bab ii tinjauan pustaka 2.1 komunikasieprints.umm.ac.id/40918/3/bab ii.pdf · kata komunikasi atau...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
bahasa Latin communis yang artinya “sama”, communico, communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi,
yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara
sama (Mulyana, 2005:4). Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang
mempunyai arti antara sesama manusia (Suprapto, 2011:6).
Komunikasi adalah hubungan kontak antar atau antara manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak
dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya (Widjaja, 2008:1).
Komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar dalam kehidupan manusia.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu terhubung dengan manusia lainnya.
Manusia ingin mengetahui berbagai hal yang terjadi di sekitar maupun dalam
dirinya. Rasa ingin tahu tersebut membuat manusia berkomunikasi (Cangara,
2010:04).
11
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah aktivitas interaksi yang dilakukan manusia kepada manusia
lainnya dengan menciptakan kesamaan arti atau makna.
2.2 Bentuk Komunikasi
Komunikasi memiliki beberapa macam bentuk komunikasi, di antaranya
adalah:
2.2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media
massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang
(massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari
media atau sarana komunikasi massa. Contohnya komunikasi massa adalah
televisi memberikan banyak sekali informasi kepada khalayak seperti contohnya
berita, serta hiburan-hiburan lainnya (Nurudin, 2003:3).
Salah satu bentuk dari komunikasi adalah komunikasi massa. Menurut
Effendy (1989:187) bahwa komunikasi massa merupakan proses komunikasi
secara sekunder yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua (surat, telepon, teleks,
surat kabar, majalah, radio, televisi dan lain-lain). Setelah memakai lambang
sebagai media pertama.
Menurut Nurudin (2007:4) bahwa pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik) yang dihasilkan
oleh teknologi modern sebagai saluran. Sebab, awal perkembangannya saja,
12
komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass
communication.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa
baik cetak atau elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
terlembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonim dan heterogen (Mulyana, 2005:75). Pool dalam Wiryanto
(2000:3) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung
dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak
secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui
saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi atau film.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui sarana media massa seperti
surat kabar, majalah, buku, radio, televisi, dan lain-lain untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak.
Menurut Dominick dalam Ardianto dan Erdinaya (2007:15) bahwa fungsi
komunikasi massa bagi masyarakat, adalah:
1. Surveillance (pengawasan), yang meliputi pengawasan peringatan (warning or
beware surveillance) dan pengawasan instrumental (instumental surveillance).
2. Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan
data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa
tertentu.
13
3. Linkage (pertalian). Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang
beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan
dan minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai). Fungsi penyebaran nilai tidak
kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi).
5. Entertainment (hiburan). Media massa seperti surat kabar dan majalah
meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-
rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek cerita panjang, atau cerita
bergambar.
Oleh karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka
proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1994:33)
bahwa proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar.
2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari
komunikator ke komunikan.
3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris diantara komunikator
dan komunikan.
4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal dan tanpa nama.
5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan-
hubungan kebutuhan di masyarakat.
14
2.2.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan di dalam organisasi – di dalam kelompok formal maupun informal
organisasi. Jika organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka demikian
juga komunikasinya. Pada organisasi yang beranggotakan tiga orang,
komunikasinya relatif sederhana, tetapi organisasi yang beranggotakan seribu
orang komunikasinya sangat kompleks (Vardiansyah, 2004:32).
2.2.3 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku
atau personal lebih dari satu orang. Komunikasi interpersonal adalah Proses
komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Jadi
bisa dikatakan komunikasi interpersonal komunikasi yang sering terjadi dalam
sehari-hari antara 2 orang atau lebih. Komunikasi ini juga dilakukan untuk
interaksi sehari-hari (Vardiansyah, 2004:30).
2.2.4 Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila
sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari
budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain. Definisi lain
diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan
interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa
orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi
15
yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication)
menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua)
budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses
komunikasi (Vardiansyah, 2004:31).
2.3 Program Televisi
Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai faktor yang
paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan finansial suatu
stasiun penyiaran radio dan televisi. Adalah program yang membawa audien
mengenal suatu stasiun penyiaran. Pendapatan dan keuntungan stasiun penyiaran
sangat dipengaruhi oleh programnya (Morissan, 2009:199). Dalam penelitian ini
program acara televisi Kick Andy yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta
nasional Metro TV.
2.3.1 Program Televisi Berdasarkan Jenisnya
Berbagai jenis program televisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar berdasarkan jenisnya (Morissan, 2009:208-219), yaitu:
1. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Program
informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau penyiar
membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk
show (perbincangan), misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal atau
dengan siapa saja.
16
Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita
keras (hard news) dan berita lunak (soft news).
a. Berita Keras (Hard News)
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
harus segera segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak audiens
secepatnya. Media televisi biasanya menyajikan berita keras secara reguler yang
ditayangkan dalam suatu program berita. Berita keras disajikan dalam suatu
program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking
news) hingga program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam.
Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita,
yaitu: straight news, features, dan infotainment.
b. Berita Lunak (Soft News)
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus
segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini
adalah: current affair, magazine, dokumenter, dan talk show.
1. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program
yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik,
dan pertunjukan.
17
a. Drama
Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti bertindak
atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan
cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)
yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program
televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron)
dan film.
b. Permainan
Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang
saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program ini pun dapat dirancang
dengan melibatkan audiens. Permainan merupakan salah satu produksi acara
televisi yang paling mudah dibuat. Program permainan biasanya membutuhkan
biaya produksi yang relatif rendah namun dapat menjadi acara televisi yang sangat
digemari. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: quiz show,
ketangkasan, dan reality show.
c. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau
konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor)
ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat
ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens. Tidak saja dari kualitas
suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi
lebih menarik.
18
d. Pertunjukan
Pertunjukkan adalah program yang menampilkan kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio
ataupun di luar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan
(outdoor).
Berdasarkan jenisnya, program acara televisi Kick Andy di Metro TV
termasuk jenis program informasi berita lunak (soft news) karena menyajikan
informasi yang penting dan menarik secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat kejar tayang. Program informasi berita lunak pada program acara televisi
Kick Andy di Metro TV tergolong dalam kategori talkshow.
2.3.2 Program Televisi Berdasarkan Formatnya
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep
acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang
akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan
target pemirsa acara tersebut (Naratama, 2004:63). Ada tiga bagian dari format
acara televisi, yaitu drama, non drama, dan berita olahraga. Bisa juga
dikategorikan menjadi fiksi, nonfiksi, dan news-sport (berita dan olahraga).
1. Fiksi (Drama)
Fiksi atau drama adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan
dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang
direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang dipergunakan merupakan interpretasi
kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah
19
adegan. Contoh: drama percintaan (love story), tragedi, horor, komedi, legenda,
aksi (action), dan sebagainya.
2. Non Fiksi (Non Drama)
Non fiksi atau non drama adalah sebuah format acara televisi yang
diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas
kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterprestasi ulang dan tanpa harus
menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari
setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara nondrama merupakan
sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang
dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contoh: talk show, konser musik, dan
variety show.
3. Berita dan Olahraga
Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung
pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual
dan aktual yang sajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana
dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh: berita ekonomi, liputan siang,
dan laporan olahraga (Naratama, 2004:66).
Berdasarkan bentuk formatnya, program acara televisi Kick Andy di Metro
TV termasuk ke dalam format non fiksi (non drama) dalam bentuk talkshow
karena tayangan Kick Andy menyajikan realitas kehidupan seseorang secara
aktual sebagai sumber informasi dan inspirasi bagi orang lain yang disertai dengan
pertunjukan hiburan seperti musik.
20
Semua stasiun televisi baik swasta maupun lokal berlomba-lomba agar
dapat meraih perhatian pemirsa sebanyak-banyaknya. Apalagi persaingan yang
ketat tengah terjadi antara televisi lokal dan televisi swasta. Karena itu televisi
lokal bekerja keras agar dapat menarik perhatian masyarakat. Salah satu caranya
adalah dengan menyuguhkan berbagai program acara yang menarik yang terkait
dengan unsur budaya masyarakat setempat. Hal ini sangat berguna demi
mendukung terciptanya citra positif stasiun televisi lokal sebagai jendela bagi
masyarakat setempat untuk menengok kampung halaman sendiri. Sebagaimana
dikutip Nippon Hoso Kyoku (NHK) dalam Wibowo (1997:17), menciptakan
sepuluh kriteria untuk mengukur kualitas suatu program televisi, yaitu: (1)
Kesatuan antara gagasan dan kebenaran; (2) Kesatuan antara kemampuan daya
cipta dan kemampuan teknis; (3) Relevan untuk setiap masa; (4) Memiliki tujuan
yang jelas dan luhur; (5) Mendorong kemauan belajar dan mengetahui; (6)
Mereduksi nafsu dan kekerasan; (7) Keaslian (orisinalitas); (8) Menyajikan nilai-
nilai universal; (9) Menampilkan sesuatu yang baru dalam gagasan, format dan
sajian; dan (10) Memiliki kekuatan mendorong perubahan yang positif.
Kesepuluh kriteria tersebut memiliki bobot nilai yang sama. Perbedaan
kualitas program ditentukan oleh beberapa banyak sebuah program memenuhi
kesepuluh kriteria tersebut. Makin banyak kriteria yang dipenuhi, makin tinggi
bobot kualitas program. Landasan kriteria ini lebih jelas dan konkrit sebagai
sarana peniliain program.
21
2.4 Efek Media Massa
Media massa memiliki efek yang sangat besar dalam kehidupan
masyarakat audiens. Menurut Donald K. Robert dalam Rakhmat (2004:217)
bahwa terdapat anggapan bahwa efek hanyalah perubahan prilaku manusia setelah
diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan
dengan pesan yang disampaikan oleh media massa. Efek media massa meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
1. Efek Kognitif
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,
atau dipersepsi. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan atau informasi. Wilbur Schramm mendefinisikan
informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau
mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi.
2. Efek Afektif
Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
tidak disukai oleh khalayak. Tujuan komunikator tidak hanya sekedar agar
komunikan mengetahui, tetapi tergerak hatinya sehingga menimbulkan
perasaan tertentu. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral berkaitan dengan perilaku nyata yang diamati dan meliputi
pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.
22
Sementara McQuail dalam Bungin (2008:317) menjelaskan bahwa efek
media massa memiliki tipologi yang mana terdiri dari empat bagian yang besar,
yaitu:
1. Efek media merupakan efek yang direncanakan, sebagai sebuah efek yang
diharapkan terjadi terjadi baik oleh media massa untuk kepentingan berbagai
penyebaran informasi.
2. Efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan,
sebagai efek yang benar-benar di luar kontrol media, di luar kemampuan media
ataupun orang lain yang menggunakan media untuk mengontrol terjadinya efek
media massa. Efek media terjadi dalam kondisi tidak dapat diperkirakan dan
efek media terjadi dalam kondisi tidak terkontrol.
3. Efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan, dan
keras mempengaruhi seseorang atau masyarakat.
4. Efek media massa berlangsung dalam waktu yang lama sehingga
mempengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi, kontrol sosial sampai dengan
perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan perubahan budaya.
2.5 Terpaan Media
Menurut Effendy (2009:124) bahwa terpaan media adalah keadaan terkena
pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa. Adapun
menurut Mahmud (1990:41) bahwa terpaan adalah proses penerimaan stimulus-
stimulus melalui alat indera seperti perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Lebih
rinci menurut McQuail (1994:430) bahwa terpaan media adalah tingkat konsumsi
23
khalayak terhadap program televisi yang diteliti dan dapat melihat melalui durasi
yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh pemirsa, frekuensi yaitu berapa
kali pemirsa mengkonsumsi serta pengetahuan pemirsa akan isi dari program yang
diteliti. Menurut Rosengren dalam Kriyantono (2008:207) terpaan dapat
dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis
media, isi program yang dikonsumsi dan hubungan antara individu konsumen
media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan.
Menurut Rosengren dalam Rakhmat (2004:66) bahwa penggunaan media
terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media
yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen dengan isi
media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Terpaan media
adalah banyaknya informasi yang diperoleh melalui media, yang meliputi
frekuensi, atensi dan durasi penggunaan pada setiap jenis media yang digunakan
(Rakhmat, 2004:66).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
pengertian terpaan media dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana
khalayak sasaran terkena pesan komunikasi yang terdapat pada suatu media
massa.
Menurut Ardianto dan Erdinaya (2007:168) bahwa teori media exposure
yang disebut terpaan media berbicara mengenai khalayak dalam penggunaan
media, baik jenis media, frekuensi penggunaan (frequency), maupun durasi
penggunaan (longevity). Penggunaan jenis media meliputi media audio,
audiovisual, media cetak, ataupun kombinasi beberapa media. Dalam teori terpaan
24
media juga terdapat faktor yang sangat dibutuhkan yaitu perhatian (attention).
Artinya, dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur terpaan media adalah dengan
melihat frekuensi, durasi dan intensitas seseorang dalam menyimak sesuatu yang
ditampilkan di media cetak atau di media elektronik.
Rakhmat (2004:66) mengemukakan bahwa terpaan media adalah
banyaknya informasi yang diperoleh melalui media, yang meliputi frekuensi,
atensi dan durasi penggunaan pada setiap jenis media yang digunakan. Oleh
karenat itu, dalam penelitian ini yang dijadikan indikator terpaan media dengan
melihat frekuensi, durasi dan perhatian seseorang. Dalam penelitian ini terpaan
media yang dimaksud adalah terpaan pesan informasi yang diperoleh mahasiswa
dari tayangan Kick Andy di Metro TV. Hal ini dilakukan dengan cara mengukur
frekuensi, durasi, dan perhatian mahasiswa dalam menonton tayangan Kick Andy
di Metro TV.
2.6 Minat Baca
2.6.1 Pengertian Minat Membaca
Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai
dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan
seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar.
Minat membaca juga merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan
karena adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat diperoleh
kemanfaatan bagi dirinya (Wahadaniah, 1997:16). Adapun menurut Rahim
(2008:28) Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang
25
untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan dari luar.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
minat membaca adalah kecenderungan atau ketertarikanyang dimiliki seseorang
terhadap kegiatan membaca dengan disertai perasaan senang, tanpa dipaksa, dan
kecenderungan tersebut diwujudkan dengan mencari bahan bacaan maupun
melakukan kegiatan membaca.
Senada dengan pendapat beberapa ahli di atas, Slameto (2003:57)
menyatakan komponen indikator minat dalam suatu kegiatan tertentu adalah
sebagai berikut.
1. Adanya rasa senang.
2. Kepuasan dari kegiatan yang diminati.
3. Partisipasi aktif tanpa dipaksa.
4. Lebih menyukai kegiatan tertentu tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komponen indikator Slameto
di atas untuk dikembangkan dalam instrumen penelitian. Pengembangan
komponen indikator instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Adanya rasa senang terhadap kegiatan membaca buku.
2. Kepuasan terhadap aktivitas membaca buku yang telah dilakukan.
3. Partisipasi aktif tanpa dipaksa untuk melakukan kegiatan membaca buku.
4. Lebih menyukai kegiatan membaca buku dibandingkan kegiatan lain.
26
2.6.2 Ciri-Ciri Minat Baca
Menurut Hurlock dalam Wicaksana (2011:36-37) bahwa ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan minat pada anak sebagai berikut:
1. Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental
2. Minat tergantung pada kesiapan dan kematangan anak
3. Minat bergantung pada kesempatan belajar
4. Pengaruh budaya
5. Minat berkaitan dengan emosional.
2.6.3 Tujuan Membaca
Yamin (2013:115) menyatakan bahwa dengan membaca akan menambah
wawasan intelektual, intelektual seseorang akan menjadi tajam manakala dia
selalu membaca buku, informasi, meneliti, atau membaca hasil penelitian orang,
kemudian mengimplementasikannya, dia dapat berfikir rasional dengan hasil
pengetahuan yang didapat melalui membaca.
Yamin (2013:115-116) juga menyatakan bahwa banyak aspek yang dapat
dilahirkan dari membaca dan membuat intelektual seseorang menjadi tajam,
seperti: a) mampu memecahkan masalah yang dihadapinya, b) mampu
menganalisis pengalamannya, c) mampu mengerjakan perencanaan strategis, d)
mampu melahirkan gagasan kreatif dan inovatif, e) mampu mencari dan
menyaring informasi, f) mampu merumuskan pertanyaan, g) mampu menciptakan
model mental, h) mampu menerapkan gagasan baru pada pekerjaan, dan i) mampu
meramalkan implikasi suatu gagasan.
27
Menurut Musfah (2011:170) bahwa tujuan dari membaca yaitu untuk
membentuk opini, mendapatkan informasi, menambah pengalaman dan
menikmati litelatur, karena dengan membaca, seseorang tidak hanya mendapatkan
pencerahan, tetapi juga bisa muncul banyak inspirasi. Dengan adanya inspirasi
tersebut anak-anak akan dapat mengembangkan pemikirannya, dan mengasah
imaginasinya dan membuka pintu bagi anak untuk memasuki dunia baru.
Menurut Rahim (2008:11), membaca hendaknya mempunyai tujuan,
karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan membaca
mencakup: a) Kesenangan. b) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu
topik. c) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya. d)
Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.
Naim (2012:191) menyatakan bahwa seseorang yang gemar membaca
akan menjadi manusia yang berkarakter, manusia berkarakter adalah manusia
yang selalu gigih mencari pengetahuan. Ada banyak cara mendapatkan
pengetahuan, salah satunya dengan kegiatan membaca. Lewat membaca, karakter
seseorang akan semakin arif karena merasa pengetahuannya selalu kurang. Selalu
ada banyak hal yang belum dikuasainya sehingga tidak menjadikan dirinya orang
sombong.
2.6.4 Manfaat Membaca
Menurut Prastowo (2012:374) membaca adalah suatu bentuk aktivitas
manusia, kita tidak bisa membaca tanpa mempergunakan pikiran. Karena itu,
28
keberhasilan dalam membaca ditentukan oleh kemampuan pembaca dalam
menerjemahkan sesuatu yang ingin dikomunikasikan oleh penulis. Dalam hal ini,
penulis berperan sebagai komunikator kepada pembacanya, sedangkan pembaca
berperan sebagai komunikan. Berbicara tentang membaca sebagai sebuah aktivitas
yang sudah ada sejak berabad-abad silam, tentu ada manfaat dibalik aktivitas
tersebut, sehingga seseorang ingin terus melestarikan aktivitas membaca.
Menurut Sinaga dalam Prastowo (2012:375) bahwa membaca sangat
bermanfaat bagi siswa untuk menambah wawasan cakrawala ilmu dan
pengetahuan. Selain itu, terdapat empat belas manfaat lainnya dari membaca, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah memahami berbagai mata pelajaran. Dengan membaca, siswa
dapat menambah, memperluas, dan memperdalam pelajaran yang sudah
diperolehnya dari guru. Dengan demikian, wawasan dan cakrawala berfikir
siswa bertambah baik.
2. Mempertinggi kemampuan siswa dalam membandingkan, meneliti, dan
mempertajam pelajaran yang sudah didapatnya dikelas.
3. Meningkatkan apresiasi seni sastra dan seni-seni lainnya. Dengan membaca,
siswa meningkatkan kemampuannya untuk menikmati berbagai karya seni.
4. Meningkatkan kemampuan untuk mengenal siapa dirinya dan mengenal
lingkungannya yang lebih luas.
5. Meningkatkan keterampilan dan memperluas minat terhadap berbagai
kegemaran dan aktivitas yang bermanfaat bagi pengembangan pribadi.
Contohnya adalah dalam hal berbisnis.
29
6. Mengembangkan watak dan pribadi yang baik.
7. Meningkatkan selera dan kemampuan dalam membedakan yang baik dan
yang buruk.
8. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.
9. Mendidik untuk belajar mandiri. Dengan membaca, siswa dapat mempelajari
sesuatu secara mandiri.
10. Menambah pembendaharaan kata.
11. Mendidik untuk berfikir kritis dan mengetahui berbagai permasalahan yang
terjadi di lingkungannya, baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang
lebih luas.
12. Memicu timbulnya ide baru.
13. Memperluas pengalaman.
14. Sarana rekreasi yang mudah dan murah. Dengan membaca, buku-buku yang
digemarinya, siswa dapat berekreasi dengan mudah dan murah. Buku-buku
yang mengandung rekreasi akan memberikan kesegaran dan kebahagiaan
bagi siswa.
Menurut Yamin (2013:144) membaca yang lebih banyak akan membuat
seseorang kaya akan informasi dan kaya akan perbendaharaan kata-kata.
Informasi yang disampaikan dalam buku merupakan untaian kata yang penuh
dengan arti dan makna, bila seseorang miskin dengan perbendaharaan kata, maka
sukar untuk mendapat arti dan makna dari suatu bacaan.
30
2.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Menurut Rahim (2008:25) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
minat serta kemampauan membaca, sebagai berikut:
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan
jenis kelamin. Kelelahan merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak
untuk belajar, terutama ketika membaca. Selain itu keterbatasan neurologis
(misalnya berbagai cacat otak), gangguan pendengaran dan penglihatan akan
memperlambat anak dalam belajar, terutama ketika membaca.
2. Faktor intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil
atau tidaknya anak dalam membaca, namun dari beberapa penelitian yang salah
satunya dilakukan oleh Ehanski menunjukkan ada hubungan yang positif (tetapi
rendah) antara IQ dengan rata-rata remedial membaca.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca
anak. Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman anak dirumah.
Dalam hal ini seorang anak tidak akan mengembangkan minatnya terhadap
sesuatu terutama membaca jika mereka sebelumnya belum pernah mengalminya.
Selain itu faktor ekonomi keluarga juga mempengaruhi minat baca seorang anak
terutama dalam penyediaan buku bacaan.
31
4. Faktor psikologis
a. Motivasi
Motivasi merupakan faktor kunci dalam membaca. Siswa yang
mempunyai motivasi yang tinggi terhadap membaca, akan mempunyai
minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca.
b. Tingkat keterlibatan tekanan
Jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang
tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi.
c. Kematangan sosio dan emosi
Seorang siswa harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu.
Kematangan sosio dan emosi lebih memudahkan anak dalam memusatkan
perhatian pada bahan bacaan sehingga kemampuan anak dalam memahami
bacaan akan meningkat.
2.6.6 Upaya Membangkitkan Minat Membaca
Menurut Prastowo (2012:381) bahwa terdapat beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk membangkitkan rasa senang dan gairah membaca para siswa,
seperti:
1. Memperkenalkan buku-buku. Cara ini bisa dilakukan oleh guru pustakawan
dengan jalan bekerja sama dengan para guru bidang studi. Jadi, biarkan para
guru bidang studi tersebut memanfaatkan koleksi pustaka yang dimiliki oleh
perpustakaan sekolah sebagai bahan ajar. Dengan demikian, jika siswa
tertarik, ia akan berkunjung keperpustakaan sekolah.
32
2. Memperkenalkan riwayat hidup para tokoh. Pada cara ini, yang perlu
ditekankan adalah sewaktu memperkenalkan, yaitu kegigihan tokoh-tokoh
tersebut dalam hal membaca, belajar mandiri untuk menambah pengetahuan
sehingga menjadi tokoh yang besar dan masyhur.
3. Memperkenalkan hasil-hasil karya para sastrawan. Sementara itu, untuk cara
ini, dapat dilakukan dengan memperkenalkan sastrawan-sastrawan Indonesia
dengan berbagai macam karya mereka.
2.7 Jenis - jenis Buku
Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lembar kertas yang
berjilid. Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi
satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari
sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Jenis-jenis buku di
antaranya adalah (Tarigan, 2008:29):
1. Novel
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya
dalam bentuk cerita. Saya novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa
Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita". Novel lebih
panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak
dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya
sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam
kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari
naratif tersebut. Novel dalam Bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah
33
roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga
lebih banyak.
2. Majalah
Majalah (bahasa Inggris: magazine, periodical, glossies atau serials)
adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas, diterbitkan
berkala, misalnya mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Majalah berisi
bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi, yang ditujukan kepada
masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh
banyak orang. Biasanya, majalah didanai oleh iklan, harga penjualan, biaya
berlangganan yang dibayar di awal, atau ketiganya.
3. Kamus
Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata.
Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain
menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan,
asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu
perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus.
Biasanya hal ini terdapat dalam kamus bahasa Perancis.
4. Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat
diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam
majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.
34
5. Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang
menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti
mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang
ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu
topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau
volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang
tergantung pada jumlah bahan yang disertakan.
6. Kitab Suci
Kitab Suci adalah gabungan dari dua kata yaitu Kitab dan Suci. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Kitab memiliki arti sebuah buku sedangkan
kata Suci memiliki arti (bersih, dalam arti keagamaan yaitu bebas dari dosa, bebas
dari noda, bebas dari kesalahan). Di dalamnya berisi Wahyu Tuhan yang di
bukukan yang memuat ajaran-ajaran tentang seluruh aspek kehidupan bagi seluruh
umat beragama.
7. Biografi
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati
dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang
terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut
dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan
sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau
dilakukan oleh seorang tokoh dijelaskan juga.
35
Berdasarkan pengertian minat baca dan buku, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian minat membaca buku adalah kecenderungan atau ketertarikan
yang dimiliki seseorang terhadap kegiatan membaca buku.
2.8 Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action
procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendy
(2009:305), AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest
minat), Desire (hasrat), Desicion (keputusan), Action (tindakan/kegiatan).
Adapun keterangan dari elemen-elemen dari model ini adalah:
1. Perhatian (Attention), yaitu keinginan seseorang untuk mencari dan melihat
sesuatu.
2. Ketertarikan (Interest), yaitu perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang
suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.
3. Keinginan (Desire), yaitu kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang
menarik perhatian.
4. Keputusan (Decision), kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal.
5. Tindakan (Action), suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan
ketertarikan terhadap sesuatu.
36
Gambar 2.1
Model Teori AIDDA
Sumber: Effendy (2009)
Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak.
Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak melakukan action, maka pertama-
tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya
komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya
disusul dengan upaya menumbuhkan ketertarikan (interest), yang merupakan
derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Ketertarikan adalah kelanjutan dari
perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya keinginan (desire) untuk
melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja
pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus
dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk
melakukan tindakan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy,
2009:305).
37
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa konsep dalam teori AIDDA
adalah proses psikologis dari diri khalayak. Jika dikaitkan dengan penelitian ini
maka diawali dengan adanya perhatian (attention) mahasiswa terhadap tayangan
Kick Andy di Metro TV, karena tayangan program tersebut bukan hanya
menampilkan bintang tamu orang-orang pilihan yang berprestasi dan unik tetapi
juga pada akhir acara terdapat pembagian buku bagi para penonton di studio dan
di rumah dan Andy F. Noya sekilas mengemukakan kelebihan dari isi buku
tersebut.
Setelah memiliki perhatian, maka disusul dengan timbulnya ketertarikan
(interest) dari dalam diri mahasiswa untuk mengetahui tema dan isi dari buku-
buku yang dibagikan dalam tayangan Kick Andy. Adanya ketertarikan untuk
mengetahui buku yang dibagikan dalam tayangan tersebut dapat memicu
timbulnya timbulnya keinginan (desire) mahasiswa untuk memiliki buku yang
sama dengan buku yang dibagikan dalam tayangan Kick Andy. Pada gilirannya
mahasiswa kemudian memutuskan (decision) untuk mengakses buku tersebut
yang tersedia secara gratis dengan mengakses situs www.kickandy.com,
meminjam di perpustakaan, atau membeli di toko buku. Pada akhirnya mahasiswa
melakukan tindakan atau aksi (action) yang menunjukkan minatnya dalam
membaca buku dengan mengoleksi buku-buku untuk menunjang keterampilan dan
pengetahuannya, baik buku yang sama dalam tayangan Kick Andy maupun buku
yang lainnya.
38
2.9 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho : Tidak ada korelasi yang signifikan antara tayangan Kick Andy di
Metro TV dengan minat membaca buku pada mahasiswa.
Hi : Ada korelasi yang signifikan antara terpaan tayangan Kick Andy di
Metro TV dengan minat membaca buku pada mahasiswa.
2.10 Definisi Konseptual
Definisi konseptual pada masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Terpaan tayangan Kick Andy
Terpaan media adalah banyaknya informasi yang diperoleh melalui
media, yang meliputi frekuensi, atensi dan durasi penggunaan pada setiap
jenis media yang digunakan (Rakhmat, 2004:66). Media massa dalam
penelitian ini adalah Metro TV yang menayangkan program acara atau
tayangan Kick Andy. Kick Andy adalah sebuah acara talk show di Metro TV
yang dipandu oleh Andy F. Noya. Kick Andy yang mengusung tema yang
cukup beragam, namun tidak jauh dari tentang human interest. Tak jarang,
Andi F. Noya menampilkan narasumber dari tempat terpencil yang karya dan
kisah hidupnya menjadi inspirasi banyak orang (kickandy.com, 2010)
2. Minat membaca buku
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang
untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
39
diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan
kemudian membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan dari luar
(Rahim, 2008:28). Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang
dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.
Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman
(Tarigan, 2008:29).
2.11 Definisi Operasional
Definisi operasional pada masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Terpaan tayangan Kick Andy diukur berdasarkan intensitas informasi yang
diperoleh mahasiswa dari tayangan Kick Andy di Metro TV. Indikator
variabel terpaan tayangan Kick Andy didasarkan pada pendapat Rakhmat
(2004:66) bahwa terpaan media yang meliputi frekuensi, atensi dan durasi
dalam menonton tayangan Kick Andy di Metro TV.
2. Minat membaca buku diukur berdasarkan kecenderungan dalam diri
mahasiswa terhadap kegiatan membaca buku. Indikator variabel minat
membaca buku didasarkan pada teori AIDDA (Effendy, 2009:305), yaitu:
Perhatian (Attention), yaitu keinginan seseorang untuk mencari dan melihat
sesuatu; Ketertarikan (Interest), yaitu perasaan ingin mengetahui lebih dalam
tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi mahasiswa; Keinginan
(Desire), yaitu kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik
perhatian; Keputusan (Decision) dan kepercayaan untuk melakukan sesuatu
40
hal; dan Tindakan (Action), suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan
dan ketertarikan terhadap sesuatu.
Adapun skala pengukuran data pada kedua variabel tersebut yakni
terpaan tayangan Kick Andy dan minat membaca buku menggunakan skala
pengukuran ordinal, yaitu skala yang memberikan informasi tentang jumlah
relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu.
Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah
dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah
suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan
berapa banyak kekurangan atau kelebihannya. Contoh: jawaban pertanyaan
berupa peringkat misalnya sangat tidak setuju, tidak setuju, netral/kurang
setuju, setuju, sangat setuju yang diberi simbol angka 1, 2, 3, 4, dan 5.
Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan
jumlah (Sarwono, 2006:94).