bab ii tamka
TRANSCRIPT
-
5/28/2018 BAB II Tamka
1/11
II-1
BAB II
KEADAAN UMUM DAN GEOLOGI DAERAH
2.1. Lokasi dan Luas Daerah yang Direncanakan
Secara administratif, lokasi bahan galian batugamping (Klastik) berada di
Dusun Munggur Wetan, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung
Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, lokasi ini merupakan daerah yang
masuk di dalam satuan perbukitan karst yang memanjang. Adapun batas batas
Desa Sidorejo meliputi :
Utara : Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kab.Gunungkidul
Selatan : Desa Gombang Kecamatan Ponjong Kab. Gunungkidul
Barat : Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Kab.Gunungkidul
Timur : Desa Ngalasombo Kecamatan Bedoyo, Kab, Gunungkidul
Gambar 2.1
Peta Batas Wilayah Kecamatan Ponjong
Luas daerah yang dipetakan adalah 20 Ha yang mana merupakan lokasi
perkebunan/pertanian penduduk.
2.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
Orbitan Dusun Munggur Wetan, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong (jarak
dari pusat Pemerintah Desa) :
-
5/28/2018 BAB II Tamka
2/11
II-2
a. Jarak dari pemerintahan dusun : 6 Kmb. Jarak dari ibukota Kabupaten : 32 Kmc. Jarak dari ibukota Provinsi : 72 Km
Akses dari Condongcatur, Kabupaten. Sleman menuju Dusun Munggur
Wetan, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul dapat
dicapai melalui :
Jl. Ring Road Utara Jl. Laksda Adisucipto Jl. Ring Road Selatan Jl.
Wonosari Jl. Semanuk (Propinsi Ponjong - Pacitan) Jl. Ngeposari Desa
SidorejoDusun Munggur Wetan.
Gambar 2.2
Rute Perjalanan CondongcaturDesa Sidorejo
2.3. Keadaan Lingkungan Daerah
2.3.1. Kependudukan
Dari hasil pendataan maka didapatkan jumlah penduduk di Dusun Munggur
Wetan, Desa Sidorejo, Kecamatan Ponjong adalah 233 jiwa yang dapat dirincikan
sebagai berikut berdasarkan :
a. Jenis kelamin :
-
5/28/2018 BAB II Tamka
3/11
II-3
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Dusun Munggur wetan , Desa Sidorejo Tahun 2013
RT
Jumlah Jiwa
(Laki-laki)
Jumlah Jiwa
(Perempuan) Total Jiwa
I 21 28 49
II 23 23 46
III 27 26 53
IV 37 48 85
b. Kewarganegaraan :1)WNI
Laki-laki : 108 Orang Perempuan : 125 Orang +
Jumlah : 233 Orang
2)WNA Laki-laki : 0 Orang Perempuan : 0 Orang +
Jumlah : 0 Orang
c. Agama :1)Islam : 233 Orang2)Kristen : -3)Katolik : -4)Hindu : -5)Budha : -6)Konghuchu : -
d. Tingkat Pendidikan :a. Lulusan pendidikan umum
a) TK : 7 Orangb) SD : 17 Orangc) SMP : 4 Orangd) SMA : 11 Orange) Akademisi(D1-D3) : - Orangf) Sarjana(S1-S3) : 2 Orang
-
5/28/2018 BAB II Tamka
4/11
II-4
b. Lulusan pendidikan khususa) Pondok pesantren : -
b) Madrasah : -c) Sekolah luar biasa : -d) Lain-lain : -
2.3.2. Keadaan Flora dan Fauna
Pada umumnya Flora yang terdapat di Desa Sidorejo adalah tanaman
pertanian seperti padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4.
Komoditas Pertanian
No KomoditasHasil
(Ton/Ha)
Rata-rata hasil Tk.Kecamatan
(Ton/Ha)
1
2
3
4
Padi
Jagung
Ubi Kayu
Kacang Tanah
6
3,3
13,5
1,1
59,5250
2,26
13,7
1,28
Sumber :Data Dasar Profil Desa/Kelurahan
Fauna yang terdapat di Desa Sidorejo sebagian besar adalah hewan ternak
seperti sapi, kambing dan ayam karena selain bekerja sebagai petani penduduk
juga bekerja sebagai peternak. Peternakan ayam merupakan mata pencaharian
yang paling diminati karena jumlah ayam yang diternakan kira-kira mencapai
10.000 ekor. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.5
Tabel 2.5.
Jenis Populasi Ternak
No Ternak Jumlah (ekor)
1 Sapi 1454
2 Kambing 304
3 Domba 47
4 Itik/Bebek 70
5 Ayam 11.018
Sumber:Data Dasar Profil Desa/Kelurahan
-
5/28/2018 BAB II Tamka
5/11
II-5
2.3.3. Iklim
Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan
curah hujan rata-rata 80,06 mm/tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan
kering berkisar 5 bulan.
Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang
memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Wilayah
Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan paling akhir.
Gambar 2.3
Peta Curah Hujan Kabupaten Gunungkidul
Suhu udara rata-rata harian 27,7 C, suhu minimum 23,2C dan suhumaksimum 32,4C.
Kelembaban nisbi berkisar antara 80 % - 85 %, tidak terlalu dipengaruhi
oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim
2.4.Tata Guna Lahan
Sumber daya alam merupakan modal yang sangat penting dan fundamental untuk
semua aktivitas yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal
tersebut maka optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam harus dicapai dengan
mempertimbangkan aspek ekonomi, kelestarian, kesesuaian dan berkelanjutan.
-
5/28/2018 BAB II Tamka
6/11
II-6
Gambar 2.3
Pengunaan Lahan di Kecamatan Ponjong
-
5/28/2018 BAB II Tamka
7/11
II-7
Gambar 2.4
Sektor Kegiatan Utama di Kecamatan Ponjong
2.5. Geologi2.5.1. Fisiografi
Daerah Gunung Kidul memiliki jenis batuan yang sangat variatif, mulai
dari jenis batuan dengan umur tertua; adalah sekis, filit, marmer, kuarsit dan sabak
yang berumur pra-tersier, Diatasnya dijumpai kelompok Jiwo yang terdiri dari
Formasi Wungkal serta Formasi Gamping dengan litologi konglomerat. Batu
pasir, gamping foraminifera dan napal, serta tidak selaras di atasnya dijumpai
Formasi Kebo dan formasi Butak dimana Formasi Kebo terdiri dari serpih, batu
-
5/28/2018 BAB II Tamka
8/11
II-8
pasir dan batu lempung. Siatas Formasi Kebo dan Formasi Butak terdapat Formasi
Semilir yang terdiri dari breksi tufa pumis asam berumur meiosen awal.
Berdasarkan pengamatan ciri fisik daerah penelitian di dusun namberan,
paliyan. daerah tersebut di dominasi litologi batu gamping yang pada umumnya
berupa batu gamping terumbu dan juga terdapat sedikit lempung
2.5.2. StratigrafiMenurut Bemmelen (1949) pada pertengahan kala pleistosen, cekungan
pengendapan Pegunungan selatan mengalami pengangkatan membentuk
Geantiklin Jawa. Sumbu geantiklin akan mengalami sesar dan membentuk sesar
normal, dimana blok bagian utara geantiklin meluncur turun ke arah utara terletak
diantara Perbukitan Jiwo dan pegunungan selatan. Gawir sesar merupakan gawir
sesar yang terbentuk oleh sesar normal.
Sayap selatan dari geantiklin yang tetap dalam keadaan semula tersesarkan
oleh beberapa sesar berjenjang (tangga) dan membentuk blok-blok sesar antiterik
yaitu sesar dengan kemiringan yang berlawanan. Sesar terkadang berkembang
menjadi pelenseran (flexure) di atas sedimen sedimen lunak yang berumur
neogen.
Pada Kala Pleistosen Atas, terjadi pelengseran blok lain dari sayap selatan
geatiklin yang merupakan batuan dasar (basement) dari Cekungan Wonosari. Blok
bergerak ke arah utara dan menekan sisi utara dari pegunungan selatan yang
mengakibatkan gawir sesar yang terdapat di sisi utara Pegunungan Selatan
berubah menjadi antiklin bersayap satu dengan perlapisan batuan relatif mring ke
selatan sehingga mengakibatkan terbentuknya sesar sesar mendatar berdimensi
relatif kecil yang merupakan perkembangan dari kekar kekar tarik akibat gaya
tektonik sebelumnya.2.5.3. Geologi Struktur
Daerah Gunung Kidul memiliki jenis batuan yang sangat variatif, mulai
dari jenis batuan dengan umur tertua; adalah sekis, filit, marmer, kuarsit dan sabak
yang berumur pra-tersier, Diatasnya dijumpai kelompok Jiwo yang terdiri dari
Formasi Wungkal serta Formasi Gamping dengan litologi konglomerat. Batu
pasir, gamping foraminifera dan napal, serta tidak selaras di atasnya dijumpai
Formasi Kebo dan formasi Butak dimana Formasi Kebo terdiri dari serpih, batu
-
5/28/2018 BAB II Tamka
9/11
II-9
pasir dan batu lempung. Siatas Formasi Kebo dan Formasi Butak terdapat Formasi
Semilir yang terdiri dari breksi tufa pumis asam berumur meiosen awal.
Berdasarkan pengamatan ciri fisik daerah penelitian di dusun namberan,
paliyan. daerah tersebut di dominasi litologi batu gamping yang pada umumnya
berupa batu gamping terumbu dan juga terdapat sedikit lempun
2.5.4. Geoteknik
Geoteknik merupakan kajian rekayasa kebumian yang berkonsentrasi pada
aplikasi teknologi teknik sipil untuk konstruksi yang melibatkan material alam
terdapat pada atau dekat dengan permukaan bumi. Dengan bantuan ilmu ini, dapat
diketahui apakah tanah atau batuan yang terdapat pada daerah tersebut aman atau
tidak untuk dilakukan kegiatan-kegiatan yang menganggu keadaan tanah atau
batuan yang berada di daerah tersebut.
Metode dalam analisis massa batuan dibagi menjadi 2 metode, yaitu
metode empiric dan metode analitik, diamana metode empiric merupakan metode
dengan menggunakan analisis statistic, yaitu dengan menggunakan data hasil
percobaan sebagai acuan dalam klasifikasi massa batuan, seperti RMR (rock mass
rating) dan SMR (slope mass rating). Metode kedua adalah analisis massa batuan
dengan metode analitik, dimana metode ini berdasarkan analisis tegangan dan
deformasi yang terjadi di lokasi yang akan dilakukan pembongkaran.
Dari geoteknik sendiri dapat diketahui kekuatan batuan, dimana kekuatan
batuan tersebut biasanya dikenal dengan istilah RQD (rock quality designation),
yaitu penilaian massa batuan berdasarkan kerapatan kekar. RQD sangat
bermanfaat terhadap penilaian-penilaian yang akan dilakukan selanjutnya
terhadap massa batuan, RMR ini merupakan pembobotan massa batuan dengan
table yang sudah ada. Penilaian berikutnya adalah SMR, suatu penerapan RMRuntuk memperkirakan kemiringan suatu lereng.
Data-data yang diambil untuk melakukan analisis kestabilan lereng pada
perencanaan tambang gamping bedes di Dusun Namberan Desa Karangasem
Kecamatan Paliayan Gunungkidul ini hanya data dip dan dip directionnya saja.
Dip dan dip direction yang diambil dari kekar-kekar yang ada dilapangan sangat
lah tidak beraturan, ini disebabkan gamping bedes merupakan batugamping yang
sudah mengalami kenaikan tekanan dan temperature yang sangat tinggi, namun
-
5/28/2018 BAB II Tamka
10/11
II-10
belum samapi marmer, sehingga data yang diambil merupakan data dip dan dip
direction,bukan strike, selain itu dip dan dip direction tersebut sangatlah beragam
adanya. Dari kedua data yang diambil dengan beberapa pengukuran ini
diharapkan dapat menunjukan hasil yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya di
lapangan sehingga untuk kedepannya dalam perhitungan dan perencanaan lereng
maupun untuk peledakannya tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat
merugikan baik dalam segi ekonomis maupun keselamatan para pekerja.
2.6 Keadaan Endapan
2.6 Keadaan Endapan
Keadaan, sifat dan kualitas endapan batugamping diperoleh berdasarkan
data singkapan, sample, dan data uji laboratorium. Berdasarkan analisis tersebut
dapat diperoleh gambaran mengenai penyebaran batugamping potensial dan dapat
diketahui jumlah potensi sumberdaya dan cadangan batugamping yang terdapat di
lokasi tersebut. Data tersebut dapat menjadi gambaran awal perencanaan dari
suatu proses penambangan batugamping tersebut.
2.6.1. Bentuk dan Penyebaran Endapan
Berdasarkan analisis data singkapan, conto dan data uji kualitas endapan
bahan galian dapat diperoleh gambaran bentuk dan penyebaran endapan
batugamping yang potensial serta dapat diketahui jumlah potensi sumberdaya dan
cadangan batugamping di lokasi tersebut. Penyebaran batugamping didasarkan
pada pengamatan singkapan yang sekaligus diambil conto batuannya,
batugamping terdapat disemua bagian dan tertutupi oleh lapisan tanah penutup
yang tipis ratarata sekitar 50 cm.
2.6.2. Sifat dan Kualitas EndapanSifat dan kualitas endapan batugamping yang terdapat di Dusun Diran,
Desa Sidorejo Kecamatan Lendah, ini diketahui setelah dilakukannya pengujian di
Laboratorium Jurusan Teknik Pertambangan UPN veteran Yogyakarta baik
fisik dan mekanik dari conto yang telah diambil dari lokasi. Adapun yang diuji di
laboratorium Program Studi Teknik Pertambangan UPN veteran Yogyakarta
adalah sebagai berikut :
-
5/28/2018 BAB II Tamka
11/11
II-11
1. Uji sifat fisik terdiri dari bobot isi asli, bobot isi kering, bobot isi jenuh,apperent spesific gravity, true specific gravity, kadar air asli, kadar air jenuh,
derajat kejenuhan, porositas, angka pori.
2. Uji sifat mekanik terdiri dari kuat tekan uniaksial, batas elastik, modulusyoung,poissons ratio.
2.6.3. Cadangan Batugamping di Dusun Diran
Pada perhitungan cadangan batugamping menggunakan metode cross
section dengan jarak antar section sebesar 100m dan memperhitungkan metode
penambangan yang akan diterapkan.
Untuk penambangan terbuka memperhatikan kondisi stabilitas lereng,
sedangkan untuk penambangan bawah tanah memperhatikan analisis stabilitas
lereng bukaan.