bab ii tinjauan pustaka€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat...

26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Evaluasi 1.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan , monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi dinyatakan oleh Tyler dalam Badrudin (2014) sebagai proses menentukan sejauh mana tujuan organisasi dapat dicapai. Notoadmojo (2011) mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan, dapat dilakukan jika suatu kebijakan berjalan dalam waktu yang cukup. Evaluasi umumnya dilaksanakan untuk menilai outcome dari suatu kebijakan yang telah dilaksanakan, apabila evaluasi terlalu dini dilaksanakan maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan alternative keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam pengambilan keputusan (Arikunto, 2009).

Upload: nguyentram

Post on 17-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Evaluasi

1.1.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,

organisasi, pelaksanaan , monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak

akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan,

pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi dinyatakan oleh Tyler dalam

Badrudin (2014) sebagai proses menentukan sejauh mana tujuan organisasi dapat

dicapai. Notoadmojo (2011) mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses

membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menilai tingkat kinerja

suatu kebijakan, dapat dilakukan jika suatu kebijakan berjalan dalam waktu yang

cukup. Evaluasi umumnya dilaksanakan untuk menilai outcome dari suatu

kebijakan yang telah dilaksanakan, apabila evaluasi terlalu dini dilaksanakan

maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005).

Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi

yang berguna untuk merumuskan alternative keputusan. Evaluasi adalah

kegiatan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu yang selanjutnya

informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam

pengambilan keputusan (Arikunto, 2009).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Evaluasi dapat dikatakan sebagai proses yang harus ditempuh oleh seseorang

untuk mendapatkan informasi yang berguna sehingga dapat digunakan untuk

menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternative yang

diinginkan karena pengambilan keputusan tidak diambil secara acak maka

alternative itu harus diberi nilai relative (Badrudin, 2014).

Dari beberapa pengertian evaluasi tersebut dapat dikatakan bahwa evaluasi

dikatakan sebagai proses pengumpulan data atau informasi yang bersifat ilmiah

dimana hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil

keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan serta dalam memberikan

penilaian terhadap pencapaian program dengan target yang telah ditetapkan.

1.1.2 Fungsi Evaluasi

Fungsi utama evaluasi adalah agar hasil evaluasi dapat digunakan sebagai

umpan balik untuk perencanaan selanjutnya (Muninjaya, 2011). Arikunto dalam

Badrudin (2014) mengatakan bahwa terdapat dua tujuan evaluasi yaitu tujuan

umum yang diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan

khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen. Dalam menentukan

evaluasi itu sesuai atau tidak dengan target diperlukan adanya kriteria evaluasi.

Adapun kriteria evaluasi (William, 2000) sebagai berikut :

1. Efektifitas, berkenaan dengan apakah hasil yang diinginkan sudah tercapai.

2. Efisiensi , berhubungan dengan seberapa banyak usaha yang telah diperlukan

untuk mencapai hasil yang sudah tercapai.

3. Kecukupan, berhubungan dengan seberapa jauh hasil pencapaian program

mampu menyelesaikan masalah yang ada.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

4. Perataan, apakah biaya dan manfaat didistribusikan secara merata kepada

kelompok-kelompok berbeda.

5. Rensponsivitas, apakah hasil penelitian memuaskan kebutuhan, preferensi

atau nilai kelompok-kelompok yang berbeda.

6. Ketepatan, hasil atau tujuan yang dicapai benar-benar berguna atau bernilai.

Crawford dalam Badrudin (2014) mengatakan bahwa evaluasi memiliki

beberapa tujuan yang dapat dirinci sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai

dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil.

3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.

4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.

1.1.3 Metode Evaluasi

Muninjaya (2011) mengemukakan bahwa jenis evaluasi dapat dibedakan

menjadi 3 adalah :

1. Evaluasi Input yang dilaksanakan sebelum pelaksaan program dimulai untuk

mengetahui ketepatan jumlah, mutu sumber daya, metode, standar prosedur

pelaksanaan disesuaikan dengan sumber daya yang dimanfaatkan untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan program. Evaluasi ini bersifat pencegahan

(preventive evaluation) karena kegiatan evaluasi bersifat mengkaji persiapan

sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan sedini mungkin.

2. Evaluasi Proses (formative evaluation) dilaksanakan pada saat kegiatan

dilaksanakan yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

kegiatan program atau metode yang digunakan, meningkatkan motivasi staf

dan memperbaiki komunikasi diantara staf.

3. Evaluasi Output (impact / summative evaluation) dilaksanakan setelah

pekerjaan selesai untuk mengetahui ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan.

Hasil yang dicapai dibandingkan dengan target, effect, atau outcome untuk

mengetahui pengaruh kegiatan program terhadap sikap dan perilaku

masyarakat atau dampak program pada penurunan kejadian sakit atau

kematian. Evaluasi juga ditunjukkan untuk mengetahui mutu pelayanan

kesehatan dibandingkan dengan standar mutu yang sudah ditetapkan pada

saat penyusunan perencanaan.

Menurut (Azwar, 2010) dan (Soekidjo, 2011) evaluasi dapat dibedakan

menjadi empat kelompok yaitu adalah :

1. Evaluasi terhadap Input yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber

daya baik sumber dana , tenaga ataupun sumber sarana.

2. Evaluasi terhadap proses yang lebih dititik beratkan pada pelaksanaan

program apakah sesuai atau tidak dengan rencana yang telah ditetapkan.

3. Evaluasi terhadap output yaitu evaluasi yang dilakukan pada hasil yang telah

dicapai dari pelaksanaan program. Bertujuan untuk mengetahui apakah hasil

yang telah dicapai telah sesuai dengan target program yang telah ditentukan.

4. Evaluasi terhadap dampak adalah evaluasi yang digunakan pada pengaruh

yang ditimbulkan dari pelaksanaan program terhadap kesehatan masyarakat.

1.2 Pendampingan Sosial

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Masyarakat miskin seringkali merupakan kelompok yang tidak berdaya baik

karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan eksternal dari

lingkungannya. Pendamping sosial kemudian hadir sebagai agen perubah yang

turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi mereka.

Pendampingan sosial dapat diartikan sebagai interaksi dinamis antara kelompok

miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi beragam

tantangan seperti merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi,

memobilisasi sumber daya setempat, memecahkan masalah sosial, menciptakan

atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan dan menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat

(Suharto, 2004).

Pendampingan sosial sangat menentukan kerberhasilan program

penanggulangan kemiskinan. Peran pendamping umumnya mencakup empat

peran utama yaitu (Suharto, 2004):

1. Fasilitator merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian motivasi,

kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan

dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi dan

negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama, serta

melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.

2. Pendidik yang berarti pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi

masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya

serta bertukar gagasan dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat

yang didampinginya. Membangkitkan kesadaran masyarakat,

menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi, menyelenggarakan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan

peran pendidik.

3. Perwakilan masyarakat dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi antara

pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan demi

kepentingan masyarakat dampingannya. Pekerja sosial dapat bertugas

mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan, menggunakan media,

meningkatkan hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.

4. Peran-peran teknis mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis.

Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi ‘manajer perubahan” yang

mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-

tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti melakukan

analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi,

berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta mengatur sumber

dana.

Peran yang dimiliki oleh pendamping sosial harus dilaksanakan dengan baik

sehingga mampu memberikan hasil baik pada kinerja pendamping. Kinerja

merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Berdasarkan Kamus Besar Indonesia (2001)

mengemukakan bahwa pengertian kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau

prestasi yang diperlihatkan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus

diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat

pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu

organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari

suatu kebijakan operasional.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Menurut Darma (2005) dalam Ahmad (2013) faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kinerja staf meliputi mutu pekerjaan, jumlah pekerjaan,

efektifitas biaya dan inisiatif. Sementara karakteristik individu yang

mempengaruhi kinerja meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja,

penempatan kerja dan lingkungan kerja (rekan kerja, atasan, organisasi,

penghargaan dan imbalan).

1.3 Program Keluarga Harapan (PKH)

1.3.1 Pengertian Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan (PKH) atau yang sering dikenal dengan sebutan

Conditional Cash Transfer (CCT) dengan istilah lain yaitu bantuan tunai

langsung bersyarat merupakan salah satu program nasional yang dikeluarkan

oleh Kementerian Sosial yang berupaya dalam percepatan pengentasan

penanggulangan kemiskinan di tingkat kelompok masyarakat yang tergolong

dalam kelas Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) atau Keluarga Sangat

Miskin (KSM). Program ini berupaya untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat untuk menjadi lebih layak dan mampu berdiri sendiri dalam

membangun kecerdasan anak dan kesehatan keluarga demi keberlangsungan

hidup sehingga menjadi lebih produktif dan mandiri (Sosial, 2013a). Dasar

hukum terbentuknya Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

2. Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

3. Undang-undang No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

4. Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

5. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan

6. Inpres No. 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi tahun 2013 poin lampiran ke 46 tentang Program Keluarga Harapan

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 40 Tahun 2012 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

8. Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 02A/HUK/2008 tentang

“Tim Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2008 Tanggal 8

Januari 2008”

9. Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 149 Tahun 2013

tentang Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2013

10. Surat Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat No.IR.02.03/B/III/2977/2010

Tanggal 5 Agustus 2010 perihal Dukungan Sektor Kesehatan terhadap PKH

Dasar terbentuknya program ini adalah tingkat kemiskinan suatu rumah

tangga dikaitkan dengan tingkat kesehatan dan pendidikannya. Rendahnya

penghasilan keluarga menyebabkan keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan

dalam bidang kesehatan maupun pendidikan. Dilihat dari segi kesehatan

pemeliharaan kesehatan pada kandungan sangat dipengaruhi oleh keadaan

perekonomian keluarga. Keluarga yang memiliki tingkat perekonomian rendah

sering tidak mampu mendapatkan pelayanan kehamilan yang memadai sehingga

berdampak pada kehamilan yang tidak sehat dan berujung pada tingginya angka

kematian bayi (AKB) dan angka kematian Ibu (AKI).

(SDKI, 2007) menyatakan bahwa AKB pada kelompok penduduk

berpendapatan rendah terjadi sebanyak 56 per 1000 kelahiran hidup sedangkan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

penduduk dengan pendapatan tinggi dimana angka AKB mencapai 26 per 1000

kelahiran hidup, sedangkan tingkat AKI mengacu pada 228 wanita per 100.000

walaupun tidak terpaut jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah

berkomitmen untuk menekan tingkat AKI hingga 102 per 100.000 kelahiran

hidup di tahun 2015.

Hal ini disebabkan karena faktor ketidakmampuan penduduk dengan

penghasilan rendah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan atau dalam

pemenuhan kebutuhan makanan yang bergizi. Rendahnya kondisi kesehatan

RTSM / KSM juga berdampak pada tidak optimalnya proses tumbuh kembang

anak, terutama usia 0-5 tahun. Pada tahun 2003 Angka Kematian Balita pada

kelompok penduduk berpenghasilan rendah mencapai 77% per 1000 kelahiran

hidup, sementara pada kelompok penduduk berpendapatan tinggi mencapai 22%

per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003).

Kasus gizi kurang pada tahun 2000 mencapai 24,5% kemudian meningkat

menjadi 29% pada tahun 2005. Sementara tahun 2007 mengalami penurunan

menjadi 18,4% (Riskesdas, 2007). Gizi kurang berdampak buruk pada

produktivitas dan daya tahan tubuh seseorang sehingga menyebabkan kelompok

ini terperangkap dalam siklus kesehatan yang buruk.

Program Keluarga Harapan (PKH) juga bertujuan mencapai Millenium

Development Goals (MDGs). Terdapat 5 komponen MDGs yang secara tidak

langsung terbantu oleh Program Keluarga Harapan (PKH) ini yaitu adalah :

1. Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan

2. Pendidikan dasar

3. Kesetaraan gender

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

4. Pengurangan angka kematian bayi dan balita

5. Pengurangan kematian ibu melahirkan

PKH akan memberikan manfaat jangka panjang dan jangka pendek. Untuk

jangka pendek PKH akan memberikan income effect kepada RTSM/KSM

melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga. Untuk jangka panjang

program ini diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan antar generasi

melalui peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan dan kapasitas pendapatan

anak di masa depan (price effect) serta memberikan kepastian kepada si anak

akan masa depannya (insurance effect )(Sosial, 2013a).

PKH merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan yang

anggarannya bersumber dari APBN dan melibatkan berbagai sektor yang

didalamnya memerlukan kontribusi dan komitmen Kementerian / Lembaga

meliputi Bappenas, Kementerian Sosial, Kementerian Keuangan, Kementerian

Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian

Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi, TNP2K, BPS, Pemerintah Daerah serta Lembaga

Keuangan /perbankan dalam penyaluran bantuan bagi peserta PKH.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PKH

Sumber : Panduan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan 2013

1.3.2 Mekanisme Program Keluarga Harapan (PKH)

Kriteria peserta penerima bantuan PKH adalah masyarakat dengan tingkat

penghasilan 10% terendah yang tergolong dalam kluster 1 yaitu Rumah

Tangga/Keluarga Sangat Miskin (RTSM/KSM). Data yang digunakan dalam

penentuan peserta PKH adalah data miskin yang ada di Badan Pusat Statistik

(BPS) yang tentu harus memenuhi kriteria sebagai peserta PKH. Minimal salah

satu atau beberapa kriteria terdapat dalam RTSM/KSM yang termasuk dalam

data kluster 1, adapun kriteria miskin yaitu adalah (Widodo, 2010) :

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang

2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

Kementrian Sosial

Dinas Sosial

Provinsi

UPPKH Kecamatan

Dinas Sosial

Kabupaten

UPPKH

Kabupaten

UPPKH Provinsi

UPPKH Pusat

Fasilitas

Pendidikan

RTSM/KSM

Fasilitas Kesehatan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/ tembok tanpa di plester

4. Tidak memiliki fasilitas MCK/ bersama-sama dengan rumah tangga lain

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindungi

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak

tanah

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam seminggu sekali

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali sehari

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas

12. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tidak tamat

SD/tamat SD

13. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan

500m2, buruh tani , nelayan, buruh bangunan, buruh kebun atau lainnya

dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,-

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal harga

Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/non kredit, emas, hewan ternak,

kapal motor atau barang modal lainnya.

Kriteria warga miskin bisa menjadi peserta PKH berdasarkan persyaratan

peserta PKH dalam Panduan Program Keluarga Harapan (2013) adalah sebagai

berikut :

1. Ibu Hamil / Ibu Nifas / Anak Balita

2. Anak Usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan dasar (Anak Prasekolah)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

3. Anak Usia 7-12 tahun yang masuk Sekolah Dasar

4. Anak Usia 12-15 tahun yang masuk Sekolah Menengah Lanjutan Pertama

5. Anak Usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar

RTSM/KSM yang terpilih sebagai peserta PKH memiliki hak / kewajiban

diantaranya yaitu :

Tabel 2.1 Hak dan Kewajiban Peserta PKH

HAK KEWAJIBAN

Mendapatkan bantuan uang tunai

sesuai persyaratan

Anak usia 0-6 tahun dan Ibu hamil / nifas

wajib mengikuti persyaratan seluruh

protokol pelayanan kesehatan yang telah

ditetapkan

Mendapatkan pelayanan kesehatan di

Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK)

baik itu Puskesmas,

Posyandu,Polindes)

Anak usia 6-15 tahun wajib didaftarkan dan

disekolahkan ke SD/MI atau SLTP/MTS

dan hadir minimal 85% per bulan di kelas.

Mendapatkan pelayanan pendidikan

bagi anak usia wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun baik formal /

informal maupun non formal.

Anak usia 15-18 tahun yang belum

menyelesaikan pendidikan dasar

didaftarkan ke sekolah terdekat atau

mengambil sekolah kesetaraan.

Sumber : Direktorat Jaminan Sosial Tahun 2013

Hak peserta PKH adalah mendapatkan bantuan uang tunai yang berbeda-beda

disesuaikan dengan kriteria yang terdapat di dalam keluarga tersebut. Bantuan tersebut

akan dibayarkan 4 kali dalam satu tahun melalui Kantor Pos terdekat dengan

membawa Kartu Peserta PKH. Adapun besaran bantuan yang diperoleh berdasarkan

skenario bantuan PKH adalah sebagai berikut :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Tabel 2.2 Besaran Dana Bantuan PKH

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM/ Tahun

Bantuan Tetap Rp. 500.000,-

Bantuan bagi RTSM yang memiliki :

a. Anak usia dibawah 6 tahun

b. Ibu Hamil / Menyusui

Rp. 1.000.000,-

Bantuan bagi RTSM yang memiliki :

a. Anak peserta pendidikan setara SD/MI

b. Anak peserta pendidikan setara

SMP/MTs

c. Anak peserta pendidikan setara SMU

Rp. 450.000,-

Rp. 750.000,-

Rp. 1.000.000,-

Bantua minimum per RTSM Rp. 950.000,-

Bantuan maksimum per RTSM Rp. 3.700.000,-

Sumber : Sumber : Direktorat Jaminan Sosial Tahun 2015

Apabila peserta tidak memenuhi komitmen terhadap kewajibannya, maka

berlaku ketetentuan sebagai berikut :

1. Pengurangan bantuan adalah 10% setiap bulannya sebelum pembayaran

periode berikutnya.

2. Peserta tidak akan menerima bantuan jika seluruh anggota tidak memenuhi

kewajiban selama 3 bulan berturut-turut.

2.3.3 Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang Kesehatan

Secara garis besar kegiatan PKH bidang kesehatan adalah memantau peserta

PKH agar mampu mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah serta rajin

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

untuk memeriksakan kondisi kesehatannya ke PPK terdekat yang ada. Landasan

hukum pedoman operasional bagi PPK dalam program PKH adalah sebagai

berikut :

1. Undang-undang No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

2. Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

3. Inpres No. 1 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

poin Lampiran ke 46 tentang PKH

4. Peraturan Presiden N0. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan

5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2012 tentang Pedoman

Pelaksanaan Jamkesmas

6. Surat Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kemenkes Republik

Indonesia No. IR.02-02/BIV/2977/2010 tanggal 5 Agustus 2010 tentang “

Sosialisasi PKH kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Puskesmas dan

jajarannya termasuk bantuan verifikasi pendataan layanan kesehatan yang

diterima peserta PKH “

Secara umum kegiatan yang dilaksanakan PKH bidang kesehatan dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Menghadiri pertemuan awal dan dilaksanakan pendataan ulang (validasi)

terhadap RTSM/KSM yang memenuhi kriteria sebagai peserta Program

Keluarga Harapan (PKH)

2. Menandatangani form persetujuan sebagai peserta Program Keluarga

Harapan (PKH)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

3. Mendatangi Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) terdekat dan melakukan

pengecekan kesehatan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan

4. Menanyakan jadwal untuk bulan berikutnya dan mematuhi setiap jadwal dan

pelayanan yang harus diperoleh

5. Pendamping akan melaksanakan verifikasi terhadap komitmen peserta PKH

setiap bulan sesuai dengan kewajibannya

6. Apabila peserta tidak memenuhi kewajiban maka akan mendapatkan sanksi

berupa pemotongan bantuan sebesar 10% pada bulan yang bersangkutan dan

apabila pemenuhan komitmen tidak dilakukan berturut-turut selama 3 bulan

maka bantuan PKH akan diberhentikan

7. Pembayaran bantuan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali yang besaran

bantuan akan disesuaikan dengan kriteria dan pemenuhan komitmen dari

masing-masing kriteria .

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Tabel 2.3 Protokol Kesehatan yang Diperoleh oleh Peserta PKH

No Komponen Kesehatan Kewajiban Pelayanan yang Diperoleh

1 Bayi Usia 0-11 Bulan Timbang Berat Badan

Imunisasi Dasar Lengkap

Vitamin A 100.000 IU

MTBS

2 Balita ( 1-5 Tahun ) Timbang Berat Badan

Monitor Tumbuh Kembang

Vitamin A 200.000 IU

MTBS

3 Anak Prasekolah (5-6

Tahun )

Timbang Berat Badan

Monitor Tumbuh Kembang

Pelayanan Kesehatan

4 Ibu Hamil Periksa Kehamilan minimal 4 Kali selama

Kehamilan

Tablet Fe

Imunisasi TT

Pelayanan Kesehatan

5 Ibu Melahirkan Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan

terlatih

6 Ibu Nifas Pemeriksaan dilaksanakan 3 kali pada minggu

pertama , minggu ke 2 dan minggu ke 3

7 Bayi Baru Lahir /

Neonatus (0-28 Hari )

Diperiksa 3 kali sebelum usia 28 hari

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Tahun 2013

Verifikasi dilaksanakan oleh pendamping setiap bulan dengan

mempertimbangkan protokol kesehatan yang diberikan oleh pusat dan

disesuaikan dengan keadaan di masing-masing PPK yang tersedia. Verifikasi ini

dilakukan dengan merekap kehadiran Ibu Hamil/ Nifas , Bayi/ Balita , Anak

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Prasekolah untuk secara rutin melakukan pemeriksaan sesuai dengan jadwal

yang diberikan oleh PPK yang melayani dan selanjutnya dijadikan sebagai bahan

acuan dalam pencairan bantuan PKH.

Gambar 2.2 Prosedur Verifikasi PKH Bidang Kesehatan

Sumber : Pedoman Operasional Program Keluarga Harapan Bagi Pemberi

Pelayan Kesehatan Tahun 2013

Kegiatan PKH bidang kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari program Jamkesmas sehingga kegiatan PKH sepenuhnya dibiayai oleh

program Jamkesmas di PPK mereka melakukan pemeriksaan kesehatan.

Sehingga sebagai PPK tetap akan menerima hak nya atas pelayanan yang telah

diberikan sesuai dengan apa yang diatur dalam pedoman pelaksanaan

Jamkesmas.

2.4 Pendampingan PKH

Dalam melaksanakan program PKH ini diperlukan pendamping yang

bertugas dalam melaksanakan setiap kegiatan program. Pendamping PKH adalah

Puskesmas

Posyandu Polindes Pustu

Petugas Mengisi Form Verifikasi dan

diambil oleh Puskesmas

Pendamping PKH

mengambil form

setiap 3 bulan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

sumber daya manusia yang direkrut dan ditetapkan oleh Kementerian Sosial

sebagai pelaksana pendampingan di tingkat Kecamatan. Pendamping bertugas

melakukan pendataan dari awal dan berkelanjutan terhadap data kepesertaan

PKH serta proses verifikasi yang dilaksanakan terhadap komitmen peserta PKH

terhadap kewajiban mereka di PKH sesuai dengan komponen yang dimiliki

(Dinas Sosial Provinsi, 2011).

Adapun siklus mekanisme PKH dapat digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.3 Siklus Mekanisme Kegiatan PKH

Sumber : Buku Kerja Pendamping Tahun 2011

Pendamping PKH merupakan bagian unit pelaksana PKH tingkat

Kecamatan. Jumlah pendamping disetiap Kecamatan disesuaikan dengan jumlah

peserta PKH yang terdaftar disetiap Kecamatan. Sebagai acuan setiap orang

pendamping akan mendampingi 150/375 RTSM sesuai dengan kondisi geografis

di setiap daerah. Sebagai pendamping PKH memiliki beberapa tugas pokok

diantaranya yaitu :

Verifikasi dan

pemutakhiran data

Pembayaran

Pertemuan awal

& validasi

Monitoring &

evaluasi

Rekruitment

SDM

Penetapan

daerah &

Peserta PKH

Koordinasi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

1. Tugas Persiapan Program

Adalah tugas yang harus dilakukan oleh pendamping dalam mempersiapkan

pelaksanaan program. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum melakukan

pembayaran pertama bantuan PKH terhadap peserta PKH di Kecamatan tersebut.

Adapun kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pendamping sebelum program

dilaksanakan yaitu adalah :

a. Sosialisasi Program Keluarga Harapan di Tingkat Kecamatan

Pendamping bertugas untuk berkoordinasi dan memberikan sosialisasi

tentang Program Keluarga Harapan kepada pihak Kecamatan, Desa

/Kelurahan , Banjar Dinas, Tokoh Masyarakat, UPTD Kesehatan dan

Pendidikan serta Masyarakat umum dengan membuat selebaran atau

menggunakan media lain.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan program kepada

masyarakat sebelum pendamping melaksanakan tugas pendampingannya di

Kelurahan tersebut sehingga tercipta koordinasi yang baik.

b. Menyelenggarakan pertemuan awal dengan seluruh calon peserta PKH

Pendamping berkoordinasi dengan aparat setempat untuk menetapkan

waktu dan tempat melaksanakan pertemuan serta sarana dan prasarana yang

diperlukan dalam pelaksanaan pertemuan awal. Menghadirkan seluruh calon

peserta PKH , Petugas Kesehatan yang bertugas di Kelurahan tersebut, Guru

/ Petugas dari Fasilitas Pendidikan yang ada di wilayah kelurahan tersebut

serta petugas di kelurahan.

Bertujuan untuk melakukan validasi data calon peserta PKH sesuai

dengan ketetapan program serta melakukan indentifikasi peserta berdasarkan

bidang kesehatan dan pendidikan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

c. Memfasilitasi pemilihan ketua kelompok peserta PKH

Pendamping menjelaskan peran ketua kelompok secara jelas selanjutnya

melakukan pemilihan ketua kelompok yang dipercaya oleh peserta yang lain

(diutamakan yang memiliki kemampuan membaca dan menulis ).

2. Tugas Rutin

Merupakan tugas keseharian yang harus dilaksanakan secara insentif. Tugas

rutin ini dialokasikan dalam waktu empat hari kerja. Bentuk tugas rutin tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Pemutakhiran data

Dilaksanakan apabila terjadi perubahan struktur penerima bantuan baik

dari segi penambahan atau pengurangan tanggungan maupun perubahan

status (perpindahan sekolah, perpindahan alamat, kesalahan identitas).

Dilaksanakan dengan mengisi form yang telah disediakan dengan

menyertakan bukti yang terkait dengan perubahan serta pendamping

melaporkan ke UPPKH Kabupaten untuk segera dilakukan entry

pemutakhiran data kepesertaan PKH.

b. Memfasilitasi proses pengaduan

Dalam hal ini pengaduan dapat berasal dari peserta PKH ataupun pihak

luar seperti masyarakat umum dan LSM. Pendamping sebagai petugas

terdepan memiliki tugas untuk menyelesaikan permasalahan yang diadukan

namun apabila permasalah tersebut memerlukan penanganan oleh pihak yang

lebih tinggi maka pendamping berkewajiban untuk memfasilitasi dengan

mengadukan permasalahan menggunakan form pengaduan ( formulir C-2 )

yang selanjutnya akan ditangani oleh UPPKH Pusat.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

c. Melakukan pertemuan bulanan dengan masyarakat penerima bantuan PKH

Kegiatan ini memiliki fungsi untuk mendeteksi permasalahan yang ada

di lapangan sehingga bisa diselesaikan, sebagai tempat bagi ketua kelompok

untuk menyampaikan pemikiran /pendapat tentang perjalan program. Dalam

kegiatan ini pendamping berkewajiban menyampaikan informasi

perkembangan atau pencapaian program , melakukan pemutakhiran data ,

menerima keluhan dan menggali masalah yang dihadapi oleh peserta PKH,

memberikan motivasi bagi peserta yang belum memenuhi komitmen.

d. Berkunjung ke rumah penerima bantuan

Apabila pada saat melaksanakan pertemuan bulanan ada peserta PKH

yang tidak bisa menghadiri pertemuan karena alasan tertentu maka

pendamping perlu melakukan kunjungan ke rumah peserta.

e. Melakukan koordinasi

Koordinasi dilaksanakan dengan aparat setempat dan pemberi pelayanan

kesehatan / pendidikan apabila pendamping akan melaksanakan kegiatan

seperti pencairan bantuan PKH, pemberhentian RTSM dari keanggotaan

PKH termasuk juga dilaksanakan ketika pendamping melaksanakan kegiatan

verifikasi di fasilitas kesehatan dan pendidikan.

f. Pelaksanaan verifikasi Faskes dan Fasdik

Pendamping melakukan pengecekan pelaksanaan kewajiban RTSM

dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan / pendidikan dengan

menyampaikan dan mengambil kembali form verifikasi sebagai bukti

komitmen peserta PKH.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

g. Melakukan kunjungan bulanan dengan pelayanan kesehatan dan pendidikan

Kegiatan ini dilaksanakan di unit pelayanan (sekolah / puskesmas) secara

rotasi / berdasarkan kemudahan akses oleh pendamping dan penyedia

pelayanan terkait (kesehatan/pendidikan) di wilayah kecamatan masing-

masing. Bertujuan untuk menggali permasalahan yang ditemukan selama

pelaksanaan program, kegiatan administrasi verifikasi sesuai dengan harapan

atau belum serta sebagai penyegaran untuk memperbaharui informasi yang

terjadi pada selama berjalannya program.

h. Pencatatan dan pelaporan

Setiap aspek kegiatan dalam PKH perlu dicatat, dilaporkan dan

ditindaklanjuti agar proses pengembangan , pengendalian , keberlangsungan

program dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan sasarannya. Bentuk

pencatatan dan pelaporan menggunakan formulir dan format yang seragam

seluruh daerah untuk masing-masing fungsi kegiatan.

3. Tugas Pendampingan Pembayaran

Pada proses pembayaran pendamping melakukan koordinasi dan persiapan

pembayaran. Koordinasi dilakukan kepada pihak PT.POS sebagai penyalur

bantuan serta ketua kelompok untuk memberitahukan jadwal pencairan bantuan

PKH. Saat pembayaran pendamping bertugas untuk mencocokan indentitas

pengambil bantuan dengan form kontrol pendamping , menyaksikan peserta

PKH memperoleh bantuan sesuai dengan komponen dan komitmennya, mengisi

daftar kontrol yang ditandatangani oleh peserta PKH dan sobekan agar ditempel

secara rapi di buku besar.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah :

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian dan Nama

Peneliti

Tujuan Penelitian Variabel Metode Hasil

Implementasi Program Keluarga

Harapan (PKH) bidang kesehatan

di Desa Pulo Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang

Tahun 2011

(Eka Prastia Pradikta, Indah

Prabawati)

Untuk mendeskripsikan

Implementasi Program Keluarga

Harapan (PKH) Bidang Kesehatan

di Desa Pulo Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang.

Fokus dari penelitian ini adalah

mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi implementasi

kebijakan yaitu struktur birokrasi,

sumberdaya, disposisi, dan

komunikasi

- Pendamping

PKH Desa Pulo

- Bidan Desa Pulo

- Masyarakat

penerima PKH

di Desa Pulo

Wawancara,

observasi,

dan

dokumentasi

Hasil penelitian ini mendeskripsikan implementasi

Program Keluarga Harapan (PKH) bidang kesehatan di

Desa Pulo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

dapat dilihat dari :

- Indikator komunikasi yang dilakukan oleh pelaksana

PKH di Desa Pulo sudah dilaksanakan dengan baik.

Namun, perlu ada peningkatan pada indikator

transmisinya.

- Variabel disposisi, sudah bisa dikatakan baik pada

pelaksanaannya, diantaranya mengenai insentif

pendamping dan komitmen pelaksana.

- Sumber daya pelaksanaan PKH bidang kesehatan di

Desa Pulo sudah baik. Namun, perlu ada perbaikan

mengenai jumlah staf pelaksana yang masih dirasakan

kurang.

- Struktur organisasi pada program ini sudah bisa

dikatakan baik karena para pelaksana sudah

melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur dan

dalam penjabaran tupoksi dalam struktur organisasi

sudah jelas.

Implementasi kebijakan Program

Keluarga Harapan (PKH) dalam

memutus rantai kemiskinan

(kajian di Kecamatan Mojosari

Kabupaten Mojokerto)

Untuk mengetahui implementasi

kebijakan PKH di Kecamatan

Mojosari

- Pendamping

PKH

- Dinas Sosial

- Dinas Kesehatan

- PT POS

Wawancara,

dokumentasi

dan

observasi

Secara umum pelaksanaan PKH di Kecamatan Mojosari

ini sudah berjalan dengan cukup baik. Ini dapat dilihat

dari setiap tahapan proses pelaksanaannya yang berjalan

lancar. Apabila diihat dari keadaan penerima bantuan

PKH tersebut mereka menggunakannya untuk membantu

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

Slamet Agus Purwanto,

Sumartono Sumartono,

Muhammad Makmur

Tahun 2013

- RTSM kondisi sosial dan pendidikan anak-anak RTSM,

membantu biaya kesehatan & gizi ibu hamil, ibu nifas,

dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM, serta

menyadarkan peserta PKH akan pentingnya layanan

pendidikan dan kesehatan

Analisis Peran Pendamping

Dalam Program Keluarga

Harapan (PKH) Pada Suku Dinas

Sosial Jakarta Utara Tahun 2010

( Ahmad Rokhoul Alamin)

Untuk mengetahui peranan

pendamping dalam program

pengentasan kemiskinan melalui

PKH

- Koordinator

Pendamping

PKH

- Pendamping

PKH Jakarta

Utara

- Masyarakat

penerima PKH

Wawancara

dan

observasi

Peran pendamping dalam PKH adalah sebagai mediator,

fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat yang

mampu mengupayakan masyarakat secara mandiri

sehingga mampu meningkatkan taraf hidup mereka dan

keluar dari garis kemiskinan.

Implementasi Program Keluarga

Harapan di Kecamatan Gamping

Kabupaten Sleman Tahun 2013

(Ridwan Tri Kurniawan, Indah

Sri Pinasti dan Nur Hidayah )

Untuk mengetahui pelaksaaan

atau implementasi dari PKH di

Kecamatan Gamping Kabupaten

Sleman

- Pendamping

PKH Kecamatan

Gamping

- Peserta PKH

Kecamatan

Gamping

Observasi ,

Wawancara

dan

Dokumentasi

Secara umum implementasi PKH di Kecamatan

Gamping sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

Implementasi PKH di Kecamatan Gamping dapat dilihat

dari beberapa variabel implementasi diantaranya yaitu

ketentuan bantuan, mekanisme dan prosedur, komunikasi

dan hubungan antar organisasi, karakteristik agen

pelaksana dan kondisi sosial. Ada beberapa faktor

pendukung implementasi PKH di Kecamatan Gamping

adalah Komunikasi antara pendamping, penerima PKH,

dan fasilitas pendidikan maupun Kesehatan. Motivasi

peserta PKH untuk melaksanakan kewajibannya dan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA€¦ ·  · 2017-04-01maka outcome yang diharapkan belum terlihat (Subarsono, 2005). Stufflebeam dalam Lababa (2008) mengemukakan bahwa evaluasi adalah

kinerja pendamping PKH dalam melaksanakan

pekerjaanya. PKH memberikan dampak positif terhadap

penerima / warga namun belum dapat meningkatkan

kondisi sosial RTSM.

Evaluasi Proses Pendampingan

Program Keluarga Harapan

(PKH) Bidang Kesehatan di

Kecamatan Kediri Kabupaten

Tabanan Tahun 2015

(Luh Gede Rini Puspita)

Untuk mengetahui pelaksanaan

proses pendampingan PKH

bidang kesehatan meliputi

validasi, pemutakhiran data,

verifikasi, pendampingan

pembayaran bantuan PKH, serta

hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan proses pendampingan

PKH bidang kesehatan

- Kepala Bidang

Jaminan Sosial

- Kepala

Puskesmas

- Pendamping

PKH

- Bidan Desa

Wawancara,

dan

observasi

-