bab ii teori dan kajian pustaka a. tinjauan teorieprints.umm.ac.id/48890/3/bab ii.pdf · 1) proyek...

24
BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Penjadwalan a. Pengertian Penjadwalan Seluruh kegiatan operasional perusahaan tidak lepas dari penjadwalan untuk keberlangsungan proses produksi yang berhubungan dengan sumber daya manusia, peralatan, bahan baku, fasilitas dan ketepatan waktu produksi. Sehingga setiap aktivitas membutuhkan penjadwalan yang tepat agar tidak terjadi kerugian waktu dan biaya. Aktivitas yang dilakukan sehari hari dalam perusahaan mempunyai beberapa hal yang harus dijadwal sesuai dengan keinginan pemilik. Penjadwalan yang dijelaskan oleh Heizer & Render (2016) aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan dimana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan pada sumber daya yang terbatas, serta pengalokasian sumber daya pada suatu waktu tertentu dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada. Penjadwalan dapat diartikan sebagai pengalokasian sejumlah sumber daya (resource) untuk melakukan sejumlah tugas atau operasi dalam jangka waktu tertentu dan merupakan proses pengambilan keputusan yang peranannya sangat penting dalam industri manufaktur dan jasa yaitu 9

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

BAB II

TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Penjadwalan

a. Pengertian Penjadwalan

Seluruh kegiatan operasional perusahaan tidak lepas dari

penjadwalan untuk keberlangsungan proses produksi yang berhubungan

dengan sumber daya manusia, peralatan, bahan baku, fasilitas dan

ketepatan waktu produksi. Sehingga setiap aktivitas membutuhkan

penjadwalan yang tepat agar tidak terjadi kerugian waktu dan biaya.

Aktivitas yang dilakukan sehari – hari dalam perusahaan mempunyai

beberapa hal yang harus dijadwal sesuai dengan keinginan pemilik.

Penjadwalan yang dijelaskan oleh Heizer & Render (2016) aktivitas

perencanaan untuk menentukan kapan dan dimana setiap operasi sebagai

bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus dilakukan pada sumber

daya yang terbatas, serta pengalokasian sumber daya pada suatu waktu

tertentu dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada.

Penjadwalan dapat diartikan sebagai pengalokasian sejumlah sumber daya

(resource) untuk melakukan sejumlah tugas atau operasi dalam jangka

waktu tertentu dan merupakan proses pengambilan keputusan yang

peranannya sangat penting dalam industri manufaktur dan jasa yaitu

9

Page 2: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

10

mengalokasikan sumber-sumber daya yang ada agar tujuan dan sasaran

perusahaan lebih optimal.

Penjadwalan mempunyai beberapa tujuan penting yang harus

dijadikan tolak ukur dalam setiap kegiatan. Penjadwalan berguna untuk

menentukan alur kegiatan yang ada dan untuk mengurangi tingkat

pengangguran dalam kegiatan agar tidak terdapat waktu yang terbuang

sehingga memiliki acuan yang berguna dalam hal berbagai kegiatan

bisnis yang dilakukan.

b. Jenis – Jenis Penjadwalan

Tugas penjadwalan sebagian besar adalah fungsi dari volume hasil

sistem. Sistem volume tinggi membutuhkan pendekatan yang secara

mendasar berbeda dari pendekatan yang dibutuhkan oleh bengkel kerja,

begitu juga penjadwalan proyek membutuhkan pendekatan yang

berbeda lagi. Ada 3 jenis penjadwalan menurut Stevenson & Chuong

(2014) yaitu :

1) Penjadwalan dalam Sistem Volume Tinggi

Penjadwalan meliputi pengalokasian beban kerja ke pusat

kerja tertentu dan menentukan urutan dimana operasi harus

dilakukan. Sistem volume tinggi dicirikan oleh perlengkapan dan

aktivitas terstandarisasi yang memberikan operasi sangat mirip pada

pelanggan atau produk seiring mereka melalui sistem tersebut.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran barang atau pelanggan

Page 3: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

11

yang lancar melalui sistem untuk mencapai tingkat penggunaan

tinggi terhadap tenaga kerja dan perlengkapan. Sistem volume

tinggi sering disebut sebagai sistem aliran (flow systems).

2) Penjadwalan dalam Sistem Volume Menengah

Output sistem volume menengah berada diantara jenis output

terstandardisasi dari sistem volume tinggi dan output bengkel kerja

yang dibuat berdasarkan pesanan. Seperti dalam sistem volume

tinggi, sistem volume menengah biasanya memproduksi output

standar.

3) Penjadwalan dalam Volume Rendah

Karakteristik dari sistem volume rendah sangat berbeda dari

sistem volume tinggi dan menengah. Produk dibuat sesuai pesanan,

dan pesanan biasanya sangat berbeda dalam hal kebutuhan

pemrosesan, material yang dibutuhkan, waktu pemrosesan, serta

urutan pemrosesan dan persiapan.

2. Penjadwalan Proyek

a. Penjadwalan Proyek

Penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai

permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan

untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis supaya alokasi

sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan

proyek. Secara umum, penjadwalan proyek mempunyai manfaat yaitu

Page 4: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

12

memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-

batas waktu untuk mulai dan akhir dari setiap pekerjaan.

Penjadwalan proyek memberikan sarana untuk menilai kemajuan

pekerjaan, menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan dengan

harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan dan

merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek. Penjadwalan

proyek yang efektif dapat menghasilkan penghematan biaya dan

peningkatan produktivitas. Selain itu, penjadwalan yang efektif dapat

menghasilkan keuntungan-keuntungan yang lain (Stevenson & Chuong,

2014).

b. Proyek

Proyek didefinisikan sebagai rangkaian tugas-tugas (kegiatan) yang

berkaitan dan diarahkan menuju output yang besar. Seringkali proyek

dalam suatu suatu waktu menjadi tantangan bagi manajer operasi. Orang-

orang berkepentingan sangat tinggi. Jutuaan bahkan milyaran biaya yang

dihabiskan karena prencanaan proyek yang sangat buruk. Penundaan yang

tidak perlu telah terjadi karena buruknya penjadwalan. Perusahaan banyak

yang bangkrut karena buruknya pengendalian.

Menurut Schwalbe (2006) dalam buku Manajemen Proyek Dimyati

& Nurjaman (2016) bahwa proyek adalah usaha yang bersifat sementara

untuk menghasilkan produk atau layanan yang unik. Kemudian menurut

Larson (2000) dalam buku Manajemen Proyek Dimyati & Nurjaman

Page 5: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

13

(2016), proyek adalah kegiatan kompleks, tidak rutin, dan usaha satu

waktu yang dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi

kinerja yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Menurut Haming & Nurnajamuddin ( 2014), jadwal disusun untuk

menjadi acuan penyelenggaraan proyek sekaligus sebagai landasan

pengawasan pelaksanaan proyek yang bersangkutan. Bentuk jadwal yang

paling awal diterapkan dalam manajemen proyek ialah Bagan Gantt (Gantt

Chart). Bagan Gantt ini memiliki bentuk sederhana dan mudah untuk

dibuat. Selain itu, juga banyak dipakai di level pelaksana proyek karena

mudah dimengerti oleh tukanh dan tukang kepala (mandor). Dibalik

kelebihannya, Bagan Gantt tidak dapat menunjukkan hubungan presidensi

aktivitas. Penyempurnaan atas Bagan Gantt dilakukan dengan mengenalkan

metode jaringan kerja (network planning). Metode jaringan kerja ini ada

dua macam, yaitu PERT diagram (Programming, Evaluating, and Review

Techniques) dan CPM (Critical Path Method).

c. Tujuan Proyek

Menurut Larson (2000) dalam Buku Manajemen Proyek Dimyati &

Nurjaman (2016), tujuan utama proyek adalah memuaskan kebutuhan

pelanggan. Di samping kemiripan, karakteristik dari sebuah proyek

membantu membedakan proyek tersebut dari yang lainnya dalam

organisasi. Karakteristik utama proyek adalah penetapan tujuan, masa

hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir, melibatkan beberapa

Page 6: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

14

departemen dan professional, melakukan sesuatu yang belum pernah

dilakukan sebelumnya, waktu dan biaya merupakan kebutuhan yang

spesifik.

d. Atribut Proyek

Atribut proyek yaitu proyek memiliki tujuan yang unik. Proyek

merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan

spesifik. Produk atau output yang dihasilkan dari proyek harus

didefinisikan secara jelas. Proyek bersifat sementara, dalam proyek

harus ditentukan waktu awal dan akhir proyek sehingga proyek

bukanlah sebuah proses berkelanjutan. Proyek memerlukan alat bantu

control seperti gantt charts atau PERT charts diperlukan dalan sebuah

proyek untuk mengukur dan pengendalian (Schwalbe, 2016) dalam buku

Manjemen Proyek yang ditulis oleh ( Dimyati & Nurjaman, 2016).

Proyek memerlukan sumber daya yang bersifat ad-hoc dan lintas

disiplin ilmu. Sumber daya yang dibutuhkan dari berbagai area atau bidang

yang meliputi manusia, hardware, software, dan aset lainnya yang bersifat

sementara. Dalam proyek memiliki sponsor utama yang melibatkan pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholder), salah satunya menjadi

sponsorship yang menyediakan arahan dan mendanai dari proyek. Sebuah

proyek mengandung ketidakpastian karena memiliki karakteristik khusus,

sulit untuk mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan proyek, dan

Page 7: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

15

biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut sering menjadi penyebab

munculnya kendala atau tantangan.

e. Standar Kinerja Proyek

Seluruh urutan kegiatan proyek harus memiliki standar kinerja

biaya proyek yang dibuat dengan akurat, yaitu dengan cara membuat

format perencanaan berikut :

1) Kurva S digunakan untuk mengetahui progress waktu proyek, kurva

S berguna juga untuk mengendalikan kinerja biaya.

2) Diagram Cash Flow menunjukkan rencana aliran pengeluaran dan

pemasukan biaya selama proyek berlangsung. Diagram ini dapat

mengendalikan keseluruhan biaya proyek secara detail sehingga

tidak mengganggu keseimbangan kas proyek.

3) Kurva Earned Value menyatakan nilai uang yang telah dikeluarkan

pada baseline tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek.

Apabila ada indikasi biaya yang dikeluarkan melebihi rencana,

maka biaya tersebut dikoreksi dengan melakukan penjadwalan

ulang dan meramalkan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan

hingga akhir proyek karena penyimpangan tersebut.

4) Balance Sheet, menyatakan bahwa besarnya aktiva dan pasiva

keuangan perusahaan selama periode satu tahun dengan keseluruhan

proyek yang sudah dikerjakan beserta aset yang dimiliki oleh

perusahaan.

Page 8: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

16

f. Ruang Lingkup Proyek

Schwalbe yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2016)

bahwa setiap proyek dibatasi oleh ruang lingkup (scope), waktu (time),

dan biaya (cost). Batasan ini sering digunakan ke dalam manajemen

proyek sebagai tiga batasan utama. Agar proyeknya berhasil, manajer

proyek harus mempertimbangkan hal berikut. Pertama, ruang lingkup

pekerjaan apa yang akan dilakukan sebagai bagian dari proyek tersebut,

serta produk dan layanan atau hasil apa yang diinginkan oleh pelanggan

(sponsor) yang dapat dihasilkan dalam suatu proyek. Kedua, waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Ketiga, biaya yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek.

Setiap proyek memiliki tujuan khusus dan dalam proses pencapaian

tujuan tersebut ada tiga konstrain yang harus dipenuhi, yang dikenal dengan

Trade-off Triangle atau Triple Constraint. Triple Constraint adalah usaha

pencapaian tujuan yang berdasarkan tiga batasan berikut.

1) Tepat biaya, proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak

melebihi anggaran, baik biaya setiap item pekerjaan, periode

pelaksaanaan maupun biaya total sampai akhir proyek.

2) Tepat waktu, proyek harus dikerjakan dengan tepat waktu sesuai

dengan jadwal pelaksanaan proyek (schedule) yang telah

direncanakan yang ditunjukkan dalam bentuk prestasi pekerjaan

(work progress).

Page 9: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

17

3) Tepat mutu, mutu produk atau disebut sebagai kinerja

(performance) harus memenuhi spesifikasi dan kriteria dalam taraf

yang disyaratkan oleh pemilik.

Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi

penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran

proyek. Manajemen proyek dikatakan baik jika sasaran tersebut

tercapai. Suatu proyek memerlukan penjadwalan (scheduling), yaitu

pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan tiap-tiap

pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga

tercapai optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.

Penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai

permasalahannya, proses monitoring serta updating selalu dilakukan

untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi

sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan

tujuan proyek.

Secara umum, penjadwalan proyek mempunyai manfaat

diantaranya memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan

mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari tiap-tiap

pekerjaan, memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan,

menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan dengan

harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan dan

sarana penting dalam pengendalian proyek.

Page 10: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

18

g. Karakteristik Proyek

Proyek biasanya dibatasi oleh kebutuhan yang sifatnya mendesak,

karena tuntutan pengembangan dan tingkat pertumbuhan sosial dan

ekonomi dari suatu lokasi atau daerah tertentu. Proyek biasanya

difasilitasi oleh pemerintah atau dapat juga dilatarbelakangi oleh

manfaat ekonomis yang biasanya dilakukan oleh sektor swasta. Setiap

proyek memiliki karakteristik tersendiri dalam hal kegiatan yang

dilakukan, tujuan dan sasaran, serta produk akhir. Berikut uraian jenis

proyek berdasarkan komponen kegiatan utama dan produk akhir.

1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan,

design engineering, pengadaan, dan konstruksi. Produknya berupa

pembangunan jembatan, gedung, pelabuhan, jalan raya, dan

sebagainya yang biasanya menyerap kebutuhan sumber daya yang

besar serta dapat dimanfaatkan oleh orang banyak.

2) Proyek industri manufaktur, kegiatan utamanya adalah design

engineering, pengembangan produk, pengadaan, manufaktur,

perakitan, uji coba terhadap produk, serta pemasaran. Produknya

dapat berupa kendaraan, alat elektronik, bahan tekstil, pakaian, dan

lainnya yang dapat diproduksi dalam jumlah, misalnya

penggunaannya dapat bersifat individu atau dapat digunakan banyak

orang.

Page 11: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

19

3) Proyek penelitian dan pengembangan, kegiatan utama proyek ini

adalah melakukan penelitian dan pengembangan untuk

menghasilkan produk tertentu. Proses pelaksanaan serta lingkup

kerja yang dilakukan sering mengalami perubahan untuk

menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek. Tujuan proyek dapat

berupa memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan, atau

metode produksi.

4) Proyek padat modal, jenis proyek ini tidak diartikan berdasarkan

komponen kegiatannya saja, tetapi lebih pada jumlah dana kapital

yang digunakan dengan jumlah cukup besar. Proyek padat modal

tidak selalu berarti padat tenaga kerja, tetapi dapat saja berarti

proyek dengan teknologi tinggi membutuhkan biaya besar dengan

tenaga kerja secukupnya. Contohnya adalah proyek pembebasan

lahan, pembelian material, dan peralatan dengan jumlah besar,

pembangunan fasilitas produksi dan sebagainya.

5) Proyek pembangunan produk baru, proyek ini merupakan gabungan

antara proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat

modal, lalu dilanjutkan dengan mendirikan unit percobaan dalam

bentuk pilot plan. Setelah hasil uji coba berhasil dan dapat

diproduksi secara massal, dilanjutkan dengan proyek padat modal

untuk membangun fasilitas produksi sesuai dengan kapasitas yang

diinginkan.

Page 12: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

20

6) Proyek pelayanan manajemen, proyek ini berkenaan dengan kegiatan

spesifik suatu perusahaan yang produk akhirnya berupa jasa atau

dalam bentuk nonfisik. Laporan akhir proyek dapat dipakai oleh

perusahaan pemilik proyek sebagai rekomendasi untuk pedoman

pelaksanaan dan standar operasional prosedur dari suatu pekerjaan.

Contoh proyek ini adalah proyek pengembangan sistem informasi

perusahaan, perbaikan efisiensi kinerja perusahaan dan sebagainya.

7) Proyek infrastruktur, proyek ini berkaitan dengan penyediaan

kebutuhan masyarakat secara luas dalam hal prasarana transportasi,

pembangunan waduk, pembangkit tenaga listrik, pengairan sawah,

sarana instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air minum.

3. Metode Penjadwalan Proyek

Perencanaan dan pengendalian proyek timbul karena kompleksnya dan

sifat saling bergantung dari kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk

menyelesaikan proyek. Menurut Dimyati & Nurjaman (2016) metode

perencanaan proyek diantaranya sebagai berikut :

a. Metode Penjadwalan dengan Diagram Balok

Metode penjadwalan dengan diagram balok pertama kali

dipublikasikan oleh H.L. Gantt pada tahun 1917. Diagram balok disusun

dengan tujuan untuk mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam

merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu

penyelesaian, dan pada saat pelaporan.

Page 13: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

21

Tabel 2.1. Lingkup Proyek Pembangunan Gudang Kerangka Besi

SIMBOL JENIS PEKERJAAN

A Membuat spesifikasi dan design

engineering

B membeli material untuk fondasi

C Membeli material bangunan

D Membuat fondasi

E Pabrikasi

F Mendirikan bangunan Sumber : Dimyati & Nurjaman (2016)

b. Metode Jaringan Kerja

Untuk menanggulangi metode diagram balok, dari segi

penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu langkah

penyempurnaan metode diagram balok karena dapat memberikan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab pada metode

tersebut. Berbagai analisis jaringan kerja, yang pemakaiannya sangat

luas adalah metode jalur kritis (CPM), project evaluation review

technique (PERT), dan metode preseden diagram (PDM). Ada 2 macam

teknik yang sering dipakai dalam penjadwalan proyek, yaitu activity on

arrow (AOA) anak panah dinyatakan sebagai aktivitas, contohnya

metode PERT dan CPM. Activity on node (AON) yaitu aktivitas

digambarkan sebagai node dan anak panah menyatakan logika hubungan

ketergantungan antar aktivitas, contohnya metode PDM.

c. Metode Penjadwalan dengan Menggunakan Metode Preseden Diagram

(PDM)

Page 14: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

22

Metode Preseden Diagram (PDM) adalah node yang umunya

berbentuk persegi empat, sedangkan anak panah sebagai penunjuk

hubungan berbagai kegiatan yang bersangkutan. Dengan begitu, dummy

yang ada dalam CPM dan PERT merupakan tanda penting untuk

menunjukkan hubungan ketergantungan, dalam PDM tidak diperlukan.

Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk

kotak segi empat. Beberapa atribut yang dicantumkan diantaranya kurun

waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama), mulai, dan

selesai kegiatan (ES, LS, EF.LF).

Nomor Urut

ES EF

Nama Kegiatan Kurun Waktu

LS LF

Sumber : Dimyati & Nurjaman (2016)

Gambar 2.1. Denah Node PDM

Telah dijelaskan bahwa pada PDM, anak panah sebagai

penghubung atau memberikan keterangan hubungan antar-kegiatan, dan

bukan meyatakan kurun waktu kegiatan, seperti halnya pada CPM

(kegiatan boleh mulai setelah kegiatan yang mendahului selesai) maka

hubungan antar-kegiatan berkembang menjadi beberapa kemungkinan

berupa kontrain. Kontrain menunjukkan hubungan antara kegiatan

dengan satu garis dari node karena setiap node memiliki dua ujung,

yaitu awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F).

Page 15: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

23

d. Critical Path Method (CPM)

Critical Path Method (CPM) merupakan metode berdasarkan

jaringan yang menggunakan keseimbangan waktu-biaya linier. Setiap

kegiatan dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu normalnya dengan

cara memintas kegiatan untuk sejumlah biaya tertentu. Dengan

demikian, jika waktu penyelesaian proyek tidak memuaskan, maka

beberapa kegiatan tertentu dapat dipintas untuk menyelesaikan proyek

dengan waktu yang lebih sedikit (Dimyati & Nurjaman, 2016).

e. Program Evaluation Review Technique (PERT)

PERT adalah teknik merencanakan, mengevaluasi, dan menalaah

proyek. Metode jaringan untuk penjadwalan proyek yang dikenal

sebagai PERT ini, pertama kali teknik ini dipakai oleh Angkatan Laut

Amerika Serikat pada waktu memprogram proyek peluru kendali Polaris

pada tahun 1953. Proyek tersebut melibatkan tidak kurang dari 2.000

perusahaan subkontraktor dan beberapa negara di Eropa. Proyek

direncanakan selesai dalam waktu lima tahun. Akan tetapi, dengan

menggunakan metode PERT, proyek dapat diselesaikan dalam waktu

tiga tahun.

Metode PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan

dilaksanakan adalah baru, belum ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas

dasar asumsi itu, maka orientasi metode PERT adalah mengoptimalkan

waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal

Page 16: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

24

minimisasi biaya. Kerena belum ada pengalaman sebelumnya, waktu

penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat

probabilistis. Waktu pengerjaan dibedakan atas tiga kategori waktu yang

disimbolkan dengan simbol-simbol berikut.

1) a = optimistic time, yaitu perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan

atas dasar asumsi bahwa tidak terdapat kendala untuk

menyelesaikannya. Waktu optimis ini merupakan perkiraan waktu

paling cepat untuk menyelesaikan pekerjaan yang bersangkutan.

2) b = pessimistic time, yaitu perkiraan waktu penyelesaian pekerjaan

atas dasar asumsi bahwa terdapat berbagai macam kendala untuk

menyelesaikannya. Kendala itu dapat berupa sediaan dana terbatas,

kondisi alam (hujan, banjir, bencana alam), keterbatasan pasokan

tenaga kerja, hambatan lazin, dan sebagainya. Waktu optimistis ini

merupakan perkiraan waktu paling lambat untuk menyelesaikan

pekerjaan yang bersangkutan.

3) m = most likely time, yaitu waktu paling mungkin untuk

menyelesaikan pekerjaan yang bersangkutan. Waktu ini memakai

asumsi bahwa sebagian kendala yang ada, terutama kendala yang

dominan teratasi sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan, sekalipun

penyelesaiannya memakan waktu lebih lama dari waktu optimis,

tetapi lebih cepat dari waktu pesimis.

Page 17: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

25

Metode Program Evaluation Review Technique (PERT)

merupakan alat manajemen proyek untuk melakukan suatu penjadwalan

, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di

dalam suatu proyek (Rahayu, 2018). Tujuan dari PERT adalah

pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting

dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek.

Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak

mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi,

serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara

menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini

memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan

teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah

ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

Jaringan kerja pada penjadwalan PERT terdiri dari beberapa jenis

kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Apabila

terjadi keterlambatan pada salah satu kegiatan, maka sering kali juga

menyebabkan keterlambatan durasi project secara keseluruhan.

Page 18: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

26

Sumber : Heizer & Render (2015) Gambar 2.2. Jaringan PERT

Penentuan jalur kritis adalah bagian utama dalam pengendalian

proyek. Aktivitas pada jalur kritis merepresentasikan tugas-tugas yang

akan menunda seluruh proyek, kecuali jika dapat diselesaikan secara

tepat waktu. Dimyati & Nurjaman (2016) mengemukakan bahwa yang

perlu dipahami dalam PERT adalah sebagai berikut:

a. Peristiwa (Event), yaitu suatu node atau lingkaran kecil yang

menunjukkan awal dan akhir suatu aktivitas atau pekerjaan.

b. Lingkaran Kecil (Node), yaitu lingkaran kecil yang di dalamnya

dibubuhkan nomor urut yang menjadi simbol kejadian awal dan

kejadian akhir pekerjaan.

c. Aktivitas (Activity), yaitu pekerjaan yang ada dalam proyek yang

memerlukan sumber daya manusia, material, dana, dan waktu,

sekaligus menjadi objek pengendalian manajemen.

d. Aktivitas Kritis (Critical Activity), yaitu aktivitas dalam proyek

yang tidak dapat ditunda tanpa menunda waktu penyelesaian

proyek. Biasa pula dinyatakan sebagai aktivitas yang waktu

luangnya (slack time) sama dengan nol.

e. Jalur Kritis (Critical Path), yaitu rangkaian kegiatan yang melalui

atau melintasi aktivitas kritis sebuah proyek atau rangkaian

pekerjaan pada proyek yang waktu luangnya sama dengan nol.

Page 19: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

27

f. Earliest time, yaitu perkiraan waktu paling cepat untuk

menyelesaikan pekerjaan tertentu yang ada dalam jaringan kerja

sebuah proyek.

g. Latest time, yaitu perkiraan waktu paling lambat untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan yang ada dalam sebuah jaringan

kerja proyek.

4. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berguna untuk mengetahui bagaimana metode

penelitian dan hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu

digunakan sebagai tolak ukur peneliti untuk menulis dan menganalisis suatu

penelitian. Tujuan penelitian terdahulu sendiri guna mengetahui langkah

penulis benar atau salah sehingga dapat menjadi referensi penulis dalam

menulis penelitian ini. Penulis telah melakukan berbagai pencarian refrensi

dengan menggunakan metode yaitu metode Program Evaluation And Review

Technique (PERT) dengan menggunakan variabel waktu dan biaya.

a. Penjadwalan proyek menggunakan metode PERT dengan variabel waktu.

Penjadwalan proyek mempunyai beberapa metode untuk mengatasi

keterlambatan suatu proyek. Penjadwalan dengan menggunakan metode

Program Evaluation And Review Technique (PERT) yang dilakukan oleh

Rahayu dan Nugraha (2018), tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan buffer time pada

pembangunan pabrik PT. Daya Kobelco. Hasil dari penelitian ini bahwa

Page 20: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

28

penjadwalan dengan metode PERT maka diperoleh 9 aktivitas kritis

yang mana aktivitas ini tidak boleh terlambat penyelesaiannya agar

proyek tidak melebihi waktu yang telah ditentukan. Dengan

menggunakan analisis PERT maka diperoleh durasi pengerjaan aktifitas

dalam proyek pembangunan gedung selama 274 hari, Jika proyek ini

akan diselesaikan selama kurang dari 240 hari, maka prosentase

keberhasilan proyek sebesar 0,026 %. Apabila perusahaan menetapkan

target prosentase keberhasilan proyek selesai tepat waktu sebesar 95%,

maka durasi optimal yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan

gedung adalah 290 hari.

Penggunaan metode PERT selanjutnya dilakukan oleh Raharja

(2014) dengan tujuan untuk membuat, mengetahui penjadwalan

pembangunan proyek dan ketepatan waktu penyelesaian, sehingga

perusahaan dapat menentukan penjadwalan proyek yang efektif dan

efisien. Hasil dari penelitian tersebut bahwa proses perencanaan proyek

terkait perencanaan sumber daya bahan maupun material untuk

kebutuhan proyek pada dasarnya bukup baik, namun tidak diikuti

dengan pengawasan yang baik. Sedangkan kebutuhan sumber daya

manusia masih belum selektif dalam pengadaannya.

Kemudian perencanaan jadwal rencana kerja PT. Hasana Damai

Putra dalam melaksanakan proyek ini ternyata tidak membuat jadwal

rencana kerja secara rinci. Dengan penerapan metode PERT dan CPM

Page 21: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

29

maka dapat diketahui bahwa dari segi waktu penyelesaian untuk awal

adalah 201 hari dan untuk usulan (dipercepat) adalah selama 168 hari,

sehingga terjadi efisiensi waktu selama 33 hari.

Di era globalisasi ini banyak berbagai aplikasi yang

dikembangkan untuk penjadwalan proyek, penelitian yang ditulis oleh

Bram dkk., (2014) yang bertujuan mengetahui kegiatan-kegiatan kritis

dan menentukan waktu penyelesaian proyek. Sehingga dapat diketahui,

pada kegiatan mana yang mendapat perhatian lebih supaya tidak terjadi

perpanjangan waktu. Hasil yang diperoleh berdasarkan metode PERT-

CPM penjadwalan proyek pembangunan rusunawa berbasis desain

prototype T-24 Karangroto, Semarang Jawa Tengah diperlukan waktu

selama 214 hari. Dalam hal ini, metode PERTCPM lebih optimal karena

lebih menghemat waktu. Lintasan kritis terdiri dari 46 kegiatan dari 104

kegiatan yang ada pada proyek tersebut.

b. Penjadwalan proyek menggunakan metode PERT dengan variabel

waktu dan biaya.

Penjadwalan proyek memiliki variabel diantaranya waktu dan

biaya, kedua variabel tersebut sangat penting di dalam penjadwalan

proyek. Seperti penelitian pertama dilakukan oleh Misrali dkk., (2015)

yang bertujuan mendeskripsikan, menginterpretasi dan menjelaskan

situasi dengan melakukan perubahan dengan tujuan perbaikan. Hasil

penelitian tersebut berdasarkan rencana awal perusahaan dalam

Page 22: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

30

pengerjaan proyek pembangunan gedung kelas di Fakultas Ekonomi

Universitas Jember dapat diselesaikan dalam jangka waktu 90 hari.

Menurut hasil perhitungan proyek menggunakan metode PERT

dihasilkan probabilitas sebesar 99,99% dalam menyelesaikan proyek

tersebut. Artinya proyek tersebut memiliki peluang sebesar 99,99%

untuk dikerjakan dalam jangka waktu 82 hari.

Limbah yang ada di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan

sehingga penjadwalan untuk pengolahan limbah sangat berpengaruh seperti

penelitian Imron & Wijayanti (2017), tujuan penelitian ini untuk

mengetahui evaluasi penjadwalan proyek dan biaya proyek pengolahan

limbah dengan pendekatan Project Evaluation Review Technique (PERT)

baik dalam perhitungan manual maupun bantuan perangkat lunak POM.

Hasil penelitian dengan menggunakan metode PERT proyek

pengolahan limbah PT. Kino Indonesia Tbk dapat selesai dalam jangka

waktu 91 hari adalah 95% dan lintasan kritis terletak pada kegiatan A-B-

CE-H-J-K-L dan paling lambat 96 hari adalah 2.5% engan alternative

penambahan waktu 1 hari dan 3 hari maka proyek dapat diselesaikan dalam

90 hari dengan penambahan biaya sebesar Rp. 200,000,- dan dalam

88 hari dengan penambahan biaya Rp. 600.000,-, dengan besar cost

slope Rp. 200.000 per hari.

Pembangunan gedung sudah menjadi hal yang biasa dikalangan

perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Penelitian yang

Page 23: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

31

dilakukan oleh Dino dan Thio (2015) dengan tujuan melihat besaran

biaya jika kegiatan proyek mengalami keterlambatan serta faktor-faktor

penyebab keterlambatan itu sendiri. Hasil penelitian tersebut dengan

menggunakan PERT diperoleh durasi penyelesaiannya selama 198 hari

dan memiliki probabilitas selesai 61 persen. Untuk Probabilitas 100

persen jatuh pada hari ke-211. Menurut data perencanaan proyek, biaya

yg dikeluarkan sebesar jika melakukan crashing project sebesar Rp

20.260.000 , besaran biaya penambahan tersebut lebih kecil apabila kita

tidak melakukan crashing project yang dinilai penambahanya sebesar Rp

47.420.000.

Beberapa jurnal yang telah dijelaskan di atas adalah hasil

penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penulisan. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan untuk memperoleh

waktu yang optimal dan biaya yang minimal dengan menggunakan

metode Project Evaluation Review Technique (PERT). Dari beberapa

jurnal di atas yang telah dijadikan sebagai referensi, dapat diketahui

persamaan dan perbedaan dalam beberapa jurnal.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah

sama-sama menggunakan metode PERT (program evaluation and

review technique) dengan permasalahan keterlambatan waktu.

Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan peneliti saat ini yaitu

perbedaan objek penelitian dan hasil dari penelitian.

Page 24: BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teorieprints.umm.ac.id/48890/3/BAB II.pdf · 1) Proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan,

32

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang akan diangkat dalam permasalahan, berupa

penjadwalan proyek yang dimulai dari awal dengan proses dan mendapatkan

tujuan dalam hal yang diinginkan untuk menyelesaikan masalah di dalam

proposal. Seperti yang tertulis pada gambar dibawah.

- Kegiatan- - Arrow

Kegiatan - Node/Event - Waktu

Proyek - Double Arrow Penyelesaian

- Hubungan - Dummy Proyek

Antar Kegiatan - Early Start - Biaya Tenaga

- Waktu - Early Finish Kerja

Kegiatan

- Late Start

- Late Finish

Sumber : Heizer dan Render (2015); diolah Gambar 2.3. Kerangka Pikir

Dari kerangka pikir di atas dijelaskan bahwa proses penelitian yang

berawal dari input, proses, dan output dapat dikembangkan dalam poin-poin

indikator. Dimulai dari input berupa kegiatan, hubungan antar kegiatan dan

waktu kegiatan yang mana dalam penjadwalan dibutuhkan ketiga indikator untuk

mencapai tujuan. Selanjutnya pada bagian proses bahwa kegiatan, hubungan

antar kegiatan dan waktu kegiatan yang merupakan indikator dalam penjadwalan

proyek. Pada input dan proses diharapkan mendapatkan output dalam proyek

tersebut. Adapun output yang diharapkan berupa waktu penyelesaian proyek dan

biaya tenaga kerja proyek.