ii. tinjauan pustaka 2.1. bank 2.1.1. definisi bank · bank syariah bank konvensional memiliki...

28
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Bank menjadi lembaga intermediasi keuangan, penghubung antara orang yang kelebihan modal dengan orang yang memerlukan modal. Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (2) tentang Perbankan menyatakan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selain itu, menurut Judisseno (2005) hakikat bank adalah suatu lembaga yang lahir karena fungsinya sebagai agent of trust dan agent of development. Definisi dari agent of trust adalah suatu lembaga perantara (intermediacy) yang dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari dan untuk masyarakat. Sedangkan sebagai agent of development, bank adalah suatu lembaga perantara yang dapat mendorong kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahan-kemudahan pembayaran dan penarikan dalam proses transaksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah (Kasmir, 2010): 1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Bank bertindak sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang di bank untuk menjaga keamanan uang mereka. Sedangkan tujuan kedua untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil investasinya. 2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.

Upload: vankhanh

Post on 24-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank

2.1.1. Definisi Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Bank menjadi lembaga

intermediasi keuangan, penghubung antara orang yang kelebihan modal dengan

orang yang memerlukan modal.

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (2) tentang Perbankan

menyatakan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Selain itu, menurut Judisseno (2005) hakikat bank adalah suatu lembaga

yang lahir karena fungsinya sebagai agent of trust dan agent of development.

Definisi dari agent of trust adalah suatu lembaga perantara (intermediacy) yang

dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari dan untuk masyarakat.

Sedangkan sebagai agent of development, bank adalah suatu lembaga perantara

yang dapat mendorong kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan

kemudahan-kemudahan pembayaran dan penarikan dalam proses transaksi yang

dilakukan oleh para pelaku ekonomi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga

keuangan yang kegiatannya adalah (Kasmir, 2010):

1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Bank

bertindak sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat.

Tujuan utama masyarakat menyimpan uang di bank untuk menjaga keamanan

uang mereka. Sedangkan tujuan kedua untuk melakukan investasi dengan

harapan memperoleh bunga dari hasil investasinya.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) kepada

masyarakat yang mengajukan permohonan.

  

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

9  

  

dasarkan laporan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) bulan Desember

Persero sebanyak 4 buah.

isa sebanyak 36 buah.

h.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer),

penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing),

penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri

(inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes,

travellers cheque, dan jasa lainnya.

Bank di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis bank

berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha:

1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

2.1.2. Perbankan Konvensional

Bank konvensional yaitu bank yang melakukan kegiatan usaha

perbankan berdasarkan prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan

menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip

konvensional menggunakan dua metode yaitu.

• Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan (giro, tabungan,

dan deposito). Demikian pula harga untuk produk pinjamannya ditentukan

berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga seperti ini dikenal

dengan istilah spread based.

• Untuk jasa-jasa lainnya, perbankan konvensional menerapkan berbagai biaya

dalam nominal atau persentase tertentu yang dikenal dengan istilah fee based.

Ber

2011, jumlah perbankan konvensional sebanyak 120 dengan rincian sebagai

berikut.

1. Bank

2. Bank Umum Swasta Nasional Dev

3. Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa sebanyak 30 bua

4. Bank Pembangunan Daerah sebanyak 26 buah.

5. Bank Campuran sebanyak 14 buah.

6. Bank Asing sebanyak 10 buah.

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

10  

  

.1.3. Perbankan Syari’ah

kan bank yang beroperasi sesuai dengan ketentuan

yariat I

ank Syari’ah adalah bank yang beroperasi

Bank Syari’ah adalah bank yang

di Indonesia telah dimulai

be m

h diatur dalam Undang-

.1.4. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

k yang tumbuh dan

erk mb

2

Bank Syari’ah merupa

s slam. Beberapa ahli ekonomi memberikan pengertian yang lebih luas

mengenai Bank Syariah antara lain.

1. Antonio (2002) menyatakan B

sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam. Selain itu, bank syariah juga

didefinisikan sebai bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada

ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Hadist.

2. Ascarya dan Yuanita (2005) menyatakan

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah, yaitu aturan

perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan

lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah.

Perkembangan industri keuangan syari’ah

se lu dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional

perbankan syari’ah. Perbankan syariah hadir untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat yang menginginkan bank bebas bunga. Undang-undang No. 7 tahun

1992 tentang perbankan secara implisit membuka peluang kegiatan usaha

perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil.

Keberadaan Bank Syari’ah di Indonesia tela

Undang yaitu UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Statistik

Perbankan Indonesia melaporkan bahwa hingga bulan Desember 2011 sudah

terdapat 11 Bank Umum Syariah dan 23 Unit Usaha Syariah. Sebagai lembaga

keuangan yang baru berdiri di Indonesia, bank syariah sudah cukup banyak

berkembang yaitu 11 bank pada Desember 2011.

2

Bank konvensional dan bank syariah merupakan ban

b e ang dalam perekonomian masyarakat saat ini. Bank konvensional dan

bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam menjalankan perannya sebagai

intermediator yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan

kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

11  

  

iki perbedaan

en sa

nsional

Persamaan lain yang dimiliki oleh perbankan adalah mekanisme transfer,

teknologi komputer, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan.

Akan tetapi, bank syariah dan bank konvensional memil

m da r. Perbedaan ini menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang

dibiayai, dan lingkungan kerja. Perbedaan mendasar antara Bank Syariah dengan

Bank Konvensional terletak pada dua konsep yaitu konsep sistem perbankan dan

konsep imbalan. Perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut.

Tabel 2.1. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Bank Syariah Bank Konve

- Melakuka stasi yang - Investasi yang halal dan haram n investasi-inve

halal saja.

- n prinsip bagi hasil, jual- - Memakai perangkat bunga Berdasarka

beli, atau sewa

- oriented. - Profit oriented. Profit dan falah

- Hubungan dengan nasabah dalam an nasabah dalam

bentuk kemitraan.

- Hubungan deng

bentuk hubungan debitur-kreditur.

- a dan penyaluran - Penghimpunan dan

dana harus sesuai dengan fatwa

Dewan Pengawas Syariah

Tidak terdapat dewan sejenis.

S

2.1.5. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

ihan kepada nasabah melalui bank

i hasil dapat dijelaskan lebih jauh dalam Tabel

umber: Antonio, 2001.

Sistem perbankan memberikan pil

konvensional dan bank syariah. Kedua jenis bank ini menawarkan sistem yang

berbeda sehingga masyarakat memiliki pertimbangan-pertimbangan dalam

memanfaatkan jasa perbankan. Masyarakat yang memilih sistem bunga lebih

bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan keuntungan pribadi. Berbeda

dengan sistem bagi hasil, sistem ini berorientasi pemenuhan kemaslahatan hidup

umat manusia (Sudarsono, 2008).

Perbedaan bunga dan bag

2.2 berikut:

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

12  

  

Tabel 2.2. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada waktu

akad dengan asumsi harus selalu

untung.

Penentuan besarnya rasio/nisab bagi

hasil dibuat pada waktu akad dengan

berpedoman pada kemungkinan untung

rugi.

Besarnya persentase berdasarkan pada

jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan yang

diperoleh.

Pembayaran bunga tetap seperti yang

dijanjikan tanpa pertimbangan apakah

proyek yang dijalankan pihak nasabah

untung atau rugi.

Bagi hasil bergantung pada keuntungan

proyek yang dijalankan. Bila usaha

merugi, kerugian akan ditanggung

bersama oleh kedua belah pihak.

Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat, sekalipun jumlah

keuntungan naik berlipat.

Jumlah pembagian laba meningkat

sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan.

Eksistensi bunga diragukan oleh semua

agama termasuk Islam.

Tidak ada yang meragukan keabsahan

bagi hasil.

Sumber: Syafi’i Antonio, 2001

2.1.6. Sistem dan Produk Penghimpunan Dana Bank Konvensional dan

Bank Syariah

Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari masyarakat

dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Dalam operasinya, bank konvensional

menggunakan prinsip bunga.

Pengertian produk-produk bank menurut UU Perbankan No. 10 tahun

1998 adalah sebagai berikut:

1. Giro adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet

giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

13  

  

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat

lainnya yang dipersamakan dengan itu.

3. Deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan. Deposito

dibedakan menjadi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposits on

call.

Penghimpunan dana yang dilakukan bank syariah berbentuk giro, tabu-

ngan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghim-

punan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah (Karim, 2004).

1. Prinsip Wadi’ah

Prinsip ini mempunyai implikasi hukum di mana nasabah bertindak sebagai

pihak yang menitipkan uang dan bank bertindak sebagai pihak pengelola.

Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah seperti pada

produk rekening giro. Berbeda dengan wadi’ah amanah yang mempunyai

prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi, pada wadi’ah

dhamanah pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta

titipan sehingga boleh memanfaatkan harta titipan tersebut, seperti terlihat

pada Gambar 2.1.

Bank Syariah

2. Pemanfaatan Dana

3. Bagi Hasil

4. Beri Bonus

1. Titipan BarangInvestor

Nasabah

Sumber: Muhammad, 2005 Gambar 2.1. Skema Kerja Prinsip Wadi’ah Yad Dhamanah

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

14  

  

2. Prinsip Mudharabah

Penyimpan atau deposan dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah

bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib

(pengelola). Dana tersebut digunakan untuk melakukan murabahah, ijarah,

atau untuk melakukan mudharabah kedua oleh bank dimana dalam hal ini

bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.

Prinsip ini dalam aplikasinya seperti tabungan berjangka dan deposito

berjangka. Prinsip mudharabah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: mudharabah

muqayyadah on balance sheet dan off balance sheet serta mudharabah

mutlaqah.

Bank syariah pada mudharabah muqayyadah off balance sheet juga berperan

memberikan modal untuk dikelola mudharib dan bank syariah akan

mendapatkan kembali modalnya dan bagi hasil dari proyek yang dikerjakan.

Perbedaan antara mudharabah muqayyadah on balance sheet dengan off

balance sheet dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3.

Perjanjian BaBank Syariah gi Hasil

Mudharib Nasabah Perantara

Proyek

Bagi Hasil

Modal

Sumber: Muhammad, 2005 Gambar 2.2. Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah on Balance

Sheet

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

15  

  

Perantara +

Modal

Proyek

Bagi Hasil

Modal

Nasabah Mudharib

Bank Syariah

Perjanjian Bagi Hasil

Sumber: Muhammad, 2005 Gambar 2.3. Skema Kerja Prinsip Mudharabah Muqayyadah off Balance

Sheet

Mudharabah muqayyadah merupakan penyaluran dana langsung kepada

pelaksana usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara yang

mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha.

Mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito, sehingga

terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu: tabungan mudharabah dan

deposito mudharabah (Muhammad, 2005). Skema kerja prinsip mudharabah

mutlaqah dijelaskan seperti pada Gambar 2.4.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

16  

  

Investor Bank Syariah

Nasabah

1. Titipan Barang

4. Bagi Hasil

3. Bagi Hasil 2. Pemanfaatan Dana

Sumber: Muhammad, 2005

Gambar 2.4. Skema Kerja Prinsip Mudharabah Mutlaqah

2.1.7. Sistem dan Produk Penyaluran Dana Bank Konvensional dan Bank

Syariah

Penyaluran dana dalam bank konvensional dikenal dengan nama kredit.

Pengertian kredit menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.

Kredit dalam bank konvensional dilihat dari segi jangka waktu

penggunaanya dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Kredit jangka pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu

tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja.

2. Kredit jangka menengah

Merupakan kredit yang berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,

kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

3. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu di atas

tiga tahun atau lima tahun, biasanya digunakan untuk investasi jangka

panjang.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

17  

  

Penyaluran dana dalam bank syariah dikenal dengan nama pembiayaan.

Pengertian pembiayaan menurut UU perbankan No. 10 tahun 1998 adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak

yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Secara garis besar produk pembiayaan bank syariah terbagi ke dalam

empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya (Karim,

2004), yaitu:

1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli (Ba’i)

Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan

kepemilikan barang (transfer of property). Tingkat keuntungan bank

ditentukan di awal dan menjadi bagian harga jual barang kepada nasabah.

Prinsip jual-beli dikembangkan menjadi tiga bentuk prinsip pembiayaan,

yaitu:

a. Pembiayaan Murabahah

Transaksi jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah

sebagai pembeli. Barang diserahkan segera dan pembayaran dilakukan

secara tangguh.

b. Pembiayaan Salam

Pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan

pembayaran dilakukan di muka. Bank sebagai pembeli, nasabah sebagai

penjual. Transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas, harga,

dan waktu penyerahan.

c. Pembiayaan Istishna

Jual beli seperti akad salam, namun pembayarannya dilakukan oleh bank

dalam beberapa kali pembayaran. Istishna diterapkan pada pembiayaan

manufaktur dan konstruksi.

2. Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)

a. Ijarah

Transaksi jual beli yang dilandasi perpindahan manfaat. Jadi pada

dasarnya prinsip ini sama saja dengan prinsip jual beli, tetapi

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

18  

  

perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Apabila pada jual beli

objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya

adalah jasa (Karim, 2004).

b. Ijarah Muntahiya Bittamlik

Perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya prinsip

sewa yang diakhiri dengan opsi kepemilikan objek sewa di akhir masa

sewa. Pada umumnya bank lebih banyak menggunakan prinsip ini karena

sifatnya yang lebih sederhana dari sisi pembukuan dan tidak direpotkan

oleh urusan pemeliharaan aset (Antonio, 2001).

3. Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil (syirkah)

terdiri dari:

a. Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah adalah bentuk kerja sama antara dua pihak atau lebih atas

suatu usaha tertentu dimana kedua belah pihak memberikan kontribusi

dengan keuntungan dan risiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan

(Antonio, 2001).

b. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerjasama atas dua pihak atau lebih dimana

pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada

pengelola (mudharib) dengan suatu akad perjanjian pembagian

keuntungan (Karim, 2004). Bentuk pembiayaan ini menegaskan

kerjasama dalam paduan kontribusi 100% modal dari shahib al-maal dan

keahlian dari mudharib.

4. Akad Pelengkap

Jenis-jenis produk pembiayaan bank syariah yang menggunakan akad

pelengkap terdiri dari:

a. Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

Hiwalah adalah bentuk pengalihan utang dari pihak yang berhutang

kepada pihak lain yang wajib menanggungnya (Antonio, 2001). Pada

bank konvensional prinsipnya sama dengan anjak piutang.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

19  

  

b. Rahn (Gadai)

Rahn adalah menahan salah satu harta si peminjam yang memiliki nilai

ekonomis sebagai jaminan atas sejumlah pinjaman yang diterimanya.

c. Qardh

Qardh adalah pinjaman utang dan akan dikembalikan sesuai dengan

perjanjian. Aplikasinya dalam perbankan antara lain yaitu: (1) sebagai

pinjaman talangan haji; (2) sebagai pinjaman tunai; (3) sebagai pinjaman

kepada pengusaha kecil; dan (4) sebagai pinjaman kepada pengurus bank

(Karim, 2004).

d. Wakalah (Perwakilan)

Wakalah adalah bentuk perwakilan atau pemberian kuasa kepada pihak

tertentu untuk melakukan pekerjaan atau hal tertentu. Prinsip ini

diterapkan pada pengiriman uang atau transfer, penagihan (collection

payment), dan lainnya. Bank syariah menerima imbalan fee atas jasanya

terhadap nasabah (Antonio, 2002).

e. Kafalah (Garansi Bank)

Kafalah adalah jaminan yang diberikan dengan tujuan untuk menjamin

pembayaran atas suatu kewajiban pembayaran. Bank syariah bertindak

sebagai pihak penjamin, sedangkan nasabah sebagai pihak yang dijamin.

Untuk jasa ini, bank memperoleh pengganti biaya atas jasa yang

diberikan.

2.2. Rasio Keuangan

2.2.1. Rasio Permodalan (Solvabilitas)

Pengertian modal bank berdasar ketentuan Bank Indonesia dibedakan

antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang

bank asing yang beroperasi di Indonesia. Modal bank yang didirikan dan

berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal

pelengkap atau secondary capital.

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan

cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak (Siamat, 2005), dengan

perincian sebagai berikut:

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

20  

  

1. Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.

Bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan

pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

2. Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai

akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

3. Cadangan umum

Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah

dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau

rapat anggota sesuai anggaran dasar masing- masing.

4. Cadangan tujuan

Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan

untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang

saham atau rapat anggota.

5. Laba ditahan

Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat

umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

6. Laba tahun lalu

Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan

belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat

anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal hanya

sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh

kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

7. Laba tahun berjalan

Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan

setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang

diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami

kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor

pengurang dari modal inti.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

21  

  

8. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan.

Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah

dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Anak

perusahaan adalah bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) lain

yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank. Modal pelengkap terdiri atas

cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dari laba setelah pajak dan pinjaman

yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal, dengan perincian sebagai

berikut:

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap

Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari selisih

penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari

Direktorat Jenderal Pajak.

b. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah cadangan yang

dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini

dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai

akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

c. Modal kuasi

Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang

sifatnya seperti modal.

d. Pinjaman subordinasi

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai

syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman,

mendapat persetujuan dari bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun, dan

pelunasan sebelum jatuh tempo harus atas persetujuan Bank Indonesia.

Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal

minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Presentase kebutuhan modal minimum ini disebut Capital Adequacy Ratio (CAR).

Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank (capital

adequacy) didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki

bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aktiva dalam

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

22  

  

perhitungan ini mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva

yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih

bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga.

Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah

sebagai berikut:

1. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-

masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing pos

aktiva neraca tersebut.

2. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal

rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-

masing pos rekening tersebut.

3. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif.

4. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank

(modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR. Rasio tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

5. Hasil perhitungan rasio di atas kemudian dibandingkan dengan kewajiban

penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%). Berdasarkan hasil

perbandingan tersebut, dapatlah diketahui apakah bank yang bersangkutan

telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal) atau tidak. Jika hasil

perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal

minimum sama dengan 100% atau lebih, modal bank yang bersangkutan telah

memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal). Sebaliknya, bila hasilnya

kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan CAR.

2.2.2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas

Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta

asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,

penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.

Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan:

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

23  

  

,

1. Prospek usaha

2. Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur

3. Kemampuan membayar

Berdasarkan analisisis dan penilaian terhadap faktor penilaian mengenai

prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan

mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas kredit

ditetapkan menjadi:

a. Lancar

b. Dalam perhatian khusus

c. Kurang lancar

d. Diragukan

e. Macet

Aktiva produktif bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) untuk

BUK dan Non Performing Financing (NPF) untuk BUS merupakan aktiva

produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet. Besarnya

NPL dan NPF dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.2.3. Rasio Rentabilitas

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan aset (Siamat, 2005). Rumus yang digunakan adalah:

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

24  

  

,

2.2.4. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata

lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta

dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini

semakin likuid. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan

to Deposit Ratio (LDR) untuk BUK dan Financing to Deposit Ratio (FDR) untuk

BUS. FDR dan LDR adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah pinjaman

yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali

kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-

kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya

semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.2.5. Rasio Efisiensi

Rasio biaya efisiensi adalah perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Siamat, 2005).Rasio ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.3. Efisiensi Perbankan

2.3.1. Definisi dan Konsep Efisiensi Perbankan

Efisiensi merupakan tolak ukur kinerja sebuah perusahaan. Dalam dunia

perbankan, efisiensi juga diperlukan untuk menjawab kesulitan-kesulitan dalam

menghitung ukuran-ukuran kinerja seperti tingkat alokasi, teknis, maupun total

efisiensi (Hadad, dkk, 2003). Efisiensi juga merupakan kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan matematika

didefinisikan sebagai perhitungan rasio output (keluaran) dan input (masukan)

atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan.

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

25  

  

Efisiensi perbankan secara keseluruhan dapat didekomposisikan dalam

efisiensi skala (scale efficiency), efisiensi cakupan (scope efficiency), efisiensi

teknik (technical efficiency), dan efisiensi alokasi (allocative efficiency) (Kurnia,

2004). Efisiensi skala merupakan efisiensi yang dicapai oleh bank ketika bank

tersebut mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to

scale), sedangkan efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi pada

diversivikasi lokasi. Efisiensi alokasi tercapai ketika bank mampu menentukan

berbagai output yang memaksimumkan keuntungan, sedangkan efisiensi teknik

pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dengan output dalam suatu

proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien apabila pada penggunaan

input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output yang maksimum atau untuk

menghasilkan output sejumlah tertentu digunakan input yang paling minimum.

Paul Bauer, et al. (1998) membedakan efisiensi menjadi dua tipe, yaitu

efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis dipandang dari

mikroekonomi sedangkan efisiensi ekonomi dilahat dari makroekonomi. Efisiensi

teknis pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu

proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien jika pada penggunaan

input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output maksimal, atau untuk

menghasilkan output tertentu digunakan input yang paling minimal. Efisiensi

ekonomi mempunyai konsep yang lebih luas daripada efisiensi teknik. Dalam

efisiensi ekonomi perusahaan harus memilih tingkatan input ataupun output dan

kombinasinya untuk mengoptimalkan tujuan ekonomi. Biasanya dengan

minimalisasi biaya atau maksimalisasi keuntungan.

2.3.2. Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank

Terdapat tiga pendekatan yang lazim digunakan dalam metode

parametrik dan non-parametrik untuk mendefinisikan hubungan input dan output

dalam kegiatan financial suatu lembaga keuangan, yaitu: (Hadad, dkk, 2003)

a. Pendekatan Aset (Asset Approach)

Produksi aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai

pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output benar-benar

didefinisikan ke dalam bentuk aset.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

26  

  

b. Pendekatan Produksi (Production Approuch)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun

deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (credit accout), kemudian

output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset-aset

tetap dan material lainnya.

c. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approuch)

Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai intermediator,

yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari surplus unit kepada

defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut meliputi: biaya tenaga

kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito , kemudian output yang

diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi keuangan

(financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi

keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans).

Sebagai contoh, simpanan merupakan salah satu variabel yang dapat

dijadikan sebagai input atau output. Pada pendekatan produksi, simpanan

merupakan output karena simpanan merupakan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan

bank sedangkan pendekatan intermediasi menganggap simpanan sebagai input

karena simpanan yang dihimpun bank akan ditransformasikan ke dalam berbagai

bentuk aset yang menghasilkan terutama pinjaman yang diberikan (Muliaman D.

Hadad, Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M., 2003).

Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi untuk menghitung

efisiensi perbankan konvensional dan syariah. Menurut Ahmad Syakir Kurnia

(2004) pendekatan intermediasi digunakan karena mempertimbangkan fungsi vital

bank sebagai financial intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit

dan menyalurkannya kepada deficit unit. Pertimbangan lainnya adalah

karakteristik dan sifat dasar bank yang melakukan transformasi aset yang

berkualitas (qualitative asset transformer) dari simpanan yang dihimpun,

meskipun tidak ada kesepakatan umum dalam pendekatan yang digunakan serta

dalam hal menentukan input dan output. Iqbal dan Molyneux 1998 dalam S.

Mohamad, T. Hassan and M. Khaled I. B. (2003) menambahkan bahwa

pendekatan intermediasi merupakan pendekatan terbaik untuk mengevaluasi

keseluruhan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi.

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

27  

  

2.4. Konsep Data Envelopment Analysis (DEA)

DEA dikembangkan pertama kali oleh Farrel (1957) yang mengukur

efisiensi teknik satu input dan satu output menjadi multi input dan multi output,

menggunakan kerangka nilai efisiensi relatif sebagai rasio input dengan output

(Giuffrida dan Gravelle, 2001; Lewis et, al. 1999; Post dan Spronk, 1999 dalam

Sutawijaya dan Lestari, 2009).

Charnes-Cooper-Rhodes menemukan model DEA CCR (Charnes-

Cooper-Rhodes) pada tahun 1978. Menurut Muharam dan Pusvitasari(2007),

model ini mengasumsikan adanya Constant Return to Scale (CRS). CRS adalah

perubahan proporsional yang sama pada tingkat input akan menghasilkan

perubahan proporsional yang sama pada tingkat output (misalnya: penambahan 1

persen input akan menghasilkan penambahan 1 persen output).

Bankers, Charnes dan Cooper (1984) mengembangkan model DEA CCR

lebih lanjut dan menemukan model DEA BCC. Model ini mengasumsikan adanya

Variable Return to Scale (VRS). VRS adalah semua unit yang diukur akan

menghasilkan perubahan pada berbagai tingkat output dan adanya anggapan

bahwa skala produksi dapat memengaruhi efisiensi. Hal inilah yang membedakan

dengan asumsi CRS yang menyatakan bahwa skala produksi tidak mempengaruhi

efisiensi. Teknologi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi VRS,

sehingga membuka kemungkinan skala produksi mempengaruhi efisiensi.

Kurnia (2004) menyatakan DEA termasuk salah satu alat analisis non

parametrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi secara relatif baik antar

organisasi bisnis yang berorientasi laba (profit oriented) maupun antar organisasi

atau pelaku kegiatan ekonomi yang tidak berorientasi laba (non-profit oriented)

yang dalam proses produksi atau aktivitasnya melibatkan penggunaan input-input

tertentu untuk menghasilkan output-output tertentu. DEA juga dapat mengukur

efisiensi basis dan alat pengambil kebijakan dalam peningkatan efisiensi.

DEA bertujuan mengevaluasi kinerja suatu unit sebagai contoh Unit

Kegiatan Ekonomi (UKE). Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila

nilai dualnya sama dengan 1 (nilai efisiensi 100 persen), sebaliknya apabila nilai

dualnya kurang dari 1 maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien secara

relatif (Silkman, 1986; Nugroho, 1995 dalam Huri dan Susilowati, 2004). Analisis

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

28  

  

yang dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap efisiensi relatif dari UKE yang

sebanding, selanjutnya UKE-UKE yang efisien tersebut akan membentuk garis

frontier. Apabila UKE berada dalam garis frontier, UKE tersebut dapat dikatakan

efisien relatif dibandingkan dengan UKE lainnya dalam sampel. DEA juga dapat

menunjukkan UKE-UKE yang menjadi referensi bagi UKE-UKE yang tidak

efisien (Ascarya dan Guruh, 2008).

Ada tiga manfaat yang diperoleh dari pengukuran efisiensi DEA, yaitu:

a. Sebagai tolak ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk

mempermudah perbandingan antara unit ekonomi yang sama.

b. Mengukur berbagai variasi efisiensi antar unit ekonomi untuk

mengindentifikasi faktor-faktor penyebabnya.

c. Menentukan implikasi kebijakan, sehingga dapat meningkatkan nilai

efisiensinya.

Adapun kelebihan DEA antara lain:

a. Dapat menangani banyak input dan output.

b. Tidak perlu asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.

c. UKE dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.

d. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.

Beberapa kelemahan DEA, yaitu:

a. Bersifat sample specific (DEA berasumsi bahwa setiap input atau output

identik dengan unit lain dalam tipe yang sama).

b. Merupakan extreme point technique.

c. Kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal.

d. Hanya untuk mengukur produktivitas relatif dari UKE bukan produktivitas

absolut.

e. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

2.4.1. Model Constant Return to Scale (CRS) atau Model Charnes Cooper

dan Rhodes (CCR)

Nurul Komaryatin (2006) melakukan pembahasan dengan

mendefinisikan beberapa notasi. Dengan asumsi bahwa K adalah input dan M

adalah output untuk setiap perusahaan atau seringkali disebut dengan (unit

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

29  

  

∑∑

kegiatan ekonomi) UKE dalam literatur DEA. Untuk UKE ke-i diwakili secara

berturut – turut oleh vektor x1 dan y1. Dalam hal, X adalah matrik input K x n,

dan Y adalah matriks output M x n, maka representasi tersebut merupakan cara

merumuskan data dalam bentuk matriks dari semua n UKE.

Tujuan dari DEA adalah untuk membentuk sebuah frontier non-

parametric envelopment terhadap suatu data dari titik pengamatan yang berada di

bawah frontier. Salah satu kasus sederhana yang bisa dibuat contoh disini adalah;

kasus sebuah industri perbankan yang memproduksi satu output dengan

menggunakan dua buah input, dimana hal tersebut dapat digambarkan dalam

sebuah grafik sebagai jumlah pertemuan garis atau bidang yang menyelubungi

sebaran titik–titik yang berjarak rapat dalam ruang tiga dimensi. Asumsi CRS ini

juga dapat diwakili oleh unit isokuan dalam input space. Cara terbaik untuk

memperkenalkan DEA adalah dengan melalui bentuk rasio. Untuk setiap UKE,

kita akan mendapatkan ukuran rasio dari semua output terhadap semua inputnya,

seperti ujyj / v’xi, dimana u adalah merupakan vektor M x 1 dari output

tertimbang (weight output) dan v adalah vektor K x 1 dari input tertimbang (weigh

input). Untuk memilih penimbang (weights) yang optimal kita harus

menspesifikasikan problema programasi matematis (the mathematical

programming problem), sebagai berikut:

dimana :

hs = efisiensi teknis bank s

uis = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s

yis = jumlah output i, yang diproduksi oleh bank s

vjs = bobot input j yang digunakan oleh bank s

xjs = jumlah input j, yang diberikan oleh bank s

Dalam hal ini, termasuk juga menemukan nilai untuk u dan v, sebagai

sebuah pengukuran efisiensi hs yang maksimal. Dengan tujuan untuk kendala

bahwa semua ukuran efisiensi haruslah kurang dari atau sama dengan satu, salah

satu masalah dengan formulasi atau rumusan rasio ini adalah bahwa ia memiliki

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

30  

  

∑∑

sejumlah solusi yang tidak terbatas ( infinite) Untuk menghindari hal ini, maka

kita dapat menentukan kendala sebagai berikut:

1

∑ 0, 1, …

1

asilinier dengan m

aan nyata antara dua pengamatan

ui dan vj ≥ 0

Dimana N menunjukkan jumlah bank dalam sampel. Pertidaksamaan pertama

menunjukkan adanya efisiensi rasio untuk perusahaan lain tidak lebih dari 1,

sementara pertidaksamaan kedua berbobot positi f. Angka rasio akan bervariasi

antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien apabila memiliki angka rasio

mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0 menunjukkan efisiensi

bank yang semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat menentukan

pembobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobot yang dipilih akan

menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik. Berapa bagian program linear

ditransformasikan sebagai berikut :

Maksimisasi hs = ∑

Kendala ∑

∑ dan ui dan vj ≥ 0

Efisiensi pada masing-masing bank dihitung menggunakan

program emaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank

s. Kendala jumlah input yang dibobot harus sama dengan satu untuk semua bank,

yaitu jumlah output yang dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau

sama dengan 0. Hal ini berarti semua bank akan berada atau dibawah referensi

kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang memotong sumbu origin.

2.5. Uji T Data Berpasangan (Paired Sample T Test)

Uji t data berpasangan ( ) merupakan salah satu dari Paired sample t test

metode statistik yang digunakan untuk membandingkan mean dari suatu sampel

yang berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun

mengalami perlakuan yang berbeda.

Hipotesis pada uji-t data berpasangan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

H : D = 0, tidak terdapat perbed0

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

31  

  

H1 : D ≠ 0, terdapat perbedaan nyata antara dua pengamatan

2.6. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah penelitian mengenai efisiensi bank yang dilakukan

pada bank-bank syariah maupun bank-bank konvensional baik domestik maupun

luar negeri:

1. Ema Rindawati (2007)

Penelitian ini menganalisis perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional. Hasil penelitian menyatakan rata-rata rasio

keuangan perbankan syariah lebih baik secara signifikan dibandingkan

dengan perbankan konvensional.

2. Imam Subaweh (2008)

Penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis perbandingan kinerja keuangan

bank syariah dan konvensional periode 2003-2007. Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan kinerja keuangan bank syariah pada tahun 2003-

2007 lebih baik dari kinerja bank konvensional. Berdasarkan analisis regresi

berganda disimpulkan bahwa rasio pinjaman terhadap tabungan tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengembalian ekuitas, baik pada bank

syariah maupun bank konvensional. Selain itu, penelitian ini berkesimpulan

tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara bank syariah dengan

bank konvensional.

3. Agung M. Noor (2009)

Penelitian ini membandingkan kinerja bank umum syariah dengan perbankan

konvensional. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan kinerja perbankan

syariah setelah fatwa MUI menjadi lebih baik. Bank syariah mencapai LDR

dan ROE lebih tinggi dan rasio NPL yang lebih rendah.

4. Barr, Richard S, dkk (1999)

Penelitian dilakukan terhadap bank-bank komersial di Amerika Serikat

dengan menggunakan metode analisis DEA. Variabel input yang digunakan

antara lain salary expense, premises & fixedassets, other noninterest expense,

interest expense, dan purchased funds. Variabel output yang digunakan yaitu

earning assets, interest income, dan noninterest income.

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

32  

  

5. Donsyah Yudistira (2003)

Penelitian ini menganalisis tingkat efisiensi pada bank Islam dengan

melakukan analisis empirik terhadap 18 bank berbeda yang tersebar di

seluruh dunia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data

Envelopment Analysis (DEA) dengan variabel input berupa staff costs, fixed

assets, total deposits dan variabel output berupa total loans, other income,

liquid assets. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat inefisiensi pada

bank Islam tergolong rendah yaitu sekitar 10% jika dibandingkan bank-bank

konvensional. Pada periode 1998-1999 kinerja bank Islam terkena imbas

krisis global tetapi kemudian berjalan sangat baik setelah masa sulit.

6. Harjum Muharam dan Pusvitasari (2007)

Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di

Indonesia“ dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini adalah simpanan dan

biaya operasional lain, sedangkan variabel output yang digunakan adalah

pembiayaan, aktiva lancar, dan pendapatan operasional lain. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bank-bank syariah di Indonesia periode

periode 2005. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa tidak ada perbedaan

nilai efisiensi antara BUS dan UUS, tidak ada perbedaan efisiensi antara bank

syariah BUMN dan bank syariah Non BUMN, tidak ada perbedaan nilai

efisiensi bank syariah swasta non devisa dan bank syariah devisa. Hanya

Bank BTN syariah, Niaga Syariah, dan Permata Syariah selalu mencapai nilai

efisien 100% selama periode pengamatan.

7. Muhammad Afif Amirillah (2010)

Penelitian yang dilakukan menghitung efisiensi perbankan syariah di

Indonesia tahun 2005-2009. Penelitian ini menggunakan pengolahan data

DEA-CRS, input-inputnya terdiri dari: Giro iB, Tabungan iB, Deposito iB

dan Modal disetor; sedangkan output-outputnya terdiri dari: penempatan pada

Bank Indonesia, Penempatan pada bank lain, Mudharabah, Musyarakah,

Murabahah, Istishna, Ijarah dan Qardh. Unit analisis yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan data keuangan perbankan syariah (tidak termasuk

BPRS) di Indonesia periode Januari 2005 sampai dengan November 2009.

Page 26: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

33  

  

Analisis DEA penelitian ini membandingkan secara relatif periode perbankan

syariah terhadap periode perbankan syariah yang lain sehingga menghasilkan

periode yang paling efisien.

8. Rakhmat Purwanto (2011)

Penelitian ini mengukur efesiensi intermediasi 21 bank konvensional dan

bank syariah di Indonesia dengan menggunakan metode Data Envelopment

Analysis (DEA). Variabel input yang digunakan antara lain yaitu jumlah

simpanan, jumlah aset dan jumlah biaya tenaga kerja serta variabel outputnya

yaitu total kredit/pembiayaan dan laba operasional. Hasil dari penelitian ini

menyatakan dari 21 BUK dan BUS yang diteliti hanya terdapat satu bank

umum yang mencapai tingkat efisiensi 100% secara terus menerus yaitu Bank

Mestika Dharma (BUK). Selain Bank Mestika Dharma terdapat BUS yang

mencapai tingkat efisiensi 100% sejak awal kemunculannya sedangkan bank

lain mengalami fluktuasi atau bahkan tidak pernah mencapai tingkat yang

efisien.

9. Tessa Magrianti (2011)

Penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum

Syariah dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia” menggunakan data

laporan keuangan bank tahunan dari tahun 2004 sampai 2009. Data bank

yang digunakan adalah lima BUS dan lima BUK yang memiliki nilai aset

setara. Berdasarkan perhitungan DEA dengan pendekatan intermediasi, BUS

berada di atas rata-rata nilai efisiensi. Sedangkan pada pendekatan aset dan

pendekatan produksi, BUS berada di bawah rata-rata nilai efisiensi bank

umum.

2.7. Kerangka Pemikiran

Perbankan di Indonesia terbagi menjadi dua sistem dengan dasar yang

berbeda. Kedua perbankan tersebut adalah bank konvensional yang berdasarkan

pada sistem bunga dan bank syariah yang berdasarkan pada sistem bagi hasil.

Penelitian yang dilakukan akan membandingkan kinerja keuangan dan efisiensi

kedua perbankan tersebut pada periode waktu 2006-2011. Analisis kinerja

keuangan perbankan dilakukan dengan mengamati rasio keuangan perbankan

Page 27: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

34  

  

yaitu CAR, NPL dan NPF, LDR dan LDF, ROA, dan BOPO. Selain itu, dilakukan

analisis efisiensi dengan metode DEA. Variabel input yang diduga memengaruhi

variabel output ditentukan dengan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu

dan beberapa literatur mengenai efisiensi perbankan. Dalam penelitian ini

menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan

intermediasi mengingat peranan vital bank sebagai lembaga intermediasi.

Pengukuran dalam efisiensi ini menghubungkan efisiensi terhadap tingkat

produksi. Analisis ini kemudian akan menghasilkan perumusan frontier interaksi

antar input dalam mempengaruhi jumlah output yang dihasilkan. Hubungan input

dan output tersebutlah yang kemudian akan menentukan nilai efisiensi, sehingga

akan dapat dilihat perbedaan antara efisiensi BUK dan BUS.

Page 28: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank · Bank Syariah Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari ... Prinsip operasional syariah yang diterapkan ... Bank

35  

  

Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran

CAR LDR/FDR NPL/NPF ROA BOPO

Perbandingan Efisiensi denga metode Data Envelopment Analysis (DEA)

Variabel Input

 - Total Simpanan

- Total Aset

- Biaya Operasional

Variabel Output

- Kredit/ Pembiayaan

- Pendapatan Operasional

Nilai efisiensi Bank Umum Konvensional 2006 -2011

Nilai efisiensi Bank Umum syariah 2006 -2011

Uji Beda Paired sampel t-test

Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional

Efisiensi BUK dan BUS di Indonesia setelah

krisis

2. Analisis Efisiensi Perbankan

1. Analisis Rasio Keuangan