harga yang ingin
dicapai. Sasaran penetapan harga tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Berorientasi pada Laba
Harga benar-benar ditujukan untuk memaksimalkan laba, yaitu atas
dasar menghasilkan pemasukan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.
Tujuan inilah yang paling banyak dianut oleh perusahaan. Bagi perusahaan
besar apalagi yang berskala internasional akan menguntungkan sekali
karena mereka memiliki keunggulan dalam bersaing serta penetapan tingkat
harga dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil. Kekurangan dari
tujuan ini adalah bahwa penetapan harga yang tidak didasarkan atas
perkiraan laba rugi maka pada bulan-bulan berikutnya seringkali berakibat
merugikan bagi perusahaan tersebut.
2. Berorientasi pada Penjualan
Penetapan harga oleh perusahaan ditujukan untuk mendapatkan
tingkat penjualan yang tinggi dan pangsa pasar yang meningkat. Beberapa
perusahaan lebih mengutamakan peningkatan penjualan mereka daripada
labanya. Hal ini dapat berakibat merugikan apabila biaya operasional
perusahaan ternyata lebih cepat pertumbuhannya dibanding tingkat
penjualannya. Peningkatan pangsa pasar merupakan hal yang seharusnya
dilakukan oleh perusahaan apalagi perusahaan yang tergolong agresif dan di
saat pasar sedang bergairah, namun perlu dicermati bila pangsa pasar yang
meningkat diperoleh dengan harga yang sangat rendah hanya akan
menghasilkan keberhasilan dalam angka-angka penjualan yang meningkat
signifikan namun dengan laba kecil.
3. Berorientasi pada Status Quo
Merupakan salah satu tujuan dari kebijakan harga dari perusahaan
yang merasa pangsa pasar mereka sudah mencukupi dan bersiap dalam
menghadapi setiap pesaing yang mencoba memasuki atau memperluas
pangsa pasarnya. Tujuan ini ditetapkan saat pasar tidak mengalami
pertumbuhan atau dalam keadaan stagnan, jadi persaingan lebih pada
persaingan bukan harga ( Non-Price Competition ).
C. Promosi
Dalam memasarkan produknya, perusahaan perlu merangsang dan
menyebarkan informasi tentang kehadiran, ketersediaan, ciri-ciri, kondisi produk
dan manfaat atau kegunaan dari produk yang dihasilkan.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran (Basu Swastha, 1990).
Pada umumnya promosi ini dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-
tujuan sebagai berikut :
1. Modifikasi Tingkah Laku
Dengan promosi perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik
tentang dirinya dan dengan demikian bisa merubah tingkah laku serta
pendapat konsumen tentang perusahaan sehingga mendorong pembelian.
2. Memberitahu
Kegiatan promosi dapat pula ditujukan untuk memberitahu pasar yang
dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk.
3. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk
mendorong pembelian, seiring perusahaan tidak ingin memperoleh
tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan
positif.
4. Mengingatkan
Promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada
masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada di pasaran.
Adapun beberapa jenis promosi yang sering digunakan yaitu :
1. Periklanan
Periklanan adalah bentuk presentasi / penyajian non personal ,
promosi gagasan, promosi barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor
tertentu.
2. Penjualan Pribadi
Penjualan pribadi adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan
lisan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk
melakukan penjualan.
3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk merangsang
pembelian atau penjualan suatu produk. Strategi promosi penjualan
menggunakan kupon, hadiah, pemberian sampel produk, dan undian.
4. Publisitas
Publisitas adalah sebuah stimulasi non personal terhadap permintaan
suatu produk dengan menyebarkan berita-berita komersial yang penting
sehingga dapat memberikan kesan yang menarik mengenai suatu produk.
D. Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan
(Fandy Tjiptono, 2001).
Dalam memilih jumlah penyalur, perusahaan dapat menenpuh kebijakan
distribusi produk, yaitu :
1. Distribusi Intensif
Jenis distribusi ini biasanya untuk barang-barang kebutuhan pokok
sehingga perusahaan harus menggunakan banyak penyalur untuk
menyalurkan produknya. Hal ini dilakukan agar produk dapat segera
dijangkau oleh konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen.
2. Distribusi Selektif
Produsen barang toko lebih suka memilih jenis distribusi ini, yaitu
memilih jumlah penyalur yang terbatas pada suatu daerah tertentu. Distribusi
selektif ini memungkinkan produsen memperoleh liputan pasar yang
memadai dengan pengawasan yang lebih besar dan biaya yang kecil
dibanding distribusi intensif.
3. Distribusi Eksklusif
Dalam distribusi ini perusahaan membatasi jumlah perantara untuk satu
wilayah pemasaran. Dengan hanya ada satu penyalur ini diharapkan dapat
mempermudah perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap harga,
promosi, bentuk layanan dan dapat pula memupuk kerjasama dengan
penyalur. Selain itu perusahaan dapat meningkatkan citra dan reputasi
produknya.
Kegiatan penyampaian hasil produksi dari produsen ke tangan konsumen
sangat penting karena menyangkut kecepatan penyampaian dan pemuasan
kebutuhan konsumen akhir untuk meningkatkan hasil penjualan perusahaan.
Lembaga-lembaga yang ikut serta dalam penyaluran barang atau jasa
adalah :
1. Produsen
Produsen adalah suatu unit usaha yang memanfaatkan berbagai macam
faktor-faktor produksi yang dimiliki untuk diolah, sehingga didapatkan suatu
kombinasi tertentu yang dapat menghasilkan suatu produk.
2. Agen
Agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dalam
menyediakan jasa-jasa penjualan atau fungsi khusus yang berhubungan
dengan distribusi barang tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memiliki
barang yang diperdagangkan.
3. Wholesaler
Wholesaler adalah sebuah unit usaha yang membeli barang dagangan
dan menjualnya kembali kepada pengecer serta pedagang lain dan atau kepada
lembaga-lembaga industri serta pemakaian komersial. Jadi wholesaler adalah
perantara yang menduduki posisi antara agen dan pengecer.
4. Pengecer
Pengecer adalah seseorang yang tugasnya menjual barang kepada
konsumen akhir baik itu konsumen industri maupun konsumen konsumsi.
2.1.3 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan-penentuan
kegiatan tersebut (Basu Swastha,1990). Sedangkan menurut Engel (1996) perilaku
konsumen merupakan tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi
serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului
dan menyusul tindakan ini.
Perilaku konsumen dalam melaksanakan pembelian tercermin dari
persepsi mereka terhadap berbagai rangsangan pemasaran. Dalam kehidupan sehari-
hari, konsumen mengambil berbagai macam keputusan membeli setiap hari
berdasarkan pertimbangan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen merupakan elemen yang
sangat penting dalam pengembangan strategi-strategi pemasaran untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini dikarenakan kepentingan utama dari
perusahaan adalah mendapatkan strategi yang efektif untuk mempengaruhi dan
membentuk perilaku konsumen.
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu
sendiri. Faktor-faktor internal tersebut adalah :
1. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang berasal dari dalam individu sendiri
untuk bertindak dan berperilaku dalam memuaskan kebutuhan dan keinginannya.
Dalam melakukan pembelian konsumen mempunyai beberapa motif, yaitu :
a. Motif Pembelian Primer dan Selektif
Motif pembelian primer adalah motif yang menimbulkan perilaku
pembelian konsumen terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada suatu
produk. Sedangkan motif pembelian selektif mengarah pada dorongan
terhadap individu dalam melakukan keputusan pembelian dengan lebih
memperhatikan atribut produk yang ditawarkan.
b. Motif Rasional dan Emosional
Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada kenyataan-
kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen.
Sedangkan motif emosional lebih condong kepada perasaan atau emosi
individu terhadap rangsangan pembelian sehingga mendorongnya melakukan
pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu proses dimana konsumen mulai menyadari
keberadaannya dan lingkungan sekitarnya. Individu dapat saja terpengaruh
terhadap rangsangan pembelian yang dilakukan pemasar akibat pengalamannya
di masa lalu. Proses pengamatan akan membentuk suatu persepsi di benak
individu. Proses pengamatan berlangsung ketika konsumen menerima informasi
melalui panca inderanya kemudian mengalokasikan pemrosesan menjadi suatu
rangsangan dan menyusun serta menginterprestasikan informasi tersebut untuk
mendapatkan suatu pemahaman arti.
3. Proses Belajar
Proses belajar dapat dikatakan sebagai mekanisme adaptif yang terwujud
dalam perubahan-perubahan perilaku individu yang didasarkan pada pengalaman
yang diperolehnya. Apabila konsumen merasa puas terhadap suatu produk atau
jasa yang pernah dikonsumsinya, perilaku individu tersebut akan memperkuat
pembelian produk tersebut secara berulang. Namun, apabila konsumen merasa
kurang puas terhadap suatu produk yang pernah dikonsumsinya dapat dipastikan
konsumen tersebut akan menyesuaikan perilakunya dengan tidak membeli
produk atau jasa tersebut lagi.
4. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas sangat mempengaruhi tingkah laku dalam
membeli. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa
percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, mempertahankan diri, kemampuan
menyesuaikan diri dan keagresifan. Dari pengertian tersebut, kepribadian dapat
didefinisikan sebagai suatu organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu. Ada tiga unsur dalam kepribadian,
yaitu :
a. Pengetahuan
Merupakan unsur-unsur yang mempengaruhi akal dan alam sadar
manusia dalam otaknya. Keputusan pembelian merupakan hasil dari olah
otak manusia terhadap rangsangan-rangsangan pemasaran.
b. Perasaan
Merupakan unsur subjektif manusia oleh karena pengetahuannya
mempengaruhi suatu penilaian.
c. Dorongan Naluri
Merupakan dorongan yang dapat muncul tiba-tiba yang kadang tidak
terpikirkan sebelumnya.
Banyak para pemasar juga menggunakan konsep yang berkaitan dengan
kepribadian, yaitu konsep diri (citra diri). Dasar pemikiran dari konsep diri
adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi dan
mencerminkan identitas mereka. Konsep diri dapat berbeda-beda satu dengan
yang lainnya sehingga pandangan seseorang terhadap rangsangan pemasaran
berbeda pula.
5. Sikap
Sikap dalam perilaku pembelian berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Setiap individu bebas menentukan sikap dalam perilaku pembeliannya. Sikap
konsumen merupakan suatu reaksi terhadap aksi dari rangsangan pemasaran
yang dilakukan oleh para pemasar, yang bisa berupa sikap positif maupun
negatif.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar
individu. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah :
1. Kebudayaan
Definisi budaya adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Perilaku merupakan perwujudan budaya yang nyata.
Wujud budaya dapat digolongkan menjadi tiga bentuk utama, yaitu :
a. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai dan norma-
norma beraturan dan sebagainya.
b. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
c. Sebagai benda-benda hasil karya manusia, dalam kehidupan sehari-hari
manusia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang secara tidak
langsung membentuk pola perilakunya. Oleh karena itu, pengusaha
dituntut untuk merancang produk dan strategi pemasarannya yang sesuai
dengan kebudayaan konsumennya.
2. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pengelompokan orang yang sama dalam perilaku
mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelas sosial juga
sangat mempengaruhi individu dalam perilaku pembeliannya. Individu dari tiap-
tiap kelas sosial mempunyai pemikiran dan dasar pertimbangan yang berbeda-
beda dalam mengambil keputusan pembelian terhadap suatu produk.
3. Kelompok Acuan
Dalam konteks perilaku konsumen, konsep kelompok acuan merupakan
sebuah pemikiran yang ekstrim dan memiliki suatu kekuatan besar dalam
mempengaruhi perilaku anggotanya. Kelompok acuan adalah beberapa orang
atau kelompok yang melayani sebagai titik perbandingan atau pedoman bagi
individu dalam bentuk yang spesifik, umum, sikap atau petunjuk khusus untuk
berperilaku. Konsep tersebut menyediakan perpektif yang berharga bagi para
pemasar dalam mempengaruhi konsumen. Para pemasar harus dapat menjangkau
dan mempengaruhi pemimpin opini dalam suatu kelompok acuan untuk dapat
menjangkau seluruh anggota dalam kelompok acuan tersebut.
4. Keluarga
Keluarga adalah organisasi yang paling penting dalam masyarakat.
Keluarga secara langsung mempengaruhi perilaku dari setiap anggotanya melalui
proses sosialisasi. Setiap keputusan pembelian seorang anggota keluarga akan
dipengaruhi oleh anggota keluarga keseluruhan.
2.1.5 Keputusan Pembelian
Pada umumnya manusia bertindak rasional dan akan
mempertimbangkan segala jenis informasi yang tersedia dan mempertimbangkan
segala sesuatu yang mungkin bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan
perilaku tertentu.
Menurut Kotler dan Amstrong (1997), dalam proses keputusan
pembelian ada lima tahap yang harus dilalui pembeli, yaitu :
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan mengenali adanya masalah atau
kebutuhan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan memahami
kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih dapat ditunda atau kebutuhan
yang harus segera dipenuhi.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari
informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen itu kuat dan obyek
pemuas kebutuhan itu tersedia sangatlah mungkin konsumen akan membelinya.
Sumber informasi konsumen dapat digolongkan menjadi empat sumber, yaitu :
Sumber Pribadi
Dapat berupa keluarga, teman, tetangga maupun kenalan.
Sumber Komersial
Dapat berupa iklan, wiraniaga, agen,kemasan, pajangan.
Sumber Publik
Dapat berupa media massa, media elektronik, organisasi dan penilaian
konsumen.
Sumber Pengalaman
Dapat berupa penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk.
3. Evaluasi Alternatif
Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin, maka
selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang beberapa alternatif
yang ada. Penilaian alternatif ini tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber-
sumber yang dimiliki oleh konsumen, yaitu waktu, uang dan informasi maupun
resiko yang keliru dalam pemilihan.
4. Keputusan Membeli
Setelah tahap-tahap tersebut selesai dilakukan maka konsumen harus
membuat suatu keputusan, apakah membelinya atau tidak membelinya. Jika
konsumen memutuskan untuk membeli, maka serangkaian keputusan
menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, waktu pembelian,
jumlah dan cara pembayarannya. Tetapi ada faktor yang dapat muncul antara
niat untuk membeli dan keputusan membeli, yaitu sikap orang lain dan faktor
situasional yang tidak diinginkan.
5. Tingkah Laku Pasca Pembelian
Setiap membeli produk-produk, konsumen akan mengalami tingkat
kepuasan dan ketidakpuasan. Jika manfaat produk yang dikonsumsi sesuai
harapan, konsumen akan merasa terpuaskan. Kepuasan konsumen terhadap
produk akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Seorang konsumen yang puas
terhadap suatu produk, kemungkinan akan lebih besar untuk membeli produk
tersebut pada waktu berikutnya, dan akan menyampaikan hal-hal yang baik
mengenai produk itu. Sebaliknya, konsumen yang tidak terpuaskan oleh produk
yang dikonsumsinya akan memberikan tanggapan yang berbeda.
2.2 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka berpikir yang menjadi
landasan dasar dalam penulisan, yang pada akhirnya dapat diketahui variabel mana
yang paling dominan dalam mempengaruhi konsumen untuk mengambil suatu
keputusan pembelian terhadap produk. Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah produk, harga, promosi dan distribusi. Penelitian ini mencoba
mengetahui seberapa besar faktor-faktor produk, harga, promosi dan distribusi
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk mie instan Indomie. Secara rinci,
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
H1
H2
H3
H4
H5
Produk
Harga
Promosi
Distribusi
Keputusan Pembelian
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara mengenai dua variabel atau
lebih mengenai hasil penelitian. Selanjutnya hipotesis penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
H1 = Variabel produk berpengaruh secara positif terhadap keputusan
pembelian produk mie instan Indomie.
H2 = Variabel harga berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian
produk mie instan Indomie.
H3 = Variabel promosi berpengaruh secara positif terhadap keputusan
pembelian mie instan Indomie.
H4= Variabel distribusi berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian
produk mie instant Indomie.
H5= Variabel produk, harga, promosi dan distribusi secara bersama-sama
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian produk mie instan
Indomie.