bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep komunikasi menurut...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan
selalu di lakukan oleh manusia. Komunikasi digunakan untuk menyamaikan pesan
kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu, komunikasi daapat digunakan
untuk membentuk sebuah hubungan dengan individu maupun kelompok lainnya.
Menurut Mulyana (2005:4) kata komunikasi atau communication dalam
bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti “sama”,
communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to
make common). Communis adalah istilah yang paling sering digunakan sebagai
asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang
serupa. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu
pesan dianut secara sama.
Secara paradigmatis komunikasi menurut Effendy (2006:5) adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu
atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun
tak langsung melalui media.
Menurut Hovland dalam Mulyana (2010:68) menjelaskan bahwa
“Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
memungkinkan menyampaikan rangsangan (lambang-lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain (komunikan)”. Sedangkan menurut Laswell dalam
Mulyana (2010:69) “Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah
7
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?”.
Dalam komunikasi terdapat beberapa unsur penting, Menurut Cangara
dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (2004:15) menuliskan bahwa dalam
komunikasi terdiri dari 7 unsur penting, yaitu:
1. Sumber
Pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar
manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam
bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi, lembaga atau negara.
2. Pesan
Sesuatu yang disampaikan kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dalam cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
3. Media
Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antar
pribadi, media kelompok dan media massa.
4. Penerima
Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
organisasi, instansi, departemen, partai dan negara.
5. Pengaruh
Perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
8
6. Tanggapan balik
Tanggapan balik atau umpan balik adalah salah satu bentuk dari
pada pengaruh yang berasal dari penerima.
7. Lingkungan
Fakor lain yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor
ini terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan
psikologi dan dimensi waktu.
Menurut Thomas dalam Mulyana (2010:4) terdapat beberpa fungsi dalam
komunikasi yaitu:
1. Fungsi Pertama: Komunikasi Sosial
Mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun
konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
2. Fungsi Kedua: Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendirian ataupun
dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan
mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi
tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan
emosi seseorang.
3. Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering bersifat ekspresif, menyatakan perasaan
terdalam seseorang, sebagian respon terhadap lambang cinta, keluarga,
negara dan agama untuk menyebut beberapa hal yang terpenting di
dalam hidup seseorang yang mungkin tidak disadari.
9
4. Fungsi Keempat: Komunikasi Instrumental
Memberitahukan atau menerangkan, menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan merubah perilaku atau
menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Menurut Effendy (2003: 55) dalam bukunya yang berjudul Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi, menjelaskan fungsi komunikasi ada empat yaitu:
1. To Inform (menginformasikan): kegiatan mengumpulkan, menyimpan
data, fakta dan pesan, opini komentar, sehingga orang bisa mengetahui
keadaan yang terjadi di luar dirinya.
2. To Educate (mendidik): membuka kesempatan untuk memperoleh
pendidikan secara luas, baik pendidikan formal ataupun informal.
3. To Entertaint (menghibur) : yakni media massa telah menyita banyak
waktu luang dari semua golongan usia dengan difungsikannya media
komunikasi sebagai alat hiburan dalam rumah tangga.
4. To Influence (mempengaruhi) : dari proses komunikasi, komunikator
dapat mempengaruhi komunikan untuk mengubah perilaku dari
komunikan agar dapat merubah seperti yang komunikator inginkan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan kepada komunikan yang bertujuan untuk menginformasikan,
mendidik, menghibur dan mempengaruhi orang lain. Terdapat tujuh unsur dalam
komunikasi yaitu sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, tanggapan baik, dan
lingkungan.
10
2.2 Konsep Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran menurut Soemanagara (2006:4) merupakan
kegiatan komunikasi yang ditujukan unutk menyampaikan pesan kepada
konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media. Melihat definisi
tersebut, sejumlah media dan saluran digunakan untuk menumbuhkan tiga tahapan
perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan
tindakan.
Pendapat lain mengenai komunikasi pemasaran di kemukakan oleh
Duncan (2002:7) bahwa komunikasi pemasaran merupakan semua tahapan
perencanaan yang digunakan untuk membangun suatu merk (a brand), dengan
saluran iklan, promosi penjualan, penjualan langsung, penjualan individu,
kemasan, event-strategi kampanye, dan servis kepada konsumen.
Menurut Terence A Shimp (2014:160) komunikasi pemasaran adalah cara
yang digunakan perusahaan unutk menginformasikan, mempersuasi, dan
meningkatkan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung mengeni
produk dan merk mereka.
Strategi komunikasi pemasaran yang tepat akan mengindarkan perusahaan
dari kerugian akibat kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. Dalam kajian
pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai
konsep bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix).
Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) menurut
Soemanagara (2006:1-2) adalah penggabungan dari lima model komunikasi dalam
pemasaaran, yaitu: advertising, sales promotion, public relations, personal
selling, dan direct selling.
11
Demikian pula dengan event dan exhibition, keduanya merupakan bagian
dari marketing communication mix yang dikembangkan oleh bagian sales
promotion. Komunikasi yang digunakan dalam kegiatan sales promotion
membutuhkan media promosi seperti flier, banner, poster, folder, dan catalogue,
atau corporate profile. Sedangkan pada personal selling, media terebut juga
dibutuhkan khususnya dalam penawaran suatu produk kepada konsumen secara
tatap muka.”
Komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan
yang ditunjukkan kepada konsumen menurut Kennedy dalam Soemanagra (2006:
63):
1. Tahap Perubahan Pengetahuan
Perubahan pengetahuan menunjukkan bahwa konsumen
mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu
diciptakan, dan ditujuan kepada siapa produk tersebut, dengan
demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukkan informasi
penting dari produk.
2. Tahap Perubahan Sikap
Sikap (attitude) menggambarkan penilaian, perasaan, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah objek
atau gagasan. Adapun tahap perubahan sikap yang dimaksud berkaitan
dengan pengaruh komunikasi pemasaran terhadap penilaian konsumen
atas suatu produk. Dalam faktor sikap terdapat tiga komponen yaitu,
(1) cognitive component (kepercayaan terhadap merek): kepercayaan
konsumen dan pengetahuan tentang obyek, (2) affective component:
12
emosional yang merefleksikan seseorang terhadap suatu obyek
(evaluasi merek), apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai, (3)
behavioral component (maksud untuk membeli): merefleksikan
kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu obyek, yang mana
komponen akan kecenderunagn melakukan suatu tindakan.
3. Tahap Perubahan Perilaku
Perubahan peilaku ditujukan agar konsumen tidak beralih kepada
produk lain, dan terbiasa untuk menggunakanya. Aktivitas komunikasi
pemasaran didalamnya terdiri dari konsep bauran pemasaran. Hal ini
menggambarkan dimana penjual mentransfer nilai-nilai melalui
pertukaran kepada pelanggannya.
Melihat beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang digunakan unutk menyampaikan
pesan dan untuk membangun merk yang bertujuan untuk menumbuhkan tiga
tahapan perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan
perubahan perilaku. Kegiatan komunikasi pemasaran dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai media, dan untuk menghindari kerugian maka sebuah
perusahaan harus menggunakan bauran komunikasi pemasaran (marketing
communication mix) yang tepat
2.3 Pengembangan Komunikasi Pemasaran Yang Efektif
Komunikasi pemasaran merupakan langkah-langkah yang dilakukan
perusahaan untuk merealisasikan misi, visi, dan tujuan guna mencapai target
market.
13
Menurut Tjiptono (2008:509), proses pengembangan komunikasi
pemasaran yang efektif meliputi depalan tahap pokok yaitu :
1. Mengidentifikasi Audience Sasaran
Menurut Tjiptono (2008:509) menentukan audience sasaran
merupakan langkah memepengaruhi keputusan mengenai apa,
bagaimana, kapan, dimana, dan kepada siapa pesan akan disampaikan,
kemudian pemasar juga harus dapat mengidentifikasi persepsinya
terhadap citra perusahaan, citra produk, dan citra para pesaing
2. Menentukan tujuan komunikasi
Menentukan tujuan komunikasi menurut Tjiptono (2008:509)
adalah:
“Tujuan komunikasi dapat di arahkan pada pengembanganrespons yang diharapkan pada tiga tahap: tahap kognitif, tahapafektif, dan tahap konatif. Tiga tahap tersebut dijadikan dasarpengembangan model hierarki respons yaitu model AIDA(Attention, Interest, Desire, Action), dimana attentionmencerminkan tahap kognitif, interest dan desire merupakan tahapafektif, dan action merupakan tahap konatif”.
3. Merancang pesan
Menurut Tjiptono (2008:510) terpadap empat isu utama dalam
perancangan pesan yaitu
- Apa yang ingin disampaikan (isi pesan atau message content)
Isi pesan harus mempunyai daya tarik untuk membangkitkan
minat komunikan
- Bagaimana menyampaikannya secara logis (struktur pesan
atau message structure). Ada 3 hal utama dalam struktur
pesan. Menarik kesimpulan sendiri atas pesan yang
14
disampaikan atau membiarkan audience yang menarik
kesimpulan, menyajikan argumentasi satu sisi ( menyebutkan
keunggulan produk) atau dua sisi (menyebutkan keunggulan
dan kekurangan produk), dan menyajikan argument paling
kuat pada urutan pertama atau paling akhir
- Bagaimana cara menyampaikannya secara simbolis (format
pesan atau message format). Komunikator harus
mengembangkan format pesan yang kuat pada media yang
digunakan. Jika komunikator menggunakan media cetak,
tentunya harus memilih judul, kata-kata, warna yang sesuai
dengan pesan mereka. Jika pesan tersebut di sampaikan secara
langsung, maka komunikator harus memperhatikan ekspresi
wajah, gerak, isyarat, pakaian, dan postur.
- Siapa yang harus menyampaikannya (sumber pesan atau
message source). Sumber pesan merupakan seeorang atau
tokoh yang harus menyampaikan pesan tersebut. Seseorang
yang menjadi sumber pesan merupakan orang yang
mengetahui mengenai isi pesan dan tujuan dari pesan tersebut.
4. Memilih saluran komunikasi
Menurut Tjiptono (2008:512) saluran komunikasi dapat dibedakan
menjadi dua macam:
- Saluran komunikasi personal, terdapat dua orang atau lebih
yang saling berkomunikasi, baik secara tatap muka, via e-
mail,online chatting, maupun dalam bentuk presentasis
15
- Saluran komunikasi non-personal, meliputi media (media
cetak, media elektronik, dan media pajangan), atmosphere
(suasana kantor, toko, ruang tunggu yang dirancang untuk
menciptakan atau memperkuat pembelajaran konsumen
terhadap pembelian prduk), dan event (acara atau peristiwa
yang dirancang untuk mengomunikasikan pesan kepda
audience sasaran).
5. Menentukan total anggaran komunikasi
Menurut Tjiptono (2008:513-515) terdapat empat metode
penentuan anggaran promosi:
- Metode kemampuan-perusahaan (Affordable Method)
Menetapkan besarnya anggaran promosi berdasarkan
kemampuan financial atau dana yang tersedia di perusahaan.
- Metode presentase-penjualan (Percentage-of-sales-method)
Menetapkan anggaran promosi berdasarkan presentase
tertentu dari penjualan (baik penjualan saat ini maupun prediksi
penjualan) atau berdasarkan presentase dari harga jual.
- Metode keseimbangan-persaingan (Competitive-parity method)
Menetapkan anggaran promosi yang besarnya harus sama
dengan pengeluaran promosi para pesaing.
- Metode tujuan-dan-tugas (Objective And Task Method)
Menentukan anggaran promosi melalui beberapa langkah
sistematis yaitu menentukan tujuan spesifik, menetapkan tugas
16
spesifik (program promosi), dan memperkirakan biaya
pengimplementasian tugas-tugas tersebut.
6. Menentukan bauran komunikasi pemasaran terintegrasi
Langkah berikutnya adalah pengalokasian dana promosi untuk
lima elemen bauran komunikasi pemasaran terintegrasi. Bauran
komunikasi pemasaran terintegrasi menurut Tjiptono (2008:515-516)
yaitu:
- Periklanan
Periklanan merupakan penyajian informasi non-personal
tentang suatu produk. Iklan bertujuan memperngaruhi citra,
keyakinan, dan sikap konsumen terhadap suatu produk atau
merk. Iklan biasanya disampaikan melaui televisi, radio, media
cetak, billboard, internet dan lain-lain.
- Promosi penjualan
Promosi penjualan merupakan sarana ajakan pada
konsumen untuk membeli atau memakai sebuah produk/jasa
- Public relations
Public Relations merupakan berbagai bentuk komunikasi
yang digunakan untuk meningkatkan citra perusahaan. Public
relations juga dapat di gunakan untuk menjalin hubungan baik
dengan pihak luar perusahaan seperti masyarakan, media, dan
juga pemerintah.
- Personal selling
17
Personal Selling merupakan interaksi secara langsung
antara penjual yang pembeli
- Direct & online marketing
Direct marketing merupakan sarana dimana perusahaan
berkomunikasi secara langsung dengan target costumer untuk
menghasilkan respon atau transaksi. Direct marketing bisa
menggunakan direct mail, telemarketing, interaksi di TV/radio ,
catalog dan lain-lain.
7. Mengimplementasikan IMC
Menurut Tjiptono (2008:516) setelah semua langkah di atas telah
diputuskan dengan cermat, langkah berikutnya adalah menerapkan
strategi komunikasi pemasaran terintegrasi yang telah direncanakan.
8. Mengumpulkan umpan balik
Setelah mengimplementasikan IMC, perusahaan harus mengukur
dampaknya pada audience sasaran. Menurut Tjiptono (2008:516)
ukuran yang digunakan antara lain berapa banyak orang yang
mengenal atau mengingat pesan yang ditampilkan, frekuensi audience
melihat atau mendengar pesan tersebut, sikap audience terhadap
produk dan perusahan, dan respons audience (berapa orang yang
membeli, menyukai, puas, tidak puas, dan merekomendasikan produk
kepada pihak lain).
Namun, konsep Marketing Communication menurut Rosady Ruslan
(2010:246) pada bukunya Manajemen Public Relations & Media Komunikasi
18
dalam Kuswantoro (2014) terdapat tiga strategi (Three Ways Strategy) untuk
melaksanakan program dalam mencapai tujuannya:
1. Push Strategy
Upaya untuk mendorong pembelian sekaligus dapat memberikan
nilai-nilai (added value) atau kepuasan bagi pelanggan (satisfied
customers) yang telah menggunakan produk perusahaan. Indikator
Push Strategy:
- Personal selling
- Direct marketing
- Event
- Menggunakan pedagang besar atau pengecer dalam melakukan
pemasarannya
2. Pull Strategy
Strategi promosi penjualan yang menuntut pengeluaran yang besar
untuk iklan dan promosi guna menciptakan permintaan konsumen.
Pull Strategy ini dapat menciptakan customer loyalty dengan
menetapkan standart kualitas brand sesuai dengan yang diinginkan
target market dari brand tersebut. Indikator Pull Strategy
- Publisitas, melakukan variasi advertising, melalui bebepapa
media
- Sponsorship, perusahaan memasarkan barang mereka dengan
mensponsori acara yang bermanfaar bagi kelangsungan
perusahaannya
- Penempatan produk yang dekat dengan target market
19
- Menciptakan Word of Mouth ataupun viral marketing
3. Pass Strategy
Strategi mempengaruhi untuk menciptakan image public yang
ditimbulkan melalui beberapa kegiatan (breakthrough the gate-
keepers), dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan (hubungan
dengan komunitas) atau tanggung jawab sosial, seta kepedulian
terhadap masalah yang berkaitan.
Dengan melihat macam-macam pengembangan komunikasi pemasaran
diatas, sebuah perusahaan harus dapat menentukan strategi apa saja yang akan
digunakan. Karena dengan menentukan sebuah strategi yang benar, perusahaan
dapat membuat produk/jasa apa yang cocok untuk target mereka. Setelah membuat
produk/jasa yang cocok yang maka perusahaan dapat menetukan total anggaran
yang digunakan dalam komunikasi pemasaran dan dapat menentukan media yang
tepat dalam promosi mereka. Kemudian, konsep strategi marketing communication
yang di pakai pada penelitian ini adalah konsep menurut Tjiptono karena konsep
yang dikemukakan oleh Tjiptono lebih terperinci. Selain itu indikator yang terdapat
pada Push Strategy, Pull Strategy, dan Pass Strategy juga sudah terdapat dalam
konsep yang dikemukakan oleh Tjiptono.
2.4 Konsep Brand
Menurut Kotler (2009:33) merek (Brand) merupakan nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya, untuk mengidentifikasikan
barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari barang atau
jasa pesaing.
20
Merek menurut American Marketing Association (AMA) dalam Tjiptono
(2008:347) adalah:
“Merek sebagai “nama, istilah, tanda, symbol, atau kombinasi diantaranya,yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satupenjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang danjasa para pesaingnya”.
Merek tidak dapat dipisahkan dari eksistensi sebuah produk. Banyaknya
jumlah produk yang sejenis akan membuat pelanggan kesulitan dalam melakukan
identifikasi secara tepat dan akurat terhadap atribut dan manfaat yang ditawarkan.
Disinilah peran strategis merek sebagai sebuah pemandu dalam menunjukkan
berbagai elemen penting suatu produk, seperti kualitas, daya tahan, citra, atau
gaya yang tidak dimiliki merek lainnya kepada pelanggan (Sadat,2009:19).
Menurut Susanto (2004;1-2) merek yang kuat merupakan suatu pembeda
yang jelas, bernilai dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing
perusahaan, dan sangat membantu dalam strategi pemasaran. Merk yang kuat
akan membantu perusahaan dalam melakukan perluasan pasar.
Merek memiliki beberapa elemen/identitas, baik yang bersifat tangiable
(seperti nama merek, simbol, slogan, desain grafis, dan sebagainya) maupun
intangiable (contohnya, nilai simbolis, ikatan khusus, kepribadian, citra diri, dan
seterusnya (Tjiptono,2008:347-348).
Menurut Duane (2000:15-16) dalam Adi (2014:21-22) terdapat beberapa
unsure dalam pembentukan brand yang disebut DREAM:
1. Differentiation : Pembeda suatu merk dengan merk lain. Hal ini diperlukan
agar sebuah merk mempunyai perbedaan dari merk lainnya, baik dari
keunggulan dan kekurangannya.
21
2. Relevance : Relevance di bangun agar merk mempunyai hubungan
dengan konsumen
3. Esteem : Dibutuhkan rasa saling menghargai terhadap diri sendiri
daan masyarakat dalam membentuk sebuah merk
4. Awareness : merk harus bisa menciptakan kesadaran masyarakat
terhadap merk tersebut
5. Mind’s Eyes : merk harus efektif dalam mengkomunikasikan atribut-
atribut yang dapat mendifferensiasikan merk secara unik dalam berbagai
aplikasi.
Nilai kesuksesan sebuah brand dapat di tentukan melalui brand equity-
nya. Definisi brand equity menurut Aaker (1996:7) dalam Fachrian (2010):
“Brand equity is a set of a brand assets (and liabilities) linked to a brand,its name and symbol that add to or subtract from the value provided by aproduct or service to a firm and/or thar firm’s customer. However thaycan be usefully grouped into five brand loyalty, name awareness,perceived quality, brand associations in addition to perceived quality andother proprietary brand assets”.
“Serangkaian aset dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuahmerek, nama, dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yangdiberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan atau pelangganperusahaan tersebut. Lima kategori aset meliputi loyalitas merek (brandloyalty), kesadaran merek (brand awareness), kesan kualitas yangditangkap (perceived quality), asosiasi-asosiasi merek (brand association),dan aset-aset merek lainnya (other proprietary brand assets”.
Menurut Aaker (1997) dalam Widjaja (2007), brand equity dapat
dikelompokkan ke dalam lima kategori:
1. Brand Awereness (kesadaran merek), kesanggupan seorang calon pembeli
untuk mengenali, mengingat kembali sebuah merek sebagai bagian dari
suatu kategori produk tertentu
22
2. Brand Association (asosiasi merek), segala kesan yang muncul dalam
benak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek atau
brand
3. Perceived Quality (persepsi kualitas), persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas dan keunggulan sebuah merek yang berkaitan dengan
harapan dari konsumen terhadap merek pesaingnya
4. Brand Loyalty (loyalitas merek), kesetiaan yang diberikan pelanggan
terhadap sebuah merek
5. Other Property Brand Assets (aset-aset merek lainnya), terdapat tiga jenis
aset dari sebuah merek yang dapat mendukung peningkatan dari brand
equity :
- Trademark, akan melindungi merek dari pesaing yang mencoba
mengetahui pelanggan dengan nama yang sama atau mirip
dengan nama merek
- Paten, akan menghindarkan merek dari pesaing langsung
karena pesaing tidak dapat menggunakan paten tersebut tanpa
izin
- Relationship, atau hubungan dengan komponen saluran
distribusi bisa dijalin dengan baik jika reputasi dan kinerja
mereka baik
Menurut Soehadi (2005:147), brand equity dapat diukur berdasarkan 7
indikator:
1. Leadership : kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik
harga maupun atribut non-harga
23
2. Stability : kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan
3. Market : kekuatan merk untuk meningkatkan kinerja toko dan
distributor
4. Internationality : kemampuan merk untuk keluar dari area
geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain
5. Trend : merk menjadi semakin penting dalam industry
6. Support : besarnya dana yang dikeluarkan untuk
mengkomunikasikan merk
7. Protection : merk tersebut mempunyai legalitas
Dengan melihat beberapda definisi diatas, merk merupakan sebuah nama,
istilah, istilah, tanda, simbol, atau desain yang digunakan untuk mengidentifikasi
barang/jasa dari sebuah perusahaan. Merk digunakan untuk membentuk sebuah
citra perusahaan, merk dapat mendekatkan perusahaan dengan konsumen. Karena
dengan merk yang kuat, sebuah perusahaan akan selalu diingat oleh konsumen
dan merk yang kuat dapat menjadi pembeda bagi sebuah perusahaan. Kemudian
kesuksesan sebuah merk di tentukan melalui brand equity-nya
2.5 Konsep Branding
Branding menurut Soemanagara (2006:98) adalah sebuah usaha untuk
memperkuat posisi produk dalam benak konsumen dilakukan dengan menambah
equity dari nama sekumpulan produk.
Strategi branding menurut Schultz dan Barner (1999) dalam Kusno
(2007:44), merupakan manajemen suatu merk dimana terdapat kegiatan yang
24
mengatur semua elemen-elemen yang bertujuan untuk membentuk suatu brand.
Branding adalah bagian mendasar dari sebuah kegiatan pemasaran
Branding menurut Amalia E. Maulana dalam Desmipian (2014:100) pada
jurnal yang berjudul “Branding Perguruan Tinggi Negeri” adalah kumpulan
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka proses
membangun dan membesarkan brand.
Definisi lain mengenai branding juga dikemukakan oleh Chairiawaty
(2012:153) dalam jurnal yang berjudul “Branding Identity Sebuah Tinjauan
Mengenai Etika Bisnis Islam” bahwa:
“Istilah branding dapat disamakan dengan pelabelan yang memilikikekuatan untuk membantu penjualan. Istilah brand muncul ketikapersaingan produk semakin tajam yang menyebabkan perlunya penguatanperan label untuk mengelompokkan produk-produk dan jasa sehinggaberbeda dengan kelompok produk dan jasa lainnya. Salah satu upaya yangdilakukan oleh perusahaan untuk penetrasi pasar dan penguatan produkatau jasa adalah dengan cara branding”.
Menurut Tjiptono (2011:201) terdapat empat isu fundamental praktik
branding. Pertama, konseptualisasi dan peran strategik merek bagi perusahaan dan
konsumen. Kedua, keanekaragaman konseptualisasi dan pengukuran barang
equity. Ketiga, isu urutan memasuki pasar (pionir versus imitator) dan
implikasinya bagi kepemimpinan pasar. Keempat, local brand survival dalam
kaitannya dengan kompetisi antara merek local dan merek global.
Menurut Tjiptono (2011:202) terdapat beberapa macam branding yaitu:
1. Personal branding adalah proses dimana seseorang di anggap sebagai
sebuah brand (merk) oleh target market
25
2. Political branding adalah proses memberikan pemahaman terhadap
citra, karakter, kinerja, track record dan tujuan besar dari lembaga
ataupun personal dalam politik
3. City branding adalah identitas, symbol, logo, atau merk yang melekat
pada suatu daerah
4. State branding adalah usaha yang di lakukan untuk membangun dan
menjaga citra suatu negara
5. Destination branding adalah usaha merubah persepsi seseorang
terhadap sutau tempat atau tujuan
6. Product branding adalah tanggung jawab manajerial dari manager
product, tanggung jawab fungsional pemasaran, focus pada produk dan
konsumen.
7. Corporate branding adalah peneratan dari penggunaan nama
perusahaan sebagai identitas dan untuk menjamin kualitas dari produk
atau jasa yang di tawarkan
Melihat hal diatas, branding merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari komunikasi pemasraan. Branding adalah kegiatan yang digunakan
untuk membentuk suatu brand. Branding menentukan posisi sebuah perusahaan di
dalam pasar. Strategi branding dapat digunakan sebuah perusahaan untuk
menghadapi perubahan pasar. Terdapat beberapa macam branding yang dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan dan apa yang akan di semapaikan kepada
khalayak.
26
2.6 Komunikasi Pemasaran dan Branding
Setelah melihat beberapa konsep diatas. Dapat disimpulkan jika
komunikasi pemasaran dan branding merupakan hal yang tidak bisa di pisahkan.
Seperti yang dikatakan oleh Soemanagara (2006:98) bahwa branding merupakan
salah satu bagian yang tidak terpisahkan jika membahas soal komunikasi
pemasaran.
Pendapat lain mengenai komunikasi pemasaran dan branding juga di
kemukakan oleh Chairiawaty (2012:154):
“Branding merupakan bagian dari kegiatan komunikasi pemasaran.Kegiatan komunikasi pemasaran tidak dapat dipisahkan dari kajian strategipemasaran yang salah satunya adalah promosi. Kegiatan promosi yangefektif dan efisien merupakan bagian dari konsep bauran komunikasipemasaran yang menurut Kotler terdiri dari 4 P yaitu: product, price,place, promotion. Bauran komunikasi juga selalu dikaitkan dengankegiatan penyampaian pesan tentang: barang, jasa pelayanan, pengalaman,kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan.Oleh karena itu, Branding juga merupakan sebuah bentuk penyampaianpesan tentang sebuah produk atau jasa. Melalui branding, sebuahperusahaan dapat mempertaruhkan reputasinya”.
Menurut Rosilawati (2008:158) strategi branding merupakan salah satu
wujud komunikasi pemasaran yang menekankan pada merk. Bentuk komunikasi
merk bukan hal mudah karena merupakan langkah awal bagi sebuah produk untuk
di kenal dan mampu berkembang di masyarakat.
Dalam proses branding, menurut Yananda dan Salamah pada buku
Branding Tempat dalam Putri (2015:16) ada beberapa tahapan yang harus dilalui
sebuah produk agar di kenal masyarakat hingga mendapat loyalitas konsumen
untuk menjadi top of mind (level tertinggi dalam benak khalayak).
27
1. Brand Awarness
Kemampuan calon pembeli untuk mengenali atau menyebutkan
kembali merk dari suatu kategori produk.
2. Brand Beliefs
Dalam tahap ini, konsumen mulai percaya kualitas dari suatu merk
namun belum setia pada merk itu.
3. Brand Association
Brand Association adalah tahap dimana konsumen dapat
membedakan suatu merk dengan merk lainnya, berdasarkan atribut dari
produk tersebut.
4. Brand loyalty
Dalam tahap ini konsumen sangat setia terhadap merk produk
tertentu.
Tahapan-tahapan branding di atas dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa pengembangan komunikasi pemasaran. Terdapat depalan pengembangan
komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008:509) yaitu: mengidentifikasi
audience sasaran, menentukan tujuan komunikasi, merancang pesan, memilih
saluran komunikasi, menyusun total anggaran komunikasi, menentukan bauran
komunikasi pemasaran, mengimplementasikan IMC, dan mengumpulkan umpan
balik.
Melihat tahapan-tahapan branding di atas, untuk menjadikan sebuah merk
berada pada tahap di kenal hingga mendapat loyalitas dari konsumen sebuah
perusahaan harus melakukan beberapa aktifitas komunikasi pemasaran. Untuk di
kenal dan di percaya oleh konsumen sebuah perusahaan harus merancang pesan
28
yang efektif dan dapat menyampaikan tujuan dari merk tersebut. Pesan tersebut
harus jelas isi yang ingin disampaikannya, harus menarik perhatian audience,
meggunakan format pesan yang menarik baik dari segi kata-kata, warna, headline,
ukuran, bentuk dan lain-lain.
Setelah merancang pesan, selanjutnya adalah memilh saluran komunikasi
(media) yang tepat. Saluran komunikasi (media) yang dapat digunakan oleh
perusahaan dapat berupa komunikasi personal yaitu melalui tatap muka, melalui
telephone, dan surat. Komunikasi non personal yang membawa pesan tanpa
kontak pribadi maupun umpan balik seperti penggunaan media, suasana, dan
event (Tjiptono,2008:512-513). Dengan penggunaan media inilah sebuah merk
dapat menyampaikan pesan, produk-produk baru dari merk tersebut,
menyampaikan perbaikan mutu pelayanan dan lain-lain.
Setelah merk tersebut di kenal dan di percaya oleh konsumen, perusahaan
harus menentukan bauran komunikasi pemasaran yang efektif untuk membedakan
merk tersebut dengan merk lainnya melalui atribut dari merk tersebut seberti
warna, kemasan, harga dan lain-lain. Bauran komunikasi pemasaran tersebut
berupa: Advertising (periklanan), promosi penjualan, public relations, personal
selling, dan direct & online marketing (Tjiptono,2008:515-516). Bauran
komunikasi pemasaran ini digunakan sesuai dengan kebutuhan dan target
audience masing-masing perusahaan. Ada perusahaan yang hanya menggunakan
periklanan untuk promosi mereka, ada juga yang menggunakan dua bauran
komunikasi pemasaran, dan jika sebuah perusahaan ingin merk mereka dikenal
oleh masyarakat luas mereka dapat menggunakan seluruh bauran komunikasi
pemasaran.
29
Setelah sebuah merk tersebut di kenal, dipercaya, dan berbeda dengan
merk lainnya. Maka sebuah perusahaan akan mendapat loyalitas pelanggan,
dimana pelanggan akan setia terhadap merk tersebut.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimbulkan bahwa strategi
komunikasi pemasaran yang dapat digunakan untuk branding adalah merancang
pesan, memilih saluran komunikasi (media), dan menentukan bauran komunikasi
pemasaran.