bab ii tinjauan pustaka 2.1 definisi dan pengertian 2.1.1 ... 2 fix.pdf · 2.1.2 proyek konstruksi...
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Pengertian
2.1.1 Proyek
Proyek dapat didefinisikan yaitu suatu proses kegiatan investasi modal
yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam jangka panjang, dengan
menggunakan berbagai sumber daya (Dadjim dan Herlina, 2013). Tujuannya
untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen, dan dari hasil tersebut diharapkan akan memberikan benefit/mamfaat
dimasa-masa mendatang kepada pemilik sumber daya modal selama masa jangka
waktu periode tertentu.
Dari pengertian proyek diatas dapat disimpulkan bahwa pada intinya setiap
proyek selalu terkait dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Kebutuhan investasi modal dalam jumlah yang cukup besar.
b. Proyek tersebut merupakan suatu proses yang berarti suatu
aktivitas/kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus (kegiatan yang
berkesinambungan).
c. Lama waktu sejak dimulai membangun proyek sampai dengan
menghasilkan produk memerlukan waktu yang relatif cukup lama yaitu
pada umumnya lebih dari satu tahun.
d. Memiliki masa waktu umur ekonomis yang cukup lama, umumnya
diatas 5 tahun.
e. Seluruh kegiatan disusun dan direncanakan sedemikian rupa, sehingga
estimasi arus biaya dan benefit selama umur proyek dapat dihitung
secara akurat dan tingkat kemampuan menghasilkan rata-rata
keuntungan (dalam%) tiap tahun dapat diketahui pemilik modal.
(Dadjim dan Herlina, 2013)
Berdasarkan pengertian proyek di atas, maka nilai dari keseluruhan
penerimaan keuntungan bersih atau mamfaat selama umur ekonomisnya dihitung
nilainya sekarang, dan harus lebih besar bila dibandingkan dengan nilai mamfaat
yang diperoleh pemilik sumber daya modal, seandainya modal tersebut tidak jadi
5
diinvestasikan/digunakan dalam proyek yang dimaksud, tetapi dikonsumsikan
sekarang dan atau didepositkan ke bank. Pemahaman mengenai hai ini menjadi
penting, karena dengan dilakukannya investasi pada suatu proyek atas modal yang
dimiliki dan tersedianya untuk itu, berarti dalam hal ini terjadi suatu pengorbanan
atau penundaan konsumsi atas sumber-sumber produksi/sumber daya modal yang
dimiliki pada saat sekarang ini (Dadjim dan Herlina, 2013).
2.1.2 Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi merupakan jenis proyek yang kegiatan utamanya terdiri
dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan konstruksi
(Soeharto, 1997). Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang
mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa
bangunan.
Penyelesaian proyek konstruksi harus berpegang pada tiga kendala (triple
constraint), yang terdiri dari:
1. Biaya
Proyek harus selesai dengan biaya yang tidak melebihi anggaran yang
telah direncanakan.
2. Waktu
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kreteria
yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu
memenuhi tugas yang dimaksudkan.
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh
mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Untuk itu diperlukan suatu
pengaturan yang baik, sehingga perpaduan antar ketiganya sesuai dengan yang
diinginkan, yaitu dengan manajemen proyek.
6
2.1.3 Perumahan dan Pemukiman
Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman mendefinisikan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan. Hal utama yang harus dipertimbangkan
dalam perencanaan perumahan adalah manajemen lingkungan yang baik dan
terarah, karena lingkungan suatu perumahan merupakan faktor yang sangat
menentukan dan keberadaannya tidak boleh diabaikan karena akan berdampak
terhadap penghuni perumahan.
Pengertian permukiman secara jelas dan rinci dapat kita temukan dalam
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
yang mengandung pengertian sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
2.1.4 Investasi
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada asset-aset
finansial dan investasi pada asset-aset riil. Investasi pada asset-aset finansial
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper,
surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar
modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan
investasi pada asset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian
pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya (Halim,
2005).
Banyak mamfaat yang sebenarnya bisa diperoleh dari kegiatan investasi.
Di antaranya adalah penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang
dihasilkan, penghematan devisa ataupun penambahan devisa, dan lain
sebagainya. Dengan meningkatnya kegiatan investasi maka diharapkan kegiatan
7
ekonomi akan terpacu (Soeharto, 1997).
2.1.5 Hubungan Investasi dan Proyek
Dilihat dari segi penggunaan modal, investasi dan proyek merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan dalam analisis studi kelayakan proyek. Hal ini
disebabkan karena investasi itu sendiri menyangkut jumlah modal atau sumber
daya yang tersedia untuk ditanamkan dalam suatu proyek, sedangkan proyek itu
sendiri menyangkut seluruh kegiatan usaha yang terencana dengan menggunakan
jumlah modal/sumber daya yang cukup besar (Dadjim dan Herlina, 2013).
Dengan demikian investasi dapat diartikan setiap penggunaan saejumlah
sumber-sumber produksi atau sumber daya modal yang ditanamkan dalam suatu
proyek yang direncanakan untuk dilaksanakan dan atau usaha yang sudah
berjalan, dengan tujuan akan diperoleh suatu mamfaat/benefit baik langsung dan
atau tidak langsung dimasa-masa tahun mendatang, sehubungan dengan
barang/jasa yang akan dihasilkan proyek tersebut (Dadjim dan Herlina, 2013).
Dari pengertian itu, maka dapat dikatakan antara investasi dan proyek
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Hal ini
disebabkan investasi itu sendiri menyangkut masalah jumlah modal yang
digunakan dalam suatu proyek, sedangkan proyek itu sendiri adalah suatu proses
kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka usaha
menghasilkan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan
menggunakan sejumlah modal untuk proses kegiatan tadi (Dadjim dan Herlina,
2013). Dari hasil proyek yang dalam hal ini berupa barang/jasa yang dimaksud,
oleh pemilik modal diharapkan akan diperoleh keuntungan selama umur
ekonomis proyek tersebut.
Dengan demikian, pengertian benefit dan biaya dalam studi kelayakan
proyek, bagaimanapun juga merupakan faktor-faktor utama yang berperan dan
merupakan bagian integral didalam pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen, apakah investasi modal atas suatu proyek layak atau tidak untuk
dilaksanakan (Dadjim dan Herlina, 2013).
8
2.1.6 Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan adalah pengkajian yang bersifat menyeluruh dan
mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi (Soeharto,
1997). Studi kelayakan proyek juga bisa diartikan sebagai penelitian tentang
dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan
dengan berhasil. (Husnan dan Muhammad, 2000).
Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan
aspek-aspek apa yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan tentang
aspek-aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi umumnya penelitian akan
dilakukan terhadap aspek-aspek sebagai berikut, yaitu :
1. Aspek Pasar
Untuk mengetahui bagaimana pemasaran produk yang akan dihasilkan
nantinya, mampu nmemberikan informasi tentang prospek pasar untuk
jangka panjang dan pertumbuhan pasar yang ditargetkan, baik pasar
dalam negeri maupun pasar luar negeri.
2. Aspek Teknis
Dalam aspek teknis yang penting adalah menyajikan informasi yang
berkaitan dengan dapat tidaknya proyek yang bersangkutan dilaksanakan
secara teknis.
3. Aspek Keuangan (Finansial)
Dibidang keuangan, studi kelayakan proyek harus menyajikan informasi
yang mendukung layak tidaknya suatu proyek, dipandang dari segi
keuangan.
4. Aspek Hukum
Dalam aspek hukum meliputi segalam aspek hukum yang relevan bagi
kelangsungan proyek.
5. Aspek Sosial Ekonomi
Aspek ini meninjau suatu proyek dari segi berapa besar sumbangan
proyek terhadap ekonomi nasional.
(Dadjim dan Herlina, 2013)
Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada
besar kecilnya dana yang tertanam pada investasi proyek tersebut. Maka,
9
banyaknya sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi tersebut
mungkin berbeda (Husnan dan Muhammad, 2000).
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka waktu panjang. Karenanya, perlu
dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek tersebut, setelah
terlanjur dilakukan investasi ternyata tidak menguntungkan. Untuk itulah studi
tentang kelayakan (minimal) ekonomis suatu proyek menjadi sangat penting.
Dalam studi kelayakan tersebut hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Ruang lingkup kegiatan proyek.
2. Cara kegiatan proyek dilakukan.
3. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh
proyek.
4. Sarana yang dibutuhkan proyek.
5. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung
untuk memperoleh hasil tersebut.
6. Akibat-akibat yang bermamfaat maupun yang tidak dari adanya proyek
tersebut.
7. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari
masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap
berjalan.
(Dadjim dan Herlina, 2013)
2.1.7 Analisis Finansial
Analisis finansial atau keuangan adalah suatu cara penilaian investasi
modal dalam suatu proyek yang dilaksanakan, untuk mengetahui apakah proyek
tersebut menguntungkan diukur dalam bentuk uang, yaitu berdasarkan
perbandingan seluruh arus penerimaan dan arus pengeluaran selama umur proyek
(masa pembangunan dan umur ekonomis) dilihat dari sudut kepentingan pemilik
modal (investor) (Dadjim dan Herlina, 2013). Yang dimaksud dengan arus benefit
dan cost dalam kegiatan suatu proyek, yaitu meliputi semua faktor-faktor benefit
dan cost yang dapat dinilai dengan uang.
10
Tujuan melaksanakan analisis finansial adalah sebagai upaya untuk dapat
melihat apa yang terjadi pada proyek dalam keadaan apa adanya, karena analisis
secara finansial ini didasarkan pada keadaan yang sebenarnya dengan
menggunakan data harga yang sebenarnya yang ditemukan di lapangan (real
price) dengan mengetahui analisis finansial para pembuat keputusan juga dapat
segera melakukan penyesuaian, bila proyek tersebut berjalan menyimpang dari
rencana semula (Dadjim dan Herlina, 2013).
Namun demikian bila dilihat dari segi makro ekonomi atau pembangunan
perekonomian suatu negara secara keseluruhan, pemerintah sebagai pengambil
keputusan mengenai kebijakan perekonomian, sangat berkepentingan atas
pendekatan evaluais proyek (baik analisis finansial dan analisis ekonomi). Hal ini
didasarkan kepada beberapa alasan pertimbangan, sebagai berikut :
a. Untuk menegtahui apakah proyek yang akan dilaksanakan memberikan
dampak positif terhadap kemajuan pertumbuhan perekonomian secara
keseluruhan, dan atau akan membantu pemerintah dalam pencapaian
tujuan-tujuan/sasaran-sasaran utama yang ingin dicapai pemerintah
dimasa-masa mendatang.
b. Apakah proyek yang dimaksud memberikan keuntungan dan seberapa
besar tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal yang
menginvestasikan modalnya dalam proyek tersebut, dilihat dari segi
pertimbangan kemungkinan resiko yang dihadapi serta kepastian
pengembalian investasi modal. Hal ini sangat untuk dipertimbangkan
pemerintah, dalam rangka usaha pemerintah menarik para investor untuk
mau atau tertarik menanamkan modalnya didalam Negara yang
bersangkutan.
c. Semakin banyak perusahaan yang melakukan usaha bisnis sehubungan
dengan kegiatan investasi modal disuatu negara, berarti sumber
pendapatan pemerintah dari pajak penghasilan perusahaan akan semakin
meningkat. Hal ini berarti tersedianya dana pemerintah untuk pembiayaan
pembangunan ekonomi negara yang bersangkutan. Selain itu, dengan
adanya investasi modal swasta pada proyek-proyek tertentu didalam suatu
negara, juga kan membantu pemerintah didalam mengatsi masalah tenaga
11
kerja sekaligus proyek tadi menciptakan spread effect yang positif
terhadap perekonomian negara yang bersangkutan.
(Dadjim dan Herlina, 2013)
Analisis finansial adalah mamfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek
itu sendiri, yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup menguntungkan
apabila dibandingkan dengan resiko proyek tersebut. Sedangkan analisa aspek
ekonomi adalah analisa kelayakan suatu proyek yang mencakup perekonomian
masyarakat secara keseluruhan, atau mamfaat proyek tersebut bagi ekonomi
makro suatu Negara (Dadjim dan Herlina, 2013).
Persamaan baik analisis ekonomi dan maupun analisis finansial, kedua-
duanya berfungsi untuk mengetahui apakah proyek yang akan dilaksanakan
mendatangkan keuntungan atau tidak. Selain itu, didalam memperhitungkan arus
benefit dan biaya-biaya dimasa-masa mendatang selama umur ekonomis proyek,
kedua analisis selalu memperhitungkan tingkat inflasi.
Perbedaan mendasar dari analisis finansial dengan analisis ekonomi
diantaranya adalah :
a. Harga
Dalam analisis finansial harga yang dipakai adalah harga yang berlaku
setempat atau harga yang diterima pengusaha. Dalam analisis ekonomi,
kita menggunakan shadow price atau harga bayangan, yaitu harga-harga
yang disesuaikan sedemikian rupa untuk menggambarkan nilai ekonomi
yang sebebarnya dari barang dan jasa tersebut.
b. Pajak
Dalam analisis finansial pajak merupakan biaya yang dibayarkan pada
instansi pemerintah, dengan kata lain pajak harjus dikurangkan dari
benefit. Sebaliknya dalam analisis ekonomi pajak merupakan transfer
payment yaitu bagian dari benefit proyek yang diserahkan kepada
pemerintah. Oleh sebab itu pajak tidak diperhitungkan dalam biaya
proyek.
c. Subsidi
Dalam analisis finansial besarnya subsidi merupakan keringanan proyek
karena mengurangi biaya, dengan demikian besarnya subsidi akan
12
menambah benefit dengan kata lain subsidi tidak diperhitungkan dalam
proyek. Dalam analsis ekonomi besarnya subsidi ini harus ditambahkan
pada harga pasar barang-barang yang digunakan dalam proyek.
d. Biaya Investasi dan Pelunasan Pinjaman
Dalam analsis finansial yang tergolong biaya pada tahap permulaan proyek
hanyalah yang dibiayai dengan saham si penanam modal sendiri. Bagian
investasi yang dibiayai dengan modal pinjaman, baik dalam maupun luar
negeri tidak dianggap sebagai biaya pada saat dikeluarkannya, sebab
pengeluaran modal oleh pihak lain tidak menjadi beban bagi penanam
modal biasa. Di lain pihak, yang menjadi beban penanaman modal adalah
arus pelunasan pinjaman tersebut beserta bunganya pada tahap produksi
nantinya.
Dalam analisa ekonomi seluruh biaya investasi, apakah dibiayai oleh
modal yang dhimpun dari dalam maupun luar negeri, dengan modal saham
atau pinjaman, dianggap sebagai proyek pada saat dikeluarkannya. Jadi,
pelunasan pinjaman yang dipakai untuk membiayai proyek tersebut
diabaikan dalam perhitungan biaya analisa ekonomi, demi menghindari
perhitungan ganda.
Pada analisa finansial penerimaan pinjaman harus dianggap sebagai cash
inflow atau benefit dan kemudian diikuti dengan cash outflow atau biaya
yaitu bahwa besarnya investasi baru dimasukkan sebagai arus pengeluaran
untuk angsuran dan ditambah bunganya pada tahun-tahun berikutnya.
e. Bunga
Seperti halnya pelunasan tadi dalam analisis finansial bungan atas
pinjaman dari dalam maupun luar negeri, merupakan biay proyek.
Sedangkan dalam analisis ekonomi atas bunga pinjaman tadi tidak
dimasukkan sebagai biaya karena modal tersebut dianggap sebagai modal
masyarakat, oleh sebab itu bunga pun dianggap sebagai benefit proyek.
f. Upah
Dalam analisa finansial upah yang digunakan dalam analisis baik untuk
tenaga ahli, menengah maupun kasar adalah upah yang berlaku setempat.
13
Sedangkan pada analisa ekonomi upah yang digunakan adalah upah
bayangan (opportunity cost).
(Jumingan, 2011)
2.1.8 Komponen Aliran Kas (cash flow)
Dalam membicarakan investasi suatu proyek maka kita harus
memperhatikan aliran kas (cash flow) dari investasi yang dilakukan. Laba dalam
pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih dan yang lebih relevan
bagi para investor adalah kas, bukan laba (Jumingan, 2011). Mereka yang
berkecimpung dibidang keuangan berpendapat bahwa begaimanapun yang
penting adalah kas, karena dengan kas itu kita bisa melakukan investasi, dan
dengan kas situ pula kita membayar kewajiban finansial kita. Karena itulah kita
berkepentingan dengan penerimaan kas, bukan laba untuk dipakai sebagai alat
untuk memenuhi berbagai keperluan kas.
Untuk menghindari kesalahan dalam menaksir aliran kas proyek, maka
cara termudah yang kita gunakan adalaah kita perlakukan proyek tersebut sebagai
suatu proyek yang terpisah dari kegiatan perusahaan yang barangkali sudah ada.
Dengan demikian kita tidak perlu menghadapi kemungkinan terjadinya
“overlapping” antara aliran kas proyek tersebut dengan aliran kas kegiatan
perusahaan yang lain.
Kemudian untuk proyek tersebut kita juga pisahkan aliran kas yang
timbul karena keputusan pembelanjaan dengan aliran kas yang terjadi karena
investasi dalam proyek tersebut. Ini berarti kalau proyek tersebut membayarkan
deviden, bunga, melunasi pinjaman,membayar kembali modal sendiri, kita tidak
perlu mengurangkannya sebagai aliran kas keluar. Ini perlu kita tekankan di sini
karena dalam praktiknya masih banyak kebingungan dalam penaksiran ini.
Penyebabnya tidak lain adalah dicampurnya aliran kas yang terjadi karena
keputusan pembelanjaan dengan aliran kas yang terjadi karena investasi
(Jumingan, 2011).
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
14
a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah,
gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas
keluar (cash out flow).
b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas
yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,
dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran
kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja,
nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Sebuah cash flow diagram adalah suatu gambar garis yang sederhana
yang menggambarkan cash flow pada skala waktu. Waktu dari cash flow diagram
t = 0 adalah waktu sekarang dan t = 1 adalah waktu akhir periode 1 (Jumingan,
2011).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Konsep Nilai Waktu Dari Uang ( Time Value of Money)
Yang dimaksud dengan nilai waktu dari uang, yaitu sejumlah uang yang
tersedia yang dimiliki untuk dinikmati pada saat ini lebih disenangi setiap orang,
daripada jumlah yang sama tetapi baru tersedia dalam beberapa tahun mendatang,
dan atau menunda menikmatinya sekarang, tetapi tersedia dalam jumlah yang
lebih besar misalkan sesudah 1 tahun atau lebih (Dadjim dan Herlina, 2013).
Dalam pengambilan keputusan investasi jangka panjang, pengambilan
keputusan harus memperhatikan nilai waktu dari uang, karena keputusan tersebut
menyangkut pengeluaran dana sekarang dengan harapan untuk dapat memperoleh
penghasilan di waktu mendatang. Masalahnya disini apakah sejumlah uang yang
diterima dari hasil investasi tersebut pada akhir tahun pertama akan sama nilainya
dengan jumlah uang yang sama tetapi akan diterima pada akhir tahun kedua atau
tahun ketiga dan seterusnya. Hal ini menyangkut konsep nilai waktu dari uang.
Apabila konsep ini tidak diperhatikan, maka satu rupiah sekarang sama saja
15
nilainya dengan satu rupiah yang akan diterima lima tahun dari sekarang (Dadjim
dan Herlina, 2013).
Pemikiran tentang konsep nilai waktu dari uang tersebut secara ekonomis
didasarkan pada beberapa faktor alasan sebagai berikut :
1. Inflasi
Adanya inflasi ditahun-tahun mendatang akan dapat menurunkan niali
daya beli dari sejumlah uang yang dimiliki seseorang.
2. Kepuasan
Dengan uang yang sama, apabila dikonsumsikan sekarang akan
memberikan kepuasan atau kenikmatan yang lebih tinggi, bila
dibandingkan dengan jika dikonsumsikan dimasa yang akan datang.
3. Risiko penyimpanan
Adanya kemungkinan risiko yang akan dapat terjadi dimasa-masa
mendatang yang sbeblumnya tidak diketahui, seperti risiko pencurian,
risiko inflasi, dan deflasi oleh pemerintah.
(Dadjim dan Herlina, 2013)
Disisi lain, jumlah uang/modal yang dimiliki pada saat ini selain
jumlahnya terbatas, juga dapat ditingkatkan nilainya pada masa mendatang
dengan hanya sebagian dikonsumsikan dan atau sama sekali tidak dikonsumsikan
pada saat ini. Caranya dengan mendepositkan ke bank dan atau diinvestasikan
sendiri oleh pemilik modal pada usaha bisnis dan atau diinvestasikan melalui
pasar modal. Melalui investasi tersebut, maka sejumlah atau sebagian sumber
modal yang dimiliki masyarakat tadi menjadi salah satu faktor produksi yang
disebut faktor modal yang digunakan secara bersama-sama dengan faktor-faktor
produksi lainnya, untuk menghasilkan barang dan jasa untuk dikonsumsi
dikemudian hari (Dadjim dan Herlina, 2013).
Dengan demikian nilai waktu dari uang sumber-sumber modal dan
produktivitas atas penggunaan faktor-faktor produksi tersebut, merupakan dua
unsur yang saling berhubungan secara timbal balik. Hubungan yang dimaksud
sebagai akibat adanya penawaran sumber-sumber modal dari masyarakat yang
memiliki tabungan, sedangkan permintaan berasal dari pihak-pihak yang mencari
16
keuntungan dengan memamfaatkan tabungan masyarakat tersebut dalam kegiatan
usaha bisnis atau proyek untuk menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan
masyarakat banyak. Dengan menggunakan social opportunity cost, untuk menilai
benefit dan biaya dalam aktivitas bisnis atau proyek, kepentingan dari dua pihak
dapat diketahui secara pasti. Social opportunity cost merupakan benefit yang
dikorbankan karena sejumlah faktor modal digunakan untuk kegiatan lain, dan
besarnya benefit tersebut merupakan biaya modal bagi mereka yang
menggunakannya dalam suatu kegiatan usaha (Dadjim dan Herlina, 2013).
Penggunaan opportunity cost menjadi sangat penting dalam menilai
besarnya perbedaan benefit yang dihasilkan proyek dengan biaya yang
dikeluarkan, karena inti utama dari pada analisis investasi modal dalam proyek
untuk mengetahui apakah proyek tadi memberikan benefit lebih besar dari biaya
selama jangkan waktu periode tertentu, sehubungan dengan rencana investasi
tersebut. Untuk mengetahui perbedaan yang dimaksud, pemilik modal harus
menghitung besarnya arus benefit dan biaya tiap tahun selama umur proyek, dan
membandingkan kedua faktor tersebut. Kemudian total hasil nilai perbedaan
kedua faktor tadi dibandingkan dengan total nilai yang diperoleh sekarang
seandainya sumber-sumber modal yang dimaksud tidak diinvestasikan dalam
proyek, apakah lebih kecil, sama atau lebih besar nilainya dibandingkan dengan
nilai tingkat bunga yang terjadi di pasar modal (Dadjim dan Herlina, 2013).
Oleh karena itu dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar modal akan
memungkinkan untuk menghitung dan membandingkan arus benefit dan biaya
dari suatu proyek selama jangka waktu periode tertentu, yaitu dengan menerapkan
tingkat bunga tersebut melalui proses yang disebut “discounting”. Yang dimaksud
dengan discounting dalam hal ini, yaitu discount factor yang digunakan tiap tahun
berdasarkan tingkat bunga yang berlaku dipasar modal yang diasumsikan untuk
dibayar dan atau akan dapat dibayar (Dadjim dan Herlina, 2013).
2.2.2 Penerapan Discount Factor Dalam Mencari atau Menghitung Time
Value of Money
Untuk menghitung time value of money ini, maka akan dibicarakan tentang
penerapan discounting factor sehubungan dengan evaluasi investasi modal dalam
17
proyek atau bisnis yang akan dilakukan, sebagaimana diuraikan dibawah ini :
1. Discount Factor
Penggunaan discount factor untuk mencari Present Value (P) dapat
dilakukan jika diketahui F, i, n. Dengan kata lain discount factor
digunakan untuk menghitung nilai uang pada saat sekarang (present
value), jika diketahui jumlah arus penerimaan dan atau pengeluaran
dimasa-masa akan datang dalam jangka suatu periode tertentu.
Rumus : P = Fi …………………………… (2.1)
( 1 + i )n
Keterangan :
F = Jumlah modal pada akhir periode tertentu (future)
P = Jumlah modal pokok sekarang (present)
i = Tingkat bunga yang berlaku tiap tahun
n = Jangka waktu
2. Present Worth/Value of an Annuity Factor
Mencari nilai sekarang (P) dari penjumlahan tetap yang sama besarnya
yang dibayar atau diterima pada setiap akhir tahun, selama jangka waktu
suatu periode tertentu. Dalam hgal ini P dapat dicari, apabila A, i, dan n
diketahui.
Rumus : P = A (1 + i )n – 1 ……………………………. (2.2)
i(1 + i )n
Keterangan :
A = Jumlah penerimaan/pembayaran tiap tahun sama
P = Modal pokok sekarang
i = Tingkat bunga yang berlaku tiap tahun
n = Jangka waktu
3. Capital Recovery Factor
Untuk mencari besarnya anuitas (A), dapat dihitung jika diketahui P, n,
dan i. Anuitas adalah jumlah tetap yang harus dibayar atau diterima tiap
18
akhir tahun selama jangka waktu suatu periode tertentu. Umumnya capital
recovery factor digunakan dalam menghitung jumlah angsuran pinjaman
pokok dan bunga yang harus dibayar oleh peminjam bank, sehubungan
dengan adanya pinjaman uang dari bank tersebut.
Rumus : A = P i (1 + i )n …………………………… (2.3)
(1 + i )n - 1
Keterangan :
A = Jumlah penerimaan/pembayaran tiap tahun sama
P = Modal pokok sekarang
i = Tingkat bunga yang berlaku tiap tahun
n = Jangka waktu
4. Compounding Factor
Compounding factor digunakan untuk mencari nilai F (Future Value), jika
diketahui P, n, dan i.
Rumus : F = P ( 1 + i )n ………………………………….. (2.4)
Keterangan :
F = Jumlah modal pada akhir periode tertentu (future)
P = Jumlah modal pokok sekarang (present)
i = Tingkat bunga yang berlaku tiap tahun
n = Jangka waktu
5. Compounding Factor for 1 per annum
Untuk mencari besarnya F, apabila jumlah yang diterima/dibayarkan tiap
tahun selama jangka waktu tertentu jumlahnya sama tiap tahun, tetapi
dalam hal ini penerimaan/pembayaran tiap tahun yang dimaksud dilakukan
sekaligus pada akhir jangka waktu yang telah disepakati oleh pihak-pihak
yang bersangkutan. Besarnya nilai F yang dimaksud, dapat dihitung
apabila besarnya nilai A, n, dan i diketahui.
Rumus : F = A {(1 + i )n -1} ………………………… (2.5)
i
19
Keterangan :
F = Jumlah modal pada akhir periode tertentu (future)
A = Jumlah penerimaan/pembayaran tiap tahun sama
i = Tingkat bunga yang berlaku tiap tahun
n = Jangka waktu
6. Sinking Fund Factor
Untuk mencari berapa jumlah uang tiap awal tahun yang besarnya sama
untuk didepositkan ke bank, agar seseorang pada akhir suatu periode
tertentu mendapatkan sejumlah uang yang tertentu yang didinginkan.
Jumlah yang didepositkan tiap awal tahun adalah sama (annuity), dan
dapat dicari bila i dan F diketahui.
Rumus : A = Fi ……………………………. (2.6)
( 1 + i )n - 1
Keterangan :
F = Jumlah uang yang diinginkan pada akhir tahun periode
tertentu sesudah beberapa tahun. (misalkan sesudah 4 tahun)
A = Jumlah penerimaan/pembayaran tiap tahun sama
i = Tingkat bunga yang berlaku tiap tahun
n = Jangka waktu
7. Mencari besarnya bunga ( i )
Besarnya bunga dapat dicari apabila P, F, dan n diketahui, yaitu dengan
menggunakan rumus : F = P ( F/P )in ……………………………. (2.7)
2.2.3 Analisa dan Peramalan
Analisa dan peramalan dilakukan untuk keperluan melihat peluang
pemasaran yang tersedia dan menentukan sebagian yang akan menjadi peluang
pemasaran untuk proyek yang diusulkan. Analisa dan peramalan untuk tahun-
tahun berikutnya, dapat dilakukan setelah data-data yang diperlukan untuk analisa
dapat dkumpulkan. Analisa ini sangat penting untuk membuat kajian analisa
20
finansial. Dalam analisa finansial, peramalan keuntungan pada tahun-tahun
berikutnya sangat memegang peranan untuk analisa present value dari
keuntungan-keuntungan tersebut. Selain untuk keperluan tersebut, analisa
peramalan pendapatan pada tahun-tahun ke depan diperlukan bagi investor untuk
dapat mengambil keputusan-keputusan yang penting dalam investasi. Karena
dapat menentukan keuntungan yang akan dicapai, maka akan terlihat jelas
besarnya ratio/perbandingan biaya dengan benefit/keuntungan. Penguasaan dan
kesesuaian pemilihan metode peramalan akan sangat penting dalam keberhasilan
dalam menganalisa data yang ada.
Meramalkan nilai suatu variable perlu diketahui sifat dan perilaku variable
tersebut di waktu sekrang dan lampau. Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah metode time series. Beberapa metode yang terangkum dalam metode time
series adalah :
a. Metode Trend Linear
b. Metode Trend Kuadratik
c. Metode Trend Eksponential
Penjelasan dari masing-masing metode tersebut adalah sebagai berikut :
a. Metode Trend Linear
Metode ini digunakan jika scater diagram di masa lalu yang tersedia
cenderung merupakan garis lurus. Fungsi perrsamaan dari metode ini adalah :
Y = a + bx……………………………………………………….. (2.8)
Koefisen a dan b dapat diperoleh dengan :
a = ∑푌: 푛 …………………………………………………………... (2.9)
b = ∑푋푌 : ∑푋 ……………………………………………………… (2.10)
jika ∑푋 = 0
Keterangan :
Y = variabel permintaan
n = jumlah data
X = variable tahun
b. Metode Trend Kuadratik
Metode ini digunakan jika scatter diagram dari masa lalu yang tersedia
cenderung berbentuk parabola.
21
Fungsi persamaan dari metode ini adalah :
Y = a + bx + cx2…………………………………………………. (2.11)
Koefisien a, b, dan c diperoleh dengan :
a = ( ∑푌 − 푐 ∑푋 ) ∶ 푛 …………………………………………… (2.12)
b = ∑푋푌 ∶ ∑푋 …………………………………………………… (2.13)
c = [ n ∑푋 푌 − (∑푋 )(∑푌)] ∶ [푛 ∑푋 − (∑푋 ) ] …………… (2.14)
Jika ∑푋 = 0
c. Metode Trend Eksponential
Metode ini digunakan jika data yang tgersedia cenderung naik turun dengan
perbedaan yang terlalu banyak, tetapi secra keseluruhan cenderung naik.
Fungsi persamaan dari metode ini adalah :
Y1 = abx…………………………………………………………. (2.15)
Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma :
Log Y1 = log a + ( log b ) x…………………………………………. (2.16)
Jika ∑푋 = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan :
Log a = ∑ log푦 ∶ 푛…………………………………………………. (2.17)
Log b = [ ∑(푥. log푦)] ∶ ∑푋 ………………………………………. (2.18)
Sedangkan hasil peramalan dilakukan dengan mencari anti logaritma dari hasil
peramalan dengan fungsi logaritma tersebut.
Trend yang paling tepat adalah yang memberikan nilai MAPE dan MAD yang
terkecil.
- MAPE (Mean Absolute Persentage Error)
Merupakan nilai mutlak persentase rata-rata kesalahan dimana nilai ini
mengukur ketelitian dari kelayakan nilai time series. Adapun rumus
MAPE adalh sebagai berikut :
MAPE = ∑ ′ / 푥 100 …………………… (2.19)
Yt ≠ 0
Keterangan :
Y = nilai aktual
Ỳ = nilai estimasi
22
n = jumlah data
- MAD ( Mean Absolute Deviation )
Merupakan nilai mutlak rata-rata simpangan, dimana nilai mengukur
ketepatan dari nilai time series. Rumus MAD adalah sebagai berikut :
MAD = ∑
………………………………… (2.20)
Keterangan :
Y = nilai aktual
Ỳ = nilai estimasi
n = jumlah data
2.2.4 Metode-metode Kriteria Penilaian Investasi
Untuk menganalisis atau mengevaluasi investasi modal dalam suatu
proyek tertentu, apakah menguntungkan atau tidak menguntungkan, dilakukan
dengan metode analisis finansial berdasarkan arus biaya dan benefit. Yang
dimaksud dengan metode atau kriteria penilaian investasi adalah bentuk model
yang digunakan untuk menilai apakah suatu investasi modal yang akan dilakukan
pada suatu proyek atau bisnis layak atau tidak, dilihat dari kemampuan proyek
menghasilkan keuntungan bersih tiap tahun (Dadjim dan Herlina, 2013). Adapun
metode yang dimaksud, terdiri dari :
a. Net Present Value (NPV)
b. Benefit Cost Ratio (BCR)
c. Internal Rate of Return (IRR)
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh
aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk
dan kas keluar selama umur proyek ke nilai sekarang. Kemudian
menghitung angka netto maka akan diketahui selisihnya dengan memakai
dasar yang sama, yaitu harga saat ini. Berarti sekaligus dua hal yang
sudah diperhatikan, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan besar aliran kas
23
masuk dan keluar (Soeharto, 1997).
Suatu cash flow investasi tidak selalu dapat diperoleh secara lengkap,
yaitu terdiri dari cash in dan cash out, tetapi mungkin saja hanya dapat
diukur langsung aspek biayanya saja atau benefitnya saja (Giatman,
2006). Cash flow yang benefit saja perhitungannya disebut dengan
Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan
hanya cash out (cost) disebut dengan Present Worth of Cost (PWC).
Sementara itu, NPV diperoleh dari PWB-PWC.
Untuk mendapatkan nilai PWB, PWC, dan NPV dipakai formula umum
sebagai berikut :
PWB = ∑ 퐶푏 (퐹푃퐵)…………………………………………………… (2.21)
PWC = ∑ 퐶푐 (퐹푃퐵)…………………………………………………… (2.22)
NPV = PWB – PWC……………………………………….. (2.23)
Keterangan:
NPV = Net Present Value
PWB = Present Worth of Benefit
PWC = Present Worth of Cost
Cb = Cash Flow Benefit
Cc = Cash Flow Cost
n = Umur investasi
t = Periode waktu
FPB = Faktor bunga present
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau
tidak, diperlukan suatu ukuran / kriteria tertentu dalam metode NPV,
yaitu:
NPV ≥ 0 Artinya investasi akan menguntungkan / layak
NPV < 0 Artinya investasi tidak menguntungkan / tidak layak
b. Benefit Cost Ratio (BCR)
Penggunaan Benefit Cost Ratio (BCR) sangat sering digunakan dalam
mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor
24
publik. Dalam hal ini penekanannya ditujukan pada benefit bagi
kepentingan umum dan bukan kepentingan finansial perusahaan. Prinsip
dasar metode ini adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat
efektifitas pemanfaatan biaya terhadap mamfaat yang diperoleh
(Soeharto, 1997). Indeks ini dikenal sebagai indeks Benefit Cost Ratio,
yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
BCR = ……………………………………….. (2.24)
Keterangan:
BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya (Benefit Cost Ratio)
PWB = Present Worth of Benefit atau nilai sekarang benefit
PWC = Present Worth of Cost
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah
melalui metode ini adalah :
BCR ≥ 1 Artinya investasi layak
BCR < 1 Artinya investasi tidak layak.
c. Internal Rate of Return (IRR)
IRR atau Internal Rate of Return atau arus pengembalian internal adalah
arus pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk = NPV
aliran kas keluar. Pada metode IRR yang akan dicari adalah suku
bunganya disaat NPV sama dengan nol (Soeharto, 1997). Untuk
mendapatkan IRR dilakukan dengan mencari besarnya NPV dengan
memberikan nilai i variabel (berubah-ubah) sedemikian rupa sehingga
diperoleh suatu nilai i saat NPV mendekati nol yaitu NPV(+) dan nilai
NPV(-), dengan cara coba-coba (trial and error). Jika telah diperoleh nilai
NPV(+), NPV(-) tersebut diasumsikan nilai diantaranya sebagai garis
lurus, selanjutnya dilakukan interpolasi untuk mendapatkan IRR. Secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
퐼푅푅 = 푖푁푃푉 +
(푖푁푃푉 − 푖푁푃푉 ) …….. (2.25)
25
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return yang akan dicari
iNPV- = suku bunga negatif
iNPV+ = suku bunga positif
NPV- = Net Present Value dengan hasil negatif
NPV+ = Net Present Value dengan hasil positif
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak
setelah melalui metode ini adalah :
IRR ≥ MARR, investasi layak
IRR < MARR< investasi tidak layak
Dimana MARR adalah Minimum Atraractive Rate of Return
2.3 Analisa Sensitivitas
Apabila akan merencanakan suatu proyek, semua biaya akan dikeluarkan
dan benefit yang diperoleh tiap tahun semuanya diperhatikan berdasarkan data
yang diperoleh dari proyek yang sudah ada atau dari teori yang berhubungan
dengan proyek yang direncanakan.
Dengan demikian mungkin saja terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan
perkiraan biaya dan benefit yang telah disusun, untuk itu perlu adanya analisa
sensitivitas. Dengan mengambil perkiraan bahwa bagaimana sebenarnya jika
terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Jika biaya (cost) bertambah 10% dan pendapatan (benefit) tetap
b. Jika biaya (cost) tetap dan pendapatan (benefit) berkurang 10%
c. Jika biaya (cost) bertambah 10% dan pendapatan (benefit) berkurang 10%
Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan
akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-
parameter yang mempengaruhinya (Pujawan, 1995).
26
2.4 Biaya-biaya
Biaya yang akan dihitung di sini adalah biaya perkiraan (predictive cost)
yaitu perkiraan biaya yang akan dikeluarkan bila kegiatan itu dilaksanakan.
Biaya-biaya yang akan dihitung antara lain :
1. Biaya investasi (Investment cost), yaitu biaya yang ditanamkan
dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroperasi dengan
baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha
dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka panjang untuk
kesinambungan usaha tersebut.
2. Biaya pengembalian dana pinjaman, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
kompensasi nilai uang yang dipinjam terhadap waktu kepada pihak yang
memberikan pinjaman. Biaya ini besarnya tergantung dari jumlah uang
pinjaman, suku bunga pinjaman, dan lamanya pengembalian.
3. Pajak penjualan properti merupakan pajak yang dikenakan oleh
pemerintah, baik dalam bentuk pajak bumi dan bangunan ataupun pajak
yang dikenakan sewaktu transaksi properti dilakukan. Pajak-pajak yang
terkait dengan penjualan properti dari penjual (baik developer maupun
penjual properti bekas) kepada pembeli (pemakai langsung dan tidak
untuk dijual kembali), paling tidak ada dua jenis : Pajak Penghasilan
(PPh) Final dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Apabila properti yang
dijual tersebut termasuk properti yang dikategorikan sebagai barang
mewah, maka akan dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM).
Pajak Penghasilan yang bersifat final atas peralihan hak atas tanah
dan/atau bangunan akan dikenakan kepada penjual dari hak tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2008, atas
penghasilan sehubungan dengan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan ini dikenakan PPh Final sebesar 5% dari jumlah bruto nilai
pengalihan. Sedangkan pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan
Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh WP yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan PPh
Final sebesar 1% dari nilai pengalihan.
27
4. Biaya Modal (Cost of Capital)
Menurut Soeharto (1997) biaya modal adalah biaya rata-rata tertimbang
atau weighted average cost of capital (WACC) dari maisng-masing
sumber. Definisi WACC adalah tingkat keuntungan rata-rata tertimbang
perusahaan yang diinginkan investor. Bila perusahaan hanya memakai
dana pinjaman dari bank untuk membiayai proyek, maka biaya modalnya
adalah biaya yang timbul karena pinjaman tersebut. Sedangkan bila
berasal dari modal campuran hutang dan ekuitas, maka biaya modal rata-
rata tertimbang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
WACC = ( Wh x Kh ) + ( We x Ke ) ……………………………. (2.26)
Dimana :
WACC = Rata-rata biaya modal tertimbang
Wh = Persentase bobot hutang dalam struktur pembiayaan
Kh = Biaya hutang
We = Persentase bobot dana sendiri dalam struktur pembiayaan
Ke = Biaya modal dana sendiri