bab ii tinjauan pustakarepository.ump.ac.id/2301/3/fianamia azizah = bab ii.pdf · ... dan antigen...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotik 1. Pengertian Antimikroba atau antibiotik adalah obat atau zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungiyang dapat menghambat/membasmi mikroba lain (jasad renik/bakteri), khususnya mikroba yang merugikan manusia (penyebab infeksi pada manusia) (Tripathi, 2003) Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khusunya dalam proses bakteri oleh bakteri (Depkes, 2011). 2. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan Antibiotik a. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotik Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotik. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu 1) Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi. 2) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik. 3) Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri. 4) Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifat dinding sel bakteri. 5) Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif ke luar sel (Depkes, 2011). 3. Resistensi antibiotik Resistensi didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteridengan pemberian antibiotik secara sistemik dengan dosis normal yangseharusnya atau kadar hambat minimalnya. Sedangkan multiple drugs resistance didefinisikan sebagai resistensi terhadap dau atau lebih obat EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Upload: ngoanh

Post on 26-Jun-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antibiotik

1. Pengertian

Antimikroba atau antibiotik adalah obat atau zat yang dihasilkan

oleh suatu mikroba, terutama fungiyang dapat menghambat/membasmi

mikroba lain (jasad renik/bakteri), khususnya mikroba yang merugikan

manusia (penyebab infeksi pada manusia) (Tripathi, 2003)

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik

yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia

di dalam organisme, khusunya dalam proses bakteri oleh bakteri (Depkes,

2011).

2. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan Antibiotik

a. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotik

Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan

melemahkan daya kerja antibiotik. Hal ini dapat terjadi dengan

beberapa cara, yaitu

1) Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi.

2) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik.

3) Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri.

4) Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan

sifat dinding sel bakteri.

5) Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan

dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif ke luar sel

(Depkes, 2011).

3. Resistensi antibiotik

Resistensi didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan

bakteridengan pemberian antibiotik secara sistemik dengan dosis normal

yangseharusnya atau kadar hambat minimalnya. Sedangkan multiple drugs

resistance didefinisikan sebagai resistensi terhadap dau atau lebih obat

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

maupun klasifikasi obat. Sedangkan cross resistance adalah resistensi

suatu obat yang diikuti dengan obat lain yang belum pernah dipaparkan

(Tripathi, 2003).

Resistensi terjadi ketika bakteri berubah dalam satu atau lain hal

yang menyebabkan turun atau hilangnya efektivitas obat, senyawa kimia

atau bahan lainnya yang digunakan untuk mencegah atau mengobati

infeksi. Bakteri yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak,

menimbulkan lebih banyak bahaya. Kepekaan bakteri terhadap kuman

ditentukan oleh kadar hambat minimal yang dapat menghentikan

perkembangan bakteri (Bari,2008). Timbulnya resistensi terhadap suatu

antibiotika terjadi berdasarkan salah satu atau lebih mekanisme berikut :

a. Bakteri mensintesis suatu enzim inaktivator atau penghancur

antibiotika. Misalnya Staphylococus sp, resisten terhadap penisilin G

menghasilkan beta-laktamase, yang merusak obat tersebut. Beta-

laktamase lain dihasilkan oleh bakteri batang Gram-negatif.

b. Bakteri mengubah permeabilitasnya terhadap obat. Misalnya

tetrasiklin, tertimbun dalam bakteri yang rentan tetapi tidak pada

bakteri yang resisten.

c. Bakteri mengembangkan suatu perubahan struktur sasaran bagi obat.

Misalnya resistensi kromosom terhadap aminoglikosida berhubungan

dengan hilangnya (atau perubahan) protein spesifik pada subunit 30s

ribosom bakteri yang bertindak sebagai reseptor pada organisme yang

rentan.

d. Bakteri mengembangkan perubahan jalur metabolik yang langsung

dihambat oleh obat. Misalnya beberapa bakteri yang resisten terhadap

sulfonamid tidak membutuhkan PABA (P-aminobenzoic acid)

ekstraseluler, tetapi seperti sel mamalia dapat menggunakan asam folat

yang telah dibentuk. Bakteri mengembangkan perubahan enzim yang

tetap dapat melakukan fungsi metabolismenya tetapi lebih sedikit

dipengaruhi oleh obat dari pada enzim pada kuman yang rentan.

Misalnya beberapa bakteri yang rentan terhadap sulfonamid,

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

dihidropteroat sintetase, mempunyai afinitas yang jauh lebih tinggi

terhadap sulfonamid dari pada PABA (Jawetz, 1997).

Penyebab utama resistensi antibiotika adalah penggunaannya yang

meluas dan irasional.Lebih dari separuh pasien dalam perawatan rumah

sakit menerima antibiotik sebagai pengobatan ataupun profilaksis.Sekitar

80% konsumsi antibiotik dipakai untuk kepentingan manusia dan

sedikitnya 40% berdasar indikasi yang kurang tepat, misalnya infeksi

virus. Terdapat beberapa factor yang mendukung terjadinya

resistensi,antara lain:

a. Penggunaannya yang kurang tepat (irrasional) : terlau singkat, dalam

dosis yang terlalu rendah, diagnose awal yang salah, dalam potensi

yang tidak adekuat.

b. Faktor yang berhubungan dengan pasien . Pasien dengan pengetahuan

yang salah akan cenderung menganggap wajib diberikan antibiotik

dalam penanganan penyakit meskipun disebabkan oleh virus, misalnya

flu, batuk-pilek, demam yang banyak dijumpai di masyarakat. Pasien

dengan kemampuan financial yang baik akan meminta diberikan terapi

antibiotik yang paling baru dan mahal meskipun tidak diperlukan.

Bahkan pasien membeli antibiotika sendiri tanpa peresepan dari dokter

(self medication). Sedangkan pasien dengan kemampuan financial

yang rendah seringkali tidak mampu untuk menuntaskan regimen

terapi.

c. Peresepan : dalam jumlah besar, meningkatkan pengeluaran perawatan

kesehatan yang tidak perlu dan seleksi resistensi terhadap obat-obatan

baru. Peresepan meningkat ketika diagnose awal belum pasti. Klinisi

sering kesulitan dalam menentukan antibiotik yang tepat karena

kurangnya pelatihan dalam hal penyakit infeksi dan tatalaksana

antibiotiknya.

d. Penggunaan monoterapi : dibandingkan dengan penggunaan terapi

kombinasi, penggunaan monoterapi lebih mudah menimbulkan

resistensi.

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

e. Penggunaan di rumah sakit : adanya infeksi endemik atau epidemik

memicu penggunaan antibiotika yang lebih massif pada bangsal-

bangsal rawat inap terutama diruang ICU (intensive care unit).

Kombinasi antara pemakaian antibiotik yang lebih intensif dan lebih

lama dengan adanya pasien yang sangat peka terhadap infeksi,

memudahkan terjadinya infeksi nosokomial.

f. Penelitian : kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk

menemukan antibiotika baru.

g. Pengawasan : lemahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah

dalam distribusi dan pemakaian antibiotika. Misalnya, pasien dapat

dengan mudah mendapatkan antibiotika meskipun tanpa peresepan

dari dokter. Selain itu juga kurangnya komitmen dari instansi terkait

baik untuk meningkatkan mutu obat maupun mengendalikan

penyebaran infeksi (Depkes, 2011).

4. Konsekuensi akibat resistensi antibiotik

Resistensi antibiotik terhadap mikroba menimbulkan beberapa

konsekuensi yang fatal.Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang

gagal berespon terhadap pengobatan mengakibatkan perpanjangan

penyakit (prolonged illness), meningkatnya resiko kematian (greater risk

of death) dan semakin lamanya masa rawat inap di rumah sakit (length of

stay).Ketika respon terhadap pengobatan menjadi lambat bahkan gagal,

pasien menjadi infeksius untuk beberapa waktu yang lama (carrier). Hal

ini memberikan peluang yang lebih besar bagi galur resisten untuk

menyebar kepada orang lain. Kemudahan transportasi dan globalisasi

sangat memudahkan penyebaran bakteri resisten antar daerah, negara,

bahkan lintas benua. Semua hal tersebut pada akhirnya meningkatkan

jumlah orang yang terinfeksi dalam komunitas (Deshpande et al, 2011)

Penyebab utama meningkatnya bakteri yang resisten adalah

penggunaan antibiotik secara berulang dan tidak sesuai

aturannya.Pemberian antibiotik merupakan suatu pengobatan yang

ditentukan oleh pengetahuan dan kepatuhan dalam menjalankan terapi

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

pengobatan. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat

meliputi usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi yang rendah, tingkat

keparahan penyakit, golongan obat yang diresepkan, jumlah obat yang

diminum, efek samping obat, dan pengetahuan mengenai pentingnya

pengobatan (Sudiarto, 2012).

B. Infeksi Saluran Pencernaan

1. Definisi

a. Demam Tifoid

Demam tifoid (enteric fever)adalah penyakit infeksi akut yang

biasanya mengenai saluran cerna, dengan gejala demam kurang lebih

dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran.

Penyakit infeksi dari Salmonella (Salmonellosis) ialah segolongan

penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejumlah besar spesies yang

tergolong dalam genus Salmonella, biasanya mengenai saluran

pencernaan (Sodikin, 2011)

1) Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah jenis Salmonella typhosa,

kuman ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Basil gram negatif yang bergerak bergerak dengan bulu getar

dan tidak berspora.

b) Memiliki paling sedikit 3 macam antigen, yaitu antigen O

(Somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida),

antigen H (flagella), dan antigen Vi. Berdasarkan hasil

pemeriksaan laboratorium pasien, biasanya terdapat zat anti

(aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut (Sodikin,

2011)

2) Patofisiologi

Mekanisme masuknya kuman diawali dengan infeksi yang

terjadi pada saluran pencernaan, basil diserap oleh usus melalui

pembuluh limfe lalu masuk ke dalam peredaran darah sampai di

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

organ-organ lain, terutama hati dan limpa. Basil yang tidak

dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga

organ-organ tersebut akan membesar disertai dengan rasa nyeri

pada perabaan, kemudian basil masuk kembali ke dalam darah

(bakterimia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam

kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak

berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak Peyeri, tukak tersebut

dapat menimbulkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam

disebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala pada saluran

pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus (Sodikin, 2011)

3) Pemeriksaan Diagnosis

a) Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia,

limfositosis relatif, dan aneosinofilia pada permukaan sakit.

b) Kultur darah (biakan, empedu) dan widal.

c) Biakan empedu basil Salmonella typhosadapat ditemukan

dalam darah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya,

lebih sering ditemukan dalam urine dan feses.

d) Pemeriksaan widal, pemeriksaan yang diperlukan adalah titer

zat anti terhadap antigen O. Titer yang bernilai 1/200 atau

lebih merupakan kenaikan yang progresif (Sodikin, 2011)

4) Penatalaksaan

Obat-obat antimikroba yang sering dipergunakan, ialah:

a) Kloramfenikol dosis (50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4

dosis peroral atau intravena) selama 10-14 hari, tetapi untuk

bayi muda perlu dipertimbangkan secara lebih spesifik.

b) Apabila tidak diberikan kloramfenikol, dipakai amoksisilin

Dosis 100 mg/kgBB/hari per oral atau ampisilin intravena

selama 10 hari, atau kotrimoksazol 48 mg/kgBB/hari (dibagi 2

dosis) per oral selama 10 hari

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

c) Apabila kondisi klinis tidak ada perbaikan, gunakan generasi

ketiga sefalosporin seperti sefriakson (80 mg/kgBB/hari dibagi

2 dosis selama 10 hari) (Sodikin, 2011)

b. Diare Akut Karena Infeksi

Gangguan pada saluran pencernaan pada bayi dan anak dapat

disebabkan oleh trauma atau adanya infeksi baik pada saluran

pencernaan atau di luar saluran cerna. Gangguan akibat infeksi dapat

disebabkan oleh jamur (Candida albicans); basil coli (Escherichia

coli); virus ; basil : Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio cholerae dan

parasit (Ngastiyah. 2005).

Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari

dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja, terjadi secara

mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang

sebelumnya sehat (Mansjoer,2000).

Saluran cerna berperan dalam serangkaian proses yakni ingesti

makanan, proses digesti makanan yang dibantu oleh getah pencernaan

yang dihasilkan oleh kelenjar ludah, hati dan pancreas. Hasil digesti

berupa zat gizi akan diserap (absorpsi) ke dalam tubuh. Proses ini

berlangsung mulai dari mulut sampai ke rectum. Massa yang berupa

bolus hasil campuran makanan dan getah pencernaan di dorong /

digerakan ke arah anus, sisa dari masa yang tidak diserap akan

dikeluarkan dari anus (defekasi) berupa tinja (Suandi, 2008).

Menurut perjalanan penyakit jenis diare antara lain :

1) Akut : jika < 1 minggu

2) Berkepanjangan : antara 7 – 14 hari

3) Kronis : > 14 hari, disebabkan oleh non infeksi

4) Persisten : > 14 hari, disebabkan oleh infeksi

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

2. Etiologi

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak meliputi :

a) Infeksi bakteri:Vibriocholerae, Esherichia Coli, Salmonella sp,

Shigella sp, Compylobacter yersinia, Aeromonas hydrophila,

dan sebagainya.

b) Infeksi virus: Eterovirus (Echovirus, Coxsackie A virus,

poliomyelitis), Adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain.

c) Infeksi parasite:Cacing(Ascaris lumbricoides, Thrichiuris,

Oxyuris, Strongyloides sp, protozoa (Entamoeba hystolytica,

Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida

albicans)(Ngastiyah, 2005)

2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat

pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsilofaringitis,

bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini

terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun

(Ngastiyah, 2005).

3) Faktor Malabsorbsi

a) Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida (intoleransi laktosa,

maltosa dan sukrosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan

tersering ialah intoleransi laktosa.

b) Malabsorbsi lemak

c) Malabsorbsi protein

4) Faktor makanan : Makanan basi, beracun, elergi terhadap

makanan(Ngastiyah, 2005)

3. Patofisiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai

kemungkinan faktor diantaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat

diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

perncernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel

mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya

terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan

fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan

adanya toksin bakteri akan menyebabkan sistem transport aktif dalam usus

sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan

elektrolit akan meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi merupakan

kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan

osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga

usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.

Ketiga, faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak

mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus

yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang

kemudian menyebabkan diare. Keempat, faktor psikologis dapat

mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang akhirnya

mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan

diare(Alimul, 2006).

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Tinja

1) Makroskopis dan mikroskopis

2) PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet

clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.

3) Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan

menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan

pemeriksaan analisa gas darah menurut Astrup (bila memungkinkan).

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan

fosfor dalam serum (terutama pada penderita yang disertai kejang).

e. Pemeriksaan intubasi secara kualitas dan kuantitatif, terutama

dilakukan pada penderita diare kronik (Alimul, 2006)

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

5. Penatalaksanaan

Dasar pengobatan diare antara lain :

a. Pengobatan dietetik

ASI atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan

asam lemak. Beri makanan tinggi kalium ; misalnya jeruk, pisang, air

kelapa

b. Obat – obatan

1) Obat anti sekresi

2) Klorpormazin ; dosis 0,5 – 1 mg/ kg BB/ hari

3) Antibiotik ; umumnya tidak diberikan jika tdk ada penyebab yang

jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan Tetrasiklin 25 – 50 mg /

kg BB/ hari (Alimul, 2006)

c. Pemberian cairan

1) Belum terjadi dehidrasi

Cairan rumah tangga (seperti air tajin, air teh manis, dsb)

sepuasnya dengan perkiraan 40 ml/kg BB/ setiap kali BAB

2) Dehidrasi Ringan

Beri cairan oralit 30 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, selanjutnya

10 ml / kg BB atau sepuasnya setiap kali BAB

3) Dehidrasi Sedang

Beri cairan oralit 100 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, selanjutnya

10 ml / kg BB atau sepuasnya setiap kali BAB(Alimul, 2006)

4) Dehidrasi Berat

0 – 2 th : RL 70 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, bila dehidrasi

beri cairan oralit 40 ml / kg BB, seterusnya 10 ml / kg BB setiap

BAB. Usia > 2 th : RL 110 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, bila

syok guyurkan sampai nadi teraba. Bila masih dehidrasi beri cairan

oralit 200 – 300 ml / kg BB tiap jam. Seterusnya cairan oralit 10 ml

/ kg BB (Alimul, 2006)

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

c. UlkusPeptikum

Infeksi Helicobacter pylori

1. Etiologi

Infeksi ini merupakan penyebab tersering ulkus peptikum

dan penyeban utama adenokarsinoma gaster nonkardia.

Basil Gram negatif berbentuk spiral hidup di bawah lapisan

mukosa lambung dan duodenum (Mandal, 2008)

2. Patogenesis

Infeksi merusak lapisan mukosa pelindung dalam beberapa

minggu atau bulan dan menyebabkan gastritis superfisial kronik

atau duodenetis. Pajanan asam dalam waktu lama dapat

menyebabkan pembentukan ulkus atau atrof, metaplasia (Mandal,

2008)

3. Diagnosis

a. Evaluasi pasien yang kemungkinan mengalami ulkus dilakukan

dengan endoskopi sehingga ulkus maupun infeksi dapat

dikonfirmasi, namun pasien awalnya dapat diskrining melalui

pemeriksaan antibodi.

b. Saat endoskopi, spesimen biopsi diperiksa untuk H.pylori

melalui tes urease dan histologi serta kultur (Mandal, 2008).

4. Penatalaksanaan

a. Amoksisilin dan klaritromisin merupakan kombinasi terpilih

untuk pengobatan awal

b. Gunakan amoksisilin dan metronidazol untuk kegagalan

pengobatan. (Mandal, 2008).

d. Disentri Basilar

Disentri basilar atau Infeksi Shigellasp(shigelosis, disentri

basiler) adalah peradangan pada intestinal, terutama usus besar yang

disebabkan oleh berbagai agen infeksi yang menginvasi intestinal,

infeksi Shigella memiliki empat subgrup : S.dysenteriae, S.flexneri,

S.boydii, dan S.sonnei(Mutaqqin, 2011)

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

1. Etiologi dan Patofisiologi

Penyebab Shigella Disentri basiler sering disebut dengan

shigellosis disebabkan S. Dysenteriae, S. Sonnei, S. Boydii, dan S.

Flexneri.

Mekanisme disentri ini terjadi setelah agen basiler masuk

kedalam saluran pencernaan melalui oral dan menuju kolon yang

kemudian menyekresi enterotoksin. Agen kemudian melakukan

kolonisasi diileum terminalis/kolon, terutama kolon invasi ke sel

epitel mukosa usus dan melakukan multiplikasi, serta melakukan

penyebaran intrasel dan intersel. Kondisi ini akan memberikan

respons peningkatan c-AMP dengan manifestasi hipersekresi usus

(diare cair, diare sekresi). Respons lanjut agen akan memproduksi

eksotoksin (Shiga toxin) yang bersifat sitotoksik dan

menginfiltrasi sel radang sehingga terjadi nekrosis sel epitel

mukosa dengan manifestasi terbentuknya ulkus-ulkus kecil.

Dengan adanya ulkus ini memberikan kemudahan pada eritrosit

dan plasma keluar ke lumen usus sehingga memberikan

manifestasi feses bercampur darah (Muttaqin, 2011)

2. Diagnosis

Kultur tinja dibutuhkan bila penyebab diare inflamasi perlu

dibedakan. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit karena

diare, kehilangan cairan pada gastrointestinal, gangguan absorpsi

usus besar, pengeluaran elektrolit dari muntah (Muttaqin, 2011)

3. Penatalaksanaan

Infeksi berat membutuhkan antibiotik:

a. Antibiotik, diberikan antibiotik jenis trimethoprim-

sulfamethoxazole, nalidixic acid, atau ciprofloxacin (Muttaqin,

2011)

b. Siprofloksasin untuk orang dewasa dan trimetoprin untuk anak-

anak seringkali cukup (Mandal, 2008)

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

C. Kepatuhan

a. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pranoto,2007), patuh

adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan

adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Kepatuhan (ketaatan)

sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku

yang disarankan oleh dokter atau orang lain (Slamet, 2007). Kepatuhan

juga dapat didefinisikan sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai

tujuan terapi (Degresi, 2005).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Menurut Smet (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

adalah:

1) Faktor komunikasi

Berbagai aspek komunikasi antara pasien dengan dokter

mempengaruhi tingkat ketidaktaatan, misalnya informasi pengawasan

yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek hubungan emosional

dengan dokter dan ketidakpuasan terhadap obat yang diberikan.

2) Pengetahuan

Ketepatan dalam memberikan informasi secara jelas dan

eksplisit terutama sekali penting dalam pemberian antibiotik. Karena

seringkali pasien menghentikan obat tersebut setelah gejala yang

dirasakan hilang bukan saat obat itu habis.

3) Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dimana dalam

memberikan penyuluhan terhadap penderita diharapkan penderita

menerima penjelasan dari tenaga kesehatan yang meliputi : jumlah

tenaga kesehatan, gedung serba guna untuk penyuluhan dan lain-lain.

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

D. Pengetahuan

1) Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan didapat setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinganya. Pengetahuan atau kognitif

merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,

2003).

Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu

rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni :

1) Tahu (know)

Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek

yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus

mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi dan kondisi yang benar.

4) Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam

komponen-komponen, serta masuk ke dalam struktur organisasi

tersebut.

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

5) Sinthesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bntuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat

(Notoatmodjo, 2003).

b) Indikator Pengetahuan

Ada beberapa indikator untuk mengetahui tingkat pengetahuan

seseorang,yaitu sebagai berikut :

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab

penyakit, gejala dan tanda penyakit, cara pengobatan dan kemana

mencari pengobatan, cara penularan dan cara pencegahan penyakit.

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat

meliputi jenis makanan-makanan bergizi, manfaat makanan bergizi

bagi kesehatan, pentingnya olah-raga bagi kesehatan, bahaya merokok,

minuman keras, narkoba, pentingnya istirahat yang cukup, relaksasi

dsb.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan meliputi manfaat air bersih,

cara pembuangan limbah yang sehat, manfaat pencahayaan,

penerangan rumah yang sehat, dan akibat yang ditimbulkan polusi bagi

kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

c) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang, yaitu :

a. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan berpengaruh terhadap proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

b. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Kemajuan teknologi akan menyediakan munculnya bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayan orang.

c. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan profesional

serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari

keterpaduan penalaran secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya.

d. Pekerjaan adalah tugas rutin yang harus dilakukan untuk menunjang

kehidupan individu dan keluarga. Pekerjaan bukan sumber

kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang, dan banyak tantangan yang pada umunya

merupakan kegiatan yang menyita waktu.

e. Ekonomi

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang

(Notoatmodjo, 2003).

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2301/3/FIANAMIA AZIZAH = BAB II.pdf · ... dan antigen Vi. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, ... penyebab utama diare

E. Kerangka Konsep

variabel bebas

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu

Ha : Terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan orang tua dalam

pemberian antibiotik pada anak penderita infeksi saluran pencernaan di

RSUD

Ho : Tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan orang tua

dalam pemberian antibiotik pada anak penderita infeksi saluran

pencernaan di RSUD Majenang Majenang.

Pengetahuan orang tua

Variabel bebas Variabel terikat

Kepatuhan orang tua

EVALUASI PENGETAHUAN DAN,FIANA AMALIA AZIZAH, F. FARMASI, UMP 2014.