bab ii pk ta2

53
1

Upload: iing-doang

Post on 09-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II pk ta2

1

Page 2: Bab II pk ta2

2

Page 3: Bab II pk ta2

3

Page 4: Bab II pk ta2

4

Page 5: Bab II pk ta2

5

Page 6: Bab II pk ta2

6

Page 7: Bab II pk ta2

7

Page 8: Bab II pk ta2

8

Page 9: Bab II pk ta2

9

Page 10: Bab II pk ta2

10

Page 11: Bab II pk ta2

11

BAB II

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING

(QL)

2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas

belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan

upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan

meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat

dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut.

Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar

terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks

interaksi sosial kultural dalam lingkungan masyarakat.

Pembelajaran dalam proses pendidikan formal, yakni pendidikan di

sekolah, sebagi besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagai kecil

pembelajaran terjadi juga dilingkungan masyarakat, misalnya pada saat

kegiatan ko-kurikuler (kegiatan di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata

pelajaran), ekstra kurikuler (kegiatan di luar mata pelajara, di luar kelas),

dan ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau di luar

kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus sekolah seperti kegiatan

perkemahan sekolah). Dengan demikian maka proses belajar bisa terjadi di

kelas, dalam lingkungan sekolah, dan dalam lingkungan masyarakat

Page 12: Bab II pk ta2

12

termasuk dalam bentuk interaksi sosial-kultural melalui media masa dan

jaringan.

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita menggunakan istilah

“Proses belajar-mengajar” adalah “pengajaran”. Menurut Gagne, Briggs dan

wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang

untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Kita lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran

mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses

belajar siswa. kini, kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti

hal itu dirumuskan dalam pasal I butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang

sisdiknas,yakni “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar “. Dalam konsep

tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik,

sumber belajar dan lingkungan belajar.

Selain hal tersebut di atas, pembelajaran juga merupakan rumusan

dari kurikulum sehinggan apabila dalam proses pembelajaran selesai

diharapkan para siswamempunyai kemampuan yang sesuai dengan yang

telah ditentukan dalam kurikulum.

Kurikulum sekolah berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan

tuntutan masyarakat. Salah satunya kurikulum 1994 menjadi kurikulum

2004 yaitu kurikulum berbasis kompetensi, dimana perubahan itu tentu saja

membawa dampak terhadap pengajaran materi pembelajaran di sekolah,

termasuk pada pengajaran bahasa indonesia. Bila selama ini guru bahasa

Page 13: Bab II pk ta2

13

indonesia selalu bertanya apa yang harus saya ajarkan dan bagimana

mengajarkannya, maka dalam kurikulum 2004 ini, guru diberikan

keleluasaan secara kreatif untuk menyajikan materi atau bahan kajian yang

tersirat dalam pembelajaran, tetapi tidak melenceng dari tujuan kurikulum.

Proses belajar berjalan dengan baik, apabila terjadi interaksi diantara

individu di dalam kelas, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Arif S.

Sadiman dkk. (1978:29)”Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi

individu dengan lingkungannya”. Sejalan dengan pernyataan tersebut Nana

Sudjana (1978:29) menyatakan bahwa “ dalam proses pembelajaran yang

menjadi persoalan utama adalah adanya proses berubahnya tingkahlaku

siswa melalui pengalaman yang diperolehnya”.

Lebih lanjut Tarigan menjelaskan tentang pengertian pembelajaran.

“Pembelajaran adalah pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam

proses menguasai tujuan pembelajaran”. Sebenarnya dari segi makna istilah

pembelajaran bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi orang-orang yang

bergelut di dunia pendidikan dan pengajaran.

Dalam suatu pembelajaran hendaknya bertumpu kepada siswa

sebagai subjek belajar sedangkan guru adalah sosok yang bergelut di dunia

seni. Seni yang digelutinya adalah seni mengajar. Karena belajar merupakan

proses aktivitas pembelajaran yang melibatkan semua unsur indrawi,

pikiran, prasaan, nilai dan sikap secara terintegrasi membangun dan

mendorong perubahan siswa. Untuk mencapai proses itu guru membutuhkan

gaya tersendiri dalam mengelola pembelajaran agar menarik,

menyenangkan, dan memberikan manfaat bagi siswa . berarti aspek metode

Page 14: Bab II pk ta2

14

pembelajaran diolah didalam kelas dengan pengembangan guru yang telah

dipetik selama ini, yang pada akhirnya memunculkan kesan tersendiri bagi

guru. Disitulah letak seni mengajar itu. Dalam proses pembelajaran siswa

hendaklah diarahkan kepada pengembangan potensi diri sendiri untuk dapat

berpikir, berkreasi dan berkomunikasi dengan bahasa indonesia yang lugas,

langsung, dan lancar.

Pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan dan

sikap baru yang tumbuh saat seorang individu berinteraksi dengan informasi

dan lingkungan, dan terjadi di setiap waktu. Pembelajran mencakup

pemiliahan, penyusunan, dan penyampaian informasi dalam suatu

lingkungan, dan terjadi disetiap waktu. Dalam proses pembelajaran tercakup

juga pengajaran. Meskipun demikian, terdapat perbedaan antara

pembelajaran dan pengajaran. Pengajaran adalah susunan informasi dan

lingkungan untuk memfasilitasi pembelajaran.

Dalam hal ini R. D. Conners (1980) mengidentifikasi tiga tahap

tugas guru yaitu :

1) Tahap sebelum pengajaran (meliputi program satuan

pelajaran,perencanaan program mengajar)

2) Tahap pengajaran, yaitu berlangsungnya interaksi antara guru

dengan siswa, siswa dengan siswa baik secara individu maupun

kelompok.

3) Tahap sesudah pengajaran, antara lain menilai pekerjaan siswa,

menilai kembali pelaksanaan proses belajar mengajar yang

berlangsung.

Page 15: Bab II pk ta2

15

Posisi bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari berada

dalam dua tugas. Tugas pertama adalah sebagai bahasa nasional

dimana bahasa indonesia tidak mengikat pemakainya untuk sesuai

dengan kaidah dasar. Bahasa indonesia digunakan secara non resmi,

santai, dan bebas yang di pentingkan adalah makna yang

disampaikan dalam pergaulan dan penghubung antara warga. Tugas

kedua sebagai bahasa negara dimana bahasa indonesia adalah

bahasa resmi. Dengan begitu, bahasa indonesia harus lengkap dan

baku.

Dalam pembelajaran bahasa indonesia, proses pembelajarannya

harus bertumpu kesiswa sebagai objek belajar. Materi pembelajaran

bahasa indonesia terintegrasi dengan penggunaan bahasa indonesia

dewasa ini. Pembelajaran diarahkan kepemakaian sehari-hari baik

lisan maupun tulisan.

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis adalah “menirunkan atau melukiskan lambang-lambang

grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang hingga

orang lain dapat membaca grafik tersebut. Jika mereka memahami bahasa

dan lambang tadi, menulis bukan sekedar menggunakan huruf-huruf tetapi

ada pesaingan dibawa oleh penulis melalui gambar-gambar tersebut”.

Tarigan H.G (1986:2).

Menurut Nurgiantoro (2001:296)”menulis adalah suatu bentuk

sitem komunikasi lambang visual dengan mengungkapkan gagasan melauli

media bahasa.”

Page 16: Bab II pk ta2

16

M.E Suhendar dan Pien Supinah (1994) memberikan pengertian

Bahwa “menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk pikiran/angan-

angan/perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang/tanda/tulisan”.

Rusyana (1984) dalam M. Rizal Pahlevi (2005) menjelaskan

pengertian “menulis adalah kemampuan mengungkapkan pola-pola dalam

penampilannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau

pesan.

Syamsudin (1994) dalam M.Rizal Pahlevi menjelaskan bahwa

“menulis suatu kegiatan merangkai, menyusun, mengorganisasikan buah

pikiran tentang suatu masalah dengan kalimat yang logis”.

Ahmadi dalam Maryam (2002:13) dalam Eri Siti Nurjamilah

(2006:17) menyebutkan bahwa “menulis adalah suatu proses menyusun,

mencatat dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat

interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan

menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang bisa dibaca”.

Dari berbagai pengertian menulis yang telah dikemukakan

dapatlah penulis simpulkan bahwa “menulis adalah suatu keterampilan

berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi tidak langsung yang

berfungsi untuk menuangkan pikiran, perasaan dalam bahasa tertulis”.

2.1.2 Hakikat Menulis

Terampil menulis tanpa terampil mengarang tidak mempunyai

arti, sebab tidak ada yang bisa dinikmati pembaca. Sebaliknya terampil

mengarang belum tentu terampil menulis, sebab dalam mengarang yang

terlibat adalah ekspresi dan imajinasi belaka. Tetapi kalau terampil menulis

Page 17: Bab II pk ta2

17

berarti harus terampil mengarang,karena ada karangan yang dihasilkan

sebagai ekspresi pikiran, perasaan dan sebagainya. Dengan kata lain

mengarangmerupakan bagian dari menulis keduanya saling melengkapi.

(D’Angelo, 1980:20 dalam Sutari dkk, 1977:29) mengemukakan

bahwa penulis yang mahir, yaitu penulis yang dapat memanfaatkan situasi

yang tepat.

Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah :

a. Maksud dan tujuan penulis (perubahan yang diharapkan terjadi pada

diri pembaca)

b. Pembaca (apakah pembaca itu teman-teman atau orang tua)

c. Waktu atau kesempatan (kadang-kadang yang melibatkan

berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, situasi yang

menurut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan,

pernyataan yang menuntut jawaban).

2.1.3 Tujuan Menulis

Seorang penulis harus dapat mengetahui keadaan atau situasi

pada saat dia membuat tulisa. Menurut D. Angelo, seperti yang dituliskan

oleh Tarigan (1994:22) Situasi atau keadaan yang harus diketahui oleh

penulis itu adalah :

1). Maksud dan tujuan penulis (Perubahan yang diharapkan

akan terjadi pada diri pembaca).

2) Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu adalah teman,

kenalan, atau orang tua penulis).

Page 18: Bab II pk ta2

18

3) waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan

berlangsungnya suatu kejadian tertentu).

Apabila seorang penulis telah mengetahui situasi atau

keadaan yang telah dihadapinya.

Tulisan yang dihasilkan tersebut tidak akan menyimpang dari

maksud yang akan disampaikan karena sebelumnya telah

diketahui tujuannya, untik siapa tulisa itu disusun, dan waktu

atau kesempatan yang akan dikemukakannya.

Tujuan menulis menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1994)

adalah sebagai berikut :

1. Assigment purpose (tujuan penguasaan)

2. Altruistic purpose (tujuan altruistik)

3. Persuasive purpose (tujuan persuasi)

4. Informational purpose (tujuan penerangan)

5. Self exspressive purpose (tujuan pernyataan diri)

6. Creative purpose (tujuan kreatif)

7. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah

2.1.4 Manfaat Menulis

Manfaat menulis menurut DR. Pennebaker dalam Quantum

Writing yaitu :

1. Menulis menjernihkan pikiran

2. Menulis mengatasi trauma

3. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi

4. Menulis membantu memecahkan masalah

Page 19: Bab II pk ta2

19

5. Menulis bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus

menulis.

Menurut Djuherli dan Suherli (2001:125-126) ada empat

manfaat dari kegiatan menulis adalah :

1. Wadah untuk menuangkan pendapat dan perasaan batin sehingga

dapat dipahami orang.

2. Arena berlatih menyusun konsep dan kerangka berpikir ilmiah

3. Alat untuk menggali fosil ilmu yang masih terpendam.

4. Untuk mengembangkan diri dalam melengkapi wawasan berpikir

dan keilmuan.

2.1.5 Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Bahasa sebagai suatu alat komunikasi, berupa lambang atau

tanda dan selalu mengandung pikiran dan perasaan. Sebagaiman

dikemukakan oleh Suhendar (1992:1).

“Dari proses komunikasi itu, kita mengenal empat kegiatan yang

berbeda, namun demikian keempat aspek itu tidak dapat dipisahkan. Satu

sama lainnya saling menunjang dan mendukung sehingga dinamakan catur

tunggal “(Sutari, 1997:19).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

menulis sebagai keterampilan berbahasa memerlukan beberapa aspek

berbahasa yang tidak dapat dipisahkan guna menunjang hasil dari karangan

yang baik.

Page 20: Bab II pk ta2

20

2.1.6 Hubungan Antara Menulis dan Membaca

“Membaca dan menulis erat hubungannya, kita tidak akan bisa

membaca tanpa adanya tulisan. Sewaktu kita menulis sudah dapat

membayangkan dan rasanya berhadapan dengan orang yang akan

membacanya.” Hal itu dikemukakan Suhendar dan Supinah (1992:2).

Pernyataan yang lain oleh Maffet bahwa “kita memasukan

(encode) bahasa lisan kedalam tulisan dan mengeluarkan kembali (decode)

bahasa tulisan kedalam bahasa lisan.(sutari, 1997: 16). ”Pengkodean antara

ucapan lisan (oral) dan kata-kata tertulis pada umumnya disebut

keterampilan dasar yaitu keterampilan membaca

menulis”(Ahmadi,1990:42).

Ada empat jenis perubahan yang mungkin terjadi menurut sutari

dkk(1997:16) yaitu :

a. Perubahan yang mengakibatkan adanya rekontruksi terhadap

kesan /bayangan tersebut.

b. Suatu perubahan yang memperluas atau mengembangkan

bayangan/kesan itu yang memberi tambahan terhadapnya.

c. Suatu perubahan yang mengubah kejelasan atau kepastian yang telah

mempertahankan beberapa bagian dari bayangan tersebut.

d. Tidak ada perubahan sama sekali. (Young,1970:217) dalam Tarigan,

(1983:4).

Dengan adanya berbagai kemungkinan di atas dapat disimpulkan

bahwa sebelum menulis,penulis harus merumuskan tujuan yang

Page 21: Bab II pk ta2

21

sesuai dengan responsi pembaca sehingga tulisan akan lebih sesuai

dengan yang dimaksud.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa antara keterampilan menulis

dan keterampilan membaca sangat erat hubungannya.

2.1.7 Hubungan Antara Menulis dan Berbicara

Menulis merupakan kegiatan komunikasi tidak langsung karena

penulis tidak berhadapan langsung dengan pembacanya, sedangkan

berbicara merupakan komunikasi langsung karena pembicara dan pendengar

harus bertatap muka.

“ jika kita menulis seperti kita berbicara maka kita akan

menjumpai bahwa tidak seorangpun yang mau membacanya, dan jika kita

berbicara seperti menulis maka tidak akan ada orang yang mau

mendengarnya, dan jika kita berbicara seperti menulis maka tidak ada orang

yang mau mendengarnya(komentar T.s Elliot)”.

Tarigan juga mengatakan bahwa “bahasa tulis dan bahasa lisan tidak perlu

terlalu berdekatan, seperti juga hal keduanya tidak perlu terlalu berjauhan.

(1983:13 dalam Sutari dkk,1997:14).

Menulis dan berbicara memiliki persamaan dan perbedaan.sifat

kedua keterampilan tersebut sama yaitu ekspresif dan produktif. Menulis

dan berbicara sama-sama merupakan wadah untuk menyalurkan buah

pikiran atau perasaan. Selain persamaan di atas, Tarigan(1983:17 dalam

Sutari dkk(1997:14-15) Mengemukakan beberapa persamaan dan perbedaan

antara menulis dengan berbicara, persamaannya yaitu:

a. Alat komunikasi

Page 22: Bab II pk ta2

22

b. Salah satu aspek keterampilan berbicara

c. Bersifat aktif

d. Bersifat ekspresif

e. Bersifat produktif

f. Memerlukan kosakata

g. Menggunakan struktur kata,frase kalimat

h. Menuntut latihan intensif

Sedangkan perbedaannya :

Menulis

Berhubungan dengan

ortografi

Komunikasi tidak langsung

Umpan balik tidak langsung

Komunikasi satu arah

Dibaca

Perlu waktu untuk berpikir

Lebih sulit untuk dipahami

Dibantu tanda baca

Bahasa tulis kalimat harus

lengkap

Bersifat langgeng

Kemungkinan diulang sedikit

Formal

Berbicara

Berhubungan dengan

fonologi

Komunikasi langsung

atau tatap muka

Umpan balik langsung

Komunikasi dua arah

Disimak

Spontan

Lebih mudah

Dibantu gerak-

gerik,mimik,nada,irama,

dan volume suara.

Bahasa ujaran, kalimat

tidak lengkap

Page 23: Bab II pk ta2

23

Secara historis lahir

setelah berbicara

Penulis dan pembaca

tidak berada dalam satu

situasi.

Bersifat sementara

Kemungkinan diulang

banyak

Alamiah

Lahir sebelum menulis

Pembicara dan penyimak

berada dalam satu peristiwa

Kedua keterampilan itu memiliki persamaan dan perbedaan,

tetapi keduanya saling berhubungan dan saling membutuhkan. Apabila

bahan pembicaraan kita ingin diterima dengan baik oleh pendengar,

sebaliknya bahan tersebut direncanakan terlebih dahulu melalui bahasa tulis.

Sebaliknya kalau kita mempunyai tulisan dan ingin diterima oleh orang lain

dengan jelas dapat dibantu dengan melisankan tulisan tersebut.

2.2 Pengertian Karangan Persuasi

2.2.1. Pengertian Karangan

Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang

untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis

kepada pembaca untuk dipahami. Menurut Finoza(2001:190,dalam Eri Siti

Nurjamilah,2006:18), karangan terbagi menjadi lima jenis, yang pertama

karangan narasi. Karangan narasa adalah bentuk karangan yang berusaha

menceritakan suatu peristiwa yang sedemikian rupa,sehingga peristiwa

tersebut seolah-olah dialami oleh pembaca.selain itu, narasimengisahkan

Page 24: Bab II pk ta2

24

apa yang terjadi dan bagaimana kejadian itu berlangsung. Yang kedua

adalah karangan deskripsi. Karangan deskripsi adalah karangan yang

berusaha menyajikan atau menceritakan suatu objek sedemikian rupa secara

jelas,sehingga objek tersebut seola-olah berada didepan mata pembaca.yang

ketiga adalah karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah karangan yang

bertujuan agar pembaca memperoleh suatu informasi yang lengkap tentang

suatu objek.

Yang keempat adalah karangan argumentasi. Karangan

argumentasi adalah karangan yang berusaha membuktikan suatu kebenaran.

Dan yang kelima adalah karangan persuasi . karangan persuasi adalah

karangan yang bertujuan mengajak atau membujuk pembaca akan hal-hal

yang dikomunikasikan berupa fakta, gagasan dan perasaan seseorang.

Karangan yang akan dijadikan penelitian ini adalah karangan

Persuasi.

2.2.2 Pengertian Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah salah satu bentuk karangan atau

tulisan tang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca, oleh karena itu

sebuah karangan persuasi memerlukan data sebagai penunjang. Data yang

digunakan dalam tulisan atau jarangan persuasi sebaiknya berupa fakta.

Dalam tulisan atau karangan persuasi biasanya menggunakan kalimat-

kalimat biasanya bersifat mengajak atau mempengaruhi pembaca agar

bersikaf atau melakukan sesuatu.

Page 25: Bab II pk ta2

25

Menurut Tarigan (1994:113) karangan atau tulisan persuasi

adalah karangan yang dapat menarik minat dan dapat meyakinkan bahwa

pengalamn membaca merupakan suatu hal yang amat penting.

Keraf (2001:119) menjelaskan bahwa persuasi bertujuan

mengubah pikiran orang lain agar dapat menerima dan melakukan sesuatu

yang kita inginkan. Penulisan karangan persuasi mula-mula memaparkan

gagasan yang disertai alasan, bukti, fakta, atau contoh, kemudian diikuti

ajakan, imbauan, bujukan dan saran.

Keraf juga menjelaskan bahwa persuasi adalah suatu seni verbal

yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang

dikehendaki pembicara pada waktu sekarang atau yang akan datang.

Persuasi merupakan usaha untuk membujuk seseorang untuk dapat

mengikuti tujuan yang dikehendaki penulis tanpa paksaan seperti yang

dikatakan keraf (2011:118).

Dalam buku yang berjudul “hypnotic writting”, Vitale

menjelaskan beberapa cara untuk membujuk pembaca agar mau berpihak

pada penulis.

Menurut Vitale hypnotic writting merupakan bentuk hipnosis bangun atau

waking hipnosis(Vitale,2007:28).

Secara garis besar Vitale (2007:29) memaparkan bahwa

hypnotic writting adalah dengan sengaja menggunakan kata-kata untuk

memandu orang ke keadaan mental yang terfokus dimana mereka

cenderung membeli atau jasanya.

Page 26: Bab II pk ta2

26

2.2.3 Jenis- Jenis Karangan Persuasi

Karangan persuasi dibagi menjadi empat macam,yaitu :

a. Persuasi Politik

b. Persuasi Pendidikan

c. Persuasi Advertensi

d. Persuasi Propaganda

a) Persuasi Politik

Persusi politik yaitu karangan persuasi yang dipakai dalam bidang

politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering

menggunakan persuasi jenis ini untuk keperluan politik dan

negaranya.

b) Persuasi Pendidikan

Persuasi pendidikan yaitu karangan persuasi yang dipakai dalam

bidang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan

untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Seorang guru misalnya bisa menggunakan persuasi ini untuk

mempengaruhi anak supaya mereka giat belajar.

Seorang motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan

persuasi pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep baru

pendidikan untuk bisa dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan.

c) Persuasi Advertensi/ Iklan

Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk

memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat

persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi

Page 27: Bab II pk ta2

27

kenal,senang ,ingin memiliki, beruasaha untuk memiliki barang atau

jasa yang ditawarkan karena itu advertensi diberi predikat jalur

komunikasi antar pabrik dan penyalur pemilik barang.

d) Persuasi Propaganda

Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah

informasi, tentunya tujuan persuasi propaganda tidak hanya berhenti

pada penyebaran informasi saja.

Lebih dari itu dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar

mau dan sadar untuk berbuat sesuatu.

Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye , isi

kampanye biasanya berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari

kampanye adalah agar pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan

kampanye tersebut.

Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit

jantung yang disertai dengan ajakan pengumpulan dana untuk

pengobantannya.

2.2.4. Ciri- ciri Karangan Persuasi

Karangan persuasi sebagai salah satu bentuk karangan yang

bertujuan untuk membujuk dan meyakinkan pembaca, memiliki ciri-ciri

tersendiri, adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat

diubah.

b. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.

Page 28: Bab II pk ta2

28

c. Persuasi harus dapat diciptakan kesepakatan atau penyesuaian

melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.

d. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan

tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.

e. Persuasi memerlukan fakta dan data.

Karangan persuasi memiliki kekhasan tersendiri dalam tulisannya.

Berikut ini hal-hal yang terkandung dalam karangan persuasi.

a. Bertujuan mempengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan

sesuai yang diharapkan penulisnya.

b. Teks yang mengandung persuasi biasanya menggunakan segala

upaya yang memungkinkan pembaca terpengaruh.

c. Kadang-kadang menggunakan alasan yang tidak rasional.

Karangan persuasi biasanya terdapat pada iklan atau dalam tips-

tips tertentu.

d. Dalam iklan, karangan persuasi ini disebut juga persuasi

profaganda.

2.3. Metode Quantum Learning

2.3.1 Pengertian Metode Qiantum Learning

Metode adalah ragam cara yang terbaik terkombinasi

dan tersusun meliputi unsur-unsur manusia,

material,fasilitas,perlengkapan dan prosedur yang paling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran quatum (Quantum Learning and

Teaching) di mulai di super Camp, sebuah program percepatan

Page 29: Bab II pk ta2

29

berupa Quantum Learning yang ditawarkan Learning forum,

yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang

menekankan perkembangan keterampilan akademis dan

keterampilan pribadi (De Porter,1992). Metode kuantum

diciptakan berdasarkan teori pendidikan seperti Accelerated

Learning (Lozanov), Multiple Intellegences (Gardner), Neuro-

Linguistic Programing (Grinder dan Bandler), dan Cooperative

Learning (Jhonson and Jhonson).

Pada tahun 1940-an Freire sudah memaparkam konsep

pendidikan seperti itu. Keudian pada tahun 1954, George

Lozanov, seorang psikolog, melalui penelitian bahasa

menemukan bahwa bahasa dapat menghasilkan sesuatu secara

cepat jika berada dalam suatu kondisi ntara sadar dan tidak sadar.

Hasilnya jika anak belajar menghitung dengan metode Lozanov

dapat menjadi seratus kali sebih cepat jika dibandingkan

hitungan biasa. Metode lozanov dinamakan pendekatan

Sugetopedia karena memanfaatkan sugesti dalam

pembelajarannya. Kemudian, Bobbi De Porter mengembangkan

konsep sugestopedia melalui berbagai penelitian sehingga

menyodorkan konsep Quantum Learning.

Quantum Learning (QL) merupakan metode

pendekatan belajar yang bertumpu dari metode Freire dan

Lozanov. Quantum Learning(QL) mengutamakan percepatan

Page 30: Bab II pk ta2

30

denga cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri

dalam penguasaan diri.

Menurut Quantum Learning (QL) bahwa proses belajar mengajar

adalah fenomena yang kompleks segala sesuatunya dapat berarti

setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi dan sampai sejauh

mana guru mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan

pengajaran maka sejauh itulah proses belajar mengajar

berlangsung. Hubungan dinamis dalam lingkungan kelas

merupakan landasan dan kerangka untuk belajar (De Porter,

1999kuantum :2001).

Pendekatan kuantum merupakan petunjuk spesifik

untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang

kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.

Metode kuantum adalah merubah bermacam-bermacam

interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar

dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses

belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik,

mewarnai lingkungan sekeliling, menyususn bahan pengajaran

yang sesuai,cara efektif pembelajaran, dan keterlibatan aktif

siswa dan guru. Asas digunakan adalah bawalah dunia mereka

kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.

Ada lima prinsip yang mempengaruhi seluruh aspek

metode kuantum prinsip tersebut adalah (1) Segalanya berbicara,

(2) Segalanya bertujuan, (3) Pengalaman sebelum pemberian

Page 31: Bab II pk ta2

31

nama, (4) Akui setiap usaha, (5) jika layak dipelajari, layak juga

dirayakan. Komteks adalah latar untuk pengalaman

pembelajaran. Konteks dianggap sebagai suasana yang mampu

memperdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang

mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis, sedangkan isi

berkaitan dengan penyajian yang prima, fasilitas yang luwes,

keterampilan belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup.

2.3.2 Langkah Pengajaran Karangan Persuasi dengan

Pendekatan Metode Quantum Learning (QL).

Faktor eksternal yang dapat menunjang keberhasilan

siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis p diantaranya

adalah guru dan lingkungan kelas. Guru dituntut untuk kretif

memilih metode dan pembelajaran yang cocok. Saat ini banyak

sekali metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru.

Salah satunya penulis mencoba menerapkan metode Quantum

Learning dalam pembelajaran menulis karangan persuasi.

Kerangka pembelajaran Quantum Teaching diantaranya dengan

akronim TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Metode pembelajaran

ini aman dan menyenangkan serta cocok diterapkan diberbagai

macam pelajaran, termasuk juga pada pelajaran bahasa dan sastra

indonesia, pada materi keterampilan menulis karangan persuasi

Adapun lanhkah-langkah dalam aplikasi teknik TANDUR

dalam pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut:

Page 32: Bab II pk ta2

32

1. T (Tumbuhkan)

Siswa dikondisikan untuk mempersipakan diri untuk

mengikuti pelajaran dengan Tumbuhkan minat dari siswa dan

motivasi dari guru bahwa keterampilan menulis karangan

merupakan materi yang benar-benar bermanfaat bagi kehidupan

mereka. Adapun manfaat yang didapat diantaranya adalah

membantu kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan

buadaya, mengembangkan cipta dan rasa, menunjang pembentukan

watak dan melatih parasiswa untuk menjadi manusia yang kratif dan

dapat menunjang menjadi manusia seutuhnya nantinya. Setelah

sadar akan manfaat yang diperolehnya diharapkan siswa benar-

benar termotivasi dan bergairah dalam mengikuti pembelajaran

yang akan dilaksanakan. Hal ini adalah memperkenalkan penyair-

penyair yang sukses seperti W.S Rendra dan Chairil Anwar.

2. A (Alami)

Langkah berikutnya adalah Alami (praktik menulis karangan

persuasi). Guru meyakinkan bahwa menulis karangan persuasi itu

mudah dengan membuka mata siswa bahwa banyak hal dan tema

yang banyak di angkat menjadi sumber inspirasi diantaranya dari

data dan fakta yang mereka miliki, misalnya produk yang bisa

mereka promosikan sebagai iklan, dari informasi lainnya. Pada

tahap ini guru mengarahkan untuk membuka skemata siswa

mengenal secara umum hal yang berkaitan dengan karangan

persuasi, misalnya pengertian karangan persuasi, ciri-ciri karangan

Page 33: Bab II pk ta2

33

persuasi, jenis-jenis karangan persuasi dan disampaikan dengan

memancing siswa dalam bentuk tanya jawab.

Sebelum siswa praktik, guru menetukan alokasi waktu dan

tema karangan persuasi yang akan ditulis siswa tetapi hal ini

sebaiknya guru memberi kebebasan dalam menentukan tema agar

lebih variasi dan tidak merasa dibatasi dalam berkarya. Tempat

yang mereka anggap nyaman, misalnya dibawah pohon rindang, di

halaman atau ditaman sekolah sehingga siswa bebas mengamati

alam. Sedangkan guru tetap mengawasi dan mengontrol kegiatan

siswa.

3. N (Namai)

Setelah siswa praktik menulis karangan persuasi, kemudian guru

mengarahkan para siswa untuk mengenal karangan persuasi dan

menamai jenis-jenis karangan persuasi yang telah mereka tulis.

Misalnya tentang unsur-unsur yang ada dalam karangan persuasi,

baik itu unsur bangun struktur maupun lapis makna. Pada langkah

ini (Namai) guru mengarahkan siswa untuk mengenal lebuh dalam

unsur karangan persuasi , yaitu tujuan, bahasa yang digunakan harus

berupa anjuran dan ajakan yang bisa mempengaruhi pembaca.

dan variasi pilihan kata yang dapat memperindah karangan

persuasi . Dengan demikian siswa dapat mengenal dan menamai

bagian-bagian karangan persuasi karya mereka sendiri, sehingga

dapat memperkaya pengetahuan mereka dan dapat dijadikan bekal

untuk membenahi karangan persuasi yang telah mereka tulis.

Page 34: Bab II pk ta2

34

4. D (Demonstrasikan)

Langkah berikutnya yaitu demonstrasikan. Prinsip

demonstrasikan di sini yaitu sediakan kesempatan bagi siswa untuk

menunjang bahwa mereka tahu. Kemampun mereka mengenal

bagian-bagian karangan persuasi dan teknik penulisan yang baik

dapat dijadikan bekal bagi mereka untuk membenahi karangan

persuasinya.

Setelah membenahi, berilah kesempatan siswa untuk

menunjukan karyanya dengan membacakan hasil karya nereka

didepan kelas, ditempelkan dimajalah dinding sekolah, atau kalau

memungkinkan dikirim ke media sehingga menimbulkan rasa puas

dan bangga penulisnya.

5. U (Ulangi)

Ulangi apa yang telah dilakukan. Misalnya guru mengulang

kembali materi yang telah disampaikan pada siswa, diantaranya

tentang pengertian karangan persuasi, jeni-jenis karangan persuasi,

ciri-ciri karangan persuasi, bahasa yang dipergunakan dalam

karangan persuasi. Upaya mengulang kembali ini diharapkan agar

materi yang telah disampaikan guru benar-benar melekat pada

siswa.

6. R (Rakyat)

Akhiri setiap proses pembelajaran dengan me-rayakan-nya,

prinsip dari rayakan yaitu, “Jika layak dipelajari, maka layak pula

Page 35: Bab II pk ta2

35

dirayakan”. Bagaimanapun bentuk karangan persuasi karya siswa,

Guru tidak dibenarkan mencela atau merendahkan karya siswa.

Jika memang karangan persuasi karya siswa kurang menarik

dan guru akan memberi saran pada siswa, maka guru harus

pamengungkapkan agar siswa tidak tersinggung bahkan harus

lebih memotivasi untuk perkembangan dalam pembuatan

karangan persuasi selanjutnya. Penghargaan atas karya siswa

dapat dilakukan dengan cara, misalnya dengan memilih karangan

persuasi terbaik, karangan persuasi terpfavorit, memberi pujian

dengan mengucapkan jempol, tepuk tangan, dan mengucap

kata”Sip! Hebat! Bagus! Cerdas! Pintar! Luar biasa!” atau

mengajak siswa untuk saling memberi ucapan selamat atas apa

yang telah dilakukan maupun merayakan dan2.8 Menulis

Karangan Persuasi dengan Pendekatan Quantum Learning

Karangan Persuasi merupakan bentuk ekspresi yang

dominan dalam sastra. Dominasi itu bukan hanya karena bentuk

syairnya yang mudah di hapal, tapi juga karena memang penuh

arti dan sangat digemari oleh mereka yang berpikir dalam tujuan

pengajaran sastra adalah untuk mencapai kemampuan apresiasif

kreatif yang menjadi tujuan pengajaran itu. Dalam metode

pengajaran sastra, Rahmanto menegaskan bahwa karangan

persuasi pada dasarnya adalah bentuk himbauan, ajakan dan

ujaran ,yang mengajurkan pembacanya untuk dapat terpengaruh

tanpa terkesan memaksa.

Page 36: Bab II pk ta2

36

Pembelajaran keterampilan menulis karangan

persuasi akan banyak bermanfaat bagi siswa, diantaranya untuk

membantu kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan.

Banyak siswa yang beranggapan bahwa mereka tidak

berbakat dalam menulis karangan persuasi dikarenakan tidak

tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan persuasi .

kemampuan menulis karangan persuasi sebenarnya hanya butuh

keuletan dan konsistensi penulis. Berhasil dan tidaknya proses

pembelajaran ditentukan oleh banyak hal, selain faktor internal

(bakat, minat), faktor eksternal (lingkungan) pun menjadi faktor

penentu, termasuk dalam belajar menulis karangan persuasi,

penggunaan pendekatan Quantum Learning .

Solusi yang efektif dalam pembelajaran menulis karangan

persuasi.

2.3.3. Kriteria Memilih Model Pembelajaran

Setiap siswa tentunya memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda,baik

sikap, gaya belajar, maupun kemampuannya dalam menerima pembelajaran

menjadi suatu kewajiban bagi seorang guru untuk menentukan dan memilih media

yang tepat dalam pembelajaran.

Sudjana dan Rivai (2005:3) memilih model pengajaran dengan

memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran,artinya media pengajaran dipilih

atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan.

Page 37: Bab II pk ta2

37

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran,artinya bahan pelajaran yang

sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan

media agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

2.3.4. Kelebihan Metode Quantum Learning (QL)

Pembelajaran Quantum Lerning menekankan perkembangan akademis

dan keterampilan.

Dengan metode Quantum Learning ternyata siswa-siswa mendapat

nilai yang baik.

Siswa lebih banyak berpartisifasi dan merasa lebih bangga akan hasil

karya mereka sendiri

Dalam pembelajaran Quantum Lerning pendidik mampu menyatu dan

membaur pada dunia pendidikan sehingga pendidik lebih bisa

memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa

untuk mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajar

mengajar yang lebih menyenangkan.

Penyajian materi pelajarannya secara alami merupakan proses belajar

yang paling baik, yaitu ketika siswa telah mengalami informasi

sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari

sehingga siswa berada pada zona nyaman untuk kemudian sedikit demi

sedikit melakukan penjelajahan sesungguhnya yaitu kegiatan belajar

itu sendiri.

Pada pembelajaran Quantum Learning (QL) objek yang menjadi tujuan

utama adalah siswa, makadari itu guru mengupayakan berbagai

interaksi dan menyingkirkan hambatan dengan cara yang tepat agar

siswa belajar secara mudah dan alami.

Page 38: Bab II pk ta2

38

2.3.5 Kelemahan Metode Quantum Learning (QL)

a. Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih

khusus.

b. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang

cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.

c. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, menuntut situasi dan

kondisi serta waktu yang lebih banyak.