bab ii tinjauan pustaka 2.1 bank syariah 2.1.1 pengertian

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank Syariah merupakan bank yang dalam aktivitasnya baik dalam mobilisasi dan dana maupun dalam peranan modalnya mendasarkan atas prinsip jual beli dan bagi hasil. Dengan ditetapkan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang beberapa pasalnya mengatur tentang perbankan Islam di Indonesia. Serta mengacu pada pasal pasal terkandung di dalamnya yang mengatur perbankan dengan sistem bagi hasil, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah no.72 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Peraturan ini akan menjadi petunjuk operasional atau lebih menjelaskan beberapa hal penting yang berkaitan dengan bank dengan prinsip bagi hasil yang tidak dijelaskan di dalam Undang Undang no.7 dan penjelasan undang undang tersebut. Pada pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah no.72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan tentang Prinsip Bagi Hasil menegaskan bahwa Bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah : Bank Umum atau Perkreditan Rakyat yang melakukan kegiatan usaha semata mata berdasarkan prinsip bagi hasilSedangkan menurut pasal 1 ayat (7) undang undang no.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pengertian bank syariah di uraiankan sebagai berikut : Bank yang menjelaskan kegiatan usahanya tentang berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri dan Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah

Upload: vuhanh

Post on 13-Jan-2017

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BANK SYARIAH

2.1.1 Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah merupakan bank yang dalam aktivitasnya baik dalam mobilisasi dan dana

maupun dalam peranan modalnya mendasarkan atas prinsip jual beli dan bagi hasil. Dengan

ditetapkan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang beberapa pasalnya mengatur tentang

perbankan Islam di Indonesia. Serta mengacu pada pasal – pasal terkandung di dalamnya yang

mengatur perbankan dengan sistem bagi hasil, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

no.72 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Peraturan ini akan menjadi petunjuk

operasional atau lebih menjelaskan beberapa hal penting yang berkaitan dengan bank dengan

prinsip bagi hasil yang tidak dijelaskan di dalam Undang – Undang no.7 dan penjelasan undang –

undang tersebut.

Pada pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah no.72 tahun 1992 tentang Bank berdasarkan

tentang Prinsip Bagi Hasil menegaskan bahwa Bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah :

“Bank Umum atau Perkreditan Rakyat yang melakukan kegiatan usaha semata – mata

berdasarkan prinsip bagi hasil”

Sedangkan menurut pasal 1 ayat (7) undang – undang no.21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, pengertian bank syariah di uraiankan sebagai berikut :

“Bank yang menjelaskan kegiatan usahanya tentang berdasarkan Prinsip Syariah

dan menurut jenisnya terdiri dan Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah”

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Dari beberapa pengertian yang didapat, maka disimpulkan bahwa pengertian tentang bank

syariah tidak berjauh beda dengan pengertian bank konvensional pada umumnya perbedaan

diantara keduanya hanya terletak pada prinsip operasional yang digunakan. Bank syariah

merupakan prinsip bagi hasil pada operasionalnya, sedangkan bank konvensional menerapkan

prinsip bunga.

2.1.2 Produk Produk Bank Syariah

Pada bank syariah, secara garis besarterdapat tiga kelompok produk perbankan

Muhammad dan Dwi Suwiknyo menjelaskan pada bukunya yang berjudul tentang “ Akuntansi

Perbankan Syariah, 13:2009”. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut :

1. Produk Penghimpun Dana

Dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat, bank syariah pada dasarnya melakukan

kegiatan usaha yang sama dengan bank konvensional, hanya saja perbedaannya terletak

pada prinsip yang mendasarinya yaitu, prinsip syariah. Penghimpunan dan pada bank

syariah dalam bentuk tabungan, deposito dan giro diselenggarakan dengan akad yang

sesuai dengan prinsip yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Prinsip Wadi’ah

Prinsip ini implikasi hukumnya sama dengan qardh, dimana nasabah berlaku sebagai

peminjam. Merupakan titipan murni dari penitip yang harus dijaga dan dikembalikan

kapan pun sesuai kehendak penitip. Prinsip wadi’ah dalam produk syariah dapat

dikembangkan menjadi 2 jenis, yaitu wadi’ah yad amanah (bank bertanggung jawab

penuh atas keutuhan harta titipan) dan wadi’ah yad dhamanah (pemilik dana yang tidak

dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

b. Prinsip Mudharabah

Prinsip dari prinsip mudharabah ini adalah penyimpanan atau deposan yang berlaku

sebagai shahibul maal dan bank berlaku sebagai mudharib. Kemudian dana tersebut

akan digunakan bank untuk melakukan akad jual beli ataupun syirkah. Jika mengalami

kerugian dalam kegiatannya maka bank yang akan bertanggung jawab atas kerugian

yang telah terjadi. Yang merupakan prinsip mudharabah dalam produk penghimpunan

dana yaitu tabungan berjangka dan deposito berjangka. Pembiayaan mudharabah dapat

dikembangkan menjadi mudharabah mutlaqh (investasi tidak terikat dimana nisbah

disepakati untuk bagi hasilnya) dan mudharabah muqayaddah (simpanan khusu atau

investasi terikat dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat yang harus dipatuhi oleh

bank).

2. Produk Penyaluran Dana

Dalam penyaluran dana oleh bank syariah atas dana yang telah dihimpun dari masyarakat,

terdapat beberapa produk perbankan yang ditawarkan yaitu atas prinsip jual beli

(murabahah), prinsip sewa (ijarah), dan prinsip bagi hasil (syirkah). Penjelasan sebagai

berikut :

a. Prinsip jual beli atau Murabahah

Mekanisme dalam prinsip ini adalah upaya yang dilakukan untuk transfer of property

dan tingkat keuntungan akan ditentukan di awal yang akan nantinya akan menjadi

harga jual barang. Bentuk – bentuk pembiayaan sebagai berikut :

Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan dimana bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

Barang akan diserahkan dengan syarat – syarat tertentu, dimana bank berlaku

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

sebagai pembeli. Barang akan diserahkan dengan segera dan pembayaran

dilakukan secara menangguh atau dicicil.

Salam

Merupakan jual beli barang dengan pemesanan dan pembayaran secara tunai

dilakukan terlebih dahulu dengan syarat – syarat tertentu, dimana bank berlaku

sebagai pembeli, sedangkan nasabah sebagai penjual.

Istishna

adalah akad jual beli dalam bentuk pemesenan atas barang tertentu dengan

criteria dan persyaratan tertentu yang telah disepakati di awal, namun

pembayaran dilakukan secara tangguh atau dicicil.

b. Prinsip Sewa atau Ijarah

Merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam

waktu tertentu dalam pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

atas barang tersebut. Adapun Ijarah Mutahiyah Bi Tamlik yang merupakan akad yang

sama dengan ijarah,perbedaannya hanya terletak pada adanya hak opsi untuk

memindahkan kepemilikan atas barang tersebut.

c. Prinsip Bagi Hasil atau Syirkah

Basis pola pada prinsip ini adalah kemitraan dalam produk pembiayaan pada bank

syariah, yang dioperasionalkan dengan pola sebagai berikut:

Musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

usaha tertentu, kedua pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

bahwa keuntungan maupun resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan.

Mudharabah, adalah akad kerjasama dimana satu pihak yang memberikan

seluruh dananya (shahibul maal) dengan pihak yang memiliki keahlian

(mudharib) .

3. Produk Jasa

a. Al – Hiwalah (alih utang –piutang )

Adalah akad yang berpindahan yang berhubungan dengan utang piutang atau transaksi

pengalihan utang piutang antara pihak satu dengan pihak lainnya.

b. Rahn (gadai)

Digunakan untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam

memberikan pembiayaan, atau dengan kata lain adalah menahan salah satu harta milik

peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang telah diterima.

c. Al – Qardh (pinjaman kebaikan)

Adalah pemberian harta kepada orang lain (muqtaridh) dalam rangka membantu

keuangannya secara tepat dan berjangka pendek, yang dapat ditagih atau diminta

kembali sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama.

d. Wakalah

Merupakan pelimpahan kuasa atau wewenang dari nasabah selaku pemberi kuasa

kepada bank syariah selaku pihak kedua untuk melaksanakan jasa tertentu dan nasabah

yang akan bertanggung jawab sepenuhnya atas terjadinya sesuatu atas kegiatan yang

dilakukan.

e. Kafalah (bank garansi)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Merupakan jasa perbankan yang bertugas untuk menjamin pembayaran suatu

kewajiban pembayaran dilakukan antara penjamin yang diberikan oleh penanggung

(Kafil) kepada pihak ketiga dalam rangka memenuhi kewajiban yang ditanggung

(Mahfulanhu) apabila pihak yang ditanggung cidera janji atau wanprestasi. Secara

teknis perbankan dapat dikatakan bahwa pihak bank syariah dalam hal ini memberikan

jaminan kepada nasabahnya sehubungan dengan kontrak kerja/perjanjian yang telah

disepakati antara nasabahnya sehubungan dengan pihak ketiga.

2.1.3. Deposito Syariah (Mudharabah)

Menurut Undang – Undang no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah , definisi atas

deposito adalahsebagai berikut :

“ Investasi dana berdasarkan akad Mudharabah atau akad yang lainnya tidak

bertentangan dengan prinsip yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dan bank syariah dan/atau

UUS”

Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan

berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, deposito yang dibenarkan menurut Dewan Syariah

Nasional MUI menurut fatwanya adalah deposito yang berdasarkan mudharabah, bahwa bank

syariah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) atau pengelola dana (mudharib), serta

dapat pula bank syariah bertindak sebagai pengelola dana, sedangkan nasabah bertindak sebagai

pemilik dana.

Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah tidak diberikan jaminan , tetapi agar

pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan dari

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

pengelola dana atau pihak ketiga dan jaminan tersebut hanya dapat dicairkan apabila pengelola

dana terbukti melakukan pelanggaran atas hal – hal yang telah disepakati bersama dalam akad.

Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan bagi hasil atau bagi laba,

yang menjadi dasar pembagiannya adalah laba bruto (gross profit). Adapun dalam prinsip bagi

laba, dasar pembagiannya adalah laba bersih, yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan

dengan pengelolaan modal mudharabah.

2.1.4 Bagi Hasil Deposito

Dalam sistem ekonomi Islam, bunga dapat dinyatakan riba yang haram menurut hukumnya

syariah Islamiyah. Sebagai gantinya, bank syariah menerapkan Nisbah bagi hasil yang

dihalalkan oleh syariah Islamiyah berdasarkan Al – Qur’an dan Al – Hadist yaitu terhadap

produk – produk pembiayaan yang berdasarkan pada akad bisnis yang tidak memberikan

kepastian pendapatan, baik segi jumlah, maupun waktu, seperti mudharabah dan musyarakah.

Pengertian dari bagi hasil itu sendiri adalah angka perbandingan (porsi) pembagian pendapatan

antara shahibul maal dengan mudharib yang telah disepakati pada awal kontrak/kontrak usaha

yang disepakati.

Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank

syariah secara keseluruhan. Dalam skema investasi di perbankan syariah dikenal konsep bagi

hasil, yang berarti akad kerjasama antara dua pihak dimana shahibul maal (penyedia dana)

menyediakan modal secara keseluruhan, sedangkan mudharib (pengelola dana) dengan tujuan

dapat menghasilkan nilai tambah berupa kenaikan dari jumlah kenaikan dari jumlah yang

diinvestasikan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Menurut Fatwa DSN no. 14, pada prinsipnya bank boleh menggunakan sistem accrual

bassis maupun cash bassis dalam administrasi keuangan. Apabila dilihat dari segi kemaslahatan

(al ashlah), dalam pencatatan sebaiknya digunakan sistem accrual bassis, akan tetapi didalam

distribusi hasil usaha hendaknya ditentukan atas dasar penerimaan yang benar – benar terjadi

(cash bassis). Penetapan sistem yang digunakan harus disepakati dalam akad.

Dalam prosesnya bagi hasil dilakukan pada setiap akhir bulan dimana dari pendapatan yang

diperoleh ditampung terlebih dahulu dipendapatan operasi utama bank syariah, yaitu gabungan

yaitu pendapatan bagi hasil, pendapatan margin dan pendapatan sewa. Hasil proses bagi hasil

didistribusikan ke bank dan nasabah sesuai nisbah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

dalam akad, jumlah bagi hasil setiap bulan yang dibagikan kepada nasabah secara kumulatif

tercatat dilaporan laba rugi (income statement). Bagi hasil bagi hak investor tersebut bukan

merupakan beban bagi bank syariah.

Konsep bagi hasil pada bank syariah jelas sangat berbeda dengan konsep yang diterapkan

pada bank konvensional. Konsep bagi hasil pada bank syariah adalah sebagai berikut :

a. Pemilik dana menginvestasikan dananya melalui lembaga keuangan bank yang bertindak

sebagai pengelola dana.

b. Pengelola/bank syariah yang mengelola dana tersebut menggunakan sistem pool of fund,

selanjutnya bank akan menginvestasikan dana tersebut kedalam proyek/usaha yang layak

dan menguntungkan serta memenuhi aspek syariah.

c. Kedua belah pihak mennandatangani akad yang berisi ruang lingkup kerja sama, nominal,

nisbah, dan jangka waktu sesuai dengan kesepakatan tersebut.

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi bagi hasil

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Bagi hasil merupakan faktor yang sangat penting bagi aktivitas utama bank syariah.

Terdapat pada beberapa faktor lain yang mempengaruhi besarnya bagi hasil yang ditentukan

berdasarkan kesepakatan pihak pihak yang berkerjasama dan dipengaruhi oleh :

1. Kontribusi masing – masing pihak dalam kerjasama (share-in partnership) dan penentuan

nisbah (profit sharing ratio).

Nisbah harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian

Nisbah antara satu bank lain dengan bank lainnya dapat berbeda.

2. Proyeksi perolehan keuntungan (expected return) dan jenis usahanya.

3. Perkiraan resiko yang akan dihadapi (expected risk).

4. Saldo pembiayaan atau jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan.

5. Seberapa besarnya asumsi return yang akan diberikan kepada nasabah deposan.

6. Jangka waktu yang dipilih

7. Persaingan harga pasar, baik bunga pada bank konvensional maupun bagi hasil pada bank

syariah.

2.2 Bank Konvensional

2.2.1 Pengertian Bank Konvensional

Pengertian dalam kehidupan sehari – hari bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi

masyarakat yang khususnya dinegara maju. Perbankan dikenal sebagai lembaga keuangan yang

merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara, serta mempunyai peranan penting dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi disuatu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi disuatu

negara. Kegiatan umumnya seperti menerima dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,

tabungan, dan deposito. Kemudian juga bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang dijadikan

untuk memperoleh dana untuk pihak – pihak yang membutuhkan seperti perusahaan, badan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

pemerintah dan swasta, serta perorangan. Hal inilah yang membuat bank menjadi suatu lembaga

keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian bangsa Indonesia.

Pengertian atas bank yang diuraikan oleh pakar pada dasarnya tidak berbeda satu sama

lainnya. Diantaranya Kasmir menguraikan definisi bank didalam bukunya “Bank dan Lembaga

lainnya, 2008 : 25” yaitu,

“Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan , artinya aktivitas

perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.”

Menurut Undang – undang No. 10 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank

adalah sebagai berikut :

“ Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Dari kedua definisi diatas dapat dijelaskan lebih luas bahwa bank pada dasarnya

merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang keuangan yang bertujuan meningkatkan taraf

kehidupan rakyat.

2.2.2 Produk – produk Bank Konvensional

Pada bank konvensional, secara garis besar terdapat tiga kelompok produk perbankan yang

ditawarkan, yaitu Produk Penghimpunan Dana, Produk Penyaluran Dana, dan Produk Pelayanan

Jasa. Ismail menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Perbankan, 24 : 2010”,.

Penjelasan selengkapnya sebagai berikut :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

1. Produk Penghimpunan Dana

Kegiatan penghimpunan dana merupakan salah satu fungsi utama dari bank umum.

Kegiatan ini dilakukan dengan membeli dana dari pihak ketiga melalui beberapa simpanan

yang ditawarkan, diantaranya adalah :

a. Simpanan Giro (Demand Deposito)

Merupakan simpanan yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan saran

penarikan berupa cek dan biylet giro, serta sarana penarikan lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

b. Tabungan (saving deposit)

Merupakan simpanan dana pihak ketiga yang dapat ditarik setiap saat, sesuai perjanjian

antara bank dan nasabah pemegang rekening tabungan.

c. Deposito

Merupakan jenis simpanan yang penarikannya sesuai dengan jangka waktu yang telah

diperjanjikan antara bank dan nasabah.

2. Produk Penyaluran Dana (Financing)

Pada umumnya, penyaluran dan bank diberikan dalam bentuk pemberian kredit kepada

nasabah yang membutuhkan dana. Sedangkan, kredit itu sendiri merupakan kegiatan

penyaluran dana dari bank kepada nasabah (debitur), dimana nasabah tersebutwajib

mengembalikan dana pinjaman sesuai jangka waktu yang telah diperjanjikan. Jenis produk

yang diberikan oleh bank dapat dilihat dari segi tujuan penggunanya, dibagi menjadi dua

jenis yaitu :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

a. Kredit Produktif

Merupakan jenis kredit yang diberikan kepada nasabah, baik perorangan atau badan

usaha dengan tujuan untuk melakukan usaha dan/atau mengembangankan usaha.

b. Kredit Konsumtif

Merupakan jenis kredit yang diberikan kepada perorangan untuk memenuhi kebutuhan

yang bersifat konsumtif.

3. Produk Pelayanan Jasa

Kegiatan umum selain menghimpun dana pihak ketiga dan menyalurkan kepada pihak

yang membutuhkan, juga menawarkan jasa perbankan. Berbagai macam produk jasa

perbankan yang ditawarkan antara lain :

a. Kiriman uang (Transfer)

Jasa kiriman uang merupakan bentuk pelayan jasa yang diberikan oleh bank atas

permintaan nasabah dalam rangka mengirimkan uang.

b. Kliring

Merupakan jasa perbankan yang diberikan dalam rangka penagihan warkat antar bank

yang berasal dari wilayah kliring yang sama. Warkat yang ditagihkan tersebut seperti

cek,biylet giro, dan sarana lain yang dipersamakan dengan keduannya.

c. Inkaso

Jasa penagihan yang diberikan oleh bank terhadap warkat kliring dan/atau surat

berharga yang diterbitkan oleh bank yang berada diluar wilayah kliring.

d. Save Deposito Box

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Merupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam bentuk penyewaan box atau kotak

pengaman yang dapat digunakan untuk menyimpan barang – barang berharga atau surat

– surat berharga milik nasabah.

e. Bank Garansi

Merupakan jasa yang diberikan oleh bank dalam rangka memberikan jaminan kepada

nasabah untuk mengerjakan sesuatu untuk kepentingan pihak lain.

f. Kartu Kredit

Yaitu jenis jasa yang ditawarkan bank kepada nasabah untuk dapat memperoleh kredit

atau pinjaman dari bank untuk pembelian barang dagangan dan uang.

g. ATM

Anjungan Tunai Mandiri (ATM) adalah sistem pelayanan diberikan kepada nasabah

secara elektronik dengan menggunakan komputer untuk mengupayakan penyelesaian

secara otomatis dari sebagian fungsi yang biasanya dilakukan oleh teller.

h. Letter of Credit

Merupakan salah satu cara pembayaran atas transaksi perdagangan luar negeri.

i. Foreign Exchange

Jenis pelayanan ini diberikan oleh bank devisa, yaitu dengan memberi pelayanan jasa

dalam jual beli mata uang, baik mata uang asing dengan mata uang asing lainnya

maupun jual beli mata uang rupiah dengan mata uang lainnya.

j. Bank Draft

Merupakan surat perintah bayar tidak bersyarat yang diterbitkan oleh bank kepada bank

korespondennya untuk dibayarkan kepada seseorang atau badan usaha/perusahaan.

k. Travelers Cheque

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Merupakan jasa yang diberikan kepada nasabah berupa cek wisata, yang berfungsi

uang tunai.

2.2.3 Deposito

Deposito merupakan jenis produk simpanan pokok ketiga yang ditawarkan oleh bank.

Berbeda dengan simpanan lainnya, simpanan simpanan deposito ini mempunyai jangka waktu

dalam penarikannya, dimana waktu penarikannya sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dan

bank pada awal pembukuannya. Balas jasa atas deposito yang diberikan oleh bank kepada nasabah

lebih tinggi disbanding produk dana lainnya sperti giro dan tabungan. Oleh kaena itu bagi bank,

deposito dianggap sebagai dana mahal.

Definisi atas deposito diungkapkan oleh Muhammad dan Dwi suwiknyo dalam bukunya

yang berjudul “Akuntansi Perbankan Syariah, 2009 :98”, yaitu :

“Simpanan pihak ketiga yang pengambilan atau pencairannya baru dapat

dilakukan jika telah melewati jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antara nasabah

dengan bank yang bersangkutan.”

Dijelaskan pula oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dalam

surat edarannya, bahwa yang dimaksud dengan deposito adalah :

“Simpanan berjangka dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat

dilakukandalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.”

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa deposito merupakan

dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

antara bank dengan nasabah, yang artinya apabila deposito diperjanjikan jangka waktu 1 bulan,

maka deposito tersebut dapat dicairkan dalam jangka waktu 1 bulan setelah deposito ditempatkan.

2.2.4 Bunga Bank

Menurut Kasmir dalam bukunya “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2000:121”,

pengertian bunga sebagai berikut:

“Bunga adalah balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional

kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan

sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang

harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).”

Ismail juga menjelaskan pengertian atas bunga dalam bukunya “Manajemen Perbankan,

2010 : 131” yaitu :

“ Harga yang harus dibayar oleh bank dan/atau nasabah sebagai balas jasa atas

transaksi antara bank dan nasabah.”

Penerapan bunga yang terdapat pada bank konvensional dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu

:

a. Bunga Simpanan

Merupakan tingkat harga tertentu dibayarkan oleh bank kepada nasabah atas simpanan yang

dilakukannya, bunga diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang

menyimpan uang di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan atau bunga deposito.

Beberapa bank merupakan tambahan bunga kepada nasabah yang menempatkan dananya

dalam bentuk deposito dengan jumlah tertentu, agar nasabah akan senantiasa meningkatkan

simpanan dananya.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

b. Bunga Pinjaman

Adalah harga tertentu yang harus dibayar oleh nasabah (peminjam) kepada bank atau

pinjaman yang diperolehnya. Contohnya adalah bunga kredit. Bunga pinjaman dan bunga

simpanan merupakan pendapatan dan beban utama bagi bank. Keduanya akan mempunyai

keterkaitan yang sangat erat dan saling mempengaruhi dalam industri perbankan.

Dalam bunga deposito, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mencoba menjelaskan

didalam surat edarannya, yang dimaksud dengan bunga deposito (Depobri) adalah :

“Bunga yang diberikan kepada deposan oleh bank berdasarkan jangka waktu dan

tingkat suku bunga yang besarnya ditetapkan oleh Kanpus.”

Besarnya suku bunga ditetapkan oleh divisi treasury setiap periode tertentu serta dapat

diberikan berdasarkan counter rate ataupun suku bunga negoisasi apabila mendapatkan putusan

dari penjabat yang berwenang.

Bunga dibayarkan pada setiap tanggal jatuh tempo bunga pada setiap bulan atau pada

tanggal jatuh tempo pokok. Pembayaran bunga dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai

perjanjian pada saat pembukaan deposito, anatara lain :

a. Diambil secara tunai

b. Overbooking ke buku tabungan atau giro dalam mata uang yang sama atau berbeda

c. Dikliringkan kepada bank lain

d. Ditambahbukukan ke pokok (add-on)

e. Kombinasi a, b, dan c

2.2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam aktivitas utama bank, baik suku

bunga kredit, maupun simpanan, dan keduanya mempengaruhi satu sama lain. Selain adanya

keterkaitan antara suku bunga simpanan dan kredit, terdapat beberapa faktor lain yang

mempengaruhi besarnya suku bunga seperti yang dikemukakan oleh Ismail yang dalam bukunya

“Manajemen Perbankan, 2010 : 133”, antara lain :

a. Kebutuhan Dana

Besarnya suku bunga dapat dipengaruhi oleh kebutuhan dana bagi pihak yang

memerlukannya. Sifat kebutuhan dana tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

Keharusan

Merupakan kebutuhan dana yang mendesak dan tidak mungkin ditunda.

Apabila pihak yang membutuhkan dana tersebut pada kondisi yang sangat

memerlukannya, maka akan berpengaruh pada tingkat bunga dan pihak kreditor

dapat meminjamkan dananya dengan bunga yang lebih tinggi dibanding market

rate.

Kebutuhan

Merupakan kebutuhan dana yang harus ada, tetapi kebutuhan yang tersebut

masih dapat ditunda untuk beberapa waktu . Oleh karena itu, suku bunga yang

diperoleh akan sama dengan market rate.

Keinginan

Merupakan kebutuhan dana yang tidak harus ada, akan tetapi merupakan

tambahan dana untuk memperluas usaha nasabah, yang nantinya akan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

meningkatkan keuntungan yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pihak debitur akan

memperoleh tingkat bunga yang lebih rendah disbanding suku bunga dipasar.

b. Persaingan Antarbank

Bank dapat menentukan suku bunga sesuai dengan keinginan bank, tetapi ada faktor lain

yang diperhatikan, yaitu suku bunga yang diberikan oleh pesaing. Pada umumnya bank

akan membeli dan menjual bunga tidak jauh berbeda dengan tingkat suku bunga dipasar.

c. Kebijakan Pemerintah

Bank yang harus mengikuti kebijakan pemerintah dalam menentukan besarnya tingkat

suku bunga.

d. Jangka Waktu

Merupakan faktor penting dalam menetapkan suku bunga. Semakin lama jangka waktu

yang diperjanjikan, maka akan semakin besar kemungkinan adanya fluktuasi bunga dalam

market rate. Sehingga makin lama jangka waktunya, semakin tinggi pada tingkat

bunganya.

e. Kualitas Jaminan

Dalam menentukan besarnya bunga kredit yang akan diberikan kepada debitur, bank juga

melihat pada jaminan yang diberikan. Ada beberapa kekayaan yang dapat digunakan

sebagai agunan atau jaminan. Apabila agunan tersebut marketable, mudah

diperjualbelikan, serta nilainya stabil atau meningkat, maka bank dapat memberikan bunga

kredit yang lebih rendah, karena resiko tidak tertagihnya kredit debitur dapat ditutup

dengan adanya agunan yang layak.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

f. Reputasi Nasabah

Bank akan terasa aman jika memberikan kredit kepada nasabah yang mempunyai reputasi

usaha yang baik. Hal tersebut akan berpengaruh pada terjaminannya pembayaran atas

kredit yang diberikan, kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif lebih

kecil dan yang berlaku juga sebaliknya.

g. Produk

Produk yang ditawarkan oleh bank sangat bervariasi, sehingga bunga yang akan diberikan

kepada nasabah peminjam dana tergantung kepada jenis produknya. Semakin banyak

fasilitas yang diberikan dalam produk tertentu, maka akan semakin menarikpada bunga

yang ditawarkan.

h. Hubungan Bank

Hubungan bank antara nasabah juga akan mempengaruhi besarnya bunga. Bank akan

melihat apakah nasabah tersebut termasuk nasabah prima, yang tidak menjalin hubungan

baik dengan bank dan selama itu pula tidak pernah wanprestasi., maka atas dasar

pertimbangan tersebut bank akan memberikan bunga yang lebih rendah kepada nasabah

tersebut.

i. Risiko

Merupakan faktor penting yang digunakan oleh bank untuk menentukan besarnya suku

bunga. Terdapat beberapa aspek risiko antara lain, tujuaan penggunaan, sektor usaha, dan

jangka waktu

2.3 Perbedaan Antara Bagi Hasil Deposito dan Bunga Deposito

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

Bank syariah dan bank konvensional keduannya sama – sama member keuntungan bagi

pemilik dana, namun keduannya memiliki perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu dapat

dijelaskan dalam table berikut :

Tabel 2.1

Perbedaan Antara Bagi Hasil Deposito dan Bunga Deposito

Bagi Hasil Deposito Bunga Deposito

a. Penentuan besarnya rasio/nisbah

bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada

kemungkinan untung rugi.

a. Penentuan bunga di buat pada

waktu akad dengan asumsi harus

selalu untung.

b. Besarnya rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh.

b. Besarnya persentase berdasarkan

pada uang (modal) yang

dipinjamkan.

c. Bagi hasil bergantung pada

keuntungan proyek yang

dijalankan. Bila usaha merugi,

kerugian akan ditanggung oleh

kedua belah pihak.

c. Jumlah tetap seperti yang

dijanjikan tanpa pertimbangan

apakah proyek yang dijalankan

oleh pihak nasabah untung atau

rugi.

d. Jumlah pembagian laba

meningkat sesuai dengan

peningkatan jumlah pendapatan

d. Jumlah pembayaran pada bunga

tidak meningkat sekalipun jumlah

keuntungan berlipat atau keadaan

ekonomi sedang “booming”.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK SYARIAH 2.1.1 Pengertian

e. Tidak ada keraguan keabsahan

bagi hasil.

e. Eksistensi bunga diragukan (kalau

tidak dikecam) oleh semua agama,

termasuk Islam

Sumber : Muhammad Syafi’I Antonio 2001 : 61. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta :

Gema Insani.

Tabel 2.2

Perbedaan Perhitungan Bagi Hasil Deposito dan Bunga Deposito

Perhitungan Bagi Hasil Deposito Perhitungan Bunga Deposito

Bank Nominal x E.Q Rate x Jangka Waktu x

80%

365 Nominal x Bunga x Jangka Waktu x 80%

365 Teori Nominal x E.Q Rate x Jangka Waktu x 80

%

365 x 100

Sumber : BRI Konvensional , Bri Syariah dan Rizal Yaya, “Akuntansi Perbankan Syariah”, Salemba Empat