bab ii landasan teori 2.1. bank syariah 2.1.1 ... - bsi

20
2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1. Sejarah Bank Syariah Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syariah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia.Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank Muamalat Indonesia masih tergolonga stagnan. Namun sejak adanya krisis moneter yang melanda indonesia pada 1997 dan 1998. Maka para bankir melihat bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu kena dampak krisis moneter. Para bankir berpikir bahwa BMI satu-satunya bank syariah di indonesia tahan terhadap krisis moneter. Pada tahun 1999, berdirilah bank syariah mandiri yang merupakan konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang Negara, kemudian di konversi menjadi bank syariah mandiri, bank syariah kedua di indonesia. Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah memberikan bebas layanan bunga kepada para nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah. Menurut Undang-Undang Perbankan Syari’ah No. 21 Tahun 2008: Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bank Syariah 2.1.1. Sejarah Bank Syariah

Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syariah pertama di Indonesia

adalah Bank Muamalat Indonesia.Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank

Muamalat Indonesia masih tergolonga stagnan. Namun sejak adanya krisis moneter

yang melanda indonesia pada 1997 dan 1998. Maka para bankir melihat bahwa Bank

Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu kena dampak krisis moneter. Para bankir

berpikir bahwa BMI satu-satunya bank syariah di indonesia tahan terhadap krisis

moneter. Pada tahun 1999, berdirilah bank syariah mandiri yang merupakan konversi

dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank konvensional yang dibeli

oleh Bank Dagang Negara, kemudian di konversi menjadi bank syariah mandiri, bank

syariah kedua di indonesia.

Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank

konvensional. Bank syariah memberikan bebas layanan bunga kepada para

nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan

bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem

bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga

yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah.

Menurut Undang-Undang Perbankan Syari’ah No. 21 Tahun 2008: Perbankan

Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

3

syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS).

Menurut Ismail (2014:32) Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Bank syariah memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana. Fungsi lainnya ialah

menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan dana dalam bentuk jual beli

maupun kerja sama usaha. Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak

investor yang menginvestasikan dananya di bank kemudian selanjutnya bank syariah

menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana.

Bank umum syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan

akta pendirinya, bukan merupakan bagian dari bank konvensional. Sedangkan, Unit

Usaha Syariah merupakan unit usaha syariah yang masih di bawah pengelolaan bank

konvensional. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau unit kerja di kantor

cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negri yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang

pembantu syariah atau unit syariah.

2.1.2. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

4

Tabel II.1

Beberapa perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional:

No. Bank Syariah No. Bank Konvensional

1 Investasi, hanya untuk proyek dan

produk yang halal serta

menguntungkan.

1 Investasi, tidak mempertimbangkan

halal atau haram asalkan proyek

yang dibiayai menguntungkan.

2 Return yang dibayar atau diterima

berasal dari bagi hasil atau

pendapatan lainnya berdasarkan

prinsip syariah.

2 Returnbaik yang dibayar kepada

nasabah penyimpan dana dan

return yang diterima dari nasabah

pengguna dana berupa bunga.

3 Perjanian dibuat dalam bentuk akad

sesuai dengan syariah Islam.

3 Perjanjian menggunakan hokum

positif.

4 Orientasi pembiayaan. Tidak hanya

untuk keuntungan akan tetapi juga

falah oriented, yaitu berorientasi

pada kesejahteraan masyarakat.

4 Orientasi pembiayaan, untuk

memperoleh keuntungan atas dana

yang dipinjamkan.

5 Hubungan antara bank dan nasabah

adalah mitra.

5 Hubungan antara bank dan nasabah

adalah kreditur dan debitur.

6 Dewan pengawas terdiri dari BI,

Bapepam, Komisaris dan Dewan

Pengawas Syariah (DPS).

6 Dewan pengawas terdiri dari BI,

Bapepam dan Komisaris.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

5

7 Penyelesaian sengketa, diupayakan

diselesaikan secara musyawarah

antara bank dan nasabah melalui

peradilan agama.

7 Penyelesaian sengketa melaui

pengadilan negeri setempat.

Sumber: Buku Perbankan Syariah, Ismail (2014:38)

2.1.3. Fungsi Utama Bank Syariah

Menurut Ismail (2014:39) Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu,

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan

dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank dan juga memberikan

pelayanan dalam bentuk jasa perbankan.

1. Penghimpunan Dana Masyarakat

Bank syariah menghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk titipan

dengan menggunakan akad al-Wadi’ah dan dalam bentuk investasi dengan

menggunakan akad al-Mudharabah. Al-Wadi’ah adalah akad antara pihak pertama

(masyarakat) dengan pihak kedua (bank), dimana pihak pertama menitipkan

dananya kepada bank, dan pihak kedua, bank menerima titipan untuk dapat

memanfaatkan titipan pihak pertama dalam transaksi yang diperbolehkan dalam

Islam. Al-Mudharabah merupakan akad antara pihak yang memiliki dana

kemudian menginvestasikan dananya atau disebut juga dengan shahibul maal

dengan pihak kedua atau bank yang menerima dana yang disebut juga dengan

mudharib, yang mana pihak mudharib dapat memnfaatkan dana yang

diinvestasikan oleh shahibul maal untuk tujuan tertentu yang diperbolehkan dalam

syariah Islam. keamanan atas dana (uang) yang dititipkan atau diinvestasikan di

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

6

bank oleh masyarakat merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi

pertimbangan. Masyarakat akan merasa lebih aman apabila uangnya

diinvestasikan di bank syariah. Dengan menyimpan uangnya di bank, nasabah juga

akan mendapatkan keuntungan berupa return atas uang yang diinvestasikan yang

besarnya tergantung kebijakan masing-masing bank syariah serta tergantung pada

hasil yang diperoleh bank syariah.

Return merupakan imbalan yang diperoleh nasabah atas sejumlah dana

yang diinvestasikan di bank. Imbalan yang diberikan oleh bank bisa dalam bentuk

bonus dalam hal dananya dititipkan dengan dengan menggunakan akad al-

Wadi’ah dan bagi hasil dalam hal dana yang diinvestasikan menggunakan akad al-

Mudharabah.

2. Penyaluran Dana Kepada Masyarakat

Bank menyalurkan dana kepada masyarakat dengan menggunakan bermacam-

macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerjasama usaha.

Dalam akad jula beli, maka return yang diperoleh oleh bank atas penyaluran

dananya adalah dalam bentuk margi keuntungan. Margin keuntungan merupakan

selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang

diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad

kerja sama usaha adalah bagi hasil.

3. Pelayanan Jasa Bank

Pelayanan bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.Berbagai jenis produk pelayanan jasa

yang dapat diberikan oleh bank syariah antara lain: jasa pengiriman uang

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

7

(transfer), pemindahbukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of credit,

inkaso, garansi bank dan pelayanan jasa bank lainnya. Pelayanan yang dapat

memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa yang cepat dan akurat.

2.1.4. Jenis-jenis Bank Syariah

1. Jenis Bank Syariah Ditinjau Dari Segi Fungsinya

a. Bank Umum Syariah

Bank umum syariah dapat melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalau lintas

pembayaran. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan

perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Bank umum syariah

disebut juga dengan full branch, karena tidak dibawah koordinasi bank

konvensional, sehingga aktivitasnya terpisah dengan konvensional. Bank umum

syariah dapat dimiliki oleh bank konvensional, akan tetapi aktivitas serta

pelaporannya terpisah dengan induk banknya.

b. Unit Usaha Syariah

Unit usaha syariah merupakan unit usaha yang dibentuk oleh bank

konvensional, akan tetapi dalam aktivitasnya menjalankan kegiatan perbankan

berdasarkan prinsip syariah, serta melaksanakan kegiatan lalu lintas

pembayaran. Aktivitas unit usaha syariah sama dengan aktivitas yang dilakukan

oleh bank umum syariah, yaitu aktivitas dalam menawarkan produk

penghimpunan dana pihak ketiga, penyaluran dana kepada pihak yang

membutuhkan, serta memberikan pelayanan jasa perbankan lainnya. Unit kerja

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

8

dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,

atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar

negri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi

sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah.

c. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

jasa salam lalu lintas pembayaran, BPRS tidak dapat melaksanakan transaksi

lalu lintas pembayaran atau transaksi dalam lalu lintas giral. Fungsi BPRS pada

umumnya terbatas pada hanya penghimpunan dana dan penyaluran.

2. Jenis Bank Syariah Ditinjau Dari Segi Statusnya

a. Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank syariah yang dapat melakukan aktivitas

transaksi ke luar negri atau tramsaksi yang berhubungan dengan mata uang

asing secara keseluruhan. Produk yang ditawarkan oleh bank devisa lebih

lengkap dibandingkan produk yang ditawarkan oleh bank non devisa.

b. Bank Non devisa

Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan kegiatan seperti bank devisa. Transaksi yang dilakukan oleh

bank nondevisa masih terbatas pada transaksi dalam negri atau transaksi

dalam mata mata uang rupiah. Bank non devisa dapat mengubah statusnya

menjadi bank devisa apabila telah memenuhi persyaratan menjadi bank

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

9

devisa. Salah satu persyaratan menjadi bank devisa yaitu telah memperoleh

keuntungan dua tahu terakhir secara berturut-turut.

3. Jenis Bank Syariah Ditinjau Dari segi Levelnya

a. Kantor Pusat

Kantor pusat merupakan kantor yang menjadi pusat dari kantor cabang di

seluruh wilayah Negara maupun kantor cabang yang ada di Negara lain.

Kantor pusat bank tidak melakukan kegiatan dalam melayani produk dan

jasa perbankan kepada masyarakat umum, akan tetapi terbatas pada

pelayanan aktivitas dan transaksi kantor cabang, yang meliputi transaksi

antarkantor seperti transaksi antar kantor pusat dan kantor cabang, transaksi

antarcabang dan transaksi lainya yang tidak dapat dilayani oleh kantor

cabang. Kantor pusat bank syariah berada di wilayah Negara Indonesia.

b. Kantor Wilayah

Kantor wilayah merupakan perwakilan dari kantor pusat yang membawahi

suatu wilayah tertentu. Pembagian kantor wilayah didasarkan pada besar

kecilnya bank maupun wilayah yang menjadi target pemasarannya. Kantor

wilayah tidak melayani transaksi perbankan secara langsung, akan tetapi

sebagai koordinator dari kantor cabang dalam mencapai target

penghimpunan dana, penyaluran dana, maupun pelayanan jasa.

c. Kantor Cabang

Kantor cabang penuh merupakan kantor cabang yang diberi kewenangan

oleh kantor pusat atau kantor wilayah untuk melakukan semua transaksi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

10

perbankan. Dengan kata lain, semua transaksi perbankan dapat dilakukan

oleh kantor cabang penuh.

d. Kantor Cabang Pembantu

Kantor cabang pembantu hanya dapat melayani beberapa aktivitas

perbankan. Pada umumnya, kantor cabang pembantu lebih menfokuskan

pasa aktivitas penghimpunan dana pihak ketiga. Dalam hal pembiayaan,

kantor cabang pembantu hanya diberi kewenangan untuk mencari calon

nasabah.

e. Kantor Kas

Kantor kas merupakan kantor cabang yang paling kecil, karena aktivitas

yang dapat dilakukan oleh kantor kas pada mulanya hanya meliputi

transaksi yang terkait dengan tabungan baik setoran dan penarikan. Dalam

perkembangannya, saat ini kantor kas juga dapat melayani secara langsung

produk dan jasa bank yang ditawarkan, misalkan transaksi lalu lintas

pembayaran, transfer, kliring dan transaksi pembayaran lalu lintas giral

lainnya.

2.2. Pengertian Pembiayaan Ijarah

Menurut Ismail (2014:159), Ijarah merupakan kontrak antara bank syariah

sebagai pihak yang menyewakan barang dan nasabah sebagai penyewa dengan

menentukan biaya sewa yang disepakati oleh pihak penyewa.

Dalam transaksi perbankan, bank membeli aset tetap dari supplier kemudian

disewakan kepada nasabah dengan biaya sewa yang tetap hingga jangka waktu

tertentu. Bank dapat membeli aset tetap dari supplier yang ditunjuk oleh bank

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

11

syari’ah, kemudian setelah aset siap dioperasionalkan, maka aset tetap tersebut

disewakan kepada pihak nasabah.

2.2.1. Jenis-jenis Ijarah Menurut Ismail (2014:160) dalam transaksi keuangan, ijarah dibagi menjadi

dua yaitu ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik. Perbedaan kedua jenis ini terutama

terletak pada kepemilikan aset tetap setelah masa sewa berakhir. Dalam akad ijarah,

aset tetap akan dikembalikan kepada pihak yang menyewakan bila masa sewa

berakhir. Dalam akad ijarah muntahiya bittamlik, aset akan berubah status

kepemilikannya menjadi milik penyewa pada saat masa sewa jatuh tempo.

a. Ijarah

Ijarah dalam perbankan dikenal dengan, yaitu kontrak sewa antara pihak yang

menyewakan dan pihak penyewa, di mana pihak penyewa harus membayar sewa

sesuai dengan perjanjian dan pada saat jatuh tempo, asset yang disewa harus

dikembalikan kepada pihak yang menyewakan. Biaya pemeliharaan atas aset yang

menjadi objek sewa menjadi tanggungan pihak yang menyewakan. Pemilik asset

tetap (objek sewa) adalah lembaga keuangan yang bertanggung jawab atas biaya

pemeliharaan asset tetap yang disewakan selama masa sewa. Aset yang disewakan

tetap menjadi milik lembaga keuangan. Pada saat perjanjian sewa berakhir, maka

pihak yang menyewakan aset tetap akan mengambil kembali kepada pihak lain

atau memperpanjang sewa lagi dengan perjanjian baru.

Dalam transaksi ijarah, akad sewa menyewa dilakukan antara mu’ajjir (lessor) dan

musta’jir (lessee) atas objek sewa (mu’jur) untuk mendapatkan imbalan atas

barang yang disewakan. Bank sebagai lessor yang menyewakan objek sewa, akan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

12

mendapat imbalan dari lessee. Imbalan atas transaksi sewa menyewa ini disebut

dengan pendapatan sewa. Pendapatan sewa merupakan bagian dari pendapatan

operasional bank syariah.

b. Ijarah Muntahiya Bittamlik

Ijarah muntahiya bittamlik disebut juga dengan ijarah wa iqtina adalah perjanjian

sewa antara pihak pemilik asset tetap (lessor) dan penyewa (lessee), atas barang

yang disewakan, penyewa mendapat hak opsi untuk membeli objek sewa pada

masa sewa berakhir.

Ijarah muntahiya bittamlik dalam perbankan dikenal dengan financial lease, yaitu

gabungan antara transaksi sewa dan jual beli, karena pada akhir masa sewa,

penyewa diberi hak opsi untuk membeli objek sewa. Pada akhir masa sewa, objek

sewa akan berubah dari milik lessor menjadi milik lessee.

a. Rukun dan Syarat Ijarah Muntahiya Bittamlik

1. Rukun

a). Penyewa (musta’jir) atau dikenal dengan lessee, yaitu pihak yang menyewa

objek sewa. Dalam perbankan, penyewa adalah nasabah.

b). Pemilik barang (mu’ajjirr), dikenal dengan lessor, yaitu pemilik barang

yang digunakan sebagai objek sewa.

c). Barang/objek sewa (ma’jur) adalah barang yang disewakan.

d). Harga sewa/manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang

diterima mu’ajjir.

e). Ijab kabul adalah serah terima barang.

2. Syarat

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

13

a). Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akad.

b). Ma’jur memiliki manfaat dan manfaatnya dibenarkan dalam islam, dapat

dinilai atau diperhitungkan dan manfaat atas transaksi ijarah muntahiya

bittamlik harus diberikan oleh lessee kepada lessor.

2.2.2. Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik Di Bank Syariah

1. Akad sewa IMBT

5. Bayar kewajiban

pelunasan/pembelian

2. Beli objek sewa

3. Kirim dokumen ke bank 4.Kirim barang ke nasabah

Sumber : Buku Perbankan Syariah, Ismail (2014:163)

Gambar II.1 Skema Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Keterangan:

1. Bank syariah dan nasabah melakukan perjanjian dengan akad ijarah

muntahiyah bittamlik.

2. Bank syariah membeli objek sewa dari supplier.

3. Setelah supplier menyiapkan objek sewa, kemudian supplier mengirimkan

dokumen barang yang dibeli ke bank syariah.

BANK MU’AJJIR

NASABAH MUSTA’JIR

SUPPLIER OBJEK SEWA MA’JUR

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

14

4. Supplier mengirimkan objek sewa kepada nasabah atas perintah dari bank

syariah.

5. Setelah menerima objek sewa, maka nasabah mulai melaksanakan

pembayaran atas imbalan yang disepakati dalam akad.

2.3. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang

memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi bisnis. Dengan

adanya strategi pemasaran, maka implementasi program dalam mecapai tujuan

organisasi dapat dilakukan secara aktif, sadar dan rasional tentang bagaimana suatu

merek atau lini produk mencapai tujuannya dalam lingkungan bisnis yang semakin

turbulen.

Menurut Hasan (2010:119), strategi pemasaran yang efektif memerlukan basis

pengetahuan tentang konsumen, untuk itu marketer perlu melakukan beberapa

hal berikut:

1. Mengoptimalkan riset pemasaran untuk mengetahui keinginan yang paling

dinginkan oleh konsumen.

2. Mengoptimalkan riset mengenai manfaat dan harga produk yang

dinginkan, gaya (style) dan model yang menunjukan presitise ketika

produk diposisikan, respon customerterhadap bauran pemasaran dan

analisis persepsi dan kepuasan pelanggan ketika pelanggan telah

menggunakan produk.

3. Melakukan penyesuaian bauran pemasaran terhadap keinginan customer.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

15

Menurut Assauri (2011:168), Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

2.3.1. Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan alat bagi pemasaran yang

terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar

implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan

sukses. Bauran Pemasaran pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda

dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan

karakteristik jasa dan barang sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya.

Menurut Lupiyadi (2006:74), Bauran Pemasaran produk barang mencakup 4P:

product, price, place, dan promotion. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut

masih dirasa kurang mencukupi. Para pakar pemasaran menambahkan tiga unsur lagi

:people, process, dan customer service.

Dengan demikian, unsur bauran pemasaran jasa terdiri atas tujuh hal, yaitu:

1. Product (produk)

Jasa seperti apa yang ingin ditawarkan. Produk merupakan keseluruhan konsep

objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu

diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari

produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

16

the offer. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan

beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.

2. Price (harga)

Bagaimana strategi penentuan harga strategi penentuan harga sangat signifikan

dalam pemberian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta

keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan

pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. Akan

tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten

dengan strategi pemasaransecara keseluruhan. Dalam memutuskan strategi

penentuan harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri yaitu

bertahan, memaksimalkan laba, memaksimalkan penjualan, pengembalian atas

investasi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah

positioning (pemosisian) jasa, sasaran perusahaan, tingkat persaingan, siklus hidup

jasa, elastisitas permintaan, struktur biaya, sumber daya yang digunakan, kondisi

ekonomi secara umum dan kapasitas jasa.

3. Promotion (promosi)

Bagaimana promosi yang harus dilakukan hal yang perlu diperhatikan dalam

promosi adalah pemilihan bauran promosi. Bauran promosi terdiri atas:

a. Iklan (advertising)

Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran

terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen

tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau

menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

17

perusahaan lain yang mendukung positioning jasa. Beberapa tujuan periklanan

yaitu iklan yang bersifat memberiinformasi, iklan membujuk, iklan pengingat

dan iklan pemantapan.Ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk

melakukan pengiklanan, antara lain surat kabar, majalah, radio, televisi, papan

reklame dan surat langsung.

b. Penjualan Perseorangan (Personel Selling)

Penjualan perseorangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pemasaran jasa, karena:

1. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting.

2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin.

3. Orang merupakan bagian dari produk jasa.

Sifat penjualan perorangan dikatakan lebih luwes karena tenaga penjualan dapat

secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan

perilaku masing-masing calon pembeli.Selain itu, tenaga penjualan juga dapat

segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan,

sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu

juga.

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk

meningkatkan barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya.

Point of sales promotion terdiri atas brosur, lembar informasi, dan lain-lain.

Promosi penjualan dapat diberikan kepada:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

18

1. Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk, kupon,

pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi.

2. Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowances, iklan

kerja sama, distribution contests, penghargaan.

3. Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest, dan hadiah untuk

tenaga penjualan terbaik.

d. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

melibatkan upaya untuk menstimulasi minat positif dalam organisasi dan

produknya dengan memberikan rilis berita, mengadakan konferensi pers,

menyelenggarakan event khusus dan mensponsorikegiatan yang bisa diliput

media yang dilakukan oleh pihak ketiga.

e. Informasi dari mulut ke mulut (word of month)

Rekomendasi dari pelanggan lain biasanya dianggap lebih dipercaya

ketimbang kegiatan promosi yang berasal dari perusahaan dan dapat sangat

memengaruhi keputusan orang lain untuk menggunakan (atau menghindari)

suatu jasa. Kenyataannya, makin besar resiko yang dirasakan pelanggan dalam

membeli suatu jasa, makin aktif mereka mencari dan mengandalkan berita

mulut ke mulut (word of mounth) untuk membantu pengambilan keputusan

mereka.

f. Pemasaran Langsung

Kategori ini mencakup seperti surat, email, dan pesan teks. Saluran-saluran ini

memberikan potensi pesan personal yang dikirimkan kepada segmen terbatas

yang disasar secara khusus.Strategi langsung seperti ini cenderung berhasil

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

19

saat pemasar memiliki basis data informasi yang rinci mengenai pelanggan

dan calon pelanggan.

4. Place (tempat)

Bagaimana sistem penyampaian jasa yang akan diterapkan Tempat dalam jasa

merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi,

dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada

konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

5. People (orang)

Jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa.

Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari

pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam

memenuhi kebutuhannya.

6. Process (proses)

Bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut proses merupakan gabungan

semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan,

mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan

disampaikan kepada konsumen.

Proses dapat dibedakan dalam dua cara yaitu:

a. Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan

tahapan proses.

b. Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam

langkah-langkah atau tahapan proses.

7. Customer Service (layanan konsumen)

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

20

Tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan konsumen. Layanan

konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat

termasuk pelayanan pra transaksi, saat transaksi dan pasca transaksi. Kegiatan

sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan sesudah

transaksi, karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga

konsumen memberikan respons yang positif dan menunjukkan loyalitas yang

tinggi.

Menurut Kartajaya dkk (2006:177), 4P sebagai marketing-mix yang elemen-

elemennya adalah Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion

(promosi) yang diperkenalkan oleh Jerome McCarthy. Product dan Price adalah

komponen dari tawaran (offers), sedangkan Place dan Promotion adalah komponen

dari akses (access).

Karena itu, marketing mix yang dimaksud adalah bagaimana

mengintegrasikan tawaran dari perusahaan dengan akses yang tersedia. Bagi

perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), Produk dan harga haruslah

didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,

kualitas produk harus sesuai yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila perusahaan

menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan. Sedangkan

dalam menentukan harga, perusahaan haruslah mengutamakan nilai keadilan. Jika

kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya, jika seseorang telah

mengetahui keburukan yang ada di balik produk yang ditawarkan, harganya pun

harus disesuaikan dengan kondisi produk tersebut. Komponen akses (access) sangat

berpengaruh terhadap bagaimana usaha dari perusahaan dalam menjual produk dan

harganya. Promosi bagi perusahan yang berlandaskan syariah haruslah

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bank Syariah 2.1.1 ... - BSI

21

menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau service-

service perusahaan tersebut. Promosi yang tidak sesuai dengan kualitas atau

kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi

konsumennya adalah termasuk dalam praktik penipuan dan kebohongan. Untuk itu,

promosi yang semacam tersebut sangat dilarang dalam syariah marketing. Dalam

menentukan place atau saluran distribusi, perusahaan harus mengutamakan tempat-

tempat yang sesuai dengan target market sehingga dapat efektif dan efisien. Sehingga,

pada intinya, dalam menentukan marketing-mix, proses integrasi terhadap offer dan

access, harus didasari oleh prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran.